3. SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
3.1. SISTEM DISTRIBUSI
Secara garis besar Sistem Distribusi Tenaga Listrik terdiri dari :
a. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
b. Gardu Distribusi (GD)
c. Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
d. Sambungan Pelayanan dan Alat Pengukur dan Pembatas (APP)
JTM berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dengan tegangan 20 KV
mulai dari sekunder Gardu Induk atau Trafo Step Up di Pembangkit
kecil hingga ke Gardu-gardu Distribusi atau pelanggan TM.
Gardu Distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah 20 KV
melalui Trafo Distribusi menjadi tegangan rendah 220/380V.
JTR berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik ke konsumen TR dengan
tegangan 220/380 V.
Sambungan Pelayanan berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari
JTR ke pelanggan TR hingga APP di rumah pelanggan.
APP dipasang di rumah pelnggan berfungsi untuk mengukur pemakaian
energi dan dan membatasi penggunaan daya sesuai kontrak pelanggan
dengan PLN.
Jadi secara urut Sistem Distribusi alurnya adalah :
Gardu Induk ( JTM ( Gardu Distribusi ( JTR ( SP + APP
3.1.1. Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Jaringan Tegangan Menengah secara umum fisik hantarannya dikelompokkan
atas:
a. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
b. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
A. Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM )
SUTM adalah sarana untuk menyalurkan daya listrik yang dipasang
diudara dan ditempatkan diatas tiang dengan cara dan konstruksi
tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.
Bagian2 Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM )
Bagian utama peralatan SUTM adalah :
Penghantar (Conductor)
Isolator
Tiang
Travers / Cross Arm
Perlengkapan (Asesories)
a. Konduktor
Konduktor berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari satu
bagian instalasi kebagian instalasi lain.
Konduktor yang digunakan sebagai penghantar untuk Saluran Udara
harus mempunyai sifat antara lain :
– Mempunyai konduktifitas atau daya hantar yang tinggi
– Mempunyai kekuatan tarik yang tinggi
– Mempunyai berat jenis yang rendah
– Mmempunyai fleksibilitas yang tinggi
– Tidak rapuh
– Harga murah
Bahan yang digunakan sebagai konduktor untuk pemasangan Saluran
Udara Tegangan Menengah ( SUTM ) ialah :
– Tembaga (sudah jarang digunakan karena harganya mahal
sehingga sekarang digantikan dengan A2C/ A3C )
– Aluminium ( A2C = All Aluminium Conduktor )
– Aluminium campuran ( A3C = All Aluminium Alloy Conductor )
– Aluminium berinti baja (ACSR= Alluminium Conductor Steel
Reinforce), hanya digunakan dalam hal tertentu, bentangan
panjang, melintas sungai)
Perbandingan sifat penghantar Cu, A2C dan A2C dapat dilihat
daritabel berikut.
TABEL 1
"Jenis "Tahanan jenis"Kekuatan tarik "Berat "
"penghantar "( Ohm - mm²/m"putus "jenis "
" ") "( Kg/mm² ) " "
"Tembaga "0,0175 " "8,96 "
" " "40 " "
"Almunium A2C "0,0297 " "2,7 "
" " "20 " "
"Almunium "0,036 " "2,72 "
"campuran A3C" "35 " "
b. Isolator
Fungsi utama isolator adalah :
– Untuk menyekat/ mengisolasi penghantar dengan tanah dan
antara peng hantar dengan penghantar.
– Untuk memikul beban mekanis yang disebabkan oleh berat
penghantar tetap (tidak berubah )
– Untuk menjaga jarak antara penghantar tetap ( tidak berubah
)
Sesuai fungsi diatas dan penempatannya yang berada diruang
terbuka maka suatu isolator harus mempunyai sifat ;
– Mempunyai tahanan jenis yang tinggi
– Mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi
– Sifat-sifat diatas tidak berubah oleh perubahan
suhu,siraman air,kelembaban,sinar matahari,polaritas
listrik.
– Bila mengalami loncatan listrik (flash over) tidak akan
meninggalkan jejak (cacat)
Isolator yang biasa digunakan untuk Saluran Udara Tegangan
Menengah dibedakan atas :
– Porselin yang diglazur dengan warna coklat atau putih
– Gelas
Menurut bentuknya isolator untuk Saluran udara Tegangan Menengah
dibedakan atas :
Isolator pasak /tumpu atau isolator pin
Untuk pemasangannya harus dilengkapi dengan kaki pin/pasak
yang disekrupkan pada suatu katup (cap,thimble) yang dicor
pada bagian bawahannya.
Isolator ini mempunyai kekuatan mekanis yang rendah
digunakan pada :
– Tiang tumpu (lintasan lurus)
– Tiang dengan sudut kecil
Isolatur gantung (suspension insulator)
Isolator gantung terdiri atas piringan-piringan isolator yang
dapat saling dihubungkan,jumlah piringan tergantung pada
kebutuhan isolator karena tegangannya.
Cara penggabungan piringan-piringan isolator dilakukan
dengan 2 cara :
– Cara ball and socket
– Cara clevis
Isolator gantung dapat digunakan sebagai :
– Isolator penggantung untuk pemasangan pada system
suspensi
– Isolator tarik pada pemasangan dengan cara rigid dan
suspensi
Isolator tarik (strain insulator)
Digunakan untuk menahan gaya kawat dipasang pada tiang-tiang
:
– Tiang awal/akhir
– Tiang sudut
– Tiang penegang/tarik
Isolator batang panjang (long rod insulator)
Dipakai ditempat dimana tingkat polusi akibat pengotoran
udara karena debu dan garam banyak terjadi
Isolator post saluran (line post insulator)
Mempunyai juga pasak seperti pada pin isolator
Isolator telur (egg insulator)
Digunakan untuk mengisolasikan kawat tambat logam bilamana
tiang atau kawat tambat tidak cukup dibumikan.
c. Tiang Listrik
Tiang listrik berfungsi untuk menompang konduktor, isolator dan
alat pelengkap lainnya, sehingga dapat diperoleh jarak yang aman
antara konduktor dengan makhluk hidup dan bangunan.
Tiang listrik harus mempunyai sifat antara lain :
– Mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi
– Mempunyai umur yang panjang.
– Mudah dan murah pemeliharaannya.
– Tidak terlampau berat.
– Mempunyai harga yang murah.
– Berpenampilan yang menarik.
– Mudah dipasang dan dicabut kembali.
Tiang beton
Tiang untuk Saluran Udara Tegangan Menengah dapat berupa
tiang kayu yang diawetkan, tiang baja ataupun tiang beton.
Penggunaan tiang kayu telah dibatasi dan dihilangkan. Tiang
beton memang lebih menguntungkan dalam jangka panjang karena
mempunyai umur panjang/tidak berkarat dan dapat dikatakan
tidak memerlukan pemeliharaan.
Kelemahannya, rapuh (mudah pecah/patah), berat, pengangkutan,
penanganan, pemindahan sulit dibandingkan tiang baja.
Tiang beton untuk tiang listrik mempunyai 2 bentuk :
– Bentuk bulat
– Bentuk H
Tiang ini tidak berbentuk pejal/massif akantetapi berongga
ditengahnya.
Tiang Baja
Untuk lokasi-lokasi yang pengangkutannya sulit dan mahal,
penggunaan tiang baja lebih disukai, Ada berbagai tipe tiang
baja mulai dari panjang 8 m s/d 16 m dan kekuatan mulai dari
100 DAN s/d 1200 DAN.
Kekuatan tarik yang bekerja pada tiang tergantung kepada :
Posisi tiang apakah sebagai :
– Tiang akhir/awal
– Tiang sudut
– Penyangga/tumpu
– Tiang perenggang
Penghantar
– Berat (panjang,jenispenghantar)
– Cuaca
B. Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah( SKTM ).
UMUM .
Kabel adalah satu atau beberapa bagian kawat yang
diisolasikan, sehingga tahan terhadap tegangan tertentu antara
satu penghantar dengan penghantar lainnya,maupun dengan
penghantar dengan tanah dan dibungkus suatu pelindung
,sehingga terhindar dari pengaruh-pengaruh garam-garam tanah
dan bahan kimia yang berada dalam tanah.
Adapun bahan-bahan isolasi yang paling banyak digunakan dewasa
ini adalah kertas PVC,PE dan XLPE.
Dalam jaringan distribusi yang merupakan bagian dari system
penyaluran tenaga listrik terhadap peralatan-peralatan yang
menunjang kelangsungan penyaluran daya, semua komponen
termasuk kabel tanah untuk system distribusi bawah tanah harus
mampu beroperasi walaupun semuanya terendam dalam air, baik
untuk sewaktu-waktu ataupun untuk beberapa tempat terus-
menerus,
karena itu diperlukan suatu persyaratan dan system isolasi
yang kusus untuk melindungi peralatan dari kelembaban.
Keuntungan penggunaan kabel tanah dibandingkan dengan jaringan
udara, adalah :
Tidak tampak, sehingga tepat untuk digunakan dikawasan
perkotaan yang menuntut estitika lebih tinggi.
Lebih aman dari bahaya tegangan sentuh.
Sedangkan kerugiannya, adalah :
Sulit dalam pengusahaannya, misalnya ; bila terjadi
gangguan.
Harga kabel dan keseluruhan lebih mahal.
Konstruksi dan bahan-bahan kabel TM – 20 KV
Bagian – bagian kabel :
Bagian utama dalam hantaran yang berisolasi ialah bagian yang
harus ada (dimiliki) oleh kabel tenaga yaitu :
Hantaran (Conductor)
Isolator (Insulation)
Tabir (screen)
Selubung (Sheath)
Sedangkan bagian pelengkap ialah bagian yang hanya melengkapi
kabel jika diperlukan untuk memperkuat/memperbaiki sifat-sifat
kabel atau untuk melindungi kabel, bagian-bagian tersebut
adalah :
Bantalan ( Bedding )
Perisai ( armor )
Bahan pengisi (filler )
Sarung kabel ( Serving )
~ Penghantar
Sebagai bahan penghantar yang digunakan adalah ;
Tambaga
Lamunium
~ Isolasi
Sebagai bahan isolasi yang digunakan adalah :
Isolasi Thermoplastik PVC ( Polyvinyl Ohloride )
Isolasi Elastomerio XLPE ( Cros Link Poly Ethylene )
~ Lapisan pembungkus Inti
Lapisan ini digunakan untuk mengisi celah-celah inti kabel
untuk kabel berinti banyak. Bahan yan digunakan adalah :
Ekstrusi bahan kompon yangelastik atau plastic.
Pelilitan pita yang sesuai dengan suhu kerja bahan
isolator.
~ Perisai
Fungsi dari perisai ini adalah sebagai pelindung kabel
terhadap gaya mekanis pada waktu pemasangan dan selama
kabel ditanam serta dioprasikan.
Bentuk perisai kawat bulat atau kawat pipih (pita), terbuat
dari :
Baja yang di galvanisasi
Alminium gabungan
~ Selubung luar ( sarung kabel )
Selubung luar terdiri dari bahan termoplastik. Nilai rata-
rata dari tebal isolasi tidak boleh kurang dari nilai
nominalnya.
Walau demikian tebal selubungnya luar yang diukur disuatu
titik tertentu bolrh kutang sebanyak maksimum 0,2 mm + 2 %
dari nilai nominalnya.
Kontruksi kabel XLPE
Untuk Distribusi tegangan 20 KV
Penandaan kabel.
a) Penandaan pada kabel
Pada permukaan selubung luar kabel harus diberi tanda
dengan cetak tinta atau cetak timbul yang jelas dan tidak
mudah terhapus, dengan jarak antara tidak lebih dari 50 cm.
Penandaan sekurang-kurangnya adalah :
– Tanda pengenal produsen (logo).
– Tanda Standart SPLN 43.
– Kode pengenal jenis kabel.
– Tegangan pengenal.
– Jumlah inti dan penampang penghantar.
– Tanda pengenal badan penguji.
b) Penandaan pada kemasan.
Pada setiap kemasan harus tercantum keterangan yang jelas,
mudah terbaca dan tidak mudah terhapus. Keterangan ini
sekurang-kurangnya adalah :
– Tanda pengenal produsen (logo).
– Tanda Standart SPLN 43.
– Kode pengenal.
– Tegangan pengenal.
– Jumlah inti dan penampang penghantar.panjang kabel
dalam meter.
c) Kode Pengenal.
Kode Huruf Komponen
N Kabel jenis standar,dengan tembaga sbg penghantar
Na kabel jenis standar, dgn aluminium sbg penghantar
Y Isolasi atau selubung PVC
2X solasi XLPE
F Perisai kawat baja yang digalvanis berbentuk pipih
untuk kabel berinti banyak atau perisai kawat
alumunium bulat untuk kabel berinti tunggal
R Perisasi kawat baja yang digalvanis berbentuk bulat
untuk kabel berinti banyak, atau perisai
kawat aluminium bulat untuk kabel berinti
tunggal
B Perisai pita baja untuk kabel berinti banyak atau
perisai pita aluminium untuk kabel berinti
tunggal
Gb Spiral pita baja yang digalvanis untuk kabel berinti
banyak
Spiral pita aluminium untuk kabel berinti tunggal
C Penghantar tembaga konsentris
re Penghantar padat bulat
rm Penghantar dipilin bulat
sm Penghantar dipilin berbentuk sector
O kabel dengan bentuk pengenal warna inti tanpa hijau
kuning
I Kabel dengan sistem pengenal warna inti hijau kuning
CONTOH : kabel NYFGBY - 0 4 x 120 sm 0,6/1 KV
Menyatakan suatu kabel tanah berisolasi dan
berselubung PVC, berperisai kawat baja
digalvanis, berinti empat tegangan pengenal
0,6/1 KV berpenghantar tembaga dipilin bentuk
sector,
Dengan luas penampang 120 mm dengan system
pengenal inti tanpa hijau kuning perisainya
terdiri dari kawat baja pipih dengan spiral
baja .
Selubung luar
Tanda badan penguji
Kode pengenal
tanda standar
jarak penandaan
tanda penganala Teg
pengenal
preodusen
jumlah inti & luas penamp. penghantar
SPLN 43 produsen III 3x 16mm2 0,6 / 1 kv LMK
Contoh :
N2XS 1 x 150 rm/25 12/20 KV
Menyatakan suatu kabel berinti tunggal , untuk tegangan
nominal 12/20 KV, berisolasi XLPE, berpenghantar tembaga
dipilin bulat berkawat banyak luas penampang 150 mm²,
lapisan tembaga dengan luas penampang nominal 25 mm² dan
berselubung PVC.
NA2XSEFGby 3 x 150 cm/25 12/20 KV
Menyatakan suatu kabel berinti tiga untuk tegangan
nominal 12/20 KV,berpenghantar almunium dengan luas
penamapang 150 mm² dipilin bulat dipadatkan, berisolasi
XLPE, lapisan tembaga pada masing-masing inti dengan
luas penampang total 25 mm²,berperisai kawat baja pipih
yang digalvanisasikan dan berselubung PVC.
N2XSY 3 x 185 rm/25 12/20 KV
Menyatakan suatu kabel berinti tiga untuk tegangan
nominal 12/20 KV, berpenghantar tembaga dengan luas
penampang 185 mm² dipilin bulat berkawat banyak,
berisolasi XLPE, lapisan tembaga pada bagian luar
susunan inti dengan luas penampang 25 mm², berpenghantar
PVC.
NFA2XSEY 3 x 70 rm/16 + 50 rm 12/20 KV
Menyatakan suatu kabel dipilin berinti tiga dan
bergantung,untuk tegangan nominal 12/20 KV,berpenghantar
aluminium dengan penampang 70 mm² dipilin bulat berkawat
banyak, berpenghubung baja dengan luas penampang 50 mm²
dipilin bulat berkawat 7 buah, berisolasi XLPE,lapisan
tembaga pada masing-masing inti dengan luas penampang 16
mm², berselubung PVC pada masing-masing inti dan dipilin
mengelilingi penggantung.
Prosedur Pemasangan SKTM
a) Sebelum kabel digelar, harus diperhatikan ukuran-ukuran
penggelaran SKTM sebagai berikut :
Periksa kedalaman dan lebar galian.
Dalam hal pada galian tersebut sudah ada
instalasi lainnya (Pipa PAM, Kabel talepon , kabel
PLN lainnya dan perhatikan jarak-jarak minimum dan
pembatas, dengan kabel SKTM yg akan digelar ).
Pada belokan ,perhatikan apakah radius belokan
kabel masih memenuhi per saratan.
.
Periksa alat penggelar kabel,sudah lengkap atau belum
antara lain jumlah dan kondisi rol kabel.
Teliti bahan-bahan atau material pengaman sudah
lengkap atau belum ; antara lain Pasir,batu dan / batu
pengaman.
Periksa jumlah tenaga manusia penarik kabel (bila
tidak digunakan mesin penarik) idealnya setiap 3 m
dipersyaratkan 1 orang penarik.
Periksa kondisi kabel,haspel : bila perlu sebelum dan
sesudah kabel tergelar, di ukur tahanan isolasinya
terlebih dahulu.
b) Setelah kabel tergelar:
Periksa pemasangan timah lebel (setiap 6 m harus
dipasang timah label)
Periksa ulang ketebalan pasir dibawah dan diatas
kabel
Pada penggunaan kabel yang melebihi 300 m dan
memerlukan penyambungan harus diperhatikan,over lapping
kabel (minimal 50 cm), dan seling yang diperlukan
sebagai spare bila dikemudian hari terjadi kegagalan
pada kotak sambung bersangkutan.
Perhatikan saat pengurukan kembali kabel pada bekas
galian ex jalan /kendaraan umum seperti keadaan semula.
Bila keadaan memungkinkan,sesuai persyaratan
perhatikan pemasangan potol pengaman. Sebuah
aktifitas sebelum dan sesudah pergelaran (perbaikan
bekas galian) harus dituangkan dalam berita acara yang
di tanda tangani pengawas kostruksi SKTM dan kontraktor.
3.1.2. Jaringan Distribusi Tegangan Rendah ( JTR )
Saluran Udara Tegangan Rendah ( SUTR )
Jaring distribusi tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga
listrik mulai dari sisi sekunder transformator distribusi sampai
dengan alat pengukur pembatas konsumen.
Jaring distribusi tegangan rendah ini disebut juga jaringan distribusi
sekunder.
Bagian distribusi sekunder terdiri dari :
– Sisi sekunder transformator distribusi.
– Kabel sekunder transformator distribusi.
– Perangkat hubung bagi tegangan rendah (PHBTR).
– Kabel TR antara PHBTR dengan SUTR.
– Saluran udara tegangan rendah.
– Sambungan pelayanan.
Konstruksi Saluran (Jaringan Distribusi) Tegangan Rendah terdiri dari
2 macam, yakni pada penggunaan :
Penghantar telanjang (berupa CU, A3C, A2C).
Kabel pilin berisolasi (Twisted insulated cable).
. Peralatan SUTR dengan kawat telanjang
Ada 3 macam peralatan utama yang digunakan untuk konstruksi SUTR
dengan kawat telanjang yaitu :
- Penghantar .
- Isolator .
- Tiang listrik
– Penghantar
Penghantar yang digunakan untuk SUTR dapat berupa tembaga (BC), A2C
ataupun A3C.
Besarnya penampang yang digunakan tergantung kepada besar arus
beban yang akan dialirkan.
Penampang kawat yang digunakan dan besar arus untuk masing-masing
penghantar dapat dilihat dari table .
Untuk sistem 3 phasa jumlah penghantar ada 4 masing-masing untuk
phasa R, phasa S , phasa T dan Netral.
– Isolator
Isolator untuk udara saluran tegangan rendah mempunyai fungsi yang
sama dengan isolator untuk saluran tegangan menengah.
Biasanya terbuat dari porselin atau gelas.
Ada 2 macam isolator untuk SUTR yaitu :
~ Isolator tumpu.
~ Isolator tarik.
Isolator tumpu dipasang pada tiang tumpu / tangga.
Gaya yang bekerja pada isolator ini hanya disebabkan oleh gaya
karena berat kawat, sedangkan gaya tarik yang diakibatkan oleh
tarikan kawat kecil atau nol.
Pada isolator tarik, yang bekerja pada isolator tersebut tidak
hanya gaya yang disebabkan oleh berat penghantar tetapi juga gaya
yang diakibatkan oleh tarikan kawat. Isolator tarik dipasang pada
tiang akhir, tiang persimpangan.
– Tiang
Tiang untuk SUTR dapat berupa tiang baja, tiang beton ataupun tiang
kayu yang diawetkan yang disebut terakhir ini sudah jarang
digunakan.
Ukuran yang digunakan disesuaikan dengan standart masing-masing
unit dan umumnya digunakan ukuran dengan tingg : 9 m.
. Ketentuan pemasangan SUTR kawat telanjang.
Konstruksi yang digunakan dapat berbentuk horizontal, segitiga
ataupun vertical.
Untuk sistem 3 phasa terdiri 4 kawat. Bila dipergunakan
pemasangan PJU (Penerangan Jalan Umum) ditambah lagi 1 kawat atau
2 kawat bila dikehendaki kawat netral yang tersendiri.
Kawat netral di ke tanahkan di beberapa titik (tergantung
standart yang digunakan ) dan harus dibuat agar harga tahanan
pentanahan serendah mungkin.
Jarak minimal antara phasa-phasa dan phasa palang selang
diperlihatkan dalam table (setelah diperhitungkan factor angin,
andongan ).
Jarak antara 2 titik tiang 9 m maksimum 45 m.
Pemilihan tiang dan jenis isolator yang digunakan pada tiang
ditentukan oleh posisi dan fungsi tiang, apakah sebagai tiang
awal, tiang tumpu dan sebagainya.
Bila suatu tiang mengalami gaya tarik yang besar, untuk
memperkuat posisi tiang disamping menggunakan pondasi yang kuat
dapat diperkuat dengan :
~ Kawat Tarik / skhoer.
~ Tiang sangga/ penopang
Perlu ditambahkan pemasangan kawat tarik berlaku juga untuk
jaringan SUTM dan SUTR dengan kabel pilin, bila pondasi yang ada
tidak memadai untuk menahan gaya tarik.
Tabel Jarak Minimum Konduktor
" " " "JARAK KONDUKTOR "
"TEGANGAN KERJA "JARAK "JARAK "DENGAN PALANG "
" "VERTIKAL "HORIZONTAL "SELANG "
"400/230 V 45m "46 cm "38 cm "15 cm "
"Span " " " "
"400/230 V 60m "61 cm "46 cm "23 cm "
"Span " " " "
"11,6 KV "76 cm "115 cm "31 cm "
"20 KV "91 cm "137 cm "46 cm "
"33 KV "122 cm "153 cm "61 cm "
Peralatan penggantung yang digunakan disesuaikan dengan lokasi /
posisi tiang sebagai berikut:
- Tiang saluran digunakan tipe penggantung.
- Tiang sudut kecil digunakan tipe penggantung.
- Tiang sudut besar (25 s.d 45 derajat) digunakan tipe sudut besar.
- Tiang sudut siku digunakan 2 buah sistem ujung (ujung mati dan
ujung pengatur ).
- Tiang bentuk T digunakan 3 buah sistem ujung (2 buah ujung mati dan
1 buah ujung pengatur dan sering juga digunakan 1 penggantung dan 1
ujung mati).
- Tiang ujung digunakan sistem ujung pengatur.
- Tiang awal digunakan sistem ujung mati.
- Sambungan kabel pilin dengan kawat telanjang digunakan tipe
penggantung atau sistem ujung pengatur/mati.
Konstruktur masing-masing bentuk diatas dapat dilihat dalam gambar
konstruksi.
Pentanahan kawat netral dilakukan dengan menghubungkan penghantar
netral kebeberapa pentanahan tembaga atau alumunium, dan dilindungi
secara mekanis.
Besar penampang ditentukan oleh standart yang digunakan oleh wilayah.
Ketentuan Pemasangan Kabel Udara Pilin.
Peralatan utama yang digunakan untuk pemasangan saluran kabel tegangan
rendah ialah :
- Kabel pilin (twisted cable).
- Peralatan penggantung.
- Tiang.
Kabel pilin yang digunakan untuk JTR berupa 3 inti kabel berisolasi
XLPE atau thermoplastic sebagai pengahantar phasa dan satu inti yang
berfungsi sebagai netral dan juga sebagai kawat penggantung.
Penghantar phasa dapat berupa tembaga, atau aluminium/campuran,
sedangkan kawat netral/ bisa dibuat aluminium campuran kawat baja.
Penampang yang biasa digunakan untuk kabel udara JTR ialah ukuran :
2
3 × 35 mm + N
2
3 × 50 mm + N
2
3 × 70 mm + N
Untuk menandai urutan phasa, kabel phasa diberi kode 1, 2, 3 atau
berupa garis yang jumlahnya sesuai dengan urutan phasa.
Ada kabel pilin yang dilengkapi dengan penghantar untuk penerangan
jalan umum dan biasanya menggunakan penghantar ukuran : 2 × 16
mm2.
Peralatan penggantung yang digunakan untuk memasang kabel pilin pada
tiang mempunyai beberapa bentuk, tergantung posisi tiang yang akan
digunakan.
Macam peralatan penggantung itu adalah :
Type penggantung (line suspension, suspension assembly).
Type sudut besar (large angle assembly).
Type sistem ujung (dead end assembly) : Ujung mati dan ujung
pengatur
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah - Kabel Tanah
Berfungsi : untuk menyalurkan tenaga listrik mulai sisi sekunder
trafo sampai alat pembatas dan pengukur konsumen.
Bagian Jaring Distribusi Skunder terdiri dari :
- Perlengkapan Hubung Bagi TR .
- Kabel Tegangan Rendah
- Kotak Hubung Bagi TR Percabangan .
- Sambungan Pelayanan .
Ketentuan Pemasangan Perlengkapan Hubung Bagi - TR
a. Perlengkapan Hubung Bagi TR (PHB – TR) terbuat dari bahan plat
dengan ketebalan 3 mm, dilengkapi dengan :
– engsel 2 (dua) buah
– 1 (satu) buah pintu,
– lampu indikator penunjuk phasa,
– lampu pijar penerangan didalam panel,
– lobang ventilasi di sisi-sisinya
– dan kunci lips.
Komponen Perlengkapan hubung Bagi TR (PHB-TR) terdiri dari :
- In coming : - 3 buah HRC Fuse …… Amp. Base …… A.
- 1 buah main switch triple pole (3 phase) ….. A.
- Busbar /rel ukuran : …… × …… mm.
- Out going : - …….bh HRC fuse ….. Amp. Base ….. Amp.
b. Patok pelindung dipasang 75 cm dimuka panel box, sebanyak 3 buah
untuk tiap lokasi Panel box .
Tinggi patok pelindung 50 cm diatas permukaan tanah dan 50 cm
ditanam didalam tanah.
Terbuat dari pipa galvanis diameter 2" yang diisi semen cor sampai
atas dan permukaannya cembung.
Patok tersebut dicat belang-belang mendatar dengan warna hitam-
kuning dan seterusnya.
c. Perlengkapan hubung bagi TR (PHB – TR) harus diarde dengan BC
ukuran 50 mm2 dengan tahanan arde maksimum 5 Ohm.
Ketentuan pemasangan Kabel Tanah Tegangan Rendah
a. Jenis kabel yang dipergunakan NYFGbY 0,6 / 1 kV dengan penampang
4 × 95 mm2 (sesuai penggunaan).
b. Untuk setiap jurusan (out going) dari Gardu Distribusi sampai
dengan Perlengkapan Hubung Bagi TR (PHB-TR) terakhir maksimum 400
(empat ratus) meter dengan asumsi jarak antara PHB – TR yang satu
dengan yang lainnya ± 80 m beban maksimum untuk setiap jurusan 200
Ampere.
c. Untuk saluran tegangan rendah yang keluar dari gardu distribusi
maksimum 8 jurusan.
d. Pada pemasangan kabel didalam tanah harus memperhatikan konstruksi
dan karakteristik kabel tanah yang bersangkutan harus terlindung
terhadap kerusakan mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul di
tempat kabel tanah tersebut dipasang.
Perlindungan terhadap kerusakan mekanis dianggap cukup bila kabel
tanah ditanam minimal 0,6 m di bawah permukaan tanah / jalan yang
tidak dilalui kendaraan dan 0,8 m di bawah tanah yang dilalui
kendaraan.
e. Kabel tanah harus diletakkan didalam pasir atau tanah halus yang
bebas dari batu-batuan, diatas galian tanah yang stabil, kuat
rata, dan bebas dari batu-batuan, dengan ketentuan tebal lapisan
pasir atau tanah halus tersebut setinggi 20 cm disekeliling kabel
tanah tersebut. Sebagai tambahan perlindungan, diatas urugan pasir
harus dipasang batu pengaman dengan ukuran 4 × 30 × 45 cm.
f. Pada persilangan dengan jalan kereta api, kabel tanah harus
dipasang didalam pipa atau selubung baja atau bahan lain yang
cukup kuat, tahan lama dan tahan api.
Panjang dan garis tengah dalam pipa atau selubung ini, harus
dipilih agar kabel tanah tersebut dapat dikeluarkan tanpa
membongkar jalan tersebut.
g. Pada persilangan antar berkas kabel tanah tenaga listrik yang
tidak terletak didalam saluran pasangan batu, beton atau bahan
lain yang sejenis, dengan tebal dinding minimum 6 cm, harus
dipasang tutup pelindung dari lempengan, atau pipa belah dari
beton atau sekurang-kurangnya dari bahan tahan api yang sederajat.
Tutup pelindung ini pada kedua ujungnya harus menjorok keluar
sekurang-kurangnya 0,5 m dari berkas kabel yang terletak diatas,
diukur dari kabel sisi luar, sedangkan tutup pelindung ini harus
sekurang-kurangnya 5 cm lebih besar dari berkas kabel yang
terletak di bawah.
h. Pada umumnya kabel tanah untuk keperluan komunikasi atau isyarat
yang dipasang sejajar dengan kabel tanah tenaga listrik harus
dipasang dengan jarak sejauh mungkin, misalnya dengan menempatkan
pada sisi-sisi yang berlainan.
Apabila kabel tanah tsb diatas terletak pada satu sisi maka
jarak antara kabel kabel dimaksud adalah min 0,3 m untuk
tegangan rendah dan sepanjang bagian yang berdekatan tersebut
harus diselubungi dengan pipa belah , plat atau pipa yang terbuat
dari bahan bangunan yang tidak dapat terbakar.
i. Penandaan kabel, letak kabel tanah tersebut harus ditandai dengan
patok tanda kabel yang kuat, jelas dan tidak pernah hilang pada
setiap 100 meter panjang kabel dan setiap sambungan.
-----------------------
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
NYFCBY 4 x 95 mm2
Untuk Gardu Induk 5 KA
Untuk kabel naik/turun 10 KA
NYFCBY 4 x 95 mm2
B1
F3
E3
E2
F2
F1
E1
D2
D1
C1
C2
A
B
C
D
E
F