PENDAHULUAN I.
Latar Be Belakang
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat atau timbul pada waktu pasien dirawat. Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh bakteri yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh bakteri yang berasal dari pasien sendiri. Berdasarkan penyebabnya p enyebabnya maka kejadian infeksi nosokomial secara potensial dapat dicegah atau diturunkan angka kejadiannya. Gambaran infeksi nosokomial di Indonesia hingga saat ini belum begitu jelas karena penanganan secara nasional baru saja dimulai. Hasil survey point prevalensi dari 11 Rumah akit di !"I #akarta yang dilakukan oleh $erdalin #aya dan R $enyakit Infeks Infeksii $rof.! $rof.!rr. ulian ulianti ti aroso aroso #akart #akartaa pada tahun tahun %&&' didapa didapatka tkan n angka angka infeks infeksii nosokom nosokomial ial untuk untuk Infeks Infeksii (uka (uka )perasi )perasi *I()+ *I()+ 1,.-/ 1,.-/ Infeks Infeksii alura aluran n "emih "emih *I"+ *I"+ 10.1/ 10.1/ Infeks Infeksii lir liran an !arah !arah $rimer $rimer *I!$+ *I!$+ %2.3/ %2.3/ $neumo $neumonia nia %3.0 %3.0 dan Infeks Infeksii alura aluran n 4apas 4apas lain lain 10.1 10.1 serta serta Infeks Infeksii lain lain '%.1. '%.1. ehubun ehubungan gan dengan dengan besarn besarnya ya masala masalah h dan akibat akibat infeks infeksii nosokom nosokomial ial yang yang ditim ditimbul bulkan/ kan/ maka maka perlu perlu diting ditingkat katkan kan pengendalian infeksi nosokomial dan kesehatan lingkungan. asaran yang ingin dicapai melalu melaluii pengend pengendali alian an infeks infeksii nosoko nosokomi mial al adalah adalah pening peningkat katan an mutu mutu rumah rumah sakit sakit dan efisiensi pelayanan terhadap keamanan dan keselamatan pasien. Hal lain yang juga menjadi perhatian adalah isu mengenai munculnya penyakit infeksi yang baru ata atau Emerging Infectious Diseases yang yang timb timbul ul seja sejak k bebe bebera rapa pa tahu tahun n belakangan ini. $enyakit infeksi yang baru ini termasuk R *Severe Acute Respiratory Syndrome+/ Syndrome+/ peny penyak akit it menin eningo goko koku kus/ s/ flu flu buru burung ng dan dan lain lain5l 5lai ainn nny ya. !uni !uniaa tela telah h menyepakati bahwa masalah5masalah kesehatan yang telah menjadi isu global seperti flu burung harus diatasi bersama/ melalui persiapan menghadapi pandemik flu burung. !engan latar belakang tersebut/ rumah sakit perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi pandemik penyakit infeksi dengan meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi sehingga dapat melindungi tenaga kesehatan/ pasien dan pengunjung.
II.
Falsafah da dan Tu Tujuan
"egiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit sakit merupakan suatu standar mutu pelayanan dan penting penting bagi pasien/ petugas kesehatan maupun pengunjung rumah sakit. esuai dengan visi Rumah akit Islam iti Rahmah yang 6enjadi Rumah akit terbaik di umatra Barat dengan pelayanan yang Islami maka dilakukan upaya5upaya pencegahan infeksi nosokomial dengan memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pasien/ petugas kesehatan serta pengunjung rumah sakit. 7ntuk mewujudkan hal tersebut maka Rumah akit Islam iti Rahmah menyediakan tenaga profesional yang terlatih dan mengerti upaya5upaya pengendalian infeksi nosokomial sesuai dengan visi Rumah akit Islam iti Rahmah. 8ujua 8ujuan n utama utama dari dari progra program m pengend pengendali alian an infeks infeksii nosokom nosokomial ial di rumah rumah sakit sakit adalah adalah mengura mengurangi ngi risik risiko o terjad terjadiny inyaa endemi endemik k dan epidem epidemik ik nosokom nosokomial ial pada pada pasien pasien yang yang dirawat/ petugas dan pengunjung.
1
Tujuan umum :
6enciptakan kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan agar menjam menjamin in pencega pencegahan han dan pengend pengendali alian an infeks infeksii nosoko nosokomia miall sehing sehingga ga dapat dapat melindungi tenaga kesehatan/ pasien dan pengunjung dari penularan penyakit infeksi atau penyakit menular yang mungkin timbul. Tujuan Tu juan khusus :
1+ 6empunyai 6empunyai kebijakan kebijakan yang mengatur mengatur tentang tentang pengendali pengendalian an infeksi infeksi di rumah sakit sakit Rumah akit Islam iti rahmah. %+ 6ela 6elaks ksana anaka kan n prog progra ram m peng pengend endal alia ian n infe infeks ksii noso nosokom komia iall dan dan penc pencega egaha han n penyakit menular di lingkungan rumah sakit dan masyarakat sesuai $edoman $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit yang telah ditetapkan rumah saki sakitt Ruma Rumah h aki akitt Isla Islam m iti iti Rahm Rahmah ah yang yang disu disusu sun n berd berdas asar arkan kan $edo $edoma man n $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit oleh !epartemen "esehatan RI. '+ 6emper 6emperbai baiki ki $edoman $edoman $encega $encegahan han dan $engend $engendali alian an Infeksi Infeksi di Rumah akit Islam iti Rahmah berdasarkan hasil riset dan survey. III.
Ke!jakan
1+ etiap etiap karyawan karyawan wajib melaksanak melaksanakan an upaya5upaya upaya5upaya pengendalian pengendalian infeksi infeksi nosokomi nosokomial al sesuai sesuai $R)8 $R)8$ dan pedoma pedoman n pengend pengendali alian an infeks infeksii di Rumah Rumah akit akit Islam Islam iti iti Rahmah. %+ eti etiap ap kary karyaw awan an baru baru waji wajib b mend mendapa apatk tkan an mate materi ri penc pencega egaha han n dan dan peng pengend endal alia ian n infeksi dalam program orientasi. I".
#uang L!ngku$
emua karyawan/ tenaga kesehatan/ pasien/ pengunjung serta masyarakat sekitar Rumah akit Islam iti Rahmah ".
%aku$an Ke Keg!atan 1. $endi $endidi dikan kan dan dan pela pelati tihan han
%. urvey infeksi infeksi 9 Infeksi Infeksi (uka (uka Insisi Insisi *I(I+ *I(I+ : phlebitis/ phlebitis/ dekubitus/ dekubitus/ Infeksi Infeksi (uka (uka )perasi *I() *I()+/ +/ pola pola kuma kuman/ n/ ;entil ntilat ator or c
BAB I &T#UKTU# '#(ANI&A&I
A.
Peng Peng)rg )rgan an!sa !sas! s!an an K)m! K)m!te te Pen* Pen*ega egaha han n Dan Dan Penge Pengend ndal! al!an an Infek Infeks! s! +K +KPP PPI, I,
!alam upaya menjalankan kegiatan $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit Islam iti Rahmah/ maka perlu dibentuk satu "omite $encegahan !an $engendalian Infeksi dengan ketentuan sebagai berikut 9 a. "omite "omite $encega $encegahan han dan $engendal $engendalian ian Infeksi Infeksi mempuy mempuyai ai tugas tugas dan tanggung tanggung jawab pokok mengevaluasi dan menyetujui kelayakan dan kemampuan pelaksanaan semua kegiat kegiatan an survei surveilen lenss infeks infeksii nosokom nosokomial ial// upaya upaya pencega pencegahan han dan penanggu penanggulan langan gan infeksi nosokomial serta prosedur5prosedur yang dibuat dan akan dilaksanakan. b. "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi berada di bawah !irektur 7tama. c. "omite "omite $encegaha $encegahan n !an $engendal $engendalian ian Infeksi Infeksi mempuny mempunyai ai keanggo keanggotaa taan n inti inti yang yang terdiri dari 9 1+ !okter pengendali pengendali infeksi infeksi nosokomial nosokomial *"etua *"etua "$$I+ "$$I+ %+ $erawat $erawat pengendali pengendali dan pencegahan pencegahan infeksi infeksi nosokomial nosokomial *"etua *"etua 8im 8im $elaksana $elaksana $$I+ '+ dmini dministr strasi asi atau atau sekret sekretari ariss 3+ $erwakilan $erwakilan staf staf medis medis *Ilmu *Ilmu bedah atau kebidana kebidanan n atau Ilmu Ilmu $enyakit !alam+ !alam+ 0+ $erwak $erwakila ilan n staf staf perawa perawatan tan 2+ >armasi =+ anit nitasi ,+ 8enaga 8enaga teknis teknis Instalas Instalasii $emeliharaa $emeliharaan n sarana Rumah Rumah akit akit *I$R+ *I$R+ -+ $engelola $engelola $usat $usat steril sterilisasi isasi dan desinfek desinfeksi si *?!+ *?!+ 1&+ (aboratorium mikrobiologi d. "omite "omite $encegah $encegahan an dan dan $engenda $engendalian lian Infeksi Infeksi bertanggung bertanggung jawab atas 9 1+ 8erlaks 8erlaksananya ananya surveile surveilen n $encegahan dan $engendalia $engendalian n Infeksi 4osokomia 4osokomial. l. %+ 8erla 8erlaksa ksanany nanyaa upaya upaya penceg pencegahan ahan infeks infeksii dengan dengan penera penerapan pan kewaspa kewaspadaan daan universal. '+ 8erlaks 8erlaksananya ananya penanggula penanggulangan ngan infeksi infeksi dengan investigas investigasii bila ada "ejadian "ejadian (uar Biasa. 3+ 8erlaks 8erlaksananya ananya pendidika pendidikan n dan pelatihan pelatihan dalam bidang bidang pengendalian pengendalian infeksi. infeksi. 0+ $engembangan $engembangan prosedur prosedur kerja dan dan kebijakan kebijakan yang yang mencakup mencakup semua semua kegiatan kegiatan dalam bidang pengendalian infeksi. 2+ $emi $emili liha han n dan dan peng pengus usut utan an penga pengada daan an bahan bahan dan dan alat alat yang yang berh berhub ubung ungan an dengan pengendalian infeksi nosokomial e. "omite "omite $encegah $encegahan an dan $engend $engendali alian an Infeksi Infeksi dibant dibantu u oleh oleh 8im $elaksa $elaksana na $$I *8im *8im $$I+ yang bekerja langsung di tingkat ruangan dan berhadapan langsung dengan pasien/ petugas perawatan dan pengunjung. f. 8im 8im $$I $$I bert bertan anggu ggung ng jawa jawab b atas atas pela pelaks ksan anaan aan seha sehari ri5h 5har arii progr program am penge pengenda ndali lian an infeksi.
3
g. 8im $$I terdiri dari seorang dokter *"etua "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4oskomial+/ seorang perawat $I4 *"etua 8im $$I+ dibantu oleh % *dua+ orang petugas pengendali infeksi nosokomial dengan kualifikasi perawat setingkat !5'. h. 8im $$I akan melakukan pemantauan dan koordinasi dengan 6anajer Bidang "eperawatan. i.
!alam
menjalankan
kegiatan
yang
berkaitan
dengan
lingkungan/
petugas
pengendalian infeksi nosokomial berkoordinasi dengan bagian umum *instalasi pemeliharaan sarana dan alat R+/ "eselamatan dan "esehatan "erja/ serta gi@i. j.
!alam menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan pola kuman rumah sakit/ petugas pengendalian infeksi nosokomial berkoordinasi dengan laboratorium mikrobiologi Rumah akit Islam iti Rahmah.
k. !alam penggunaan antibiotika/ petugas pengendali infeksi nosokomial berkoordinasi dengan bagian >armasi Rumah akit Islam iti Rahmah.
B.
Dasar Hukum
1. 7ndang5undang Republik Indonesia 4o.%' 8ahun 1--% tentang "esehatan *(embaran RI 8ahun 1--% 4o. 1&&/ 8ambahan (embaran 4egara RI 4o. '3-0+ %. 7ndang57ndang Republik Indonesia no.%- 8ahun %&&3 tentang $raktik "edokteran *(embaran 4egara RI 8ahun %&&3 4o. 112/ 8ambahan (embaran 4egara RI 4o. 33'1+. '. "eputusan $residen republic Indonesia no.3& 8ahun %&&1 tentang $edoman "elembagaan dan $engelolaan Rumah akit. 3. $eraturan 6enteri "esehatan Republik Indonesia 4o. 10-bA6en"esA"$erAIIA1-,, tentang Rumah akit. 0. $eraturan 6enteri "esehatan Republik Indonesia 4o. -,2A6enkesA$erACIA1--% tentang $ersyaratan "esehatan (ingkungan Rumah akit. 2. $eraturan 6enteri "esehatan Republik Indonesia 4o. 10=0A6enkesA$erACIA%&&0 tentang )rganisasi dan 8ata "erja !epartemen "esehatan. =. "eputusan 6enteri "esehatan Republik Indonesia 4o. 1'''A6enkesA"ACIIA1--tentang tandar $elayanan Rumah akit.
%.
Ura!an Tugas -. D!rektur
1+ 6embentuk "omite dan 8im $$I dengan urat "eputusan %+ Bertanggung
jawab
dan
memiliki
komitmen
yang
tinggi
terhadap
penyelenggaraan upaya $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial. '+ Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan. 3+ 6enentukan dan memutuskan kebijakan5kebijakan yang diusulkan oleh 8im $encegahan dan $engendalian Infeksi Rumah akit Islam iti Rahmah. 0+ 6engadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial berdasarkan saran dari 8im $$I. 4
2+ 6elaksanakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan desinfektan di Rumah akit Islam iti Rahmah berdasarkan saran dari 8im $$I. =+ !apat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan saran tim $$I. ,+ 6engesahkan $R)8$ untuk "$$I
. K)m!te PPI :
1) 6embuat dan mengevaluasi kebijakan $$I 2) 6elaksanakan sosialisasi kebijakan $$I agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit. 3) 6embuat $R)8$ $$I 4) 6enyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program $$I dan program pelatihan dan pendidikan $$I. 5) Bekerjasama dengan 8im $$I dalam melakukan investigasi masalah atau "(B infeksi nosokomial. 6) 6emberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan pengendalian infeksi. ) 6enjadi nara sumber dan memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam $$I *$encegahan dan $engendalian Infeksi+ !) 6engusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip $$I dan aman bagi yang menggunakan. ") 6engidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia *!6+ rumah sakit dalam $$I. 1#) 6elakukan pertemuan berkala sebulan sekali/ termasuk evaluasi kebijakan. 11) 6enerima laporan dari 8im $$I dan membuat laporan kepada !irektur. 12) Berkoordinasi dengan 7nit terkait lainnya. 13) Bersama dengan perawat pengendalian infeksi nosokomial *Infection ?ontrol 4urseDI?4+ menganalisis data surveilens dan membuat rekomendasi sebagai tindak lanjutnya. 14) 6emberikan usulan kepada !irektur untuk pemakaian antibiotika yang rasional di rumah sakit berdasarkan pola kepekaan kuman terhadap antibiotika dan mensosialisasikan data resistensi antibiotika sesuai rekomendasi komite medis . 15) 8urut menyusun kebijakan patient safety$ 16) 6engembangkan/ mengimplementasikan dan mengkaji kembali rencana manajemen $$I sesuai kebijakan manajemen rumah sakit.
5
1) 6emberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan alat dan bahan kesehatan/ renovasi ruangan/ cara pemrosesan alat/ penyimpanan alat dan linen sesuai prinsip $$i. 1!) 6enentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial menyebarkan infeksi. 1") 6elakukan pengawasan terhadap tindakan5tindakan yang menyimpang dari standar prosedur. 2#) 6elakukan investigasi/ menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksi bila ada "(B.
/. Ketua K)m!te Pen*egahan dan Pengendal!an Infeks!
1+ Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar. %+ 8urut serta dalam penyusunan pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilens. '+ 6engidentifikasi dan melaporkan bakteri patogen dan pola kepekaan bakteri. 3+ Bekerjasama dengan $erawat $$I memonitor kegiatan surveilen infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki "(B. 0+ 6embimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur $$I yang berhubungan dengan prosedur terapi.
0. 1ak!l Ketua K)m!te Pen*egahan dan Pengendal!an Infeks!
1+ 6embantu "etua dalam memonitor pelaksanaan kegiatan sueveilens infeksi dan mendeteksi "(B. %+ 8urut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien. '+ 8urut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan pengendalian infeksi. 3+ 6engumpulkan dan membuat laporan insidens kejadian infeksi nosokomial setiap bulan untuk dibahas dalam pertemuan berkala setiap bulannya.
2. &ekretar!s
1+ 6embuat surat menyurat dan administrasi yang dibutuhkan oleh 8im $elaksana $$I. %+ 6embuat notulen rapat. '+ 6embantu menyusun dan menyimpan dokumen5dokumen pengendalian infeksi nosokomial.
3. Pera4at
Pen*egahan
dan
Pengendal!an
Infeks!
+Pera4at
PPI5Infe*t!)n
Pre6ent!)n and %)ntr)l Nurse,
1+ 6engunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang terjadi di lingkungan kerja. %+ 6emonitor pelaksanaan $$I/ penerapan $R)8$/ kewaspadaan isolasi. '+ 6elaksanakan surveilens infeksi dan melaporkan kepada "omite $$I. 6
3+ Bersama "omite $$I melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang $$I di Rumah akit Islam iti Rahmah. 0+ 6elakukan investigasi terhadap "(B dan bersama5sama "omite $$I memperbaiki kesalahan yang terjadi. 2+ 6eneruskan kebijakan pengendalian infeksi dengan melatih staf keperawatan. =+ 6emberikan saran perbaikan perilaku perawat di ruangan untuk penerapan kewaspadaan universal *universa% precaution+. ,+ 6engidentifikasikan kebutuhan bahan dan sarana. -+ 6engumpulkan data surveilens. 1&+ Investigasi dan penanggulangan "(B infeksi nosokomial. 11+ 6embantu penerapan dan pemantauan kebijakan pengendalian infeksi. 1%+ 6enyusun dan melaksanakan program pelatihan. 1'+ 6elakukan penelitian. 13+ 6eningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang $$I. 10+ 6emprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan/ pengunjung dan keluarga tentang topic infeksi yang sedang berkembang di masyarakat atau infeksi dengan insiden tinggi. 12+ ebagai koordinator antar departemenAunit dalam mendeteksi/ mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.
7. Angg)ta K)m!te Pen*egahan dan Pengendal!an Infeks! N)sk)m!al
1+ Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar. %+ 8urut serta dalam penyusunan pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilens '+ Bekerja sama dengan perawat $$I memonitor kegiatan surveilens infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki "(B. 3+ 6embimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur $$I yang berhubungan dengan prosedur terapi. 0+ 8urut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan pengendalian infeksi.
8. IP%LN +Infe*t!)n Pre6ent!)n and %)ntr)l L!nk Nurse,
1+ 6engisi dan mengumpulkan formulir surveilens setiap pasien di unit rawat inap masing5masing dan menyerahkannya kepada I$?4 ketika pasien pulang. %+ 6emberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil di ruangan unit rawat masing5 masing. '+ 6emberitahukan kepada I$?4 apabila ada kecurigaan adanya infeksi nosokomial pada pasien. 3+ Berkoordinasi dengan I$?4 saat terjadi infeksi potensial "(B/ penyuluhan bagi pengunjung di unit perawatan masing5masing.
7
0+ 6emonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan standar isolasi.
9. T!m $elaksana PPI
1+ 6erupakan
anggota
"omite
$encegahan
dan
$engendalian
Infeksi
4osokomial. %+ 6engumpulkan dan menganalisis data5data mikroorganisme yang bermakna secara epidemiologis serta data5data infeksi nosokomial. '+ 6enyiapkan laporan naratif dan statistik. 3+ Bertanggung jawab atas pelaksanaan surveilens infeksi nosokomial dengan melakukan kunjungan rutin ke bangsal perawatan/ mmemeriksa catatan medik pasien/ laporan laboratorium mikrobiologi/ data pasien masuk/ menyakinkan kebenaran laporan dan menyakinkan penerapan kewaspadaan umum serta prilaku yang mungkin berisiko. 0+ 6emberikan bimbingan kepada staf di bangsal dan melakukan pengamatan atas semua hal yang berkaitan dengan pengendalian infeksi nosokomial/ kalau sekiranya ada kerawanan pada penerapan kewaspadaan universal. 2+ 6embantu mengembangkan/ menelaah dan penerapan kebijakan dari bagian atau rumah sakit yang berkaitan dengan pengendalian infeksi nosokomial di seluruh rumah sakit/ untuk menunjang kesinambungan dan kepatuhan pada prosedur standar pencegahan dan penanggulangan infeksi di rumah sakit. =+ 6enelaah dan memberikan umpan balik kepada pihak yang terkait tentang data surveilens pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial yang relevan. ,+ 6engembangkan dan berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan pencegahan
dan penanggulangan
infeksi nosokomial bagi staf yang
membutuhkan. -+ Bertanggung jawab dan mengkoordinasikan pelatihan kewaspadaan universal di seluruh lapisan karyawan rumah sakit. 1&+ 6embina hubungan dengan bagian pelayanan kesehatan pegawai rumah sakit untuk memantau adanya infeksi nosokomial atau pajanan pada karyawan rumah sakit yang ada hubungan dengan kerjanya atau tidak. 11+ 6elakukan penyelidikan sewaktu ada indikasi "(B dirumah sakit dan mengevaluasi efektivitas dan dampak dari kebijakan pengendalian infeksi/ prosedur/dan peralatan. 1%+ Ikut serta dalam penelitian khusus yang dirancang untuk meneliti wabah. 1'+ "ualifikasi pendidikan dan pengalaman 9 i. arjana atau !5' "eperawatan atau "esehatan 6asyarakat ii. 8elah mempunyai pengalaman berkecimpung dalam epidemiologi rumah sakit dan pernah mengikuti pelatihan pengendalian infeksi nosokomial.
8
13+ 6embuat laporan kepada "etua "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial.
9. Penanggung ja4a #a4at Ina$ +I%UNI%U""IPA#AFAH;IN
1+ 6embantu pelaksanaan survey infeksi nosokomial di unit rawat Inap. %+ 6enerima laporan kejadian infeksi nosokomial di ruang Rawat Inap. '+ Bekerjasama dengan staf ruangan untuk memantau pelaksanaan pengendalian infeksi.
-=. Penanggung ja4a #a4at >alan
1+ 6embantu pelaksanaan survey infeksi nosokomial di unit rawat jalan. %+ 6enerima laporan kejadian infeksi nosokomial di ruang Rawat jalan. '+ Bekerjasama dengan staf ruangan untuk memantau pelaksanaan pengendalian infeksi. 3+ 6emastikan terlaksananya pengendalian infeksi di Ruang Rawat #alan.
--. Penanggung ja4a U(D
1+ 6embantu pelaksanaan survey infeksi nosokomial di unit Gawat !arurat. %+ 6enerima laporan kejadian infeksi nosokomial di unit Gawat !arurat . '+ Bekerjasama dengan staf ruangan untuk memantau pelaksanaan pengendalian infeksi. -. Penanggung ja4a #uang '$eras!
1+ 6embantu pelaksanaan survey infeksi nosokomial di Ruang )perasi. %+ 6enerima laporan kejadian infeksi nosokomial di ruang )perasi. '+ Bekerjasama dengan staf ruangan untuk memantau pelaksanaan pengendalian infeksi. -/. Penanggung ja4a %&&D
1+ 6embantu pelaksanaan survey infeksi nosokomial yang berkaitan dengan tindakan dekontaminasi dan sterilisasi alat di ?!. %+ 6elakukan evaluasi rutin proses pelaksanaan dekontaminasi dan sterilisasi serta penyimpanan alat dan bahan steril keperluan operasi dan unit perawatan lainnya. '+ Bekerjasama dengan kepala staf "amar )perasi untuk memantau pelaksanaan pengendalian infeksi.
-0. Penanggung ja4a La)rat)r!um
1+ 6engumpulkan data5data tentang pola kepekaan bakteri dan reaksi transfuse %+ 6elaporkan hasil biakan bakteri5bakteri tertentu seperti E&tended Spectrum 'eta (ctamase *EB(+ dan et*ici%%in Resistance Stap*y%ococcus aureus *6R+ kepada "oordinator 8im $elaksanaan $$I.
9
'+ Bekerjasama dengan laboratorium mikrobiologi untuk melakukan input data hasil biakan bakteri. 3+ 6emberikan laporan rekapitulasi data biakan bakteri dengan resistensinya kepada "etua "omite $$I.
-2. Penanggung ja4a Farmas!
1+ 6emberikan laporan kepada ketua 8im $$I tentang penggunaan antibiotika di masing5masing unit rawat pasien. %+ Bekerjasama dengan "etua "$$I dalam merumuskan kebijakan penggunaan antibiotika '+ 6elaporkan kegiatan yang telah dilakukan kepada 6anajer $enunjang 6edik.
-3. Penanggung ja4a (!?!
1+ 6emberikan laporan kepada ketua 8im $$I tentang kejadian infeksi nosokomial akibat penanganan makanan yang kurang baik. %+ Bekerjasama dengan kepala dapur untuk menyiapkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam pengendalian infeksi seperti materi pelatihan $$I untuk petugas dapur/ desinfektan yang digunakan untuk pencucian alat makan/ penanganan makanan mentah dan sudah masak/ hasil pemeriksaan kesehatan karyawanApenjamah makanan/ hasil kultur makanan *random sampling+.
-7. Penanggung ja4a #eha!l!tas! ;ed!s
1+ 6enyiapakan data5data yang dibutuhkan dalam memonitor pengendalian infeksi di unit fisioterapi. %+ 6emastikan terlaksananya program $$I di unit Rehabilitasi 6edik. '+ 6elaporkan kejadian atau masalah yang berkaitan dengan infeksi nosokomial kepada 6anajer $enunjang 6edik.
-8. Penanggung ja4a #ad!)l)g!
1+ 6enyiapkan data5data yang dibutuhkan dalam memonitor pengendalian infeksi di unit radiologi. %+ 6emastikan terlaksananya program $$I di unit Radiologi. '+ 6elaporkan kejadian atau masalah yang berkaitan dengan infeksi nosokomial kepada 6anajer $enunjang 6edik.
-9. Penanggung ja4a &arana Laundr@5L!nen
1+ 6enyiapkan data5data yang dibutuhkan dalam memonitor pengendalian infeksi di unit *laundry dan linen+. %+ 6emastikan terlaksananya program $$I di unit (aundry dan linen.
10
'+ 6elaporkan kejadian atau masalah yang berkaitan dengan infeksi nosokomial kepada 6anajer Bagian 7mum *General ffairs+.
=. Penanggung ja4a Pemel!haraan &arana Alat dan (edung.
1+ 6enyiapkan data5data yang dibutuhkan dalam memonitor pengendalian infeksi di unit I$5R. %+ 6emastikan terlaksananya program $$I di unit I$5R. '+ 6elaporkan kejadian atau masalah yang berkaitan dengan infeksi nosokomial kepada 6anajer Bagian 7mum*General ffairs+.
D.
;ekan!sme ;)n!t)r!ng E6aluas! dan Pela$)ran
1. 6onitoring 1) !ilakukan oleh I$?4 dan I$?(4 2) !ilakukan setiap hari untuk pengumpulan data surveilens dengan mempergunakan c*ec+ %ist$ %. Evaluasi 1+ !ilakukan oleh 8im $$I dengan frekuensi setiap bulan pada minggu pertama bulan berjalan. %+ Evaluasi oleh "omite $$I setiap ' bulan pada minggu kedua mulai 6aret/ #uni/ eptember/ !esember. '. $elaporan 1+ (aporan dibuat secara rutin 9 harian/ mingguan/ bulanan/ triwulan/ semester/ dan setiap tahunnya maupun bila ada kejadian insidentil atau "(B. %+ (aporan tertulis kepada !irektur dan 6anajer $elayanan 6edis setiap 2 bulan. "epala unit melakukan pelaporan tentang kejadian infeksi atau masalah pengendalian infeksi kepada I$?(4 atau $enanggung #awab unit. "epala 7nit dengan I$?(4 atau $enanggung #awab melakukan diskusi untuk menemukan penyelesaian masalah dan hasil diskusi dilaporkan kepada "oordinator 8im $elaksana $$I dan "etua "omite $$I. #ika permasalahan terjadi di bidang keperawatan maka I$?4 atau "oordinator 8im $elaksana $$I harus melaporkan kepada "etua "omite $$I jika perlu atau pada saat rapat "omite $$I. "etua akan memberikan laporan kegiatan kepada !irektur setiap 2 bulan sekali atau sewaktu5waktu diperlukan atau ketika akan memberikan rekomendasi5rekomendasi berkaitan dengan kebijakan/ peraturan dan prosedur. E.
>ad4al ra$at
1+ $ertemuan "omite $$I dengan !ireksi setiap 2 bulan sekali yaitu bulan #uni dan bulan !esember. %+ Rapat koordinasi "$$I setiap ' bulan sekali yaitu setiap minggu ke5dua bulan 6aret/ #uni/ eptember dan !esember. '+ Rapat koordinasi 8im $$I diadakan setiap 1 bulan sekali yaitu di minggu ke51 setiap bulannya. 11
#eferens!
1. !epartemen "esehatan RI/ !irektorat #enderal $elayanan 6edik pesialistik/ $edoman 6anajerial $encegahan dan $engendalian Infeksi di Rumah akit dan >asilitas $elayanan "esehatan (ainnya/ %&&=. %. !epartemen "esehatan RI/ !irektorat #enderal $elayanan 6edik pesialistik/ $edoman $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit/ %&&=. '. !epartemen "esehatan RI/ !irektorat #enderal $elayanan 6edik pesialistik/ $edoman $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit/ %&&1.
12
BAB II PENATALAK&ANAAN PEN(ENDALIAN INFEK&I N'&'K';IAL
A. Pengendal!an Infeks! N)s)k)m!al
!alam upaya peningkatan mutu pelayanan/ cakupan dan efisiensi rumah sakit/ maka Rumah akit Islam iti Rahmah berupaya melindungi pasien/ karyawan/ dan pengunjung rumah sakit dari risiko infeksi dalam bentuk upaya pencegahan/ surveilens dan pengobatan yang rasional. Hal5hal yang ditetapkan berkaitan dengan upaya pengendalian infeksi nosokomial adalah9 a+ $embentukan "omite $encegahan !an $engendalian Infeksi *"$$I+ dan uraian tugasnya yang ditetapkan oleh !irektur 7tama Rumah akit Islam iti Rahmah. b+ !efinisi infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi atau didapat di rumah sakit dengan kriteria sebagai berikut 9 1+ Infeksi yang terjadi dalam waktu % F %3 jam setelah pasien dirawat di rumah sakit. %+ $ada saat masuk rumah sakit tidak terdapat tanda atau gejala atau pasien tidak dalam masa inkubasi penyakit infeksi tersebut. '+ Infeksi
yang
terjadi
pada
lokasi
yang
sama
tetapi
disebabkan
oleh
mikroorganisme yang berbeda dari mikroorganisme pada saat masuk rumah sakit atau mikroorganisme penyebab sama tetapi lokasi infeksi berbeda c+ $engendalian infeksi
nosokomial adalah kegiatan yang meliputi
perencanaan./
pelaksanaan dan pengawasan serta pembinaan dalam upaya menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial Rumah akit. d+ 8ujuan utama dari program pengendalian.infeksi nosokomial adalah mengurangi risiko terjadinya endemik dan epidemik nosokomial pada pasien yang dirawat/ petugas kesehatan dan pengunjung serta untuk memutus mata rantai terjadinya infeksi. e+ !alam pelaksanaannya/ kegiatan pengendalian infeksi nosokomial di Rumah akit mengacu kepada 9 1+ Buku $edoman $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit yang dikeluarkan oleh !epartemen "esehatan RI/ !irektorat #enderal $elayanan 6edik pesialistik/ %&&=. %+ Buku $edoman $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit yang dikeluarkan oleh !epartemen "esehatan RI/ !irektorat #enderal $elayanan 6edik pesialistik/ %&&1. f+ asaran kegiatan pengendalian infeksi nosokomial adalah seluruh unit pelayanan di Rumah akit Isla iti Rahmah mulai dari tingkat pimpinan sampai dengan pelaksana. g+ $rogram pengendalian infeksi yang dilaksanakan meliputi 9 1+ $encegahan infeksi nosokomial %+ urveilens infeksi nosokomial '+ $enanggulangan "ejadian (uar Biasa *"(B+ infeksi nosokomial 3+ $engembangan kebijakan dan prosedur kerja pengendalian infeksi 0+ $endidikan dan pelatihan
13
h+ $ada keadaan "(B/ maka ditetapkan langkah5langkah penanggulangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. i+ $emantauan mutu lingkungan rumah sakit dilakukan setiap 2 bulan sekali/ yang meliputi9 1+ "ontrol mutu lingkungan %+ "ontrol mutu udara '+ "ontrol mutu kelembaban 3+ "ontrol mutu suhu j+ $emantauan mutu hasil sterilisasi dilakukan secara rutin sekali dalam setahun
B. Ketentuan staf med!s staf ke$era4atan dan $enunjang med!s dalam $engendal!an !nfeks! n)s)k)m!al.
!alam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumah akit Islam iti Rahmah/ maka ditetapkan hal5hal sebagai berikut 9 a. taf medis Rumah akit Islam iti Rahmah 1+ 6emperhatikan aspek aseptic dan antiseptik %+ 6elakukan prinsip standard precaution '+ $emberian antibiotika mengacu kepada pola kuman yang telah direkomendasikan oleh "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4oskomial dan 8im $$I. 3+ pabila mengetahui adanya kecurigaan terhadap terjadinya infeksi nosokomial di ruanganAbangsal maka harus berkoordinasi dengan "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial. 0+ $ada kasus kecurigaan infeksi nosokomial diharuskan pemeriksaan kultur dan resistensi untuk mendukung kegiatan pengendalian infeksi nososkomial. 2+ Harus melaksanakan semua ketentuan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4oskomial seperti prosedur isolasi/ sterilisasi dan lain5lain. b. taf paramedis Rumah akit Islam iti rahmah 1) 6emperhatikan aspek aseptik dan antiseptik serta prinsip standard precaution,$ 2) Berkoordinasi dengan "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial bila terdapat kecurigaan terhadap terjadinya infeksi nosokomial. 3) pabila diperlukan/ anjurkan pemeriksaan kultur dan resistensi untuk mendukung kegiatan pengendalian infeksi nosokomial. 4) Harus melaksanakan semua ketentuan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4oskomial seperti prosedur isolasi/ sterilisasi dan lain5lain. c. taf non medis Rumah akit Islam iti Rahmah 1) 6elakukan prinsip standard precaution. 2) 6elakukan prosedur sesuai dengan ketentuan yang terkait dengan kegiatan pengendalian infeksi nosokomial.
14
%. Pend!d!kan untuk K)m!te Pen*egahan dan Pengendal!an Infeks! N)s)k)m!al kar@a4an aru dan teta$ tentang $engendal!an !nfeks! n)s)k)m!al
Guna meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit/ maka "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial mengikuti pendidikan dan pelatihan serta mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan baru dan tetap baik karyawan medis maupun non medis. a. "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial 1+ "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial mengikuti pendidikan dan pelatihan atau kursus baik di dalam maupun di luar rumah sakit %+ "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial membuat laporan dan evaluasi hasil dari program pendidikan dan pelatihan atau kursus yang telah diikuti kepada !irektur Rumah akit Islam iti Rahmah b. "aryawan tetap 1+ "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial bekerja sama dengan bagian !iklat Rumah akit Islam iti Rahmah mengadakan pendidikan
dan
pelatihan
penyegaran
tentang
pengendalian
infeksi
nosokomial bagi karyawan tetap yang dilaksanakan setiap 2 bulan sekali. %+ "aryawan tetap *medis dan non medis+ akan diberikan materi pemantapan tentang pengendalian infeksi nosokomial/ antara lain mengenai universa% precaution/ cara cuci tangan/ isolasi/ pengelolaan limbah benda tajam/ linen/ dan laundry serta standar prosedur yang berkaitan dengan pengendalian infeksi nosokomial dan praktek lapangan ke instalasi keperawatan maupun unit5unit lain sesuai kebutuhan. c. "aryawan baru 1+ "omite $encegahan dan $engendalian Infeksi 4osokomial bekerja sama dengan bagian !iklat Rumah akit Islam iti Rahmah/ memberikan pendidikan dan pelatihan bagi karyawan baru dalam program orientasi sebelum karyawan tersebut melaksanakan tugasnya. %+ "aryawan baru *medis dan non medis+ akan diberikan materi dasar tentang pengendalian infeksi nosokomial antara lain mengenai universa% precaution/ cara cuci tangan/ isolasi/ pengelolaan limbah benda tajam/ linen/ dan laundry serta
standar
prosedur yang
berkaitan
dengan
pengendalian
infeksi
nosokomial dan praktek lapangan ke instalasi keperawatan maupun unit5unit lain sesuai kebutuhan.
D. Infeks! N)s)k)m!al
Beberapa prinsip dasar yang penting dalam menentukan suatu infeksi merupakan infeksi nosokomial atau bukan adalah berdasarkan 1. Informasi yang digunakan untuk menentukan adanya infeksi dan klasifikasinya sebaiknya merupakan kombinasi hasil pemeriksaan klinis dan hasil tes laboratorium atau tes5tes lainnya. 15
•
Bukti klinis berupa hasil observasi langsung pada lokasi infeksi atau dari status pasien.
•
Bukti laboratorium berupa hasil mikroskopik/ biakan/ tes deteksi antigen atau antibodi.
•
!ata dari pemeriksaan diagnostic lainnya seperti sinar C/ 7G/ ?8 scan/ 6RI/ endoskopik/ biopsy atau aspirasi jarum.
%. !iagnosis infeksi oleh dokter atau ahli bedah berdasarkan observasi langsung waktu pembedahan/ pemeriksaan endoskopi/ atau pemeriksaan klinis lainnya. $emeriksaan klinis tanpa data pendukung harus disertai dengan pemberian antibiotika. '. Infeksi yang didapat di rumah sakit tetapi baru tampak setelah keluar dari rumah sakit dan infeksi pada neonates sebagai akibat keluarnya melewati jalan lahir. 3. Infeksi tidak termasuk infeksi nosokomial bila •
Infeksi merupakan kelanjutan dari infeksi yang sudah ada pada waktu masuk rumah sakit terkecuali bila kuman atau gejala jelas merupakan infeksi yang baru.
•
$ada
kasus
anak/
infeksi
diketahui
menular
melalui
plasenta
seperti
8oFoplasmosis/ rubella/ cytomegalovirus/ atau sifilis dan timbul sebelum 3, jam setelah kelahiran. 0. "eadaan yang tidak termasuk kriteria infeksi adalah 9 •
"olonisasi yaitu adanya mikroorganisme pada kulit/ mukosa/ luka terbuka atau dalam eksresi atau sekresi yang tidak menimbulkan tanda5tanda klinis adanya infeksi.
•
Inflamasi yaitu keadaan sebagai akibat reaksi jaringan terhadap luka cedera atau perangsangan oleh @at5@at non infeksius seperti bahan kimia.
E. >en!sjen!s Infeks! N)s)k)m!al -. Infeks! saluran kem!h +I&K,
a. Infeksi saluran kemih simptomatik *"ode 9 78I578I+ Harus memenuhi paling sedikit satu criteria berikut ini 9 "riteria 1 9 !idapatkan paling sedikit satu dari tanda5tanda dan gejala berikut tanpa ada penyebab lainnya.
!emam *J',o?+ 4ikuria *anyang5anyangan+
$olakisuria
!isuria
4yeri suprapubik Biakan urin porsi tengah J 1&0 ?>7Aml dengan jenis kuman tidak lebih dari % spesies.
"riteria % 9 !itemukan paling sedikit dua dari tanda5tanda dan gejala5gejala berikut tanpa ada penyebab lainnya 9 alah satu dari gejala klinis berikut 9
16
!emam *J',o?+ 4ikuria *anyang5anyangan+
$olakisuria
!isuria
4yeri suprapubik !itambah salah satu dari tanda5tanda berikut 9
8es carik celup positif untuk lekosit esterase dan atau nitrit
$iuria *terdapat K 1& lekositAml atau K ' lekositA($B dari urin yang tidak dipusing+
!itemukan bakteri dengan pewarnaan Gram dari urin yang tidak dipusing.
Biakan urin paling sedikit % kali berturut5turut menunjukkan jenis bakteri yang sama dengan jumlah J 1&& ?>7Aml urin kateter.
Biakan urin menunjukkan satu jenis uropatogen dengan jumlah J 1&0 ?>7Aml urin penderita yang telah mendapat pengobatan antimikroba yang sesuai.
!idiagnosis I" oleh dokter yang menangani.
8elah mendapat terapi antimikroba yang sesuai oleh dokter yang menangani.
"riteria ' 9 $ada pasien anak berumur L 1 tahun ditemukan paling sedikit satu dari tanda5tanda dan gejala berikut tanpa ada penyebab yang lainnya.
!emam *J',o?+
Hipotermia *M'=o?+
pnea
Bradikardia *M1&&Amenit+
(etargia
6untah5muntah !itambah dengan hasil laboratorium hasil biakan urin 1& 0 ?>7Aml urin dengan tidak lebih dari % jenis bakteri.
"riteria 3 9 $ada pasien anak berumur L 1 tahun ditemukan paling sedikit satu dari tanda5tanda dan gejala berikut tanpa ada penyebab lainnya 9
!emam *J',o?+
Hipotermia *M'=o?+
pnea
Bradikardia *M1&&Amenit+
(etargia
6untah5muntah !itambah paling sedikit satu dari berikut 9
8es carik celup positif untuk lekosit esterase dan atau nitrit
17
$iuria *terdapat K 1& lekositAml atau K ' lekositA($B dari urin yang tidak dipusing+
!itemukan bakteri dengan pewarnaan Gram dari urin yang tidak dipusing.
Biakan urin paling sedikit % kali berturut5turut menunjukkan jenis bakteri yang sama dengan jumlah J 1&& ?>7Aml urin kateter.
Biakan urin menunjukkan satu jenis uropatogen dengan jumlah J 1&0 ?>7Aml urin penderita yang telah mendapat pengobatan antimikroba yang sesuai.
!idiagnosis I" oleh dokter yang menangani.
8elah mendapat terapi antimikroba yang sesuai oleh dokter yang menangani.
b. Infeksi saluran kemih asimptomatik *"ode 9 78I5B+ Infeksi saluran kemih *I"+ asimptomatik harus memenuhi paling sedikit satu criteria berikut 9 "riteria 1 9 $asien pernah memakai kateter kandung kemih dalam waktu = hari sebelum biakan urin dan ditemukan dalam biakan urin J 1&0 ?>7Aml
urin dengan jenis bakteri maksimal % spesies dan tidak terdapat
gejala5
gejalaA keluhan demam/ suhu J ',o?/ polakisuria/ nikuria/ disuria
dan
nyeri suprapubik.
"riteria % 9 $asien tanpa kateter kandung kemih menetap dalam = hari sebelum biakan pertama positif. Biakan urin % kali berturut5turut ditemukan tidak lebih % jenis bakteri yang sama dengan jumlah M 1&0 ?>7Aml urin. 8idak terdapat gejala5gejalaAkeluhan demam/ suhu J ',o?/polakisuria/ nikuria/ disuria dan nyeri suprapubik.
c. Infeksi saluran kemih lain seperti infeksi pada ginjal/ ureter/ kandung kemih/ uretra/ jaringan sekitar retroperitoneal atau rongga perinefrik *"ode 9 78I5)78I+ Infeksi saluran kemih *I"+ yang lain harus memenuhi paling sedikit satu criteria berikut ini 9 "riteria 1 9 !itemukan bakteri yang tumbuh dari biakan cairan bukan urin atau jaringan yang diambil dari lokasi yang dicurigai terinfeksi. "riteria %9 da abses atau tanda infeksi lain yang dapat dilihat/ baik secara pemeriksaan pemeriksaan
langsung/
selama
pembedahan
atau
melalui
histopatologis.
"riteria ' 98erdapat % dari tanda berikut seperti demam *.', o?+/ nyeri local/ nyeri tekan pada daerah yang dicurigai terinfeksi dan paling sedikit satu
dari berikut 9
18
"eluar pus atau aspirasi purulen dari tempat yang dicurigai terinfeksi.
!itemukan bakteri pada biakan darah yang sesuai dengan tempat yang dicurigai.
$emeriksaan radiologi missal 7G/ ?85scan/ 6RI/ radiolabel scan abnormal/ memperlihatkan gambaran infeksi.
!idiagnosa infeksi oleh dokter yang menangani.
!okter yang menangani memberikan pengobatan antimikroba yang sesuai.
"riteria 3 9 $ada pasien berumur L 1 tahun ditemukan paling sedikit satu dari tanda5tanda dan gejala5gejala berikut tanpa ada penyebab yang lain 9
!emam *J',o?+
Hipotermia *M'=o?+
pnea
Bradikardia *M1&&Amenit+
(etargia
6untah5muntah !itambahkan paling sedikit satu dari berikut 9
"eluar pus atau aspirasi purulen dari tempat yang dicurigai terinfeksi.
!itemukan bakteri pada biakan darah yang sesuai dengan tempat yang dicurigai.
$emeriksaan radiologi misal 7G/ ?85scan/ 6RI/ radiolabel scan abnormal/ memperlihatkan gambaran infeksi.
!idiagnosa infeksi oleh dokter yang menangani.
!okter yang menangani memberikan pengobatan antimikroba yang sesuai.
Pen*egahan !nfeks! saluran kem!h
a. 8enaga $elaksana 9 1+ Harus terampil dan betul5betul memahami teknik pemasangan kateter secara aseptic dan perawatan kateter. %+ $erawat yang merawat pasien dengan kateter harus terlatih dalam hal prosedur pemasangan kateter dan pengetahuan tentang potensi komplikasi. b. 8eknik pemasangan kateter 1+ $emasangan kateter dilakukan hanya bila perlu saja dan segera dilepas bila tidak diperlukan lagi. %+ Gunakan dari yang terkecil tetapi aliran tetap lancar dan tidak menimbulkan kebocoran dari samping kateter.
19
'+ $emasangan secara aseptic dengan menggunakan peralatan steril. 3+ $emakaian drain harus dengan sistim tertutup. c. $erawatan paska operasi 1+ 7ntuk luka kotor atau infeksi/ kulit tidak ditutup primer. %+ $etugas harus mencuci tangan dengan standar cuci tangan yang baku sebelum dan sesudah merawat luka. '+ "asa penutup luka diganti bila •
Basah
•
6enunjukkan tanda5tanda infeksi.
#ika cairan keluar dari luka/ dibuat pewarnaan Gram dan kultur.
. Infeks! luka )$eras! +IL',
a. uperficial Incisional (etak Infeksi 9 Infeksi luka operasi superficial "ode
9 I5*"I4+ urgical ite Infection uperficial Incisional ite
!efinisi
9 Infeksi luka operasi superficial harus memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut ini 9
"riteria
9 Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu '& hari pasca bedah dan hanya meliputi kulit/ subkutan atau jaringan
lain diatas
fascia dan terdapat paling sedikit satu keadaan berikut 9 1+ $us keluar dari luka operasi atau drain yang dipasang diatas fascia %+ Biakan kuman positif dari cairan yang keluar dari luka atau jaringan yang diambil secara aseptic '+ engaja dibuka oleh dokter karena terdapat tanda peradangan kecuali jika hasil biakan negative *paling sedikit terdapat satu dari tanda5tanda infeksi berikut 9 nyeri/ bengkak local/ kemerahan/ dan hangat local+ 3+ !okter yang merawat menyatakan terjadi infeksi b. )perasi profundaA!eep Incisional (etak infeksi 9 Infeksi luka operasi profunda "ode
9 I5*8+ I58 *soft tissue+ diluar prosedur pembedahan 44I berikut/ ?BGB *?oronary artery bypass graft termasuk irisan dada
dan
kaki+ !efinisi
9 Infeksi luka operasi profunda harus memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut ini 9
"riteria
9 Infeksi yang terjadi pada daerah insisi dalam waktu '& hari paska bedah atau sampai satu tahun paska bedah *bila implant
20
berupa
non *uman derived imp%ant yang dipasang permanen+ dan meliputi jaringan lunak yang dalam *mis. (apisan fascia
dan
otot+ dari insisi dan terdapat paling sedikit satu keadaan
berikut 9 1+ $us keluar dari luka insisi dalam tetapi bukan berasal dari komponen organArongga dari daerah pembedahan. %+ Insisi dalam secara spontan mengalami dehisens atau dengan sengaja dibuka oleh ahli bedah bila pasien mempunyai paling sedikit satu dari tanda5tanda atau gejala5gejala berikut 9 demam *J', ?+ atau nyeri local/ terkecuali biakan insisi negatif. '+ !itemukan abses atau bukti lain adanya infeksi yang mengenai insisi dalam pada pemeriksaan langsung/ waktu pembedahan ulang/ atau dengan pemeriksaan langsung/ waktu pembedahan ulang/ atau dengan pemeriksaan hispatologis atau radiologis 3+ !okter yang merawat menyatakan terjadi infeksi $etunjuk $elaporan 9 1+ 6asukkan infeksi yang mengenai superficial dan profunda sebagai infeksi luka operasi profunda %+ (aporkan biaya specimen dari insisi superficial sebagai incisional drainage *I!+ c. )rgan ARongga (etak infeksi 9 Infeksi luka operasi organArongga "ode
9 I5*(etak spesifik pada organArongga+
!efinisi
9 Infeksi luka operasi organArongga mengenai bagian badan manapun kecuali insisi kulit/ fascia/ atau lapisan5lapisan
otot/
yang dibuka atau dimanipulasi selama pembedahan .
8empat5
tempat
spesifik
dinyatakan
pada
I()
organArongga untuk
menentukan lokasi infeksi lebih
lanjut. $ada daftar dibawah
terdapat tempat5tempat spesifik
yang harus digunakan untuk
membedakan I() organArongga.
ebagai contoh 9 appensictomi
yang diikuti dengan abses
subdiafragmatika yang harus
dilaporkan sebagai organ
I() organArongga pada tempat spesifik
intraabdomen *I5
IB+ uatu I() organArongga harus memenuhi paling criteria berikut ini 9 "riteria
9 Infeksi timbul dalam waktu '& hari setelah prosedur pembedahan/bila
tidak dipasang implant atau dalam waktu satu tahun bila dipasang implant dan infeksi 21
tampaknya ada hubungannya dengan prosedur pembedahan
dan infeksi mengenai
bagian tubuh manapun/ kecuali insisi kulit/ fascia/ atau lapisan5lapisan otot/ yang dibuka atau dimanipulasi selama prosedur pembedahan dan terdapat paling sedikit satu keadaan berikut 9 1+ !rainage purulen dari drain yang dipasang melalui luka tusuk ke dalam organArongga. %+ !iisolasi kuman dari biakan yang diambil secara aseptic dari cairan atau jaringan dari dalam organ atau ruangan. '+ bses atau bukti lain adanya infeksi yang mengenai organArongga yang ditemukan pada pemeriksaan langsung waktu pembedahan ulang/ atau dengan pemeriksaan hispatologis atau radiologis. 3+ !okter menyatakan sebagai I() organA rongga. $etunjuk $elaporan 9 "adang5kadang infeksi organArongga mengalir melalui insisi. Infeksi semacam itu umumnya tidak berhubungan dengan pembedahan ulang dan dianggap sebagai penyakit dari insisi. "arena itu diklasifikasikan sebagai I() profunda.
Pen*egahan Infeks! Luka '$eras!
8indakan pencegahan dikelompokkan dalam9 a. "ala sebelum masuk rumah sakit 9 1+ emua pemeriksaan dan pengobatan untuk persiapan operasi dilakukan sebelum rawat inap agar waktu prabedah menjadi lebih pendek *M 1 hari+. %+ $erbaikan keadaan yang memperbesar kemungkinan terjadinya I() antara lain 9 •
!iabetes mellitus
•
6alnutrisi
•
)besitas
•
Infeksi
•
$emakaian kortikosteroid
b. "ala $ra )perasi
22
1+ $erawatan pra operasi 1 hari untuk operasi berencana.pabila keadaan yang memperbesar terjadinya I() tidak dapat dilakukan di luar rumah sakit *misal malnutrisi berat+/ pasien dapat dirawat lebih awal. %+ 6andi dengan antiseptik dilakukan malam sebelum operasi. '+ $encukuran rambut daerah operasi dilakukan hanya bilamana perlu misalnya daerah operasi dengan rambut yang lebat. ?ara pencukuran dilakukan sebagai berikut 9 •
Bila menggunakan pisau biasa maksimal dilakukan 2 jam sebelum operasi.
•
Bila menggunakan pisau cukur listrik dapat dilakukan lebih lama dari 2 jam sebelum operasi.
•
etelah dicukur/ diolesi antiseptik.
3+ !aerah operasi harus dicuci dengan memakai antiseptik kulit dengan teknik dari sentral ke arah luar. 0+ !i kamar operasi pasien harus ditutup dengan duk steril sehingga hanya daerah operasi yang terbuka. 2+ ntibiotika profilaksis diberikan secara 9 •
8epat dosis/
•
8epat indikasi *hanya untuk operasi bersih terkontaminasi/ pemakaian implant dan protesis/ atau operasi resiko tinggi seperti bedah jantung atau vaskuler+/
•
8epat cara pemberian *harus secara I; % jam sebelum operasi dan dilanjutkan tidak lebih dari 3, jam+./
•
8epat jenis *sesuai dengan mikroorganisme yang sering menyebabkan I()+
•
$emberian secara oral hanya digunakan untuk operasi kolorektaldan tidak diberikan lebih dari %3 jam.
c. $ersiapan 8im $embedahan 1+ etiap orang yang masuk kamar operasi harus %+ ebelum operasi/ seluruh anggota tim bedah harus mencuci tangan dengan antiseptik selama 0 menit atau lebih dengan posisi jari5jari lebih tinggi dari siku. '+ ntiseptik yang digunakan untuk cuci tangan adalah ?hlorheFidin. 3+ etelah cuci tangan keringkan dengan handuk steril dan memakai jubah steril.
23
0+ etiap anggota tim harus memakai sarung tangan steril apabila sarung tangan tersebut kotor harus siganti dengan yang baru. 2+ $emakaian sarung tangan memakai metode tertutup. =+ 7ntuk operasi tulang atau pemasangan implant harus memakai % lapis sarung tangan. d. Intra operasi 1+ 8eknik operasi Harus dilakukan dengan sempurna untuk menghindari kerusakan jaringan lunak yang berlebihan/ menghilangkan rongga/ mengurangi perdarahan dan menghindari tertinggalnya benda asing yang tidak diperlukan. %+ (ama operasi )perasi dilakukan secepat5cepatnya dalam batas yang aman. '+ $eralatan sarung tangan/ kain penutup duk/ kain kassa dan antiseptik untuk desinfeksi hanya untuk satu kali pemasangan.
/. Pneum)n!a
$neumonia adalah infeksi saluran napas bagian bawah *I$B+ (etak Infeksi
9 aluran napas bagian bawah *$aru+
"ode
9 $4E75$4E7
!efinisi
9 $neumonia harus memenuhi paling sedikit satu dari criteria berikut 9
"riteria 1
9 $ada pemeriksaan fisik terdapat ronkhi basah atau pekak pada perkusi dan salah satu di antara keadaan berikut 1+ 8imbul perubahan baru berupa sputum purulen atau terjadi perubahan sifat sputum. %+ Isolasi kuman positif pada biakan darah '+ Isolasi kuman pathogen positif dari aspirasi trakea/ sikatanAcuci bronkus atau biopsi.
"riteria %
9 >oto thorak menunjukkan adanya infiltrate/ konsolidasi/ kavitasi/ efusi pleura baru atau progresif dan salah satu di antara keadaan berikut 9
24
1+ 8imbul perubahan baru berupa sputum purulen atau terjadi perubahan sifat sputum. %+ Isolasi kuman positif pada biakan darah '+ Isolasi kuman pathogen positif dari aspirasi trakea/ sikatanAcuci bronkus atau biopsy. 3+ ;irus dapat diisolasi atau terdapat antigen virus dalam sekresi saluran napas. 0+ 8iter Ig6 atau IgG spesifik meningkat 3 kali lipat dalam % kali pemeriksaan. 2+ 8erdapat tanda5tanda pneumonia pada pemeriksaan histopatologi. "riteria '
9 $asien berumur L 1 tahun didapatkan dua diantara keadaan berikut 9 •
pnea
•
8akikardia
•
Bradikardia
•
6engi
•
Ronkhi basah
•
tau batuk
!an paling sedikit satu di antara keadaan berikut 9 1+ $roduksi dan sekresi saluran napas meningkat. %+ 8imbul perubahan baru berupa sputum purulen ataun terjadi perubahan sifat sputum. '+ Isolasi kuman positif pada biakan darah 3+ ;irus dapat diisolasi atau terdapat antigen virus dalam sekresi saluran napas. 0+ 8iter Ig6 atau IgG spesifik meningkat 3 kali lipat dalam % kali pemeriksaan. 2+ 8erdapat tanda5tanda pneumonia pada pemeriksaan histopatologi.
"riteria 3
9 Gambaran radiologi torak serial pada penderita umur K 1 tahun menunjukkan infiltrate baru atau progresif/ konsolidasi/ 25
kavitasi/
atau efusi pleura/ dan paling sedikit satu di antara
keadaan
berikut 9 1+ $roduksi dan sekresi saluran napas meningkat. %+ 8imbul perubahan baru berupa sputum purulen ataun terjadi perubahan sifat sputum. '+ Isolasi kuman positif pada biakan darah 3+ ;irus dapat diisolasi atau terdapat antigen virus dalam sekresi saluran napas. 0+ 8iter Ig6 atau IgG spesifik meningkat 3 kali lipat dalam % kali pemeriksaan. 2+ 8erdapat tanda5tanda pneumonia pada pemeriksaan histopatologi
?atatan 9 •
putum yang dibatukkan tidak berguna dalam diagnosis pneumonia tetapi mungkin membantu mengidentifikasikan kuman etiologik dan memberikan data sensitifitas antimikroba.
•
$enemuan dari pemeriksaan sinar C dada serial lebih membantu daripada pemeriksaan tunggal.
0. Infeks! Al!ran Darah Pr!mer +IADP,
(etak infeksi
9 Infeksi liran !arah $rimer atau (aboratory ?onfirmed Bloodstream Infection *(?BI+.
"ode
9 BI5(?BI
!efinisi
9 Infeksi aliran darah primer adalah infeksi aliran darah yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang dicurigai
sebagai "riteria 1
sumber infeksi. 9 8erdapat kuman pathogen yang dikenal dari satu atau lebih biakan darah dan
berhubungan "riteria %
biakan dari darah tersebut tidak
dengan infeksi di tempat lain. 9 !itemukan salah satu di antara gejala berikut tanpa penyebab lain9 •
!emam
•
6enggigil
•
Hipotensi !an paling sedikit satu dari berikut 9
1+ "ontaminasi kulit biasa *missal !iptheroids/ Bacillus sp./ $ropiniobacterium sp./ coagulase negative taphylococci atau 26
6icrococci+ ditemukan dari dua kali atau lebih biakan darah yang diambil dari waktu yang berbeda. %+ "ontaminasi kulit biasa *missal !iptheroids/ Bacillus sp./ $ropiniobacterium sp./ coagulase negative taphylococci atau 6icrococci+ ditemukan dari paling sedikit satu biakan darah dari
pasien
dengan
saluran
intravaskuler
dan
dokter
memberikan terapi antimikroba yang sesuai. '+ 8es
antigen
positif
pada
darah
*misal
H.
influen@a/
.pneumoniae/ 4.meningitidis atau Group B treptococcus+ !an 8anda5tanda/ gejala5gejala dan hasil laboratorium yang positif yang tidak berhubungan dengan suatu infeksi di tempat lain. "riteria '
9 $asien berumur K 1 tahun dengan paling sedikit satu tanda5tanda dan gejala5gejala sebagai berikut 9 •
!emam *J',o?+
•
Hipotermi *M '=o?+
•
pnea
•
tau bradikardia
!an satu di antara tanda5tanda berikut 9 1+ "ontaminasi kulit biasa *missal !iptheroids/ Bacillus sp./ $ropiniobacterium sp./ coagulase negative taphylococci atau 6icrococci+ ditemukan dari dua kali atau lebih biakan darah yang diambil dari waktu yang berbeda. %+ "ontaminasi kulit biasa *missal !iptheroids/ Bacillus sp./ $ropiniobacterium sp./ coagulase negative taphylococci atau 6icrococci+ ditemukan dari paling sedikit satu biakan darah dari
pasien
dengan
saluran
intravaskuler
dan
dokter
memberikan terapi antimikroba yang sesuai. '+ 8es
antigen
positif
pada
darah
*misal
H.
influen@a/
.pneumoniae/ 4.meningitidis atau Group B treptococcus+ !an 8anda5tanda/ gejala5gejala dan hasil laboratorium yang positif yang tidak berhubungan dengan suatu infeksi di tempat lain. Petunjuk Pela$)ran :
1. $hlebitis
purulen
dilaporkan sebagai
BI5(?BI dengan konfirmasi biakan
semikuantitatif yang positif dari ujung kateter/ tetapi dengan biakan darah negative atau tidak dilakukan biakan. %. "uman dari biakan darah dilaporkan sebagai BI5(?BI bila tidak terdapat bukti adanya infeksi di tempat lain. '. $seudobakteremia bukan merupakan infeksi nosokomial.
2. &e$s!s Kl!n!s +%l!n!*al &e$s!s, 27
(etak infeksi
epsis klinis
"ode
9 BI5?E$
!efinisi
9 epsis klinis harus memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut 9
"riteria 1
9 !itemukan salah satu di antara gejala berikut tanpa penyebab lain 9 •
uhu J',o? bertahan minimal %3 jam dengan atau tanpa pemberian antipiretika
•
Hipotensi *sistolik K -& mmHg+
•
)ligouria
dengan
jumlah
urin
*M%&mlAjam
atau
M&.0ccAkgBBAjam+ !an semua gejalaAtanda yang disebutkan di bawah ini 9 1+ Biakan darah tidak dilakukan atau tidak ditemukan kuman atau antigen dalam darah. %+ 8idak terdapat tanda5tanda infeksi di tempat lain. '+ 8elah diberikan antimikroba sesuai dengan sepsis "riteria %
9 !itemukan pada pasien berumur 1 tahu paling sedikit satuAtanda berikut tanpa diketahui ada penyebab yang lain 9 •
!emam *J',o?+
•
Hipotermi *M '=o?+
•
pnea
•
tau bradikardia M 1&&FAmenit
!an semua gejalaAtanda di bawah ini 9 1+ Biakan darah tidak dilakukan atau tidak ditemukan kuman atau antigen dalam darah. %+ 8idak terdapat tanda5tanda infeksi di tempat lain. '+ 8elah diberikan antimikroba sesuai dengan sepsis. 3. Infeks! Arter!al atau "en)us
(etak infeksi
9 rteria atau venous
"ode
9 ?;5;?
!efinisi
9 Infeksi arterial atau venous harus memenuhi paling sedikit satu kriteria berikut 9
"riteria 1
9 8erdapat kuman yang dibiakkan dari arteria atau vena yang diambil pada waktu pembedahan. !an biakan darah tidak dilakukan atau tidak didapatkan kuman dari
biakan darah. "riteria %
9 8erbukti adanya infeksi arteri atau vena yang terlihat pada waktu pembedahan atau pemeriksaan histopatologis.
"riteria '
9 $asien menderita paling sedikit satu dari tanda5tanda dan gejala berikut tanpa ada penyebab lainnya 9 •
!emam *J',o?+ 28
•
4yeri
•
eritema
•
tau hangat pada daerah yang terkenab
!an didapatkan lebih dari 10 koloni kuman hasil biakan dari ujung kanula intravaskuler dengan menggunakan metode pembiakan semikuantitatif. !an biakan darah tidak dilakukan atau tidak ditemukan kuman dalam darah. "riteria 3
9 $asien menderita drainase purulen pada daerah vaskuler yang terkena !an biakan darah tidak dilakukan atau tidak
ditemukan "riteria 0
kuman dalam darah. 9 $asien berumur K 1 tahun menderita paling sedikit satu dari tanda5tanda dan gejala5gejala berikut tanpa ada penyebab lainnya 9 •
!emam *J',o?+
•
Hipotermi *M '=o?+
•
pnea
•
tau bradikardia M1&&FAmenit
•
(etargia
•
tau nyeri pada daerah vaskuler yang terkena
!an didapatkan lebih dari 10 koloni kuman hasil biakan dari ujung
kanula
intravaskuler
dengan
menggunakan
metode
pembiakan semikuantitatif. !an biakan darah tidak dilakukan atau tidak ditemukan kuman dalam darah.
7. (astr)enter!t!s
(etak infeksi
9 aluran cerna
"ode
9 GI5GE
!efinisi
9 Gastroenteritis harus memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut 9
"riteria 1
9 $asien mendapat serangan akut diare *berak air selama lebih dari 1% jam+ dengan atau tanpa muntah atau demam *J',o?+
dan
tampaknya penyebab bukan noninfeksius *misal
dari tes
diagnostic/ regimen terapeutik/ eksaserbasi
akut dari keadaan
kronis atau stress psikologis+
"riteria %
9 terdapat paling sedikit dua dari tanda5tanda dan gejala berikut tanpa ada penyebab lainnya 9 •
•
4ausea *mual+ 6untah 29
•
•
4yeri perut tau sakit kepala
!an paling sedikit satu dari berikut 9 1+ 8erdapat kuman patogenik enteric pada biakan kotoran *stool+ atau hapusan rectum. %+ "uman patogenik enteric ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik rutin atau electron. '+ "uman patogenik enteric dideteksi dengan tes antigen atau antibody dari darah atau feses. 3+ 8erbukti adanya kuman enteric pathogen yang dideteksi dari perubahan sitopatik pada biakan jaringan. 0+ "enaikan titer diagnostic single antibody *Ig6+ sebanyak empat kali pada paired sera *IgG+ untuk kuman pathogen.
Untuk ne)natus :
!ikatakan menderita gastroenteritis apabila 9 1+ Hipertermi *suhu J',o?+ atau hipotermi *suhu M'=o?+ pada rectal. %+ "embung '+ Bising usus meningkat 3+ 6untah 0+ $emeriksaan tinja mikroskopik ditemukan J0 mikroorganisme per lapang pandang besar/ eritrosit J% per lapang pandang besar.
8. E$!s!)t)m!
(etak infeksi
9 !aerah vagina yang dilakukan episiotomy
"ode
9 RE$R5E$I
!efinisi
9 Infeksi episiotomy harus memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut 9
"riteria 1
9 $asien paska partus pervaginam mengalami drainase purulen dari episiotomi.
"riteria %
9 $asien paska partus per vaginam mengalami abses pada episiotomi.
9. "ag!nal %uff
(etak infeksi
9 vaginal ?uff
"ode
9 RE$R5;?7>
!efinisi
9 Infeksi vaginal cuff harus memenuhi paling sedikit satu dari kriteria berikut 9
"riteria 1
9 $asien paska histerektomi mengalami drainase purulen dari vaginal cuff.
30
"riteria '
9 !itemukan kuman pathogen pada biakan yang diambil dari cairan atau jaringan dari vaginal cuff.
-=. Ulkus Deku!tus
(etak infeksi
9 7lkus dekubitus termasuk yang superficial dan profunda *dalam+.
"ode
9 !E?7
!efinisi
9 Infeksi dekubitus harus memenuhi criteria sebagai berikut 9
"riteria
9 8erdapat paling sedikit dua dari tanda5tanda dan gejala5gejala berikut tanpa diketahui ada penyebab lain 9 •
"emerahan
•
4yeri tekan tau bengkak pada pinggir luka dekubitus
•
!an paling sedikit satu tanda dari berikut ini 9 1+ "uman dari biakan cairan ulkus atau jaringan yang diambil secara benar. %+ "uman dari biakan darah.
--. Luka Bakar
(etak infeksi
9 (uka bakar *Burn+
"ode
9 85B7R4
!efinisi
9 Infeksi luka bakar harus memenuhi paling sedikit satu criteria berikut 9
"riteria 1
9 8erdapat perubahan pada penampakan atau karakter luka bakar/ seperti pemisahan eschar yang cepat/ atau eschar menjadi coklat gelap atau hitam atau perubahan warna yang hebat atau
edema
pada perbatasan luka. Dan
$emeriksaan histologis dari biopsi luka bakar menunjukkan invasi kuman ke dalam jaringan berdekatan yang sehat. "riteria %
9 8erdapat perubahan pada penampakan atau karakter luka bakar/ seperti pemisahan eschar yang cepat/ atau eschar menjadi coklat gelap atau hitam atau perubahan warna yang hebat atau
edema
pada perbatasan luka. !an paling sedikit satu dari berikut ini 9 1+ 8erdapat kuman dari biakan darah dan tidak terdapat infeksi lain. %+ !apat diisolasi virus Herpes impleF/ identifikasi histologist dari badan inklusi secara mikroskopik atau tempat partikel5
31
partikel virus dengan mikroskop electron dari biopsy kerokan lesi. "riteria '
9 8erdapat paling sedikit dua dari tanda5tanda dan gejala5gejala berikut tanpa diketahui ada penyebab lainnya 9 •
!emam *J',o?+
•
Hipotermi *M '2o?+
•
Hipotensi
•
)ligouria *M%&mlAjam+
•
Hiperglikemia dengan diet karbohidrat pada level yang sebelumnya dapat ditolerir dengan mental confusion. !an paling sedikit satu dari berikut ini 9
1+ 8erdapat kuman dari biakan darah dan tidak terdapat infeksi lain. %+ !apat diisolasi virus Herpes impleF/ identifikasi histologist dari badan inklusi secara mikroskopik atau tempat partikel5 partikel virus dengan mikroskop electron dari biopsy kerokan lesi.
#eferens!
1. !epartemen "esehatan RI/ !irektorat #enderal $elayanan 6edik pesialistik/ $edoman $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit/ %&&1. %. !epartemen "esehatan RI/ !irektorat #enderal $elayanan 6edik pesialistik/ $edoman $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit/ %&&=.
32
BAB III P#IN&IP DA&A# PEN%E(AHAN DAN PEN(ENDALIAN INFEK&I
A.
T!ndakant!ndakan $en*egahan dan $engendal!an !nfeks!
8indakan5tindakan yang dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial meliputi hal5hal sebagai berikut 9 •
"ewaspadaan standar *-niversa% .recautions+ diterapkan pada semua petugas kesehatan dan pasienAorang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan * Infection controlled guidelines ?!?/ ustralia +.
•
"ewaspadaan berdasarkan penularanAtransmisi hanya diterapkan pada pasien yang dirawat inap di rumah sakit * Garner and Hi?$? 1--2 +. "ewaspadaan diberlakukan sampai diagnosis tersebut dapat dikesampingkan. 7paya pencegahan dan pengendalian infeksi dirancang untuk memutus siklus penularan penyakit dan melindungi pasien/ petugas kesehatan/ pengunjung dan masyarakat.
A.-.
Ke4as$adaan &tandar
$enerapan kewaspadaan standar bertujuan untuk mengurangi risiko penularan mikroorganisme di rumah sakit Rumah akit Islam iti Rahmah/ baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui dalam sistim pelayanan kesehatan seperti pasien/ benda tercemar/ jarum atau spuit yang telah digunakan. "ewaspadaan standar
33
diterapkan untuk sekreta pernafasan/ darah / dan semua cairan tubuh lainnya serta semua ekskreta *kecuali keringat+/ kulit yang tidak utuh dan membran mukosa. "ewaspadaan standar yang diterapkan di rumah sakit Rumah akit Islam iti Rahmah meliputi 9 1. 6encuci 8angan a+ 6encuci tangan sesuai $R)8$ cuci tangan 8indakan yang paling mudah dan dapat mencegah pencemaran silang dari orang ke orang atau dari obyek yang tercemar ke orang. 8indakan mencuci tangan harus dilakukan pada keadaan 9 •
ebelum dan sesudah kontak atau menyentuh pasien.
•
ebelum dan sesudah melakukan prosedur tindakan invasive.
•
etelah menyentuh darah/ cairan tubuh/ sekreta/ ekskreta dan barang5barang yang tercemar bahan infeksius.
•
egera setelah membuka sarung tangan
•
!i antara kontak pasien
•
etelah menggunakan toilet
/) abun digunakan untuk prosedur cuci tangan rutin dan antiseptik berbasis alkohol digunakan jika tangan tidak tampak kotor. c) ?airan antiseptik untuk cuci tangan seperti chlorheFidin digunakan pada saat outbreak dan sebelum melakukan tindakan invasive. d) ?airan antispetik berbasis alkohol digunakan untuk membersihkan kulit atau membrane mukosa sebelum pembedahan/ membersihkan luka/ serta melakukan penggosokkan tangan surgica% *andsru/$
%. 6enggunakan alat perlindungan diri 9 •
arung tangan bersih non steril 9 o
Bila kontak dengan darah/ cairan tubuh/ sekreta/ ekskreta dan barang5 barang tercemar bahan infeksius.
o
Bila kontak dengan membrane mukosaAselaput lender dan kulit yang tidak utuh.
•
o
ebelum melakukan tindakan invasif.
o
Ganti atau lepaskan sarung tangan antar pasien/ antar tindakan
6asker/ kaca mata/ pelindung wajah o
Bertujuan untuk melindungi membrane mukosa mata/ hidung/ dan mulut terhadap kemungkinan percikan ketika akan kontak dengan darah dan cairan tubuh.
•
Gaun o
Bertujuan untuk melindungi kulit dari kemungkinan terkena percikan ketika kontak dengan darah atau cairan tubuh.
34
6encegah kontaminasi pakaian selama melakukan tindakan yang
o
melibatkan kontak dengandarah atau cairan tubuh.
'. $enanganan barang5barang terinfeksius $roses dekontaminasi dilakukan terhadap peralatan/ sarung tangan dan barang lainnya/ kemudian dilakukan pencucian/di sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi sesuai prosedur yang telah ditetapkan. •
(inen 9 o
(inen kotor ditangani dengan hati5hati dan cermat sesuai $R)8$ supaya jangan sampai terkena kulit atau membrane mukosa.
o
egera mengganti linen yang tercemarAterkena darah atau percikan cairan tubuh.
•
o
8idak merendam danAmembilas linen kotor di wilayah ruang perawatan.
o
8idak meletakkan linen kotor di lantai dan mengibaskan linen kotor.
$eralatan perawatan pasien o
$eralatan perawatan pasien yang tercemar ditangani dengan benar sesuai $R)8$ untuk mencegah kontak langsung dengan kulit atau membrane mukosaAlendir.
o
?egah terjadinya kontaminasi pada pakaian atau lingkungan
o
(akukan pencucian dan desinfeksi peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali.
•
Benda tajam o
#angan menutup kembali jarum yang sudah digunakan/ bila terpaksa lakukan dengan teknik satu tangan.
o
#angan melepas jarum yang telah digunakan dari spuit sekali pakai.
o
#angan membengkokkan/ menghancurkan atau memanipulasi jarum dengan tangan.
o
6asukkan instrumen tajam ke dalam wadah yang tahan tusukan dan tahan air *wadah penampung khusus+
3. "ebersihan lingkungan •
$embersihan/ perawatan/ dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang perawatan dilakukan rutin setiap hari atau bilamana perlu.
•
8empat tidur/ meja pasien/ tiang insfus/ monitor dan semua barang atau benda yang tersentuh sesuai dengan $R)8$.
0. Buang sampah sesuai ketentuan yang berlaku untuk sampah infeksius dan sampah non infeksius sesuai $R)8$. 2. Resusitasi pasien •
$enghubung mulut *mout*piece0oede% +/ ambubag atau alat ventilasi lain harus digunakan untuk melakukan resusitasi mulut ke mulut secara langsung.
=. $enempatan pasien 35
•
Isolasi pasien di dalam ruangan yang terpisah *ruang isolasi+ dilakukan terhadap pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan diri serta lingkungan atau penyakit yang diderita pasien dapat mencemari lingkungan ruang perawatan.
A..
Ke4as$adaan erdasarkan $enularan5transm!s!
"ewaspadaan
berdasarkan
penularan
diperuntukkan
bagi
pasien
yang
menunjukkan gejala atau dicurigai terinfeksi atau mengalami kolonisasi dengan kuman yang sangat mudah menular atau sangat pathogen sehingga perlu upaya pencegahan tambahan selain kewaspadaan standar yang bertujuan untuk memutus rantai penyebaran infeksi. "ewaspadaan berbasis transmisi harus dilaksanakan sebagai tambahan kewaspadaan standar bila penyakit menular selain melalui darah.
8iga jenis kewaspadaan berdasarkan penularan adalah sebag ai berikut 9 1. "ewaspadaan penularan melalui kontak "ewaspadaan ini untuk mengurangi risiko transmisi organisme patogen melalui kontak langsung atau tidak langsung. 8ransmisi kontak langsung dapat terjadi pada kontak kulit dengan kulit dan berpindahnya organisme selama kegiatan perawatan pasien atau antar dua pasien. 8ransmisi kontak tidak langsung dapat terjadi bila ada kontak seseorang yang rentan dengan obyek tercemar yang berada di lingkungan pasien. $asien dengan infeksi kulit atau mata yang dapat menular misalnya herpes @oster/ impetigo/ konjungtivitis/ kutu/ atau infeksi luka lainnya atau kolonisasi 6R yang memerlukan penerapan tindakan pencegahan kontak.
%. "ewaspadaan penularan melalui percikan *droplet+ "ewaspadaan penularan melalui droplet bertujuan untuk mengurangi risiko penularan melalui percikan bahan infeksius. 8ransmisi droplet terjadi melalui kontak dengan konjungtiva/ membrane mukosa hidung atau mulut individu yang rentan oleh percikan partikel besar *J0Nm+ yang mengandung mikroorganisme. Berbicara/ batuk/ bersin dan tindakan seperti pengisapan lender dan bronkoskopi dapat menyebarkan organisme. ?ontoh penularan melalui droplet dapat terjadi pada kasus infeksi $arotitis/ rubella/ pertusis dan influen@a. '. "ewaspadaan penularan melalui udara *airborne+ "ewaspadaan ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan melalui penyebara partikel kecil *M0Nm+ ke udara secara langsung atau melalui partikel debu yang mengandung mikroorganisme infeksius. $artikel ini dapat tersebar dengan cara batuk/ bersin/ berbicara dan tindakan seperti bronkoskopi atau pengisapan lender. $artikel infeksius dapat menetap di udara selama beberapa jam dan dapat disebarkan secara luas dalam suatu ruangan atau dalam jarak yang lebih jauh. $engelolaan udara secara khusus
36
dan ventilasi diperlukan untuk mencegah transmisi melalui udara. ?ontoh penularan melalui udara dapat terjadi pada kasus 6.tuberculosis/ campak/ parotitis/ varisela.
$enerapan
kewaspadaan
berdasarkan
penularanAtransmisi
dilaksanakan
dengan
memperhatikan hal5hal sebagai berikut 9 1. 6enjaga kebersihan tangan dan pemakaian sarung tangan •
$etugas kesehatan harus mencuci tangan atau menggunakan handrub alkohol setelah kontak dengan setiap pasien atau bahan menular dan setelah melepaskan sarung tangan.
•
arung tangan tidak menggantikan kebutuhan untuk mencuci tangan/ karena sarung tangan mungkin ada pori kecil yang tidak terlihat atau sobek selama penggunaan atau tangan dapat terkontaminasi pada saat melepaskan sarung tangan.
•
Harus mengganti sarung tangan setelah kontak dengan pasien untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi.
•
$etugas kesehatan harus melepas sarung tangan sebelum meninggalkan ruangan pasien dan segera mencuci tangan atau menggunakan h andrub berbasis alkohol.
%. 6enggunakan masker/ pelindung pernafasan/ pelindung mata dan pelindung wajah. •
etiap orang yang berhubungan langsung/ berada dekat dengan pasien atau memasuki suatu ruangan dimana ada pasien dengan penyakit menular harus menggunakan lat $elindung !iri *$!+ yang sesuai. 7ntuk pasien dengan penyakit menular melalui udara/ petugas perlu menggunakan masker khusus seperti 4-0 atau yang sejenisnya yang telah tersertifikasi oleh 7 4I)H/ menggunakan gaun/ pelindung wajah atau pelindung mata dan sarung tangan.
•
6asker 4-0 dapat digunakan beberapa kali jika digunakan oleh orang yang sama. Respirator dilapisi dengan masker bedah yang harus dibuang setiap selesai digunakan. #ika respirator khusus tidak tersedia/ petugas harus menggunakan masker bedah yang dapat melekat erat menutup hidung dan mulut dengan rapat.
•
Individu yang tidak memungkinkan menggunakan respirator 45-0 dengan tepat/ perlu menggunakan $owered ir $urifying Respiartor *$R$+.
'. 6enggunakan gaun dan apron •
Gaun dan apron dipakai sebagai perlindungan diri dan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran mikroorganisme di dalam rumah sakit/ mencegah kontaminasi pakaian dan untuk melindungi petugas dari pajanan darah atau cairan tubuh.
•
Gaun terbuat dari bahan kedap air.
•
$enutup kaki atau sepatu harus tertutup untuk memberikan perlindungan terhadap kulit bila ada kemungkinan terjadi tumpahan atau percikan bahan infeksius dalam jumlah besar.
•
$etugas
kesehatan
harus
melepas
gaun tersebut sebelum
meninggalkan
lingkungan pasien dan sebelum mencuci tangan. 37
3. $enanganan linen dan pakaian kotor yang tercemar •
(inen dan pakaian kotor yang tercemar ditangani sesuai prosedur yang berlaku/ diangkut
dan
dicuci
dengan
cara
yang
dapat
mencegah
penyebaran
mikroorganisme pada pasien/ petugas dan lingkungan. •
$etugas tidak boleh memegang linen dekat tubuh atau mengibaskan linen tersebut.
0. $enanganan peralatan makan pasien tersangka infeksi panyakit menular •
$enggunaan peralatan makanan untuk pasien dengan penyakit menular melalui udara dan percikan harus diupayakan satu barang untuk satu pasien.$eralatan makan yang akan digunakan kembali harus dicuci dengan air panas dan sabun deterjen bila mungkin dengan menggunakan mesin pencuci piring dan pelaksanaannya dengan menerapkan pencegahan berdasarkan kewaspadaan standar. $etugas perlu menggunakan sarung tangan ketika menangani nampan/ piring/ dan peralatan makan pasien.
2. $encegahan infeksi untuk prosedur yang menimbulkan aerosol pada pasien dengan suspek atau probable menderita penyakit menular melalui udara. $rosedur atau tindakan yang dapat menimbulkan aerosol adalah 9 •
8indakan yang dapat menimbulkan batuk akan meningkatkan pengeluarandrop%et nuc%ei ke udara.
•
8indakan
yang menghasilkan
aerosol seperti tindakan pengobatan
yang
diaerosolisasi *misalnya salbutamol+/ induksi sputum diagnostic/ bronkoskopi/ pengisapan jalan napas dan intubasi endotrakeal.
8indakan yang harus dilakukan untuk mencegah transmisi melalui udara/ contoh 8uberkulosis/ varicella/ adalah 9 •
$asien ditempatkan pada kamar isolasi atau jika tidak memungkinkan ditempatkan satu kamar dengan pasien yang mempunyai diagnosis yang sama.
•
Berikan tanda gambar masker di depan pintu sebagai tanda pasien infeksi yang dapat menular melalui udaraAdroplet.
•
Gunakan masker bedah/ jika petugas akan masuk kamar pasien.
•
Gunakan apron saat melakukan tindakan invasive atau jika kemungkinan baju akan terpercik cairan tubuh pasien.
•
?uci tangan sebelum dan sesudah kontak/ setelah kontak dengan peralatan pasien/ setelah melepas sarung tangan/ sebelum meninggalkan kamar pasien.
•
$intu kamar harus selalu tertutup.
•
$asien diberikan masker bila akan ditransportasi untuk pemeriksaan di ruangan lain.
•
lat5alat disposable atau bahan5bahan terkontaminasi pada tempat sampah kuning atau wadah khusus benda tajam.
•
(inen terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning *pastikan tidak bocor+ dan diikat serta diberi label infeksius. 38
•
!esinfeksi peralatan yang digunakan sesuai $R)8$.
•
"amar dibersihkan sesuai prosedur pembersihan ruang isolasi.
8indakan yang harus dilakukan untuk mencegah transmisi melalui droplet/ contoh $ertusis/ influen@a/ adalah 9 •
$asien ditempatkan pada kamar isolasi atau jika tidak memungkinkan ditempatkan satu kamar dengan pasien yang mempunyai diagnosis yang sama.
•
Gunakan masker bedah/ jika pasien kemungkinan akan batuk saat dilakukan tindakan/ seperti mengambil sputum untuk pemeriksaan.
•
?uci tangan sebelum dan sesudah kontak/ setelah kontak dengan peralatan pasien/ setelah melepas sarung tangan/ sebelum meninggalkan kamar pasien.
•
Gunakan apron saat melakukan tindakan invasive atau jika kemungkinan baju akan terpercik cairan tubuh pasien.
•
(inen terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning *pastikan tidak bocor+ dan diikat serta diberi label infeksius.
•
$embersihan ruangan setiap hari atau setelah pasien pulang sesuai $R)8$ pembersihan ruangan.
•
$eralatan makan pasien tidak perlu ditangani secara khusus
•
$asien diberikan masker bila akan ditransportasi untuk pemeriksaan di ruangan lain.
8indakan yang harus dilakukan untuk mencegah transmisi melalui kontak/ contoh pasien dengan 6R positif/ adalah 9 •
$asien ditempatkan pada kamar isolasi atau jika tidak memungkinkan ditempatkan satu kamar dengan pasien yang mempunyai diagnosis yang sama.
•
?uci tangan sebelum dan sesudah kontak/ setelah kontak dengan peralatan pasien/ setelah melepas sarung tangan/ sebelum meninggalkan kamar pasien.
•
Gunakan apron saat melakukan tindakan invasive atau jika kemungkinan baju akan terpercik cairan tubuh pasien.
•
(inen terkontaminasi dimasukkan ke dalam kantong plastik kuning *pastikan tidak bocor+ dan diikat serta diberi label infeksius.
•
$embersihan ruangan selama pasien dirawat atau setelah pasien pulang dengan menggunakan desinfektan.
•
$etugas cateringAbagian gi@i harusmencuci tangan setelah menangani peralatan makan pasien.
•
#ika pasien harus dimobilisasi ke unit lain di rumah sakit untuk pemeriksaan maka lakukan koordinasi dengan unit tersrbut untuk melakukan tindakan kewaspadaan.
Hal5hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan infeksi untuk prosedur yang menimbulkan aerosol pada pasien penderita penyakit menular melalui udara adalah 9 39
•
$etugas kesehatan harus memastikan bahwa pasien sudah diobservasi terhadap kemungkinan penyakit menular melalui udara sebelum memulai prosedur yang menimbulkan aerosol.
•
8indakan yang menimbulkan aerosol pada pasien dengan penyakit menular melalui udara/ dilakukan hanya bila ada indikasi medis yang penting.
•
8indakan harus dilakukan dengan menerapkan "ewaspadaan Berdasarkan $enularan melalui udara.
B.
Pera4atan Is)las!
$asien dengan penyakit menular melalui udara harus dirawat di ruang isolasi untuk mencegah transmisi langsung atau tidak langsung. #umlah petugas kesehatan yang merawat pasien harus dibatasi seminimal mungkin sesuai dengan tingkat perawatan. $etugas juga perlu diawasi secara ketat dan hendaknya berpengalaman di dalam pencegahan dan pengend alian infeksi. Hal5hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan perawatan pasien penyakit menular melalui udara di ruang isolasi 9 •
$ersiapan dan pemeliharaan ruang isolasi o
$ada pintu masuk diletakkan tanda peringatan sebagai perhatian untuk tindakan pencegahan tambahan.
o
$ada pintu masuk disediakan lembar catatan yang harus diisi oleh petugas kesehatan atau pengunjung yang masuk area lokasi.
o
etiap orang yang masuk ruang isolasi harus menggunakan $! yang lengkap.
o
$erabotan dalam ruang isolasi harus mudah dibersihkan dan tidak menahan kotoran yang tersembunyi atau kondisi basah/ baik di dalam atau di sekelilingnya.
o
8ersedia tempat cuci tangan serta perlengkapannya.
o
8ersedia kantong sampah yang sesuai dengan tempat sampah yang dapat dioperasikan oleh kaki.
o
8ersedianya wadah khusus anti bocor untuk benda tajam dalam ruangan.
o
8ersedianya peralatan tersendiri untuk pasien isolasi seperti stetoskop/ tensimeter dan thermometer.
o
8ersedianya peralatan kebersihan *mopApel basah/ lap+ dan desinfeksi yang dibutuhkan di dalam ruangan isolasi. $eralatan kebersihan harus dibersihkan setiap habis digunakan dengan melakukan
pencucian
menggunakan air panas. o
Ruangan isolasi harus dibersihkan dan didesinfeksi setiap hari meliputi seluruh permukaan/ seperti meja/ kaki tempat tidur dan lantai dengan menggunakan odium Hipoklorit &.1 sebagai desinfektan.
o
(inen bekas pakai dimasukkan ke dalam kantong linenketika di dalam ruangan dan kemudian ke dalam kantong lain ketika sudah di luar 40
ruangan ruangan.. elanj elanjutn utnya ya segera segera dikiri dikirim m ke unit unit pencuci pencucian an dan ditang ditangani ani sebagai linen terkontaminasi. o
emua emua sampah sampah dibuang dibuang ke dalam dalam kantong kantong sampah sampah infeks infeksius ius ketika ketika di dala dalam m ruan ruanga gan n dan dan kemu kemudi dian an di luar luar ruan ruanga gan n kant kanton ong g ters terseb ebut ut dimasukkan lagi ke dalam kantong lain dan ditangani sebagai sampah infeksius.
o
7rinal dan bedpan dibersihkan lalu didesinfeksi sebelum digunakan untuk pasien lainnya.
•
o
8idak menggunakan desinfektan semprotan.
o
$eralatan makan dibersihkan dengan menggunakan menggunakan air sabun panas.
aat memasuki ruang isolasi o
emua peralatan yang dibutuhkan sudah disiapkan sebelumnya
o
?uci ?uci tangan tangan dengan dengan air mengal mengalir ir atau atau menggun menggunaka akan n handrub handrub berbas berbasis is alkohol.
o
•
6emakai $!
aat meninggalkan ruang isolasi o
$! dilepaskan pada ruang antara sesuai dengan urutan yang benar *lihat Bab I;+.
o
?uci ?uci tangan tangan dengan dengan air mengal mengalir ir atau atau menggun menggunaka akan n handrub handrub berbas berbasis is alkohol.
o
6asker dilepaskan dengan memegang elastic di belakang telingan dan jangan menyentuh bagian depan masker.
o
etelah di luar ruangan/ kembali lakukan cuci tangan dengan air mengalir atau menggunakan handrub berbasis alkohol.
o
$etugas mandi di kamar mandi yang disediakan di ruang ganti sebelum meninggalkan ruangan dan menggunakan pakaian dari rumah.
Gambar Gambar 1. 6anajemen 6anajemen kasus 9 $encegahan $encegahan Infeksi Infeksi wal wal dan "ontrol 8indakan 8indakan $encegahan $encegahan di >asilitas $elayanan "esehatan. ;anajemen Kasus Dengan Pen@ak!t ;enular ;elalu! Udara
Pas!e Pas!en n denga dengan n gejala gejala $en@ $en@ak! ak!tt $ern $erna afasa fasan n
akut akut
dan dan
T!ndakan Pen*egahan dan Pengendal!an Infeks!
r!4a r!4a@a @att
ter$ajan5k)ntak
Pas!en d!lakukan tr!age
Pas!en
d!$aka!kan
d!te d!tem$ m$at atka kan n
ter$ ter$!s !sah ah
masker dar! dar!
edah $as! $as!en en
dan
la!n la!nn@ n@a a
+!s)las!,
Pas!en
d!lakukan
$emer!ksaan
#uang !s)las! dengan tekanan negat!6e 41
untuk $en@ak!t menular
Petugas kesehatan memaka! APD lengka$ ket!ka memasuk! ruangan
Pas! Pas!en en
d!k) d!k)nf nf!r !rma mas! s!
sea seaga ga!!
$ender!ta $en@ak!t !nfeks!
Tera$ka ra$kan n
Kaj! Kaj! kemal! kemal! t!ndakan t!ndakan D!agn)s!s la!n
T!nd T!ndak akan an Pen* Pen*ega egaha han n
$en*egahan
Peng Pengend endal al!an !an Infek Infeks! s!
lengka$ lengka$ selama selama $er!)de $er!)de 4aktu 4aktu @ang @ang d!utuh d!utuhkan kan sesua! sesua! masa masa $enularan Diadaptasi dari .edoman .encega*an dan .engenda%ian Infe+si di Ruma* Sa+it dan asi%itas .e%ayanan ese*atan (ainnya (ainnya esiapan eng*adapai eng*adapai Emerging Emerging Infectious DiseaseDep+es DiseaseDep+es RI RI a+arta2##$
Pr!ns!$ Pen*egahan Penularan Infeks!
$encegahan penyebaran infeksi memerlukan dihilangkannya satu atau lebih kondisi yang diperlukan bagi pejamu atau reservoir untuk menularkan penyakit ke pejamu rentan lainnya dengan cara 9 •
6enghambat atau membunuh agen *bakteri/ virus/ jamur/ parasit+ dengan mengaplikasikan antiseptik ke kulit sebelum tindakan Apembedahan.
•
6emblokir cara agen berpindah dari orang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan misalnya dengan mencuci tangan atau memakai antiseptik handrub untuk membersihkan bakteri atau virus yang didapat pada saat bersentuhan dengan pasien terinfeksi atau permukaan tercemar.
•
6engupayakan petugas kesehatan untuk diimunisasi atau divaksinasi.
•
$etugas kesehatan memakai $! yang memadai untuk mencegah kontak dengan agen infeksi/ misalnya sarung tangan rumah tangga untuk petugas kebersihan dan petugas pembuangan sampah rumah sakit.
Daftar >en!s Ke4as$adaan Untuk Pen@ak!tPen@ak!t Infeks! Ke4as$adaan >en!s Infeks! Ases Draining, major Draining, minor or limited • •
Acquired human immunodefciency syndrome (HIV) Anthrax Cutaneous Paru ing!ungan Arthropoda (viral ensealitis) ensealitis) Ascariasis Aspergilosis Botulism Bronchiolitis Brucellosis Candidiasis • •
>en!s Ke4as$adaan C S
Lama DI
S S S S D"
•
S S S S C S S
DI
42
Cellulitis
S Ke4as$adaan
>en!s Infeks!
>en!s n!s Ke4as 4as$adaan
Chalamydia trachomatis
S
Chlamydia pneumonia Clostridium
S
• • •
Lama
DI
S C S S S or C ji!a lu!a drainase luas
C !otulinum C di"cile C#$er%ringens o &era'unan ma!anan o (as gangrene
Con#ungtivitis )a!terialis a!uta (ono!o!us *iral a!uta Cryptococcosis Cysticercosis C$V %emam %engue %iphteria &utaneus +aringeal &pstein'Barr &pstein'Barr virus urunulosis* staphylococcal
DI
D"
• • •
• •
S S C
DI
S S S S
DI
C D
C C
S S - &e.ija!an /S .ila /S C S S S S C S S S C S S S S S S
Bayi dan ana + ana ,astroenteritis denoirus Cam$lo.a'ter &olera *i.rio 'olera C#di'ile "#'oli ""C:;157<7 (iardia lam.lia oroirus otairus Salmonella Sigella *i.rio $araaemolti'us *irus =ersinia =ersinia entero'oliti'a entero'oliti'a -indroma .aru Hantavirus Helico!acter pylori •
• • • • • • • • • • • • •
DI
DI
DI
S S
Ke4as$adaan >en!s Infeks! Hepatitis* Hepatitis* viral >i$e o Pasien ien deng engan in!ontinen inens sia mengguna!an diapers >i$e )?)sg )?)sg $ositi%-a!ut $ositi%-a!ut atau !roni! !roni! >i$e C dan dan on, on) on) >i$e D terliat .ila .ila dengan e$atitis e$atitis ) >i$e " >i$e ( Cacing tam!ang
>en!s Ke4as$adaan
•
• • • •
atau tau
Lama
S C S S S S S
•
S
Herpes simplex 43
• •
• •
"nse%alitis /u!o!utaneus
S C
/u!o!utaneus, re!uren !ulit,oral,genital eonatal
S C
Herpes /oster Pasien imuno!om$romis Pasien imuno!om$eten Histoplasmosis Impetigo In0uen/ae uman • •
DI DI
S C
@24jam
Pandemi! inAuenBa
D
-indroma 1a2asai 3egionella 3epra 3eptospirosis 3isteriosis $alaria
S S S S S S
•
Sam$ai lesi menjadi !ering atau !rusta
,C S
D
•
Sam$ai lesi menjadi !ering atau !rusta
5 ari !e'uali $asien imuno!om$ romis 5 ari dari onset gejala
Ke4as$adaan >en!s Infeks! Campa (ru!eola)
>en!s Ke4as$adaan
Lama
3 hari setelah timbul rash
DI
$ada pasien imunokompromis
$eningitis •
Asepti
S
•
Baterial* ,ram negative'enteri*
S
neonates
S
4amur
•
•
Hin0uen/ae
•
5meningitidis
•
-pneumoniae
•
$tu!erulosis
D D S
7 %3jam 7 %3jam
S S
Bateri lainnya $eningoous* sepsis* pneumonia*
D
meningitis $oluscum contagiosum
S
•
Multidrug-resistant
7 %3jam
SC
organism($6-A*V6&*&-B3*.6-.) 44
.arotitis
D
$ycoplasma pneumonia
D
DI
.ertusis
D
@ 5 ari
.neumocystis #iroveci
S
.oliomyelitis
C
DI
C
DI
7lus %eu!itus •
/aor
/inor atau ter.atas 6a!ies
S
Campa 4erman (6u!ella)
D
@ 7 ari setela
C
tim.ul ras @ 24
•
-a!ies
S
Ke4as$adaan >en!s Infeks! -evere Acute 6espiratory -yndrome (-A6-)
>en!s Ke4as$adaan ,D,C
Lama DI $lus 10 ari setela demam ilang
Inesi -taphylococcus aureus •
•
&ulit, u!a, lu!a .a!ar o
uas
C
o
/inor, >er.atas
S
S'alded s!in sndrome
>oi' so'! sndrome Inesi -treptococcus (,rup A •
C
DI
DI
S
-treptococcus) •
&ulit, u!a, u!a .a!ar o
o
uas >er.atas
•
"ndometritis $uer$eral se$sis
•
+aringitis
•
Pneumonia
C,D
@ 24 jam
S S D D S
Inesi -treptococcus ,rup B* neonates 8etanus
S
8oxoplasmosis
S
8richomoniasis
S
"eterangan 9
>en!s ke4as$adaan : ACA!r)rne Pre*aut!)n %C%)nta*t DCDr)$let &C&tandard. B!la jen!s ke4as$adaann@a A%D maka & juga termasuk dalam kr!ter!a terseut. Lama ke4as$adaan : %NCsam$a! tera$! ant!m!kr)a selesa! dan kultur menjad! negat!f DIClama sak!t +!la luka maka sam$a! dra!nase negat!f, DEC sam$a! l!ngkungan d!dek)ntam!nas! sem$urna UCsam$a! 4aktu tertentu sesua! 4aktu @ang tertera terh!tung setelah tera$! efekt!f d!laksanakan.
45
#eferens! 1.
!epkes RI/ #akarta/ $edoman $encegahan dan $engendalian Infeksi di Rumah akit dan >asilitas $elayanan "esehatan (ainnya/
"esiapan 6enghadapai Emerging Infectious
!isease/%&&=. %.
iegel #.!./ Rhinehart E/ #ackson 6/ ?hiarello (/et all. 8he Healthcare Infection ?ontrol $ractices dvisory ?ommittee Guideline for Isolation $recautions9 $reventing 8ransmission of Infectious gents in Healthcare ettings/ ?!?/ %&&=.
'.
iegel #.!./ Rhinehart E/ #ackson 6/ ?hiarello (/et all. 8he Healthcare Infection ?ontrol $ractices dvisory ?ommittee Guideline for Isolation $recautions9 ppendiF .1 ?!?/ %&&=.
BAB I" KEBE#&IHAN TAN(AN
!alam paradigma pencegahan dan pengendalian infeksi/ praktek membersihkan tangan dimaksudkan untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan dengan menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit. 6ikroorganisme yang termasuk adalah mikroorganisme yang diperoleh dari kontak dengan pasien dan lingkungan serta mikroorganisme yang permanen tinggal di lapisan terdalam kulit. 6enurut Boyce dan $ittet *%&&%+/ kegagalan untuk melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial dan penyebaran mikroorganisme multiresisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai contributor yang penting terhadap timbulnya wabah.
Def!n!s!
46
•
gen ntiseptik atau antimikroba * Istilah yang digunakan bergantian + Bahan kimia yang diaplikasikan di atas kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme/ sehingga mengurangi jumlah hitung bakteri total. Bahan antiseptik adalah 9
•
o
lkohol 2&5-& *etil dan isopropyl atau metil alkohol+.
o
"lorheksidin glukonat %53 *Hibiclens/ Hibiscrub/ Hibitane.+
o
"lorhseksidin glukonat dan ?etrimide dalam berbagai konsentrasi.
o
Oodium '
o
Iodofor =.051& berbagai konsentrasi.
o
"loroksilenol &.053 .
o
8riklosan &.%5%
ir bersih 9 ir yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring sehingga aman untuk diminum/ serta untuk pemakaian lainnya karena memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan. $ada keadaan minimal/ air bersih harus bebas dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah *jernih/ tidak berkabut+.
•
Emollient 9 ?airan organic/ seperti gliserol/ propilen glikol atau sorbitol yang ketika ditambahkan pada handrub dan losion tangan akan melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit *keretakan/ kekeringan/ iritasi/ dan dermatitis+ akibat pencucian tangan dengan sabun yang sering dan air.
•
6encuci tangan 9 $roses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
•
abun dan deterjen 9 $roduk5produk pembersih yang menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu melepaskan kotoran/ debris dan mikroorganisme yang melekat sementara pada tangan. abun biasa memerlukan gosokan untuk melepas mikroorganisme secara mekanik/ sementara sabun antiseptik selain melepas juga membunuh atau menghambat pertumbuhan dari hamper sebagian besar mikroorganisme.
•
>lora transien dan flora residen 9 >lora transien diperoleh melalui kontak dengan pasien/ petugas kesehatan atau permukaan yang terkontaminasi selama bekerja. 6ikroorganisme ini tinggal di lapisan luar kulit dan terangkat sebagian dengan mencuci tangan menggunakan sabun biasa dan air. >lora residen tinggal di lapisan kulit yang lebih dalam serta di dalam folikel rambut/ dan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya/ bahkan dengan pencucian dan pembilasan keras dengan sabun dan air bersih. $ada sebagian besar kasus/ flora residen/ sangat kecil kemungkinannya terkait dengan penyakit infeksi yang menular dari udara/ seperti flu burung. 8angan atau kuku dari sejumlah petugas kesehatan dapat terkolonisasi pada lapisan dalam oleh oleh mikroorganisme yang menyebabkan infeksi seperti Stap*y%ococcus aureus bakteri batang Gram negatif atau ragi.
•
Handrub antiseptik berbasis alkohol tanpa air 9 ntiseptik handrub yang bereaksi cepat menghilangkansementara atau mengurangi mikroorganisme penghuni tetap dan melindungi
47
kulit tanpa mennggunakan air. ebagian besar antiseptik ini mengandung alkohol 2&5-&/ suatu emollient dan seringkali antiseptik tambahan yang memiliki aksi residual.
%U%I TAN(AN
6encuci tangan dengan baik merupakan unsur satu5satunya yang paling penting dan efektif untuk mencegah penularan infeksi. Idealnya/ air mengalir dan sabun yang digosok5gosokkan harus digunakan selama 3& sampai 2& detik. $enting sekali untuk mengeringkan tangan setelah mencucinya. $emakaian sabun dan air tetap penting ketika tangan terlihat kotor. 7ntuk kebersihan tangan rutin ketika tidak terlihat kotoran atau debris/ alternative seperti handrub berbasis alkohol =& yang tidak mahal/ mudah didapat/ mudah dijangkau dan sudah semakin diterima terutama di tempat dengan akses wastafel dan air bersih yang terbatas. #ika air kran terkontaminasi/ maka harus menggunakan air yang telah dididihkan selama 1& menit dan disaring guna menghilangkan partikel kotoran atau mendesinfeksi air dengan cara menambahkan sedikit larutan sodium hipoklorit agar konsentrasi akhir mencapai &.&&1. 8ujuan mencuci tangan adalah untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. 6encuci tangan dengan sabun biasa dan air bersih adalah sama efektifnya dengan mencuci tangan dengan sabun antimikroba * $ereira/ (ee dan Pade 1--& +. 0 aat 6encuci 8angan •
ebelum kontak dengan pasien
•
ebelum melakukan tindakan aseptik
•
esudah kontak dengan pasien
•
esudah terkenaA terpapar cairan pasien
•
usudah kontak dengan lingkungan pasien
8angan harus dicuci dengan sabun dan air bersih *atau handrub antiseptik+ setelah melepas sarung tangan karena pada saat tersebut mungkin sarung tangan ada lubang kecil atau robek/ sehingga bakteri dapat dengan cepat berkembang biak pada tangan akibat lingkungan yang lembab dan hangat di dalam sarung tangan *?!? 1-,-/ "orniewic@ et al 1--&+
8eknik 6encuci 8angan dengan abun dan ir 6engalir harus dilakukan seperti di bawah ini 9 1. Buka kran dan basahi tangan dengan air %. 8uangkan sabun cair secukupnya '. Gosok kedua telapak tangan hinnga merata 3. Gosok punggung dan sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaiknya 48
0. Gosok kedua telapak tangan dan sela sela jari 2. #ari jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci dan saling digosokkan =. Gosok ibu jari kiri berputar kearah bawah dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya ,. Gosokkan dengan memutar ujung jari jari tangan di telapak tangan kiri dan sebaliknya -. Bilas tangan dengan air bersih 1&. "eringkan tangan dengan menggunakan handuk kertas 11. Gunakakn handuk kertas tersebut untuk memutar kran sewaktu mematikan air etiap gerakan dilakukan sebanyak = * tujuh + kali. (amanya sluruh prosedur sebaiknya selama 3& Q 2& detik
6emeriksa dan kontak langsung dengan pasien •
6emakai dan melepas sarung tangan bedah steril atau yang telah didesinfeksi tingkat tinggi sebelum operasi/ atau ketika memakai dan melepas sarung tangan pemeriksaan untuk prosedur rutin.
•
6enyiapkan dan mengkonsumsi makanan.
•
$ada situasi yang membuat tangan menjadi terkontaminasi/ seperti 9 o
6emegang instrumen kotor atau barang5barang lainnya.
o
6enyentuh membrane mukosa/ darah atau cairan tubuh lainnya *sekresi atau ekskresi+.
•
o
6elakukan kontak yang intensif dan lama dengan pasien.
o
6engambil sampel darah.
o
6engukur tekanan darah atau memeriksa tanda5tanda vital pasien.
6asuk dan meninggalkan unit isolasi. etelah cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih/ maka tangan harus dikeringkan dengan menggunakan handuk kertas atau handuk yang bersih atau dikeringkan dengan udara. Hal5hal yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan sabun cair dan air bersih 9
•
!ispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang.
•
8idak menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada isinya/ penambahan ini dapat menyebabkan kontaminasi bakteri pada sabun yang baru dimasukkan.
•
8idak menggunakan baskom yang berisi air walaupun ditambahkan bahan antiseptik. 6ikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak dalam larutan ini.
•
#ika air mengalir tidak tersedia/ gunakan wadah air dengan kran atau gunakan ember dan gayung/ tampung air yang telah digunakan dalam sebuah ember dan buanglah di toilet.
•
#ika tidak ada handuk kertas/ keringkan tangan dengan handuk yang bersih sekali pakai atau keringkan dengan udara. Handuk yang digunakan bersama dapat dengan cepat terkontaminasi dan tidak boleh. 7ntuk mendorong agar mencuci tangan diterapkan dengan baik/ kepala instalasi harus melakukan segala cara untuk 49
menyediakan sabun dan pasokan bersih terus menerus baik dari kran atau ember dan handuk sekali pakai atau handuk kertas.
Handru Ant!se$t!k Beras!s Alk)h)l
$enggunaan handrub antiseptik untuk tangan yang bersih lebih efektif membunuh flora residen dan flora transien dari pada mencuci tangan dengan sabun antiseptik atau dengan sabun biasa dan air. ntiseptik ini cepat dan mudah digunakan serta menghasilkan penurunan jumlah flora tangan awal yang lebih besar. Handrub antiseptik juga berisi emolien seperti gliserol propelin/ atau sorbitol yang melindungi dan melembabkan kulit. gar efektif/ larutan handrub digunakan secukupnya dengan takaran '50 cc sekali pakai. Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau @at organik/ sehingga jika tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh/ harus mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih dahulu. ?uci tangan dengan sabun dan air harus tetap dilakukan bila telah melakukan 051& aplikasi handrub. Handrub yang hanya berisi alkohol sebagai bahan aktifnya memiliki efek residual yang terbatas dibandingkan dengan handrub yang berisi campuran alkohol dan antiseptik seperti klorheksidin. Handrub antiseptik yang tidak mengiritasi kulit dapat dibuat dengan menambahkan gliserin/ glikol propilen atau sorbitol ke dalam alkohol *%ml dalam 1&&ml etil atau isopropyl alkohol 2&5-&+. U$a@a men!ngkatkan keers!han Tangan
6encuci tangan telah dianggap sebagai salah satu tindakan terpenting untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih dari 10& tahun. $enelitian emmelwesis * 1,21 + dan banyak penelitian lainya memperlihatkan bahwa penularan penyakit menular dari pasien ke pasien mungkin terjadi melalui tangan petugas kesehatan.6encegah kebersihan tangan dengan baik dapat mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial. 6asalah yang selalu timbul adalah bagaimana membuat perilaku petugas kesehatan patuh pada praktek mencuci tangan meningkatkan keberhasilan kebersihan tangan adalah 9 •
6enyebar luaskan panduan terbaru mengenai praktek menjaga kebersihan tangan dimana tercantum bukti mengenai efektifitas dalam mencegah penyakit dan perlunya petugas kesehatan untuk mengikuti panduan tersebut
•
6elibatkan $impinanA!irektur Rumah akit dalam diseminasi dan penerapan pedoman kebersihan tangan.
•
6enggunakan teknik pendidikan yang efektif melalui supervisor di tiap unit dengan melaksanakan mentoring/ monitoring/ dan umpan balik positif.
•
6empertimbangkan kenyamanan petugas dan pilihan efektif untuk menjaga kebersihan tangan sehingga petugas lebih mudah mematuhinya.
•
6enggunakan pendekatan kinerja yang ditargetkan ke semua petugas kesehatan/ bukan hanya dokter dan perawat untuk meningkatkan kepatuhan
elain itu salah satu cara mudah meningkatkan kepatuhan adalah dengan menyediakan botol kecil handrub antiseptik untuk setiap petugas. $engembangan produk di mulai dari 50
observasi bahwa teknik pencucian tangan yang tidak layak serta rendahnya kepatuhan akan menjadikan tidak efektifnya rekomendasi untuk menjaga kebersihan tangan. $emakaian handrub antiseptik yang murah dengan pembuatannya yang mudah dapat meminimalisasi banyak faktor yang menghambat penerapan panduan yang telah direkomendasikan. ebagai tambahan handrub lebih efektif dibanding mencuci tangan dengan sabun biasa atau sabun antiseptik karena dapat disediakan diberbagai tempat sesuai jumlah yang dibutuhkan/ tidak memerlukan sumber air/ waktu lebih singkat dan kurang menimbulkan iritasi kulit * tidak kering/ pecah5pecah atau merekah +. !engan demikian/ handrub atiseptik dapat menggantikanproses cuci tangan dengan sabun dan air sebagai prosedur utama untuk meningkatkan kepatuhan * (arson et al. %&&& 9 $ittet et al. %&&& +. $enyediaan handrub bagi meningkatkan praktik kebersihan tangan untuk jangka panjang. 8idak cukup dengan hanya menyediakan dispenser handrub antiseptik * 6uto dkk %&&& + ?ara dua adalah menganjurkan para petugas menggunakan produk perawatan tangan * lotion pelembab dan cream + untuk membantu mencegah iritasi kulit dan dermatitis kontak yang berhubungan dengan seringnya mencuci tangan/ terutama dengan sabun dan diterjen yang mengandung agen antiseptik. 8idak hanya petugas menjadi puas akan hasilnya/ namun yang terpenting pada penelitian oleh 6c?ormick et al. *%&&&+ kondisi kulit yang lebih baik karena penggunaan lotion tangan menghasilkan 0& peningkatan frekuensi pencucian tangan 6eskipun meningkatkan kemampuan kepatuhan untuk menjaga kebersihan tangan dengan panduan sulit/ sejumlah program dan institusi mulai mencapai keberhasilan. "unci keberhasilan bersal dari berbagai intervensi yang melibatkan perubahan prilaku/ pendidikan kreatif/ monitoring dan evaluasi dan lebih penting adalah ketertiban supervisor sebagai role model serta dukungan manajemen.
Halhal ang Perlu D!$erhat!kan Dalam ;enjaga Keers!han >ar! Tangan •
#ari 8angan $enelitian membuktikan bahwa
daerah di bawah kuku *ruang subungual+
mengandung jumlah mikroba tertinggi *6cGinley/ (arson dan (eydon 1-,,+. Beberapa penelitian baru5baru ini telah memperlihatkan kuku yang panjang dapat berperan sebagai resevoar untuk bakteri Gram negatif * $.aeruginosa +/ jamur dan patogen lain * Hedderwick et al %&&& +. "uku panjang baik yang alami maupun buatan lebih mudah melubangi sarung tangan * )lsen et al.1--' +. )leh karena itu kuku harus dijaga tetap pendek tidak lebih dari ' mm melebihi ujung jari.
"uku Buatan "uku buatan * pembungkus kuku/ ujung kuku/ pemanjang akrilik + yang dipakai oleh petugas kesehatan dapat berperan dalam infeksi nosokomial * Hedderwick et al.%&&&+. elain itu telah terbukti bahwa kuku buatan dapat berperan sebagai
51
reservoar untuk bakteri gram negatif/ pemakaian oleh petugas kesehatan harus dilarang. ?at "uku $enggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan $enggunaan perhiasan saat bertugas tidak diperkenankan tidak diperkenankan bagi semua petugas kesehatan.
!aerah di bawah kuku dan kuku
yang panjang berperan sebagai reservoir bakteri Gram negative/ jamur dan bakteri pathogen lainnya. "uku harus dijaga tetap pendek dan tidak melebihi ' mm dari ujung jari. •
>rekuensi dan metode cuci tangan bervariasi tergantung dengan unit kerja dan tugas yang dilakukan.
•
abun non antimikroba atau sabun dengan antimikroba konsentrasi kecil digunakan untuk cuci tangan biasa.
•
abun antiseptik digunakan untuk cuci tangan sebelum melakukan prosedur invasive/ saat tangan terkontaminasi dan selama terjadi kejadian luar biasa.
•
?incin dan jam tangan harus dilepas ketika cuci tangan.
•
Hand rub berbasis alkohol tersedia di unit kerja dan dapat digunakan sebagai pengganti cuci tangan. ?ara penggunaannya dengan cara menekan pompa dispenser handrub satu kali *%5'ml+ dan digosokkan merata ke seluruh bagian tangan. Hand rub berbasis alkohol tidak dapat digunakan jika tangan terlihat kotor.
•
Botol dispenser sabun cair yang telah kosong tidak boleh langsung ditambahkan isi sabun cair ke dalamnya sebelum botol tersebut dicuci terlebih dahulu.
>en!s>en!s %u*! Tangan
1. ?uci tangan biasa *105%& detik+ •
?uci tangan dengan menggunakan sabun non antimikroba atau mengandung antimikroba dengan konsentrasi rendah.
•
?uci tangan dilakukan jika tangan terlihat kotor atau terkontaminasi cairan tubuh/ sebelum makan dan setelah dari kamar mandiAtoilet/ terpapar Bacillus anthracis
•
?uci tangan dilakukan sesuai $R)8$ cuci tangan biasa.
%. ?uci tangan antiseptik *minimal 1 menit+ ?uci tangan antiseptik menggunakan sabun antiseptik atau hand rub berbasis alkohol/ yang dilakukan pada keadaan seperti 9 •
ebelum dan sesudah kontak dengan pasien
•
6emakai dan melepas sarung tangan bedah steril atau yang telah didesinfeksi tingkat tinggi sebelum operasi/ atau ketika memakai dan melepas sarung tangan pemeriksaan untuk prosedur rutin.
•
6enyiapkan dan mengkonsumsi makanan.
•
6emegang instrumen kotor atau barang5barang lainnya.
•
6enyentuh membrane mukosa/ darah atau cairan tubuh lainnya *sekresi atau ekskresi+. 52
•
6elakukan kontak yang intensif dan lama dengan pasien.
•
6engambil sampel darah.
•
6engukur tekanan darah atau memeriksa tanda5tanda vital pasien.
•
6asuk dan meninggalkan unit isolasi.
•
etelah cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih/ maka tangan harus dikeringkan dengan menggunakan handuk kertas atau handuk yang bersih atau dikeringkan dengan udara.
'. ?uci tangan bedah *%52menit+ •
6enggunakan sabun antiseptik
•
tau 6enggunakan hand rub berbasis alkohol dengan produk persisten maka harus mengikuti petunjuk pabrik dan sebelumnya harus cuci tangan dengan sabun nonseptik dan air.
#eferens! •
?!?566PR. Guidelines for hand hygiene in health care setting/ )ktober %0/ %&&%/ Pashington !?.
•
?!?566PR. Recommendations and Reports. ppendiF ntimicrobials spectrum and ?haracteristics of Hand5hygiene antiseptiks agents. )ktober %0/ %&&%/ Pashington !?.
BAB " PED';AN PEN((UNAAN ANTIBI'TIKA
PENDAHULUAN $enyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. ebagian besar kasus5 kasus di rumah sakit merupakan kasus penyakit infeksi/ mulai dari infeksi yang ringan sampai
yang berat. Infeksi bisa diperoleh dari masyarakat community acuired +/ tetapi mungkin pula didapat selama dirawat di rumah sakit **ospita% acuired +. 7ospita%8acuired pneumonia merupakan infeksi yang didapat pasien di rumah sakit yang paling sering menyebabkan kematian dan diperkirakan memperpanjang lama hari rawat selama =5- hari. $emilihan antibiotika merupakan salah satu faktor penting untuk kesembuhan pasien. !engan pemilihan antibiotika yang tepat/ lama hari rawat menjadi lebih singkat dan biaya yang dikeluarkan juga lebih ringan.
53
ebaliknya pemilihan antibiotika yang kurang tepat akan memperpanjang lama
hari
rawat dan meningkatkan biaya pengobatan. 8idak jarang penyakit pasien menjadi lebih parah atau bahkan menyebabkan kematian. elain itu penggunaan antibiotika yang kurang tepat akan menimbulkan kuman5kuman yang resisten. Infeksi oleh kuman yang resisten akan semakin sulit diatasi/ dan banyak menimbulkan kerugian baik bagi pasien maupun bagi rumah sakit. )leh karena itu diperlukan suatu pedoman penggunaan antibiotika di rumah sakit/ yang disusun berdasarkan literatur maupun data lokal di Rumah akit *pola infeksi/ pola kuman dan pola kepekaan kuman terhadap antibiotika+. TU>UAN
$edoman ini dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi staf medik untuk memberikan antibiotika. !engan pedoman ini para staf medik dapat memilih antibiotika dengan lebih selektif dan lebih cost effective$ 4amun demikian pedoman ini bukan merupakan suatu hal yang mutlak/ karena tidak semua pasien dapat cocok menggunakan pedoman ini. pabila mengalami kesulitan dalam penentuan antibiotika untuk terapi/ staf medik dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis terkait *mikrobiologi klinik atau konsultan penyakit infeksi+. P#IN&IP PEN((UNAAN ANTIBI'TIKA
1. ntibiotika hanya diberikan untuk pengobatan pasien yang sudah dipastikan atau diduga menderita infeksi oleh bakteri ntibiotika dapat diberikan untuk profilaksis bila risiko terjadinya infeksi sangat tinggi %. ntibiotika hanya diberikan setelah mempertimbangkan pertanyaan5pertanyaan di bawah ini 9 a. pakah pada pasien terjadi infeksi b. !imana lokasi infeksi/ dan kuman apa kemungkinan penyebabnya c. pakah antibiotika akan mencapai tempat tsb. d. pa efek samping yang mungkin terjadi e. $enyesuaian apa yang perlu dibuat untuk pasien ini *missal bayi/ orang lanjut usia/ pasien gagal ginjal dll.+ f. Berapa dosis yang sesuai dan berapa lama antibiotika akan diberikan
PED';AN U;U; •
$emberian antibiotika harus didasarkan atas diagnosis klinis dan sesuai dengan jenis mikroorganisme yang menyebabkan infeksi
•
ebelum memberikan antibiotika/ harus dilakukan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan bakteriologi. Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi ketepatan terapi
•
$emilihan antibiotika didasarkan atas patogenesis penyakit/ pola sensitivitas kuman/ toleransi pasien dan cost effetiveness
•
taf medik harus mendapat informasi mutakhir mengenai prevalensi dan pola resistensi kuman di unitnya
•
Gunakan antimikroba dengan spektrum sempit bila jenis kuman dan kepekaannya sudah diketahui
•
Hindari penggunaan antibiotika kombinasi kecuali dianggap sangat perlu 54
•
ntibiotika yang dipilih harus dibatasi penggunaannya sesuai dengan kebutuhan
•
Gunakan dosis yang tepat. !osis yang terlalu rendah mungkin tidak akan efektif mengatasi infeksi dan cenderung akan menyebabkan resistensi. 8etapi penggunaan dosis terlalu tinggi akan meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping. Bila dalam waktu ' hari penggunaan antibiotika tsb. tidak ada tanda5tanda perbaikan klinis/ maka evaluasi klinis ulang perlu dilakukan dan dipertimbangkan pemilihan antibiotika pengganti.
PED';AN PENULI&AN #E&EP ANTIBI'TIKA
Bila staf medik sudah memutuskan untuk memberikan antibiotika/ sebelum menuliskan resep perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain 9 -. Bakter!)l)g!
Bakteri yang menyebabkan infeksi harus sensitif terhadap antibiotika yang diresepkan . Farmak)k!net!k
ntibiotika yang diresepkan harus mencapai lokasi infeksi dalam konsentrasi yang adekuat /. T)lerans! dan $red!s$)s!s!
$erlu diperhatikan apakah pasien alergi terhadap antibiotika/ atau efek toksik obat terhadap pasien/ misalnya nefrotoksik/ hepatotoksik/ ototoksik dll. 0. Ek)l)g!
"linikus harus mencari antibiotika yang berdampak paling rendah terhadap flora pasien dan flora lingkungan 2. Ek)n)m!
pabila ada kemungkinan untuk memilih/ pilihlah antibiotika dengan harga paling murah. $asien dan keluarganya perlu diinformasikan dengan jelas mengenai dosis obat dan pentingnya untuk menyelesaikan pengobatannya.
PED';AN PE;BE#IAN ANTIBI'TIKA DI UNIT PE#A1ATAN INTEN&IF >ENI& :
edapat mungkin disesuaikan dengan hasil pemeriksaan mikrobiologi D'&I& :
!osis paling tinggi yang disesuaikan dengan /ody mass/ fungsi ginjal dan fungsi hati DU#A&I :
$ada umumnya diberikan selama 0 hari 7ntuk pneumonia berat dapat diberikan sampai 1& hari 7ntuk infeksi abdominal atau sepsis diberikan selama 1&5%1 hari 7ntuk osteomielitis atau endokarditis diberikan selama 251% minggu &PEKT#U; : 55
$ilih antibiotika dengan spektrum sempit bila kuman patogen telah diketahui DEE&KALA&I :
!e5eskalasi adalah memulai pengobatan dengan terapi empiris dengan antibiotika spektrum luas yang didasarkan atass pola lokal kuman dan resistensinya. etelah %5' hari/ dilakukan penyesuaian antibiotika berdasarkan penilaian klinis dan hasil pemeriksaan mikrobiologi yaitu 9 •
6engganti antibiotika dengan spektrum lebih sempit
•
6engurangi jumlah antibiotika
•
6enghentikan terapi antibiotika bila ternyata tidak ada tanda5tanda infeksi
•
6empersingkat durasi pemberian antibiotika
SWITCH THERAPY :
S9itc* :*erapy adalah mengganti antibiotika intravena dengan antibiotika oral pada pengobatan infeksi serius *misalnya community8acuired pneumonia/ *ospita%8acuired pneumonia/ dan infeksi saluran kemih+.
STEP-DOWN THERAPY :
Step8do9n t*erapy adalah penggantian antibiotika intravena dengan antibiotika oral dengan jenis antibiotika yang sama.
SEQUENTIAL THERAPY :
Seuentia% t*erapy adalah penggantian antibiotika intravena dengan antibiotika oral dengan jenis antibiotika yang berbeda. K#ITE#IA SWITCH THERAPY •
$asien sudah tidak panas selama paling sedikit , jam
•
8anda dan gejala infeksi mengalami perbaikan atau berkurang
•
#umlah lekosit kembali normal
•
8idak ada indikasi klinis untuk pemberian terapi intravena
•
8idak ada gejala klinis mengenai gangguan absorpsi gastrointestinal
I. COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA (CAP)
;ommunity8acuired pneumonia <;A.) merupakan penyakit yang sering terjadi dalam masyarakat dan merupakan penyakit yang serius. ngka mortalitas pada pasien rawat jalan berkisar antara 150 tetapi pada pasien rawat inap dengan infeksi yang berat angka mortalitas dapat mencapai %0. 8idak semua penderita ?$ harus dirawat di rumah sakit. $asien ?$ perlu dirawat5inap bila memiliki risiko tinggi untuk morbiditas dan mortalitas yaitu 9 •
da penyakit yang lain yang menyertai *penyakit paru obstruktif kronik/ diabetes melitus/ penyakit jantung kongestif/ penyakit hati dll.+
•
da kelainan pada pemeriksaan fisik *pernapasan meningkat/ demam atau hipotensi+ 56
•
da kelainan hasil laboratorium *lekositosis/ anemia/ gangguan fungsi ginjal/ kadar oksigen dalam darah menurun dll.+
•
7sia lanjut *lebih dari 2& tahun+
Bila pasien perlu dimonitor dengan lebih ketat atau perlu bantuan peralatan misalnya ventilator maka pasien perlu dirawat di ruang perawatan intensif. ebelum pemberian antibiotika perlu dilakukan beberapa pemeriksaan mikrobiologis yaitu 9 $ewarnaan Gram dan biakan sputum untuk kuman aerob *bila perlu termasuk
pemeriksaan pewarnaan dan biakan B8+ "ultur darah aerob $ewarnaan dan biakan cairan pleura *bila ada cairan pleura+ $emeriksaan urine untuk antigen (egione%%a *bila ada gejala klinis+
$emeriksaan laboratorium lain yang diperlukan 9 #umlah lekosit dengan diferensiasi "imia darah/ termasuk fungsi ginjal dan hati *analisa gas d arah bila perlu+ $ertimbangkan pemeriksaan HI; dan 9or+8up untuk .neumocystis carinii $emeriksaan serologi untuk kuman5kuman atipik *optiona% +
Tera$! Ant!!)t!ka •
egera setelah diagnosa ditegakkan *?$+/ pasien harus diberikan antibiotika secara parenteral.
•
$emilihan antibiotika didasarkan atas kemungkinan kuman yang memberikan risiko paling besar dan prevalensi kuman yang paling sering menimbulkan ?$
•
$ewarnaan Gram pada sputum atau cairan pleura serta pola kuman dan pola kepekaan dapat membantu staf medis dalam memilih antibiotika yang a kan diberikan
•
Bila tidak ada data pola kuman dan pola kepekaan kuman maka jenis antibiotika yang dapat diberikan adalah antibiotika spektrum luas yang tahan terhadap S5lactamase yaitu
"ombinasi
S5lactam
dengan
anti5S5lactamase *misal
co5amoFiclav+
atau
cephalosporin generasi kedua *misal cefuroFime+ atau cephalosporin generasi ketiga *misal ceftriaFone atau cefotaFim+ •
!engan macrolide *clarithromycin atau erythromycin+
Bila pasien alergi terhadap S5lactam atau macrolide maka diberikan fluoro
•
etelah hasil biakan dan uji kepekaan kuman selesai/ dilakukan de5eskalasi antibiotika yaitu 9 6empersingkat durasi pemberian antibiotika spektrum luas 6engganti antibiotika dengan antibiotika spektrum sempit sesuai dengan hasil uji
kepekaan kuman. HOSPITAL-ACQUIRED PNEUMONIA (HAP)
7ospita%8acuired pneumonia *H$+ adalah infeksi saluran pernapasan yang timbul setelah pasien dirawat lebih dari 3, jam di rumah sakit/ dan infeksi ini bisa mengenai &/051/= pasien. H$ yang dikaitkan dengan ventilasi mekanis disebut dengan venti%ator8associated pneumonia 57
*;$+. ;$ adalah pneumonia yang terjadi lebih dari 3,5=% jam setelah dilakukan intubasi endotrakheal.
Pr!ns!$ $emer!an ant!!)t!ka
1. $erlu dilakukan pemeriksaan biakan dari saluran napas bagian bawah sebelum diberikan terapi antibiotika/ tetapi pengambilan spesimen tidak boleh menghambat pemberian antibiotika pada pasien dengan keadaan sangat kritis. %. Biakan saluran napas bagian bawah dapat diperoleh melalui bronkhoskopi maupun non5 bronkhoskopi/ dan biakan dapat dilakukan secara kuantitatif maupun semikuantitatif '. 8erapi antibiotika dini dengan antibiotika spektrum luas yang memadai harus segera diberikan dengan dosis adekuat 3. #enis antibiotika empirik yang diberikan harus berasal dari kelompok antibiotika yang berbeda dengan kelompok antibiotika yang pernah diberikan pada pasien 0. 8erapi kombinasi untuk patogen tertentu harus dipertimbangkan dengan seksama T.. 2. (ine@olid dapat digunakan sebagai alternatif dari vancomycin bila dicurigai penyebab ;$ adalah methicillin5resistant S$ aureus *6R+ =. ?olistin perlu dipertimbangkan untuk diberikan pada pasien dengan ;$ yang disebabkan oleh carbapenem5resistant Acineto/acter species ,. !e5eskalasi terhadap antibiotika harus segera dilakukan setelah data hasil biakan saluran napas bagian bawah diperoleh dan keadaan klinis pasien membaik -. !irekomendasikan durasi pemberian antibiotika yang lebih singkat *=5, hari+ pada H$ dan ;$ tanpa komplikasi pada pasien yang telah mendapat terapi awal yang memadai dan memperlihatkan perbaikan klinis serta tidak ada tanda5tanda infeksi kuman batang gram negatif nonfermenting .
AL('#IT;E PE;BE#IAN ANTIBI'TIKA PADA HAP5"AP S@SP"& P atau *P
m.il s$esimen saluran na$as .agian .aEa untu! .ia!an dan $emeri!saan mi!ro!o$i!
/ulai dengan $em.erian anti.ioti!a em$iri! dengan mengguna!an algoritme dalam gam.ar 2 dan .erdasar!an $ola !uman lo!al di "!a
58
ari !e?2 F 3 < Peri!sa .ia!an dan res$ons !linis suu, le!osit, %oto tora, o!sigenasi, $urulensi s$utum,
Per.ai!an !linis dalam 48?72
>ID&
&ultur negati%
Cari $atogen lain, !om$li!asi atau sum.er in%e!si lain
=
&ultur $ositi%
Sesuai!an tera$i anti.ioti!a, 'ari $atogen lain, !om$li!asi
&ultur negati%
Pertim.ang!an $engentian $em.erian anti.ioti!a
&ultur $ositi%
De?es!alasi anti.ioti!a, .eri!an sam$ai 7?8 ari lalu nilai !em.ali
(amar - : lgoritme strategi pemberian antibiotika pada pasien dengan suspek *ospita%8 acuired pneumonia *H$+/ ventilator5associated pneumonia *;$+ atau *ea%t*care8associated pneumonia *H?$+
59
TE#API ANTIBI'TIKA E;PI#IK UNTUK HAP Sus$e! P, *P atau CP
;nset lam.at G 5 ari atau ada %a!tor risi!o untu! $atogen /D /ulti Drug esistant < >a.el 1
>ID&
=
>era$i anti.ioti!a dengan s$e!trum ter.atas >a.el 3
>era$i anti.ioti!a dengan s$e!trum luas untu! $atogen /D >a.el 4 dan 5
(amar : lgoritme untuk memulai pemberian terapi antibiotika empirik pada *ospita% acuired pneumonia *H$+/ venti%ator8associated pneumonia *;$+ dan *ea%t*care8associated pneumonia *H?$+ Tael - : FAKT'# #I&IK' UNTUK PAT'(EN ;ULTID#U( #E&I&TANT AN( ;ENEBABKAN HOSPITAL ACQUIRED PNEUMONIA +HAP, HEALTHCARE ASSCIATED PNEUMONIA +H%AP, DAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA +"AP, 6endapat antibiotika dalam -& hari terakhir • !irawat di rumah sakit dalam 0 hari terakhir atau lebih • ering didapat kuman resisten dalam masyarakat atau pada unit tertentu dalam • rumah sakit da faktor risiko untuk H?$ 9 • !irawat di rumah sakit selama % hari atau lebih dalam -& hari terakhir o !irawat di nursing *ome o 6endapat terapi infus di rumah *termasuk antibiotika+ o o 6endapat dialisa kronik dalam 3& hari terakhir o $erawatan luka di rumah o da anggota keluarga yang mempunyai patogen mu%tidrug resistant 6empunyai penyakit danAatau mendapat pengobatan immunosuppressive •
Tael : TE#API ANTIBI'TIKA E;PI#IK A1AL UNTUK HAP "AP ATAU H%AP PADA PA&IEN AN( TIDAK ;E;PUNAI #I&IK' UNTUK PAT'(EN MULTIDRUG-RESISTANT 'N&ET DINI DAN BE#LAKU UNTUK &E;UA TIN(KAT KE(A1ATAN PENAKIT Pat)gen $)tens!al
Ant!!)t!ka @ang d!rek)mendas!kan
Streptococcus pneumoniae 7emop*i%us inf%uen=ae 6ethicillin5sensitive Stap*y%ococcus aureus "uman enterik batang gram negatif yang sensitif terhadap antibiotika Esc*eric*ia co%i • %e/sie%%a pneumoniae • Entero/acter species • .roteus species • Serratia marcescens •
?eftriaFone
atau
(evofloFacin/ moFifloFacin atau ciprofloFacin atau mpicillinAsulbactam
atau
Ertapenem 60
Tael / : TE#API ANTIBI'TIKA E;PI#IK A1AL UNTUK HAP "AP ATAU H%AP PADA PA&IEN AN( ;E;PUNAI #I&IK' UNTUK PAT'(EN MULTIDRUG RESISTANT 'N&ET LA;BAT DAN BE#LAKU UNTUK &E;UA TIN(KAT KE(A1ATAN PENAKIT Pat)gen $)tens!al
Tera$! Ant!!)t!ka K)m!nas!
$atogen yang tertera di tabel ' dan ntipseudomonal cephalosporin patogen 6!R yaitu 9 *cefepime/ cefta@idime+ atau .seudomonas aeruginosa • ntipseudomonal carbapenem *imipenem %e/sie%%a pneumoniae
Ant!!)t!ka
D)s!s
ntipseudomonal cephalosporin ?efepime ?efta@idime
1 Q % gram tiap , Q 1% jam % gram tiap , jam
?arbapenem Imipenem 6eropenem
0&& mg tiap 2 jam atau 1 gram tiap , jam 1 gram tiap , jam
S5lactamA S5lactamase inhibitor $iperacillin5ta@obactam+
3/0 gram tiap 2 jam
ntipseudomonal fluoro
3&& mg tiap , jam =0& mg tiap hari
minoglycoside mikacin Gentamicin 8obramycin
%& mgAkgBB tiap hari = mgAkgBB tiap hari = mgAkgBB tiap hari
;ancomycin (ine@olid
10 mgAkgBB tiap 1% jam 2&& mg tiap 1% jam
Pr!ns!$ untuk $emer!an tera$! em$!r!k
1. $rinsip terapi yang adekuat dengan antibiotika yang tepat
61
#enis dan kualitas obat harus sesuai standard. 8erapi yang tidak adekuat akan meningkatkan mortalitas %. 6emahami dampak terapi yang diberikan sebelumnya $emberian antibiotika sebelumnya merupakan faktor risiko untuk terjadinya resistensi mikroorganisme '. 6emperhatikan kemungkinan terjadinya efek yang tidak diharapkan $emberian antibiotika yang kurang tepat akan mematikan kuman yang sensitif sedangkan kuman yang resisten akan makin berkembang *co%%atera% damage+ 3. "etepatan waktu pemberian antibiotika
&EP&I& &e$s!s adalah gabungan dari bukti atau kecurigaan adanya infeksi dengan dua atau lebih
gejala dari systemic inf%amatory response syndrome *IR+/ &e$s!s erat +severe sepsis, adalah terdapatnya disfungsi sistem organ akut yang berhubungan dengan infeksi. epsis berat biasanya didahului oleh infeksi lokal yang memicu terjadinya respons sistemik * systemic inf%amatory response syndrome+. Septi s!"# adalah suatu subgroup dari sepsis dan didefinisikan sebagai sepsis8induced *ypotension dengan gejala tekanan sistolik M -& mmHg atau ada penurunan J 3& mmHg dari tekanan awal disertai dengan gangguan perfusi seperti oliguria atau asidosis metabolik. umber infeksi yang paling sering adalah paru/ yang disusul dengan intra5abdomen dan saluran kemih. %%5'' dari seluruh kasus yang dicurigai sepsis/ biakan tidak menunjukkan hasil yang positif. "asus sepsis berat sering terjadi di rumah sakit/ di merika terdapat sekitar =0&.&&& kasus tiap tahun dengan angka kematian antara '&50&. $ada septic s*oc+ dan mu%tip%e organ dysfunction angka ini meningkat menjadi ,&5-&. !i Indonesia belum ada data yang pasti mengenai angka kejadian sepsis. Institute for Healthcare Improvement *IHI+ di merika mempunyai perhatian khusus untuk sepsis dan menemukan beberapa hal yang dapat menyebabkan kurang optimalnya penanganan pasien dengan sepsis berat. 7ntuk mengatasi hal ini urviving epsis ?ampaign dan IHI telah menyusun pedoman penanganan sepsis berat yang dibagi dalam % kelompok */und%e+ yaitu resusitasi dan manajemen.
PENAN(ANAN &EP&I& &E%A#A U;U;
1. Sepsis resuscitation /und%e a$ $eriksa kadar laktat dalam serum /$ mbil spesimen darah untuk biakan sebelum pemberian antibiotika c$ Berikan antibiotika spektrum luas dalam ' jam *untuk pasien yang masuk melalui 7G!+ dan dalam 1 jam untuk pasien yang sudah dirawat d$ Bila terdapat hipotensi danAatau kadar asam laktat lebih dari 3 mmolA( *'2 mgAd(+ berikan cairan kristaloid inisial paling sedikit %& m(Akg BB *atau koloid+ berikan vasopressor bila tidak ada respons terhadap cairan inisial untuk mempertahankan tekanan arterial J 20 mmHg
62
e$ Bila terdapat hipotensi yang menetap *persistent hypotension+ danAatau kadar asam laktat J 3 mmolA( *'2 mgAd(+ harus diusahakan tekanan vena sentral , mmHg atau lebih dan saturasi oksigen pada vena sentral mencapai =& atau lebih
%. Sepsis manegement /und%e a$ teroid dosis rendah harus diberikan pada septic s*oc+ /$ "adar glukosa darah harus dipertahankan normal atau di atas batas normal tetapi kurang dari 10& mgAd( *,/' mmolA(+ c$ 7ntuk pasien yang mendapat ventilasi secara mekanik/ inspiratory p%ateau pressures harus dipertahankan kurang dari '& cm H%)
PE;BE#IAN ANTIBI'TIKA •
ebelum diberikan antibiotika/ ambil dua atau lebih spesimen darah untuk biakan
•
mbil spesimen untuk biakan dari tempat lain sesuai indikasi *cairan serebrospinal/ sekret saluran napas/ urine/ luka dll.+
•
ntibiotika harus diberikan dalam 1 jam setelah ditegakkan diagnosa sepsis berat
•
Berikan satu atau lebih antibiotika yang aktif terhadap patogen bakteri atau jamur/ pertimbangkan pola kepekaan mikroorganisme dalam masyarakat atau di rumah sakit
•
4ilai kembali pemberian antibiotika setelah 3,5=% jam/ kalau mungkin berikan antibiotika dengan spektrum lebih sempit
•
$ertimbangkan pemberian antibiotika kombinasi untuk pasien dengan neutropenia atau infeksi $seudomonas
•
Hentikan segera pemberian antibiotika bila pada pasien ternyata tidak terdapat infeksi
•
Evaluasi fokus infeksi pasien/ termasuk melakukan drainase terhadap absses atau debridement jaringan
•
Hentikan akses intravaskular yang potensial menjadi sumber infeksi setelah mendapatkan akses intravaskular di tempat lain.
#eferens! •
merican 8horacic ociety !ocuments/ Guidelines for the 6anagement of dults with Hospital5ac
•
!empsey/ ?.(./ hillington/ .?./ #ewell/ 6../ >arley/ $../ Goliak/ 6."./ Respiratory Infections Q )ptimi@ing 6anagement of Hospitali@ed $atients with ?ommunity5c
•
4iederman/ 6../ 8he Importance of !e5escalating ntimmicrobial 8herapy in $atients with ;entilator5ssociated $neumonia/ emin Respir ?rit ?are 6ed %&&2 %= 9 &305&0&
•
#ehl/ >./ ?homarat/ 6./ Peber/ 6./ Gerard/ ./ >rom ntibiogram to $rescription/ Editions BiomerieuF/ %&&3
63
BAB "I &U#"EILAN& Pendahuluan
urveilans adalah suatu proses yang dinamis/ sistimatis/ terus menerus dalam pengumpulan/ identifikasi/ analisis dan interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu populasi spesifik untuk digunakan dalam perencanaan/ penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan dengan kesehatan yang didesiminasikan secara berkala kepada pihak5pihak yang memerlukan. 8ujuan dari tindakan surveilans ini adalah 9 •
6enurunkan risiko terjadinya infeksi nosokomial
•
6emperoleh data dasar/ yaitu tingkat endemisitas infeksi nosokomial di Rumah akit Islam iti Rahmah.
•
istim kewaspadaan dini dalam mengidentifikasi kejadian luar biasa
•
6engukur dan menilai keberhasilan program pengendalian infeksi nosokomial
•
6enilai standar mutu asuhan keperawatan dan pelayanan medis.
•
6emenuhi standar pelayanan rumah sakit sebagai salah satu tolok ukur penilaian akreditasi
•
6engatasi tuntutan malpraktek
•
6enyakinkan
para
klinisi
tentang
adanya
masalah
yang
memerlukan
penanggulangan. "egiatan surveilans dilakukan oleh petugas dari 8im $elaksana $$I Rumah akit Islam iti Rahmah dengan cara melakukan pengamatan setiap hari ke seluruh unit kerja yang ada di Rumah aki. (aporan surveilans dibuat berdasarkan temuan di lapangan dan dilaporkan kepada "etua "$$I. "etua "$$I membuat analisa dan rekomendasi berdasarkan laporan petugas 8im $elaksana $$I dan disampaikan kepada !irektur Rumah akit setiap ' *tiga+ bulan. "ondisi yang harus dilakukan pemantauan adalah 9 •
Infeksi (uka )perasi
•
$hlebitis
•
Infeksi aluran "emih
•
Infeksi aluran ?erna
•
epsis *infeksi aliran darah primer+
•
7lkus dekubitus
•
(uka bakar
64
•
(uka episiotomy
•
(uka vaginal cuff
•
Infeksi aliran darah primer
#eferens!
1. !epartemen "esehatan RI/ !irektorat #enderal $elayanan 6edik pesialistik/ $edoman $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit/ %&&1. %. !epkes RI/ #akarta/ $edoman $encegahan dan $engendalian Infeksi di Rumah akit dan >asilitas $elayanan "esehatan (ainnya/
"esiapan 6enghadapai Emerging Infectious
!isease/%&&=. '. (inda 8. $anduan pencegahan infeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan sumber daya terbatas. 8erjemahan. Oayasan Bina $ustaka arwono $rawirohardjo. #akarta. %&&3.
65
BAB "II PEN(EL'LAAN &A;PAH Pendahuluan
ampah di rumah sakit terdiri dari sampah terkontaminasi *secara potensial sang at berbahaya+ dan samaph tidak terkontaminasi. ekitar ,0 sampah umum yang dihasilkan rumah sakit dan klinik tidak terkontaminasi dan tidak berbahaya bagi petugas yang menangani. ampah yang tidak terkontaminasi dapat dibuang dengan metode biasa atau dikirim ke !inas $embuangan ampah setempat atau tempat pembuangan samaph umum. ampah terkontaminasi biasanya membawa mikroorganisme harus dikelila dengan benar karena mempunyai potensi untuk menular kepada petugas yang menyentuh sampah tersebut termasuk masyarakat pada umumnya. Oang btermasuk dalam sampah terkontaminasi adalah darah/ nanah/ urin/ tinja/ jaringan tubuh lainnya dan bahan lain bukan dari tubuh seperti bekas pembalut luka/ kasa/ kapas atau alat5alat yang dapat melukai seperti jarum/ pisau yang dapat menularkan penyakit seperti Hepatitis B/ Hepatitis ? dan HI;. ampah lain yang tidak membawa mikroorganisme tetapi tergolong berbahaya untuk lingkungan adalah 9 •
Bahan5bahan kimia atau farmasi
•
ampah sitotoksik seperti obat5obat kemoterapi
•
ampah mengandung logam berat
•
Padah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang yang berbahaya dan dapat meledak apabila dibakar.
Pengel)laan dan Pemuangan &am$ah
6aksud pengelolaan sampah adalah 9 •
6elindungi petugas pembuangan samapah dari perlukaan
•
6elindungi penyebaran infeksi terhadap petugas kesehatan
•
6encegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya
•
6embuang bahan5bahan berbahaya dengan aman.
$embuangan sampah terkontaminasi yang benar harus dilakukan dengan cara5cara sebagai berikut 9 •
6enuang cairan atau sampah basah ke sistim pembuangan kotoran tertutup.
•
6engubur sampah terkontaminasi agar tidak disentuh lagi.
66
•
6engumpulkan dan memindahkan ke tempat pembuangan dalam wadah tertutup dan antibocor.
•
Padah yang digunakan adalah kantong5kantong plastik yang berwarna kuning untuk sampah terkontaminasi dan kantong plastik warna hitam untuk sampah umum.
•
Benda5benda tajam dimasukkan dalam wadah tahan tembus dan wadah diletakkan pada lokasi yang mudah dicapai oleh pemakai.
•
$eralatan yang dipakai untuk mengumpulkan dan mengangkut sampah terkontaminasi diberi tanda khusus dan tidak boleh dipakai untuk keperluan lain.
•
$embersihan wadah sampah dilakukan dengan menggunakan larutan desinfektan dan dibilas teratur dengan air.
•
$etugas yang menangani sampah harus menggunakan alat perlindungan diri *$!+ seperti sarung tangan rumah tangga dan sepatu pelindung.
•
etelah selesai menangani sampah dan melepaskan sarung tangan/ petugas harus mencuci tangan dengan benar.
Pemuangan &am$ah Beraha@a
$embuangan sampah berbahaya harus memperhatikan hal5hal sebagai berikut 9 •
isa bahan kimia/ sampah bahan kimia dan sampah farmasi *obat dan bahan obat5obatan+ dikumpulkan dalam wadah khusus untuk bahan kimia selanjutnya diangkut oleh petugas khusus bagian pembuangan dan pengolahan limbah.
•
ampah sitotoksik tidak boleh dicampur dengan sampah farmasi lainnya tapi harus diperlakukan seperti sampah terkontaminasi.
•
ampah dengan bahan mengandung logam berat dibuang dengan cara enkapsulasi yaitu sampah bahan logam berat dikumpulkan dalam wadah khusus dan bila sesudah U penuh/ bahan seperti srmen/ pasir atau bubuk plastik diamsukkan dalam wadah sampai penuh. esudah bahan5bahan menjadi padat dan kering/ wadah ditutup/ dan dikuburkan.
#eferens!
1. !epartemen "esehatan RI/ !irektorat #enderal $elayanan 6edik pesialistik/ $edoman $engendalian Infeksi 4osokomial di Rumah akit/ %&&1. %. !epkes RI/ #akarta/ $edoman $encegahan dan $engendalian Infeksi di Rumah akit dan >asilitas $elayanan "esehatan (ainnya/
"esiapan 6enghadapai Emerging Infectious
!isease/%&&=. '. (inda 8. $anduan pencegahan infeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan sumber daya terbatas. 8erjemahan. Oayasan Bina $ustaka arwono $rawirohardjo. #akarta. %&&3.
67
BAB "III PE;#'&E&AN ALAT DAN LINEN AN( A;AN Pendahuluan
$roses pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk mengurangi penularan penyakit dari instrumen yang kotor/ sarung tangan bedah/ dan barang5barang habis pakai lainnya adalah dengan cara dekontaminasi/ pencucian dan pembersihan/ sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi. $eralatan atau barang yang akan dipakai kembali harus didekontaminasi dengan merendam selama 1& menit dalam desinfektan *larutan klorin &.0+ terlebih dahulu terutama jika peralatan dan barang tersebut akan dibersihkan dengan tangan. etelah proses dekontaminasi/ peralatan dan barang yang akan dipakai kembali haruslah dibersihkan dengan sabun dan air/ kemudian dibilas dan dikeringkan. 7ntuk peralatan bedah dan barang5barang yang bersentuhan dengan darah atau jaringan steril di bawah kulit lainnya/ maka harus dilakukan tindakan sterilisasi untuk menghancurkan mikroorganisme termasuk endospora bakteri. etiap benda/ baik peralatan metal yang kotor maupun sarung tangan/ memerlukan penanganan dan pemrosesan khusus agar 9 •
6engurangi risiko perlukaan aksi dental atau terpapar darah atau cairan tubuh terhadap petugas pembersih dan rumah tangga.
•
6emberikan hasil akhir berkualitas tinggi untuk peralatan dan barang5barang yang dapat digunakan ulang. $ada linen kotor terdapat banyak mikroorganisme/ tetapi hanya sedikit risiko terjadi
kontaminasi silang selama proses pencucian linen. Infeksi yang mungkin sering terjadi adalah yang berhubungan dengan pekerja bila pekerja tidak mempergunakan alat perlindungan diri sesuai ketentuan seperti menggunakan sarung tangan/ apron plastik ataupun masker. 74tuk mengurangi risiko terkontaminasi mikroorganisme dari linen kotor maka semua petugas kesehatan harus melaksanakan pengendalian infeksi saat menangani linen kotor. Pr)ses Dek)ntam!nas! %&1958A$I5A-I 6endam dalam larutan 1lorin :;<
adiasi
&imiaE ;to!la% Panas! Didi!a 1eseluruhan dicuci dan i 15l.sm2 an n di!ilas enda 121oC 170oC Sem$ro m 20H .ila 60H t ua$ 10?24 tida! tutu$ jam di.ung!us 20H -8&6I3I-A-I 30H %&-I5&1-I 8I5,1A8 8I5,,I di.ung!us %I5,I51A5
&imiaE i enda m 20H 68
;et)de &ter!l!sas!
Klas!f!kas!
%)nt)h Peralatan
>en!s Penanganan
%)nt)h >en!s $enanganan
Peralatan Kr!t!kal
lat5alat bedah/
terilisasi
Untuk alat tahan $anas :
$eralatan yang
laparaskop/
waktu sesuai
)toklaf
menmbus
arthroscope/ catheter
petunjuk produsen
jaringan tubuh
jantung/implants/
alat.
Untuk alat t!dak tahan $anas:
atau sistim
jarum/ alat gigi/
?airan 7ig* %eve%
Ethylene oFide *E8)+gas/
vaskuler
aksesori endoskopi
desinfectant
Hydrogen peroFide/ plasma sterrad/ glutaraldehyde %/
&em! kr!t!kal
>leksibel endoskop/
?airan kimia 7ig*
peracetic acid. Ethylene oFide *E8)+gas/
"ontak
alat untuk terapi
%eve% disinfectant
Hydrogen peroFide/ plasma
langsung dengan gangguan pernapasan
*dipaparkan ke lat
sterrad/ glutaraldehyde %/
membrane
dan alat anestesi
selama K%&menit+
peracetic acid/ sodium hipoklorit.
mukosa/ cairan
8ermometer rectal
?airan desinfektan
Etil atau isopropyl alkohol *=&5
tubuh atau kulit
atau oral
intermediate level
-&+
yang rusak
*dipaparkan kea lat
N)n Kr!t!kal
tetoskop/
selama M 1& menit ?airan desinfektan
Etil atau isopropyl alkohol *=&5
"ontak
sendokmakan/ lantai/
low level
-&+.
langsung dengan pispot/ furniture/
*dipaparkan ke
!eterjen fenolik germisidal
kulit yang utuh
kereta pengangkut/
lalat selama M1&
deterjen *diencerkan sesuai label+
meja operasi/
menit+
odium hipoklorit 0.0%
wastafel/ dan lain5
1&&ppm atau klorin sesuai
lain
petunjuk pabrik.
Pers!a$an dan $enggunaan des!nfektan k!m!a untuk ster!l!sas! atau des!nfeks! t!ngkat t!ngg! + Hi$! Leve% Desi&'et&tHLD)
69
AlatAlat dan Perlengka$an Bedah Alat
%ara Des!nfeks!
8ubing
6enggunakan filter untuk cegah kontaminasi
anestesi Botol susu
6enggunakan tubing sirkuit yang habis pakai etelah digunakan/ bilas segera dengan air mengalir/ sikat botol dan
bayi
dotnya menggunakan deterjen dan air hangat lalu bilas dengan air bersih. Oang harus diperhatikan adalah botol dan dotnya harus benar5 benar bebas dan bersih dari susu. 6asukkan botol dan dot ke dalam air mendidih selama 10 menit. etelah selesai/ botol dan dot dikeringkan.
Alat
%ara Des!nfeks!
?lippers
8idak dianjurkan menggunakan desinfektan ke dalam kantong kateter. 6enggunakan tubing sirkuit yang habis pakai 6enggunakan mata pisau yang habis pakai.
itotoskop
(ihat $R)8$ sesuai petunjuk produsen
Endoskopi
(ihat $R)8$ sesuai petunjuk produsen
?atheter tertutup
Inkubator bayi 7rinal lat5alat dari logam
4ebuli@er
?uci menggunakan deterjen dan keringkan Humidifier harus dalam keadaan kering. Bila pe rlu dapat diberikan larutan asam asetat % atau air untuk irigasi. elalu dibersihkan segera setelah selesai dipergunakan secara manual maupun dengan menggunakan pan saniti=er$ emua kotoran dihilangkan dengan menggunakan deterjen en@imatik dan dikeringkan dengan menggunakan linen bersih dan kirim ke ?!. 6enggunakankorugator dan masker habis pakai *satu korugatorApasien+. 6angkok obat dikosongkan dan dikeringkan setelah dipergunakan. 70
8ubing respirator
lat cukur Botol suction uction bungs 8ermometer kaca "ereta pengangkut irkuit ventilator
6enggunakan tubing ventilator habis pakai Bila menggunakan tubing re5use dan dilakukan sterilisasi dengan cara mencuci dengan deterjen dan dikeringkan menggunakan drying cabinet dan disteril dengan menggunakan sterrad *plasma+. 6enggunakan alat cukur habis pakai. Bila alat cukur elektrik/ maka mata pisau dapat diganti dan setelah digunakan harus dibersihkan dan dilap denga alkohol =& dan disimpan dalam keadaan kering. !ibersihkan di pan sanitiser menggunakan sikat kawat dari logam. ?uci dalam air sabun hangat dan bilas dengan air bersih setiap habis dipergunakan. Harus dibersihkan menggunakan air sabun dan dikeringkan !ibersihkan dengan mengelap menggunakan lap basah dan dicuci dengan deterjen bila terlihat kotor. irkuit harus disterilisasi dan frekuensi penggantiannya tidak boleh lebih dari 3, jam. Humidifier ditempatkan kembali di p osisi semula.
Penanganan L!nen
!efinisi linen adalah bahan dari kain yang digunakan dalam fasilitas perawatan kesehatan. edang linen kotor adalah linen dari berbagai sumber di rumah sakit yang dikumpulkan dan dibawa ke laundry untuk diproses. "ewaspadaan baku *tandarad $recaution+ harus diterapkan saat bekerja menangani linen kotor. $enanganan linen terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut 9 A. ;enggant! l!nen d! kamar $as!en
1. 6enggunakan sarung tangan saat menangani linen kotor dan linen yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh pasien. %. aat mengganti linen tempat tidur pasien harus dilakukan dengan hati5hati dan tidak diperkenankan membuat penyebaran secara aerosol. '. 6emasukkan linen kotor ke dalam kantong terpal yang tidak tembus air dan dicatat jumlah dan jenisnya. 3. Benda yang bukan linen *sarung tangan/ tissue/ underpad / dan lain5lain+ tidak diperkenankan dimasukkan ke dalam kantong linen kotor. B. Pengum$ulan l!nen k)t)r
1. (inen kotor dikumpulkan dalam kantong terpal yang tidak tembus air dan dapat dipakai ulang setelah sebelumnya dicuci minimal 1FAhari. %. Bila kantong terpal linen kotor berlubang atau bagian luarnya terkontaminasi darah atau cairan tubuh/ maka harus dilapis dengan kantong plastik lainnya. '. $etugas pada ruang rawat inap harus meletakkan kereta pengangkut linen di ruang dirty utility dan harus dibawa ke dekat kamar pasien saat mengganti linen kotor/ tetapi kereta pengangkut tidak diperkenankan masuk kamar karena keterbatasan ruang. 3. $etugas ruang rawat jalan harus meletakkan kereta pengangkut linen di dekat ruang pemeriksaan atau ruang tindakan. 0. aat mengirimkan linen kotor ke (aundry *pihak outsourcing+/ isi kantong linen kotor tidak melebihi kapasitas. Hal ini unuk mencegah kecelakaan paparan terhadap petugas saat mengambil linen kotor dari kantong penampungnya.
71
2. "ereta pengangkut linen kotor harus dalam keadaan tertutup dan bersih saat transportasi ke daerah tempat penampungan linen kotor rumah sakit. =. "ereta pengangkut untuk linen kotor harus mempunyai bentuk atau warna yang berbeda dengan kereta pengangkut linen bersih. ,. "antong linen kotor tidak diperkenankan untuk dibuka kembali di ruang rawat inap atau jalan dengan alasan untuk menghitung jumlah linen atau menyortir linen/ mencari barang yang hilang ataupun maksud lainnya. %. Pr)ses &erah Ter!ma l!nen k)t)r dengan $!hak 'uts)ur*!ng
1. $akaian karyawan yang telah terkontaminasi darah atau cairan tubuh pasien atau bahan infeksius lainnya tidak diperkenankan dicuci di rumah dan harus dicuci sesuai ketentuan rumah sakit tentang linen kotor. %. aat melakukan serahterima linen kotor antara petugas linen rumah sakit dengan petugas dari pihak outsourcing/ semua yang bertugas harus menggunakan alat perlindungan diri lengkap seperti sarung tangan/ apron plastik dan masker. '. $etugas linen bersama5sama dengan petugas dari pihak outsourcing melakukan penghitungan linen bersama di ruangan khusus secara hati5hati dengan memperhatikan upaya pencegahan penyebaran mikroorganisme melalui udara. D. ;en@!m$an mema4a dan mend!str!us!kan l!nen ers!h.
1. (inen bersih disimpan pada area penyimpanan tertutup yang bersih dengan kelembaban yang dapat dimonitor dengan baik. %. (inen bersih harus dibungkus atau ditutupi selama dibawa untuk mencegah kontaminasi. '. 8idak diperkenankan membawa linen bersih dengan kereta pengangkut yang terbuka atau dengan dijinjing sehingga bersentuhan dengan pakaian pembawa.
Peralatan Perl!ndungan D!r! @ang harus d!gunakan saat $eng)lahan l!nen
>en!s APD
1aktu Penggunaan
arung tangan rumah tangga dan sepatu yang
•
6engumpulkan dan menangani linen kotor
•
6emilih linen kotor.
tertutup yang dapat melindungi kaki dari kejatuhan benda tajam/ terpecik darah/cairan tubuh lainnya. pron plastik atau kacamata pelindung
#eferens! •
?!?566PR/ Recommendations and Reports 9 ppendiF ? 6ethods for sterili@ing dan disinfecting patient5care items and environmental surfaces/ 1- !esember/ %&&'/ Pashington !?.
72
•
Rutala P/ Peber !#/ HI?$?. ?!?. Guideline for disinfection dan sterili@ation in health care facilities/ %&&,.
•
yliffe et al. Hospital ac
•
(inda 8 et al. $anduan pencegahan infeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan sumber daya terbatas. 8erjemahan. 1st edition. %&&3. Oayasan Bina $ustaka arwono $rawirohardjo. #akarta.
BAB I KEBE#&IHAN #UAN( PE#A1ATAN
$embersihan ruang perawatan dilakukan secara seksama dan rutin setiap hari dan pada akhir perawatan. elain dilakukan pembersihan juga dilakukan desinfeksi peralatan tempat tidur dan permukaan seperti dorongan tempat tidur/ meja di samping tempat tidur/ kereta dorong/ lemari baju/ tombol pintu/ keran/ tombol lampu/ bel panggilan/ telepon/ 8; dan remote control. $embersihan permukaan lingkungan dilakukan dengan deterjen yang netral dilanjutkan dengan larutan disinfektan seperti sodium hipoklorit 1/ bubuk pemutih/ atau alkohol =&. emua sampah yang dihasilkan dalam ruangan atau area isolasi harus dibuang dalam wadah atau kantong yang sesuai 9 •
ampah infeksius menggunakan kantong sampah warna kuning. emua sampah dari ruangan yang merawat pasien dengan penyakit menular melalui udara harus ditangani sebagai sampah infeksius atau terkontaminasi. 73
•
ampah non infeksiusAtidak menular menggunakan kantong plastik warna hitam.
•
ampah benda tajam atau jarum suntik ditaruh dalam wadah tahan tusukan. Hal5hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kebersihan ruang perawatan adalah 9
•
"antong sampah yang telah terisi U bagian penuh harus segera diikat dengan tali dan tidak boleh dibuka kembali.
•
$etugas yang bertanggung jawab untuk pembuangan sampah dari bangsalAarea isolasi harus menggunakan $! lengkap ketika menbuang sampah.
•
"antong pembuangan sampah perlu diberi label bioha@ard yang sesuai dan ditangani serta dibuang sesuai ketentuan sebagai sampah terkontaminasi *sampah infeksi+ dan sampah non infeksi.
•
(imbah cair seperti urin atau feses langsung dibuang ke sistim pembuangan kotoran yang tertutup dan memenuhi syarat dan disiram dengan air yang banyak.
&tandar Pemers!han ruangan ra4at
1. $etugas outsourcing yang melakukan cleaning5desinfeksi harus mempunyai kompetensi dan sudah dilatih tentang $encegahan dan $engendalian Infeksi di Rumah akit. %. $roses pembersihan dilakuan sebelum proses desinfeksi ruangan. '. $embersihan dilakukan dari arah yang kurang kotor ke area yang lebih kotor. 3. 6etode pembersihan dengan menggunakan vakum/ mesin scrub basah/ dan kain lap basah. 0. $eralatan cleaning harus disediakan dalam jumalh yang sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Ped)man %lean!ng L!ngkungan Benda atau Area
>ad4al
8umpahan darah atau cairan tubuh
Bersihkan sesegera mungkin dengan cairan
!inding/ jendela/ pintu termasuk pegangan
desinfektan. Bersihkan dengan lap basah/ deterjen dan air
pintu tap
setiap hari. Bersihkan dengan lap basah/ deterjen dan air sekurang5kurangnya Bersihkan dengan lap basah/ deterjen dan air Bersihkan dengan lap
"ursi/ lampu/ meja pasien/ tempat tidur/
basah/ deterjen dan air satu minggu sekali Bersihkan dengan lap basah/ deterjen dan air
pinggiran tempat tidur/ alat monitor/ tiang
setiap hari.
insfus/ meja perawat. (antai
Bersihkan dengan mop basah/ deterjen dan air minimal %F sehari serta air yang dipergunakan untuk mengepel harus sering diganti. 8idak perlu menggunakan desinfektan kecuali
Pastafel dan empat cuci
tempat5tempat yang kotor. Bersihkan dengan sikat atau alat khusus dan cairan pembersihdesinfektan kemudian bilas dengan air bersih minimal %F sehari.
74
tetoskop dan tensimeter
Bersihkan dengan lap basah/ deterjen dan air
$ispot dan urinal
setipa hari. $embersihan dilakuan oleh perawat. Bersihkan langsung setelah pemakaian dengan steam saniti@er.
Benda atau Area "ereta pengangkut *ganti verban/ E"G/linen/
>ad4al !ilap dengan kain yang dilembabkan dengan
dll+
klorin &.0 atau tissue alkohol habis pakai setelah satu kali pemakaian. ?uci dengan deterjen sewaktu5waktu jika tampak kotor.
"omode
Bersihkan dengan lap basah yang direndam dengan larutan klorin &.0 atau dengan lap
6atras
alkohol =& sebelum dan sesudah digunakan. !ilap dengan kain yang telah dilembabkan
Bantal
dengan larutan deterjen. 7ntuk bantal jika
8irai gorden
tampak kotor dapat dicuci di laundry. Ganti dan cuci tirai sesuai jadwal atau jika
Rel gorden
tampak kotor atau terpercik cairan tubuh. 6enggunakan lap bersih lembab.
"amar mandi
!ibersihkan minimal %F sehari atau sesering mungkin dengan pel dan sikat khusus. !engan menggunakan larutan pembersih
"ain pel
desinfektan. "in pel yang digunakan harus dapat yang dilepaskan tangkainya dan dikirim ke laundry untuk dibersihkan. !an disimpan ditempat
!apur
yang mempunyai sistim ventilasi yang baik. Bersihkan dengan deterjen dan air minimal %F sehari serta air yang dipergunakan untuk
"amar pasien
mengepel harus sering diganti. Bersihkan setiap hari %F sehari dan sewaktu pasien pulang. 6inimal '& menit setelah dibersihkan/ kamar baru dapat ditempati kembali oleh pasien.
Benda atau Area "amar tindakan
>ad4al 6embersihkan denganlarutan pembersih
desinfektan setiap permukaan benda5benda dan "amar periksa
alat5alat setiap selesai prosedur tindakan. 6embersihkan denganlarutan pembersih desinfektan setiap permukaan benda5benda dan
"amar isolasi
alat5alat setiap selesai prosedur tindakan. 6embersihkan semua perlengkapan dan peralatan yang ada di ruang isolasi sesuai 75
dengan jenis benda yang akan dibersihkan. (aboratorium
6embersihkan meja atau konter periksa denga larutan pembersih desinfektan.
#eferens! •
?!?566PR/ Recommendations and Reports 9 ppendiF ? 6ethods for sterili@ing dan disinfecting patient5care items and environmental surfaces/ 1- !esember/ %&&'/ Pashington !?.
•
?!?. Guidelines for environmental infection control in health ca re facilities. %&&'. tlanta9 7 !epartement of Health and Human ervices
•
(inda 8. $anduan pencegahan infeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan sumber daya terbatas. 8erjemahan. Oayasan Bina $ustaka arwono $rawirohardjo. #akarta. %&&3.
BAB PE#LINDUN(AN PETU(A& KE&EHATAN
$etugas kesehatan yang merawat pasien penyakit menular melalui udara harus mendapatkan pelatihan mengenai cara penularan dan penyebaran. 8indakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dan protokol bila terpajan. $etugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum mengenai penyakit tersebut Pr)f!laks!s ant! 6!rus dan 6aks!n flu
$etugas kesehatan yang kemungkinan kontak dengan pasien penyakit menular melalui udar atau lingkungan yang terkontaminasi oleh virus/ perlu melakukan langkah5langkah sebagai berikut 9
6endapat vaksinasi dengan vaksin flu musiman ynag dianjurkan PH) sesegera
mungkin. "adar anti bodi yang bersifat protektif biasanya dapat terdeteksi antara % dan 3 minggu setelah vaksinasi dengan vaksin flu inter5pendemic. ;aksin ini tidak akan memberi perlindungan terhadap influen@a seperti flu burung * H041 +/ tetapi vaksin tersebut dapat mencegah infeksi oleh flu manusia bila terjadi infeksi flu burung. ;aksin ini akan meminimalkan kemungkinan munculnya bermacam5macam flu pada suat waktu
#ika kontak terjadi/ perlu pengawasan terhadap suhu tubuh dua kali sehari. Bila ada
demam/ petugas kesehatan harus dibebaskan dari tugas merawat pasien dan menjalanin uji diagnosis. #ika alternatif penyebab tidak teridentifikasi/ petugas kesehatan harus diberi pengobatan anti virus misalnya oseltamivir dosis =0510& mg setiap hari/ selama5lamanya = hari dimulai sesegera mungkin setelah kontak. !engan luasnya pemakaian oseltamivir/ rekomendasi
76
