LAPORAN LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung
Subjek : Pembuatan Dan Pemeriksaan Beton Aspal
Panas Hasil Rancangan
Topik : Pembuatan Benda Uji Beton Aspal
No. Uji :14
Tgl Uji :
Halaman :
PEMBUATAN BENDA UJI MARSHALL
REFERENSI
AASTHO T – 166, Bulk Specifik Gravity of Compacted Bituinous Mixture
SNI 06–2489–1991, Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall
Spesifikasi Umum Binamarga 2010 revisi 2
TUJUAN
Untuk mendapatkan benda uji Marshall 2 x 75 tumbukan, GMM, VIMRD, dan IP sesuai dengan prosedur dari benda uji tersebut.
DASAR TEORI
Pembuatan benda uji marshall dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan yang memenuhi syarat dan gradasi agregat sesuai dengan spesifikasi yang telah dipilih. Benda uji Marshall mempunyai ukuran dengan standar tinggi 2,5 " dengan garis tengah 4 " dan dibutuhkan antara 1100- 1200gr campuran bahan untuk tiap benda uji. Benda uji ini dibuat melalui proses pemanasan, pengadukan, dan pemadatan antara campuran agregat dan aspal (sesuai dengan SNI 06-2489-1991).
Mengenai suhu pencampuran dan pemadatan ditentukan berdasarkan angka viscositas dari aspal yang digunakan.. Jika suhu pada saat pemadatan terlalu tinggi (tidak sesuai dengan standar) akan sulit untuk mencapai kepadatan optimum. Namun apabila suhunya terlalu rendah, maka hasil yang didapat akan memiliki rongga yang besar, sehingga nantinya akan mudah pecah/lepas.
Benda uji marshall dengan cara perkiraan awal kadar aspal rancangan (Pb). Jumlah benda uji adalah satu pada kadar aspal Pb, 3 buah di atas Pb dan 2 buah dibawah Pb dengan perbedaan kadar aspal 0,5 %.
Indeks Perendaman
Selain pemeriksaan marshall, ada juga pemeriksaan indeks perendaman. Air sangat mempengaruhi sifat tahan lama konstruksi perkerasan jalan beraspal. Indeks perendaman berhubungan dengan daya lekat aspal terhadap agregat di lapangan dalam keadaan basah, bila daya lekatnya hilang maka jalan akan rusak . Adapun persyaratan indeks perendaman untuk lapis aspal beton menurut SNI 1991 dapat dilihat pada table sbb :
Yang akan dilakukan adalah pengujian untuk lalu lintas berat (2x75 tumbukan). Dalam pengujian indeks perendaman yang akan dicari adalah perbandingan antara stabilitas 24 jam dengan stabilitas 30 menit (harus 85 %).
IP =
4. PERALATAN DAN BAHAN
4.1. Peralatan
No
Nama Peralatan
Gambar
Keterangan
1
Wajan
Untuk menyimpan campuran agregat
2
Kompor
Untuk memanaskan
3
Oven
Untuk mengeringkan agregat
4
Cetakan
Benda uji
Tiga buah cetakan benda uji yang berdiameter 10,16 dan tinggi 7,62 cm, lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.Digunakan untuk membentuk perkerasan campuran aspal dan agregat
5
Alat penumbuk
Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk silinder, dengan berat 4,536 kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm. Digunakan untuk memadatkan
6
Timbangan
Dengan ketelitian 0,001gram
7
Spatula
Untuk menusuk aspal dalam benda uji sebelum ditumbuk dengan alat penumbuk utama
8
Sendok dan tape
Sendok digunakan untuk mengaduk-aduk agregat dan aspal dalam wajan.
Tape untuk membersihkan benda uji yang menempel di sendok atau wajan.
9
Termometer
Untuk mengetahui suhu saat pembuatan benda uji
10
Ekstruder
Untuk mengeluarkan benda uji dalam cetakan
11
Cawan
Untuk menyimpan benda uji setelah dikeluarkan dari cetakan
12
Lap basah
Untuk menurunkan benda uji dan cetakan setelah selesai ditumbuk.
13
Sarung Tangan
Untuk melindungi tangan dari panas, baik saat penggorengan maupun memegang benda uji.
14
Alas Kertas
Sebagai alas benda uji ketika dituangkan ke dalam alat penumbuk
4.2. Bahan
Aspal Keras
Split
Screen
Abu batu
Filler
PROSEDUR PENGUJIAN
Pembuatan benda uji mashall 2 x 75 tumbukan
Panaskan agregat yang sudah dicampur untuk setiap benda uji dengan suhu 110 0 C.
Panaskan aspal dengan suhu 1430 C + 100 C.
Siapkan peralatan, seperti:
Cetakan dan alat pemadat dipanaskan ± sampai suhu pemadatan 132+10 0 C.
Kompor dinyalakan untuk mengaduk bahan campuran
Timbangan diletakkan dekat tempat pengadukan
Wajan dan peralatan lain siapkan dalam keadaan bersih
Timbang wajan dalam keadaan bersih dan kering, kemudian catat beratnya (w1 gram)
Masukkan campuran agregat (sesuai dengan komposisisnya) dalam keadaan panas kedalam wajan yang sudah dipanaskan terlebih dahulu, dan kemudian diaduk secara merata dan perlahan-lahan supaya filler pada campuran tidak berkurang.
Timbang campuran agregat dan wajan tadi (w2 gram)
Hitung berat aspal yang sesuai dengan kadar aspal yang akan dibuat benda ujinya.
Campur dan aduk aspal dengan campuran agregat sampai rata dengan suhu ±1430 C. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan agar filler (semen) tidak hilang/berkurang.
Pengadukan harus homogen (sama) untuk mendapatkan hasil yang baik
Masukkan campuran agregat diatas kedalam cetakan yang sudah dipanaskan dan alasnya dipasang kertas saring.
Tusuk bagian tepi benda uji dengan spatula sebanyak 15 kali dan bagian tengah 10 kali.
Tutup bagian atasnya dengan kertas saring.
Tumbuk benda uji masing-masing sebanyak 75 tumbukan tiap permukaannya (atas dan bawah) pada suhu 1320 C.
Lepaskan cetakan dari alat penumbuk, biarkan ± 1 menit sambil diselimuti lap basah.
Keluarkan benda uji dengan suhu ± 600C dari cetakan dengan menggunakan extruder (dongkrak) kemudian beri tanda, kadar aspal, kelas, dan kelompok
Setelah itu biarkan direndam maksimum selama 24 jam, kemudian lakukan pengujian marshall .
Pembuatan benda uji GMM
Untuk pembuatan uji GMM sama seperti langkah 1 s/d 9 pada pengujian marshall hanya saja langkah ke 10 nya campuran benda uji tidak dicetak akan tetapi didiamkan selama 24 jam dan didiamkan pada suhu ruangan 250C
Pembuatan benda uji VimPRD
Untuk pembuatan benda uji VimPRD langkah kerja sama seperti pembuatan benda uji mashall hanya saja menggunakan kadar aspal optimum dan penumbukan menggunakan mesin vibrator.
Pembuatan IP langkah sama seperti marshall hanya saja menggunakan aspal optimum
Buat contoh perhitungan kadar aspal
VI. DATA DAN PERHITUNGAN
6.1 Data benda uji Marshall test
Pembuatan Benda Uji beton Aspal Menggunakan Metoda Marshall
(SNI 06–2489–1991)
No. Contoh : Dikerjakan : KS-2B
Pekerjaan : Pembuatan Benda Uji Diperiksa :
Tanggal Uji : Tanggal :
Kadar Aspal (%)
Kelompok
Berat Wajan (gr)
Berat Wajan + Agrerat Kering (gr)
Berat Agrerat Kering (gr)
Berat Aspal (gr)
Berat Wajan+Berat Agrerat Kering+Berat Aspal (gr)
(W1)
(W2)
(W3)
(W4)
(W5)
4,5
1
1190,89
2329,5
1138,61
53,65
2383,15
2
1153,8
2293,6
1139,8
53,71
2347,31
3
1141,8
2279,0
1137,2
53,58
2332,58
5
1
1189,8
2325,3
1135,5
59,76
2385,06
2
1153,6
2294,0
1140,4
60,02
2354,02
3
1141,8
2282,7
1140,9
60,05
2342,75
5,5
1
1189,9
2327,3
1137,4
66,19
2393,49
2
1153,6
2293,1
1139,5
66,32
2359,42
3
1142,0
2276,0
1134,0
66
2342
6
1
1189,1
2325,9
1136,8
72,56
2398,46
2
1153,1
2294,2
1141,1
72,84
2367,04
3
1188,6
2310,5
1141,9
72,79
2403,39
6,5
1
1141,8
2279,5
1137,7
79,09
2358,59
2
1151,4
2293,7
1140,3
79,27
2372,97
3
1189,2
2327
1138,6
79,15
2406,96
7
1
1141,8
2282,7
1140,9
85,87
2386,57
2
1153,3
2296,5
1143,2
86,05
2382,55
3
1189,7
2333,8
1144,1
86,12
2419,92
Data Benda uji GMM
Kadar Aspal (%)
W1 (gr)
W2 (gr)
W3 (gr)
W4 (gr)
W5 (gr)
5.50
1189,3
2337,6
1148,3
66,8
2404,4
6.00
1142,2
2287,8
1145,6
73,1
2360,9
Benda uji VIMRD
Kadar Aspal (%)
Berat Wajan (gr)
Berat Wajan + Agrerat Kering (gr)
Berat Agrerat Kering (gr)
Berat Aspal (gr)
Berat Wajan+Berat Agrerat Kering+Berat Aspal (gr)
(W1)
(W2)
(W3)
(W4)
(W5)
5.5
2603.7
2615.0
1500.3
1114.7
3729.7
6
2014.3
2625.8
1506.4
1119.4
3745.2
6.5
2619.8
2628.4
1505.4
1123.0
3751.4
Data Benda uji 75 Tumbukan (Indeks Perendaman)
Kadar Aspal (%)
W1 (gr)
W2 (gr)
W3 (gr)
W4 (gr)
W5 (gr)
4,9
1156,8
2302,4
1145,6
59,03
2361,4
1192,7
2336,8
1144,1
58,95
2395,8
1144,1
2286,7
1142,6
58,87
2345,6
1157,3
2302,1
1144,8
58,99
2361,1
5,9
1145,6
2290,8
1145,8
71,84
2362,6
1192,5
2335,2
1142,7
71,65
2406,9
1143,6
2287,8
1144,2
71,74
2359,5
1192,3
2333,9
1141,6
71,58
2405,5
Catatan :
W1 = Berat wajan.
W2 = Berat wajan + Agregat kering.
W3 = Berat agregat kering (W3 = W2 – W1).
W4 = Berat aspal ().
W5 = Berat wajan + Agregat kering + Aspal.
Contoh perhitungan :
Untuk 2 x 75 tumbukan
Misal :
Untuk kadar aspal (kadar%Pb) = 5 %
Berat Wajan (W1) = 1150 gr
Berat Wajan + Agr.Kering (W2) = 2429,7gr
Berat Agr.Kering (W3) = W2 – W1 = 2429,7 – 1155 = 1274gr
Berat Aspal gr
Berat Wajan + Agr.Kering + Aspal (W5) = W2 + W4
= 2429,7 + 67,1 = 2496,8 gr
KESIMPULAN
Dari hasil pengujian diatas dapat disimpulkan semua benda secara visual cukup baik (campuran antara agregat dengan aspalnya). Hal ini dikarenakan besar kecilnya kadar aspal, semakin kecil kadar aspal maka pengikatan antara campuran agregat dengan aspal akan kecil; begitupun sebaliknya.
Bandung, Juni 2015
Penanggung jawab, Dosen Pembimbing,
Kelompok 3 KS-2B Nursyafril
NIP.