Nama : Fatima Sari Devi NIM
: A31114019
Piagam Audit Internal PT. Telkom Indonesia
STRUKTUR DAN KEDUDUKAN UNIT INTERNAL AUDIT
Sebagaimana diatur dalam peraturan pasar modal yang berlaku, IA merupakan unit yang independen terhadap unit-unit kerja lain dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
PIAGAM INTERNAL AUDIT (I N TE TE R N A L A UD UD I T C H A R T E R )
Unit IA Telkom telah dilengkapi dengan Piagam Internal Audit ( Internal ( Internal Audit Charter ) sebagai suatu dokumen formal perusahaan, yang berisi uraian tentang visi, misi, struktur, status, tugas, tanggung jawab dan wewenang IA, termasuk juga persyaratan personil auditor IA. Penyusunan Piagam Internal Audit berpedoman pada standar Internasional bagi praktik profesi IA yang dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditor A uditor (“IIA”), dan telah disetujui oleh Direktur
Utama
maupun
Komite
Audit
berdasarkan
Keputusan
Direksi
No.Tel.09/PW000/UTA/COP-C0000000/2015 No.Tel.09/PW000/UTA/C OP-C0000000/2015 perihal Internal Audit Charter .
VISI, MISI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIT INTERNAL AUDIT Visi
Sebagai ”Smart ”Smart Partner ” bagi Manajemen, Unit Bisnis/Unit kerja dan entitas anak dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan serta sebagai pendorong bagi seluruh jajaran Perusahaan dan entitas anak agar tercipta budaya disiplin dalam melaksanakan seluruh ketentuan perundangundangan/kebijakan/peraturan/prosedur/ perundangundangan/kebijakan/peraturan/prosedur/ proses bisnis yang berlaku. Misi
1. Menyediakan layanan dan konsultansi IA secara profesional, obyektif serta independen bagi Manajemen, Unit Bisnis/Unit kerja, entitas anak. 2. Memberikan keyakinan (assurance ( assurance)) mengenai kelayakan pelaporan keuangan. 3. Mengawal secara aktif implementasi pengendalian internal, memberikan dukungan dalam meningkatkan pelaksanaan GCG, dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan risiko.
Visi dan Misi IA tersebut diterapkan dalam wujud aktivitas IA yang diselenggarakan secara sistematis, terukur dan sesuai dengan standar yang berlaku mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga pemantauan hasil tindak lanjut. Untuk tujuan ini, pada tahap persiapan audit, metodologi audit berbasis risiko menjadi pedoman utama yang menekankan bahwa penentuan unit yang layak audit (auditable) didasarkan pada tingkat risiko, makin tinggi risiko makin tinggi keharusan untuk diaudit. Tingkat risiko dari objek audit ( auditee) didasarkan kepada risiko yang telah dipetakan dan ditetapkan oleh Perusahaan maupun penilaian profesional oleh IA sendiri. Tugas dan Tanggung Jawab
Paradigma audit berbasis risiko tersebut, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya IA telah menggunakan Sistem Manajemen Audit (“AMS”) yang merupakan sebuah sistem aplikasi untuk mendokumentasikan pelaksanaan audit berbasis risiko secara online. Peningkatan peran serta IA dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas assurance atas operasional perusahaan melalui aktivitas audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat diatasi melalui pengendalian internal yang efektif. Jika ditemukan ketidakefektifan pada pengendalian suatu proses bisnis dan atau risiko yang di luar kendali, maka dilakukan substantive test , yaitu pengujian lanjut objek audit guna mendalami akar permasalahannya. Selain itu, sebagai konsekuensi pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) maupun New York Stock Exchange (“NYSE”), IA secara periodik melakukan pengujian dan audit terhadap efektivitas dan kecukupan pelaksanaan pengendalian internal dalam rangka pelaporan keuangan sesuai standar Internal Control Over Financial Reporting (“ICOFR”). Dalam rangka mendukung penyelenggaraan audit dan menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya melakukan pengendalian internal bagi para unit bisnis,setiap triwulan, unit bisnis melakukan Control Self Assessment (“CSA”) terhadap pengendalian internal yang menjadi tanggung jawabnya. Secara periodik, IA melakukan evaluasi terhadap hasil CSA tersebut untuk mengukur tingkat kecukupannya dan menghasilkan rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun pelaksanaan.Tahap selanjutnya adalah ikut serta dalam kegiatan layanan konsultasi internal. Layanan konsultasi internal antara lain difokuskan pada penyelenggaraan operasional perusahaan yang dapat dikelompokkan menjadi pengelolaan infrastruktur (alat produksi), produk dan layanan serta operasi pendukung, termasuk identifikasi Risiko Pelaporan Keuangan Group (Group Financial Reporting Risk /GFRR), penyusunan proses bisnis entitas anak dan pengelolaan SDM. Aktivitas konsultasi internal ini lebih merupakan
solusi pencegahan sebagai antisipasi agar penyelenggaraan bisnis tetap pada arah yang tepat dan mengindahkan rambu-rambu peraturan yang berlaku. Sebagai bagian dari Perusahaan yang punya komitmen tinggi terhadap keberhasilan GCG, IA memiliki peran penting dalam mekanisme whistleblower yang merupakan ranah Komite Audit dan Executive Investigative Committee (“EIC”), dimana kepala IA ditunjuk sebagai sekretaris EIC. Mekanisme whistleblower berfungsi untuk mengakomodasi setiap ‘pengaduan’ oleh karyawan untuk diteruskan kepada manajemen. Pada gilirannya, jika Komite Audit dan EIC menilai bahwa pengaduan perlu diselidiki lebih lanjut, IA akan mengambil peran untuk menindaklanjuti sebagai bagian dari tugas audit. Hasil-hasil kegiatan di atas dilaporkan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Komite Audit kemudian hasil-hasil tersebut akan diinformasikan kepada objek audit untuk ditindaklanjuti dan dilakukan perbaikan. Untuk memastikan bahwa objek audit telah memberikan respon yang cukup atas hasil audit dan konsultasi internal, maka perlu dilakukan upaya pengawasan lebih lanjut. Tindak lanjut di lapangan dilakukan oleh objek audit yang kemudian dimonitor oleh IA. Untuk hal ini, tindak lanjut dibatasi pada area-area proses bisnis yang signifikan dengan target waktu penyelesaian yang disepakati bersama.
INDEPENDENSI UNIT INTERNAL AUDIT
Sebagaimana diatur dalam peraturan pasar modal yang berlaku, yaitu Peraturan Bapepam-LK No.XI.2.7. Internal Audit merupakan unit yang independen terhadap unit-unit kerja lain dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Kepala Internal Audit Telkom diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Salah satu implementasi dari independensi Unit Internal Audit di Telkom adalah Laporan Internal Audit dikirimkan kepada Direktur Utama dan ditembuskan kepada Komite Audit (Anggota Dewan Komisaris).
PROSEDUR PENGANGKATAN
Unit IA berperan dalam menjalankan fungsi pengendalian atas aktivitas bisnis Perusahaan. IA dipimpin oleh seorang Senior Vice President Internal Audit (“SVP Internal Audit”), yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris. Per tanggal 31 Desember 2015, SVP Internal Audit dijabat oleh Harry Suseno Hadisoebroto.
PROFIL KEPALA UNIT INTERNAL AUDIT
Harry Suseno Hadisoebroto menjabat sebagai SVP Internal Audit sejak 1 Juli 2015 dan ditunjuk berdasarkan surat keputusan yang ditandatangani Direktur Utama. Sejak tahun 1992 telah berkarir di Telkom dan entitas anak serta memiliki pengalaman profesional selama 11 tahun di berbagai jabatan di tingkat manajemen. Sebelumnya ia me njabat sebagai VP Internal Audit Telkomsel sejak 1 Mei 2014 sampai 30 Juni 2015. Menjabat VP di Internal Audit Telkom dari 1 April 2011 sampai 30 April 2014.
REVIEW PIAGAM AUDIT INTERNAL PT. TELKOM INDONESIA
1. Misi Dari misi perusahaan dapat diketahui bahwa Telkom sudah menerapkan audit berbasis risiko. Misi juga diselenggarakan secara sistematis, terukur dan sesuai dengan standar yang berlaku mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga pemantauan hasil tindak lanjut, sehingga dapat memastikan bahwa operasional perusahaan mengikuti standar dengan baik, fungsi jaminan independen dan obyektif dengan memberikan nasehat tentang praktik terbaik. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya IA telah menggunakan Sistem Manajemen Audit (“AMS”) yang merupakan sebuah sistem aplikasi untuk mendokumentasikan pelaksanaan audit berbasis risiko secara online. Dalam rangka mendukung penyelenggaraan audit dan menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya melakukan pengendalian internal bagi para unit bisnis,setiap triwulan, unit bisnis melakukan Control Self Assessment (“CSA”) terhadap pengendalian internal yang menjadi tanggung jawabnya. Dapat diketahui bahwa Telkom sangat memperhatikan masalah sistem pengendalian perusahaannya, mulai dari menggunakan Manajemen Audit (“AMS”) yang digunakan secara online sehingga dapat mengefisiensikan pendokumentasian pelaksanaan audit. Tak hanya itu, Telkom juga menerap sistem pengendalian internal tertinggi yaitu Control Self Assessment (“CSA”). IA melakukan evaluasi terhadap hasil CSA tersebut untuk mengukur tingkat kecukupannya dan menghasilkan rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun pelaksanaan.