1. Konsep dasar system pendidikan a. Sistem Pendidikan Negara berideologi berideo logi komunis/sosialis (CHINA)
Ada sebuah hadist mengenai pendidikan, yang dalam bahasa Indonesia berbunyi: “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Dalam hadist ini muncul satu
negara, yaitu negeri Cina. Dari hadist ini timbul pertanyaan, ada apa dengan pendidikan cina sehingga dapat dijadikan panutan untuk negeri lain. Dalam buku Muhammad Said dan Junimar Affan (1987: 119) yang berjudul Mendidik Dari Zaman ke Zaman dikatakan bahwa: “Di negeri Cina pendidikan mendapat tempat yang penting sekali dalam penghidupan”. Dengan mendapatkan peranan yang sangat
penting dalam kehidupan masyarakat, membuat sistem pendidikan di Cina meningkat. Sikap orang Cina yang mementingkan pendidikan di dalam kehidupannya tela melahirkan sebuah filofis orang Cina mengenai pendidikan dan pendidikan ini telah lama menjaga kekuasaan Cina berapa lama, sampai pada masuknya bangsa asing ke Cina yang akan merubah wajah sistem pendidikan kuno di China. Tetapi, pada kesempatan ini tidak menjelaskan sampai masuknya bangsa asing ke Cina. Permulaan pendidikan Cina kuno mencampai puncak dimulai pada Dinasti Han, dimana ajaran Kung fu Tse kembali lagi diangkat dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat Cina, yang sebelumnya ajaran ini dibrangus oleh penguasa sebelumnya. Masyarakat Cina yang menganggap pendidikan sejalan dengan filsafat, bahkan menjadi alat bagi filsafat, yang mengutamakan etika (Muhammad Said dan Junimar Affan, 1987: 119). Anggapan ini membuat pendidikan di Cina mengiringi
kembalinya popularitas aliran filsafat Kung Fu Tse di dalam masyarakat Cina. Pada masa Dinasti Han banyak melahirkan para sarjana-sarjana yang kelak akan memimpin negara dan telah membuat Dinasti Han sebagai salah satu dinasti yang besar dalam sejarah Cina. Sistem pendidikan yang dikembangkan oleh bekas pengikut-pengikut Kung Fu Tse ini telah melahirkan sebuah golongan yang terkenal dalam sejarah Cina dan menentukan perjalanan kekuasaan Dinasti Han, yaitu Kaum Gentry. Kaum gentry merupakan suatu komunitas orang-orang terpelajar yang telah menempuh pendidikan dan sistem ujian Negara. Sistem pendidikan yang diterapkan oleh pihak pemerintahan pada saat itu pada awalnya bertujuan untuk mencari caloncalon pejabat pemerintahan yang beraliran konfusius. Jenjang pendidikan didasarkan atas tingkatan daerah administrative pemerintahan. Setiap distrik memiliki sekolahsekolah, sampai pada akademi di ibukota kerajaan. Setiap jenjang tersebut diharuskan melewati system ujian yang terbagi ke dalam tiga tahapan. System ujian ini dinilai sangat berat, dikarebakan dari banyak orang yang ikut ujian ini hanya beberapa yang berhasil lulus. Kekaisaran dinasti han telah memberikan dasar-daar pada sistem ujian di daratan Cina, walaupun selanjutnya ada perubahan dan penambahan. Sistem pendidikan ini juga membawa perubahan pada stratifikasi masyarakat dan pola prestise dalam masyarakat. System pendidikan yang menghasilkan lulusan-lulusan pelajar secara alami membentuk kelas baru, yang pada akhirnya menggeser posisi bangsawan dalam stratifikasi masyarakat Cina. Dan pola prestise dalam masyarakat, dimana masyarakat tidak lagi sepenuhnya memandang orang dari kepemilikan harta atau keturunananya, tetapi masyarakat memandang seseorang dari jenjang pendidikan
yang telah ditempunya. Disamping itu, kaum gentry ini diberikan penghormatan dan penghargaan berupa hak-hak istimewa dari pemerintahan dan masyarakat. Pada masa Dinasti Han sudah terdapat sebuah system pendidikan yang ketat. Para pegikut-pengikut konfusius yang berada di beberapa daerah distrik mendirikan sekolah-sekolah yang bersifat informal. Disebut sekolah informal dikarenakan proses belajar mengajar yang dilakukan tidak terikat oleh tempat atau waktu. Dengan menggunakan gambar yang tertera dalam pembelajaran dapat diketahui metode mengajar yang digunakan para guru dalam menyampaikan bahan materi pelajaran. Jadi dari gambar dan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru pada saat itu ialah metode ekspositori (ceramah). Penyimpulan ini dikarenakan yang dilakukakan serupa dengan metode ekspositori, dimana guru lebih aktif disini dalam mentransfer ilmu kepada para murid. Setelah tahapan belajar mengajar, maka melangkah kepada tahapan evaluasi atau system ujian. System ujian yang berlaku pada masa Dinasti Han merupakan suatu hal yang unik dalam system pendidikan Cina. Pada masa itu sudah berkembang suatu system evaluasi yang sangat kompleks. Menurut Rochiati Wiriaatmadja, A. Wildan, dan Dadan Wildan (2003: 144 – 145) mengatakan bahwa ujian ini dibagi ke dalam tiga tahap atau jenjang. Tiga tahap ujian tersebut antara lain: Ujian tingkat pertama diadakan di beberapa ibukota prefektur (kabupaten). Calon pegawai yang dapat melewati ujian tahap pertama ini diberi gelar Hsui-Tsai, bila diartikan yaitu “bakat yang sedang berkembang”. Selanjutnya, ujian tingkat dua yakni ujian tingkat
provinsi untuk mencapai gelar Chu-Jen, yakni “orang yang berhak mendapatkan
pangkat”. Orang-orang yang berhak mengikuti tahapan ujian ini yaitu orang-orang
yang telah mendapatkan gelar Hsui-Tsai. Para peserta ujian tidak langusng mengikuti ujian, tetapi mereka diharuskan mengikuti latihan di akademi prefektur dalam rangka menghadapi persiapan ujian Chu Jen. Ujian provinsi ini diadakan tiga tahun sekali. Mereka yang dapat lulus dari ujian ini dengan nilai tertinggi akan mendapatkan tunjangan belajar. Pada tahap akhir yaitu ujian tahap tiga yang diadakan di ibukota kerajaan. Ujian ini diadakan setiap tiga tahun sekali, dilaksanakan setahun setelah ujian provinsi. Tahapan ujian bertujuan untuk mendapatkan gelar Chih Shih, yakni “Sarjana naik pangkat”.
Ujian tersebut dilaksanakan di ruang dalam bangunan-bangunan yang sangat panjang dan lurus. Bangunan panjang tersebut terdiri dari kamar-kamar kecil yang disekat (dapat dilihat dalam lampiran 2 & 3). Calon pegawai tersebut tinggal di dalam kamar selama sehari untuk ujian tahap pertama, tiga hari untuk ujian tahap kedua, dan lebih lama lagi untuk ujian tahapan ketiga. Output-output yang dikeluarkan dari system pendidikan ini disalurkan menjadi pegawai-pegawai pemerintahan dan mereka yang gagal dalam mengikuti ujian ini akan menjadi tenaga-tenaga pengajar di daerah asalnya.
b. Sistem Pendidikan Negara berideologi kapitalis (Amerika Serikat )
Pada tahun 2001 tepatnya dari tanggal 2 s.d. 16 Juni beberapa orang pejabat eselon II di lingkungan Departemen Agama pusat dan daerah mengunjungi Amerika Serikat, khususnya di negara bagian Virginia, guna melakukan studi banding di
bidang pendidikan. Hasil studi banding telah dilaporkan kepada pimpinan Departemen Agama, namun kemungkinan sebagian kecil saja yang mengetahuinya. Bahkan peserta yang ikut melakukan studi banding mungkin lupa karena tertindih dengan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan di unit masing-masing. Berikut ini saya coba untuk menuturkan kembali beberapa hal yang terkait dengan hasil studi banding tersebut. Sekilas tentang sistem pendidikan di AS
Ada dua macam pendidikan di AS, yaitu negeri dan swasta; namun antara keduanya ada pendidikan di rumah. Karena tidak disebutkan dalam konstitusi, maka tanggung jawab pendidikan adalah pada negara bagian. Pengawasan pendidikan dilakukan oleh 3 pihak, yaitu federal, state, dan local control. Di tingkat lokal, pengawasan dilakukan oleh dewan sekolah, pengawas, sekolah kabupaten, orang tua, dan masyarakat. Tiap state atau negara bagian memiliki sistem pendidikan tersendiri, sehingga ada 50 macam sistem pendidikan di AS sesuai dengan jumlah negara bagian. Masing-masing mendelegasikan kekuasaannya kepada dewan sekolah. Karena itu kontrol pendidikan terletak pada sekolah dan masyarakat di kabupaten. Tiap sekolah memiliki sistem pendidikan. Jika jumlah sekolah di AS ada 14.000, ini berarti ada 14.000 macam sistem pendidikan. Jumlah tersebut dari tahun ke tahun menurun. Pada tahun 1930 sebanyak 130.000 ribu, dan pada tahun 2000 tinggal 14.000. Jam belajar diatur setiap hari antara 6-7 jam, termasuk makan siang. Dalam setahun hari masuk sekitar 180-190 yang terbagi dalam 4 kuartal @ 9 minggu untuk SMU. Sedangkan tingkat SD-SLTP sehari antara 6-7 jam pelajaran @ 45-55
menit. Terkadang ada penjadwalan dengan waktu 90 menit yang disebut dengan (block(. Kurikulum inti ditentukan oleh tiap state, terdiri dari: seni bahasa (menulis, ejaan, membaca), bahasa, sains, matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan olah raga. Persyaratan lulusan ditentukan oleh tiap state, dan saat itu 34 states mengharuskan tes bagi siswa yang menghasilkan produk, jadi bukan tes tertulis. Produk tersebut antara lain berupa hasil riset dan dipresentasikan di depan kelas. Ebtanas tidak ada. Nampaknya, tidak ada satu sistem pendidikan tertentu yang harus dianut di AS. Konsep pendidikan leadership dan management
Leadership dan management dibedakan karena fungsinya, yaitu: leadership berfungsi untuk melakukan perubahan, sedangkan management berfungsi untuk mengatasi kompleksitas atau mempertahankan status quo. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu: (a)menetapkan sesuatu yang harus dikerjakan, (b)membuat jaringan kerja dan hubungan guna mencapai tujuan, dan (c)berupaya meyakinkan agar orang mau melakukan pekerjaannya. Konsep kebijakan
Kebijakan pendidikan dibuat oleh federal, state, dan sekolah tingkat kabupaten; dan dilaksanakan oleh superintendent atau pengawas. Nilai yang diperdebatkan di bidang pendidikan ada empat, yaitu: (a)persamaan, bahwa setiap anak mendapat kesempatan untuk belajar, (b)efisiensi, (c)otonomi, dan (d)berkualitas tinggi. Dukungan politik harus selaras agar tujuan pendidikan tercapai, dan filosofinya harus sama/
Penataan pendidikan
Penataan pendidikan dilakukan oleh 4 tingkat, yaitu: (a)lokal, terdiri dari dewan sekolah, superintendent, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat; (b)wilayah, terdapat di beberapa negara bagian saja (29 states) yang melakukan koordinasi dan jasa lain seperti konsultasi, SDM bidang kurikulum, pengajaran, evaluasi, dan diklat; (c)state, membuat peraturan sekolah dan membentuk dewan sekolah; dan (d)federal, yang memberikan dukungan keuangan, tetapi tidak ikut campur dalam kebijakan pendidikan. Sekolah swasta mengikuti aturan yang diberlakukan di sekolah negeri baik bidang kurikulum, kesejahteraan siswa, kesehatan, dan lain-lainnya. Perbandingan sistem pendidikan di AS dan di Indonesia
Perbandingan yang jelas dari segi guru adalah di bidang persyaratan. Guru harus memiliki lisensi mengajar yang dikeluarkan oleh National Board for Professional Teaching Standards. Lisensi ini harus diperbarui setiap 5 tahun. Guru harus berpendidikan minimal S-1 di bidang mata pelajaran yang diajarkan, dan menguasai metode pembelajaran. Pembaruan lisensi dimaksudkan agar guru selalu mengikuti perkembangan dan menambah pengetahuannya. Ia harus mengambil course di perguruan tinggi yang mencapai 180 poin, atau ekivalen dengan 6 kredit. KURIKULUM DAN GAJI GURU
Persyaratan lulusan siswa di Amerika Serikat ditentukan oleh tiap state, dan pada tahun 2001 sebanyak 34 states mengharuskan tes bagi siswa yang menghasilkan produk, bukan tes tertulis. Produk yang dihasilkan antara lain berupa hasil riset yang
dipresentasikan di depan kelas. Ebtanas tidak ada. Nampaknya, tidak ada satu sistem pendidikan tertentu yang harus dianut di AS. Guru minimal berpendidikan S-1 di bidang mata pelajaran yang diajarkan, dan menguasai metode pembelajaran. Guru harus memiliki lisensi (semacam sertifikat) mengajar yang harus diperbarui setiap 5 tahun. Pembaruan lisensi dimaksudkan agar guru selalu mengikuti perkembangan dan menambah pengetahuannya. Caranya, guru harus mengambil course di perguruan tinggi sebanyak 6 kredit unit. Kurikulum
Kurikulum adalah dokumen atau perencanaan dalam sistem sekolah yang menetapkan kerja guru dan berfungsi menfokuskan serta mengaitkan pekerjaan guru. Ada 3 macam kurikulum, yaitu: (a)written atau tertulis, (b)taught atau diajarkan, dan (c)tested atau diujikan. Guru harus tahu kurikulum yang tertulis, harus tahu materi dan cara mengajarkan materi tersebut. Selain itu guru harus menguji murid berdasar bahan yang diajarkan. Kurikulum harus divalidasi apakah sudah benar dan mengetahui bagaimana menguji kebenaran tersebut. Caranya antara lain dengan menggunakan (matrik validasi( dari berbagai segi (seperti menurut standar nasional, ebta, kebijakan, pendapat guru, alumni, textbook, dan lain-lain) terhadap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anak didik. Ada juklak kurikulum yang dibuat dengan memperhatikan 5 elemen, yaitu: (a)kejelasan dan validitas sasaran, (b)sesuai dengan yang diujikan, (c)tingkat sasaran yang diinginkan, (d)korelasi sumber daya dengan sasaran, dan (e)kegiatan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh guru. Masing-masing elemen diberi bobot antara 0-
3. Bobot terendah (0) bila elemen tidak mendukung, dan bobot tertinggi (3) bila elemen sangat sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian bobot terendah adalah 0 dan bobot tertinggi adalah 15. Kurikulum dikatakan baik jika bobotnya bernilai >12. Jaminan untuk meningkatkan penilaian siswa ada 3, yaitu: (a)mengajarkan yang akan diujikan (content alignment), (b)mengajarkan sesuai dengan cara menguji (context alignment), dan (c)menguasai cara pembelajaran agar 90% siswa berhasil. Dalam kurva normal, pernyataan yang dapat diekspresikan adalah (a)(Saya ingin semua siswa belajar,( dan (b)(Saya ingin semua siswa lulus.( Keinginan agar siswa mendapat nilai di atas rata-rata adalah sesuatu yang tak mungkin dalam kurva normal. Hal ini dapat terjadi dalam kurva (J(, kondisi di mana semua siswa belajar dan hasilnya di atas rata-rata. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa seorang guru harus berperan dalam berbagai hal, yaitu: (a)mengetahui kurikulum yang tertulis, (b)memantau kurikulum yang diajarkan, (c)memberi masukan terhadap kurikulum yang tertulis dan diujikan, (d)menganalisis data ujian, (e)menentukan rencana pengembangan pencapaian akhir siswa dengan melibatkan semua guru, dan (f)memberitahu orang tua siswa cara membantu anaknya agar berhasil. Personil
Jumlah guru merupakan problem di AS, karena masih dirasakan kekurangan jumlah guru, termasuk mahasiswa yang masuk di perguruan tinggi sebagai calon
guru. Sertifikasi guru dilakukan oleh National Board for Professional Teaching Standards. Guru harus tahu isi pelajaran dan cara mengajarkannya. Rekrutmen guru dilakukan dengan upaya: (a)mencari dan menginterview mahasiswa yang berpotensi, (b)menghadiri pameran kerja yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, (c)mengiklankan pelamar multikultur baik lokal, nasional, maupun internasional, (d)menawarkan bonus, dan (e)memasang website. Apabila ada calon guru yang mendaftar, maka seleksi dan penempatan dilakukan oleh Kantor Administrasi Kabupaten, termasuk penggajiannya. Kepala sekolah juga ikut menyeleksi. Perpindahan
ke
tempat
tugas
lain
dilakukan
dengan
pertimbangan
ketersediaan dan senioritas guru. Guru pemula dibimbing dengan mentoring oleh guru berpengalaman secara sukarela (tidak ada honor bagi mentor), di luar jam sekolah, sekali dalam satu atau dua minggu. Materi bimbingan antara lain: desain kurikulum, pengelolaan kelas, pembuatan soal ujian, komunikasi dengan orang tua siswa, dan pengelompokan siswa karena cara pengajaran yang berbeda. Gaji guru
Bagi guru pemula, gaji antara $25.000 - $35.000 per tahun. Kalau dikurs dengan rupiah sekitar Rp25.000.000 per bulan. Tapi jangan dianggap sangat besar, karena kebutuhan hidup di AS cukup tinggi, misal untuk sewa apartemen perbulan sekitar $1.000 atau ekivalen dengan Rp10.000.000. Biaya hidup untuk single paling irit $500 per bulan. Kenaikan gaji didasarkan atas masa kerja, bukan pengalaman atau pangkat. Pengarahan pengawas dan kepala sekolah terhadap guru pemula dilakukan
secara bertahap dari laissez-faire ke otokratik, yaitu: (a)guru disuruh membuat perencanaan mengajar sesuai dengan keinginan, (b)rencana mengajar dibuat bersama secara kolaboratif, (c)rencana pengajaran sesuai dengan yang disarankan oleh pengawas, atau (d)rencana pengajaran dibuat oleh pengawas yang harus dilaksanakan oleh guru. VALIDASI KURIKULUM
Kurikulum yang diterapkan di AS divalidasi kebenarannya. Caranya antara lain dengan menggunakan (matrik validasi( dari segi standar nasional, ebta, kebijakan, pendapat guru, alumni, textbook, dan lain-lain terhadap pengetahuan, ketrampilan, dan sikap anak didik. Untuk mengukur standar kurva normal kelulusan ada dua hal yaitu keinginan agar semua siswa belajar, dan keinginan semua siswa lulus. Keinginan agar siswa mendapat nilai di atas rata-rata adalah sesuatu yang tak mungkin dalam kurva normal. Guru dengan gaji awal sekitar Rp25 juta per bulan memili 6 peran, yaitu: (a)mengetahui kurikulum yang tertulis, (b)memantau kurikulum yang diajarkan, (c)memberi masukan terhadap kurikulum yang tertulis dan diujikan, (d)menganalisis data ujian, (e)menentukan rencana pengembangan pencapaian akhir siswa dengan melibatkan semua guru, dan (f)memberitahu orang tua siswa cara membantu anaknya agar berhasil. Model pengambilan kebijakan
Di AS juga ada kantor semacam dinas pendidikan. Di kota Arlington, misalnya, kantor tersebut bernama American Association of School Administrator (AASA). Ketika berbincang-bincang dengan Kepala Bagian Public Policy dijelaskan
bahwa pada intinya AASA melakukan lobby untuk menggoalkan kebijakan yang diinginkan. Jika lobby dilakukan kepada orang-orang tertentu belum berhasil, maka masyarakat diberitahu issu yang dimunculkan agar masyarakat sendiri menelepon pihak penentu kebijakan. Karena banyak yang memunculkan issu dimaksud, bisa jadi pihak pengambil kebijakan memenuhi keinginannya. Lobby kepada orang-orang tertentu ternyata lebih baik ketimbang dengan cara pengambilan keputusan secara voting. Hal tersebut biasa dilaksanakan, termasuk saat sidang DPR. Ketika kunjungan ke AS peserta mendapatkan kesempatan untuk hadir dalam sidang di Capitol Hill yang membahas Ebtanas. Terjadi perdebatan tentang keperluan Ebtanas sebagaimana keinginan Presiden Bush (waktu itu) dan pemberian voucher (bantuan keuangan) kepada sekolah swasta (agama). Sidang hanya dihadiri oleh beberapa senator saja, karena yang lain melakukan lobby dengan pihak-pihak tertentu. Peranan federal dalam pendidikan
Saat berkunjung ke anggota Kongres dari Virginia sempat ditemui oleh Tom Davis (Representatif), sedangkan senatornya sendiri, John Warner tidak dapat hadir. Pembicaraan berkaitan dengan rencana pembaruan di bidang pendidikan berupa tes secara nasional (ebtanas) dan pemberian voucher (bantuan uang) untuk sekolah swasta (agama). Sidang di Capitol sedang berlangsung, yang setiap kegiatan dapat dipantau dari sinyal jam dinding, seperti kapan harus masuk ke ruang sidang, dan lain sebagainya. Dari pandangan langsung ke ruang sidang, ternyata dari 100 orang senator wakil dari 50 negara bagian (@ 2 orang), yang hadir di ruang sidang lebih
kurang dari 100 orang secara bergantian. Mereka datang ke sidang hanya untuk bicara, dan pergi lagi untuk melakukan lobby dengan pihak tertentu. Pengembangan profesi guru
Pelaksanaan pengembangan guru dilakukan dengan cara mentoring, latihan reflektif, dan penelitian. Penelitian dilakukan karena bertitik tolak dari (kebimbangan( untuk mencapai sesuatu, bukan dari hipotesis yang akan dites kebenarannya. Mentoring terhadap guru pemula dilakukan oleh guru-guru berkualitas, multikultural, dari berbagai sekolah di bidang pengajaran melalui multilingual. Pembelajaran di sekolah
Bagaimana kurikulum di sekolah SLTP misalnya? Ada sebuah sekolah model di kota Fairfax, Virginia yaitu SLTP Model Rachel Carson Middle School. Sekolah ini tergolong modern dan dilengkapi dengan peralatan dan teknologi terkini. Kelas dari beberapa guru bergabung dalam ruangan yang besar. Jumlah siswa 975 orang, 100 di antaranya makan pagi di sekolah. Siswa hanya terbebani 5 buah mata pelajaran wajib dan 2 buah pilihan. Pelajaran wajib terdiri dari: (a)bahasa Inggris, (b)sejarah AS, (c)IPS, (d)penjaskes, dan (e)matematika. Pelajaran pilihan antara lain: band, broadcasting, drama, ketrampilan dasar seperti menjahit, pilot pesawat terbang, pembuatan mobil-mobilan dan pesawat, robotic dan semacamnya, serta computer Pendidikan multicultural
Tujuan utama multikultural adalah keberhasilan semua siswa, terutama yang memiliki hambatan bahasa karena berasal dari berbagai belahan dunia. Penyajian pelajaran dilakukan dengan memasukkan kultur siswa, sehingga mudah dicerna. Rasa
prejudice atau kecurigaan dikurangi agar terjadi pemerataan pedagogi berdasarkan keperluan dan kemampuan siswa. Perbedaan budaya di rumah dan di sekolah didekatkan. Praktek pengajaran seperti ini akan disinggung dalam membicarakan model pembelajaran di Falls Church High School. c. Sistem Pendidikan Negara berideologi islam d. Nama nama Negara
Negara yang menganut faham sosialis/kapitalis RRC, Rusia, Polandia, Hongaria, Republik, Ceko dan Kuba.
Negara yang menganut faham kapitalis AS, Inggris, dan Jerman
2. Pendapat tentang pentingnya pendidikan
3. Perbandinga System pendidikan dasar dan menengah Indonesia dengan Negara ASEAN a. Indonesia dengan Malaysia Perbandingan sistem pendidikan di Indonesia dan Malaysia
Sistem pendidikan di kedua Negara mempunyai perbedaan diantara satu level pendidikan satu dengan yang lain, sehingga diharapkan setelah kita melihat perbedaan perbandingan dikedua Negara ini secara seimbang dan proposional sehingga diakhir makalah ini kita dapat mempelajari hal-hal baru yang mungkin saja dapat diadaptasi kedalam sistem pendidikan di Indonesia. Sebelum membandingkan
system pendidikan di Negara Malaysia, penulis akan mendeskripsikan terlebih dahulu sistem pendidikan di Indonesia. (http://www.seameo.org/index.)
1. Sistem pendidikan Indonesia
Sistem Pendidikan nasional Indonesia terdiri dari tiga jenis pendidikan, yaitu: a. Pendidikan umum memprioritaskan perluasan pengetahuan umum dan perbaikan keterampilan siswa. Spesialisasi pendidikan dibutuhkan dikelas 12. b. Pendidikan vokasional mempersipkan siswa dalam mempersipkan sejumlah keterampilan vokasional yang dibutuhkan para pekerja. c. Pendidikan berkebutuhan khusus memberikan keterampilan dan kemampuan penting bagi siswa dengan keterbatas fisik dan mental d. Pendidikan kedinasan bertujuan meningkatkan kemampuan yang dibutukan sebagai persiapan sebagai calon pegawai negeri sipil departemen pemerintahtan dan non departemen. e. Pendidikan agama mempersiapkan siswa untuk berperan yang menuntut pengetahuan khusus tentang agama dan pelajaran yang terkait. f. Pendidikan yang berorientasi akademik berfokus kepada perbaikan penguasaan sain g. Pendidikan professional mempersiapkan siswa untuk menguasai spesialisasi pekerjaan yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan.
2. Jenjang Pendidikan
Sistem pendidikan formal terdiri dari beberapa jenjang pendidian, yaitu sekolah dasar, sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan pra sekolah juga termasuk didalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra sekolah bertujuan menstimulasi pertumbuhan fisik dan mental siswa diluar keluarga sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar. Tujuan pendidikan pra sekolah adalah memberikan dasar pertumbuhan dan perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, keterampilan dan inisiatif. Tipe-tipe penddikan pra sekolah yang ada adalah taman kanak-kanak dan kelompok bermain. Taman kanakkanak adalah bagian dari pendidikan dasar sedangkan kelompok bermain berada diluar system persekolahan. Pendidikan pra sekolah diberikan kepada anak dari usia 4 sampai dengan 6 tahun yang mempunyai masa pendidikan satu atau dua tahun pendidikan, sedangkan kelompok bermain diikuti oleh anak-anak yang berusia dibawh tiga tahun. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan dasar dari pendidikan Sembilan tahun, yang terdiri dari enam tahun disekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah pertama. Tujuan dari pendidikan dasar adalah untuk memberikan siswa ketermapilan dasar untuk mengembangkan diri mereka sendiri sebgai individu, anggota masyarakat, warga Negara dan anggota mahluk hidup, demikan juga untuk melanjutkan studi mereka ke sekolah menengah.
Sekolah dasar (SD) menyelanggarakan program pendidikan enam tahun.hal ini terdiri dari dua tipe pendidikan yang berbeda, yaitu sekolah dasar umum dan sekolah dasar bagi anak cacat. (SDLB) Program pendidikan sekolah menengah pertama berlangsung selama tiga tahun setelah eman tahun pendidikan dasar. Seperti juga di sekolah dasar, sekolah menegah pertama terdiri dari sekolah menengah pertama umum dan sekolah menegah pertama bagi anak cacat. (SMPLB). Selain itu juga ada sekolah dasar islam yang dilaksanakan oleh kementerian agama. dasar Sekolah dasar islam (Madrasah Ibtidaiyah atau MI) sama dengan sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama islam (Madrasah tsanawiyah atau MTs) yang sama dengan sekolah menegah pertama (SMP). Muatan kurikulum skolah dasar terdiri dari Pancasila, agama, pendidikan kewarga negaraan, bahasa Indoneisa, membaca dan menulis, matematika, aritmatika, sain dan teknologi, geografi, sejarah nasional dan dunia, kerajinan tangan dan seni, pendidikan kesehatan jasmani, menggambar, bahasa Inggris dan muatan local. Kesemua itu bukan nama mata pelajaran, tetapi hanya istilah dalam hal pembelajaran yang membebtuk kepribadian dan elemen kemampuan yang diajarkan dan ditingngkatkan melalui pendidikan dasar. Pendidikan Menengah
Jenis pendidikan menengah adalah sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, sekolah menengah agama, sekolah menegha kedinasan. Sekolah menengah umum memberikan prioritas untuk memperluas pengetahuan dan
mengembangkan keterampilan siswa dan mempersiapkan mereka untuk melanjutkan untuk melanjutkan dtusi mereka ke pendidikan tinggi. Pendidikan sekolah menengah kejuruan memberikan prioritas untuk memperluas keterampilan kerja dan menekan pada persiapan siswa untuk memasuki dunia kerja dan memperluas sikap professional. Pendidikan sekolah menengah keagamaan memberikan prioritas terhadap penguasaan pengetahuan khusus keagamaam. Pendidikan sekolah menegah kedinasan yang menekankan pada perbaikan kemampuan dalam melaksanakan tugas pelayanan pegawai negeri sipil atau calon pegawai negeri sipil. Pendidikan sekolah menengah khusus ditujukan dan dirancag bagi siswa yang mempunyai keterbatasan fisik dan mental. Di Indonesia setiap jenjang pendidikan harus melalui ujian nasional apa bila hendak melanjutkan kejenjang selanjutnya. Demikian pula ketika akan melanjutkan ke perguruan tinggi para siswa harus mengikuti SPMB yang terpusat. Sistem Pendidikan Malaysia
Pendidikan di Malaysia secara keseluruhan dibawah hukum kementrian pendidikan, yang bertanggung jawab mengurusi sistem pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan universitas, mengatur silabus, mengontrol ujian nasional dan mengawasi perkembangan pendidikan. Pendidik dasar di Malaysia berlangsung selama enam tahun. Pendidikan tersebut ditujukan untuk memberikan pendidikan dasar bagi siswa agar menguasai kompetensi membaca, menul1s dan aritmatik. Pada akhir tahun ajaran siswa sekolah akan diuji yang disebut dengan Ujian Penilaian Sekolah Rendah/ The Primary school
Assessment Test (UPSR/PSAT). Terlepas dari kinerja mereka di PSAT, semua siswa
sekolah dasar dinaikkan ke Form one. Pendidikan sekolah menengah adalah kelanjutan dari level pendidikan dasar. Silabus, Kurikulum Bersepaduan Sekolah Menengah/ Secondary School Integrated Curriculum (KBSM/SSIC) dikembangkan untuk menyesuaikan kebutuhan dan
aspirasi Negara. Pendidikan menengah dibagi kedalam tiga level utama: lower secondary level, upper secondary level dan level pra universiti. Lower secondary education di Malaysia mempersiapkan siswa untuk
mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan didalam kehidupan dan dapat menjadi warga Negara yang berguna bagi Negara. Setelah menyelesaikan tahun ketiga, para siswa diharuskan untuk mengikuti ujian penilaian nasional, Penilain Menengah Rendah/ Lower Secondary Assessment (PMR/LSA). Kinerja siswa pada PMR/LSA akan menentukan jurusan akademik mereka kepada upper secondary level, yaitu apakah akan dijurusan sain, seni, teknik atau vokasional. Pemilihan siswa dan jurusan akademik pada upper secondary level akan ditentukan oleh kemetrian Pendidikan. Pada ahir masa pendidikan dua tahun di pendidikan upper education, siswa akan diuji oleh ujian nasional wajib, Sijil Pelajaran Malaysia/ Malaysia Certificate of Examination (SPN/MCE) atau Sijil Pelajaran Malaysia Vokasional/ Vocational Malaysian Certificate (SPM/VMCE), kalau siswa memilih jurusan vokasional. Sertifikat SPM/MCE/SPMV/VMCE sama dengan O-level Cambridge University Examinations.
Siswa pada jurusan vokasional akan mempelajari bidang studi vokasional yang berhubungan dengan bidang studi lain yang identik kepada silabus sekolah umum lainnya. Mereka diharuskan untuk mengikuti Peperiksaan Sijil Pelajajran Malaysia Vokasional (SPMV) pada akhir tahun ajaran kedua. Bagi siswa yang mempunyai hasil yang baik bisa melanjutkan studi mereka ke lembaga pendidikan tinggi local atau langsung masuk ke pasar kerja. Kursurs Pelatihan Keterampilan (Skills Traning Course) adalah program tambahan. Siswa akan melalui program pelatihan keterampilan dengan demikian memungkinkan mereka untuk mengikuti Peperiksaan Majilis Latihan Vokasional Kebangsaan Asa (MLVK) pada dua tahun akhir program pendidikan. Mereka kemudian akan bergabung dengan pasar kerja atau melalui pelatihan keterampilan tingkat atas (advance skills training) diwalau tertentu. Pelatihan vokasional bagi pemuda penting bagi perkembangan nasional. Selain kemetrian pendidikan masih ada kementrian lain, agen public atau swasta terlibat didalam pelatihan vokasional bagi pemuda untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja indrustri . Pada program pendidikan pra-universita diklasifikasi kedalam dua kelompok yaitu A Level dan program studi matrikulasi. Yang masuk pada program ini didasarkan pada hasil kinerja (SPM/SPMV). Untuk program studi A Level, jurusan pendidikannya adalah kesenian, sain dan teknik. Siswa akan diharuskan untuk mengikuti Sijil Tinggi Pelajaran Malaysia Examination (STPM), yang diatur oleh Dewan Ujian Malaysia dan diakreditasikan oleh University of Cambridge Local examination Syndicate of England (UCLES). Kualifikasinya di atur oleh banyak universitas di dunia. Program studi matrikulasi yang diatur calon mahasisa pada
universitas lokal. Ini merupakan program dasar akademik satu tahun, dimonitor oleh universitas tuan rumah dan pembelajaran dilaksanakan di masing-masing sekolah negeri atau swasta b. Indonesia dengan singapura
Perbandingan Jenjang Pendidikan Negara Singapura dan Indonesia Jenjang Pendidikan di Singapura • Pendidikan Pra Sekolah
Pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang dilakukan untuk anak-anak berusia 3 sampai dengan 6 tahun • Pendidikan Dasar
Seorang anak di Singapura menjalani pendidikan dasar selama 6 tahun, terdiri dari empat tahun tahap dasar pertama yaitu Sekolah Dasar kelas 1 sampai 4 dan tahap orientasi tahun ke dua yaitu Sekolah Dasar kelas 5 sampai 6. Pada akhir kelas 6 SD, siswa mengikuti Ujian Kelulusan Sekolah Dasar (Primary School Leaving Examination).
• Pendidikan Menegah
Para siswa melaksanakan pendidikan lanjutan selama 4 atau 5 tahun melalui program spesial, cepat ataupun normal. Program spesial dan cepat mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE 'O' (Singapore-Cambridge General Certificate of Edu cation 'Ordinary') pada tingkat empat. Siswa pada program normal dapat memilih jurusan akademik atau teknik, yang keduanya mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian
GCE 'N' (Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Normal') pada tingkat empat dan jika hasilnya memuaskan, maka siswa akan mengikuti ujian GCE 'O' pada tingkat lima.
• Pendidikan Pra Perguruan Tinggi
Setelah menyelesaikan ujian tingkat GCE 'O', para siswa diperbolehkan mendaftar untuk mengikuti program akademi selama dua tahun masa pelajaran pada prauniversitas atau institut terpadu selama tiga tahun masa pelajaran pada prauniversitas, yang keduanya merupakan dasar untuk masuk ke universitas. Kurikulum terdiri dari dua mata kuliah wajib, yaitu General Paper dan Mother Tongue, dan maksimum empat subyek Singapore-Cambridge General Certificate of Education 'Advanced' (GCE 'A') dari tingkat seni, ilmu pengetahuan dan pelajaran tentang perniagaan. Di akhir masa pelajaran pada pra universitas siswa mengikuti ujian tingkat GCE 'A'.
• Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
c. Perbandingan
system
pendidikan
indonesia
dengan
brunei
Darussalam Sistem Pendidikan di Indonesia
Makna Pendidikan di Indonesia adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Adapaun Filosofi pendidikan di Indonesia adalah Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran. Sistem pendidikan di Indonesia disebut dengan sistem pendidikan nasional yang mempunyai arti keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional terbagi menjadi tiga (3) bagian; 1.
Kelembagaan yang terdiri dari jenjang pendidikan dan jalur pendidikan.
2.
Jenis Pendidikan yang terdiri dari Umum, kejuruan, vokasional, dan lain-lain.
3.
Kurikulum. Sesuai dengan UU yang telah ditetapkan pendidikan Indonesia sekarang memakai kurikulum KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). 1. Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Adapun macam-macamnya sebagai berikut: a.
Pendidikan anak usia dini
b.
Pendidikan dasar
c.
Pendidikan menengah
d.
Pendidikan tinggi 2. Jalur Pendidikan
Jalur
pendidikan
adalah
wahana
yang
dilalui
peserta
didik
untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun macam-macamnya sebagai berikut: a. Pendidikan formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolahsekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. b. Pendidikan nonformal
Pendidikan ini paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap masjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja. Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya. c. Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab. 3. Jenis pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Adapun macam-macamnya sebagai berikut: a. Pendidikan umum
Pendidikan
umum
merupakan
pendidikan
dasar
dan
menengah
yang
mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah ke Atas (SMA). b. Pendidikan kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). c. Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program Sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu. d. Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu profesi atau menjadi seorang Profesional. e. Pendidikan vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang diploma 4 setara dengan program sarjana (strata 1). f. Pendidikan keagamaan
Pendidikan Keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan dan pengalaman terhadap ajaran agama dan /atau menjadi ahli ilmu agama.
g. Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif (bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah (dalam bentuk Sekolah Luar Biasa/SLB). 4. Kurikulum Di Indonesia
Kurikulum yang dipakai sekarang adalah KTSP (Kurikulum Tingkat satuan pendidikan) adapaun maknanya adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2006/2007 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah.
Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat. B. Pendidikan di Negara Brunei Darussalam 1. Potret Sistem Pemerintahan Dan Kondisi Demografis
Brunei Darussalam merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang terkenal sangat makmur. Brunei Darussalam yang merupakan anggota ke 6 ASEAN ini mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris pada tanggal 1 Januari 1984. Kepala negara Brunei Darussalam adalah seorang Sultan yang sekaligus sebagai Kepala Pemerintahan (Perdana Menteri). Kendatipun wewenang serta kekuasaan Sultan yang diberikan Konstitusi begitu besar, namun sistem pemerintahan Brunei Darussalam bersifat demokratis. Tetapi dalam hal cara pemilihan para birokrat di Brunei cenderung dengan sistem rekruitmen tertutup. Sistem ini tidak menyerap personil dari seluruh lapisan masyarakat. Jadi, Brunei merupakan negara kerajaan dengan kepala pemerintahan berada di tangan sultan. Kira-kira dua pertiga jumlah penduduk Brunei adalah orang Melayu. Kelompok etnik minoritas yang paling penting dan yang menguasai ekonomi negara ialah orang
Tionghoa (Han) yang menyusun lebih kurang 15% jumlah penduduknya. Etnis-etnis ini juga menggambarkan bahasa-bahasa yang paling penting: bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta bahasa Tionghoa. Bahasa Inggris juga dituturkan secara meluas, dan terdapat sebuah komunitas ekspatriat yang agak besar dengan sejumlah besar warganegara Britania dan Australia. Islam ialah agama resmi Brunei, dan Sultan Brunei merupakan kepala agama negara itu. Agama-agama lain yang dianut termasuk agama Buddha (terutamanya oleh orang Tiong Hoa), agama Kristen, serta agama-agama orang asli (dalam komunitas-komunitas yang amat kecil). Ekonomi kecil yang kaya ini adalah suatu campuran keusahawanan dalam negeri dan asing, pengawalan kerajaan, kebajikan, serta tradisi kampung. 2. Dasar Pengembangan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan
Program pendidikan diarahkan untuk menciptakan manusia yang berakhlak dan beragama dan menguasi teknologi. Pemerintah telah menetapkan tiga bidang utama dalam pendidikan, yaitu : • Sistem dwibahasa di semua sekolah •
Konsep Melayu Islam Beraja (MIB) dalam kurikulum sekolah
• Peningkatan serta perkembangan sumber daya manusia. 3. Sistem Perjenjangan Pendidikan yang Dikembangkan
Sistem pendidikan umum Brunei memiliki banyak kesamaan dengan negara Commonwealth lainnya seperti Inggris, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Sistem ini
dikenal dengan pola A7-3-2-2″ yang melambangkan lamanya masa studi untuk masing-masing tingkatan pendidikan seperti: 7 tahun tingkat dasar, 3 tahun tingkat menengah pertama, 2 tahun tingkat menengah atas dan 2 tahun pra-universitas. Untuk tingkat dasar dan menengah pertama, sistem pendidikan Brunei tidak jauh berbeda dengan
Indonesia.
Pendidikan
dasar
bertujuan
memberikan
kemampuan dasar bagi murid-murid dalam menulis, membaca, dan berhitung disamping membina dan mengembangkan karakter pribadi. Pendidikan TK yang merupakan bagian tingkat dasar mulai diterapkan di Brunei tahun 1979 dan sejak itu setiap anak berumur 5 tahun diwajibkan memasuki TK selama setahun sebelum diterima di SD kelas 1. Kenaikan tingkat dari TK ke SD dilakukan secara otomatis. Di tingkat SD, mulai dari kelas 1 dan seterusnya setiap murid akan mengikuti ujian akhir tahun dan hanya murid yang berprestasi saja yang dapat melanjutkan ke kelas berikutnya. Sementara yang gagal harus tinggal kelas dan sesudah itu baru mendapat kenaikan kelas otomatis. Setelah mengikuti pendidikan dasar 7 tahun, murid yang lulus ujian akhir dapat melanjutkan pendidikannya ke SLTP selama 3 tahun. Bagi siswa yang lulus ujian akhir SLTP akan memiliki pilihan yaitu: Dapat meneruskan pelajaran ke tingkat SLTA. Di tahun ke-2, siswa akan menjalani ujian penentuan tingkat yang dikenal BCGCE (Brunei Cambridge General Certificate of Education) yang terdiri dari 2 tingkat yaitu tingkat AO dan AN. Bagi siswa yang berprestasi baik akan mendapat ijazah tingkat AO artinya siswa dapat meneruskan pelajaran langsung ke pra-universitas selama 2 tahun untuk mendapatkan
ijazah Brunei Cambridge Advanced Level Certificate tingkat AA. Sementara itu, siswa tingkat AN harus melanjutkan studinya selama setahun lagi dan kemudian baru dapat mengikuti ujian bagi mendapatkan ijazah tingkat AO. Bagi siswa tamatan SLTP yang tidak ingin melanjutkan pelajarannya ke universitas dapat memilih sekolah kejuruan seperti perawat kesehatan, kejuruan teknik dan seni, kursus-kursus atau dapat terjun langsung ke dunia kerja. Perbandinga system pendidikan Indonesia dengan System pendidikan di Filipina 3. Sistem
Pendidikan
a.
di
Filipina
Pra-Pendidikan
Dasar
Pra-pendidikan dasar disediakan untuk anak berusia 3-5 tahun. Program yang ditawarkan beragam seperti Nursery (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk anak usia 3-4 tahun, kindergarten (TK) untuk usia 4-5 tahun, dan Sekolah Persiapan b.
SD
untuk Pendidikan
usia
5-6
tahun. Dasar
Sekolah Dasar, terdiri dari 6 tingkat, beberapa sekolah menambahkan tingkat tambahan (tingkat ke-7). Tingkat-tingkat ini dikelompokkan menjadi dua subdivisi utama, Tingkat Primer (dasar) meliputi 3 tingkat pertama, dan Tingkat Intermediet (lanjutan) terdiri dari 3 atau 4 tingkat. Penyelenggaraan
enam tahun pendidikan dasar ini wajib dan disediakan gratis di sekolahsekolah
umum.
(1)
Sekolah
Publik
Mata Pelajaran Inti: Matematika, Ilmu Pengetahuan, Bahasa Inggris, Bahasa Filipina, Dan Makabayan (Ilmu Sosial, Pendidikan Kehidupan, Nilai-Nilai). Pada tingkat ke-3 ditambahkan mata pelajaran Sains. Mata Pelajaran Lainnya: Musik,
Seni,
(2)
dan
Pendidikan
Sekolah
Jasmani. Swasta
Mata Pelajaran: Matematika, Bahasa Inggris, Sains, Ilmu Sosial, Komputer Dasar, Bahasa Filipina, Musik, Seni dan Teknologi, Ekonomi Kerumahan, Kesehatan, Pendidikan Jasmani. Di Sekolah Katolik diberikan materi Pendidikan Agama atau Kehidupan Umat Kristen. Pada Sekolah Internasional dan Sekolah Cina diberikan mata pelajaran tambahan berupa Bahasa dan Budaya. Bahasa pengantarnya ialah Bahasa Inggris. Bahasa Filipina digunakan dalam pengajaran
Makabayan
dan
Bahasa
Filipina,
selain juga digunakan bahasa-bahasa daerah seperti Cebuano, Hiligaynin, Bicolano, dan Waray. Bahasa Arab digunakan di Sekolah-sekolah Islam. Di Sekolah Cina diajarkan dua tambahan bahasa Cina Hokkien dan Cina Mandarin. Sekolah Internasional umumnya menggunakan Bahasa Inggris di semua
mata
pelajaran.
National Elementary Achievement Test (NEAT), ujian nasional SD, yang
orientasinya adalah sebagai tolak ukur sekolah kompetensi, bukan sebagai pengukur kecerdasan siswa, dihapuskan pada tahun 2004, dan pada tahun 2006 diberlakukan hanya kepada sekolah swasta untuk ujian masuk sekolah menengah.
Dengan
dihapuskannya
NEAT
para
siswa
tidak
perlu
menghasilkan skor apapun untuk mendapatkan pengakuan ke sekolah tinggi negeri.
Departemen
Pendidikan
kemudian
mengubah
NEAT
dan
menggantikannya dengan National Achievement Test (NAT). Sekolah dasar publik dan swasta mengambil ujian ini untuk mengukur kompetensi sekolah. c.
Pendidikan
Menengah
Pendidikan sekolah menengah di Filipina terdiri dari empat tahun dan disediakan secara gratis di sekolah-sekolah umum, ditujukan kepada siswasiswa berusia 12-16. Pendidikan Menengah bersifat terkotak, yaitu setiap tingkat berfokus kepada tema atau isi tertentu, sehingga sering disebut sebagai sekolah
tinggi.
Pendidikan
Menengah:
Tahun ke-1 (Freshman): Aljabar I, Sains Terintegrasi, bahasa Inggris I, bahasa Filipina
I,
dan
Sejarah
Filipina.
Tahun ke-2 (Sophomore): Aljabar II, Biologi, bahasa Inggris II, bahasa Filipina
II,
Sejarah
Asia.
Tahun ke-3 (Junior): Geometri, Kimia, bahasa Filipina III, sejarah Dunia, dan Geografi. Tahun ke-4 (Senior): Kalkulus, Trigonometri, Fisika, bahasa Filipina IV, Sastra,
dan
Ekonomi.
Pelajaran tambahan meliputi Kesehatan, Ilmu Komputer Lanjutan, Musik, Seni, Teknologi, Ekonomi Kerumahan, dan Pendidikan Jasmani. Pada Sekolah-Sekolah Eksklusif ditawarkan mata pelajaran pilihan meliputi berbagai macam Bahasa, Pemrograman Komputer, Menulis Sastra, dan lainnya. Sekolah Cina memberikan tambahan pelajaran Bahasa dan Budaya. Sekolah Persiapan (Pra-Pendidikan Tinggi) memberikan beberapa kursus Bisnis dan Akutansi, sedangkan Sekolah Sains memberikan mata pelajaran Biologi,
Kimia,
dan
Fisika
pada
setiap
tingkat.
National Achievement Test Sekunder (NSAT) yang dikelola oleh Departemen Pendidikan adalah ujian di akhir tahun ke-4 sekolah menengah, namun kemudian
ditiadakan.
Kini
setiap
sekolah
publik
atau
swasta
menyelenggarakan sendiri ujian masuk pendidikan di Perguruan Tinggi (College
Entrance
Examinations,
CEE).
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa dapat memilih untuk mengambil Pelatihan Kejuruan 2 atau 3 tahun atau melanjutkan ke Perguruan Tinggi d.
(Universitas). Pendidikan
Teknik
dan
Kejuruan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan (TESDA), adalah suatu badan yang mengawasi pendidikan pasca-sekolah menengah pendidikan teknis dan kejuruan, termasuk orientasi keterampilan, pelatihan dan pengembangan pemuda luar sekolah dan masyarakat pengangguran dewasa. TESDA dikelola oleh Dewan Tenaga Kerja dan Pemuda (NMYC) dan Program magang dari
Biro Ketenagakerjaan Lokal (BLE), keduanya dari Departemen Pekerjaan dan Ketenagakerjaan (DOLE) bekerjasama dengan Biro Pendidikan Teknis dan Kejuruan (BTVE) dari Departemen Pendidikan, Kebudayaan, dan Olah Raga (DECS, sekarang DepEd), berlandaskan Undang-Undang Republik Nomor 7796 atau dikenal sebagai “Undang-Undang Pendidikan Teknik dan Pengembangan Keterampilan 1994” yang untuk menyediakan tenaga kerja
tingkat
menengah
e.
bagi
industri.
Pendidikan
Tinggi
Pendidikan Tinggi dikelola oleh Komisi Pendidikan Tinggi (CHED), berdasarkan UU Republik No. 7722 atau UU Pendidikan Tinggi 1994. CHED adalah lembaga independen setingkat departemen yang berasal dan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan (DepEd). Tugasnya adalah mengkoordinasikan program-program lembaga-lembaga pendidikan tinggi dan
menerapkan
kebijakan
dan
standar.
Pendidikan Tinggi di Filipina diklasifikasikan menjadi universitas dan perguruan tinggi negeri (SUC) dan universitas dan perguruan tinggi lokal (LCU). SUCs (State Universities and Colleges) adalah lembaga-lembaga pendidikan tinggi publik yang disewa, ditetapkan oleh hukum, dikelola, dan disubsidi secara finansial oleh pemerintah. LUCs (Local Universities and Colleges) merupakan lembaga-lembaga perguruan tinggi yang didirikan dan didukung
secara
finansial
oleh
pemerintah
daerah.
HEIs (High Education Institutions) adalah lembaga-lembaga Pendidikan
tinggi yang berada langsung di bawah lembaga pemerintah yang ditetapkan dalam undang-undang. Mereka menyediakan pelatihan khusus di bidangbidang seperti ilmu militer dan pertahanan nasional. Sedangkan CSI (CHED Supervised Institution) adalah lembaga pasca pendidkan menengah public yang tidak disewa oleh pemerintah, ditetapkan oleh hukum,dikelola, diawasi, dan didukung secara finansial oleh pemerintah. Adapun OGS (Other Government Schools) adalah lembaga pendidikan menegah dan pasca pendidikan menengah, biasanya merupakan lembaga pendidikan tekniskejuruan
yang
Amerika
sebagai
menawarkan mantan
penjajah,
program memiliki
pendidikan pengaruh
besar
tinggi. bagi
perkembangan bangsa Filipina. Amerika melakukan berbagai perubahan signifikan bagi Filipina. Sistem pendidikan dan demokrasi dibangun, bahasa Inggris menjadi bahasa nasional, sistem administrasi publik dibuat serta berbagai transformasi “American way“ lainnya dikembangkan ke masyarakat
Filipina. Namun, menurut Constantino (1974), sistem pendidikan yang diajarkan oleh Amerika adalah “mis-education” bagi bangsa Filipina. Pendidikan Amerika membuat de-Filipinanisasi bagi generasi mudanya. Mereka menempatkan kultur, nilai, gaya hidup Amerika sebagai ukuran superior yang harus dirujuk. Cerita tentang kejayaan kepahlawan Amerika serta keunggulan institusi Amerika mengobsesi generasi muda, menempatkan model “American society“ sebagai bentuk ideal bagi kehidupan masyarakat
Filipina. Hasil akhirnya, Filipina menjadi pasar yang bersahabat bagi
membajirnya
produk- produk
“made
in
America”.
Dampak dari mis-education inilah yang mungkin menjadi problem besar bagi Filipina dewasa ini. Kemajuan Filipina menjadi bangsa yang kuat tersendat sekalipun
berbagai
berbagai
potensi
sudah
dimilikinya.
Isu War Against Terrorisme membahana pasca peristiwa 11 September 2001 dan disusul dengan aksi teror di wilayah-wilayah pemerintahan dan lembagalembaga asing milik Barat, hal ini memunculkan pula nama Osama bin Laden sebagai
pendiri
Al-Qaeda
yang
diduga
merupakan
jaringan
teroris
internasional. Selain di AS terorisme pun banyak terjadi di Asia Tenggara, seperti tragedy Bom Bali I yang terjadi tak lama dari peristiwa 911 di Washington DC, pemboman hari Rizal di Filipina 30 Desember 2000, juga pemboman-pemboman beruntun di Indonesia. Rangkaian peristiwa teror di Asia Tenggara diduga adanya keberadaan jaringan terorisme di wilayah ini, mengingat peristiwa tersebut terjadi di saat momen-momen yang penting dan wilayah-wilayah strategis. Namun dalam perjalanannya Indonesia, Malaysia dan Singapura telah menunjukkan keseriusannya dalam membasmi jaringan tersebut di Asia Tenggara. Namun, Filipina yang juga merupakan negara tujuan terorisme cenderung tidak serius menangani hal tersebut. Sementara Filipina
dianggap
persemayaman
sebagai
wilayah
yang
paling
strategis
sebagai teroris.
Filipina telah mengalami konflik berkepanjangan antara p emerintahan Filipina dengan para separatisan di Moro. MNLF (Moro National Liberalization Front)
yang merupakan organisasi separatisan mempersiapkan kelompok tersebut agar lebih kuat. Salamat Hashim yang baru saja pulang dari pendidikannya di Al Azhar menjadikan kelompok ini bercabang, dengan membentuk MILF (Moro Islamic Liberalization Front) yang perjuangannya lebih spesifik memperjuangkan Islam Moro agar memperoleh legitimasi secara independen tanpa
adanya
intervensi
dari
pemerintah
Filipina.
Keberadaan MILF yang Islam sentris mempermudah jaringan teroris Internasional semacam Al-Qaeda dan JI (Jamaah Islamiyah) masuk kedalamnya dan menyebarkan ideologi jihad. Salamat Hashim merekrut pemuda-pemuda dari Indonesia, Malaysia, dan Singapura juga dari Filipina itu sendiri. Faktor yang menyebabkan Filipina menjadi tempat jaringan teroris ini mudah karena, pertama, sejak 1990-an merupakan tempat para pemuda didikan JI sebagai pelatihan dan pembentukan militer yang bertujuan membentuk sebuah Negara Islam Indonesia. Kedua, Pemerintahan Filipina kurang efektif dalam usahanya untuk membekuk pergerakan teroris di negaranya, pemantauan arus pendatang dan penduduk serta penyelundupan senjata dan dana yang masuk melalui Filipina Selatan yang juga dapat diakses dari Malaysia. Dan yang terkahir keberadaan separatisan di Moro menjadikan Filipina sasaran empuk, karena separatisan ini membutuhkan dukungan dana dan
sumber
daya
manusia
dari
para
donatur.
Sedangkan proses negosiasi antara pemerintah dengan MILF selalu tidak tercapai dengan baik, selalu saja ada salah satu pihak yang mengingkari isi
perjanjian dengan menyerang kamp-kamp milik MILF ataupun sebaliknya dengan menyerang kantor-kantor pemrintahan. Konflik berkepanjangan ini justru menyebabkan akar terorisme di Moro yang semakin kuat, serta beberapa lulusan pendidikan militer zaman invansi Soviet ke Afghanistan menyebabkan solidaritas muslim negara-negara lainnya dengan mengirimkan pemuda-pemuda muslim dalam memberikan pendidikan militer di kampkamp Afghanistan. Setelah konflik selesai, para lulusan ini kemudian dimanfaatkan sebagai pendidik bagi pemuda-pemuda yang baru bergabung. Pendidikan yang diberikan berupa pendidikan militer dengan memberikan pengetahuan
senjata
dan
perakitan
bom.
Analisanya, bahwa Islam yang menganut sistem khilafah menjadikan seorang tokoh besar dijadikan panutan bagi mereka. Bagaimana seorang Salamat Hashim yang memiliki nama besar dapat menjadi magnet untuk menarik minat pemuda untuk masuk kedalam kelompok tersebut. Penyebaran ideologi pun sangat mudah dilakukan, dengan melakukan ceramah-ceramah di masjid pun dapat mempermudah penyampaian ideologi bagi para militan agar berpegang teguh pada apa yang dilakukannya, yaitu berjuang di jalan Allah dan
melakukan
jihad
demi
mati
di
jalan
Allah
SWT.
Selain itu negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Filipina merupakan negara-negara yang tingkat perekonomiannya rendah, dan tingkat pendidikan yang miris. Sehingga ini menjadi nilai plus bagi para pendiri MILF dan JI untuk memanfaatkan mereka demi menjalankan misi politiknya.