1.10 1. 10..
Peng Pe ngka kaji jian an Da Data ta Fo Foku kuss
A. An Anam amne nesa sa 1) Id Iden enti tita tass : Na Nama ma Usia (DM tipe I < 30 tahun, DM tipe II > 30 tahun, cenderung meningkat pada usia usia > 65 tahun) tahun) Jenis Kelamin 2) Kel eluh uhan an ut utam amaa : •
Kondisi hipoglikemia (biasa terjadi pada DM tipe II) Tremor,, perspir Tremor perspirasi, asi, takikardi, palpitasi, rasa lapar, sakit kepala, vertig vertigo, o, penuruna penurunan n perfusi dimana perfus perfusinya inya dingin, mengant mengantuk, uk, lemah, konfusi konfusi,, penuruna penurunan n kesadaran.
•
Kondisi hiperglikemia (biasa terjadi pada DM tipe I) Pengl Pe ngliha ihata tan n kab kabur ur,, le lema mas, s, ra rasa sa ha haus us,, ban banyak yak ke kenci ncing ng,, de dehid hidra rasi si,, su suhu hu tu tubuh buh meningkat, sakit kepala.
3) Ri Riwa wayat yat pen penyak yakit it sekar sekarang ang Dominan muncul adalah sering berkemih, sering lapar dan haus, berat badan berlebih, biasanya penderi penderita ta belum tahu, sampai sampai memeriksak memeriksakan an diri ke pelayanan kesehat kesehatan. an. 4) Ri Riwa wayat yat pen penyak yakit it dahu dahulu lu Penyakit pankreas, gangguan penerimaan insulin, gangguan hormon, konsumsi obatobatan (Glukokortikoid, (Glukokortikoid, Furose Furosemid, mid, Thiazid Thiazid,, Beta-B Beta-Bloker, loker, kontras kontrasepsi epsi mengand mengandung ung estrogen). 5) Ri Riwa wayat yat pen penyak yakit it kelu keluar arga ga Menur Me nurun un me menur nurut ut si sils lsil ilah, ah, kel kelai ainan nan ge gen n yan yang g me menga ngakib kibat atka kan n tub tubuh uh ti tidak dak da dapat pat menghasilkan insulin dengan baik.
B. Pe Peme meri riks ksaan aan Fi Fisi sik k B1 (Breath)
: pernafasan cepat dan dalam, frekuensi meningkat, nafas berbau aseton.
B2 (B (Bloo lood) d)
: takikar takikardi, di, perub perubaha ahan n TD postu postura ral, l, hipote hipotensi nsi,, nad nadii me menur nurun, un, ulkus ulkus pada kaki dan penyembuhan luka yang lama.
B3 (B (Bra rain) in)
: pus pusing ing,, me mera rasa sa kesemu kesemuta tan, n, disori disorient entas asi, i, mengant mengantuk, uk, letarg letargi, i, stupor stupor/k /kom oma, a, gangguan memori, reflek tendon menurun, penurunan sensasi
B4 (Bl (Bladde adder) r) : Pol Poliuri iuria, a, noct nocturia uria,, ISK ISK,, urin urinee ence encer, r, dapa dapatt men menjadi jadi oliguria/ oliguria/anur anuria ia bila terjadi hipovolemia berat, glukosuria. B5 (B (Bow owel el))
: mu mual al,, mu munt ntah ah,, an anor orek eksi sia, a, pe penu nuru runa nan n be bera ratt ba bada dan, n, di diar are, e, bi bisi sing ng us usus us meningkat, polifagi dan polidipsi.
B6 (Bo (Bone) ne)
: kele kelema mahan han,, suli sulitt berge bergerak rak,, kulit kulit/m /mem embr bran an muk mukosa osa ke keri ring. ng.
C. Analisa Data NO DATA 1 DS: klien mengatakan merasa haus.
ETIOLOGI Hiperglikemi
MASALAH Defisit Volume Cairan
DO: -
Pengeluaran urine
Lebih banyak glukosa yang masuk ke tubulus ginjal
berlebih -
Polidipsi
-
Kulit/membran mukosa kering
-
Hipotensi
-
Takikardi
Glukosuria
Cairan dan elektrolit keluar berlebih Dehidrasi
Defisit volume cairan
2
DS: klien mengatakan ada luka
Metabolisme protein terganggu
pada daerah ekstremitas. DO:
integritas kulit dan Protein dalam tubuh menurun
-
Terdapat luka
-
Adanya oedema
Kerusakan
jaringan
Proses penyembuhan luka terhambat
disekitar luka, kemerahan -
Terdapat pus, slough tissue pada area luka
-
Kematian jaringan
Nekrosis jaringan
Luka berbau Kerusakan integritas jaringan
D. Diagnosa dan Intervensi a)
Defisit volume cairan berhubungan dengan haluaran urine yang berlebihan akibat
hiperglikemia yang ditandai dengan klien mengatakan sering merasa haus, pengeluaran urine berlebihan, polidipsi, kulit atau membran mukosa kering, hipotensi, takikardi.
Tujuan dan kriteria hasil:
Defisit volume cairan dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil:
−
Klien kooperatif
−
Klien tidak mengeluh haus terus menerus
−
Membran mukosa lembab
−
TTV dalam batas normal (RR 16-24x/mnt, nadi 60-100x/mnt, TD 120/80x/mnt)
−
Balans cairan klien dalam keadaan seimbang
Intervensi: INTERVENSI 1. Jelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan 2. Berikan cairan yang adekuat
RASIONAL 1. Klien kooperatif terhadap tindakan keperawatan 2. Mempertahankan komposisi cairan tubuh, volume sirkulasi.
3. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi cairan NaCl 3% 4. Observasi balans cairan
3. NaCl bersifat hipertonik sehingga mencegah pengeluaran cairan berlebih 4. Balans cairan merupakan indikator peningkatan atau kekurangan volume cairan dalam tubuh.
5. Observasi TTV
5. Mengevaluasi keadaan klien, perubahan
kondisi klien dan tingkat keberhasilan tindakan b)
Kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan penurunan darah dan
nutrisi dalam jaringan sekunder akibat diabetes melitus yang ditandai dengan klien mengatakan ada luka pada ekstremitas, terdapat pus atau slough tissue pada area luka, adanya oedema pada luka, kemerahan, luka berbau busuk.
Tujuan dan kriteria hasil: Kerusakan integritas kulit dan jaringan dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam dengan kriteria hasil: −
Klien kooperatif
−
Berkurangnya kemerahan dan oedema di sekitar luka
−
Adanya jaringan granulasi
−
Luka tidak berbau
−
Pus berkurang/tidak ada
Intervensi:
INTERVENSI 1. Jelaskan kepada klien tentang keadaan luka dan tindakan yang akan dilakukan
RASIONAL 1. Klien mengerti tentang keadaannya dan kooperatf terhadap tindakan keperawatan 2. Dapat menghilangkan debris, mengurangi
2. Lakukan wound cleansing dengan menggunakan teknik sesuai program dokter 3. Lakukan debridemen pada luka
infeksi, dan mempercepat proses penyembuhan luka 3. Membantu mengurangi jaringan nekrotik dan pus sehingga membantu proses penyembuhan luka 4. Mencegah kontaminasi dengan udara luar
4. Balut luka dengan verban setelah dilakukan perawatan luka 5. Elevasikan area yang oedema
5. Mengembalikan sirkulasi sehingga mengurangi oedema 6. Adanya pus, dan bau merupakan indikator luka terinfeksi
6. Observasi keadaan luka