PEMILIHAN JENIS PENGUJIAN YANG YANG AKAN DILAKUKAN
Pada umumnya auditor menggunakan kelima jenis pengujian untuk melakukan audit atas laporan keuangan, tetapi jenis pengujian tertentu mungkin lebih ditekankan, tergantung pada situasi yang dihadapi. Prosedur penilaian risiko diwajibkan pada setiap audit untuk menilai risiko kesalahan penyajian material, sedangkan keempat jenis pengujian lainnya dilakukan sebagai respon respon terhadap terhadap risiko risiko yang diidentifikasi diidentifikasi yang akan menjadi dasar bagi pendapat auditor. auditor. Ada berbagai faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan jenis pengujian yang akan dilakukan auditor.
KETERBATASAN JENIS-JENIS BUKTI UNTUK PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT LEBIH LANJUT
Setiap jenis bukti audit lebih lanjut hanya menyangkut jenis bukti tertentu (pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, observasi, permintaan keterangan, pelaksanaan ulang, prosedur analitis, dan rekalkulasi). Hubungan antara prosedur audit lebih lanjut dengan bukti audit !able !able "#$% Hubungan Antara Prosedur Audit &ebih &anjut 'engan ukti Prosedur audit audit lebih lebih lanjut
enis bukti Pemerik konfir
dokumen
obser
Permint
Pemerik P.
rekal
saan
tasi
vasi
aan
saan
kulasi
keteran
ulang
masi
fisik v
v
gan v
v
v
V
analitis
Pengujian dan pengendali an v
v
Pengujian Substantif *olongan !ransaksi v
Prosedur
v
Analitis Substantif v
v
v
v
V
v
Pengujian +ini Saldo
•
Pengujian rini saldo membutuhkan jenis bukti paling banyak (enam jenis) dibandingkan dengan pengujian yang lainnya.
•
Hanya pengujian rini saldo yang membutuhkan jenis bukti pemeriksaan fisik dan konfirmasi.
•
Permintaan keterangan kepada klien digunakan pada semua jenis pengujian.
•
'okumentasi digunakan pada setiap jenis pengujian, keuali prosedur analitis.
•
Pelaksanaan$ulang dilakukan pada setiap jenis pengujian, keuali prosedur analitis.
•
+ekalkulasi digunakan untuk memeriksa ketelitian perhitungan pada waktu melakukan pengujian substantif golongan transaksi dan saldo akun pada waktu melakukan pengujian rini saldo.
BIAYA PELAKSANAAN PENGUJIAN
iaya untuk memperoleh bukti menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan auditor apabila harus memutuskan pengujian mana yang akan dipilih untuk memperoleh bukti yang ukup. Apabila prosedur audit di urutkan mulai dari prosedur yang paling murah sampai yang paling mahal, maka urutannya adalah Prosedur ana!"!s , merupakan prosedur yang paling murah karena membuat perhitungan
dan perbandingan relatif murah. Prosedur #en!a!an r!s!$o , termasuk prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang
pengendalian internal, tidak semahal biaya pengujian lainnya karena auditor dapat dengan mudah meminta keterangan kepada klien dan melakukan pengamatan serta melakukan prosedur analitis.
Pen%u&!an #en%enda!an , meliputi permintaan keterangan, pengamatan, dan inspeksi,
biayanya relatif murah dibandingkan dengan pengujian substantif. Pengujian pengendalian relatif lebih mahal dibandingkan dengan prosedur penilaian risiko yang dilakukan auditor karena perlu dilakukannya sejumlah pengujian untuk memperoleh bukti bahwa pengendalian berjalan dengan efektif, terutama bila pengujian pengendalian tersebut berupa pengerjaan$ulang. Pen%u&!an su's"an"!( golongan lebih mahal daripada pengujian pengendalian yang tidak meliputi pelaksanaan$ulang karena pengujian substantif sering membutuhkan rekalkulasi dan penelusuran. Pen%u&!an r!n)! sado hampir selalu lebih mahal daripada prosedur audit lainnya karena biaya pelaksanaan prosedur, misalnya mengirim konfirmasi piutang dan melakukan perhitungan persediaan. 'alam praktik, biaya setiap prosedur untuk memperoleh bukti bisa berbeda$beda tergantung kepada situasi yang dihadapi. HUBUNGAN
ANTARA
PENGUJIAN
PENGENDALIAN
DAN
PENGUJIAN
SUBSTANTI* Adanya suatu penyimpangan yang ditemukan dalam pengujian pengendalian hanya indikasi
tentang kemungkinan adanya kesalahan penyajian yang berpengaruh terhadap nilai
rupiah dalam laporan keuangan, sedangkan suatu penyimpangan yang dijumpai dalam pengujian substantif golongan transaksi atau pengujian rini saldo adalah suatu kesalahan penyajian laporan keuangan. Penyimpangan dalam pengujian pengendalian disebut deviasi pengujian pengendalian (control test deviations). Pada umumnya auditor akan meyakini bahwa terdapat kesalahan penyajian rupiah yang material dalam laporan keuangan apabila deviasi pengujian pengendalian merupakan defisiensi signifikan atau kelemahan material. Selanjutnya auditor akan melakukan pengujian substantif golongan transaksi atau pengujian rini saldo untuk memastikan apakah kesalahan penyajian yang material sungguh$sungguh terjadi. HUBUNGAN ANTARA PROSEDUR ANALITIS DENGAN PENGUJIAN SUBSTANTI* Prosedur analitis juga hanya mengindikasikan kemungkinan salah saji yang mempengruhi
nilai mata uang dalam laporan keuangan. -luktuasi yang tidak biasa dalam hubungan antara suatu akun dengan akun lainnya, atau dengan informasi non$keuangan, bisa menjadi petunjuk meningkatnya kemungkinan kesalahan penyajian material tanpa perlu memperoleh bukti langsung adanya kesalahan penyajian material. etika prosedur analitis mengindikasi fluktuasi
yang tidak biasa, auditor harus melakukan pengujian substantif golongan transaksi atau pengujian rinian saldo untuk menentukan apakah salah saji rupiah sudah benar$benar terjadi. ika auditor melaksanakan prosedur analitis dan peraya bahwa kemungkinan dari salah saji material adalah rendah, pengujian substantif lainnya dapat dikurangi. PILIHAN ANTARA PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTI*
Auditor dihadapkan pada pilihan dalam memadukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif. 'alam tahap perenanaan, auditor harus memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian di bawah maksimum. Apabila hal ini dilakukan, auditor selanjutnya harus melakukan pengujian pengendalian untuk memastikan didukung atau tidak didukungnya tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan. Apabila pengujian pengendalian mendukung risiko pengendalian yang telah ditetapkan, maka renana risiko deteksi dalam model risiko audit meningkat, dan dengan demikian renana pengujian substantif bisa dikurangi.
DAMPAK TEKNOLOGI IN*ORMASI PADA PENGUJIAN AUDIT Standar auditing memberi pedoman bagi auditor yang mengaudit entitas yang mengirim,
memproses, menyimpan atau mengakses transaksi dalam jumlah yang signifikan seara elektronik. /ontoh bukti elektronik adalah atatan elektronik berupa electronic fund transfers dan order pembelian yang dikirim melalui electronic data interchange (EDI). Standar audit mengakui bahwa apabila terdapat banyak bukti audit dalam bentuk elektronik, tidaklah praktis atau memungkinkan untuk mengurangi risiko deteksi pada suatu tingkat bisa diterima hanya dengan melakukan pengujian substantif. Sebagai ontoh, potensi untuk terjadi awal transaksi atau perubahan informasi seara tidak benar bisa lebih besar apabila informasi hanya diselenggarakan dalam bentuk elektronik. 0amun demikian, karena konsistensi inheren dalam pengelolaan !1, auditor bisa mengurangi luasnya pengujian pengendaliann otomatis. Sebagai ontoh, pengendalian berbasis perangkat lunak hampir bisa dipastikan berfungsi seara konsisten keuali apabila programnya diubah. Apabila auditor telah menentukan bahwa pengendalian otomatis telah berfungsi dengan benar, auditor bisa menurahkan perhatian pada pengujian beikutnya untuk menilai apakah telah terjadi suatu perubahan yang akan membatasi efektivitas pengendalian internal. 2ntuk menguji pengendalian otomatis atau data, auditor perlu menggunakan teknik audit berbantuan komputer atau menggunakan laporan yang dihasilkan oleh !1 untuk menguji
efektivitas pelaksanaan pengendalian umum, seperti misalnya pengendalian perubahan program dan program akses. Apabila auditor menguji pengendalian manual yang mengandalkan pada laporan yang dihasilkan !1, auditor harus mempertimbangkan efektivitas review yang dilakukan manajemen dan pengendalian otomatis atas ketelitian informasi dalam laporan.