BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA LAPORAN KASUS
REFERAT UNIVERSITAS HASANNUDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
DESEMBER 2017
REFERAT
:
HIPERSOMNIA
LAPORAN KASUS
:
SCIZOAFEKTIF TIPE MANIK
OLEH : JULLIO ERICKS M KREY
Adaptasi LN
RESIDEN PEMBIMBING: dr. Muhammad Alim Jaya
SUPERVISOR PEMBIMBING: dr. Kristian Liaury,Ph.D,Sp.KJ
DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :
Nama
: Jullio Ericks M Krey
NIM
: Adaptasi Luar Negri
Universitas
: Universitas Hasanuddin
Judul referat
: Hipersomnia
Judul laporan kasus
: Scizoafektif tipe Manik
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian ILMU KEDOKTERAN JIWA Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar,
Desember 2017
Supervisor,
(dr. Kristian Liaury,Ph.D,Sp.KJ)
Pembimbing,
(dr. Muhammad Alim Jaya)
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Hipersomnia 2. Epidemiologi Hipersomnia 3. Aspek Neurobiologi 4. Gejala Klinis Hipersomnia 5. Kriteria Diagnosis Hipersomnia 6. Penatalaksanaan a. Psikofarmaka b. Non Psikofarmaka BAB III. KESIMPULAN BAB IV. DAFTAR PUSTAKA
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gangguan tidur yang yang dialami pada sebagian besar orang adalah Insomnia 75% dan sisanya 15% merupakan hipersomnia . Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah, maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Gangguan tidur merupakan masalah yang paling sering kita dapati pada keh idupan sehari-hari. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5% kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup. Diperkirakan jumlah penderita akib at gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan masalah kesehatan.(1)
Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin membahas lebih dalam atau secara khusus tentang HIPERSOMNIA, dimana tujuan utama penu lisan refarat sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas pada stase koas di department kejiwaan.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
I.
DEFINISI HIPERSOMNIA
Hipersomnia adalah suatu keadaan kecendrungan tidur yang berlebihan, sulit mempertahankan keadaan terjaga pada siang hari, rasa mengantuk disiang hari yang berlebihan, berkepanjangan tidur malam hari, atau kadang keduaduanya, yang terjadi secara teratur atau rekuren untuk waktu singkat, dan menyebabkan gangguan fungsi sosial dan pekerjaan.(2,3,4)
II.
EPIDEMIOLOGI HIPERSOMNIA
Hipersomnia dianggap sebagai penyakit langka lebih jarang dibandingkan insomnia. Penelitian baru- baru ini mengatakan kejadian hipersomnia 1 : 800 di Amerika Serikat saja. Berdasarkan National Berdasarkan National Sleep Foundation melaporkan Foundation melaporkan hipersomnia 0,3 % - 4,0 % orang dewasa, 5% - 10% dewasa muda dan dewasa menengah, 20%- 30% lanjut usia jatuh tertidur disiang hari dan adan ya serangan tidur disiang hari, durasi tidur pada hari kerja rata-rata rata-rata 39% 6,9 jam atau kurang dari 7 jam. Tidak ada perbedaan jenis kelamin pada penyakit hipersomnia. Masalah tidur ini berdampak pada fungsi mereka sehari-hari (social, keluarga, pekerjaan). (4,5,7)
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
III.
ASPEK NEUROBIOLOGI DAN ETIOLOGI
Penyebab paling umum dari hipersomnia :
1. Idiopatik
Dengan gejala mengantuk di siang hari yang berlebihan dan tidak didiagnosis sebagai narkolepsi. Kemungkinan penyebab Gangguan perilaku tidur REM adalah lesi tegmental pontine, melibatkan serotonergik, monoaminergik dan kolinergik neurotransmisi. Diperkirakan bahwa munculnya Gangguan perilaku tidur REM hasil dari lesi lokalisasi yang berhubungan dengan gangguan neurologis yang mendasari. Penelitian baru-baru ini telah mengidentifikasi beberapa kelainan yang yang berhubungan dengan hipersomnia, seperti menemukan sebuah hipersensitivitas abnormal reseptor GABA (kimia otak yang bertanggung jawab utama untuk sedasi atau untuk proses tidur ) pada pasien dengan hipersomnia. Jadi hipersensitivitasi abnormal GABA GABA terjadi secara alamiah oleh zat bioaktif (yaitu peptida seperti tripsin yang tersensitisasi) dalam CSF pasien menderita. Zat ini memerlukan penelitian lebih lanjut dari struktur kimianya yang telah terbukti dapat menyebabkan hiperreaktivitas reseptor GABA menyebabkan peningkatan sedasi atau mengantuk. (3,4,5) 2. Kurang tidur
Banyak orang tidak menjadwalkan waktu yang cukup untuk tidur di malam hari sehingga disiang hari pada terjaga merasakan ngantuk. Ini dikelola oleh pendidikan pasien tentang kebiasaan tidur yang sehat. (6) 3. Sleep apnea
Sleep apnea adalah suatu kondisi di mana pasien secara berkala berhenti bernapas saat tidur. tidur. Ada dua jenis sleep apnea-pusat dan obstruktif. obstruktif. Yang paling
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
membangunkan tidur, dan beberapa berisik, tersedak terengah-engah mengisi paru-paru. Obstructive sleep apnea adalah penyebab medis yang paling umum um um dari mengantuk siang hari yang berlebihan. Yang sangat penting bagi diagnosis adalah riwayat episode apnea saat tidur. Biasanya pasien tidak menyadari episode karena mereka singkat dan gairah hanya p arsial, sehingga sejarah harus diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari pasangan atau teman sekamar. Gejala / tanda-tanda yang umum termasuk keras mendengkur dan jeda dalam bernapas. Gejala tambahan termasuk terengah-engah selama tidur, sakit kepala kusam, dan perilaku otomatis. (7,8) 4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah suatu keadaan kead aan rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari dalam keadan sadar. Ada subtipe narkolepsi, yaitu : 1) Narkolepsi dengan Cataplexy Dengan gejala mengantuk siang hari yang berlebihan dan cataplexy (tibatiba kehilangan postural terjadi saat pasien terjaga dan identik dengan atonia). Gejala utama adalah serangan tidur tak tertahankan berlangsung 5 sampai 30 menit di siang hari. Serangan ini dapat terjadi tanpa peringatan dan pada waktu yang tidak tepat. Itu kantuk yang terjadi pada narkolepsi tidak dapat dihilangkan dengan setiap jumlah tidur yang normal. Patogenesis baik predisposisi genetik dan lingkungan pemicu adalah
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
masukan bangun. Ada beberapa hipotesa mengatakan hypoactivity dalam sistem catecholaminergic. (9,10) 2) Narkolepsi tanpa Cataplexy Dengan gejala mengantuk disiang hari yang berlebihan dan multiple sleep. 5. Penyalahgunaan obat dan alkohol
Seperti Benzodiazepin yang bekerja melalui sistem GABA. 6. Cedera kepala atau penyakit saraf , misalnya multiple sclerosis 7. Genetik (memiliki relatif dengan hipersomnia).
IV.
GEJALA KLINIS HIPERSOMNIA
(11)
a. Tidur malam atau disiang dengan durasi lama (sebanyak 12 jam atau lebih). (11) b. Berlebihan kantuk di siang hari menyebabkan tidur siang berkepanjangan yang tidak menyegarkan sehingga sulit untuk bangun dari tidur siang ataupun tidur malam. (11) Pasien tidak merasa tidur siang berikut segar dan karena itu melawan kantuk
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
penurunan libido, perasaan bersalah atau tidak berharga, dan, dalam kasus yang parah, keinginan bunuh diri, proses berpikir delusi, halusinasi pendengaran. (11) f.
Pada pasien dengan bentuk berulang hipersomnia terjadi selama berhari-hari hingga berminggu-minggu beberapa kali dalam setahun. Beberapa pasien mungkin mengalami gejala mudah marah, mudah tersinggung, hypersexuality, hyperphagia, perilaku impulsif, depersonalisasi, halusinasi, depresi, dan disorientasi. (11)
V.
KRITERIA DIAGNOSIS HIPERSOMNIA
Berdasarkan Pedoman Diagnostik Gangguan Jiwa dari PPDGJ I I I dan I CD -1 -10 0 Hipersomnia termasuk dalam urutan Hierarki Blok Diagnosis Gangguan
Jiwa No V. F50-F59 F50-F59 tentang “Sindrom Prilaku yang Berhubungan Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik”. Pada urutan F51 Gangguan Tidur NonNonOrganik, yaitu F51.1 Hipersomnia Non-Organik.(12)
F51 Gangguan Tidur Non-Organik (12)
A. Kelompok gangguan ini termasuk a) Dysomnia : kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya adalah jumlah, kualitas atau waktu tidur yang disebabkan oleh hal-
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
yang spesifik terlihat secara klinis berdiri sendiri sejumlah faktor psikiatrik dan atau fisik yang terkait memberikan kontribusi pada kejadiannya. Secara umum adalah lebih baik membuat diagnosis gangguan tidur yang spesifik bersaman dengan diagnosis lain yang relevan untuk menjelaskan secara adekuat psikopatologi dan atau patofisiologi. (12)
F51.1 Hipersomnia Non-Organik
(12)
Pedoman Diagnostik : A. Gambaran klinis dibawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti : a) Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur/ sleep attacks (tidak disebabkan o leh jumlah tidur yang kurang), dan atau transisi yang memanjang dari saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya (sleep drunkenness) b) Gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan c) Tidak ada gejala tambahan “narcolepsy” (cataplexy, sleep paralysis, hynagogic hallucination) atau bukti klinis untuk
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
hipersomnia merupakan keluhan yang dominan dari penderita dengan gangguan jiwa lainnya. (12)
-TR R dibagi menjadi 2 yaitu : Hipersomia Primer dan Menurut kriteris DSM-IV -T
Hipersomnia Akibat Gangguan Jiwa Lain. (10)
1. Hipersomnia Primer
(10)
a. Keluhan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan untuk waktu sedikitnya 1 bulan (atau kurang jika berulang) yang tampak baik dengan episode tidur lama atau episode siang hari yang terjadi hampir setiap hari b. Rasa mengantuk yang berlebihan menyebabkan penderita yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi sosial, pekerjaan, atau area fungsi penting lain c. Rasa mengantuk sebaiknya tidak disebabkan oleh insomnia dan tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan tidur lain (seperti, narkolepsi, gangguan tidur yang terkain dengan pernafasan, gangguan tidur irama sirkadian atau parasomnia) dan tidak dapat disebabkan karena kurangnya tidur.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Tabel 1. Kriteria diagnostik DSM-IV-TR hipersomnia primer. (10)
2. Hipersomnia Akibat Gangguan Jiwa Lain.
(10)
a. Keluhan yang dominan adalah rasa mengantuk berlebihan setidaknya 1 bulan seperti adanya episode tidur malam atau episode siang hari yang
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Tabel 1. Kriteria diagnostik DSM-IV-TR hipersomnia akibat gangguan jiwa lain. (10)
VI.
a)
PENATALAKSANAAN
Non Psikofarmaka
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
e. Jangan menggunakan obat-obat stimulan seperti decongestan f.
Lakukan latihan/olahraga yang ringan sebelum tidur
g. Hindari makan pada saat mau tidur, tapi jangan tidur dengan perut kosong h. Hindari rasa cemas atau frustasi i.
Buat suasana ruang tidur yang sejuk, sepi, aman dan enak
j.
Perubahan perilaku yang baik misalnya menghindari kerja malam dan kegiatan sosial yang menunda waktu tidur
b)
Psikofarmaka
1. Antidepresan 2. Antipsikosis 3. Amfetamin Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB III KESIMPULAN
Hipersomnia adalah suatu keadaan kecendrungan tidur yang berlebihan. Hipersomnia dianggap sebagai penyakit langka lebih jarang dibandingkan insomnia. Penyebab hipersomnia adalah idiopatik, sleep apneu, kekurangan tidur, obat- obatan, alkohol, genetik, dan cedera otak. Berdasarkan Pedoman Diagnostik Gangguan Jiwa CD-10 0 Hipersomnia termasuk dalam urutan Hierarki Blok dari PPDGJ I I I dan I CD-1 Diagnosis Gangguan Jiwa No V. F50-F59 F50-F59 tentang “Sindrom Prilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik”. Fisik”. Pada urutan F51 Gangguan Tidur Non- Organik, yaitu F51.1 Hipersomnia Non-Organik. Menurut kriteris DSM-IV -T -TR R dibagi menjadi 2 yaitu : Hipersomia Primer dan Hipersomnia Akibat Gangguan Jiwa Lain. Memiliki beberapa symptoms seperti : kecemasan, kurangnya daya ingat, menurunnya daya berpikir dan kegelisahan. Adapun dalam kurun waktu yang lama hipersomnia dapat menyebabkan beberapa komplikasi penyakit, seperti : diabetes, struk, penyakit jantung koroner, obesitas, sakit kepala &
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
1. Dr. iskandar Japardi. 2002.Gangguan Tidur. Bagian Bedah. Universitas Sumatra Utara. 2. B.K Puri, P.J. Laking, dkk. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. EGC. cetakan 2011. 3. E- journal universitas undayana. ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/4267/3237. 4.
Kaplan, H.I , Sadock, B.J , and Grebb, J.A , 2010. Tidur Normal dan Gangguan Tidur. Dalam: Sinopsis Psikiatri. Jilid II. Edisi ke 7. Tanggerang: Binarupa Aksara.
5. NINDS-Hypersomnia-Information-Page 6. Dr. rusdi Maslim. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkasa