•
Kumpulan Artikel Kumpulan Do'a Opini
•
Skip to content
• •
Sholat Dhuha Bisa Gantikan Sedekah Seluruh Sendi Senin, 17 Mei 2010 18:23
Previous Left arrow key Next Right arrow key Close
Sebuah hadits yang bisa kita renungkan r enungkan hari ini adalah hadits yang berisi penjelasan mengenai kewajiban sedekah seluruh persendian. Dan sedekah ini bisa digantikan dengan shalat Dhuha. Semoga bermanfaat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, هُملُِحْ تَفَ هِبتِ دّاَ فيِ َ جُ ّر ا ُن ْع ِ وَُ ،ةٌقَ َص َ نِ ْ ثَ ْن اَ ْبَ ُ ِعْ َ ،س ُ مْ ّش ا ِه ْف ِ ُلط ُْ َ ٍ ْ َ ّ كُ ةٌقَ َص َ هِ ْلََ ِ ّا نَ ِ ىَ َ ُ ُك ُ ْمِ وَُ ،ةٌقَ َص َ ِ َ ّّ ا ىَِإ َ ْشِ مْ َ ٍٍ َط ْ خُ ُ وبِ َ ،ةٌقَ َص َ ةُ َ ّطّ ا ُمةَ ل َِ و ْاَ ،ةٌقَ َص َ هَُ تَ َ َ ْلََ هُ َ ُفَرْ َ وْ َأ َ ْلََ قٌةَ َ ص َ ِ ْرِ ّطّ ا ِنَ ذََ ا "Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ". [HR. Bukhari dan Muslim] PENJELASAN HADITS (ىَ َ ُ ) bermakna persendian. persendian. Ada juga yang mengatakan mengatakan bahwa maknanya maknanya adalah tulang. Ibnu Daqiq Al Ied mengatakan bahwa (ى (ىَ َ ُ ) adalah adalah persendian persendian dan dan anggota anggota badan. Dinukil oleh Ibnu Daqiq Al Ied bahwa Al Qadhi Iyadh I yadh (seorang ulama besar Syafiiyyah) berkata, "Pada asalnya kata (ى (ىَ َ ُ ) bermakna bermakna tulang tulang telapak telapak tangan, tangan, tulang jari-jari dan tulang kaki. Kemudian kata tersebut digunakan untuk tulang lainnya dan juga persendian". Terdapat hadits dalam shohih Muslim bahwa tubuh kita ini memiliki 360 persendian. Di mana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ٍ ِ ْ َ ةَِئمَث ِ َ وثَ َ نَ ت ِ لىََ ََدآ ى بِ َ نْ ِ ٍ َ ْإِ ُك َ لِخُ هُ ّإِ
"Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan memiliki 360 persendian." (HR. Muslim no. 2377) Inilah yang terdapat dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Para dokter saat ini juga mengatakan seperti yang beliau shallallahu alaihi wa sallam sabdakan. Maka hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa risalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah benar. (س ُ مْ ّش ا ِه ْف ِ ُلط ُْ َ ٍ ْ َ ّ كُ) bermakna setiap hari diwajibkan diwajibkan bagi anggota tubuh kita untuk bersedekah. Yaitu diwajibkan bagi setiap persendian kita untuk bersedekah. Maka dalam setiap minggu berarti ada 360 x 7 = 2520 sedekah. Akan tetapi dengan nikmat Allah, sedekah ini adalah umum untuk semua bentuk qurbah (pendekatan diri pada Allah). Setiap bentuk pendekatan diri kepada Allah adalah termasuk sedekah. Berarti hal ini tidaklah sulit bagi setiap orang. Karena setiap orang selama dia menyukai untuk melaksanakan suatuqurbah (pendekatan diri pada Allah) maka itu akan menjadi sedekah baginya. (نِ ْ ثَ ْن اَ ْبَ ُ ِعْ )َ adalah memisahkan di antara dua orang yang berselisih baik dengan cara mendamaikan atau dengan cara diadili. Pertama adalah menyelesaikan perselisihan antara dua orang yang berselisih dengan cara mendamaikan. Ini dilakukan jika belum jelas mana yang benar di antara keduanya. Namun, apabila sudah jelas yang benar di antara keduanya, dilarang untuk melakukanislah (perdamaian). (perdamaian). Kesalahan semacam inilah yang kadang dilakukan oleh seorang qodhi (hakim). Di mana hakim malah seriang mendamaikan (mengadakan islah ) terhadap perselisihan antara dua belah pihak yang menuduh dan tertuduh, padahal sudah diketahui kebenaran pada salah satu pihak. Jadi, menyelesaikan perkara antara dua orang yang berselisih baik dengan diadili dan didamaikan termasuk sedekah. Akan tetapi, jika telah diketahui bahwa kebenaran ada di salah satu pihak, maka dalam hal ini tidak boleh diadakanislah (perdamaian) bahkan harus diputuskan dengan memihak pada yang benar. ( َ ْلََ هُملُِحْ تَفَ هِبتِ دّاَ فيِ َ جُ ّر ا ُن ْع ِ وَُ), maksudnya adalah menolong menolong seseorang di atas atas kendaraannya kendaraannya -misalnya di zaman dahulu adalah unta-, dengan membantunya naik di atas kendaraannya adalah sedekah. sedekah. Atau boleh jadi (ةٌقَ َص َ هَُ تَ َ َ ْلََ هُ َ ُفَرْ َ), dengan mengangkat barang-barangnya barang-barangnya yang digunakan untuk bepergian jauh seperti makanan dan minuman, juga termasuk sedekah. (ةُ َ ّطّ ا ُمةَ ل َِ و ْاَ), kata-kata yang thoyib thoyib baik yang thoyib thoyib di sisi Allah seperti seperti bacaan tasbih, takbir dan tahlil atau thoyib di sisi manusia dengan berakhlak berakhlak yang baik, ini juga termasuk sedekah. (ِ َ ّّ ا إىَِ َ ْشِ مْ َ ٍٍ َ طْ خُ ُ وبِ َ), setiap langkah kaki kaki menuju shalat shalat adalah sedekah sedekah baik jarak yang jauh maupun dekat. Dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ُح َ َمُاَ ْ ِإ ُ َ َ طْ خَ ْ ََك ِّ ض ا ِ ِئراَ َف نْ ِ ًة َ رِ َف ىَ ِ َْ ِ ِّ ا ِ ُبُ نْ ِ ٍ ْبَ ى َإِ شىَ َ ُّث ِهِتْ بَ ِفى رَ ّطَ َ نْ َ جًةَ َ َد َُفرْ َ رَ خْ ُ واَ ًة َ طِ خَ "Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajatnya." (HR. Muslim no. 1553) Maka orang yang melakukan semacam ini akan mendapatkan dua kebaikan: [1] ditinggikan derajatnya, [2] akan dihapuskan dosa-dosa. Catatan Penting: Ada sebagian ulama yang menganjurkan bahwa setiap orang yang hendak ke masjid hendaknya memperpendek langkah kakinya. Akan tetapi, ini adalah anjuran yang bukan pada tempatnya dan tidak ada dalilnya sama sekali. Karena Nabishallallahu alaihi wa sallam dalam hadits hanya mengatakan setiap langkah kaki menuju shalat dan beliau shallallahu alaihi wa sallam tidak mengatakan hendaklah setiap orang memperpendek langkahnya. Seandainya perbuatan ini adalah perkara yang disyariatkan, tentu Nabishallallahu alaihi wa sallam akan menganjurkannya kepada kita. Yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah bukan memanjangkan atau memendekkan langkah, namun yang dimaksudkan adalahberjalan seperti kebiasaannya. ( ِ ْرِ ّط ا ِنَ َذَ ا ُ ْمِ ُوَ), menyingkirkan gangguan dari jalanan yang akan mengganggu orang yang lewat, baik berupa batu, pecahan kaca, kotoran. Maka segala sesuatu yang disingkirkan dari jalan yang akan mengganggu orang yang lewat adalah sedekah. FAEDAH HADITS Faedah Pertama, wajibnya sedekah bagi setiap orang dengan setiap anggota badannya pada setiap harinya mulai dari matahari terbit. Karena perkataan Nabishallallahu alaihi wa sallam (ةٌَقَص َ ِه ْلََ ) menunjukkan wajibnya. Bentuk dari hal ini adalah setiap orang bersyukur kepada Allah setiap paginya atas keselamatan pada dirinya baik keselamatan pada tangannya, kakinya, dan anggota tubuh lainnya. Maka dia bersyukur kepada Allah karena nikmat ini. Kalau ada yang mengatakan hal seperti ini sulit dilakukan karena setiap anggota badan harus dihitung untuk bersedekah? Jawabannya : Nabi telah memberikan ganti untuk hal tersebut yaitu untuk mengganti 360 sedekah dari persendian yang ada. Penggantinya adalah dengan mengerjakan shalat sunnah Dhuha sebanyak 2 rakaat. Dari Abu Dzar, Nabishallallahu alaihi wa sallam bersabda, ٍرَ ِ ْ َ ُوكَ ٌةَقَص َ ٍةَلِلْ َ ُوكَ ٌةَقَص َ ٍَِم حْ َ ُوكَ ٌةَقَص َ ٍةحَ ِ ْ َ ُ َف ٌةَقَص َ ْكُ ِ َ َأ نْ ِ ىَ َ ُ َُلىكَ ُ ِ ْ ُ » « حىَ ا َ نِ َم ُُعَكرْ َ ِ َتعَْك َ َ ِذَ نْ ِ ُ زِ ْ ُوَ ٌةَقَص َ رِ َ ْمُ ن ْاِ َ ىٌ ْ َوَ ٌةَقَ ص َ ِ روُ ْع مَ ْ ِب رٌ ْ َأوَ ٌةَقَص َ "Pada pagi hari diwajibkan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Maka setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah,
setiap bacaan tahlil adalah sedekah, dan setiap bacaan takbir adalah sedekah. Begitu juga amar maruf (memerintahkan kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 rakaat." (HR. Muslim no. 1704) Ibnu Daqiq Al Ied mengatakan, "Maksudnya, semua shadaqah yang dilakukan oleh anggota badan tersebut dapat diganti dengan dua rakaat shalat Dhuha, karena shalat merupakan amalan semua anggota badan. Jika seseorang mengerjakan shalat, maka setiap anggota badan menjalankan fungsinya masing-masing. " An Nawawi dalam Syarh Muslim 3/47 mengatakan, ِن ْت َعَْك َ ِ َ َ ّأََو ، َِقعْ َ ر ِكَوَ حىَ ا ْ َف ظَ ِ َلىَ ِدَ ِهِفوَ . "Hadits ini adalah dalil yang menunjukkan tentang agung dan mulianya shalat Dhuha dan menunjukkan pula besarnya kedudukannya. Dan shalat Dhuha boleh dilakukan hanya dengan 2 rakaat." Dari hadits Abu Dzar menunjukkan bahwa boleh untuk terus menerus dalam mengerjakan shalat Dhuha.[1] Adapun waktu mengerjakannya adalah ketika matahari sudah setinggi tombak dilihat dengan mata telanjang[2] hingga dekat dengan waktu matahari bergeser ke barat yaitu kira-kira 1/3 jam (20 menit) setelah matahari terbit hingga 10 atau 5 menit sebelum matahari bergeser ke barat. Dan jumlah rakaat minimal adalah 2 rakaat tanpa ada batasan rakaat maksimal. Inilah yang dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin. Namun, Ibnu Qudamah dalam Al Mughni 3/322, menyebutkan bahwa jumlah rakaat minimal untuk shalat Dhuha adalah 2 rakaat sedangkan maksimalnya adalah 8 rakaat. Hal ini berdasarkan haditsmuttafaqun alaih dari Ummu Hani, َر َْغ ، َ ِْ ّ خَ َأ َ قًَ ص َ َ َأ َْلفَ ، ٍ َعَك َ يَ َِمَث ّلىص َ وَ ، َة ّ َ ِ ْتفَ َ ْ َ ََتْ بَ َ خَ َد َّلَ وَ ِه ْلََ ُّ ا ىص َّل يّ ِ ّ ا ّ َأ َد ُ وا َ َ ُكر ا ِتُ ُه ّأَ "Nabi shallallahu alaihi wa sallam masuk ke rumahnya ketika Fathul Makkah. Lalu beliau shallallahu alaihi wa sallam shalat 8 rakaat. Maka aku tidak pernah melihat beliau shalat seringan itu kecuali beliau menyempurnakan ruku dan sujudnya." Namun sebagian ulama lainnya menyatakan bahwa shalat Dhuha tidak ada batasan raka'atnya. Dalil yang menyatakan bahwa maksimal jumlah rakaatnya adalah tak terbatas, yaitu hadits, ْ ََق حىَ اََ ص َ لى َ ُ -له ول صلى ا- ِّ ا ُ ُ َ َ َك َْك - ا ى - ةَش َ ِئَ ْ ََ َ َ ّأَ ُذََع ُ .ءَ َ َ ُزِ َوَ ٍ َعَك َ َ َبْ َأ Muadzah pernah menanyakan pada Aisyah –radhiyallahu anha- berapa jumlah rakaat shalat Dhuha yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam? Aisyah
menjawab, "Empat rakaat dan beliau tambahkan sesuka beliau." (HR. Muslim no. 719). Hadits ini menunjukkan bahwa shalat Dhuha tidak ada batasan raka'atnya. Inilah yang lebih tepat. Silakan baca panduan shalat Dhuha secara lengkap di sini. Faedah kedua, hadits ini menunjukkan keutamaan berbuat adil di antara dua orang yang berselisih. Dan Allah Taala telah mendorong kita agar berbuat islah (perdamaian) sebagaimana dalam firman-Nya, ِ رَ ِ ْ ُأوَ رٌ ْخَ ُ ْل َو احً ْلص ُ َم ُ َ ْ بَ حَ ِل ْ ُ ْ َأ َم ِ ْلََ َ َجُ َ َف ً راَ ْ ِإ وْ َأ اً ش ُ ُ َِلعْ َب نْ ِ ْ َفخَ ٌ أَرَ ْ ا ِ ِإوَ ّ ش ا ُس ُ َْْ ا "Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya , dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir ." (QS. An Nisa [4] : 128) Maka mengadakan islah adalah suatu kebaikan. Dan berbuat adil ketika mengadili adalah suatu kewajiban. Faedah ketiga, dalam hadits ini terdapat dorongan untuk menolong saudara kita, karena melakukan seperti ini termasuk sedekah. Baik dalam contoh yang diberikan oleh Rasulshallallahu alaihi wa sallam dalam hadits ini atau perbuatan lainnya. Faedah keempat, hadits ini memberi motivasi untuk berkata dengan perkataan yang baik. Hal itu bisa berupa dzikir, membaca, talim (memberikan pelajaran), berdakwah dan lain sebagainya. Dan keutamaan berdakwah telah ditunjukkan dalam hadits, ِلِهِ َف رِ جْ َأ ُ ِْ ُهَلفَ رٍ ْخَ َلىَ ّ َد نْ َ "Barangsiapa menunjukkan (orang lain) kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang mengerjakannya." (HR. Muslim no. 5007) Faedah kelima, dalam hadits ini juga ditunjukkan mengenai keutamaan berjalan ke masjid. Dan berjalan pulang dari masjid juga akan dicatat sebagaimana perginya berdasarkan sabda Nabishallallahu alaihi wa sallam, ُ ْلقُ ْو َأ ُه َ َ ِفَ - َ َق - ٌَ ص َ ُه ط ُِ ْ ُ َ َ َكوَ ُه ِْ ِ ِ ْ مَ ن ْاَ ِ ََعْبأَ ً جُ َ َُلْ َأ َ ٌجُ َ َ َك َ َق ٍ ْع كَ نِ ْب ى بَأُ نْ َ ْ َأ ُ ِ ُأ ى إِ ِ ِ ْ مَ ْا ِ ْجَ ىَإ ِ ى ِزِ َْ ّ َأ ىِر ُ َ َ َ َق . ِء َ ْ ّرا فىِوَ ِءَمْلّظ ا فىِ ُه ُكَرْ َ اً َم ِ َ ْرَ َتْ ا ِ َ ُه َ َ َمجَ َْق » -له ول صلى ا- ِّ ا ُ ُ َ َ ََف .لىِ ْ َأ ىَإ ِ ُ ْع جَ َ َذاِإ ىِ جُ ُ وَ ِ ِ ْ مَ ْا ىَإ ِ َ شَ ْم َ ىِ َ َتْ ُ « هُّلكُ َ ِذَ َ َ ُّ ا Dari Ubay bin Kaab berkata, "Dulu ada seseorang yang tidak aku ketahui siapa lagi yang jauh rumahnya dari masjid selain dia. Dan dia tidak pernah luput dari shalat. Kemudian ada yang berkata padanya atau aku sendiri yang berkata padanya, Bagaimana kalau kamu membeli unta untuk dikendarai ketika gelap dan ketika tanah dalam keadaan panas. Kemudian orang tadi mengatakan, Aku tidaklah senang jika rumahku di samping masjid. Aku ingin dicatat bagiku langkah kakiku menuju masjid dan langkahku ketika pulang kembali ke keluargaku. Rasulullahshallallahu alaihi wa
sallam bersabda, "Sungguh Allah telah mencatat bagimu seluruhnya." (HR. Muslim no. 1546) An Nawawi dalam Syarh Muslim 2/130 mengatakan, . ِ َ ّا فيِ ُْ َ َمَك َ ّ ا ْ نِ ج ُ ر ا فيِ ط َ ُ ْا فيِ اَ ّا َثْإِ : ِهِف "Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa langkah kaki ketika pulang dari shalat akan diberi ganjaran sebagaimana pergi." Faedah keenam, dalam hadits ini terdapat keutamaan menyingkirkan gangguan dari jalanan. Dan juga ini termasuk cabang keimanan sebagaimana disebutkan dalam hadits lainnya. Dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ُء َحَ و ْاَ ِ رِ ّط ا ِنَ َذَ ُة ا َ َِإ َ َدَْأوَ ُّ ا ّ ِإ َه َإِ َ ُ ْ َق َُل َ ْفَف َ ًة َعْ ُ َ ت ِ وَ ٌ ْ ِب ْو َأ َ ُع َْ و َ ٌ ْ ِب ُ َمِ ا ِ َمِ ن اَ ِ ٌة َعْ ُ "Iman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Yang paling utama adalah kalimat laa ilaha illallah. Yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalanan. Dan malu termasuk bagian dari iman." (HR. Muslim no. 162). (ar/rms) www.suaramedia.com Berita Lainnya: • • • • •
Sekelumit Tentang Islam Di Negeri Ginseng Tak Miliki Nutrisi Hati Yang Sebenarnya Hidup Bagai Mayat Adakah Tanda Kebahagiaan Ini Pada Dirimu? Iri, Penyakit Merugi Tak Ada Untungnya Sama Sekali Tips Agar Dapat Merasakan Manis Dan Lezatnya Iman
Berita Sebelumnya: • • • • •
Resep Kuat Dan Cerdasnya Ulama Berusia Di Atas 100 Tahun Bolehkah Kita Menonton Acara Atraksi/Sihir? Cukupkah Engkau Dengan Selembah Gunung Emas? Bolehkah Menikahi Wanita Hamil Karena Zina? Fenomena Pemilihan Idola Dalam Masyarakat
Ustadz Yusuf Mansur Sang Pelaku Sedekah Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009
Rumus Matematika Sedekah kini banyak dibicarakan dalam majelis pengajian. Rumus ini memang tak lazim dibahas dalam bangku pendidikan umum. Adalah Ustadz Yusuf Mansur yang mengkampanyekan rumus tersebut. Inilah contohnya, 10-
1 = 19. 10-2 = 28. 10-3 = 37. 10-4 = 46 dan seterusnya. Bicara ilmu matematika, hitungan di atas, salah. Tapi tidak bagi Yusuf Mansur. ‘’Itulah matematika sedekah. 10- 1= 19!’’ tegasnya. Dari mana datangnya angka 19? Dengan penuh keyakinan, da’i muda itu menjelaskan, ‘’Sepuluh dikurangi satu memang tinggal sembilan. Namun satu yang disedekahkan itu akan dibalas Allah 10, sehingga kalau dijumlahkan 9+10=19. Begitu seterusnya,’’ tandas da’i yang selalu mengkampanyekan shalat sedekah dan shalat Tahajjud itu. Apakah betul kalau kita bersedekah satu dibalas 10 kali lipat? Ustadz kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 itu menegaskan. ‘’Saya sangat yakin mengenai hal itu. Sebab Allah sendiri yang menyatakan hal tersebut di dalam Alquran. Sedekah kita akan dibalas 10 kali, bahkan 700 kali lipat. Karena itu, saya tidak ragu sedikitpun,’’ tegasnya. Bagi da’i berpostur mungil dan baby face itu, jawaban atas berbagai persoalan hidup adalah sedekah dan shalat Tahajjud. ‘’Kunci segala persoalan kita ada pada sepertiga malam. Ketika itu Allah menurunkan malaikatmalaikat- Nya ke bumi untuk mendengarkan dan menyampaikan doa hamba-hamba Nya. Karena itu, bangunlah dan laksanakan shalat Tahajjud,’’ ujarnya. Namun, kata Yusuf Mansur, shalat Tahajjud baru setengah penyelesaian persoalan. Lalu, setengahnya lagi apa? ‘’Sedekah!’’ ujar cucu KH Muhammad Mansur, seorang ulama besar Betawi yang tinggal di Jembatan Lima, Jakarta Barat. Ia mengkampanyekan dan menggerakkan jamaah untuk sedekah tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga hingga ke mancanegara, seperti Singapura, Hongkong, Mesir, Australia dan Selandia Baru. Setiap kali berceramah, ia selalu mampu menggerakkan para jamaahnya untuk sedekah. Tidak hanya berupa uang cash, tapi juga HP, perhiasan, jam tangan mewah, bahkan kendaraan seperti sepeda motor dan mobil. Panitia pembangunan masjid, yayasan yatim piatu, sekolah, dan majelis ta’lim selalu senang mengundang Yusuf Mansur. Sebab dalam waktu hanya setengah jam mampu menghasilkan sedekah jutaan bahkan puluhan juta rupiah. ‘’Hukum sedekah itu 5+1, yakni tahu, yakin, ngamalin, buktiin, rasain, dan ceritain,’’ tegas Yusuf Mansur dengan logat Betawinya yang kental. Ia sering mengutip Surat Ali Imran: 92, yang artinya, ‘’Kamu belum berbuat kebaikan hingga kamu menafkahkan apa yang kamu paling cintai. ‘’Jadi, untuk meraih kebaikan yang sempurna, harus mau bersedekah yang terbaik,’’ tegasnya. Pebisnis
Meskipun berasal dari keluarga besar ustadz/kiai, Yusuf Mansur muda tak mau menjadi ustadz atau kiai. ‘’Saya enggak mau jadi ustadz. Habis, duitnya sedikit dan saudara-saudara saya yang jadi ustadz hidupnya semuanya sederhana. Saya lebih suka jadi pengusaha,’’ kenangnya. Di usia remaja Yusuf Mansur sudah menjadi seorang pebisnis. Saat usia 18 tahun, ia sudah naik mobil mewah dan mempunyai pendapatan puluhan juta rupiah sebulan.
Namun, rupanya tak selamanya bisnis itu berlangsung mulus. Usahanya menghadapi masalah. Ia terlibat utang dan dua kali masuk penjara. ‘’Namun ketika di penjara itulah, saya akhirnya bisa menghafal Alquran. Di sana pun saya belajar ilmu sedekah kepada semut. Di penjara itu pula buku serial Wisata Hati lahir,’’ kata Yusuf Mansur. Ia telah menulis naskah serial Wisata Hati sebanyak lebih 40 judul, sebagian di antaranya sudah diterbitkan. Bukunya yang sangat terkenal antara lain Wisata Hati Mencari Tuhan Yang Hilang dan Kun Fayakun. Kini nama Yusuf Mansur terus berkibar sebagai salah seorang da’i muda yang selalu mengkampanyekan sedekah dan shalat Tahajjud. Selain berceramah melalui televisi, radio, buku, dan ceramah tatap muka, ia pun berdakwah melalui kaset dan CD. Bahkan ia pun merambah ke layar lebar. Ia juga berdakwah melalui SMS, website/internet, dan majalah mobile ‘’Kun Fakayun’’. Yusuf Mansur pun mengembangkan sayap di bidang pendidikan. Di Semarang, Yusuf Mansur bersama Wisata Hati Jawa Tengah mengembangkan sekolah internasional Daqu Kids. Ia tengah membangun kompleks sekolah Islam internasional terpadu di Kampung Ketapang, Tangerang, yang dikhususkan buat anak-anak yatim melalui Program Pembibitan Penghapal Alquran (PPPA). Namanya Darul Quran International, dan mulai efektif tahun ajaran 2008/2009. Itulah Yusuf Mansur, sang pelaku sedekah! ? No Comments Read More
Menyejahterakan Umat di Atas Landasan Sedekah Filed Under (Wawancara) by yusufmansur on 25-02-2009
”Rasulullah sukses membangun masyarakat yang adil dan sejahtera di atas landasan kasih sayang, antara lain sedekah,” tegas Ustadz Yusuf Mansur. Da’i muda yang selalu mengkampanyekan sedekah dan Tahajud itu menegaskan sedekah merupakan salah satu pilar terpenting dalam mendistribusikan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sedekah juga merupakan solusi dalam memecahkan berbagai persoalan umat. Berikut wawancara Republika dengan Pimpinan Ponpes Darul Qur’an/ Tahfiz Qur’an Wisata Hati itu. Apa hikmah yang perlu kita ambil dari peringatan Maulid Nabi Muhammad saw?
Banyak sekali hikmah yang bisa kita petik dari peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Misalnya, tentang kegemaran Beliau melaksanakan shalat Tahajud atau qiyamullail. Beliau tak pernah meninggalkan shalat Tahajud. Kalau sampai terjadi Beliau tak sempat melaksanakan qiyamullail, maka siang harinya Beliau menggantinya. Begitu seriusnya Beliau menegakkan shalat Tahajud tersebut, sampaisampai diceritakan bahwa kaki Beliau bengkak-bengkak karena terlalu lama berdiri. Istri tercinta Beliau, Siti Aisyah, dengan penuh kelembutan berkata,
”Mengapa engkau begitu keras melakukan qiyamullail tiap malam, padahal Allah telah menjamin dosa-dosa engkau diampuni?” Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah menjawab, ”Apakah salah, kalau aku menjadi hamba Allah yang senang bersyukur?” Jadi, shalat Tahajud itu sebagai bukti syukur Beliau kepada Allah SWT.Hikmah lainnya adalah kerendahan hati Beliau kepada siapa pun. Sampaisampai dikatakan, Rasulullah itu sangat pemalu seperti pemalunya wanita. Rasulullah merupakan lelaki yang sangat pengasih kepada istri dan anak-anaknya. Beliau berpesan, ”Berlaku baiklah kamu kepada istri-istrimu, dan ketahuilah, sesungguhnya akulah laki-laki yang terbaik terhadap istri-istriku.”Salah satu hikmah terpenting dari peringatan Maulid Nabi adalah kegemaran Beliau bersedekah. Rasulullah adalah pribadi yang sangat menyayangi dan suka menolong anak-anak yatim dan orang-orang miskin. Beliau dikenal sebagai orang yang paling senang bersedekah dan paling banyak sedekahnya. Apalagi di bulan Ramadhan, makin bertambah-tambah sedekahnya. Sukses Rasulullah membangun masyarakat Muslim yang sejahtera, adil dan makmur, tidak lepas dari sedekah. Rasulullah berhasil membangun masyarakat adil dan makmur di atas landasan kasih sayang, antara lain sedekah. Sedekah itu artinya sangat luas. Tidak hanya berupa mengeluarkan harta benda untuk orang-orang dhuafa. Mengusap kepala anak yatim juga termasuk sedekah. Membantu orang-orang tua yang kesulitan melangkah atau membawa sesuatu juga termasuk sedekah. Bahkan, menyingkirkan duri dari jalan juga termasuk sedekah. Bagaimana dengan sedekah harta?
Tentu saja, tidak kalah pentingnya adalah sedekah dalam bentuk harta benda. Semasa hidupnya, Rasulullah sering mengemukakan keharusan dan keutamaan zakat dan sedekah.Ada cerita tentang Tsa’labah yang hidupnya bertahun-tahun didera kemiskinan. Ia sangat rajin ibadah, dan sering minta kepada Nabi agar didoakan menjadi orang yang kaya. Nabi, pada mulanya tidak mau langsung mengiyakan. Namun Tsa’labah berkali-kali meminta. Akhirnya suatu hari, Nabi memberinya kambing untuk diternakkan. Awalnya, ketika jumlah kambingnya masih sedikit, Tsa’labah masih sempat dan rajin melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Namun makin lama, dia makin disibukkan oleh urusan memelihara ternak kambing itu, sehingga shalat jamaahnya pun jadi bolong-bolong. Makin lama, ia pun makin jarang shalat berjamaah.Ketika usaha ternak kambingnya makin maju, Tsa’labah diperintahkan oleh Nabi untuk mengeluarkan zakat. Namun ia menunda-nundanya terus. Sampai akhirnya Allah menghancurkan usaha ternaknya itu. Tsa’labah menolak membayar zakat, itu urusan lain, namun pesan yang terkandung dalam cerita ini adalah kewajiban mengeluarkan zakat bagi setiap Muslim yang mampu. Di samping keutamaan untuk mengeluarkan sedekah tentunya. Bagaimana dengan Muslim yang tidak mampu secara materi? Bagaimana mereka dapat berzakat dan bersedekah?
Ada kisah lain di zaman Rasul. Seorang nenek tua datang kepada Rasul sambil mengeluh. ”Ya, Rasul, alangkah enaknya orang-orang kaya itu. Mereka shalat dan puasa sebagaimana kami shalat dan puasa. Namun mereka bisa bersedekah dengan harta mereka, sedangkan kami tidak bisa.” Rasul mengatakan bahwa sedekah itu tidak hanya berupa harta dan benda, tapi juga bisa berupa kalimat-kalimat dzikir, seperti
Subhanallah, walhamdulillah, walaailaaha illallah wallaahu akbar. Namun, mendengar ucapan Nabi, wanita itu berkata lagi, ”Orang-orang kaya itu pun bisa berdzikir dan mereka bersedekah dengan hartanya.” Apa pesan hadits ini? Sebagai Muslim kita perlu menjadi orang kaya, antara lain agar bisa berzakat dan bersedekah. No Comments Read More
Yusuf Mansur: Tetap di Jalur Dakwah Filed Under (News) by yusufmansur on 25-02-2009
Disebut-sebut bakal terjun ke dunia politik dan duduk dikursi DPR Pusat, Yusuf Mansur pun merasa gerah dan langsung membatahnya. Menurut Pimpinan Pesantren Tahfidzul Quran Daarul Quran Wisatahati Bulak Santri Cipondoh, Tangerang, Banten, ini dia tidak akan masuk dunia politik dan tetap akan berada di jalur dakwah. ”Saya berterima kasih kepada partai yang mengikutsertakan saya di putaran pemilu lewat kendaraan parpol tersebut. Namun, masih belum waktunya buat saya. Ada amanah Allah SWT yang masih harus saya urusi dengan baik, yaitu program pembibitan penghafal Alquran, pesantren Daarul Quran, dan dunia dakwah yang belum terlalu lama saya cumbui. Saatnya nanti sudah siap, insya Allah saya akan belajar banyak dari sekarang ini,” ujar Yusuf Mansur usai memberi taushiyah peserta audisi film Ketika Cinta Bertasbih di Sawangan, Depok, Jabar, Selasa (5/8). Dalam pandangan ustadz yang telah menelurkan film religi bertajuk Kun Fayakuun ini, dunia usaha dan politik bukanlah dunia yang harus ditinggalkan oleh para ulama. Dua-duanya sudah direbut sama ‘orang lain’. ”Alhamdulillah, sekarang ini masyarakat tidak lagi terlalu menganggap tabu dua hal itu untuk juga dimasuki oleh alim ulama. Saya tampaknya masih harus bersabar untuk tidak dulu masuk dunia politik,” paparnya.
Options Disable þÿ
Get Free Shots
• • • • • • • •
Beranda Audio Hukum Islam Info Penting Kesehatan Islam Tentang Penulis Video Tentang Situs Ini
ISLAM DAN KEHIDUPAN Bersama Membangun Peradaban Umat Desember 16, 2006
KEKUATAN SEDEKAH ( 1 ) Posted by ahmadzain under Islam dan Masalah Sosial [13] Comments KEKUATAN SEDEKAH(1)
Ahmad Zain An Najah,MA * Allah berfirman :
مٌ ليَِ عِهِه بَ ّل ن اِإَ فٍءْ شَ ِ ْقواُِ تُ َ َ نَ وح ِ ُ ت ََ تَ“ ِ ْقواُِ تُ ى َ ر ِ ْ اْواُ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “ ( Al Baqarah : 93 ) Banyak pelajaran yang bisa diambil dari ayat di atas, diantaranya adalah :
( 1 ) TEORI KEKEKALAN ENERGI Pada ayat di atas, Allah swt meletakkan suatu kaidah yang sangat penting sekali di dalam kehidupan manusia. Kaidah tersebut adalah “ bahwa manusia ini tidak akan mendapatkan kebahagian dan keberhasilan di dalam kehidupannya baik sewaktu di dunia ini maupun di akherat nanti, kecuali jika ia mau mengorbankan apa yang dicintainya demi kehidupan manusia itu sendiri. “ Hal itu sangat terlihat jelas pada ayat di atas. Kita dapatkan di dalamnya, bahwa Allah swt memberikan syarat bagi setiap manusia yang ingin mendapatkan kebaikan -dan tentunya keberhasilan – untuk terlebih dahulu memberikan kepada orang lain sesuatu yang dicintainya, yang kemudian kita kenal dengan istilah infak dan sedekah. Infak dan sedekah ini benar-benar mempunyai pengaruh yang sangat signifikan atau bahkan sangat dahsyat di dalam kehidupan manusia ini. Tidak ada seorang-pun di dunia yang berhasil dalam bidang apapun juga, kecuali dia telah mengorbankan apa yang dicintainya demi mencapai sebuah cita-cita yang diidam-idamkannya. Teori atau kaidah yang diletakkan Allah tersebut, pada akhir-akhir ini ternyata mendapatkan sambutan yang begitu hebat dari kalangan para pakar psikologi dan orang-orang yang bergelut di dalam management dan pengolahan SDM ( Sumber Daya Manusia ) . Mereka menyebut kaidah ini dengan « Teori Kekekalan Energi « . Mereka percaya bahwa energi atau amal perbuatan baik yang dikerjakan manusia tidak hilang dari alam ini, akan tetapi berubah bentuk [1]. Lihat umpamanya apa yang dinyatakan oleh John F. Kennedy ( 1961 ) : “ Apabila suatu masyarakat-bebas tidak dapat membantu banyak orang yang miskin, masyarakat tersebut akan gagal menyelamatkan sedikit orang kaya “ [2] Perkembangan tersebut semakin membuktikan akan kebenaran Al Qur’an ini dan bahwa Al Qur’an ini adalah solusi alternatif di dalam mengentas problematikaproblematika kehidupan manusia. ( 2 ) ANTARA IMSAK DAN INFAK Berkata Hasan Basri : “ Sesungguhnya kalian tidak akan bisa meraih apa yang anda inginkan kecuali kalau kalian mampu meninggalkan sesuatu yang menyenangkan , dan kalian tidak akan mendapatkan apa yang kalian cita-citakan kecuali dengan bersabar dengan sesuatu yang kaliantidak senangi “ [3] Perkataan Hasan Basri di atas telah memberikan isyarat bagi kita tentang tata cara menapak tangga-tangga prestasi. Beliau memberikan dua jalan untuk mencapai sebuah prestasi yaitu dengan : Imsak ( Menahan Diri dari hal-hal yang melalaikan ) dan Infak ( Mengorbankan/ menginfakkan apa yang dicintainya ) . Untuk Infak telah disebutkan pada ayat 9 dari Surat Ali Imran di atas. Adapun Imsak disebutkan Allah pada ayat lain, yaitu dalam surat Al Nazi’at, ayat : 37- 41 : « Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orangorang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya ( Al Nazi’at, ayat : 37- 41 «)
( 3 ) SYAREAT BANI ISRAIL DAN SYAREAT ISLAM
Dari sisi pembinaan yang tersirat dari ayat di atas adalah : seseorang hendaknya membiasakan diri untuk meninggalkan sesuatu yang ia cintai, sekaligus untuk memberikannya kepada yang lebih membutuhkan. Selain bermanfaat bagi dirinya sendiri, karena jiwanya menjadi bersih, begitu juga bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini berbeda dengan apa yang terjadi pada umat Bani Israel, jika mereka diperintahkan untuk meninggalkan sesuatu yang mereka cintai, mereka hanya meninggalkannya begitu saja, tanpa diiringi perintah untuk memberikannya kepada orang lain. Dari sini, bisa diketahui betapa lengkap dan mulianya ajaran Islam yang kita yakini ini. [4].
(3 ) ARTI “ AL BIRR ‘ PADA AYAT DI ATAS Diantara arti « Al Birr « yang disebutkan para ulama adalah :
1. 2. 3.
4. 5. 6.
Pahala dari Allah swt . Syurga . [5 Amal Sholeh , dalam suatu hadits disebutkan : « Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membawa kalian kepada ( Al Birr ) - yaitu amal sholeh - Sedangkan Al Birr ( amal sholeh ) tersebut akan mengantarkan kalian kepada syurga . « Ketaqwaan dan Ketaatan . [6] Tingkatan amal sholeh yang paling tinggi [7] Diantara para ulama ada yang membedakan antara ( Al Birr ) dengan ( Al Khoir ) , kalau Al Birri adalah segala sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi orang lain , sedangkan Al Khoir adalah seluruh kebaikan. [8]
Dari situ bisa diambil kesimpulan bahwa « Al Birr « segala sesuatu yang mengantarkan seseorang kepada kebaikan dan syurga. Dengan demikian ayat tersebut bisa diartikan : « Bahwa kalian semua tidak akan mendapatkan ketenangan, ketentraman ,kebaikan, kebahagian di dunia dan akherat kecuali dengan menginfakkan apa yang kalian cintai di jalan Allah swt. ( 4 ) SEDEKAH MELIPUTI SELURUH AMAL SHOLEH Ibnu Umar ra berpendapat bahwa sedekah / infak pada ayat di atas mencakup sedekah/ infaq wajib dan sedekah tathowu’ ( yang tidak wajib ) . Tetapi, menurut hemat saya, infak atau sedekah di atas mencakup seluruh amal sholeh yang bermanfaat bagi orang lain, seperti membantu orang yang kesusahan, dl, . Pendapat ini dikuatkan dengan apa yang disebutkan Ibnu Al Arabi di dalam Ahkam Al Qur’an ‘ bahwa sedekah di atas meliputi seluruh amal perbuatan baik , kemudian beliau mengatakan : « Inilah pendapat yang benar, karena ayat di atas bersifat umum « [9] Pendapat ini dikuatkan juga dengan sebuah hadist bahwasanya Rosulullah saw bersabda : « Setiap perbuatan baik yang bermanfaat bagi orang lain adalah sedekah « . [10] Diantara contoh- contoh sedekah yang berupa amal sholeh yang bermanfaat bagi orang lain adalah sebagai berikut :
1.
Bertasbih , bertakbir , bertahmid dan bertahlil – Para ulama menyebutkan bahwa amalan di atas disebut sedekah karena pahala orang yang
mengerjakannya sebagaimana pahala orang yang bersedekah, atau karena amalan tersebut membuatnya bersedkah pada dirinya sendiri. [11] 2. Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar – Setiap kali seseorang berbuat Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar ,maka dihitung satu sedekah. Amalan ini jauh lebih mulia dan lebih utama , serta pahalanya lebih banyak dibanding dengan amalan yang pertama, karena yang pertama ( tasbih dst ) hukumnya sunnah sedangkan yang kedua ( amar ma’ruf dst ) hukumnya fardhu kifayah dan kadang berubah menjadi fardhu ‘ain. Sebagaimana telah diketahui bahwa pahala amalan wajib jauh lebih besar dibanding dengan pahala amalan yang sunnah. Bahkan Imam Haramain , salah seorang ulama besar dari kalangan Madzhab Syafi’i mengatakan : « Pahala amalan wajib lebih utama sebanyak tujuh puluh ( 70 ) derajat diatas amalan sunnah«.[12] Beliau merujuk pada hadist Qudsi bahwasanya Allah swt berfirman : « Tidak ada dari amalan hamba-Ku yang lebih Aku cintai dari pada amalan yang Aku wajibkan kepada-nya « [13]Selain itu Amar Ma’ruf Nahi mungkar manfaatnya bisa dirasakan orang banyak sedangkan tasbih dan tahmid manfaatnya hanya dirasakan dirinya sendiri. 3. Menyalurkan Syahwatnya pada tempat yang halal. – Para ulama menyebutkan bahwa hal-hal yang mubah bisa ber ubah menjadi sebuah ibadah dan ketaatan hanya dengan niat yang baik. Jika seseorang menyalurkan syahwatnya pada tempat yang halal dan ber niat melaksanakanperintah Allah untuk menggauliistrinya dengan baik, atau mengharap anak yang sholeh, atau untuk menjaga dirinya dan istrinya dari perbuatan haram, maka terhitung ibadah yang mendapatkan pahala dari Allah swt. [14] 4. Beristighfar 5. Menyingkirkan batu atau duri atau hal-hal lain yang membahayakan orang lain dari jalan. 6. Membantu orang yang kesusahan. 7. Tidak mengerjakan maksiat atau kejahatan. 8. Membantu orang lain mengangkat barang ke atas kuda atau mobil. 9. Berbicara baik dan sopan. 10. Berjalan menuju masjid . [15] ( 5 ) SIKAP PARA SAHABAT DAN ORANG-ORANG SHOLEH TERHADAP AYAT DI ATAS Para sahabat dan orang-orang sholeh menafsirkan ayat di atas secara dhohir -nya ( apa adanya ) kemudian mengamalkannya. [16] Berikut ini beberapa contoh dari sikap tersebut : 1/ Abu Tolhah. Menurut Anas bin Malik ra bahwa Abu Tolhah ra adalah orang Anshor yang paling banyak memilki pohon kurma di Madinah. Harta yang paling ia sukai adalah perkebunan “ Bairuha’ “ [17] yang letaknya di depan Masjid Nabawi. Nabi Muhammad saw sering masuk ke dalamnya sambil minum air yang terdapat di dalamnya. Ketika ayat di atas turun, Abu Tolhah datang kepada Rosulullah saw seraya berkata : “ Sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah perkebunan “ Bairuha’ “ ini , dan saya sedekahkan untuk Allah, saya mengharapkan kebaikannya di sisi Allah, maka silahkan wahai Rosulllah engkau letakkan pada tempat yang engkau pandang sesuai. Berkata Rosulullah saw : “ Bakhin-
bakhin[18] ( Bagus-bagus ) … inilah harta yang membawa keuntungan, inilah harta yang membawa keuntungan, dan saya telah mendengarnya, sebaiknya engkau berikan kepada saudara-saudara kamu “ . Berkata Abu Tolhah : Akan saya laksanakan hal itu wahai Rosulullah saw . Kemudian Abu Tolhah membagikan taman tersebut kepada pra sanak saudanya. “[19] 2/ Zaid bin Haritsah. Pada suatu hari, Zaid bin Haritsah ra datang kepada Rosulullah dengan kuda perangnya yang bernama “ sabal “ ( kuda ini adalah harta yang paling dicintainya ) . Zaid berkata : Wahai Rosulullah saw, sedekah-kanlah kuda ini . Tetapi secara tidak disangka Rosulullah saw memberikan kuda tersebut kepada anak-nya ( Zaid ) sendiri yaitu Usmah bin Zaid. Melihat hal tersebut, Zaid bertanya : “ Wahai Rosulullah saw, maksud saya, agar kuda tersebut disedekahkan . “ Bersabda Rosulullah saw : “ Sedekah kamu telah diterima ( oleh Allah swt “ [20] 3/ Abdullah bin Umar Berkata Abdullah bin Umar : “ Ketika saya teringat ayat ini, saya berpikir tentang harta yang paling saya cintai dan ternyata saya dapatkan bahwa tidak ada yang paling saya cintai dari seorang budak wanita Romawi, kemudian segera saya bebaskan demi mencari ridha Allah, seandainya aku ambil lagi sesuatu yang telah saya infakkan di jalan Allah,tentunya budak tersebut akan aku nikahi. “ [21] (6 ) SEDEKAH YANG PALING UTAMA Sedekah yang paling utama adalah menginfakkan harta yang paling dicintainya di jalan Allah, sebagaimana yang dikerjakan oleh para sahabat di atas. Berkata ‘Atho’ ( seorang ulama tabi’in ) : “ Kalian tidak akan mendapatkan kemulian Islam dan Taqwa sehingga kalian bersedekah dalam keadaan sehat , ingin hidup secara baik dan takut tertimpa kemiskinan “ [22] Perkataan Atho’ diatas menunjukkan bahwa fitrah manusia mencintai hal-hal yang membuatnya enak ( 7) HUKUM ORANG MISKIN YANG TIDAK PERNAH BERINFAK Timbul sebuah pertanyaan : Bagaimana nasib orang miskin yang tidak mampu berinfak , apakah dia tidak akan menjadi orang baik selama-lamanya menurut ayat ini ? Di sana ada beberapa jawaban : 1/ Ayat di atas bermaksud untuk mendorong seseorang agar berbuat baik dan itupun menurut kemampuannya masing-masing ,karena Allah tidak akan membebani seseorang kecuali menurut kemampuannya. 2/Ataupun arti ayat di atas bahwa seseorang tidak akan mendapatkan kebaikan secara lebih sempurna kecuali kalau dia meng-infakkan apa yang dimilikinya. [23] Oleh karena itu, seorang yang miskin atau fakir tidak akan mendapatkan kebaikan yang sempurna tersebut sehingga dia menginfakkan apa yang ia cintai.
Bukankah sedekah yang paling utama adalah sedekahnya orang yang hidupnya kekurangan ? [24] 3/ Ataupun artinya bahwa infak yang baik adalah infak terhadap apa yang ia cintai. [25] ( 8 ) PERBANDINGAN ANTARA ORANG YANG MISKIN SABAR DENGAN ORANG KAYA YANG BERSYUKUR Para ulama berselisih pendapat tentang masalah ini. Akan tetapi jika dibandingkan antara seorang miskin yang taat dengan orang kaya yang maksiat tentunya, orang miskin terssebut jauh lebih utama, sebaliknya pula antara orang kaya yang taat dengan orang miskin yang senang dengan dunia,tentaunya orang kaya tersebut jauh lebih utama. Jika kedua-duanya sama-sama taat kepada Allah swt, maka manakah yang lebih mulia. Untuk menjawabnya, kita harus terlebih dahulu mengetahui standar keutamaan antara keduanya. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia diciptakan di dunia ini untuk beribadah kepada Allah swt. Di dalam beribadah ini banyak segala gangguan dan halangannya, diantara gangguan yang paling menyolok adalah terikatnya hati dengan dunia dengan segala kesenangannya. Begitu juga kemiskinan bukanlah tujuan utama, hanya karena gangguan dan halangan menuju Allah jauh lebih kecil jika dibanding dengan orang yang memiliki dunia. [26] ( 9 ) HUKUM SEDEKAH KEPADA SANAK KELUARGA Sedekah dibagi menjadi dua : sedekah tathowu’ ( yang tidak wajib ) dan sedekah wajib . Untuk sedekah tathowu’, para ulama menyimpulkan dari kisah Abu Tolhah dan Zaid bin Haritsah di atas, bahwa seseorang dibolehkan, bahkan dianjurkan untuk bersedekah kepada sanak saudara yang membutuhkan[27]. Sedekah kepada sanak saudara ini , paling tidak mempunyai dua keistimawaan : 1/ Sedekah tersebut bisa menguatkan jalinan silaturahmi diantara keluarga. Karena manusia akan merasa senang jika ada seseorang yang membantunya untuk di dalam memnuhi kebutuhannya, apalagi yang membantu tersebut adalah dkeluarga dekatnya. Dia akan merasa bangga mempunyai keluarga yang mau memperhatikan satu dengan yang lainnya. Jelas hal ini akan menguatkan hubungan antar keluarga. 2/ Begitu juga, perasaan orang yang menginfakkan akan lebih tenang dan merasa senang, karena dia mampu membantu saudaranya yang membutuhkan. Dia juga merasa tenang karena sedekahnya telah diterima oleh orang yang berhak menerimanya. Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwa dua wanita yaitu Zainab istri Abdullah bin Mas’ud dan Zainab istri Abu Mas’ud bertanya kepada Rosulullah saw tentang sedekah kepada suami dan anak . Rosulullah saw bersabda : “ Keduanya mempunyai dua pahala ; pahala menjalin silatrahmi, dan pahala sedekah “ [28] Adapun sedekah wajib, para ulama telah sepakat bahwa hal itu tidak boleh diberikan kepada orang yang menjadi tanggungannya, seperti anak dan istri. Kenapa tidak boleh ? Banyak alasannya, diantaranya adalah : 1/ Dengan mengambil sedekah wajib dari orang yang menanggungnya , mereka ( anak dan
istri ) menjadi orang yang berkecukupan, dengan demikian, tidaklah perlu mereka diberi nafakah lagi . 2/ Mereka ( anak dan istri ) sudah cukup dengan nafakah yang diberikan suami atau orang tua mereka, sehingga tidak berhak lagi mendapatkan harta sedekah, karena harta sedekah ( wajib ) hanya diberikan kepada orag-orang yang membutuhkan. [29] Jika ada pertanyaan : bagaimana hukum seorang istri memberikan sedekah wajib kepada suami dan anak ? Jawabannya : bahwa para ulama dalam hal ini masih berselisih pendapat , akan tetapi pendapat yang lebih mendekati kebenaran bahwa hal itu dibolehkan, karena seorang istri tidak berkewajiban memberikan nafkah kepada suami dan anaknya [30] , selain itu dikuatkan juga dengan hadits Zaenab istri Abdullah bin Mas’ud di atas. Dari situ juga bisa diambil kesimpulan bahwa seorang istri jika ingin meninfakkan hartanya tidak perlu ijin kepada suaminya, karena hartanya merupakan haknya pribadi. [31] Hadist di atas juga menunjukkan bahwa seseorang sebelum bersedekah dianjurkan untuk meminta pendapat para ulama dan tokoh masyarakat tentang bagaimana menaruh sedekah dan yang ter kait dengannya. [32] (10 ) BERINFAK SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI Secara umum, bersedekah secara sembunyi-sembunyi jauh lebih utama jika dibanding dengan sedekah secara terang-terangan, kecuali jika disana ada maslahat yang menuntut seseorang untuk memperlihatkan sedekahnya kepada orang lain, seperti memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dan lainlainnya. Karena sedekah secara sembunyi-sembunyi lebih dekat kepada keikhlasan . Pada akhir ayat 92 surat Ali Imran di atas , secara tidak langsung menganjurkan seseorang untuk mengikhlaskan niatnya ketika bersedekah. berfirman : “ Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya mengetahuinya “ yaitu walaupun manusia tidak mengetahui bahwa kalian bersedekah, akan tetapi Allah mengetahuinya, maka jangan cemas, niscaya akan membalas apa yang telah kalian sedekahkan .
Allah Allah Allah telah Allah
Sebagian ulama menjelaskan bahwa jika itu sedekah wajib, sebaiknya dinampakkan, untuk menghindari tuduhan jelek. Tetapi jika itu adalah sedekah tathowu’ ( tidak wajib ) , maka sebaiknya diberikan secara sembunyi- sembunyi. Berkata Ibnu Abbas : “ Allah menjadikan pahala sedekah t athowu’ ( yang tidak wajib ) yang diberikan secara sembunyi-sembunyi sebanyak 70 kali lipat , dan menjadikan pahala sedekah wajib yang diberikan secara terang-terangan sebanyak 25 kali lipat dibandingyangdiberikan secar sembunyi-sembunyi. Begitu juga halnya dengan seluruh ibadat wajib dan yang tidak wajib . “ [33] ( 11 ) SEDEKAH MAMPU MENGOBATI BERBAGAI PENYAKIT
Diantara faedah dari sedekah adalah menyembuhkan penyakit, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits, bahwasanya Rosulullah saw bersabda :
ةصدكم برض اا
“ Obatilah orang –orang yang sakit dari kalian dengan memberikan sedekah “ [34] Penyakit yang dimaksud di dalam hadist tersebut adalah penyakit badan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan hadist tersebut mencakup penyakit badan dan penyakit hati. Karena seseorang yang selalu bersedekah dengan harta yang dicintainya, hatinya akan menjadi bersih dan tenang. Banyak bukti di dalam kehidupan disekitar kita yang menunjukkan kebenaran hadist di atas : 1/ Diriwayatkan dari Abdullah bin Mubarak bahwa seseorang mengadu kepadanya tentang penyakit yang ia rasakan di kedua lutut kakinya, sudah tujuh tahun dia berobat ke dokter-dokter, akan tetapi tidak ada perubahan. Abdullah bin Mubarak berkata kepadanya : “ Pergilah dan buatlah sebuah sumur, karena masyarakat sangat membutuhkannya, dan saya berharap sumur trsebut banyak airnya dan penyakit anda bisa sembuh.” Kemudian orang tersebut mengikuti perintah Abdullah bin Mubarak, dan tidak lama pula, akhirnya penyakitnya sembuh. [35] 2/Prof Dr H Biran punya pengalaman. Ia mempunyai seorang pasien yang kaya raya. Keluhannya selalu merasa gelisah dan sakit perut. Sudah diperiksa secara medis, namun tidak ada kelainan. Akhirnya pada suatu waktu ketika sang pasien itu datang berkonsultasi lagi, Dr Biran bertanya: “Maaf pak, berapa kali bapak bersedekah dalam setiap minggu?” Mendapat pertanyaan yang tidak lajim ini sang pasien merasa bingung dan menjawab: “Kekayaan, saya peroleh dengan kerja keras dan susah payah. Kalau saya berikan pada orang lain, harta saya jelas akan berkurang. Dan kalau saya berikan pada satu orang, pasti peminta yang lain datang lagi.’ Setelah Dr Biran memberikan ” tausiah ” singkatnya mengenai fadhilah sedekah maka ia berkata: “Untuk kali ini saya tidak memberi resep, tapi coba bapak ikuti nasehat saya tadi.” Karena ingin sembuh, maka walaupun dengan hati berat karena belum terbiasa, si pasien itu mencoba mengikuti advis sang dokter. Aneh tapi nyata. Setiap selesai ia mengeluarkan sedekah, ada perasaan lega dan tenteram dalam hatinya. Pelan-pelan tapi pasti, maka bukan setiap minggu tapi setiap hari dia bersedekah. Sejalan dengan kebiasaan barunya itu, maka keluhannya kian berkurang akhirnya lenyap sama sekali . 3/Dua orang anak Rudi Hartono, maestreo bulu tangkis dunia, menderita lumpuh. Sudah berulang-ulang membawanya berobat kepada para medis kenamaan di Jakarta, namun tidak kunjung sembuh. Atas advis seorang ahli agama, Juara All England delapan kali ini, dianjurkan untuk sering menderma atau membantu para fakir miskin dan mereka yang memerlukan. Saran ini ia turuti. Sejak saat itu setiap bulan ia menyumbang dua setengah juta rupiah. Diluar dugaan, kedua anaknya sembuh total. [36] Bersambung ….
* Makalah ini dipresentasikan di dalam acara Paket Kuliah Kilat Ramadlan 1427 H PCIM , Kairo Mesir pada tanggal 7 Ramadlan 1427 ( 30 / 9/ 2006 ) .
[1] Lihat Steven J. Stein dan Howard E. Book, The EQ Edge : Emotional Intelligence and Your Success ( Ledakan EQ : 15 Prinsip Dasar kecerdasan emosional meraih ukses) . cet . Kaifa, hlm : 160-161 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spriritual , cet. Arga, hlm ; 88-91 [2] Lihat Steven J. Stein dan Howard E. Book, The EQ Edge : Emotional Intelligence and Your Success hlm : 154 [3] Qurtubi, Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an ( Beirut , Dar Al Kutub Ilmiyah, 1417 H1996M cet. Ke- V ) : 4/ 86 [4] Ibnu Hajar Al Asqalany, Al Ujab fi Bayan Al Asbab ( Damam, Dar Ibnu Jauzi, 1997) : 2/ 714 [5] Ibnu Arabi, Ahkam Al Qur’an : 1/ 368, Al Jashos, Ahkam Al Qur’an ( Beirut, Dar Ihya’ Turast Al Araby , 1405 H ) : 2/ 300 [6] Qurtubi, Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 133 [7] Al Jashos, Ahkam Al Qur’an : 2/ 301 [8] Al Alusy, Ruh Al Ma’ani : 3/ 222 [9] Ibnu Arabi, Ahkam Al Qur’an : 1/ 368, pendapat ini juga didukung oleh Imam Qurtubi ( Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 133) , Ibnu Hajar ( Fathu Al Bari : 3/ 396 ) , Al Alusy ( Ruh Al Ma’ani : 3/ 223) , Al Jashos, ( Ahkam Al Qur’an : 2/ 301 ) [10] HR Muslim, Kitab : zakat, Bab : Bahwa kata ‘ Sedekah “ mencakup seluruh perbuatan baik ( no : 1005 ) [11] lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/ 101 [12] lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/ 101 [13] HR Bukhari [14] lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/101- 102 [15] Sepuluh macam sedekah di atas tersebut di dalam Shohih Muslim Kitab : Zakat, Bab : Bahwa kata ‘ Sedekah “ mencakup seluruh perbuatan baik ( dari no : 1006- 1009 ) [16] Lihat Qurtubi, Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 132 [17] Para ulama berselisih pendapat tentang namanya yang paling tepat, apakah ( Bairuha atau Bairaha atau Bariha atau yang lain-lainnya ) ( lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, cet . Dar Al Hadist : 4/ 94 ) [18] Kata: ( Bakhin-bakhin/ bakhi-bakhi / bakh-bakh ) biasanya diucapkan orang-orang Arab ketika memuji suatu perbuatan atau ketika kagum terhadap sesuatu. ( lihat An Nawi, Syareh Shohih Muslim, : 4/ 95)
[19] Hadits riwayat Bukahri, Bab : Zakat terahap sanak saudara. ( no : 1461 ) dan Muslim , Bab Zakat ( no : 42 ) [20] Ibnu Arabi, Ahkam Al Qur’an : 1/ 368 [21] Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur’an Al Adhim : 1/ 506 [22] Lihat Qurtubi, Al Jami’ li Akam Al Qur’an : 4/ 133 [23] Ini sebagaimana yang dalam hadist tentang definisi miskin : “ Seorang miskin bukanlah orang yang hanya makan satu atau dua suap makanan, atau satu atau dua buah kurma, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai uang sama sekali dan tidak diketahui keadaannya, sehingga ia diberi sedekah “ Berkata Al Jashos : Hadist ini ingin menerangkan orang miskin yang sempurna, dan bukan berarti selain itu tidak boleh disebut miskin ( Al Jashos, Ahkam Al Qur’an : 2/ 3001 ) [24] Para pengamen jalanan yang tergabung dalam Pengamen Stovia Community , menyumbang uang sejumlah Rp 746.200 yang murni dari dari hasil mengamen untuk korban tsunami Aceh dan Sumut . Mereka mengamen pada malam Tahun Baru selama sekitar empat jam di sekitar Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat. Begitu juga seorang pembantu rumah tangga dan seorang baby sitter masing-masing menyerahkan Rp 50.000 gajinya untuk disumbangkan para korban tsunami (Kompas , 06 Januari 2005 ) Begitu juga yang dilakukan oleh seorang ( Djarot ) pengamen di Ciledug, Tangerang, Banten. Ia menyumbangkan uang senilai hampir Rp 9 juta kepada korban gempa di Desa Muker, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jateng, Selain itu Djarot juga menghibur para pengungsi dengan mengajak bernyanyi bersama dengan lagu ciptaannya sendiri. Uang bernilai hampir Rp 9 juta diperoleh Djarot dengan cara mengamen di bus patas AC 44 tujuan Ciledug-Senen selama sepekan. (http://www.liputan6.com/view/7,124630,1,0,1150639203 ) [25] Al Alusy, Ruh Al Ma’ani : 3/ 223 [26] lihat Abu Dzar Al Qolmuni, Al Toyyibat mi Al Rizqi ( Kairo ; Maktabah Taufiqiyah , t.t.) hlm : 96-97 [27] Jika saudara tersebut tidak membutuhkan, sebaiknya sedekahnya dialihkan kepada yang lebih membutuhkan. Karena dikawatikan tidak mengena sasarannya, sehingga pahalanya menjadi hilang, atau tidak diterima oleh Allah swt. [28] HR Bukhari , Kitab : Zakat, Bab : Zakat terhadap suami dan anak yatim yang tinggal dirumahnya ( no : 1466 ) , HR Muslim, Kitab : Zakat, Bab : Keutamaan Nafakah dan sedekah kepada sanak saudara , ( no : 1000 ) [29] Ibnu Hajar, Fath Al Bari : 3/ 402 -403 [30] Pendapat ini dianut oleh Muhammad bin Hasan dan Abu Yusuf dari Madzhab Hanafi, dan merupakan salah satu riwayat dari Madzhab Malik, ini juga merupakan pendapat Imam Syafi’I, dan riwayat dari Madzhab Imam Ahmad. ( lihat Ibnu Hajar, Fath Al Bari : 3/ 402 ) [31] Ibnu Hajar, Fath Al Bari : 3/ 403
[32] An Nawi, Syareh Shohih Muslim : 4/ 95 [33] Al Qurtuby, Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an , : 3/ 214 [34] Hadist ini adalah hadist hasan, sebagaimana diebutkan Syekh Al Bani di dalam Shohih Al Jami’ [35] Kisah ini tercantum di dalam Shohih Targhib wa Tarhib. [36] Oleh Uti Konsen U.M, Sedekah Penangkal Bencana dalam Pontianak Post, Jumat, 22 Juli 2005 .
13 Tanggapan - tanggapan to “KEKUATAN SEDEKAH ( 1 )”
1.
anam Berkata:
Oktober 2, 2007 at 3:52 pm
Semoga Allah memudahkan dan meringankan tangan dan hati ini bersedekah….amin Balas
2.
[HOTD] sedekah dan beRamal « oRiDo On wORds
Berkata:
November 30, 2007 at 4:37 am
[...] [kekuatan sedekah ( 1 )] http://ahmadzain.wordpress.com/2006/12/16/kekuatan-sedekah-1/ [...] Balas
3.
Anonymous Berkata:
Agustus 10, 2008 at 1:47 pm
terima kasih Balas
4.
shafieq,khairul,ariff,nurul firdz Berkata:
Agustus 10, 2008 at 1:48 pm
tq…. assigment pi & baitulmal Balas
5.
Abdullah
Berkata:
Januari 11, 2009 at 5:25 pm
Shodaqoh memang susah – susah mudah Balas
6.
Amanda Berkata:
Januari 19, 2009 at 7:40 am
Jazaa kumullahu khoiron atas tausiah dan muatannya Balas
7.
abuhumam Berkata:
Mei 22, 2009 at 10:53 pm
jazzakallah,tausiahnya semoga ana bisa mempraktekkannya.pertanyaan gmn sedekah yg mungkin paling 20rb/lebih kecil dr itu.punya motor,tp jg banyak hutang.apakah mash ada nilainya dihadapn Allah Balas 8. The Power of Sedekah « Blog Denmas Joko Berkata: Oktober 8, 2009 at 3:06 am
[...] Hal itu sangat terlihat jelas pada ayat di atas. Kita dapatkan di dalamnya, bahwa Allah swt memberikan syarat bagi setiap manusia yang ingin mendapatkan kebaikan -dan tentunya keberhasilan – untuk terlebih dahulu memberikan kepada orang lain sesuatu yang dicintainya, yang kemudian kita kenal dengan istilah infak dan sedekah. Infak dan sedekah ini benar-benar mempunyai pengaruh yang sangat signifikan atau bahkan sangat dahsyat di dalam kehidupan manusia ini. Tidak ada seorang-pun di dunia yang berhasil dalam bidang apapun juga, kecuali dia telah mengorbankan apa yang dicintainya demi mencapai sebuah cita-cita yang diidam-idamkannya. Teori atau kaidah yang diletakkan Allah tersebut, pada akhir-akhir ini ternyata mendapatkan sambutan yang begitu hebat dari kalangan para pakar psikologi dan orang-orang yang bergelut di dalam management dan pengolahan SDM ( Sumber Daya Manusia ) . Mereka menyebut kaidah ini dengan « Teori Kekekalan Energi « . Mereka percaya bahwa energi atau amal perbuatan baik yang dikerjakan manusia tidak hilang dari alam ini, akan tetapi berubah bentuk [1]. [...] Balas
9.
novi Berkata:
November 18, 2009 at 1:52 pm
subhanallah…..memang tidak bisa dipungkiri lagi sedekah membawa berkah Balas 10. KEKUATAN SEDEKAH ( 1 ) « Ustadchandra's Blog Berkata: Desember 31, 2009 at 12:45 am
[...] Ahmad Zain An Najah,MA * [...] Balas
11.
syafarudin Berkata:
Januari 2, 2010 at 4:04 am
Ass. memang sedekah membuat hati sejuk dan tenang, byk lagi manffat sedekah salah satunya menghindari musibah, mohon ijin untuk mengcopibartikel ini amin Balas
12. KEKUATAN SEDEKAH ( 1 ) « Ustadchandra's Blog Berkata: Januari 25, 2010 at 10:23 am
[...] Comment! Ahmad Zain An Najah,MA * [...] Balas 13. Kekuatan-9b « KEAJAIBAN SEDEKAH Berkata: April 23, 2010 at 6:27 am
[...] “ Obatilah orang –orang yang sakit dari kalian dengan memberikan sedekah “ [34] [...] Balas Tinggalkan Balasan þÿ
Nama
þÿ
E-mail
þÿ
Situs web
Kirim Komentar
Beritahu saya mengenai komentar-komentar selanjutnya melalui surel. Beritahu saya tulisan-tulisan baru melalui surel.
Entri Tersimpan •
Tanggal Tulisan :
•
Desember 16, 2006 at 7:44 am
•
Kategori :
•
Islam dan Masalah Sosial
•
Lakukan Lebih Lanjut :
•
You can leave a response, or trackback from your own site.
Blog pada WordPress.com. — Theme: Connections by www.vanillamist.com.
KUMPULAN 10 HADIST - FADHILAH SEDEKAH Bagikan 30 Desember 2009 jam 10:41 1. Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda, “Seandainya aku mempunyai emas sebesar gunung Uhud, sungguh aku gembira apabila ia tidak tertinggal di sisiku selama tiga malam, kecuali aku sediakan untuk membayar utang.” (Bukhari) 2. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seorang hamba berada pada waktu pagi, dua malaikat akan turun kepadanya, lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah pahala kepada orang yang menginfakkan hartanya.’ Kemudian malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil.” (Muttafaq ‘Alaih). 3. Dari Abu Umamah r.a., Nabi saw. bersabda, “Wahai anak Adam, seandainya engkau berikan kelebihan dari hartamu, yang demikian itu lebih baik bagimu. Dan seandainya engkau kikir, yang demikian itu buruk bagimu. Menyimpan sekadar untuk keperluan tidaklah dicela, dan dahulukanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.” (Muslim). 4. Dari Uqbah bin Harits r.a., ia berkata, “Saya pernah shalat Ashar di belakang Nabi saw., di Madinah Munawwarah. Setelah salam, beliau berdiri dan berjalan dengan cepat melewati bahu orang-orang, kemudian beliau masuk ke kamar salah seorang istri beliau, sehingga orang-orang terkejut melihat perilaku beliau saw. Ketika Rasulullah saw. keluar, beliau merasakan bahwa orang-orang merasa heran atas perilakunya, lalu beliau bersabda, ‘Aku teringat sekeping emas yang tertinggal di rumahku. Aku tidak suka kalau ajalku tiba nanti, emas tersebut masih ada padaku sehingga menjadi penghalang bagiku ketika aku ditanya pada hari Hisab nanti. Oleh karena itu, aku memerintahkan agar emas itu segera dibagi-bagikan.” (Bukhari). 5. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa seseorang telah bertanya kepada Nabi saw., “Ya Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar pahalanya?” Rasulullah saw. bersabda, “Bersedekah pada waktu sehat, takut miskin, dan sedang berangan-angan menjadi orang yang kaya. Janganlah kamu memperlambatnya sehingga maut tiba, lalu kamu berkata, ‘Harta untuk Si Fulan sekian, dan untuk Si Fulan sekian, padahal harta itu telah menjadi milik Si Fulan (ahli waris).” (H.r. Bukhari, Muslim). 6. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda,
“Seorang laki-laki dari Bani Israil telah berkata, ‘Saya akan bersedekah.’ Maka pada malam hari ia keluar untuk bersedekah. Dan ia a telah menyedekahkannya (tanpa sepengetahuannya) ke tangan seorang pencuri. Pada keesokan harinya, orang-orang membicarakan peristiwa itu, yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada seorang pencuri. Maka orang yang bersedekah itu berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri.” Kemudian ia berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia bersedekah secara diamdiam, dan ternyata sedekahnya jatuh ke tangan seorang wanita (ia beranggapan bahwa seorang wanita tidaklah mungkin menjadi seorang pencuri). Pada keesokan paginya, orang-orang kembali membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada seseorang yang bersedekah kepada seorang pelacur. Orang yang memberi sedekah tersebut berkata, “Ya Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah sampai ke tangan seorang pezina.” Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam, akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya. Pada keesokan paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah bersedekah kepada seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu berkata, “Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada seorang pencuri, pezina, dan orang kaya.” Pada malam berikutnya, ia bermimpi bahwa sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam mimpinya, ia telah diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya tersebut adalah seorang pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya. Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena kemiskinannya. Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang kaya, tetapi ia tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik untuk bersedekah.” (Kanzul)
Klik menuju website PPPA, Klik disini
7. Dari Ali r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Segeralah bersedekah, sesungguhnya musibah tidak dapat melintasi sedekah.” (Razin) 8. Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Allah swt. akan menambah kemuliaan kepada hamba-Nya yang pemaaf. Dan bagi hamba yang tawadhu’ karena Allah swt., Allah swt. akan mengangkat (derajatnya). (Muslim)
Klik menuju website invesasi DUNIA & AKHIRAT, Klik disini
9. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, “Ketika seseorang sedang berada di padang pasir, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Curahkanlah ke kebun Fulan.’ Maka bergeraklah awan itu, kemudian turun sebagai hujan di suatu tanah yang keras berbatuan. Lalu, salah satu tumpukan dari tumpukan bebatuan tersebut menampung seluruh air yang baru saja turun, sehingga air mengalir ke suatu arah. Ternyata, air itu mengalir di sebuah tempat di mana seorang laki-laki berdiri di tengah kebun miliknya sedang meratakan air dengan cangkulnya. Lalu orang tersebut bertanya kepada pemilik kebun, “Wahai hamba Allah, siapakah namamu?” Ia menyebutkan sebuah nama yang pernah didengar oleh orang yang bertanya tersebut dari balik mendung. Kemudian pemilik kebun itu balik bertanya kepadanya, “Mengapa engkau menanyakan nama saya?” Orang itu berkata, “Saya telah mendengar suara dari balik awan, ‘Siramilah tanah Si Fulan,’ dan saya mendengar namamu disebut. Apakah sebenarnya amalanmu (sehingga mencapai derajat seperti itu)?” Pemilik kebun itu berkata, “Karena engkau telah menceritakannya, saya pun terpaksa menerangkan bahwa dari hasil (kebun ini), sepertiga bagian langsung saya sedekahkan di jalan Allah swt., sepertiga bagian lainnya saya gunakan untuk keperluan saya dan keluarga saya, dan sepertiga bagian lainnya saya pergunakan untuk keperluan kebun ini.” (Muslim). 10. Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda, “Seorang wanita pezina telah diampuni dosanya karena ketika dalam perjalanan, ia melewati seekor anjing yang menengadahkan kepalanya sambil menjulurkan lidahnya hampir mati karena kehausan. Maka, wanita tersebut menanggalkan sepatu kulitnya, lalu mengikatkannya dengan kain kudungnya, kemudian anjing tersebut diberi minum olehnya. Maka dengan perbuatannya tersebut, ia telah diampuni dosanya.” Seseorang bertanya, “Adakah pahala bagi kita dengan berbuat baik kepada binatang?” Beliau saw. menjawab, “Berbuat baik kepada setiap yang mempunyai hati (nyawa) terdapat pahala.” (Muttafaq ‘alaih) Telah terbit Kalender Kemanusiaan FPI 1431 H / 2010 M. Untuk pemesanan dapat menghubungi : 021-95522377 atau email ke
[email protected]