Prinsip Kerja Detector Asap (Smoke), Panas (Heat), Api (Flame) Detektor kebakaran adalah suatu alat yang yang berfungsi mendeteksi mendeteksi secara dini kebakaran, agar kebakaran yang terjadi tidak berkembang menjadi lebih besar. Dengan terdeteksinya cikal bakal kebakaran, maka intervensi untuk mematikan api dapat segera dilakukan. Sehingga dapat meminimalisasi kerugian sejak awal. Jika dianalogikan detektor kebakaran adalah alat bantu seperti panca indera kita. Untuk merasakan bau kita memiliki hidung, kalau untuk merasakan adanya kebakaran digunakanlah detektor kebakaran. Deteksi kebakaran dilakukan pada kemunculan asap, kemunculan panas, dan adanya kobaran api, berdasarkan hal itu detektor kebakaran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : I Smok e Detec Detector tor
Smoke detector adalah alat yang berfungsi mendeteksi asap.Ketika detektor mendeteksi asap maka detektor akan segera mengirimkan sinyal sehingga fire alarm berbunyi. Smoke detektor sendiri memiliki beberapa type kerja :
Photoelectric / optical ; mendeteksi asap menggunakan sensor cahaya. cahaya
(infra red) diarahkan ke sensor photoelectric, apabila ada asap maka cahaya tidak sepenuhnya diterima sensor photoelectric. kejadian ini ditangkap sebagai sinyal yang kemudian diteruskan ke fire alarm. Dari pengalaman lapangan diketahui kelemahan dari detektor ini adalah sering kali menimbulkan false menimbulkan false alarm yang alarm yang diakibatkan oleh debu.
Ionization; detektor model ini menggunakan metode ionization chamber.
kelemahan dari detektor ini adalah setelah habis umur pakainya, detektor dikategorikan limbah radioaktif, karena didalam detektor ini terdapat ameresium.
Cara kerja smoke detector:
Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki partikel partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari panel Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja. Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus minus 12VDC-nya disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel sisanya. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.
Jenis Smoke Detector:
a. Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif Am di dalam ruang detector (smoke chamber). b. Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector oleh adanya asap yang masuk dengan kepadatan tertentu.Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan ruangan tidur. Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong) dan tempat-tempat rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm dan karenanya boleh diletakkan di dekat dapur. Gambar detektor Asap
II.
Heat Detector Heat Detector berfungsi mendeteksi terjadinya perubahan energi thermal (panas) yang
diakibatkan oleh adanya api. Detektor panas memiliki dua type yaitu detektor dengan batasanan suhu yang tetap, dan detektor yang mendeteksi peningkatan suhu secara seketika.Heat detector mempunyai sistem kerja dimana terjadi perubahan suhu disekitar Heat 0
Detector di Pasang. Perubahan suhu yg menjadi panas sekitar lebih dari 70 C maka akan terjadi pemuaian element di dalam Device tersebut dan otomatis akan membuat short konektor (L) dan (C). Yg tadinya Normaly Open (NO) kemudian Berubah Menjadi Normaly Closed (NC).
GAMBAR UNTUK DETEKTOR PANAS
Jenis-jenis dan cara kerja heat detector:
1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang menjadi 30m2. Ketinggian pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya pada titik 55oC – 63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik dan lainnya. Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan kontak saat mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah. Dua kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-minus. Sedangkan sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).
2. Fix Temperature
Fix Temperature termasuk juga ke dalam Heat Detector. Berbeda dengan ROR, maka Fix Temperature baru mendeteksi pada derajat panas yang langsung tinggi. Oleh karena itu cocok ditempatkan pada area yang lingkungannya memang sudah agak-agak “panas”, seperti: ruang genset, basement, dapur-dapur foodcourt, gudang beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika pada area itu dipasang ROR, maka akan rentan terhadap False Alarm (Alarm Palsu), sebab hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan ROR mendeteksi. Area efektif detektor jenis ini adalah 30m2 (pada ketinggian plafon 4m) atau 15m2 (untuk ketinggian plafon antara 4 – 8m). Seperti halnya ROR, kabel yang diperlukan untuk detector ini cuma 2, yaitu L dan LC, boleh terbalik dan bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah merk apa saja. Sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).
III.
Flame Detector
Flame detector adalah merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai intensitas dan frekuensi api dalam suatu proses pembakaran, dalam hal ini pembakaran dalam boiler pada pembangkit listrik tenaga uap.
Prinsip kerja:
Flame detector bisa mendeteksi kedua hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame detector tersebut. Prinsip kerja flame detector adalah dimulai dari bahwa api akan bisa dideteksi oleh keberadaan spectrumcahaya infra red maupun ultraviolet, dan dari situ semacam sensor dalam flame detector akan bekerja untuk membedakan spectrum cahaya yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut. Photo diode merupakan komponen utama yang dapat menangkap intensitas dan frekuensi api yang terdapat dalam cahaya api. Jenis photo diode yang digunakan adalah VTB5041 yang mana sensor ini sangat peka pada cahaya berwarna biru . Kemudian ada pula IC LM 258, IC ini adalah sebuah IC dengan dual operasional amplifier yang mempunyai keunikan pada output yang dapat mengayun sampai ground, karena sifatnya inilah sehingga output dari photo diode dapat dikonfersi kedalam bentuk sinyal-sinyal listrik, sehingga dapat diketahui besarnya nilai intensitas dan frekuensi api yang diterima oleh photo diode tersebut. Intensitas api yang dimaksud adalah kuat suatu intensitas api dalam
suatu proses pembakaran. yang man a pada flame detector, intensitas api ini akan dikonversi kedalam bentuk
sinyal-sinyal listrik. Semakin kuat intensitas api yang dideteksi flame
detector, maka semakin besar pula nilai sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh flame detector tersebut.
Kemudian
sinyal-sinyal listrik
tersebut
akan
diinputkan
ke
panel-
panel instrument flame detector. yang kemudian dirubah lagi ke dalam bentuk bit-bit digital, sehingga
dapat
ditampilkan
angka decimal,sehingga
dapat
pembakaran pada boiler PLTU.
Gambar Flame Detector
pada terbaca
panel instrument yang oleh
operator
berupa
kuat
tampilan
intensitas
api
angkasuatu