PETA TOPOGRAFI DAN BENTANG ALAM
A. Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan unsur-unsur alam dan buatan manusia di atas permukaan bumi. Peta Topografi dapat disebut sebagai peta umum, karena dalam peta topografi menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi, dengan memperhitungkan skala yang sangat terbatas. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dapat digunakan sebagai peta dasar (basic map) dalam pembuatan peta tematik, seperti : peta kehutanan, peta turis, peta tata guna tanah dan sebagainya.
Sumber : paulsimanjuntak.wordpress.com
Foto 1
Peta Topografi
B. Skala Peta Topografi
Skala peta ialah perbandingan antara jarak sebenarnya dengan jarak pada gambar. Tiap negara mempunyai variasi dalam skala, sebab kepentingannya bermacam-macam. Misalnya untuk peta perencanaan, dapat dipakai skala besar sedangkan untuk daerah yang sedikit kegunaannya akan digambarkan dalam skala kecil. Skala peta topografi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1 : 1.000 sampai 1 : 5.000 adalah skala sangat besar, terutama untuk tujuan perencanaan.
1 : 5.000 sampai 1 : 25.000 adalah skala besar
1 : 25.000 sampai 1 : 100.000 adalah skala sedang
1 : 100.000 sampai 1 : 1.000.000 adalah skala kecil
C. Warna
Warna yang digunakan pada peta topografi untuk mempermudah pembaca diantaranya :
Hitam : digunakan untuk detail planimetris, detail penghunian, lettering, tumbuhan karang dan tapal batas.
Biru : digunakan untuk unsur hidrografi (air) termasuk nama unsur tersebut seperti sungai, danau, laut dan sebagainya.
Hijau : umumnya digunakan untuk memberi tanda pada bentuk tumbuhan (vegetasi).
4. Coklat : digunakan untuk kontur atau kadang-kadang jalan raya.
5. Merah : untuk memperlihatkan jalan raya, terutama untuk jalan yang penting, kadang-kadang digunakan untuk bentuk gedung-gedung. Kelima warna tersebut adalah wama-wama yang biasa digunakan. Namun ada warna tambahan juga seperti:
6. Kuning : untuk memperlihatkan jalan yang kurang penting dan sering dipakai untuk menyajikan daerah pasir.
7. Abu : digunakan untuk memperlihatkan daerah perkotaan yang sudah dibangun (built up area). Pada peta tematik biasanya dipakai untuk wama peta dasarnya.
8. Orange : untuk jalan-jalan yang tidak begitu penting.
9. Ungu : warna ini agak jarang digunakan, tetapi sering dipakai untuk daerah overlap pada system grid atau gratikul.
D. Garis Kontur
Garis kontur merupakan garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama, yang diukur dari suatu bidang pembanding. Bidang ini biasanya diambil dari permukaan air laut rata-rata. Sifat sifat kontur sebagai berikut :
1. Berbentuk kurva tertutup
2. Tidak bercabang
3. Tidak berpotongan
4. Menjorok ke arah hulu jika terdapat sungai
5. Menjorok ke arah jalan menurun jika terdapat permukaan jalan
6. Tidak tergambar jika melewati bangunan
7. Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang curam
8. Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
10. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu
12. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung
Sumber : geomonkey.wordpress.com
Gambar 1
Garis Kontur
E. Bentang Alam
Bentang alam adalah suatu unit geomorfologis yang dibagi berdasarkan karateristik diantaranya ketinggian suatu wilayah, kelandaian, orientasi, stratifikasi, paparan batuan, dan jenis tanah.
Jenis jenis bentang alam antara lain adalah bukit, lembah, tanjung, dll.
Sedangkan samudra dan benua adalah sebagai contoh jenis bentang alam tingkat tertinggi. Beberapa faktor, mulai dari lempeng tektonik hingga erosi dan deposisi dapat membentuk dan memengaruhi bentang alam.
Faktor biologi dapat mempengaruhi bentang alam, contohnya adalah peranan tumbuhan dan ganggang daam pembentukan terumbu karang.
F. Klasifikasi Bentang Alam
Beberapa sistem klasifikasi landform yang sudah dikenal di antaranya adalah klasifikasi landform menurut Cristian dan Stewart (1968) yang dikembangkan diCSIRO (Australia) dengan menggunakan pendekatan land sistem. Sistem klasifikasi tersebut didasari atas aspek geomorfologi, iklim, dan penutupan lahan. Bentuk permukaan bumi dengan proses pembentukan yang sama, namun terdapat pada keadaan iklim dan penutupan land cover yang berbeda merupakan land system. Pada sistem ini digunakan nama tempat sebagai nama sistem lahannya. Sebagai contoh Apalachian land system. Penggunaan nama tempat tersbut dapat memudahkan pengenalan.
KESIMPULAN
Peta topografi menggambarkan unsur alam dan buatan manusia di atas permukaan bumi. Peta Topografi dapat disebut sebagai peta umum, karena dalam peta topografi menyajikan semua unsur yang ada pada permukaan bumi, dengan memperhitungkan skala yang sangat terbatas. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dapat digunakan sebagai peta dasar (basic map) dalam pembuatan peta tematik
Warna yang digunakan pada peta topografi untuk mempermudah pembaca diantaranya : Hitam, Biru, Hjau, Coklat, Merah. Ada beberapa warna tambahan juga pada peta topografi diantaranya : kuning, orange, abu abu, ungu.
Sifat sifat kontur sebagai berikut : berbentuk kurva tertutup, tidak bercabang, tidak berpotongan, menjorok ke arah hulu jika terdapat sungai, menjorok ke arah jalan menurun jika terdapat permukaan jalan, tidak tergambar jika melewati bangunan, garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang curam, garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai, satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu, rangkaian garis kontur bertanda huruf "U" menandakan pegunungan.
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanto, Tizar. 2011. " Peta Topografi " http://tizarwijayanto.blogspot.com. Diakses pada 25 maret 2015 pukul 21.25 WIB
Elisa. 2010. " Peta Topografi "http://elisa.ugm.ac.id. Diakses pada 25 maret 2015 pukul 21.25 WIB
Tobondo, Chery. 2014. "Klasifikasi Bentang Alam". Diakses pada 25 maret 2015 pukul 21.25 WIB