PROPOSAL TUGAS AKHIR
PERPUSTAKAAN SEBAGAI EDUVACATION DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA
DISUSUN OLEH :
ADELVIN MARSCHA AUGITA I0214002
DOSEN PEMBIMBING :
IR. TRIJOKO D, M.T.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2017
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan, Jebres, Surakarta 57126 Telp.: (0271) 643666, E-mail:
[email protected] [email protected]
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERPUSTAKAAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI EDUVACATION DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA
Disusun oleh : Adelvin Marscha A (I0214002)
Menyetujui, Surakarta,... Pembimbing I
Pembimbing II
(Nama Dosen) NIP.
(Nama Dosen) NIP. Mengesahkan,
Kepala Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik
Amin Sumadyo, S.T. , M.T. NIP. PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena segala berkat Rahmat dan Karunia-Nya penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan sepenuhnya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penyusunan laporan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan sebagai Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Judul kripsi yang dijukan adalah “PERPUSTAKAAN SEBAGAI EDUVACATION DI SURAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA ”. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hari menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat : 1. Ketua Program Studi Teknik Arsitektur yang telah mengesahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan penulisn skripsi sehingga penyusunan skripsi berjalan lancar. 2. Dosen Pembimbing I yang selalu bijaksana memberikan bimbingan, nasehat seta waktunya selama penelitian dan penulisan s kripsi ini. 3. Dosen Pembimbing II yang telah mencurahkan perhatian, bimbingan, doa dan kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis. 4. Kedua orang tua atas jasa-jasanya, kesabaran, doa dan tidak pernah lelah dalam mendidik dan memberi cinta yang tulus dan ikhlas. 5. Teman-teman semua atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi penulis. 6. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hari. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca serta mahasiswa teknik arsitektur sebagai salah satu bahan pembelajaran. Surakarta,
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .......................................................................................................... LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................................... BAB I
PENDAHULUAN
I. II. III. IV. V. VI. VII. BAB II I.
II.
III.
BAB III I. II. III.
PENGERTIAN JUDUL ............................................................................ LATAR BELAKANG............................................................................... RUMUSAN MASALAH .......................................................................... TUJUAN DAN SASARAN ...................................................................... MANFAAT ............................................................................................... LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN........................................ METODA DAN SISTEMATIKA PEMBAHASAN ................................ TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PERPUSTAKAAN ............................................................... A. Pengertian Perpustakaan ................................................................ B. Fungsi Perpustakaan ...................................................................... C. Jenis Perpustakaan ......................................................................... D. Struktur Organisasi Perpustakaan .................................................. E. Kegiatan di Perpustakaan .............................................................. F. Kriteria Perpustakaan .................................................................... TINJAUAN EDUVACATION ................................................................. A. Pengertian Wisata .......................................................................... B. Pengertian Pariwisata .................................................................... C. Pengertian Edukasi ........................................................................ D. Pengertian Eduvacation ................................................................. TINJAUAN ARSITEKTUR METAFORA............................................... A. Pengertian Arsitektur Metafora ..................................................... B. Jenis-Jenis Arsitektur Metafora ..................................................... C. Analogi Bentuk dalam Arsitektur Metafora .................................. METODE PERANCANGAN IDE PERANCANGAN ............................................................................ PENGUMPULAN DATA ......................................................................... ANALISIS DATA .....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahasan mengenai pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup dan batasan pembahasan, dan metode dan sistematika pembahasan sebagai pedoman dan dasar dalam perancangan. JUDUL : Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora I.
PENGERTIAN JUDUL Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung, ataupun gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan dijual. (Sulistyo Basuki, 1991:3). Eduvacation atau wisata edukasi adalah suatu program dimana wisatawan berkunjung ke suatu lokasi wisata dengan tujuan utama untuk memperoleh pengalaman pembelajaran secara langsung di obyek wisata tersebut. (Rodger, 1998:8). Arsitektur Metafora adalah kiasan atau ungkapan bentuk, yang di wujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora merupakan sebuah ruang atau bangunan untuk menyimpan buku yang dapat menjadi sebuah obyek wisata dengan tujuan utama memperoleh ilmu pengetahuan. Pendekatan arsitektur metafora didasari pada kebutuhan kode visual yang harus di tampilkan pada bangunan Perpustakaan yang mencerminkan karakter perpustakaan itu sendiri. II.
LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi yang pesat sangat membantu aktivitas manusia sehari-hari. Tetapi perkembangan tersebut memiliki dampak buruk yaitu menurunnya minat baca dikalangan generasi muda saat ini. Budaya membaca memiliki peran penting di tengah masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pada kemajuan suatu negara. Indonesia menempati peringkat ketiga terbawah segabai negara yang masyarakatnya malas untuk membaca sesuai dengan reset UNESCO. Rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh minimnya fasilitas pendukung, seperti perpustakaan. Jumlah perpustakaan di Indonesia hanya berkisar 2.585 perpustakaan. Khusunya di Surakarta perpustakaan sangat sulit ditemukan untuk masyarakat banyak. Jumlah perpustakaan yang sedikit tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang melebihi angka 200 juta penduduk. Berkembangnya ilmu, fungsi dan tugas perpustakaan dalam kegiatan perpustakaan perlu diarahkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pemustaka, maka perpustakaan harus dapat melaksanakan fungsi rekreatif dengan menjadikan perpustakaan sebagai objek wisata. Pemustaka dapat memanfaatkan layanan yang dimiliki perpustakaan untuk mendapatkan penyegaran pikiran serta hiburan yang dibutuhkan oleh setiap individu.
Perpustakaan sebagai tempat rekreasi atau wisata bagi pemustaka diperjelas dalam UU No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, pasal 3 yang menyebutkan bahwa “perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa”. Maka jelas bahwa unsur rekreasiterdapat di perpustakaan sehingga pemustaka dapat berwisata di perpustakaan. Selain itu, perpustakaan perlu didesain dengan nyaman, sejuk, tenang, dan rekreatif untuk membuat pengguna ataupun masyarakat betah berlama-lama melakukan kegiatan di perpustakaan . Dengan desain tersebut minat baca dikalangan masyarakat dapat meningkat. Oleh karena itu, desain perpustakaan akan dibuat dengan menerapkan prinsip-prinsip arsitektur metafora. Dengan menggunakan arsitektur metafora bangunan perpustakaan dapat mencerminkan karakter perpustakaan yang rekreatif itu sendiri. Sehingga keberadaannya dapat dimanfaatkan dengan baik untuk masyarakat luas dan meningkatkan minat baca. III.
RUMUSAN MASALAH 1. Permasalahan Kurangnya jumlah perpustakaan dan fasilitas yang kurang memadai membuat masyarakat menjadi malas datang ke perpustakaan dan menurunnya minat baca di kalangan masyarakat. Dari hal tersebut, munculah pertanyaan berupa “ Bagaimana mewujudkan perpustakaan yang dapat digunakan masyarakat umum dengan fasilitas yang memadai, nyaman, dan bersifat rekreatif untuk meningkatkan minat baca di Surakarta dengan perwujudan tampilan bangunan yang dapat mencerminkan karakter perpustakaan yang rekreatif”. 2. Persoalan 1.1. Bagaimana rumusan konsep tata ruang serta tampilan interior yang menarik dan rekreatif sehingga memberikan daya tarik dan kenyamanan saat membaca maupun kegiatan lainnya. 1.2. Bagaimana konsep zonifikasi ruang sehingga aktivitas satu dengan aktivitas yang lain tidak akan saling menggganggu. 1.3. Bagaimana mewujudkan tampilan bangunan yang “welcoming” dan menampilkan karakter rekreatif dengan penerapan prinsip-prinsip arsitektur metafora
IV.
TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan Tujuan dari perencanaan dan perancangan perpustakaan ini adalah : 1.1. Membuat bangunan perpustakaan yang dapat mewadah kegiatan mencari informasi, membaca, belajar, mengerjakan tugas, dan wisata edukasi bagi masyarakat Surakarta 1.2. Membuat sebuah karya arsitektur yang mencerminkan karakter bangunan itu sendiri. 2. Sasaran Adapun sasaran dari perencanaan dan perancangan perpustakan ini antara lain : 2.1 Dapat merumuskan konsep tata ruang serta tampilan interior yang menarik dan rekreatif sehingga memberikan daya tarik dan kenyamanan saat membaca maupun kegiatan lainnya. 2.2 Dapat mewujudkan konsep zonifikasi ruang sehingga aktivitas satu dengan aktivitas yang lain tidak akan saling menggganggu. 2.3 Dapat mewujudkan tampilan bangunan yang “welcoming” dan menampilkan karakter rekreatif dengan penerapan prinsip-prinsip arsitektur metafora
V.
VI.
VII.
MANFAAT Manfaat dari perancangan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora antara lain : 1. Hasil perancangan mampu mewadahi kegiatan belajar sekaligus berekreasi untuk dapat memperoleh pembelajaran yang menyenangkan yang bertujuan memperkaya ilmu, menambah informasi, dan menambah wawasan. 2. Hasil perancangan mampu mewadahi kegiatan untuk meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat. 3. Hasil perancangan dapat menciptakan sebuah perpustakaan yang memenuhi standar, memiliki fasilitas yang memadai, nyaman, dan bersifat rekreatif. 4. Hasil perancangan mewujudkan tampilan bangunan serta tata masa yang dapat mencerminkan karakter perpustakaan yang rekreatif melalui pendekatan arsitektur metafora. LINGKUP DAN BATASAN PEMBAHASAN 1. Lingkup Pembahasan Pembahasan mengarah pada Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta serta fasilitas-fasilitas pendukung bangunan. Pembahasan hanya ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur serta hal-hal lain yang menghasilkan penentu perencanaan dan perancangan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta sesuai dengan tujuan dan sasaran. Hal-hal diluar ilmu arsitektur akan dibahas secara umum yang selanjutnya akan menjadi pertimbangan dalam perencanaan dan perancangan. 2. Batasan Pembahasan a. Kajian mengenai perpustakaan. b. Kajian mengenai eduvacation (wisata edukasi). c. Kajian mengenai konsep eduvacation yang dapat diterapkan pada bangunan. d. Kajian mengenai arsitektur metafora METODA DAN SISTEMTIKA PEMBAHASAN 1. Metoda Penyusunan a. Studi Pustaka Metode studi pustaka adalah metode pengumpulan data-data dengan menggunakan atau mengambil dari buku-buku sebagai sumber bacaan dan referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Data yang diperoleh dari studi pustaka ini, baik dari teori, pendapat ahli, serta peraturan dan kebijakan pemerintah menjadi dasar perencanaan sehingga dapat memperdalam analisa. Data ini nantinya dapat digunakan untuk membantu proses perencanaan dan perancangan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora b. Studi Banding Studi banding dilakukan untuk mendapatkan sebuah data dari bangunan sejenis yang sudah ada. Data yang didapat nantinya akan lebih nyata dan sesuai fakta yang ada dilapangan. c. Wawancara Wawancara merupakan metoda untuk mencapatkan data dan informasi yang lebih mendalam mengenai obyek yang akan dirancang melalui tanya jawab dengan pengguna.
2. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Pembahasan mengenai pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup dan batasan pembahasan, dan metode dan
sistematika pembahasan sebagai pedoman dan dasar dalam perancangan sebuah bangunan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora. BAB II TINJAUAN TEORI Berisi tentang teori-teori mengenai perpustakaan, eduvacation, arsitektur metafora, serta studi banding bangunan sejenis yang selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk membuat analisa guna memecahkan permasalahan. BAB III METODA Menguraikan tentang metoda dalam perancangan proyek desain Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II akan memaparkan teori-teori mengenai perpustakaan, eduvacation, arsitektur metafora, serta studi banding bangunan sejenis yang selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk membuat analisa guna memecahkan permasalahan. . I.
1
TINJAUAN PERPUSTAKAAN A. Pengertian Perpustakaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka yang artinya kitab, buku atau buku primbon. Perpustakaan berarti tempat, gedung yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibacakan. Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung, ataupun gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan dijual. (Sulistyo Basuki, 1991:3). Dalam pandangan P. Sumardji, perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang di atur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan, dan lain sebagainya. Menurut Undang-Undang no. 43 tahun 2007, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atay karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pustaka Dari pengertian-pengertian diatas, perpustakaan dapat diartikan secara luas sebagai tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis dengan tata susunan tertentu, untuk digunakan oleh pada pengguna sebagai sumber pustaka/informasi sekaligus sebagai sarana belajar ataupun rekreasi. B. Fungsi Perpustakaan1 Adapula fungsi-fungsi dari perpustakaan, sebagai berikut : 1. Fungsi Dokumentasi Perpustakaan mendokumentasi/menyimpan koleksi berupa buku-buku dan terbitan lainnya. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan menyediakan informasi yang dapat diakses oleh masyarakat. 3. Fungsi Pendidikan Perpustakaan menjadi tempat dan sarana untuk belajar baik secara formal maupun informal. 4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan dapat menjadi sebuah sarana rekreasi dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan. Misalnya novel dan komik.
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
5. Fungsi Kultural Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya pada masyarakat melalu berbagai aktivitas seperti pameran, pertunjukan, bedah buku, seminar, dll. C. Tujuan Perpustakaan Tujuan perpustakaaan bagi masyarakat luas, antara lain : 1. Dapat mendidik masyarakat secara berkesinambungan. 2. Dapat memelihara kemerdekaan berfikir yang konstruktif untuk anggota keluarga dan masyarakat yang lebih baik. 3. Dapat tanggap dalam kemajuan pada berbagai lapangan ilmu pengetahuan, kehidupan sosial dan politik. 4. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir, membina rohani dan dapat menggunakan kemampuannya untuk dapat menghargai hasil seni budaya manusia. 5. Dapat menjadi warga negara yang baik dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional dan dalam membina saling pengertian antar bangsa. 6. Dapat meningkatkan tarap kehidupan sehari-hari dan lapangan pekerjaan. 7. Dapat menggunakan waktu senggang dengan baik yang bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan sosial. D. Jenis Perpustakaan 1. Perpustakaan Nasional Perpustakaan nasional adalah perpustakaan yang di kelola oleh pemerintah yang mempunyai tugas membantu presiden dalam menyenggarakan pengembangan bahan pustaka sebagai hasil budaya dan pelayanan informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. 2. Perpustakaan Umum Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dibiayai oleh dana umum, baik sebagian maupun seluruhnya, terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda bedakan usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan serta memberikan pelayanan cuma-cuma untuk umum. 3. Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unsur penunjang yang merupakan kelengkapan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 4. Perpustakaan Sekolah Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 5. Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang mempunyai tugas melayani suatu kelompok masyarakat khusus yang memiliki kesamaan kebunutuhan minat terhadap bahan pustaka dan informasi.
E. Struktur Organisasi Perpustakaan2 Pimpinan Tata Usaha Pembinaan Koleksi Pengadaan Bahan Koleksi Pengolahan Bahan Pustaka
Pelayanan Pengguna Layanan Sirkulasi Layanan Referensi Layanan Administrasi
Perawatan Koleksi
Bagan 2.1. Struktur Organisasi Perpustakaan Sumber: Soeatminah, 1992, hal. 61 Pola susunan/struktur organisasi perpustakaan pada umumnya terdiri dari: 1. Pimpinan perpustakaan Adalah orang yang memimpin dan mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan yang dilakukan dalam perpustakaan. 2. Unit pengadaan koleksi Adalah orang yang bertanggungjawab untuk mengadakan, menyediakan, atau melengkapi koleksi. 3. Unit pengolahan bahan koleksi Adalah orang yang melakukan keggiatan pengolahan, pemrosesan bahan koleksi agar menjadi koleksi yang siap pakai atau dibaca dan dipinjam oleh pengunjung perpustakaan. 4. Unit pelayanan sirkulasi Adalah orang yang melakukan kegiatan peminjaman dan pengembalian koleksi pustaka bagi pengunjung perpustakaaan. 5. Unit pelayanan referensi Adalah orang yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan koleksi pustaka acuan bagi pengunjung perpustakaan. 6. Unit pelayanan administrasi Yaitu orang yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan administrasi perpustakaan. F. Kegiatan di Perpustakaan Kegiatan pokok yang ada di dalam sebuah perpustakaan menurut Sulistyo Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan (1991) adalah: 1. Kegiatan pembinaan bahan koleksi Merupakan kegiatan mengumpulkan, mengadakan, menyediakan bahan koleksi untuk dijadikan koleksi perpustakaan. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam berbagai cara, yaitu: a. Pemilihan bahan pustaka Perpustakaan menentukan dan memilih macam pustaka yang akan dihimpun menjadi koleksi perpustakaaan. Prosedur dan tata cara pemilihan / seleksi ditentukan oleh perpustakaan dan dibukukan dalam buku pedoman kerja perpustakaan. b. Pelaksanaan pengadaan bahan koleksi
2
Soeatminah. 1992. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius.
Merupakan sebuah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi perpustakan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dan terbitan mutakhir, agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani. Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan melakukan pembelian, pertukaran, melalui hadiah sumbangan, dan keanggotaan organisasi. c. Pencatatan dan inventarisasi bahan pustaka 2. Kegiatan pengolahan bahan koleksi Merupakan kegiatan mempersiapkan bahan koleksi yang telah diperoleh, agar dengan mudah dapat diatur di tempat-tempat koleksi yang telah diperoleh, sehingga memudahkan bagi pemakai/pengunjung perpustakan dalam mencari bahan koleksi pustaka yang dibutuhkan. Yang termasuk dalam kegiatan pengolahan bahan koleksi adalah: a. Klasifikasi Klasifikasi adalah kegiatan mengelompokkan bahan-bahan koleksi sesuai dengan macam dan bidang ilmunya. b. Katalogisasi Katalogisasi adalah kegiatan membuat kartu-kartu katalog atau memasukkan data pada database koleksi perpustakaan. c. Pelabelan Pelabelan adalah kegiatan membuat nomer penempatan pada setiap bahan koleksi pustaka dengan label tertentu yang ditempatkan pada cover bahan koleksi pustaka tersebut sesuai dengan ketentuan. Selain itu juga disertai kegiatan pembuatan kartu tanggal peminjaman/pengembalian. d. Penyimpanan dan penyusunan bahan koleksi Merupakan kegiatan menyimpan bahan koleksi yang telah diproses pada rak bahan pustaka berdasarkan susunan kelompok macam dan bidang ilmunya maupun urutan nomor penempatan. e. Penyimpanan dan penyusunan kartu koleksi Merupakan kegiatan menyimpan dan menyusun kartu katalog berdasarkan urutan secara alfabetis. f. Pemeliharaan/perawatan bahan koleksi Koleksi perpustakaan perlu dipelihara atau dirawat agar awet, tidak mudah rusak dan hilang. Bahan pustaka sebagi sumber informasi yang tidak ternilai harganya juga perlu dijaga kelestariannya, maka perpustakaan perlu melakukan beberapa macam usaha pengawetan untuk menanggulangi kerusakan pustaka, kehilangan pustaka, dan koleksi yang kadaluwarsa. g. Kegiatan lain-lain Kegiatan lain-lain meliputi perbaikan setiap bahan koleksi yang rusak, pengawetan bahan, bahan pustaka, revitalisasi koleksi pustaka yang lama, penjilidan, dan sebagainya. 3. Kegiatan pelayanan a. Pelayanan sirkulasi Yang meliputi kegiatan pelayanan sirkulasi adalah: Membuat peraturan peminjaman. Membuat pengumuman mengenai tata cara pendaftaran anggota. Melayani pendaftaran anggota baru. Memproses keanggotaan perpustakaan. Melayani peminjaman bahan koleksi yang dapat beredar/dipinjam oleh anggota perpustakaan. Menyimpan semua kartu peminjaman dengan sistematis.
Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan buku sampai pada batas waktu yang ditentukan. Melakukan transaksi seperti pembayaran denda, ganti rugi buku, dll serta membuat administrasinya. Melayani kepentingan surat menyurat. Membuat laporan tertulis secara berkala. b. Pelayanan referensi Yang meliputi kegiatan pelayanan referensi adalah : Melayani anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuan (referensi). Melayani permintaan fotokopi untuk anggota perpustakan yang membutuhkan. Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan oleh anggota perpustakaan atau siapa saja yang bukan anggota perpustakaan dengan syarat-syarat tertentu. Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali koleksi pustaka referensi yang telah dibaca. Membuat laporan tertulis secara berkala. c. Pelayanan administrasi (umum) Yang meliputi kegiatan pelayanan administrasi (umum) adalah : Melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan sarana/prasarana perpustakaan. Melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan keuangan. Melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan Personalia. Melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan ketatausahaan/kearsipan. Melakaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pembuatan laporan dan surat menyurat. Melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pelayanan umum (pemeliharaan fasilitas, pelayanan kebersihan, penggantian perabot, dsb). 4. Kegiatan administrasi a. Bidang perangkat lunak/software, yaitu tata usaha (sekretariat): Akta-akta Kontrak-kontrak Pendidikan pegawai Menetapkan pedoman format surat Menetapkan sistem keluar surat Menetapkan sistem penyimpanan surat Melaksanakan surat dan dokumen sesuai dengan pedoman Melaksanakan kearsipan Melaksanakan kegiatan humas menurut pedoman Menyusun laporan Membantu pimpinan dalam tata hubungan kantor Mengatur kegiatan humas
b. Bidang perangkat keras/hardware, yaitu rumah tangga yang meliputi: Perlengkapan Membuat perencanaan kebutuhan perlengkapan dan perabot perpustakaan, secara kualitas maupun kuantitas.
Membuat perencanaan bentuk, ukuran, model, bahanbahan, perabot perpustakaan yang sesuai. Membuat sistem pencatatan barang perlengkapan perabot. Melaksanakan pengadaan dan pengecekan perlengkapan perabot. Melaksanakan pencatatan keluar masuknya perlengkapan dan perabot. Keuangan Menetapkan pedoman prosedur kerja administrasi keuangan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Menetapkan sistem pembukuan. Melaksanakan pengadaan anggaran keuangan dari pos yang telah ditentukan. Melaksanakan pembagian pemakaian keuangan yang telah ditetapkan. Melaksanakan administrasi pertanggungjawaban keuangan. Melaksanakan pencatatatn ke dalam buku kas keuangan yang telah ditetapkan.
Kepegawaian Membuat perencanaan sistem pengembangan tenaga kerja. Membuat perancanaan sistem pembinaan kesejahteraan tenaga kerja. Melaksanakan administrasi gaji, tunjangan dan t ambahan pendapatan lain. Kerumahtanggaan Memelihara, membersihkan dan menjaga perlengkapan. Memelihara, membersihkan dan menjaga perabot. Memelihara, menjaga sarana ruang, gedung, dan halaman. Memelihara, membersihkan dan menjaga sarana transportasi
G. Kriteria Perpustakaan Kriteria perpustakaan menurut Faulkner-Brown (1979) dikenal dengan FaulknerBrown’s Ten Comandements yang terdiri dari : a. Flexible Layout, struktur, dan pelayanan perpustakaan yang mudah beradaptasi pada keadaan dan kebutuhan yang berubah-ubah. b. Compact Kemudahan sirkulasi bagi pembaca, staff, dan buku-buku dalam perpustakaan. c. Accessible Perpustakaan memberikan kemudahan akses mulai dari exterior hingga ke dalam perpustakaan serta dari pintu masuk (entrance) menuju setiap bagian bangunan dengan penataan ruang yang komprehensif sehingga meminimalkan diperlukannya petunjuk tambahan. d. Extendible Desain perpustakaan memungkinkan untuk menampung koleksi perpustakaan yang terus berkembang diwaktu yang akan datang tanpa harus mengganggu fungsi utama bangunan.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
II.
Veried Penyediaan akomodasi dan layanan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang berbeda-beda Organized Pengaturan koleksi sebaik mungkin untuk memaxkan akses pengguna terhadap koleksi perpustakaan. Comfortable Kenyamanan pada perpustakaan harus diperhatikan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan fasilitas oleh penunjung perpustakaan. Constant Lingkungan dalam perpustakaan perlu dijaga untuk menjaga keawetan material dan menghindari hal-hal yang dapat merusak koleksi perpustakaan. Secure Untuk mengontrol perilaku pengguna dan mencegah kehilangan koleksi perpustakaan. Economic Bangunan perpustakaan dibangun dan dirawat dengan sumberdaya seminimal mungkin dari sisi finansial maupun staff.
TINJAUAN EDUVACATION ( WISATA EDUKASI) A. Pengertian Wisata Menurut Soetomo (1994), yang didasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel Agent), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik didalam maupun luar negeri. Berdasarkan UU RI No 10 tahun 2009 wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan manusia baik perorangan maupun kelompok untuk mengunjungi destinasi tertentu dengan tujuan rekreasi, mempelajari keunikan daerah wisata, pengembangan diri, dsb dalam kurun waktu singkat atau sementara waktu B. Pengertian Pariwisata Menurut KBBI, Pariwisata ialah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi; turisme; pelancongan. Menurut A.J. Burkart dalam Damanik (2006), pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasa hidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan. Menuurut Mathieson & Wall dalam Pitana dan Gayatri (2005), bahwa pariwisata adalah kegiatan perpindahan orang untuk smentara waktu ke destinasi diluar tempat tinggal dan tempat kerjanya dan melaksanakan kegiatan selama di destinasi dan penyiapan fasilitas-fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela, serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata tersebut. C. Pengertian Edukasi Secara Etimologis, edukasi berasal dari kata latin yaitu educare yang artinya “memunculkan”, “membawa”, “melahirkan” Dalam pengertian secara luas edukasi adalah setiap tindakan atau pengalaman yang memiliki efek formatif pada karakter, pikiran atau kemampuan fisik dalam individu.
Pendidikan dan edukasi memiliki pengertian yang berbeda, menurut KBBI pendidikan adalah pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, dan cara mendidik. Sedangkan pengertian edukasi menurut Rendra Suroso adalah upaya dari subyek terhadap objek untuk mengubah cara memperolah dan mengembangkan pengetahuan menuju cara tertentu yang diinginkan oleh subyek. Pada kedua pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan lebih terarah kepada kelompok manusia akan tetapi pengertian pendidikan lebih dikerucutkan kepada individu itu sendiri. D. Pengertian Eduvacation Eduvacation merupakan singkatan dari education vacation yang memiliki arti wisata edukasi. Wisata edukasi adalah suatu perjalanan wisata yang memiliki nilai tambah edukasi, tidak sekedar berwisata, tetapi juga memiliki tujuan untuk menambah nilai-nilai edukasi atau pendidikan bagi seluruh peserta. Wisata edukasi sebuah kegiatan yang umumnya dilakukan oleh institusi pendidikan, seperti sekolah-sekolah maupun institusi pendidikan lainnnya. Wisata edukasi atau wisata pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan kreatifitas peserta kegiatan wisata. Biasanya tujuan wisata edukasi adalah tempat-tempat yang memiliki nilai tambah sebagai sebuah area wisata, seperti kawasan perkebunan, kebun binatang, tempat penangkaran hewan langka, pusat-pusat penelitian dan lain sebagainya. a.
Konsep Dasar Eduvacation Instruction Merupakan fasilitas pembelajaran terhadap sasaran yang di identifikasi, baik yang disampaikan oleh pengajar atau bentuk. Teaching Merupakan tindakan seorang pengajar secara nyata dirancang untuk memberikan pembelajaran kepada terajar. Learing Pembelajaran dengan pandangan ke arah persiapan serta pendidikan dengan pengetahuan khusus, keterampilan, atau kemampuan yang dapat diterapkan segera setelah selesai b. Jenis Eduvacation Wisata Edukasi Science / Ilmu Pengetahuan Wisata Edukasi Science atau Ilmu Pengetahuan adalah wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan ilmu pengetahuan. Wisata Edukasi Sport / Olahraga Wisata Edukasi Olahraga adalah wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan secara fisik atau olah raga. Wisata Edukasi Culture / Kebudayaan Wisata Edukasi Culture banyak terdapat di Indonesia. Diantaranya pendidikan kebudayaan dalam bidang seni, adat istiadat dan lain-lain yang berhubungan dengan kebudayaan. Wisata Edukasi Agrobisnis Merupakan wisata edukasi yang berbasis kepada pendidikan agro atau pertanian dan peternakan yang juga merupakan bisnis dari suatu perusahaan maupun perseorangan.
III.
TINJAUAN ARSITEKTUR METAFORA Metafora berasal dari bahasa latin methapherein (metha berarti melewati, pherein berarti membawa) merupakan sebuah gaya bahasa yang menjelaskan sesuatu melalui persamaan ataupun perbandingan, dengan pemakaian kata yang memiliki arti bukan sebenarnya. Pada awal tahun 1970-an, arsitektur dikaitkan dengan gaya bahasa cara metafora. Masyarakat memiliki paendapat tertentu terhadap bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya, dengan cenderung menyamakan ataupun membandingkan bangunan yang diamati dengan bangunan atau benda lain. (Jenks, Charles, 20th Century in Architecture, Evaluationary Tree.) Menurut Charles Jenks, awalnya seni bangunan mengalami suatu penganalogian bentuk, berkembangnya penganalogian bentuk karena kejenuhan terhadap arsitektur modern. Analogi metafora berkembang bersamaan munculnya arsitektur post modern yang bercirikan bentuk bangunan dengan prinsip skalatis, serba terukur sesuai kebutuhan manusia, dan kurang beradaptasi dengan lingkungan alamnya Jenks menjelaskan bahwa arsitektur sebagai sebuah alat komunikasi adalah bahasa nonverbal dimana bangunan mewakili salah satu bentuk komunikasi dan seperti bahasa juga menggunakan kosakata dan sintaksis. Dengan pemahaman bahwa arsitektur sering sekali diartikan sebagai suatu sistem bahasa yang menyampaikan makna-makna tertentu, maka metafora juga menjadi suatu hal yang sering dipakai sebagai pendekatan mendesain arsitektur, terutama dalam proses menemukan bentuk gometrinya. A. Pengertian Arsitektur Metafora Pengertian metafora dalam arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, yang di wujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai karyanya. Dalam mendesain dengan pendekatan metafora biasanya dilakukan dengan cara penganalogian. Seringkali para arsitek menggunakan bentuk analogi dari sebuah benda untuk diterjemahkan ke dalam bentuk bentuk arsitektural dalam mencari bentuk arsitektur ketika merancang,. Metode ini dilakukan dengan mengambil suatu makna tertentu yang akan dibawa kebentuk arsitektur. Dengan melalui proses ini, metafora seolah memindahkan karakter pada benda yang sebelumnya ke dalam produk arsitektural, sehingga bentuk arsitektur yang muncul adalah penggambaran dari karakteristik tersebut. Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat menyampaikan makna yang terkandung di dalam sebuah bangunan. Arsitektur bukan hanya sekedar bangunan mati yang tidak memiliki jiwa, namun arsitektur merupakan sebuah bentuk bahasa, sehingga arsitektur merupakan bagian dari komunikasi. Arsitektur Metafora berkenaan dengan wujud bentuk arsitektur yaitu bagaimana menjelaskan dan mencari hubungan logis antara kiasan tertentu dari arsitek ke dalam bentuk ruang bangunan rancangannya sebagai makna kedua di samping pemenuhan fungsi bangunannya. Metafora dalam arsitektur bagaikan kiasan berbahasa, memilki kesamaan – kesamaan dan bersifat logis.
Menurut Charles Jenks bahwa orang dengan latar belakang berbeda akan membaca ekspresi metaforik dalam suatu bangunan secara berlainan. Metafora berkaitan dengan pemahaman manusia, dengan pengalaman yang melatar belakangi pemikiran manusia. Pengalaman dan pemahaman manusia terhadap suatu konsep akan tertanam dalam ingatannya. Karakteristik ruang, kode visual maupun ekspresi tarikan garis adalah upaya untuk merangsang pemahaman manusia kepada konsep yang ingin ditampilkan.
B. Jenis- Jenis Arsitektur Metafora Terdapat tiga jenis Arsitektur Metafora, antara lain : 1. Intangible Metaphor (metafora yang tidak diraba) Merupakan metafora abstak, yang tidak dapat dilihat dan hanya dapat dirasakan. Yang termasuk dalam metafora abstrak misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus, seperti individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya. Pemberangkatan ide metaforik berasal dari konsep yang abstrak, sebuah ide, sifat atau kualitas objek. Salah satu contohnya adalah karya arsitek Kazuo Shinohara yang berhasil mengangkat konsep keheningan jepang ke dalam bentuk 3 dimensi ruang. 2. Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba) Merupakan metafora yang nyata dan dapat dilihat sekaligus dirasakan dari suatu karakter visual atau material. Ide pemberangkatan metaforik berasal dari karakter material atau visual objek yang konkrit. Sydney Opera House merupakan salah satu contohnya. Sang arsitek ingin menunjukkan cangkang sebagai sebuah bangunan dalam hubungannya dengan suatu permukaan bola dan sayap burung yang sedang terbang. Tetapi pengelihatan orang awam menganggapnya sebagai cangkang kerang laut yang berwarna putih dengan kombinasi layar kapal. 3. Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya) Merupakan metafora dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi, serta menjadi pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar karakter visualnya dapat menjadi alasan untuk menilai sifat – sifat, kualitas, dan karakter wadah visualnya. Contoh bangunan dari jenis ini adalah Blood Bank Mexico. Ide awal dari bangunan ini sebagai bank darah, maka diambil ide darah tersebut sebagai langkah awal strategi pendekatan metafora. Dengan settingan lokasi di lembah Rio Grande dimana ketika matahari terbenam langitnya akan memerah darah, maka ide memetaforakan darah tersebut dianggap cocok dengan kondisi yang ada di lokasi. C. Analogi Bentuk dalam Arsitektur Metafora Menurut Goffrey Broadbent, bentuk penganalogian metafora dalam arsitektur terbagi menjadi 4 macam, antara lain : Analogi romantik Ciri umumnya bersifat mengembang serta dapat mendatangkan tanggapan emosional dalam diri pengamat. Analogi romantik dilakukan melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan dan melakukan asosiasi rujukan pada alam, melalui bentuk rona, proses alami, tempat eksotis, dan bentuk-bentuk primitif lainnya. 2. Analogi lingustik Menyampaikan informasi pandangan suatu bangunan dengan salah satu cara berikut, melalui metode tata bahasa, ekspresionis, dan semiotik. a. Metode tata bahasa Pada metode ini arsitektur dianggap terdiri dari unsur kata yang ditata menurut aturan tata bahasa dan sinteksis, memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menaksir apa yang disampaikan bangunan. b. Metode ekspresionis Pada metode ini bangunan dianggap sebagai wahana arsitek mengungkapkan sikapnya terhadap proyek bangunan. 1.
Metode semiotik Metoda ini merupakan bentuk penafsiran yang menggunakan tanda-tanda pada sebuah karya arsitektur, yang merupakan tanda penyampaian informasi mengenai bangunan sebenarnya, fungsi, serta tujuan keberaadaannya. 3. Analogi benda hidup Analogi ini menjelaskan bahwa arsitektur dari teori alam menciptakan suatu bentuk dan fungsi bangunan. Suatu objek mulanya melihat bentuk dari gejala alam, misalnya dari makhluk hidup. Seperti misalnya sarang laba-laba yang dapat mengilhami bentuk struktur kabel, kulit telur yang menjadi landasan awal dari struktur shell, dan akar pohon yang menimbulkan pemahaman bahwa bangunan tidak mampu berdiri tanpa pondasi. 4. Analogi benda mati Menjelaskan bahwa perbandingan pada bentuk arsitektur tidak harus selalu berwujud benda hidup, misalnya folded plate yang diilhami dari lipatan kertas alas obat nyamuk bakar, atau tenda yang dapat menginspirasi struktur membran roof dan struktur tensile. c.
BAB III METODE PERANCANGAN
Metode perancangan adalah suatu metode dalam perancangan yang dapat mempermudah dalam mengembangkan ide rancangan. Untuk memperoleh data yang kongkrit dalam penelitian di lapangan, maka dalam perancangan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengertian metode kualitatif menurut Kirk dan Miller yang di kutup oleh Lexy J. Moleong adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut, pembahasannya dan peristilahannya (Lexy, 2003: 13). Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong (2007:4) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa metode kualitatif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan pada orang-orang atau obyek untuk mendapatkan data deskriptif. Adapun metode penelitian yang rencana penulis terapkan pada perancangan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora, sebagai berikut : I.
II.
IDE PERANCANGAN Proses dan tahapan kajian yang digunakan dalam perancangan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora dijelaskan sebagai berikut: 1. Pencarian ide atau gagasan dengan menyesuaikan informasi yang berkembang di Surakarta tentang Perpustakaan serta seberapa besar peran perpustakaan dalam meingkatkan minat baca di masyarakat. 2. Pemantapan ide perancangan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora, melalui penelusuran informasi dan data-data arsitektural maupun non-arsitektural dari berbagai pustaka dan media sebagai bahan perbandingan dalam memecahkan permasalahan. 3. Dari pengembangan ide perancangan yang diperoleh kemudian dituangkan dalam makalah tertulis dan kedalam rancangan. PENGUMPULAN DATA Pengumpulan dan pengolahan data terdiri dari dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diproleh langsung dari sumbernya. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, atau data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan. Dalam pengumpulan data dari informasi primer dan sekunder, digunakan metode yang dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu: 1. Data Primer a. Metode Observasi Metode observasi adalah suatu metode yang digunakan dengan cara pengamatan dan pencatatan data secara sistematis terhadap suatu gejala atau fenomena yang diselidiki. Dengan adanya survei lapangan didapat data-data yang sistematis melalui interaksi langsung dengan masyarakat di sekitar tapak, yaitu dengan melakukan indentifikasi karakter-karakter masyarakat untuk mengetahui perannya terhadap bangunan. Survei ini berfungsi untuk mendapatkan data berupa : Kondisi kawasan Kota Surakarta, meliputi data tentang kondisi alam kondisi fisik yang ada. Obyek studi banding dilakukan di Dinas Arsip dan Perpustakaan Surakarta dan Perpustakaan Kota Surabaya untuk mendapatkan data mengenai fungsi, fasilitas dan ruang-ruang yang mewadahinya.
b. Metode Wawancara/ Interview Menurut Arikunto (2002: 132) interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Dalam metode ini menggunakan metode interview dalam bentuk interview bebas terpimpin. Menurut Suharsimi Arikunto, interview bebas terpimpin yaitu melaksanakan interview pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan dan untuk selanjutnya pertanyaan-pertanyaan tersebut diperdalam. Dari wawancara yang telah dilakukan, informasi yang diketahui dapat dijadikan sebagai referensi dalam perancangan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta. c.
Metode Dokumentasi Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidik benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 135) Dalam metode dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data yang dimiliki lembaga dan disususun dalam bentuk laporan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
2. Data Sekunder a. Studi Pustaka Metode studi pustaka adalah metode pengumpulan data-data dengan menggunakan atau mengambil dari buku-buku sebagai sumber bacaan dan referensi yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Data yang diperoleh dari studi pustaka ini, baik dari teori, pendapat ahli, serta peraturan dan kebijakan pemerintah menjadi dasar perencanaan sehingga dapat memperdalam analisa. Data yang diperoleh dari penelusuran literatur bersumber dari data buku, internet, majalah, film dokumenter, dan aturan kebijakan pemerintah. Data tersebut meliputi : Data atau literatur tentang kawasan dan tapak dan potensi alam dan buatan yang ada dikawasan. Data ini selanjutnya digunakan untuk menganalisis tapak. Data tentang bangunan dengan tema metafora sebagai studi banding yang meliputi fungsi, fasilitas dan ruang-ruang yang mewadahinya. Data ini akan digunakan untuk menganalisa konsep. Data mengenai aktivitas pengguna dan sirkulasi ruang. Data ini akan digunakan untuk menganalisa ruang. b. Studi Banding/Komparasi Studi banding/komparasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai bangunan yang sejenis dan sudah ada. Antara lain objek studi banding : Dinas Arsip dan Perpustakaan Surakarta Perpustakaan Kota Surabaya
Dalam tahap pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder sangat bermanfaat dalam proses perancangan Perpustakaan sebagai Eduvacation di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Metafora ini. Data- data yang diperoleh akan diolah lalu dianalisa sehingga diperoleh alternatif untuk konsep perancangan
III.
ANALISIS DATA Dalam tahap analisis data dilakukan pendekatan terhadap kondisi kawasan perancangan. Metode yang digunakan dalam tahap analisis terdiri dari analisis makro dan mikro. Analisis Makro adalah analisis dalam skala kawasan, sedangkan analisi mikro adalah analisis terhadap tapak perancangan. 1. Analisis Tapak
Analisis Tapak
Eksisting Site Tapak
Angin
Pencapaian dan Sirkulasi
Suhu
Analisis Iklim makro
Sinar Matahari Hujan
Vegetasi
2. Analisis Pengguna Analisis Pengguna Analisi Pengguna Analisis Sirkulasi Setiap Unit Fungsi
3. Analisis Aktifitas Aliran Sirkulasi Setiap Unit Fungsi Analisis Aktifitas Hubungan Ruang, Aktifitas, dan Perilaku
4. Analisis Ruang Karakter ruang
Jenis kebutuhan ruang
Jenis dan ukuran furniture
Analisis Ruang
Jumlah dan luasan ruang dalam unit fungsi Hubungan sirkulasi antar ruang
Organisasi ruang
Pencitraan ruang
5. Analisis Sirkulasi dan Tatanan Masa Pola sirkulasi dalam bangunan Analisis Sirkulasi dan Tatanan Masa
Pola sirkulasi dalam unit fungsi
Pola tatanan masa
6. Analisis Bentuk dan Tampilan Bangunan
Analisis Bentuk dan Tampilan Bangunan
Penyusunan bentuk bangunan Tampilan / fasad bangunan
7. Analisis Struktur Sistem struktur pada bangunan Analisis Stuktur Bahan material bangunan
8. Analisis Utilitas Penyediaan air bersih
Pengelolaan limbah cair Sanitasi Sistem drainase
Sistem pengolahan sampah
Sistem Telekomunikas
Sistem PABX
Analisis Utilitas Sistem Tata udara Penunjang Sistem elektrikal
Sistem pemadam kebakaran Penunjang Pengamanan sistem keamanan dan evakuasi
IV.
V.
METODA KONSEP PERANCANGAN Tahap ini merupakan tahap sintesis data yang kemudian akan ditarik kesimpulan dari pemecahan masalah yang telah analisis sebelumnya. Pemecahan masalah ini akan berbentuk konsep-konsep perancangan. Dari konsep tersebut nantinya akan diwujudkan dalam sketsasketsa ide perancangan yang kemudian menjadi sebuah gambar kerja. METODA PERANCANGAN Metode perancangan akan mengalami perubahan-perubahan dari sketsa desain sebelumnya baik mengalami pengurangan maupun penambahan. Pada metode ini akan menghasilkan gambar kerja berupa siteplan, blockplan, denah, tampak, potongan, prespektif interior, detail arsitektur, dan utilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Soeatminah. 1992. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta : Kanisius. Jenks, Charles, 20th Century in Architecture, Evaluationary Tree. http://kbbi.web.id/pustaka - diakses pada tanggal 12 Maret 2017 https://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan - diakses pada tanggal 12 Maret 2017 http://www.kajianpustaka.com/2012/11/perpustakaan.html - diakses pada tanggal 12 Maret 2017 http://www.wawasanpendidikan.com/2016/03/pengertian-perpustakaan-dan-perpustakaansekolah-menurut-para-ahli.html - diakses pada tanggal 12 Maret 2017 https://yonaprimadesi.wordpress.com/2011/12/07/optimalisasi-perpustakaan-dalammembangun-minat-baca-siswa/ - diakses pada tanggal 10 Maret 2017 http://gobekasi.pojoksatu.id/2016/05/19/survei-unesco-minat-baca-masyarakat-indonesia-0001persen/ - diakses pada tanggal 10 Maret 2017