LAPORAN STANDARDISASI BAHAN ALAM PERCOBAAN 6 PENETAPAN INDEKS PENGEMBANGAN
Disusun Oleh: Kelompok 5/F Vinny Fahrunnisa :10060316154 :10060316154 Desianti Nur Nur Cahya :10060316182 :10060316182 Annisa Meilani :10060316183 :10060316183 Naura Annatasya :10060316184 :10060316184 Iin Dian Novita :10060316185 :10060316185 Asisten : Aisya Qisthi Z., S.Farm Tanggal Praktikum : Selasa, 06 Maret 2018 Tanggal Pengumpulan : Selasa, 13 Maret 2018
LABORATORIUM FARMASI FARMASI TERPADU UNIT B PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1439H / 2017M
PERCOBAAN 6 PENETAPAN INDEKS PENGEMBANGAN I.
Tujuan Percobaan
1.1.
Mengenal dan memahami prinsip penetapan indeks pengembangan ( swelling index).
II.
Alat dan Bahan
2.1
Alat:
2.2
III.
Beaker glass 500 ml
Mortir dan stamper
Pemanas
Pipet
Sendok tanduk
Silinder bertutup (Ø ± 16 mm, panjang ± 125 mm, berskala 0,2 ml)
Stopwatch
Timbangan analitik
Vertex (pengocok)
Bahan:
Akuades
Kertas perkamen
Simplisia (biji selasih)
Prosedur Kerja
1. Prosedur percobaan dilakukan tidak kurang dari dua kali penetapan secara secara stimulan untuk setiap bahan 2. 1 gram biji selasih ditimbang sebagai bahan uji, masukkan ke dalam silinder bertutup 3. 25 ml air panas dimasukkan ke dalam silinder bertutup
4. Setap interval waktu 10 menitdi kocok dengan seksama selama 1 jam (6x pengocokan) 5. Didiamkan selama 2 menit setelah pengocokan 6. Volume yang di dapat diukur pada setiap akhir pengocokan 7. Volume
pengembangan
masing-masing
tabung
dihitung,
dikalkulasikan terhadap 1 gram bahan uji
IV.
Data Pengamatan
Nama Simplisia
: Biji selasih
Nama Latin Simplisia
: Ocimum basilicum
Nama Latin Tumbuhan
: Ocinum semen
Penetapan Indeks Pengembangan Waktu pengocokan
100
101
102
103
104
105
106
25
25
25
25
25
24
24
encer
encer
Agak
kental
kental
Sangat
Sangat
kental
kental
tabung 1
Volume (ml) Kekentalan
kental
Waktu pengocokan
100
101
102
103
104
105
106
25
25
25
25
25
24
24
encer
encer
Agak
kental
kental
Sangat
Sangat
kental
kental
tabung 2
Volume (ml) Kekentalan
kental
Volume rata-rata Tabung 1: 24,71 ml Volume rata-rata Tabung 2: 24, 71ml
V.
Pembahasan
Senyawa metabolit primer adalah senyawa organik yang berasal dari tanaman dan secara umum memiliki kemampuan bioaktif, baik untuk kehidupan, kelangsungan hidup dan pertahanan tanaman tersebut. Sebuah metabolit primer atau utama merupakan suatu senyawa (zat) essensial yang ditemukan pada tanaman, yang berperan penting dalam semua proses kehidupan
tanaman
tersebut
atau
merupakan
kebutuhan
dasar
untukkelangsungan hidup tanaman tersebut. Senyawa metabolit primer dikelompokkan menjadi empat kelompok makromolekul antara lain lipid, asam nukleat, protein, dan karbohidrat (Tusilawati, 2010). Karbohidrat merupakan metabolit primer yang dapat mengembang. Banyak simplisia tumbuhan memiliki aktifitas karena kemampuan nya untuk mengembang, terutama tumbuhan yang mengandung gom, mucilago, pektin dan hemiselulosa (Dalimartha, 2000). Indeks pengembangan adalah volume dalam ml yang diambil setelah pengembangan 1 g tanaman pada kondisi tertentu. Penentuannya dengan cara mengocok sejumlah sampel di dalam air selama perioda waktu tertentu, kemudian diukur besaran hasil pengembangan yang terjadi pada larutan. Masuknya air ke dalam sel bahan nantinya akan berinteraksi dengan senyawa yang memiliki sifat mudah mengembang, sehingga terjadi proses pengembangan. Indeks pengembangan dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu simplisia dapat menyerap air. Jika simplisia tersebut dapat mengembang dengan baik maka simplisia tersebut dapat digunakan dalam Industri Farmasi. Terdapat tiga parameter indeks pengembangan yaitu mengental, memadat, dan mengembang. Mekanisme proses pengembangan adalah saat senyawa yang diindikasikan
dapat
mengembang
seperti
gom,
amilum,
agarosa,
agaropektin, dan hemiselulosa bagian permukaannya terkena air. Air tersebut akan masuk ke dalam rongga-rongga di dalam struktur senyawa sehingga menyebabkan senyawa dapat mengembang, mengental, atau memadat. Masuknya air ke dalam rongga struktur senyawa ini
membutuhkan waktu. Sehingga pada prosedur percobaan diperlukan interval waktu untuk pengocokan. Biji selasih dapat membantu dalam menurunkan berat badan. Ini dikarenakan kandungan biji selasih yang termasuk tinggi dalam hal karbohidrat, vitamin, mineral dan lemak. Dengan mengonsumsi biji selasih, akan membuat perut kenyang dalam waktu lama. Biji selasih mengandung musilago yang sangat banyak sehingga pada pengocokan pertama didapat volume musilago yang menunjukan hasil maksimal. Hasil tersebut menyebabkan tidak terjadi perubahan volume musilago yang dihasilkan pada pengocokan selanjutnya (Wijayakusuma, 1996). Zat pengembang yang terkandung didalam biji selasih dapat berguna pada pembuatan sediaan farmasi, contohnya pada sediaan suspense sebagai suspending agent . Suspending agent dapat meningkatkan viskositas sehingga didalam sediaan suspensi partikel partikel zat yang tidak larut akan mengalami pergerakan yang lambat untuk mengendap kembali. Namun apabila konsentrasi dari zat tersebut terlalu tinggi maka akan menyebabkan daya alir dari suspensi tersebut menjadi kecil, artinya akan sulit untuk dituangkan karena viskositasnya yang tinggi. Musilago terdapat pada banyak tanaman, bahan ini berasal dari polisakarida. Musilago dengan banyak air membentuk massa kental seperti “jelly”. Musilago dapat melapisi dinding bagian dalam saluran pencernaan dan melindungi dari iritasi, keasaman, dan perdangan. Musilago dapat bermanfaat untuk melapisi dan melindungi dinding bagian dalam tenggorok, saluran kencing dan lain-lain. Selain pada biji selasih, musilago juga dapat ditemukan pada Cylea peltata (Mooryadi, 1998).
VI.
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan pada saat mengembang biji selasih, pengembangan biji selasih itu berkembang sangat cepat. Kualitas biji selasih bagus karena cepat mengembang.
VII.
Daftar Pustaka
Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 3. Jakarta: Puspa Swara. Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid V . Jakarta: Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. Mooryadi, Soedibyo. 1998. Alam sumber kesehatan. Jakarta: Balai Pustaka. Tusilawati, Berliana. 2010. 15 Herbal Paling Ampuh. Yogyakarta: Aulia Publishing. Wijayakusuma, H., Wirian, S.A., Yaputra, T., Dalimartha S., Wibowo, B. 1996. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid IV . Jakarta: Pustaka Kartini.