PENGHAWAAN DAN PENCAHAYAAN
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari objek buatan manusia, bukan berasal dari cahaya yang berada di alam, contoh mudahnya adalah lampu.
Dalam desain rumah tinggal, pencahayaan buatan memegang peranan penting untuk membuat sebuah rumah tinggal lebih "terlihat". Pencahayaan ini haruslah terencana dengan baik, biasanya dinamakan Rencana Titik lampu / Lighting Plan. Di dalam gambar perencanaan titik lampu, biasanya terdapat gambar lokasi lampu-lampu dalam tiap ruangan, beserta jenis lampu yang akan dipakai, bahkan bila lebih advance lagi biasanya sekaligus dengan pengelompokan beban listriknya, sehingga beban listrik terbagi dengan baik.
Berdasarkan jenis asal sinar pencahayaan ruangan, dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
1. Direct Lamp (sinaran langsung), Sinar yang dihasilkan dari lampu yang dapat dilihat/terlihat langsung. Misalnya spot light (lampu tembak), uplight (lampu tembak dengan sinar ke arah atas), downlight (lampu tanam dengan sinar ke bawah), lampu fitting dan lainnya.
2. Indirect Lamp (sinaran tidak langsung) biasa juga disebut dengan hidden lamp. Biasanya kita hanya menggunakan efek sinar yang dihasilkan dari lampu ini karena lampunya sendiri tidak terlihat atau tersembunyi. Misalnya hidden lamp di drop ceiling atau plafond.
Pencahayaan dalam rumah tinggal umumnya digunakan sebagai penerangan ruangan. Akan tetapi sering juga digunakan sebagai elemen yang membentukambience dari ruangan. Oleh karenanya tata pencahayaan berkaitan erat dengan detail-detail arsitektur, elemen interior maupun furnishing. Misalnya ada dinding dengan finishing batu alam dapat kita gunakan pencahayaan langsung ke arah pasangan batu alam tersebut, sehingga tekstur batu akan "terekspos" dan lebih dramatis. Begitu pula dengan artwork yang kita letakan baik di dinding atau dipajang diatas meja, untuk membuat artwork tersebut menjadi vocal point, kita dapat memberikan pencahayaan ke arah art work trersebut dengan menggunakan spot light.
Untuk tampilan luar rumah atau eksterior, pencahayaan yang terencana dengan baik dapat memberikan efek dramatis pada rumah tinggal. Adanya permainan bidang-bidang dinding dan bayangan akibat pencahayaan tadi dapat memberikan efek tertentu. Sehingga seringkali membuat rumah telihat lebih mewah dan elegan. Untuk eksterior biasanya lampu yang digunakan adalah lampu tembak, lampu dinding, lampu taman, disamping lampu fitting standar. Biasanya menggunakan sinar uplight dan spot kearah dinding. Hal yang perlu diperhatikan untuk lampu-lampu eksterior adalah jenis lampu dan kabel instalasi diusahakan jenis yang kedap air, sehingga mengurangi kemungkinan korsleting listrik.
Strategi dalam pencahayaan dan penghawaan alami
Rumah yang sehat adalah dambaan setiap anggota keluarga. Dengan gaya hidup yang kembali pada alam seharusnya kita bisa bertindak lebih smart dalam memanfaatkan alam sekitar untuk mendukung kenyamanan hidup keluarga kita di dalam rumah. Rumah bisa terang tanpa menyalakan lampu penerangan yang berlebihan di siang hari, namun juga tidak terlalu panas sampai-sampai harus menggunakan AC.
Oleh karena itu setiap ruang di rumah kita harus ditentukan jumlah dan posisi bukaan (jendela dan ventilasi) berdasarkan arah sinar matahari dan angin sesuai dengan kondisi iklim tropis di negara kita.
Kamar tidur sebaiknya menghadap ke arah antara sisi tenggara dan timur laut. Dari arah ini sinar matahari pagi akan lebih optimal didapatkan dibanding panas matahari sore sehingga memberikan dampak yang baik bagikesehatan.
Ruang keluarga, ruang tamu, dan ruang makan disarankan menghadap ke arah barat laut atau barat daya. Arah hadap ini akan memberikan pencahayaan alami yang lebih hangat. Suhu udara di dalam ruangan ini akan menjadi lebih hangat, oleh karena itu sangat disarankan untuk menambah jumlah ventilasi sehingga udara panas di dalam ruangan dapat berganti dan bersirkulasi dengan lancar.
Kamar mandi sangat disarankan untuk menghadap ke arah sinar matahari langsung yaitu ke arah barat atau timur untuk mengurangi tingkat kelembapan yang tinggi di dalam ruangan.
Area dapur memiliki suhu yang tinggi karena digunakan sebagai tempat memasak. Untuk mengurangi suhu ruangan sebaiknya ruang dapur dibuat menghadap ke sisi utara atau selatan.
Secara keseluruhan untuk mengurangi intensitas cahaya matahari langsung sebaiknya pintu dan jendela menghadap ke sisi utara atau selatan. Jadi untuk mendapatkan pencahayaan dan penghawaan alami yang nyaman ke seluruh ruangan maka arah hadap bangunan atau tampak muka rumah sebaiknya menghadap ke arah utara atau selatan. Semoga bermanfaat.
PENGHAWAAN ALAMI
Penghawaan alami sangat diperlukan bagi suatu bangunan beserta para pengguna bangunan tersebut, karena selain pertimbangan efisiensi, juga kualitasnya masih jauh lebih baik dibandingkan dengan penghawaan buatan. Hal-hal yang alami memang sangat dibutuhkan untuk manusia pada saat ini, termasuk dalam melakukan aktifitasnya dalam suatu bangunan perkantoran. Adapun hal-hal yang sangat berkaitan dengan penghawaan alami adalah:
-Pencahayaan
Yaitu kebutuhan penerangan pada suatu ruang yang kita buat, terutama untuk pemanfaatan penerangan dari cahaya alami, karena berhubungan dengan pembukaan.
-Kelembaban
Yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.
-Luas bukaan
Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya pergantian udara, dan masuknya cahaya. Bukaan dapat berupa pintu, jendela, jalusi, lubang angin atau lostos atau lupangan, dan lubang-lubang lain yang mungkin ada pada suatu ruangan.
Dalam perencanaan bangunan dihindari suatu ruang yang gelap dan pengap sehingga perlu adanya suatu penghawaan alami. Untuk itu perlu adanya penyelesaian dalam perencanaan yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta semaksimal mungkin menggunakan sumber daya yang ada dari alam yang memang telah tersedia untuk kebutuhan manusia.
Pada kenyataannya, saat ini sulit didapatkan ruang terbuka yang cukup, terutama di kota besar atau daerah industri, untuk mendapatkan tangkapan udara segar agar dapat masuk ke dalam ruangan, karena semua lahan telah yang ada dimanfaatkan untuk bangunan, atau ruang tertutup. Apalagi adanya polusi udara pada daerah tempat bangunan itu berada. Untuk itu pemanfaatan lahan yang sempit untuk penghawaan alami sangat penting untuk dipikirkan dan diteliti agar dapat membantu kita dalam membuat desain bangunan arsitektur yang bagus dengan kenyamanan yang terjamin. Atau bagaimana memanfaatkan atau mengolah udara yang telah kotor dan berdebu sehingga masih dapat dimanfaatkan untuk penghawaan alami. Karena bagaimanapun juga dalam suatu ruangan yang misalnya telah menggunakan penghawaan buatan, masih tetap memerlukan pergantian udara.
Salah satu cara untuk mendapatkan penghawaan alami adalah dengan membuat bukaan pada atap yang kita buat. Untuk membuat bukaan pada atap ada banyak cara yang dapat kita gunakan, antara lain adalah seperti pada gambar-gambar berikut ini.
Dalam suatu bangunan di lingkungan yang produktif dimana lahan menjadi sangat mahal, sering semua tempat yang ada dipenuhi untuk bangunan demi efisiensi, demikian juga biaya untuk bangunan bertingkat sangat tinggi. Untuk dapat memanfaatkan sedikit lahan terbuka yang dapat digunakan pada seluruh ruangan yang ada, kita dapat membuat lahan terbuka di tengah-tengah bangunan. Dengan bukaan yang ada di tengah, maka dapat dimanfaatkan pada semua ruangan yang berada di kanan dan di kiri lahan terbuka tersebut.
Yang dimaksud dinding bernafas adalah dinding pembatas yang mempunyai lubang-lubang sehingga memungkinkan adanya aliran udara. Dinding bernafas sangat penting sebagai salah satu cara untuk mendapatkan adanya pergantian udara demi kenyamanan pada ruangan. Untuk mengarahkan aliran udara atau membelokkan arah angin, perlu memanfaatkan adanya perbedaan tekanan udara, yaitu dengan pemberian vegetasi atau dinding.
Pada daerah ini cenderung gelap dan pengap, maka untuk menyelesaikannya perlu dibuat dinding bernafas (dinding yang mempunyai banyak lubang-lubang), dan pembelokan aliran angin.
Lubang angin sudah sangat umum dipakai pada bangunan sebagai sarana untuk pergantian udara. Bahkan lubang ini juga sering dimanfaatkan untuk estetika, mendampingi pintu dan jendela.
Salah satu bentuk lubang angin adalah lostos atau lupangan, yang biasanya diletakkan di atas pintu atau jendela. Selain untuk keindahan, lubang ini dapat memasukkan atau mengeluarkan udara alami, sehingga ruangan yang ada di dalamnya menjadi segar dan sehat.
Salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan aliran udara di dalam bangunan kita adalah dengan membuka dinding ke arah angin datang. Dalam keadaan demikian maka kita tinggal mengatur besar kecilnya pembukaan untuk mengalirkan udara ke dalam bangunan sehingga kita bisa mendapatkan tingkat kenyamanan yang sesuai dengan keinginan kita.
Tetapi adakalanya kita terpaksa menutup dinding ke arah datangnya angin. Dalam hal demikian maka kita bisa mengupayakan agar angin tersebut berbelok dari samping bangunan dan barulah kemudian kita masukkan ke dalam ruang-ruang dalam bangunan itu.
Angin yang terlalu kencang masuk ke dalam bangunan kita tentu saja akan terasa kurang nyaman bagi kita. Untuk itu kita dapat memperlambat kecepatan angin yang dimaksud dengan cara memasang tabir-perlambatan.
Oleh Texas Engineering Experiment Station, telah dilakukan penelitian tentang ventilasi silang dengan hasil sebagai gambar-gambar di bawah ini:
a. Tak ada arus, karena tak ada jalan keluar.
b. Lubang keluar sama luas dengan lubang masuk. Arus ventilasi yang terjadi baik untuk daerah kedudukan tubuh manusia. Lebih baik bila lubang keluar diperluas lagi.
c. Lubang masuk tinggi lubang keluar rendah, tidak baik, karena menimbulkan daerah udara-mati di bawah lubang masuk, yang justru merupakan tempat yang balk dan dibutuhkan oleh tubuh manusia
d. Lubang-lubang luas, ventilasi baik sekali.
Penambahan lubang keluar, memperbaiki situasi pada daerah tubuh manusia.
e. Pada lubang masuk diberikan semacam overstek dan angin langsung keluar lewat lubang sisi keluar.
f. Pada sisi keluar ditambahkan satu lubang di bagian bawah, dan terjadilah perbaikan aliran udara pada daerah tubuh manusia.
g. Dengan melepas sedikit overstek, aliran udara menjadi lebih baik lagi.
h. Dengan kasa-kasa ventilasi dapat lebih diperbaiki lagi.
Secara umum dapatlah disebutkan bahwa kecepatan aliran udara di dalam bangunan ditentukan antara lain oleh perbandingan besarnya lubang keluar terhadap lubang masuk. Makin besar angka perbandingan ini, semakin cepat aliran udara terjadi di dalam bangunan. Tentu saja juga harus dihindarkan adanya aliran yang terlalu keras karena hal demikian akan merupakan gangguan terhadap fungsi dan kenyamanan tubuh kita.
Penghawaan Buatan
PENGHAWAAN BUATAN
Bila Penghawaan alami sudah tidak memenuhi kriteria, maka alternatif lain yang dapat digunakan adalah menggunakan penghwaan buatan.
Penghawaan buatan dapat dibagi menjadi :
1. Mekanik
2. Non Mekanik
Mekanik biasanya menggunakan kipas angina, exhaust fan, inhaust fan
Non Mekanik biasanya menggunakan AC (Air Conditioner atau pengkondisian udara).
Beberapa alas an menggunakan AC antara lain :
a. Suhu
Apabila tubuh manusia sudah tidak bias menyesuaikan dengan kondisi
b. Polusi
c. Desain Ruang
d. Sirkulasi Buruk
Sistem dan Standar Pencahayaan Ruang
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan
B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%
C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja salah satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti berikut:
Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja
JENIS KEGIATAN
TINGKAT PENCAHAYAAN MINIMAL (LUX)
KETERANGAN
Pekerjaan kasar dan tidak terus – menerus
100
Ruang penyimpanan & ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu
Pekerjaan kasar dan terus – menerus
200
Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar
Pekerjaan rutin
300
Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/penyusun
Pekerjaan agak halus
500
Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pekerjaan pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus
1000
Pemilihan warna, pemrosesan teksti, pekerjaan mesin halus & perakitan halus
Keperluan
Pencahayaan (LUX)
Contoh Area Kegiatan
Pencahayaan Umum untuk ruangan dan area
yang jarang digunakan
dan/atau tugas-tugas atau
visual sederhana
20
Layanan penerangan yang minimum dalam area sirkulasi luar ruangan, pertokoan didaerah terbuka, halaman tempat penyimpanan
50
Tempat pejalan kaki & panggung
70
Ruang boiler
100
Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
150
Area sirkulasi di industri, pertokoan dan ruang penyimpan.
Pencahayaan umum untuk interior
200
Layanan penerangan yang minimum dalam tugas
300
Meja & mesin kerja ukuran sedang, proses umum dalam industri kimia dan makanan, kegiatan membaca dan membuat arsip.
450
Gantungan baju, pemeriksaan, kantor untuk menggambar, perakitan mesin dan bagian yang halus, pekerjaan warna, tugas menggambar kritis.
1500
Pekerjaan mesin dan diatas meja yang sangat halus, perakitan mesin presisi kecil dan instrumen; komponen elektronik, pengukuran & pemeriksaan bagian kecil yang rumit (sebagian mungkin diberikan oleh tugas pencahayaan setempat)
Pencahayaan tambahan setempat untuk tugas visual yang tepat
3000
Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali, misal instrumen yang sangat kecil, pembuatan jam tangan, pengukiran
Pekerjaan amat halus
1500
Tidak menimbulkan bayangan
Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus
Pekerjaan terinci
3000
Tidak menimbulkan bayangan
Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus
United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut:
Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer, karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.
T
U
G
A
S
INTERIOR DAN EXSTERIOR
NAMA : YOLA FITRIANI
KELAS : XI GB3