KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah makalah tentang “sejarah perkembangan keperawatan jiwa”ini jiwa”ini dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya. Makalah tentang “sejarah perkembangan keperawatan jiwa” ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan jiwa bagi Semester 4 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Saya berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi tentang “sejarah perkembangan keperawatan jiwa”. jiwa”. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lain yang akan menulis tentang tema yang sama, khususnya bagi saya sendiri sebagai penyusun.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecepatan informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini begitu tinggi sehingga terjadi hubungan social dan budaya. Hubungan social antar manusia dirasakan menurun akhir – akhir ini, bahkan kadang- kadang hanya sebatas imitasi saja. Padahal bangsa Indonesia yang mempunyai / menjunjung tinggi adat ketimuran sangat memperhatikan hubungan social ini. Dengan demikian kita patut waspada dari kehilangan identitas diri tersebut. Perubahan yang terjadi tadi dapat membuat rasa bingung karena muncul rasa tidak pasti antara moral, norma,nilai – nilai dan etika bahkan juga hukum (Moeljono Notosoedirjo. 2000). Problem kesehatan mental sebenarnya sudah ada sejak manusia sendiri itu ada. Sejak dulu manusia tidak hanya mengalami sakit jasmani tetapi juga merasakan kesedihan,tertekan dan putus asa. Dan tentu saja orang juga berusaha untuk menyembuhkan sakit non-jasmaniahnya baik dengan cara yang rasional misalnya dengan minta nasehat pada orang tua, orang yang dituakan atau dianggap bijak dan dengan cara yang irasional dengan pergi ke dukun atau melakukan penyembahan pada benda-benda yang dianggap keramat B.Tujuan Makalah
1. Mengetahui Sejarah Perkembangan Keperawatan Kesehatan Jiwa di dunia 1.1 Zaman Mesir Kuno 1.2 Zaman Yunani Kuno ( Hypocrates ) 1.2.1 Penjelasan Fisiologis Awal terhadap Gangguan Mental pada Masa Roma dan Yunani Kuno 1.3 Zaman Vesalius 1.4 Revolusi Prancis
2
2. Mengetahui Revolusi Kesehatan Jiwa 2.1 Revolusi Kesehatan Jiwa II 2.2 Revolusi Kesehatan Jiwa III
3
BAB II PEMBAHASAN
1.
SEJARAH
PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA DI DUNIA Sejarah yang tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara-cara menguranginya. Dan kali ini,saya akan membahas sejarah
singkat
perkembangan
kesehatan
mental,
mulai
dari
zaman
prasejarah,peradaban-peradaban awal,abad pertengahan,zaman renaisans,abad XVII-Abad XX dan psikiatri ( A.Yusuf.dkk 2015).
1.1
Zam Zaman M esir si r K uno Pada zaman ini, gangguan jiwa dianggap disebabkan karena adanya roh
jahat yang bersarang di otak. Oleh karena itu, cara menyembuhkannya dengan membuat lubang pada tengkorak kepala untuk mengeluarkan roh jahat yang bersarang di otak tersebut ( A.Yusuf.dkk 2015). Hal ini terbukti dengan ditemukannya lubang di kepala pada orang yang pernah mengalami gangguan jiwa. Selain itu, ditemukan pada tulisan Mesir Kuno tentang siapa saja yang pernah kena roh jahat dan telah dilubangi kepalanya. Tahun-tahun berikutnya, pasien yang mengalami gangguan jiwa diobati dengan dibakar, dipukuli, atau dimasukkan dalam air dingin dengan cara diajak jalan melewati sebuah jembatan lalu diceburkan dalam air dingin dengan maksud agar terkejut, yakni semacam syok terapi dengan harapan agar gangguannya menghilang. Hasil pengamatan berikutnya diketahui ternyata orang yang menderita skizofrenia tidak ada yang mengalami epilepsi (kejang atau hiperplasia). Padahal penderita epilepsi setelah kejangnya hilang dapat pulih kembali. Oleh karenanya, pada orang skizofrenia dicoba dibuat hiperplasia dengan membuat terapi koma insulin
4
dan terapi kejang listrik (elektro convulsif theraphy) ( A.Yusuf.dkk 2015).
1.2
Zaman Zaman Y unani ( H ypoc ypocrr ates) tes) Pada zaman ini, gangguan jiwa sudah dianggap suatu penyakit. Upaya
pengobatannya dilakukan oleh dokter dan orang yang berdoa untuk mengeluarkan roh jahat. Pada waktu itu, orang sakit jiwa yang miskin dikumpulkan dan dimasukkan dalam rumah sakit jiwa. Jadi, rumah sakit jiwa lebih banyak digunakan sebagai tempat penampungan orang gangguan jiwa yang miskin, sehingga keadaannya sangat kotor dan jorok. Sementara orang kaya yang mangalami
gangguan
jiwa
dirawat
di
rumah
sendiri.
Pada tahun 1841, Dorothea Line Dick melihat keadaan perawatan gangguan jiwa. Ia tersentuh hatinya, sehingga berusaha memperbaiki pelayanan kesehatan jiwa. Bersamaan dengan itu, Herophillus dan Erasistratus memikirkan apa yang sebenarnya ada dalam otak, sehingga ia mempelajari anatomi otak pada binatang. Khale kurang puas hanya mempelajari otak, sehingga ia berusaha mempelajari seluruh sistem tubuh hewan (Kholil Rochman Lur. 2010. ).
1.2.1 1.2. 1 P enje nj elasan lasan Fi F i sio si ologis logi s A wal wal te ter hada hadap G angguan angg uan M ental ntal pad pada a M asa R oma da dan Yuna Y unani ni K uno Abad 5 SM, Hippocrates (Bapak Kedokteran; penemu ilmu medis modern) memisahkan ilmu medis dari agama, magic dan takhyul. Ia menolak keyakinan yang berkembang pada masa Yunani itu bahwa Tuhan (dewa) mengirimkan
penyakit
hukuman. Hippocrates
fisik
dan
menjelaskan
gangguan tentang
mental pentingnya
sebagai
bentuk
otak
dalam
mempengaruhi pikiran, perilaku dan emosi manusia. Menurutnya, otak adalah pusat kesadaran, pusat intelektual dan emosi. Sehingga jika cara berpikir dan perilaku seseorang menyimpang atau terganggu berarti ada suatu masalah pada
somatogene genesis sis – suatu ide otaknya (otaknya terganggu). Ia merupakan pelopor som yang menyebutkan bahwa kondisi soma kondisi soma(tubuh) (tubuh) mempengaruhi pikiran dan perilaku individu. Jika soma Jika soma (tubuh) seseorang s eseorang terganggu, maka pikiran dan perilakunya juga akan terganggu (Kholil (Kholil Rochman Lur. 2010).
5
Selain Hippocrates, ada juga dokter dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang gangguan psikotik. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Keduanya mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para penderita gangguan mental (Kholil Rochman Lur. 2010. ). Pada zaman ini, gangguan jiwa sudah dianggap suatu penyakit. Para leluhur yunani percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan karna tidak berfungsinya organ pada otak. Upaya pengobatannya dilakukan oleh dokter , walaupun sebagian orang masih ada yang berdoa untuk mengeluarkan roh jahat. Mereka menggunakan pendekatan tindakan seperti : ketenangan, gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan aktivitas rekreasi (Kholil Rochman Lur. 2010). Selama abad 7 sebelum masehi, hypocrates menjelaskan perubahan prilaku dan gangguan mental disebabkan oleh perubahan 4 cairan hormon yang dapat menghasilkan panas, dingin, kering dan kelembaban. Seorang dokter yunani yang bernama Galen menegaskan bahwa emosi atau kerusakan mental di hubungkan dengan otak (Kholil Rochman Lur. 2010). Pada zaman ini, orang yunani menjadikan kuil sebagai rumah sakit jiwa dan menyediakan lingkungan udara bersih, sinar matahari dan air yang bersih, melakukan aktivitas bersepeda dan mendengarkan suara air terjun sebagai contoh penyembuhan penyakit jiwa. Namun, rumah sakit jiwa lebih banyak digunakan sebagai tempat penampungan orang gangguan jiwa yang miskin, sehingga keadaannya sangat kotor dan jorok. Sementara orang kaya yang mangalami gangguan jiwa dirawat di rumah sendiri (Kholil Rochman Lur. 2010). Pada tahun 1841, Dorothea Line Dick melihat keadaan perawatan gangguan jiwa. Ia tersentuh hatinya, sehingga berusaha memperbaiki pelayanan kesehatan jiwa. Bersamaan dengan itu, Herophillus dan Erasistratus meriset gagasan yang dikemukakan oleh dokter Galen tentang hubungan emosional dengan otak. Mereka memikirkan apa yang sebenarnya ada dalam otak, sehingga mereka mempelajari anatomi otak pada binatang. Kurang puas hanya mempelajari
6
otak, sehingga mereka berusaha mempelajari seluruh sistem tubuh hewan (Kholil Rochman Lur. 2010. ).
1.3
Zaman Zaman V esalius sali us Vesalius tidak yakin hanya dengan mempelajari anatomi hewan saja,
sehingga ia ingin mempelajari otak dan sistem tubuh manusia. Namun, membelah kepala manusia untuk dipelajari merupakan hal yang mustahil, apalagi mempelajari seluruh sistem tubuh manusia. Akhirnya, ia berusaha mencuri mayat manusia untuk dipelajari. Sayangnya kegiatannya tersebut diketahui masyarakat, sehingga ia ditangkap, diadili, dan diancam hukuman mati (pancung). Namun, ia bisa membuktikan bahwa kegiatannya itu untuk kepentingan keilmuan, maka akhirnya ia dibebaskan. Versailus bahkan mendapat penghargaan karena bisa menunjukkan adanya perbedaan antara manusia dan binatang. Sejak saat itu dapat diterima bahwa gangguan jiwa adalah suatu penyakit. Namun kenyatannya, pelayanan di rumah sakit jiwa tidak pernah berubah. Orang yang mengalami gangguan jiwa dirantai, karena petugasnya khawatir dengan keadaan pasien ( Iyus Yosep.2011).
1.4
R evolusi volusi P r ancis I Setelah gangguan jiwa dinyatakan sebagai penyakit pada zaman vesalius.
Pada era ini disebut juga era alienation, social exclusion, confinement. Para dokter menjelaskan gejala yang sering terjadi seperti : Depression, Paranoid, Delusions, Hysteris, Nightmares. Pembentukan rumah sakit jiwa pertama terjadi pada masa ini yaitu di england dengan nama Bethlehem Royal Hospital. Kemudian diikuti oleh Philipe Pinel, seorang dokter Perancis yang membuka sebuah rumah sakit untuk seorang penderita jiwa / mental di pilih kota La
Bicetre,
Paris.
Dia
memulai dengan tindakan kemanusiaan dan advokasi, melalui observasi perilaku, riwayat perkembangan dan menggunakan komunikasi dengan penderita ( Iyus Yosep.2011). Phillipe Pinel, seorang direktur di RS Bicetri Prancis, berusaha memanfaatkan Revolusi Prancis untuk membebaskan belenggu pada pasien gangguan jiwa.
7
Revolusi Prancis ini dikenal dengan revolusi humanisme dengan semboyan utamanya “Liberty, Equality, Fraternity”. Ia meminta kepada walikota agar melepaskan belenggu untuk pasien gangguan jiwa. Pada awalnya, walikota menolak. Namun, Pinel menggunakan alasan revolusi, yaitu “Jika tidak, kita harus siap diterkam binatang buas yang berwajah manusia”. Perjuangan ini diteruskan oleh murid-murid Pinel sampai Revolusi II.
2. Revolusi Kesehatan Jiwa Dengan diterima gangguan jiwa sebagai suatu penyakit, maka terjadilah perubahan orientasi pada organo biologis. Pada saat ini, Qubius menuntut agar gangguan jiwa masuk dalam bidang kedokteran. Oleh karena itu, ganguan jiwa dituntut
mengikuti
paradigma
natural
sciences,
yaitu
ada
taksonomi
(penggolongan penyakit) dan nosologi (ada tanda/gejala penyakit). Akhirnya, Emil Craepelee mampu membuat penggolongan dari tanda-tanda gangguan jiwa. Sejak saat itu, kesehatan jiwa terus berkembang dengan berbagai tokoh dan spesfikasinya masing-masing ( Gail W Stuart.2007).
2.1 R evolusi lusi kese keseha hattan jiw ji wa I I Dengan diterima gangguan jiwa sebagai suatu penyakit, maka terjadilah perubahan orientasi pada organo biologis. Pada saat ini, Qubius menuntut agar gangguan jiwa masuk dalam bidang kedokteran. Oleh karena itu, ganguan jiwa dituntut
mengikuti
paradigma natural
sciences,
yaitu
ada
taksonomi
(penggolongan penyakit) dan nosologi (ada tanda/gejala penyakit). Akhirnya, Emil Craepelee mampu membuat penggolongan dari tanda-tanda gangguan jiwa. Sejak saat itu, kesehatan jiwa terus berkembang dengan berbagai tokoh dan spesfikasinya masing-masing ( Gail W Stuart.2007). Sebut saja Bejamin Rush, dia disebut Bapak Psikiatric Amerika. Pertama menulis buku tentang Pskiatric Amerika dan banyak tindakan kemanusian untuk penderita penyakit mental/jiwa. Tahun 1783, masa tindakan moral dan bekerjasama dengan rumah sakit Pennsylvania. Tahun 1843, Thomas kirkbridge memberikan pelatihan di rumah sakit Pennsylvania untuk membantu dokter
8
merawat pasien penyakit jiwa. Tahun 1872, New England Hospital dibuka untuk perempuan & anak, dan dan Women’s Hospital di Philadelphia mendirikan sekolah perawat, tetapi tidak untuk pelayan pskiatrik. Setelah itu Dorothea Lynde Dix, seorang pengajar yang memberikan contoh penderita penyakit jiwa ( Gail W Stuart.2007).
Tahun 1882 Pendidikan keperawatan jiwa pertama di McLean Hospital di Belmont, Massachusetts. Dan Tahun 1890 siswa perawat menjadi staff keperawatan di rumah sakit jiwa. Perawat mendapat tugas dan diharapkan mengembangkan ketrampilan dalam memberikan pengobatan melalui asuhan keperawatan. Diakhir abad 19 mengalami perubahan atau perkembangan menjadi cohtoh pengobatan dari perawat pskiatrik ( Gail W Stuart.2007). Pola perkembangan pada Revolusi Kesehatan Jiwa II masih berorientasi pada berbasis rumah sakit (hospital base), maka pada perkembangan berikutnya dikembangkanlah basis komunitas (community base) dengan adanya upaya pusat kesehatan mental komunitas (community mental health centre) yang dipelopori oleh J.F. Kennedy. Pada saat inilah disebut revolusi kesehatan jiwa III ( Gail W Stuart.2007).
2.2 R evolusi lusi kese keseha hattan jiw ji wa I I I Pada masa abad 20, perubahan mengenai kesehatan mental sangat besar dipengaruhi oleh Clifford Beers dengan diterbitkannya buku yang berjudul A Mind That Found Itself (1908). Dia menulis bukunya berdasarkan pengalaman dan observasi selama 3 tahun sebagai pasien di rumah sakit jiwa. ji wa. Beers menggunakan pengaruhnya pengaruhnya untuk membentuk National Society for Mental Hygiene tahun 1909, sekarang dikenal dengan National Association for Mental Health. Sebagai hasilnya, banyak dibangun rumah sakit jiwa di daerah pedesaan, dimana pasien akan mendapatkan udara segar, sinar matahari dan lingkungan alami (Sofyan Willis.2005). Pada tahun 1915, Linda Richards, lulusan Perawat pertama di AS dan sering disebut sebagai perawat psikiatrik pertama di AS, menganjurkan pelayanan 9
yang sama terhadap pasien penyakit jiwa dengan pasien penyakit fisik. Dia menempatkan asuhan pada pasien penyakit jiwa memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi dan siswa tidak terpengaruh. Pengalaman klinik di rumah sakit jiwa memberikan kesempatan kepada siswa perawat untuk mempunyai kemampuan tersebut. Banyak kemajuan terlihat di National Commettee on Mental Hygiene and the American Nurses Association yang mempromosikan pendidikan kepada pasien penyakit jiwa dengan menerbitkan journal. Buku – buku tentang keperawatan jiwa ditulis dan dewan National League for Nursing Nursing mendiskusikan pendidikan Diploma keperawatan psikiatrik 1915-1935 1915-1935 (Sofyan Willis.2005). Pengalaman klinik di Rumah Sakit Jiwa merupakan bagian terpenting dari dasar pengalaman siswa perawat dan sudah distandarisasikan pada tahun 1937. Pada tahun 1939 hampir semua sekolah perawatan memberikan pembelajaran keperawatan psikiatri untuk siswa, tetapi belum dapat diakui sampai dengan tahun 1955. Pada tahun 1963, Gerakan Kesehatan Mental Masyarakat mendirikan pusat kesehatan masyarakat (Sofyan Willis.2005). Maka pada perkembangan berikutnya dikembangkanlah basis komunitas (community base) dengan adanya upaya pusat kesehatan mental komunitas (community mental health centre) yang dipelopori oleh J.F. Kennedy. Pada saat inilah disebut revolusi kesehatan jiwa III (Sofyan (Sof yan Willis.2005).
10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan di atas mengenai Sejarah Kesehatan Mental terdapat beberpa fase sejarah yaitu diantaranya zaman pra sejarah, peradaban peradaban awal, abad pertengahan, zaman renaisanse, abad ke XVII – XVII – Abad Abad XX dan yang terakhir adalah abad psikiatri. Setiap fasenya mempunyai pemahaman tersendiri mengenai kesehatan mental tersebut. Dan juga terdapat banyak pendapat bagi para ahli mengenai sejarah kesehatan mental. Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karena masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Berbeda dengan gangguan fisik yang dapat dengan relatif mudah dideteksi, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental sering kali tidak terdeteksi.
B. Saran
Kita sebagai perawat tidak boleh lupa akan sejarah perjuangan keperwatan jiwa yang selalu dipandang sebalah mata terhdapa khalayak umum & harus terkobarkan semangat juang membantu orang yang mengalami gangguan jiwa untuk sembuh seperti semula.
11
DAFTAR PUSTAKA Yusuf, A., Fitryasari R., Nihayati N ihayati N., 2015, Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta.
Kholil Rochman Lur. 2010. Kesehatan Mental. Purwokerto : Fajar Media Press. Yosep, iyus. 2011. Kepetawatan jiwa (edisi revisi). Bandung : Refika Aditama Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama. Willis, Sofyan. (2005). Remaja (2005). Remaja dan Masalahnya. Masalahnya. Bandung : Alfabeta Notosoedirjo, Moeljono. 2000. 2000. Kesehatan Kesehatan Mental. Malang: Universitas Muhammadiyah
12