TUGAS
PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN
KELOMPOK 3
Disusun Oleh:
Hendricus Subandono Wisnu
73 14 23486
Dika Dwi Bayu
73 14 23501
Atika Jauharia Hatta
73 14 23503
Annisa Kusuma Hapsari
73 14 23505
Fannya Dya Nastia Ratih
73 14 23511
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YKPN YOGYAKARTA
1
A. DEFINISI Instrumen Derivatif
Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain yang termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini dengan tiga karakteristik berikut ini: (a) nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan dalam suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya yang telah ditentukan, sepanjang untuk variabel non keuangan bukan merupakan variabel yang ditentukan secara khusus bagi parapihak dalam kontrak tersebut (sering disebut dengan variabel yang mendasari). (b) tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan untuk kontrak sejenis lainnya yang diperkirakan akan menghasilkan pengaruh yang sama terhadap perubahan faktor pasar; dan (c) diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang. Definisi dari Empat Kategori Instrumen Keuangan Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang memenuhi salah satu kondisi berikut ini: (a) Aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan. Aset keuangan atau liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, jika:
diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat (near term);
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersamasamadan terdapat bukti terkini mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profittaking); atau
merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan efektif).
(b) Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Entitas dapat menggunakan penetapan ini hanya bila memenuhi atau
akan menghasilkan
informasi yang lebih relevan, karena:
mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan (kadang diistilahkan sebagai accounting mismatch) yang dapat timbul dari pengukuran aset atau liabilitas atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau
kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi
2
yang didokumentasikan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci dari entitas. Pengungkapannya mencakup penjelasan mengenai bagaimana penetapan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsisten dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan entitas. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak memiliki harga pasar yang dikuotasi pada pasar aktif, dan yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal, yang menetapkan persyaratan untuk menentukan pengukuran yang handal atas nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan, diterapkan sama pada semua items yang diukur pada nilai wajar, apakah melalui penetapan atau tidak, atau items yang nilai wajarnya diungkapkan. Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
investasi yang sebelum pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompoktersedia untuk dijual; dan investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Jenis-jenis utama derivatif :
1. Forward Kontrak Serah atau yang dalam bahasa asing disebut forward contract adalah suatu persetujuan antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu aset (atau bentuk apapun juga) di suatu waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, tanggal penjualan dan tanggal penyerahan barang dilakukan berbeda. Kontrak serah ini digunakan untuk mengendalikan dan meminimalkan risiko, sebagai contoh risiko perubahan nilai mata uang (contoh: kontrak forward untuk transaksi mata uang) atau transaksi komoditi (contoh: kontrak serah untuk minyak bumi). Satu pihak setuju untuk membeli, pihak lain menjual, untuk suatu harga yang telah disetujui sebelumnya.Saat terjadi transaksi forward , belum terjadi pertukaran / pembayaran uang. Pembayaran dan pengiriman barang dilakukan sesuai dengan jadwal dan aturan yang telah disepakati. Harga forward berbeda dengan harga spot atau harga pada saat asset tersebut berpindah tangan {pada waktu tersebut (spot), biasanya dua hari kerja}. 2. Futures Kontrak berjangka atau juga dikenal dengan sebutan futures contract dalam dunia keuangan merupakan suatu kontrak standard yang diperdagangkan pada bursa berjangka, untuk membeli ataupun menjual aset acuan dari instrumen keuangan pada suatu tanggal dimasa akan datang, dengan harga tertentu. Tanggal dimasa akan datang tersebut disebut dengan istilah tanggal
3
penyerahan atau dikenal juga dengan istilah delivery date atau tanggal
penyelesaian akhir (final
settlement date) Harga tertentu disebut dengan istilah harga kontrak berjangka (futures price) Harga dari aset acuan pada saat tanggal penyerahan disebut dengan istilah harga penyelesaian( settlement price). Kontrak berjangka, atau disingkat "berjangka" atau futures, adalah merupakan suatu instrumen derivatif yang diperdagangkan di Bursa. Lembaga kliring akan bertindak selaku mitra transaksi atas semua kontrak yang diperdagangkan,
dan
menentukan
aturan marjin yang dibutuhkan , dll.Kontrak futures
diperdagangkan pada bursa yang telah terorganisasi, sedangkan kontrak
forward dilakukan secara
langsung antar dua pihak. 3. Opsi
Opsi adalah kontrak dimana salah satu pihak menyetujui untuk membayar sejumlah imbalan kepada pihak yang lainnya untuk suatu "hak" (tetapi bukan kewajiban) untuk membeli sesuatu atau menjual sesuatu kepada pihak yang lainnya. Sebagai lawan dari opsi jual adalah opsi beli atau biasa disebut call option dimana pada opsi beli ini memberikan opsi kepada pembeli opsi hak untuk membeli aset acuan ( underlying asset ) pada suatu tanggal yang disepakati dengan harga yang telah ditetapkan atau yang dikenal dengan istilah option strike.
Macam-Macam Opsi
1. Opsi Pada Indeks Saham Para spekulan seringkali menggunakan indeks harga saham untuk mendapatkan keuntungan akibat perubahan harga di pasar saham. Sama dengan metode lain yang berisiko, metode ini juga dapat mendatangkan kerugian yang cukup besar, tetapi risiko ini diimbangi dengan jangka jatuh tempo opsi yang relatif pendek. Membeli sebuah opsi jual ( put option) pada indeks saham adalah salah satu cara bagi investor untuk melindungi portofolio investasinya akibat penurunan drastis di pasar saham. Hal ini dikarenakan investor mempunyai hak untuk menjual opsinya dengan profit jika pasar saham turun. Kesulitan menemukan indeks saham di pasar yang sangat mewakili atau mencerminkan saham pada kontrak opsi adalah salah satuhambatan investor jika menggunakan opsi jenis ini. Faktor hambatan lain adalah bahwa indeks saham opsi tidak selamanya bergerak searah dengan pergerakan pasar saham. 2. Opsi Pada Suku Bunga Kontrak opsi pada suku bunga sebenarnya adalah sama dengan kontrak opsi pada obligasi pemerintah, karena perubahan suku bunga menyebabkan perubahan harga obligasi. Pemegang obligasi dapat melindungi investasinya dengan menggunakan kontrak opsi pada suku bunga ini,sebagaimana pemegang saham dapat hedge´ investasinya dengan menggunakan kontrak opsi pada
4
indeks saham. Opsi pada suku bunga digunakan untuk mengimbangi kerugian nilai yangterjadi antara tanggal pembelian opsi dan tanggal jatuh tempo obligasi. Jika uang yang diterima dari pembayaran obligasi jatuh tempo diinvestasikan lagi dengan bunga yang lebih rendah, profit atau keuntungan dari perdagangan opsi dapat menutupi sebagian kerugian tersebut. Opsi jual ( put option) pada obligasi, suatu hak untuk menjual pada harga tertentu, akan bernilai lebih jika harga exercise semakin tinggi dan jatuh temponya semakin lama, sedangkan opsi beli ( call option) akan lebih berharga jika harga Exercise semakin rendah. Ketika suku bunga naik, harga obligasi turun ,nilai (harga) opsi beli meningkat dengan adanya tanggal exercise opsi yang semakin lama. 3. Opsi Pada Mata Uang Investasi di luar negeri sangat rentan terhadap perubahan nilai tukar mata uang. Investor dapat melindungi investasi portofolionya dengan cara membeli opsi pada mata uang negara dimana investasinya berada. Misalnya, seorang investor Australia mempunyai sebagian besar portofolio investasinya di Jepang. Pada saat nilai mata uang Yen melemah terhadap Dollar Australia, investasi investor Australia di perusahaan Jepang akan kehilangan nilainya. Tetapi adanya opsi (hak) untuk membeli Yen Jepang dengan kurs yang lemah dapat dijual dengan profit dan mengurangi kerugian pada nilai investasi 4. Opsi Pada Kontrak Futures Opsi tersedia dalam banyak jenis kontrak futures suku bunga dan saham. Opsi pada kontrak Futures memberikan pemegangnya hak untuk melakukan sesuatu jual atau beli pada kontrakkontrak futures. Ada beberapa keuntungan yang menjadikan alasan mengapa seorang investor tertarik untuk memegang hak opsi pada sebuah kontrak futures, antara lain adalah leverage dan spekulasi dengan risiko terbatas. (a)
Pembeli dari sebuah opsi beli (call option) pada kontrak futures memiliki tingkat leverage yang
lebih dibandingkan pembeli dari sebuah opsi beli biasa. Karena biasanya jika pemegang opsi melaksanakan haknya, dia harus segera mempunyai sejumlah uang kas. Pada kasus opsi beli pada kontrak futures, ketika pemegang opsi berniat melaksanakan haknya dia hanya meletakkan sejumlah uang untuk margin saja. Jumlah uang yang relatif sedikit ini tentunya dapat menghasilkan keuntungan besar pada saat penyelesaian kontrak futures. (b)
Opsi pada kontrak futures dapat digabungkan dengan kontark futures biasa untuk berspekulasi
dengan risiko yang rendah, atau mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga yang menguntungkan tetapi membatasi risiko kerugian. Contoh
dari ini adalah membeli opsi jual( put option) pada
kontrak futures suku bunga. Jika harga futures turun, spekulan dapat mengimbangi kerugiannya dengan keuntungan yang didapat dari opsi jual karena apabila harga spot turun, posisi long´ (beli) pada futures bernilai turun dan pada opsi jual menguntungkan. 4. Swap
5
Swap adalah istilah asing yang maknanya adalah "pertukaran" namun di Indonesia istilah juga digunakan secara umum. Perjanjian swap adalah transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan/pembelian kembali secara berjangka yang dilakukan secara simultan dengan bank yang sama dan pada tingkat premi atau diskon dan kurs yang dibuat dan disepakati pada tanggal transaksi dilakukan.
Definisi yang Terkait dengan Akuntansi Lindung Nilai
Instrumen lindung nilai adalah: (a)
derivatif yang telah ditetapkan; atau
(b)
aset keuangan non derivatif atau liabilitas keuangan non derivatif yang telah ditetapkan, yang mempunyai nilai wajar atau arus kas yang diperkirakan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai.
Item yang dilindung nilai adalah aset, liabilitas, komitmen pasti, prakiraan transaksi yang sangat mungkin terjadi, atau investasi neto dalam operasi luar negeri yang: (a)
menyebabkan entitas menghadapi risiko perubahan nilai wajar atau arus kas masa datang, dan
(b)
ditetapkan sebagai item yang diilindung nilai.
Efektivitas lindung nilai adalah sejauh mana perubahan nilai wajar atau arus kas dari item yang dilindung nilai yang diatribusikan pada risiko yang akan dilindung nilai dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari instrumen lindung nilai.
IAS 39 mengidentifikasi tiga jenis hedging: a. Hedging Nilai Wajar, yaitu :
Suatu derivatif yang digunakan untuk membendung atau meng- offset exposure terhadap perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban yang diakui atau komitment perusahaan yang belum diakui. Dalam posisi hedging yang sempurna keuntungan atau kerugian atas nilai wajar derivatif dan aktiva atau kewajiban yang di hedging harus sama dan saling meng-offset. Suatu jenis yang umum dari hedging nilai wajar adalah penggunaan Swap suku bunga untuk membendung risiko bahwa perubahan suku bunga akan berdampak buruk terhadap nilai wajar kewajiban utang. Swap adalah transaksi diantara dua pihak dimana pihak pertama berjanji untuk melakukan pembayaran kepada pihak kedua dan sebaliknya. b. Hedging Arus Kas
Digunakan untuk membendung exposure terhadap risiko arus kas yang merupakan exposure terhadap variabilitas arus kas. Di sini akuntansi khusus diperbolehkan hedging arus kas. Pada umumnya derivative diukur dan dilaporkan pada nilai wajarnya di neraca, dan keuntungna dan
6
kerugian dilaporkan secara langsung dalam laba bersih. Akan tetapi, derivative yang digunakan dalam hedging arus kas diperhitungkan sebesar nilai wajarnya di neraca, meslkipun keuntungan atau kerugian dicatat dalam ekuitas sebagai bagian dari laba komprehensif lainnya. c.
Lindung investasi netto dalam operasi luar negeri (valas)
Suatu entitaas dapat melakukan lindung nilai atas risiko valuta asing, seperti: 1. Lindung nilai atas nilai wajar dari suatu komitmen yang belum diakui atau dari surat berharga yang tersedia untuk dijual. 2. Lindung nilai arus kas dari transaksi dalam valuta asing yang diperkirakan akan terjadi. 3. Lindung nilai atas nilai investasi bersih dalam kegiatan usaha di luar negeri.
Derivatif Melekat
Derivatif melekat merupakan komponen dari instrumen yang digabungkan (hybrid/combined instrument) dimana didalamnya termasuk pula kontrak utama non derivatif, yang mengakibatkan sebagian arus kas yang berasal dari instrumen yang digabungkan bervariasi seperti derivatif yang berdiri sendiri. Derivatif melekat menyebabkan sebagian atau seluruh arus kas, yang dipersyaratkan dalam kontrak tersebut, dimodifikasi menurut suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya yang telah ditentukan, sepanjang untuk variabel non keuangan bukan merupakan variabel yang ditentukan secara khusus bagi para pihak dalam kontrak tersebut. Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai derivatif jika: (a) karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama; (b) instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif melekat memenuhi definisi sebagai derivatif; dan (c) instrumen yang digabungkan tidak diukur pada nilai wajar dimana perubahan dalam nilai wajar dimaksud diakui melalui laporan laba rugi (dengan kata lain derivatif yang melekat pada aset keuangan atau liabilitas keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi tidak dipisahkan). Jika derivatif melekat dipisahkan, maka kontrak utamanya harus dicatat berdasarkan Pernyataan ini jika kontrak utamanya merupakan instrumen keuangan, namun jika kontrak utamanya bukan merupakan instrumen keuangan, maka harus dicatat berdasarkan Pernyataan lain yang sesuai. Jika kontrak memiliki satu atau lebih derivatif melekat, entitas dapat menetapkan keseluruhan kontrak yang digabungkan (hybrid) sebagai aset keuangan atau liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kecuali:
7
(a) derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak; atau (b) terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisa ketika hybrid instrument yang serupa pertama kali dipertimbangkan bahwa pemisahan derivatif melekat tidak diperkenankan, seperti opsi pelunasan lebih awal yang melekat dalam pinjaman yang memungkinkan pemegangnya untuk melunasi lebih awal pinjamannya sebesar kurang lebih biaya yang diamortisasi. Jika entitas diharuskan untuk memisahkan derivatif melekat dari kontrak utamanya, namun entitas tersebut tidak dapat mengukur derivatif melekatnya secara terpisah, baik pada saat perolehan ataupun pada tanggal pelaporan keuangan berikutnya, maka entitas memperlakukan keseluruhan kontrak yang digabungkan tersebut sebagai aset keuangan atau liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan. Jika entitas tidak dapat menentukan nilai wajar derivatif melekat secara handal berdasarkan persyaratan dan kondisi derivatif tersebut (misalnya karena derivatif melekat didasarkan pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi), maka nilai wajar derivatif melekat merupakan selisih antara nilai wajar dari instrumen yang digabungkan (hybrid) dengan nilai wajar dari kontrak utama, apabila kedua nilai wajar tersebut dapat ditentukan berdasarkan Pernyataan ini. Jika entitas tidak dapat menentukan nilai wajar derivatif melekat menggunakan metode ini, maka ketentuan ini diterapkan dan instrumen yang digabungkan tersebut ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
B. PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN INSTRUMEN KEUANGAN
Pengakuan Awal Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Penghentian pengakuan aset keuangan Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika: (a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (b) entitas mentransfer aset keuangan dan transfer tersebut memenuhi kriteria penghentian pengakuan.
Entitas mentransfer aset keuangan, jika dan hanya jika, entitas: (a) mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan; atau (b) tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak penerima melalui suatu kesepakatan yang memenuhi persyaratan
8
Pengakuan Lindung Nilai Rugi atau laba dari transaksi lindung nilai dilaporkan berbeda tergantung jenis lindung nilai tersebut (untuk lindung nilai cash flow, rugi laba dicatat dalam ekuitas, bagian dari laba komprehensif). Suatu entitas boleh saja menangguhkan atau mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian berdasarkan ketentuan akuntansi mana yang digunakannya. Secara umum, perlakuan akuntansi untuk aktivitas lindung nilai dapat dikelompokkan menjadi dua kategori perlakuan: a.
Perubahan nilai wajar item yang dilindungi diakui pada periode sekarang sebagai penyeimbang (offsetting) pengakuan perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai-nya (perlakuan akuntansi lindung nilai wajar).
b. Pengakuan nilai wajar instrumen lindung nilai ditangguhkan (deferred) sebagai unsur terpisah dalam ekuitas dan diperhitungkan dalam laba/rugi ketika item yang dilindung nilai mempengaruhi laba/rugi (perlakuan akuntansi lindung nilai arus kas dan investasi netto dalam operasi luar negeri).
C. PENGUKURAN INSTRUMEN KEUANGAN (DERIVATIF DAN LINDUNG NILAI) 1. Pengukuran Awal Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut. 2. Pengukuran Aset Keuangan setelah Pengakuan Awal
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan, termasuk derivatif yang diakui sebagai aset, pada nilai wajarnya, tanpa harus dikurangi biaya transaksi yang mungkin timbul saat penjualan, atau pelepasan lain. 3. Pengukuran Liabilitas Keuangan setelah Pengakuan Awal
Setelah pengakuan awal, entitas mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 4. Pertimbangan dalam Pengukuran Nilai Wajar
Bukti terbaik dari nilai wajar adalah harga kuotasi di pasar yang aktif. Apabila pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, entitas menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Tujuan penggunaan teknik penilaian adalah untuk menetapkan berapa sesungguhnya harga transaksi pada tanggal pengukuran dalam suatu pertukaran yang wajar yang dimotivasi oleh pertimbangan-pertimbangan bisnis yang normal. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar terkini
9
antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisa arus kas yang didiskonto dan option pricing model. Apabila terdapat teknik penilaian yang biasa digunakan pelaku pasar untuk menilai harga instrumen dan bahwa teknik tersebut telah teruji untuk memberikan estimasi yang handal atas harga yang diperoleh pada transaksi pasar yang aktual, entitas menggunakan teknik tersebut. Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan input yang bersifat spesifik dari entitas. Teknik tersebut menyatukan semua faktor yang akan dipertimbangkan pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima untuk menilai harga instrumen keuangan. Secara periodik, entitas menyesuaikan teknik penilaian dan menguji validitasnya menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atas instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi yang tersedia. Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik kembali sewaktu-waktu (misalnya tabungan) adalah minimal sama dengan jumlah yang terutang pada saat penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut dapat diminta untuk dibayar. 5. Reklasifikasi
Entitas tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan entitas, instrumen tersebut tidak tepat lagi diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka investasi tersebut harus direklasifikasi menjadi investasi tersedia untuk dijual dan diukur kembali pada nilai wajarnya. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi yang cukup signifikan atas investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan tidak memenuhi salah satu kriteria, maka sisa investasi dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi tersedia untuk dijual. Jika ukuran yang handal tersedia dari yang sebelumnya tidak tersedia untuk aset keuangan atau liabilitas keuangan, dan aset atau liabilitas tersebut harus diukur pada nilai wajar dan maka aset atau liabilitas diukur kembali pada nilai wajar. Jika, karena perubahan intensi atau kemampuan entitas atau dalam situasi yang jarang terjadi dalam hal ukuran yang handal atas nilai wajar tidak lagi tersedia atau karena persyaratan “dua tahun buku sebelumnya” telah terlewati, maka lebih tepat untuk mencatat aset keuangan atau liabilitas keuangan pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi dari pada menggunakan nilai wajar. Nilai wajar dari nilai tercatat atas aset keuangan atau liabilitas keuangan pada tanggal tersebut menjadi biaya perolehan baru atau biaya perolehan diamortisasi baru, mana yang dapat diterapkan. Setiap keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas dicatat dengan cara sebagai berikut: (a) Dalam hal aset keuangan memiliki jatuh tempo yang tetap, maka keuntungan atau kerugian yang terjadi diamortisasi pada laporan laba rugi selama sisa umur investasi dimiliki hingga jatuh tempo dengan
10
menggunakan metode suku bunga efektif. Setiap perbedaan antara biaya perolehan diamortisasi baru dengan nilai jatuh tempo juga diamortisasi selama sisa umur aset keuangan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif, serupa dengan amortisasi yang dilakukan terhadap premi atau diskonto. Jika aset keuangan selanjutnya mengalami penurunan nilai, maka setiap keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. (b)
Dalam hal aset keuangan tidak memiliki jatuh tempo yang tetap, maka keuntungan atau kerugian
tetap diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dijual atau dilepaskan dan pada saat itu keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan tersebut kemudian mengalami penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. 6. Keuntungan dan Kerugian Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan yang bukan merupakan bagian dari hubungan lindung nilai diakui sebagai berikut: (a) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai instrumen yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui pada laporan laba rugi. (b) Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, yaitu melalui laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk kerugian akibat penurunan, dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat yang sama keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi. Namun, bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif diakui pada laporan laba rugi.
D. PENYAJIAN
Berdasarkan PSAK 50, penyajian derivative meliputi sebagai berikut: ▪
Liabilitas dan Ekuitas
Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal harus mengklasifikasikan instrumen tersebut atau komponen-komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas. Untuk menentukan apakah instrumen keuangan merupakan instrumen ekuitas, dan bukan merupakan liabilitas keuangan, maka instrumen tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b) berikut terpenuhi: a.
Instrumen tersebut tidak memiliki liabilitas kontraktual:
untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
11
untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi merugikan penerbit
b. Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas milik penerbit, instrumen tersebut merupakan:
non derivatif yang tidak memiliki liabilitas kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang variabel (variable number ) dari instrumen ekuitas miliknya; atau
derivatif yang akan diselesaikan hanya oleh penerbitnya melalui pertukaran sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain untuk suatu jumlah yang telah ditetapkan ( fixed amount ) dari instrumen ekuitas milik entitas. Untuk tujuan ini, instrumen ekuitas milik penerbit tidak termasuk instrumen yang mereka sendiri merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrumen ekuitas milik penerbit tersebut di masa yang akan datang.
▪
Liabilitas kontraktual
Termasuk liabilitas yang berasal dari instrumen keuangan derivatif, yang akan atau dapat menyebabkan adanya penerimaan atau penyerahan instrumen ekuitas milik penerbit di masa yang akan datang, namun tidak memenuhi kondisi (a) dan (b) di atas, bukan merupakan instrumen ekuitas. ▪
Tanpa Liabilitas Kontraktual untuk Menyerahkan Kas atau Aset Keuangan Lainnya
Fitur penting dalam membedakan antara liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas adalah adanya liabilitas kontraktual satu pihak dari instrumen keuangan (penerbit), untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pihak lainnya ( holder ), atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan pemegang instrumen ekuitas ( holder ) dalam kondisi yang berpotensi merugikan pihak penerbit. Walaupun pemegang instrumen ekuitas mungkin berhak menerima dividen atau bentuk distribusi ekuitas lainnya secara pro rata, pihak penerbit tidak memiliki liabilitas kontraktual untuk melakukan distribusi tersebut karena penerbit instrumen ekuitas tidak diwajibkan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada pihak lain. ▪
Instrumen Keuangan Majemuk (Compound F inancial I nstruments )
Penerbit instrumen keuangan non derivatif mengevaluasi persyaratan instrumen keuangannya untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen ekuitas dan liabilitas. Komponenkomponen tersebut harus diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas. Entitas mengakui secara terpisah komponen-komponen instrumen keuangan yang: (a) menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan (b) memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan. ▪
Saling Hapus Antar-aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
12
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, entitas: (a) saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan (b) berniat untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan. Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi kualifikasi penghentian pengakuan, maka entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset keuangan yang ditransfer dan liabilitas terkait.
E, PENGUNGKAPAN
Suatu entitas yang memiliki atau menerbitkan instrument derivatif (atau non-derivatif yang ditujukan untuk dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai, harus mengungkapkan hal sebagai berikut: 1. tujuan pemilikan atau penerbitan instrumen tersebut, 2. latar belakang yang diperlukan untuk memahami tujuan tersebut, 3. strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Penjelasan yang dibuat harus dapat membedakan antara instrumen derivatif (dan instrumen non-derivatif) yang ditujukan sebagai instrumen lindung nilai wajar, instrumen derivatif yang ditujukan sebagai instrumen lindung nilai arus kas, instrumen derivatif (dan instrumen non-derivatif) yang ditujukan sebagai instrumen lindung nilai atas risiko valuta asing dari investasi bersih pada kegiatan usaha di luar negeri, dan derivatif yang lain. Penjelasan tersebut juga harus mengindikasikan kebijakan manajemen risiko entitas yang bersangkutan untuk setiap jenis lindung nilai, termasuk penjelasan mengenai aktiva/liabilitas dan jenis transaksi yang dilindungi. Untuk instrumen derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai, penjelasan yang dibuat harus menyatakan tujuan dari aktivitas derivatif yang dilakukan. Pengungkapan kualitatif mengenai tujuan dan strategi entitas tersebut untuk penggunaan instrumen derivatif akan lebih bermanfaat jika tujuan dan strategi dijelaskan sehubungan dengan profil manajemen risiko keseluruhan dari entitas yang bersangkutan (hanya disarankan). Pengungkapan dalam laporan keuangan lengkap untuk setiap periode pelaporan harus meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Lindung Nilai atas Nilai Wajar
Untuk instrumen derivatif, dan instrumen non-derivatif yang dapat menimbulkan laba atau rugi transaksi valuta asing sesuai dengan PSAK 10, yang ditujukan untuk dan telah memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai wajar untuk masing-masing aktiva/liabilitas yang dilindungi: a. Laba/rugi bersih yang diakui dalam periode pelaporan yang mencerminkan
ketidakefektifan suatu lindung nilai dan
komponen dari laba/rugi instrumen derivatif, jika ada, yang dikecualikan dari penilaian efektivitas suatu lindung nilai dan penjelasan mengenai dimana laba atau
13
rugi bersih dilaporkan, dalam laporan laba rugi atau dalam laporan kinerja keuangan yang lain. b. Jumlah laba/rugi bersih yang diakui pada saat komitmen yang dilindungi tidak lagi memenuhi syarat sebagai lindung nilai atas nilai wajar. 2. Lindung Nilai Arus Kas
Untuk instrumen derivatif yang ditujukan untuk dan memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai arus kas dan untuk masing-masing transaksi yang dilindungi nilainya: a. Laba/rugi bersih yang diakui pada periode pelaporan yang mencerminkan:
ketidakefektifan suatu lindung nilai dan
komponen laba/rugi instrumen derivatif, jika ada, yang dikecualikan dari penilaian efektivitas suatu lindung nilai dan penjelasan mengenai dimana laba atau rugi bersih dilaporkan, dalam laporan laba/rugi atau dalam laporan kinerja keuangan yang lain.
b. Penjelasan mengenai transaksi atau kejadian lain yang mengakibatkan reklasifikasi laba atau rugi yang dilaporkan dalam akumulasi pendapatan komprehensif lain yang semula dilaporkan terpisah dalam bagian ekuitas menjadi laba/rugi, dan perkiraan jumlah bersih atas laba atau rugi yang tersisa pada tanggal pelaporan yang diperkirakan akan direklasifikasi menjadi laba/rugi dalam periode 12 bulan mendatang. c. Jangka waktu maksimum lindung nilai atas risiko fluktuasi arus kas pada masa yang akan datang untuk transaksi yang diperkirakan akan terjadi kecuali perkiraan transaksi yang berhubungan dengan pembayaran beban bunga mengambang atas instrumen keuangan yang ada. d. Jumlah laba atau rugi yang direklasifikasi sebagai laba/rugi akibat dari dihentikannya lindung nilai arus kas, karena terdapat kemungkinan bahwa transaksi yang diperkirakan, tidak akan terjadi. 3. Lindung Nilai atas Investasi Bersih pada Kegiatan Usaha di Luar Negeri
Untuk instrumen derivatif, dan instrumen non-derivatif yang dapat menimbulkan laba atau rugi transaksi valuta asing, yang ditujukan untuk dan memenuhi persyaratan sebagai instrument lindung nilai risiko valuta asing atas investasi bersih pada kegiatan usaha luar negeri, jumlah bersih laba/rugi yang dimasukkan dalam penyesuaian penjabaran kumulatif (cumulative translation adjustments) selama periode pelaporan diungkapkan. Pengungkapan kuantitatif atas transaksi derivatif akan lebih bermanfaat, dan kemungkinan terjadinya salah pengertian dapat dikurangi, jika informasi serupa mengenai instrumen keuangan lainnya atau aktiva
14
dan liabilitas non-keuangan yang berkaitan dengan instrumen derivatif karena suatu aktivitas, juga diungkapkan.
Pelaporan Perubahan Komponen Ekuitas
Suatu entitas harus menyajikan laba/rugi dari instrument derivatif yang ditujukan dan memenuhi syarat sebagai instrument lindung nilai arus kas, sebagai klasifikasi yang terpisah dalam bagian ekuitas lain. Suatu entitas harus mengungkapkan secara terpisah saldo awal dan akhir akumulasi laba dan rugi transaksi derivatif, perubahan bersih yang berhubungan transaksi lindung nilai pada periode berjalan, dan jumlah bersih dari reklasifikasi ke dalam laba/rugi yang disajikan sebagai bagian ekuitas.
15