68 PENGEMBANGAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) JIWA Pendahuluan
Bencana yang tidak habis-habisnya, baik dibuat oleh manusia maupun kejadian alam merupakan sumber stresor yang berat yang dapat mengakibatkan terjadinya berbagai masalah kesehatan jiwa dari yang ringan sampai yang berat. Masalah kesehatan jiwa yang ringan berupa masalah psikososial seperti kecemasan, psikosomatis bisa terjadi pada orang yang mengalami bencana. Bahkan keadaan yang lebih berat seperti depresi dan psikosis dapat terjadi bila orang yang mengalami masalah psikososial tidak ditangani dengan baik. Penanganan yang cepat dan tepat masalah kesehatan jiwa memungkinkan hasil yang baik. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa pemulihan normal (25%) dan kemandirian (25%) akan tercapai jika pasien gangguan jiwa ditangani dengan benar. Dengan fakta seperti ini bahkan produktifitas pasien gangguan jiwa masih dapat diharapkan. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2005) dilanjutkan oleh Direktorat Bina Kesehatan Jiwa (2006) Departemen Kesehatan Republik Indonesia menetapkan tatanan pelayanan kesehatan jiwa dalam bentuk piramida. Piramida pelayanan kesehatan jiwa tersebut menjabarkan menjabarkan bahwa pelayaan kesehatan jiwa jiwa bersifat berkesinambungan dari komunitas ke rumah sakit dan sebaliknya. Pelayanan kesehatan jiwa dimulai di masyarakat dalam bentuk pelayanan mandiri oleh pasien dan keluarganya. Pelayanan lanjutan berikutnya adalah di Puskesmas, Rumah Sakit Umum, dan yang paling tinggi adalah pelayanan di rumah sakit jiwa sebagai pelayanan rujukan terteinggi untuk kesehatan jiwa. Upaya mewujudkan kesinambungan pelayanan kesehatan jiwa telah dimulai di Indonesia yaitu yaitu di NAD dan NIAS, daerah yang terkena dampak gempa dan tsunami pada tahun 2004 yang lalu. Bentuk pelayanan yang diterapkan adalah pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat (community mental health nursing (CMHN)). Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat diberikan oleh perawat puskesmas yang dilatih BC-CMHN ( Basic Course of Community Mental Health Nursing ). ). Program ini telah memperlihatkan hasil dengan ditemukannya 2645 pasien di 11 kabupaten/kota di NAD dan 127 pasien di 2 kabupaten kabupate n di NIAS. NI AS. Dari jumlah pasien tersebut t ersebut baru 1088 yang dirawat di rumah oleh perawat CMHN yang menghasilkan 346 orang mandiri, 512 Perlu bantuan, bantuan, dan 184 orang masih masih memerlukan perawatan total. total. Dengan keberhasilan program CMHN, maka diharapkan pasien yang tidak tertangani di masyarakat akan dirujuk ke rumah sakit jiwa untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik bahkan yang spesialistik. Tatanan pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat telah dikembangkan dengan baik di NAD. Giliran berikutnya adalah mengembangkan pelayanan prima (excelelent service) service) yang profesional di rumah sakit jiwa Banda Aceh. Untuk itu akan dikembangkan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP). Hal ini dimaksudkan agar rumah sakit jiwa dapat berperan optimal sebagai rujukan tertinggi (top ( top referral ) pelayanan kesehatan jiwa di NAD.
69 MPKP sebagai Pelayanan Prima Keperawatan
Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain. Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu: 1. Model praktek Keperawatan Profesional III Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional dan ada yang sudah doktor, sehingga praktik keperawatan berdasarkan evidence based . Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis. 2. Model Praktek Keperawatan Profesional II Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan. 3. Model Praktek Keperawatan Profesional I Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim primer. 4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan menuju profesional I. MPKP di Rumah Sakit Jiwa
Di rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3 jenis yaitu: 1. MPKP Transisi MPKP dasar yang yang tenaga perawatnya masih masih ada yang berlatar belakang belakang pendidikan SPK, namun Kepala Ruangan dan Ketua Timnya minimal dari D3 Keperawatan 2. MPKP Pemula MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan. 3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu MPKP I MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 keperawatan. Karu dan Katim mempunyai pendidikan minimal S1 Keperawatan. MPKP II MPKP Intermediate yang semua tenaga minimal D3 Keperawatan dan mayoritas Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa. MPKP III
70 MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa.. MPKP telah diterapkan di berbagai rumah sakit jiwa di Indonesia (Bogor, Lawang, Pakem, Semarang, Magelang, Solo, dan RSUD Duren Sawit). Bentuk MPKP yang dikembangkan adalah MPKP transisi dan MPKP pemula. Hasil penerapan menunjukkan hasil BOR meningkat, ALOS menurun, angka lari pasien menurun. Ini menunjukkan bahwa dengan MPKP pelayanan kesehatan yang diberikan bermutu baik. Berdasarkan pemikiran tersebut dipandang perlu pengembangan MPKP di RSJ Banda Aceh, agar pelayanan di RSJ lebih spesialistik dan profesional. Pada modul ini akan dikembangkan penatalaksanaan kegiatan keperawatan berdasarkan 4 pilar nilai profesional yaitu management approach, compensatory reward, professional relationship dan relationship dan patient patient care delivery. delivery. Pilar-pilar professional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan professional yang dipaparkan dipaparkan dalam bentuk 4 modul. modul. Modul-modul tersebut adalah: : Manajemen Keperawatan Modul I : Compensatory Compensatory Reward Modul II : Professional Relationship Modul III : Patient Care Delivery Modul IV Kegiatan yang ditetapkan pada tiap pilar merupakan kegiatan dasar MPKP dengan model MPKP pemula. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan jika tenaga keperawatan yang bekerja lebih berkualitas atau model MPKP telah meningkat ke bentuk MPKP Profesional. Profesional.
71 MODUL I MANAJEMEN KEPERAW K EPERAWATAN ATAN RUANG MODEL PRAKTEK KEPERAW K EPERAWATAN ATAN PROFESIONAL JIWA Pendahuluan
Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (Gillies,1989). Swanburg (2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh banyak orang sehingga perlu menerapkan manajemen yaitu dalam bentuk manajemen keperawatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1989). Model praktek keperawatan mensyaratkan pendekatan manajemen (management approach) sebagai pilar praktek professional yang pertama. Oleh karena itu proses manajemen harus dilaksanakan dengan disiplin untuk menjamin pelayanan yang diberikan kepada pasien atau keluarga merupakan praktek yang professional. professional. Pendekatan Manajemen di MPKP
Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk proses majemen yang terdiri dari tahapan proses: 1. Perencanaan ( planning ) (modul IA) 2. Pengorganisasian (organizing (organizing ) (modul IB) 3. Pengarahan (directing (directing ) (modul IC) 4. Pengendalian (controlling (controlling ) (modul ID) Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan pembaca mampu: 1. Menerapkan perencanaan di MPKP 2. Menerapkan pengorganisasian di MPKP 3. Menerapkan proses pengarahan di MPKP 4. Menerapkan pengendalian di MPKP
72 MODUL - IA PERENCANAAN DI RUANG MPKP A.
Pendahuluan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang halhal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksa naan selanjutnya. Kegiatan perencanaan dalam praktek keperawatan profesional merupakan upaya meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan itu sendiri. Dengan demikian sangat dibutuhkan perencanaan yang profesional juga. Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan jangka pendek dibuat satu jam sampai dengan satu tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998). Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan. B. Tujuan Setelah mengikuti pelatihan MPKP diharapkan perawat mampu: 1. Merumuskan visi ruang MPKP 2. Merumuskan misi ruang MPKP 3. Merumuskan filosofi ruang MPKP 4. Memahami kebijakan ruang MPKP 5. Menyusun perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana harian, bulanan dan tahunan C.
Visi Di Ruang MPKP
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
73 Contoh visi di Ruang MPKP RSMM Bogor adalah “ Mengoptimalkan kemampuan hidup klien gangguan jiwa sesuai dengan kemampuannya dengan melibatkan keluarga.” D.
Misi Di Ruang MPKP
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan. Contoh misi di Ruang MPKP di RSMM Bogor adalah “ Memberikan pelayanan prima secara holistik meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan keilmuan keperawatan kesehatan jiwa yang professional.” E.
Filosofi di Ruang MPKP
Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai kegiatan yang menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu. Beberapa contoh pernyataan filosofi : Individu memiliki harkat dan martabat Individu mempunyai tujuan tumbuh dan berkembang Setiap individu memiliki potensi berubah Setiap orang berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi terhadap lingkungan) F. Kebijakan di ruang MPKP Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan. Contoh kebijakan di ruang MPKP RSMM Bogor: “Kepala Ruangan MPKP dipilih melalui fit and proper test” “Staf MPKP bertugas berdasarkan SK”
G.
Rencana Jangka Pendek di Ruang MPKP
Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan. 1. Rencana harian Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference. a. Rencana harian kepala ruangan Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi: Asuhan keperawatan, Supervisi Katim dan Perawat pelaksana
74
Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait. Contoh Rencana Harian Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.1. Tabel I.1. Rencana Harian Kepala Ruangan Ruangan: Tanggal: Jumlah pasien: Kegiatan Keterangan
Nama : Jumlah perawat: Waktu 07.00 Operan Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek SDM dan sarana prasarana. 08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll) 09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus 10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana Perawat 1 :………………………..(nama) ……………………………………(tindakan) Perawat 2 :………………………..(nama) ……………………………………(tindakan) Perawat 3 :………………………..(nama) ……………………………………(tindakan) 11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil 12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi Ishoma 13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam dan besok sesuai tingkat ketergantungan pasien Mengobservasi post conference 14.00 Operan
b. Rencana Harian Ketua Tim Isi rencana harian ketua tim adalah: Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya Melakukan supervisi perawat pelaksana Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain. Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas Contoh Rencana Harian Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.2.
75
Nama Perawat: Nama pasien: 1. ________________ 2. ________________ 3. ________________ Waktu 07.00
08.00
09.00
10.00 11.00
12.00 13.00
14.00
Tabel I.2. Rencana Harian Ketua Tim Ruangan: Tanggal:
4. ______________ 5. ______________ 6. ______________ Kegiatan
Keterangan
Operan Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1 orang) Membimbing makan dan memberi obat pasien Pasien 1…………………………(tindakan) Pasien 2…………………………(tindakan) Pasien 3…………………………..(tindakan) Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan kebutuhan) Perawat 1.......................................(nama) …………………………………..(tindakan) Perawat 2.......................................(nama) .......................................................(tindakan) Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok Pasien 1…………………………(tindakan) Pasien 2…………………………(tindakan) Pasin 3…………………………..(tindakan) Membimbing makan dan memberi obat pasien Ishoma Post conference dan menulis dokumentasi Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas Operan
c. Rencana Harian Perawat Pelaksana Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shif sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference. Contoh Rencana Harian Perawat Pelaksana dapat dilihat pada Tabel I.3.
76 Tabel I.3. Rencana Harian Perawat Pelaksana Nama perawat : Ruangan : Tanggal: Nama pasien : 1. _____________ 4. ___________________ 2. _____________ 5. ___________________ 3. _____________ 6. ___________________ Waktu Kegiatan Ket 07.00 14.00 21.00 Operan Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang) Membimbing makan dan memberikan obat (dinas pagi) 08.00 15.00 22.00 Pasien 1……………………………(tindakan) Pasien 2……………………………(tindakan) Pasien 3……………………………(tindakan) 09.00 16.00 23.00 Pasien 4……………………………(tindakan) Pasien 5……………………………(tindakan) Pasien 6……………………………(tindakan) 10.00 17.00 24.00 Pasien 1……………………………(tindakan) Pasien 2……………………………(tindakan) Pasien 3……………………………(tindakan) 11.00 18.00 05.00 Pasien 4……………………………(tindakan) Pasien 5……………………………(tindakan) Pasien 6……………………………(tindakan) 12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien Istirahat 13.00 20.00 06.00 Post Conference (jika tim lebih dari satu orang) dan dokumentasi askep 14.00 21.00 07.00 Operan
d. Penilaian Rencana Harian Perawat Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian (Tabel I.4). Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
77 Tabel I.4. Jurnal Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat Bulan : No Nama Perawat 1 2 3 4 5 6 7 1 Ali 0 2 Adi 0 3 Ani 0 0 4 Ami 0 0 5 Aki 0 6 Bona 0 7 Buni 0 0 8 Buri 0
30
0
0
0
0
Jml 9 9 9 8 9 8 9 9
( ) Perawat membuat rencana harian (-) Perawat tidak membuat rencana harian ( 0 ) Perawat libur Presentasi RH = Jumlah RH yg dibuat x 100% Jumlah hari dinas pd bulan tersebut Keterangan
2. Rencana bulanan a. Rencana bulanan karu Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah: Membuat jadual dan memimpin case conference Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga Membuat jadual dinas Membuat jadual petugas TAK Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana Melakukan audit dokumentasi Membuat laporan bulanan Contoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.5. b. Rencana bulanan ketua tim Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-egiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah: Mempresentasikan kasus dalam case conference Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga Melakukan supervisi perawat pelaksana Contoh Rencana Bulanan Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel I.6.
% 100 90 100 100 90 88,9 100 100
78 3. Rencana tahunan Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup: Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim. Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannnya di masa mendatang Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan. Tabel I.5. Rencana Bulanan Kepala Ruangan
RENCANA KEGIATAN BULANAN Bulan : ______________________ Senin Selasa Rabu 1 2 3 Rapat Rgn Supervisi Audit dok LapBul Katim 8 9 10 Rapat Supervisi Audit dok koord Katim
KEPALA RUANGAN MPKP
15
22 Menyusun jadwal Dinas 29 Rapat Koord
16 Supervisi Katim 23 Supervisi Katim
17 Audit dok
30 Supervisi Katim
31 Audit dok
24 Audit dok
Kamis
Jumat
Sabtu
4 Supervisi PA 11 Supervisi PA
5 Audit dok
6 Penkes Klp Klg 13 Case Conf
7
18 Supervisi PA 25 Supervisi PA
19 Audit dok
20 Penkes Klp Klg 27 Case Conf
21
12 Audit dok
26 Audit dok
Minggu
14
28
Mengetahui Kepala Ruangan ( ……………………..)
79 Tabel I.6. Rencana Bulanan Ketua Tim
RENCANA KEGIATAN BULANAN KETUA TIM MPKP Bulan : ______________________ Senin Selasa Rabu Kamis Jumat 1 2 3 4 5 Rapat Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Ruangan PA PA PA PA
8 Alokasi pasien
9 Supervisi PA
10 Supervisi PA
11 Supervisi PA
12 Supervisi PA
15 Alokasi pasien
16 Supervisi PA
17 Supervisi PA
18 Supervisi PA
19 Supervisi PA
22 Menyusun jadwal dinas Tim
23 Supervisi PA
24 Supervisi PA
25 Supervisi PA
26 Supervisi PA
29 Menyusun Laporan Tim
30 Koordinasi dg Katim menyusun Lap Bln
31 Menyusun Laporan Bulanan
Ketua Tim ( ……………………..) ………………………)
Sabtu
6 Case Conf Penkes Klg 13 Case Conf Penkes Klg 20 Case Conf Penkes Klg 27 Case Conf Penkes Klg
Minggu 7
14
21
28
Kepala Ruangan (
80 MODUL 1- B PENGORGANISASIAN DI RUANG MPKP A. Pendahuluan
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan Sistem Penugasan Modifikasi Keperawatan Tim-Primer.Secara vertical ada Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana. Setiap Tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari: Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian stuktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan Daftar Dinas Ruangan Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift. Daftar Pasien Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift. B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu : a. Menyusun struktur organisasi di MPKP b. Menyusun jadual dinas c. Menyusun daftar alokasi asuhan keperawatan pasien C. Struktur Organisasi Ruang MPKP
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan system penugasan Tim primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat
primer
membawahi
beberapa
Perawat
Pelaksana
yang
81 memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien. Struktur Organisasi tersebut dapat digambarkan dalam bagan:
Bagan Struktur Organisasi Ruangan MPKP
KEPALA RUANGAN
TIM I
TIM II
KETUA TIM
KETUA TIM
Ketua Tim
Ketua Tim
ANGGOTA TIM
ANGGOTA TIM
Perawat
Perawat
8 – 10 Klien
8 – 10 Klien
1. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP
a. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui test. b. Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore, malam) c. Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim. d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang mengalami kekurangan anggota e. Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim. f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
82 g. Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya h. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Jiwa lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada di dalam tim i.
Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi
j.
Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi tanggung jawabnya
Pelaksanaan struktur organisasi dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.7 : H. No
Tabel I.7. Evaluasi Kegiatan Menyusun Struktur Organisasi Aspek yang di nilai
01
Menggambarkan kedudukan kepala ruangan
02
Adanya posisi tim I dan II
03
Gambaran jumlah perawat pelaksana
04
Jumlah pasien dikelola
Keterangan :
Dilakukan
Tidak dilakukan
keterangan
yang
Nilai Aktivitas Penyusunan Struktur Organisasi:
Dilakukan
:1
Jumlah nilai yg dilakukan
Tidak dilakukan : 0
2. Uraian Tugas ( Job Deskripsi ) Personil di MPKP a. Kepala Ruangan
1) Management Approach: a) Perencanaan
Menyusun visi Menyusun misi
x 100%
83
Menyusun filosofi Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan
b) Pengorganisasian Menyusun struktur organisasi Menyusun jadwal dinas Membuat daftar alokasi pasien c) Pengarahan Memimpin operan Menciptakan iklim motivasi Mengatur pendelegasian Melakukan supervisi
d) Pengendalian Mengevaluasi indikator mutu Melakukan audit dokumentasi Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan 2) Compensatory reward Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf 3) Professional relationship Memimpin rapat keperawatan Memimpin konferensi kasus Melakukan rapat timkesehatan Melakukan kolaborasi dengan dokter 4) Pasien care delivery Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan konsep diri ; harga diri rendah Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker: waham Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
84 b. Ketua Tim
1) Management Approach a) Perencanaan Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan) b) Pengorganisasian Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana c) Pengarahan Memimpin pre conference Memimpin post conference Menciptakan iklim motivasi di timnya Mengatur pendelegasian dalam timnya Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya d) Pengendalian Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh Perawat Pelaksana Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana 5) Compensatory reward Menilai kinerja perawat pelaksana 6) Professional Relationship Melaksanakan konfrensi kasus Melakukan kolaborasi dengan dokter 7) Patient Care Delivery Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri harga diri rendah Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker: waham Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
85 d. Perawat pelaksana
1. Perencanaan Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,) 2. Patient Care Delivery Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri harga diri rendah Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker: waham Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
2. Daftar Dinas Ruangan
Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadwal dinas pada minggu yang selanjutnya bekerja sama dengan Ketua Tim. Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan malam, dan yang lepas dari dinas ( libur ) terutama yang telah berdinas pada malam hari. Contoh Daftar Dinas seminggu dapat dilihat pada table I.8.
86 Tabel I.8. Daftar Dinas Ruangan Disusun Berdasarkan Tim No Nama Petugas
1
Karu
Sn
Sl
Rb
Km
Jm
Sb
M
Sn
1
2
3
4
5
6
7
8
P
P
P
P
P
P
L
P
Tim I
2
Katim
P
P
P
P
P
P
L
P
3
PA. A
M
M
M
M
-
L
P
P
4
PA. B
P
P
P
P
L
S
P
S
5
PA. C
S
L
S
S
S
S
S
L
6
PA .D
S*
S*
S*
L
M*
M*
M*
M
7
PA. E
P
S
L
S
S
S
S
S*
Tim II
8
Katim
P
P
P
P
P
P
L
P
9
PA. F
S
S
S
S*
L
P
P
P
10
PA G
M*
M*
M*
M*
-
L
P
P
11
PA H
P
P
P
P
P
L
S
S
13
PA I
P
P
P
L
S*
S*
S
14
PA.J
S
S
S
L
M
M
M
M*
Pagi
7
6
6
5
4
4
4
6
Sore
4
3
4
3
3
5
4
4
Malam
2
2
2
2
2
2
2
2
Keterangan: P : Pagi
S : Sore
M : Malam
L: Libur
S*
* : Penanggun g jawab
Daftar dinas dapat dievaluasi dengan menggunakan instrumen pada table I.9.
87 I.
Tabel I.9. Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan MPKP
No
Aspek yang dinilai
01
Menggunakan format yang disediakan
02
Tercantum nama-nama perawat per Tim
03
Tergambar adanya penanggung jawab harian
04
Susunan dinas pership, pagi, sore dan malam
05
Jadual dibuat untuk satu bulan
Dilakukan
Tidak dilakukan
Ket
Keterangan : Dilakukan : I Tidak dilakukan : 0 Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Dinas: Jumlah nilai
x 100%
5 3. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien di ruangan diisi oleh Ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan Contoh daftar pasien dapat dilihat pada Tabel I.10.
88 J.
Tabel I.10. Daftar Pasien Ruangan MPKP
Nama Nama No Pasien Dokter Tim I 1 Ferri Dr. Citra 2 Zulkifi Dr. Citra 3 Arman Dr. Akbar 4 Bary Dr. Akbar 5 Dullah Dr. Pudi 6 Achmad Dr. Anton 7 Polan Dr Joni
Nama Katim
PP
Pagi 7/2-06
Sore 6/2-06
Malam 6/2-06
Hartini Hartini Hartini Hartini Hartini Hartini Hartini
Tono Ujang Henny Ulfa Tito Pustie Hartini
Tono Tono* Henny Henny* Tito Tito* Hartini
Ulfa* Ulfa* Pustie* Ulfa Pustie* Pustie Pustie*
Ujang* Ujang Ujang* Ujang* Ujang* Ujang* Ujang*
No Tim II
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh Ketua Tim berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas sore. Contoh di atas menunjukkan: Dinas pagi tanggal 7 Februari 2006 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini. Tono merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam Dinas sore tanggal 6 Februari 2006 adalah Ulfa dan Pustie Dinas malam tanggal 6 Februari 2006 adalah Ujang Daftar pasien dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.11. K. No
Tabel I.11. Evaluasi Daftar Pasien MPKP L.
Aspek yang dinilai
01
Tercantum nama pasien tiap tim
02
Tercantum nama katim
03
Tergambar nama perawat pelaksana
04
Tergambar perawat asosiet (PA)
05
Tercantum nama dokter yang merawat
06
Tergambar perawat yang dinas pagi, sore dan malam
07
Tercantum tanggal , bulan dan tahun
Dilakukan
Tidak dilakukan
89 Nilai : ( Jumlah nilai total ) 6 X 100 % Keterangan : Dilakukan
:1
Tidak dilakukan : 0
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien: Jumlah nilai yang dilakukan 6
x 100%
90 MODUL I - C PENGARAHAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG MPKP A. Pendahuluan
Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya akan bermuara pada “melaksanakan” kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya. (Marquis & Houston, 1998)
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-upaya(Marquis & Houston, 1998) sebagai berikut: 1. Menciptakan iklim motivasi 2. Mengelola waktu secara efisien 3. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik 4. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi 5. Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi 6. Negosiasi Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan- kegiatan sebagai berikut: 1. Menciptakan budaya motivasi 2. Manajemen waktu: Rencana Harian 3. Komunikasi efektif, melalui kegiatan: a. Operan antar shift b. Pre conference tim c. Post conference tim 4. Manajemen konflik 5. Pendelegasian dan supervisi B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan mampu: 1. Menciptakan iklim motivasi 2. Menerapkan manajemen waktu 3. Melaksanakan komunikasi yang efektif 4. Melaksanakan pendelegasian 5. Melaksanakan supervisi
91 C. MENCIPTAKAN BUDAYA MOTIVASI 1. Pengertian
Motivasi adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang individu untuk memuaskan kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi , maka motivasi memiliki rentang yang sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara memotivasi ( Marquis & Houston, 1998). Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui ( Marquis & Houston, 1998): a. Memberikan harapan yang jelas kepada st af dan mengkomunikasikan harapan tersebut secara efektif b. Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf c. Membuat keputusan yang bijaksana d. Mengembangkan konsep kerja kelompok e. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan organisasi f. Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa pimpinan mengetahui keunikan dirinya g. Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah dikerjakan h. Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri i. Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan j. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan tindakan k. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering mungkin l. Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf m. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya n. Menjadi role model bagi staf o. Memberikan reinforcement sesering mungkin 2. Penerapan Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP
Di Ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut: a. Budaya pemberian reinforcement positif Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus di antara mereka terhadap kinerja dan penampilan. b. Doa bersama sebelum memulai kegiatan. Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua staf berkumpul untuk melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self awareness dan dorongan spiritual. c. Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam dan membantu penyelesaiannya.
92 Kepala Ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik Ketua Tim maupun perawat pelaksana untuk mempererat hubungan dengan semua staf, memahami problematika masing-masing sehingga pendekatan kepada staf disesuaikan dengan kepribadian masing-masing. Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf perawat yang bekerja di MPKP. d. Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dan kompetensi (Lihat Modul Compensatory Reward ) e. Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja (Lihat Modul Compensatory Reward ) 3. Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi
Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim setiap 6 bulan sekali (per semester) dengan menggunakan instrumen self evaluasi pada Tabel III.12 Tabel I.12. Instrumen Evaluasi Penciptaan Iklim Motivasi
Nama Kepala Ruangan : …………………… Tanggal : …………………... Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan member i tanda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom: Sl Jika Anda Selalu mengerjakan isi pernyataan Sr jika Anda Sering mengerjakan isi pernyataan Kd jika Anda Kadang-kadang mengerjakan isi per nyataan Tp jika Anda Tidak pernah mengerjakan isi pernyataan
No Kriteria 1 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf 2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf 3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok 4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan kebutuhan organisasi 5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri 6 Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan 7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai dan mengontrol pekerjaannya 8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan menolong dengan staf 9 Anda menjadi role model bagi staf 10 Anda memberikan reinforcement (pujian)
Sl
Sr
Kd
Tp
93 Nilai:
Sl Sr Kd Tp
:4 :3 :2 :1
Nilai aktivitas menciptakan iklim motivasi = Total nilai x 100%
56
B. MANAJEMEN WAKTU 1. Pengertian
Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai. Tahapan manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu: a. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas b. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelelesaikan tugas sebelum memulai tugas yang lain c. Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima 2. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian dibahas secara detail dalam Modul Perencanaan. 3. Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu
Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen perencanaan (Modul I-A)
C. PENDELEGASIAN 1. Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Pendelegasian dilaksanakan melalui proses: a. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
94 b. Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas c. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan d. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya. e. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas f. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumber untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi g. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai h. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan 2. Penerapan Pendelegasian di MPKP
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil. Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya dapat berupa: a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut: a. Bila Kepala Ruangan Berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir. 3. Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP
a. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas
95 b. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya c. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara terinci, baik lisan maupun tertulis d. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi e. setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya. Contoh Surat Pendelegasian Tugas Terencana dapat dilihat pada Tabel I.13. Tabel I.13. Surat Pendelegasian Tugas
SURAT PENDELEGASIAN TUGAS
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : …………………………… NIP : …………………………… Unit kerja : …………………………… Jabatan : …………………………... Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai ………………………….. pada: Hari, tanggal : ……………………….. Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas beserta kewenangannya kepada: Nama : …………………………….. NIP : …………………………….. Unit Kerja : ……………………………. Jabatan : ……………………………. Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Jakarta, ………………. 2006 Yang mendelegasikan tugas
( ………………………….)
Penerima Delegasi
( ……………………)
4. Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas
Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen (Tabel I.14) yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi
96 Tabel I.14. Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Pendelegasian
Petunjuk: Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom: SS Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan S jika Anda Setuju dengan isi pernyataan TS jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan STS jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan
No 1
Kriteria Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga dilimpahkan Waktu pendelegasian tugas ditentukan Apabila si pelaksana tugas mengalami kesulitan, Karu, Katim memberikan arahan untuk mengatasi masalah Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan
2 3 4 5
6
SS
Skor S TS
STS
Nilai:
SS S TS STS
:4 :3 :2 :1
Nilai aktivitas pendelegasian: Total nilai x 100%
24 D. SUPERVISI 1. Pengertian
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh
97 atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan keluaran (produk) seperti yang diinginkan. Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif yaitu dalam proses pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih kurang agar meningkat. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar. 2. Penerapan Supervisi di MPKP
Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasasi pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut: a. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan b. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana c. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masingmasing staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan. Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal supervisidapat dilihat pada Tabel I.15 JADWAL SUPERVISI RUANG ……………… No
1 2 3 4
Waktu
6/3-06 6/3-06 7/3-06 7/3-06
Supervisor
Karu Karu Katim I Katim II
Yang Disupervisi Katim I Katim II PA: Ujang PA: Paulin
Materi Supervisi
Memimpin Pre conference Memimpin Pre conference Askep: halusinasi Askep: PK
98 3. Evaluasi Aktivitas Supervisi
Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi dengan self evaluasi. Instrumen dapat dilihat pada Tabel I.16. Tabel I.16. Instrumen Evaluasi Aktivitas Supervisi
Petunjuk: Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi t anda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom: SS Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan S jika Anda Setuju dengan isi pernyataan TS jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan STS jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan
No 1 2
Kriteria Supervisi disusun secara terjadwal Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang dilaksanakan Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun staf Supervisor mengorientasikan materi supervisi kepada staf yang disupervisi Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan materi supervisi Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan memberikan reinfrocement Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang perlu ditingkatkan oleh staf Supervisor memberikan solusi dan role model bagaimana meningkatkan kinerja staf Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang telah dilaksanakan Supervisor memberikan reinforcement terhadap pencapaian keseluruhan staf
3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai:
SS :4 S :3 TS :2 STS : 1 Nilai aktivitas supervisi: Total nilai x 100%
40
SS
Skor S TS
STS
99 D. KOMUNIKASI EFEKTIF 1.
Pengertian
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi adalah proses tukar-menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara 2 manusia atau lebih yang bekerja bersama. 2. Penerapan Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan , sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penangnggung jawab shift sore. b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh katim atau Pj Tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka preconference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim atau PJ tim. c. Post Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim. M.
Tabel I.17. Pedoman Operan antar Shift PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00) Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift Kegiatan : 1. Karu/Pj shift membuka acara dengan salam 2. PJ shift yang mengoperkan menyampaikan: a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai, tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya 3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan 4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien 5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut 6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara 7. Bersalaman
100 Tabel I.18. Pedoman Pre Conf erence
PEDOMAN PRE CONF ERENCE
Waktu Kegiatan : Setelah operan Tempat : meja masing-masing tim Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim Kegiatan: 1. Katim/Pj Tim membuka acara 2. Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana 3. Katim/PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu 4. Katim/PJ Tim memberikan reinforcement 5. Katim/Pj Tim menutup acara
Tabel I.19. Pedoman Post conf erence
PEDOMAN POST CONFE REN CE
Waktu Kegiatan : sebelum operan ke dinas berikut Tempat : meja masing-masing tim Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim Kegiatan: 1. Katim/Pj tim membuka acara 2. Katim/Pj tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien 3. Katim/Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan 4. Katim/Pj tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya 3. Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP
Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi dilakukan sekali tiap bulan dengan menggunakan format sesuai Tabel I.20.
101 Tabel I.20. Instrumen Evaluasi Aktivitas Komunikasi
Petunjuk: Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi t anda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom: Sl Jika Anda Selalu melaksanakan isi pernyataan Sr jika Anda Sering melaksanakan isi pernyataan Kd jika Anda Kadang-kadang melaksanakan isi pernyataan Tp jika Anda Tidak pernah melaksanakan isi pernyataan
No 1 2
Kriteria Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum mulai dinas 3 Post conference dilakukan setelah selesai memberikan asuhan di tiap tim Nilai: :4 Sl :3 Sr :2 Kd :1 Tp Nilai aktivitas komunikasi:
SS
Skor S TS
STS
Total nilai x 100%
12 E. MANAJEMEN KONFLIK 1. Pengertian
Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di Ruang MPKP konflik pun bisa terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP. Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi: a. Bersaing b. Berkolaborasi c. Menghindar d. Mengakomodasi e. Berkompromi Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik di mana seseorang atau satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa
102
mempedulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara ini kurang sehat apabila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan. Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini. Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua bela h pihak yang sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerja sama. Berbagai pihak yang terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga win-win solution. Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik di mana pihak yang sedang berkonflik mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan, penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi untuk menggunakan metode ini. Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu upaya lose – win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga tidak digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa menimbulkan potensi konflik di masa mendatang. Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis. 2. Penerapan Manajemen Konflik di MPKP
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution. Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP. Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi: a. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak yang berkonflik b. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik c. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan d. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan e. Menerapkan solusi pilihan f. Mengevaluasi peredaan konflik
103
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan atau Konsultan. 3. Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik
Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.21. Tabel I.21. Instrumen Evaluasi Penyelesaian Konflik
Petunjuk: Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi t anda pada kolom sebelah kanan masing-masing pernyataan pada kolom: SS Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan S jika Anda Setuju dengan isi pernyataan TS jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan STS jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan Skor No 1 2 3 4
Kriteria Komunikasi antar perawat terbuka Konflik diungkapkan secara terbuka Staf saling menghargai pendapat yang lain Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan masalah Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik untuk semua Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada atasan atau konsultan
5 6
Nilai:
SS :4 S :3 TS :2 STS : 1 Nilai aktivitas menciptakan iklim motivasi: Total nilai x 100%
24
4
3
2
1
104 MODUL II COMPEN SATORY REWARD
A. Pendahuluan
Modul ini menjelaskan manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber daya manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai.Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program pengembangan staf yang terstruktur. Metoda dalam menyusun tenaga keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien se suai dengan setting tertentu. Fungsi manajemen SDM meliputi: analisis pekerjaan, pengembangan organisasi, staffing , hubungan pekerja, dan evaluasi (Frank, 1998 dalam Huber, 2000). Jernigan (1998, dalam Huber, 2000) mengidentifikasi ada delapan proses yang berhubungan dengan manajemen SDM, yaitu: rekruitmen, seleksi, orientasi , evaluasi/penilaian kinerja , konseling dan coaching, retensi dan produktifitas , pengembangan staf, dan hubungan pekerja (labor relations). Fungsi dan proses manajemen sumber daya manusia secara bersama-sama akan membentuk suatu elemen yang dibutuhkan untuk mengelola dan memaksimalkan talen/bakat dan potensi seseorang dalam organisasi. Kemampuan perawat melakukan praktek profesional perlu dipertahankan, dikembangkan, dan ditingkatkan melalui manajemen SDM perawat yang konsisten dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan SDM di rumah sakit adalah untuk mencipakan iklim kerja yang menyenangkan dan memberikan kepuasan bagi staf dan pasien. Pengembangan SDM digambarkan sebagai suatu proses pengelolaan motivasi staf sehingga dapat bekerja secara produktif. Hal ini juga merupakan penghargaan bagi profesi keperawatan karena melalui manajemen SDM yang baik maka perawat mendapatkan kompensasi berupa penghargaan (compensatory reward ) sesuai dengan apa yang telah dikerjakan. Manajemen SDM di ruang Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru. Modul ini juga disertai dengan berbagai formulir yang dapat digunakan untuk proses rekruitmen, seleksi, orientasi, dan penilaian kinerja. B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu: 1. Melakukan proses rekruitmen di ruang MPKP 2. Melakukan proses seleksi di ruang MPKP
3. 4. 5.
105 Melakukan proses orientasi di ruang MPKP Melakukan penilaian kinerja di ruang MPKP Melakukan pengembangan staf perawat ruang MPKP
C. Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKP Rekruitmen di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen perawat yang ada di rumah sakit bukan mencari tenaga perawat baru dari luar rumah sakit.
Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, per lu diketahui kategori Ruang MPKP yang akan dikembangkan. Ruang MPKP dikategorikan menjadi tiga level, yaitu level profesional I,II,III, pemula, dan transisi. Untuk level MPKP Profesional I diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners, Sarjana Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3), serta seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 2 (PK 2). MPKP profesional II adalah MPKP yang tenaga perawatnya berlatar belakang minimal D III Keperawatan dengan mayoritas Ners. Bahkan pada tingkat ini diharapkan sudah ada tenaga perawat spesialis keperawatan jiwa yang berada di MPKP. Di MPKP profesional III semua tenaga perawat berlatar belakang pendidikan ners, beberapa perawat spesialis keperawatan jiwa, dan bahkan ada doktor keperawatan yang bekerja di area MPKP ini. Untuk level MPKP Pemula diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang pendidikan minimal D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal PK 3, serta seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dan PK 1 (telah lulus orientasi). Untuk level MPKP Transisi diharapkan kondisinya sama dengan level pemula, tetapi latar belakang pendidikan perawat pelaksana dapat SPK dengan jenjang karir minimal PK2. Proses rekruitmen perawat di ruang MPKP: 1. Seluruh perawat di rumah sakit harus menyepakati level MPKP yang akan dipilih, disesuaikan dengan sumber daya keperawatan yang ada di rumah sakit tersebut, diharapkan minimal memilih MPKP level pemula. 2. Setelah level disepakati, maka kepala bidang perawatan melakukan sosialisasi pembentukan ruang MPKP kepada pimpinan dan para pejabat struktural yang ada di rumah sakit untuk mendapatkan komitmen dan dukungan. 3. Kepala ruangan melakukan sosialisasi kepada semua perawat yang ada di ruangan tentang pembentukan ruang MPKP disertai kriteria perawat yang dibutuhkan dengan tujuan merekrut perawat yang memenuhi kriteria. Kepala ruangan memotivasi perawat di ruangannya yang memenuhi kriteria untuk mendaftarkan diri dengan mengisi formulir pendaftaran (lampiran 1) dan biodata (lampiran 2). Sebelum menetapkan proses rekruitmen perlu ditetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan. Jenis tenaga perawat terdiri dari kepala ruangan (karu), perawat
106 primer (PP) sebagai ketua tim, dan perawat pelaksana. Pengalaman pada pengembangan MPKP di RSMM Bogor maka perbandingan pasien dengan perawat adalah 1:1 atau 1,7:1, ditambah karu. Kriteria dari tiap tenaga perawat ditetapkan, dan secara umum perawat berlatar belakang pendidikan minimal D III Keperawatan.
Adapun kriteria perawat yang akan bekerja di ruang MPKP adalah : 1. Kepala ruangan, kriterianya adalah : a. Pendidikan minimal S1 Keperawatan, jika belum ada pada masa transisi boleh D III Keperawatan b. Pengalaman menjadi kepala ruangan minimal 2 tahun, dan bekerja pada area keperawatan jiwa minimal 2 tahun. c. Sehat jasmani dan rohani d. Pernah mengikuti pelatihan Asuhan keperawatan jiwa Standar asuhan keperawatan jiwa/audit keperawatan Terapi modalitas keperawatan jiwa/Terapi Aktivitas Kelompok Komunikasi keperawatan Manajemen keperawatan Bimbingan Klinik (untuk RS Pendidikan) e. Lulus test tulis f. Lulus wawancara g. Lulus test presentasi 2. Perawat primer, kriterianya adalah: a. Pendidikan minimal S1 Keperawatan (perawat primer), jika belum ada pada masa transisi boleh D III keperawatan (perawat primer pemula) b. Pengalaman kerja di area keperawatan jiwa untuk D III keperawatan minimal 2 tahun dan S1 keperawatan magang 3 bulan c. Sehat jasmani dan rohani d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) Asuhan keperawatan jiwa Standar asuhan keperawatan jiwa/ Audit keperawatan Terapi modalitas keperawatan jiwa/ Terapi Aktivitas Kelompok Komunikasi keperawatan Manajemen keperawatan e. Lulus test tulis f. Lulus test wawancara 3. Perawat perawat pelaksana/asosiet, kriterianya dalah : a. Pendidikan minimal D III Keperawatan b. Pengalaman kerja di bagian kesehatan jiwa minimal 1 tahun c. Sehat jasmani dan rohani d. Pernah mengikuti pelatihan (sertifikat) : asuhan keperawatan jiwa e. Lulus test tulis f. Lulus test wawancara
107
D. Proses seleksi tenaga perawat di ruang MPKP
Proses seleksi perawat di ruang MPKP: 1. Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang memenuhi syarat menjadi kapala ruangan, perawat primer/ketua tim, dan perawat pelaksana/asosiet. 2. Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes tulis menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon ketua tim dan kepala ruangan. 3. Perawat yang lulus tes tulis mengikuti tes wawancara. 4. Tahap seleksi selanjutnya adalah presentasi yang diikuti oleh perawat yang memenuhi kriteria karu dan katim untuk memilih kepala ruangan. Tes tulis dilakukan oleh orang yang independen. Materi yang dites adalah pengetahuan perawat terkait dengan konsep MPKP (lampiran 3). Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan perawat tentang konsep MPKP. Jumlah yang lulus disesuaikan dengan kebutuhan perawat di ruang MPKP dengan nilai yang tertinggi. Wawancara dilakukan oleh tim rumah sakit yang terdiri dari bagian administrasi dan bidang keperawatan dengan menggunakan panduan wawancara (lampiran 4). Tes wawancara ditujukan pada bakal calon karu, perawat primer, dan perawat pelaksana. Tujuan wawancara kepada calon karu dan katim untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka terhadap konsep manajemen, asuhan keperawatan, kemampuan menyelesaikan konflik, motivasi, dan disiplin. Wawancara kepada calon perawat pelaksana dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuannya terhadap pegelolaan asuhan keperawatan, motivasi, dan disiplin. Presentasi dilakukan oleh calon karu dan katim. Tim penilai terdiri dari konsultan, bidang perawatan, Bagian personalia (HRD), pimpinan rumah sakit (lampiran 5). Presentasi berisi visi, misi, dan program kerja sesuai standar MPKP yang akan dijalankan jika terpilih sebagai karu. Kemudian semua nilai direkapitulasi (lampiran 6) dan hasilnya dikonsulkan pada pimpinan rumah sakit untuk menetapkan kepala ruangan. Jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan sesuai dengan hasil tes maka pimpinan rumah sakit membuat Surat Keputusan (SK) penempatan perawat yang bekerja di ruang MPKP. Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk membuat pernyataan akan kesediaannya bekerja dan mengembangkan ruang MPKP dan menandatanganinya (lampiran 7). Perawat diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan pengembangan karir. F. Proses orientasi tenaga perawat di ruang MPKP
Setiap perawat yang akan bekerja di ruang MPKP harus melalui masa orientasi yang sering disebut pelatihan awal sebelum seseorang bekerja pada unit kerja tertentu. Orientasi berupa pelatihan tentang informasi budaya kerja MPKP dan informasi umum tentang rumah sakit (visi, misi, program jangka pendek dan jangka panjang,
108
program mutu, kebijakan dan peraturan). Kegiatan orientasi menggunakan metode klasikal, praktik lapangan, dan praktik kerja (implementasi). Metode klasikal berlangsung selama 3 hari, praktik lapangan berlangsung selama 3 hari yang diakhiri dengan presentasi hasil praktik. Praktik kerja (implementasi) di ruang MPKP dilakukan selama 6 bulan. Kepala Bidang Perawatan, fasilitator lokal, dan fasilitator nasional membimbing dan mensupervisi implementasi konsep MPKP (lampiran 8). Kegiatan orientasi dilakukan pada perawat baru yang akan bekerja di ruang MPKP. Karu dan katim membuat rencana orientasi dengan menggunakan metoda on the job training untuk semua kegiatan MPKP. Kegiatan MPKP yang akan diorientasikan pada program orientasi adalah: 1. Kepala ruangan a. Pendekatan manajemen 1) Perencanaan a) Mengembangkan visi dan misi b) Mempunyai filosofi c) Menetapkan rencana jangka pendek 2) Pengorganisasian a)Membuat struktur organisasi b)Membuat jadual dinas bersama ketua tim c)Membuat daftar pasien bersama ketua tim 3) Pengarahan a)Memimpin operan b) Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post conference c) Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan d) Mendelegasikan tugas kepada bawahan dengan jelas e) Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan f) Mengawasi perawat primer dan perawat pelaksana dalam mengelola pasien melalui komunikasi langsung g) Memperoleh informasi tentang pelaksanaan asuhan keperawatan melalui supervisi dan mendengarkan laporan langsung dari perawat primer h) Melakukan pengawasan tidak langsung: Mengecek daftar hadir perawat primer, perawat pelaksana, pekarya, dan petugas TU Mengecek kedisiplinan 4) Pengendalian a) Menetapkan indikator mutu b) Melakukan audit dokumen c) Melakukan survey kepuasan terhadap keluarga, perawat, dokter d) Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan b. Compensatory reward a) Melakukan rekruitmen tenaga perawat b) Melakukan seleksi tenaga perawat c) Melakukan orientasi
109 d) e)
c. a) b) c) d) d. a)
2.
Melakukan penilaian kinerja Melakukan pengembangan tenaga perawat Hubungan profesional Memimpin rapat keperawatan Mengawasi pelaksanaan konferensi kasus Mengikuti rapat tim kesehatan Mengawasi pelaksanaan visit dokter Asuhan keperawatan Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan ( gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir: waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri).
Perawat Primer/Ketua Tim a. Pendekatan manajemen 1) Perencanaan a) Membuat pengkajian lengkap, perencanaan, dan menentukan kriteria evaluasi untuk pasien b) Membuat rencana jangka pendek (rencana harian timnya) 2) Pengorganisasian a) Membuat jadual dinas bersama kepala ruangan b) Membuat daftar pasien bersama kepala ruangan c) Membagi tugas pada perawat pelaksana sesuai dengan kemampuan perawat pelaksana d) Bekerja sama dengan tim kesehatan jiwa yang lain untuk mengintegrasikan pelayanan keperawatan dengan pelayanan kesehatan lain 3) Pengarahan a) Memimpin kegiatan ronde keperawatan, konferensi kasus, pre dan posst conference b) Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masingmasing secara individual c) Memberi motivasi kepada perawat pelaksana (terutama perawat dalam timnya) d) Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana secara jelas e) Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh perawat pelaksana f) Memberikan umpan balik pada perawat pelaksana
b. 1) 2) c. 1) 2) d. 1)
Compensatory reward Melakukan orientasi kepada perawat baru Melakukan penilaian kinerja Hubungan profesional Memimpin konferensi kasus Mengikuti visit dokter Asuhan keperawatan Menguasai asuhan keperawatan untuk tujuh masalah keperawatan (gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku kekerasan,
110 isolasi sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir: waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri). 4) Perawat Pelaksana a. Membuat rencana jangka pendek (rencana harian) tindakan keperawatan yang ditugaskan oleh perawat primer b. Melaksanakan tindakan keperawatan c. Melakukan evaluasi serta dokumentasi keperawatan d. Mengikuti ronde keperawatan, konferensi kasus, dan pre dan post conference e. Melakukan kerja sama dengan perawat pelaksana lain di bawah timnya
Selama masa orientasi, dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan budaya kerja MPKP. Selanjutnya bagi perawat yang telah menjalani masa orientasi dilakukan penentuan apakah perawat tersebut diterima atau tidak di ruang MPKP. Penentuan dilakukan oleh pimpinan keperawatan dan fasilitator nasional (konsultan).
G. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat primer dan perawat asosiet (lampiran 9). Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi baik secara langsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui dokumentasi). Kinerja kepala ruangan disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang Perawatan dan fasilitator nasional; kinerja perawat primer disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang Perawatan, fasilitator nasional, dan kepala ruangan; kinerja perawat pelaksana disupervisi/dievaluasi oleh kepala ruangan dan perawat primer. Kepala Bidang Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai keberlangsungan seluruh aktivitas di ruang MPKP. Selama melakukan supervisi di ruang MPKP Kepala Bidang Perawatan didampingi oleh dua orang fasilitator lokal, yaitu satu orang dari bidang perawatan dan satu orang fasilitator NAD CMHN.
H. Pengembangan tenaga perawat
Pengembangan tenaga perawat merupakan salah satu proses yang berhubungan dengan manajemen SDM. Tujuan pengembangan tenaga perawat adalah membantu masing-masing perawat mencapai kinerja sesuai dengan posisinya dan untuk pengakuan/penghargaan terhadap kemampuan profesional tenaga perawat yang akan memaksimalkan pencapaian jenjang karir. Bentuk pengembangan tenaga perawat di ruang MPKP adalah Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) dan program pengembangan jenjang karir.
111
Pada tahap awal bekerja di ruang MPKP, perawat mendapat penjelasan tentang proses pengembangan yang dapat diikuti. Berikut uraian tentang lingkup kerja perawat di ruang MPKP, yaitu: 1. Kepala ruangan a. Masa percobaan 3 bulan b. Setiap tahun dilakukan evaluasi c. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil maka akan diusulkan hal-hal berikut sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit: Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP d. Masa kerja karu 2 tahun dan maksimal menjadi karu 2 kali 2. Perawat primer/ketua tim a. Masa percobaan selama 3 bulan b. Setiap tahun di evaluasi c. Bila dalam waktu 2 tahun berhasil dan memenuhi kriteria maka akan diusulkan hal-hal berikut sesuai dengan kebijakan dan kemampuan rumah sakit: Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Magang persiapan menjadi kepala rua ngan Mengikuti pelatihan sesuai dengan program jenjang karir Mendapat sertifikat pengalaman kerja di ruang MPKP d. Menduduki jabatan sebagai perawat primer selama 2 t ahun untuk 1 kali kurun waktu. Jika tidak ada kesempatan promosi maka kembali menjadi perawat pelaksana tetapi kemampuan yang baik. 3. Perawat pelaksana a. Masa percobaan selama 3 bulan b. Setiap 6 bulan dilakukan evaluasi c. Jika kompetensi tidak tercapai diberikan kesempatan perbaikan selama 2 bulan d. Bila lebih dari 8 bulan yang bersangkutan tidak berhasil akan dikembalikan ke bidang keperawatan e. Bila dalam 1 tahun berhasil dan memenuhi kriteria diusulkan untuk pelatihan f. Bila telah menguasai keterampilan merawat 7 macam kasus dan pelatihan dipersiapkan magang untuk persiapan perawat primer. Pendidikan Keperawatan berkelanjutan dapat berupa pendidikan formal, yaitu peningkatan pendidikan dari D3 keperawatan ke S1 Ners keperawatan, atau S1 Ners keperawatan ke S2/spesialis keperawatan, dan seterusnya. Selain itu PKB dapat berupa pendidikan informal melalui on the job training dan out the job training. On the job training yaitu pelatihan/bimbingan secara terus-menerus sambil bekerja, misal: perawat pelaksana dapat meningkatkan kompetensinya dengan bimbingan Katim dan Karu. Karu dan Katim dapat meningkatkan kompetensinya dengan bimbingan Kepala Bidang Keperawatan/fasilitator nasional. Out the job training yaitu pelatihan yang diselenggarakan dalam kurun waktu tertentu (misalnya pelatihan 4 hari/lebih), perawat harus meninggalkan pekerjaannya sementara. Pelatihan yang
112
diikuti oleh perawat akan dirancang sesuai dengan pengembangan kemampuan yang terkait. Pengembangan jenjang karir adalah pengembangan peran dan tanggung jawab. Seorang karu yang telah sukses mengembangkan ruang MPKP merupakan aset keperawatan untuk pengembangan MPKP di ruang rawat lain, artinya menjadi pembaharu. Ia dapat pula berperan sebagai nara sumber bagi rumah sakit lain yang ingin mengembangkan MPKP. Perawat primer/katim dapat berkembang menjadi kepala ruangan, dan perawat pelaksana dapat berkembang menjadi perawat primer/katim. Sesuai dengan jenjang karir yang dikembangkan oleh PPNI dan Direktorat Keperawatan Depkes RI maka di RS program pengembangan karir di rumah sakit direncanakan sebagai berikut: 1. Perawat lulusan DIII keperawatan hanya dapat berkembang mencapai jenjang perawat klinis 2 (PK 2) dan perawat manajer 1 (PM 1) 2. Perawat lulusan S1 Ners keperawatan dapat berkembang sampai jenjang perawat klinis 3 (PK 3), perawat manajer 2 (PM 2), dan perawat pendidik 1 (PP 1) 3. Perawat lulusan S2/Spesialis keperawatan dapat berkembang sampai jenjang PK 5, PM 5, PP 4, dan perawat riset 3 (PR 3) 4. Perawat lulusan S3 keperawatan/kesehatan dapat berkembang sampai jenjang PK 5, PM 5, PP 5, PR 5 dengan syarat pendidikan sebelumnya adalah bidang keperawatan Seiring dengan jenjang karir maka ditetapkan pula kriteria perawat yang dapat menduduki struktur keperawatan, sebagai berikut: 1. Perawat pelaksana dapat dari PK 1 – PK 5 2. Katim dapat dari PK 2 – PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 1 dan PP 1. Katim diharapkan mempunyai kemampuan PM 1 karena katim akan berperan sebagai pembimbing klinik bagi mahasiswa yang ditempatkan pada timnya 3. Karu dapat dari PK 3 – PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 2 dan PP 2 4. Kepala seksi keperawatan dapat dari PK 4 – PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 4, PP 4, dan PR 2 5. Kepala Bidang Perawatan dapat dari PK 4 – PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 4, PP 4, dan PR 2 6. Direktur keperawatan dapat dari PK 4 – PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 5, PP 4, dan PR 2 Daftar Lampiran
Lampiran 1
: Formulir pendaftaran
Lampiran 2
: Surat pernyataan
Lampiran 3
: Test tulis (pre-post test)
Lampiran 4
: Test wawancara
113
Lampiran 5
: Penilaian presentasi
Lampiran 6
: Rekapitulasi penilaian
Lampiran 7
: Penilaian kinerja kepala ruangan, perawat primer, perawat pelaksana
114 Lampiran 1
BIODATA PERAWAT
I.
Nama
: ......................................................................
II. Tempat/tanggal lahir
: ......................................................................
III. Jenis Kelamin
: 1. Laki-laki ( )
III. Pendidikan terakhir
:
2. Perempuan ( )
SPK
(
)
D III Keperawatan
(
)
S 1 Ners Keperawatan
(
)
S 2/Spesialis Keperawatan
(
)
IV.
Jenis kelamin
: 1. Laki-laki (
)
2. Perempuan (
V.
Status pernikahan
: 1. Menikah (
)
2. Belum menikah (
)
)
4. Duda
)
3. Janda
(
VI. Riwayat pekerjaan: 1.
................................. dari tahun .............. s/d .............
2.
................................. dari tahun ... ........... s/d .............
3.
................................. dari tahun .............. s/d .............
4.
................................. dari tahun .............. s/d .............
VII. Pelatihan yang pernah diikuti: 1. ........................................................................Tahun …….. 2. ………………………………………………Tahun …….. 3. ………………………………………………Tahun …….. 4. ………………………………………………Tahun ……..
VIII. Tempat bekerja saat ini: ………………………………………………………………..
)
(
115 Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA KEPALA RUANGAN DAN KETUA TIM
Nama calon perawat ruang MPKP: ....................................................................... Tingkat pendidikan : .......................................................................
I.
a. 1)
2)
b. 1)
2)
II.
Kemampuan perawat (30%) Kemampuan manajerial Jelaskan program kerja jika mengelola suatu ruangan atau tim!
Apa target yang ingin dicapai dalam mengelola suatu ruangan atau tim?
Kemampuan klinis/tehnikal Sebutkan dan ceritakan kondisi pasien yang pernah at au sering dirawat!
Apa tindakan keperawatan yang pernah dilakukan untuk merawat pasien tersebut?
Motivasi (20%) a. Ceritakan hal yang menimbulkan keinginan/minat melamar bekerja di ruang MPKP!
b. III.
a.
b.
Jelaskan tujuan bekerja di ruang MPKP! Kemampuan menyelesaikan masalah (30%) Ceritakan konflik/masalah yang pernah dihadapi se lama bekerja
Jelaskan cara menyelesaikan konflik/masalah!
116
IV.
a.
b.
V.
a.
Disiplin (10%) Uraikan pendapat/pandangan saudara tentang waktu kerja!
Jika suatu hari ada hal tertentu yang membuat saudara tidak hadir di ruangan, apa yang saudara lakukan dan bagaimana pandangan saudara terhadap hal tersebut?
Sikap saat wawancara (10%) Apakah perawat menjawab pertanyaan dengan penuh percaya diri?
b.
Bagaimana gaya bicara perawat?
c.
Bagaimana kontak mata perawat saat wawancara?
d.
Bagaimana sikap tubuh saat wawancara?
e.
Bagaimana penampilan dan kerapihan? ................, ................................... Pewawancara
( ........................................)
117 PEDOMAN WAWANCARA PERAWAT PELAKSANA
Nama calon perawat ruang MPKP: ....................................................................... Tingkat pendidikan : .......................................................................
I.
Kemampuan perawat (30%) a. Kemampuan manajerial 1) Jelaskan rencana harian yang saudara buat jika mengelola beberapa pasien!
2)
b. 1.
2.
II.
Apa target yang ingin saudara capai dalam mengelola pasien?
Kemampuan klinis/tehnikal Sebutkan dan ceritakan kondisi pasien yang pernah atau sering dirawat!
Apa tindakan keperawatan yang pernah dilakukan untuk merawat pasien tersebut?
Motivasi (30%)
a.
b. c.
Ceritakan hal yang menimbulkan keinginan/minat melamar bekerja di ruang MPKP!
Jelaskan tujuan bekerja di ruang MPKP! Ceritakan kemampuan yang saudara miliki!
118
III.
a.
b.
IV.
a.
Disiplin (20%) Uraikan pendapat/pandangan saudara tentang waktu kerja!
Jika suatu hari ada hal tertentu yang membuat saudara tidak hadir di ruangan, apa yang saudara lakukan dan bagaimana pandangan saudara terhadap hal tersebut?
Sikap saat wawancara (20%) Apakah perawat menjawab pertanyaan dengan penuh percaya diri?
b.
Bagaimana gaya bicara perawat?
c.
Bagaimana kontak mata perawat saat wawancara?
d. e.
Bagaimana sikap tubuh saat wawancara? Bagaimana penampilan dan kerapihan?
................, ................................... Pewawancara
( ........................................)
119 Lampiran 5
PENILAIAN PRESENTASI
Nama perawat : …………………………. Tgl penilaian : ………….. 20 … Petunjuk pengisian: Berilah tanda () pada kolom skor untuk setiap aspek yang dinilai: 4: bila baik sekali 3: bila baik 2: bila kurang 1: bila kurang sekali Skor No A 1 2 B 1 2 3 4 5 6 7 C 1 2
3 4 5 6 7 D
1 2 3 4
Aspek yang Dinilai
4
3
2
1
Persiapan Mempersiapkan bahan presentasi Mempersiapkan mental Pelaksanaan Memberikan salam pembuka Menjelaskan tujuan presentasi Menjelaskan sistematika presentasi Menjelaskan visi, misi, tujuan, kegiatan dan evaluasi Memberikan kesempatan bertanya Menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks presentasi Menutup presentasi dan memberikan rangkuman Isi Presentasi Visi sesuai visi rumah sakit Visi bersifat futuristic untuk kemajuan pelayanan keperawatan Misi sesuai dengan misirumah sakit berisi langkah upaya mencapai visi Tujuan diuraikan secara spesifik, jelas terukur pencapaiannya Kegiatan untuk mencapai tujuan diuraikan secara spesifik Kegiatan memungkinkan untuk dilaksanakan dengan keterbatasan seumber daya yang dimiliki Kegiatan evaluasi dan monitoring menggambarkan penilaian mutu pelayanan keperawatan Sikap saat Presentasi Kerapian penampilan Kepercayaan diri Bahasa yang digunakan sesuai tata bahasa yang baik dan benar Mau menerima saran orang lain
Nilai: total nilai x 100 = ……. 80 Penilai (…………………… )
120 Lampiran 6
REKAPITULASI PENILAIAN
No.
Nama Perawat
Penilaian Biodata
Tes tulis
Tes wawancara
Presentasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
…………, …………………200.. Penilai,
………………………………….
Total Nilai
121 Lampiran 7
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENGEMBANGKAN RUANG MPKP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia bekerja dan mengembangkan ruang MPKP. Saya telah mendapatkan penjelasan tentang kontrak kerja di ruang MPKP dan uraian tugas perawat di ruang MPKP. Saya berjanji akan menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai d engan kemampuan saya dan saya berjanji untuk mematuhi peraturan yang diterapkan di ruang MPKP.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun.
............, ..............................
(Nama dan tanda tangan)
122 MODUL III HUBUNGAN PROFESIONAL (PROFESSI ONAL RELATI ONSH I P )
A. Pendahuluan
Hubungan profesional dalam pemberian pelayanan keperawatan merupakan standar dari hubungan antara pemberi pelayanan keperawatan (tim kesehatan) dan penerima pelayanan keperawatan (klien dan keluarga) (Cameron, 1997 dalam Elizabeth & Kathleen, 2003, hal. 29). Pada pelaksanaannya hubungan profesional bisa saja terjadi secara internal artinya hubungan yang terjadi antara pemberi pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, antara perawat dengan tim kesehatan dan lain-lain. Sedangkan hubungan profesional secara eksternal adalah hubungan yang terjadi antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan. Kedua hubungan tersebut merupakan suatu siklus yang tidak terpisahkan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Fokus dari makalah ini adalah lebih pada hubungan profesional secara internal artinya hubungan yang terjadi antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan lainnya. Hubungan yang terjadi diantara tim tidak terlepas dari komunikasi secara profesional di dalam bekerjasama secara tim. Menurut Gillies (1994) hubungan profesional yang terjadi di antara tim tergantung pada kemampuan memimpin. Bentuk jaringan dalam komunikasi hubungan profesional ada beberapa cara yaitu: 1) horisontal yaitu komunikasi yang terjadi antara sesama manajer, 2) vertikal yaitu komunikasi yang terjadi antara pimpinan atas dengan bawahan, dan 3) diagonal yaitu komunikasi yang terjadi antara berbagai jenjang dan masih dalam lingkungan yang sama (Cameron, 1997 dalam Elizabeth & Kathleen, 2003). Di ruang MPKP komunikasi horizontal dapat terjadi antara Ketua Tim, antar perawat pelaksana, sedangkan komunikasi vertikal antara Kepala Ruangan dan Ketua Tim dan Perawat Pelaksana dan antara Ketua Tim dan Perawat Pelaksana. Komunikasi diagonal dilakukan antara perawat dan profesi lain. Modul ini akan membahas dengan rinci tentang hubungan profesional yang terjadi di ruang Model Praktek Keperawatan Profesional yaitu : 1) rapat perawat ruangan, 2) case conference, 3) rapat tim kesehatan, dan 4) visit dokter. B. Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara mampu: 1. Melakukan rapat keperawatan di ruang MPKP 2. Melakukan case conference keperawatan di ruang MPKP 3. Melakukan rapat tim kesehatan di ruang MPKP 4. Melakukan kolaborasi dengan dokter (visit dokter dan konsultasi via telepon)
123
C. Rapat Perawat Ruangan
Pengertian Yang dimaksud dengan rapat tim keperawatan adalah suatu media komunikasi untuk menyampaikan informasi permasalahan yang ditemukan pada klien, evaluasi hasil kerja secara keseluruhan, informasi/ peraturan/ perkembangan IPTEK, dan lain-lain. Fokus pembicaraan adalah membahas hasil-hasil kerja keperawatan selama sebulan semua aktivitas ruang MPKP (laporan bulanan). Tujuan/ kegunaan 1. 2. 3. 4. 5.
Mengidentifikasi keberhasilan tindakan keperawatan Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan Mendiskusikan penyelesaian masalah Menyusun POA bulan berikut Meningkatkan hubungan antara perawat di ruangan
Syarat 1. Dipimpin oleh kepala ruangan 2. Peserta rapat adalah seluruh perawat ruangan tanpa mengganggu kegiatan ruangan 3. Waktu : 60 menit 4. Dilakukan setiap awal bulan setelah evaluasi bulan sebelumnya 5. Bahan rapat : isi laporan bulan sebelumnya 6. Dilakukan di ruangan Langkah-langkah 1. Persiapan a. Kepala ruangan menjadwalkan rapat keperawatan ruangan dan disepakati oleh semua perawat yang ada diruangan b. Menyiapkan bahan untuk rapat sesuai dengan hasil kerja pada bulan sebelumnya yaitu laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan dibahas terkait dengan pilar profesional MPKP yaitu pendekatan manajemen, compensatory reward , hubugan profesional, asuhan keperawatan pasie n. 2. Pelaksanaan a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan b. Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat keperawatan, lamanya waktu rapat c. Kepala ruangan membacakan ringkasan laporan bulan sebelumnya tentang permasalahan yang dihadapi. Memberi pujian at as aspek yang berhasil d. Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat yang hadir tentang masalah yang ada e. Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadir f. Kepala ruangan beserta perawat yang hadir rapat mencari jalan keluar dan memutuskan tindakan bersama tindakan yang dilakukan g. Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari ini
124 h.
3.
Kepala ruangan menyampaikan POA bulan berikutnya, pertemuan berikutnya dan permasalahan yang akan dibahas.
Dokumentasi a. Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim dengan dibantu salah satu ketua tim sebagai notulis rapat.
Bentuk evaluasi Format pendokumentasian rapat tim keperawatan (lampiran 1) D. Konferensi Kasus ( Case conf erence ) Keperawatan
Pengertian Yang dimaksud dengan case conference adalah diskusi kelompok tentang kasus asuhan keperawatan klien/ keluarga. Dilakukan dua kali per bulan dan kasusnya bergantian antar tim. Topik atau isi dari kasus yang disampaikan adalah : 1. kasus pasien baru 2. kasus pasien yang tidak ada perkembangan 3. kasus pasien pulang 4. kasus pasien yang meninggal 5. kasus pasien dengan masalah yang jarang ditemukan Tujuan/ kegunaan 1. Mengenal kasus dan permasalahan 2. Mendiskusikan alternatif penyelesaian masalah asuhan keperawatan 3. Meningkatkan koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan 4. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menangani kasus Syarat 1. Dipimpin oleh ketua tim atau kepala ruangan 2. Peserta adalah seluruh perawat ruangan tanpa menganggu kegiatan ruangan 3. Waktu : 30 – 60 menit 4. Dilakukan : 2 kali sebulan atau disesuaikan dengan kondisi dan tingkat urgensi/ sesuai dengan penjadualan masing-masing tim 5. Bahan : kasus klien dipersiapkan oleh tim yang bertanggung jawab 6. Dilakukan di ruangan Langkah- langkah 1. Persiapan : a. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan case conference dan sudah disepakati oleh kedua tim b. Jadual pelaksanaan case conference sudah terjadual c. Ketua tim yang akan menyelenggakan case conference pada waktu yang sudah ditetapkan menyiapkan bahan yang akan disampaikan saat case conference
125
2. a. b. c. d. e. 3. a. b.
Pelaksanaan : Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua tim Ketua tim menyampaikan kasus yang dibahas dan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan Ketua tim meminta masukan kepada perawat tentang permasalahan yang dihadapi Ketua tim menyimpulkan hasil secara keseluruhan dari kegiatan case conference secara khusus tindak lanjut untuk kasus yang disajikan Ketua tim menyampaikan POA, kontrak pertemuan berikut dan menutup kegiatan Dokumentasi Ketua tim mendokumentasi hasil dari case conference Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan case conference
Bentuk evaluasi 1. Format case conference (lampiran 2) 2. Format penilaian kinerja case conference untuk ketua tim (lampiran 3) E. Rapat Tim Kesehatan
Pengertian Yang dimaksud dengan rapat tim kesehatan adalah media komunikasi antara tim kesehatan (rapat multidisiplin) untuk membahas manajerial ruang MPKP. Fokus pembicaraan rapat ini adalah membahas hal-hal yang terkait dengan manajerial. Tujuan/ kegunaan 1. Menyamakan persepsi terhadap informasi yang didapatkan dari masalah yang ditemukan, khususnya masalah manajerial 2. Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan 3. Mengurangi kesalahan informasi antar tim kesehatan 4. Meningkatkan koordinasi antara tim kesehatan Syarat 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Dipimpin oleh kepala ruangan Peserta: karu, katim, profesi lain Waktu : 60 menit Dilaksanakan di ruangan Dilakukan : setiap satu bulan sekali Bahan : laporan bulan lalu atau kasus
Langkah-langkah (Buat lebih rinci untuk tiap point) 1. Persiapan a. Kepala ruangan menjadwalkan rapat tim kesehatan ruang MPKP dan disepakati oleh semua perawat dan tim kesehatan yang terlibat diruangan b. Menyiapkan bahan untuk rapat tim kesehatan. Adapun bahan rapat yang digunakan adalah laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan dibahas bisa permasalahan pasien/ keluarga, perawat dan tim kesehatan
126
2. a. b. c. d. e. f. g. h. 3.
lainnya atau kerjasama, sarana dan prasarana yang terkait dengan pemberian pelayanan kesehatan, ataupun anggaran yang diperlukan. Bentuknya bisa berupa kebijakan, prosedur tetap, regulasi, koordinasi dan lainnya. Pelaksanaan Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat tim kesehatan, lamanya waktu rapat Kepala ruangan membacakan laporan bulan sebelumnya tentang permasalahan yang dihadapi Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat dan tim kesehatan lain yang hadir tentang masalah yang ada Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadir Kepala ruangan beserta peserta yang hadir mencari jalan keluar dan memutuskan tindakan bersama. Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari ini Kepala ruangan menyampaikan pertemuan berikutnya dan permasalahan yang akan dibahas Dokumentasi a. Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim kesehatan
Bentuk evaluasi Format dokumentasi rapat tim kesehatan (lampiran 4) F. Kolaborasi dengan Dokter
1. Visit dokter Pengertian Yang dimaksud dengan visit dokter adalah kunjungan dokter ke ruangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pada pasien, dan ketua tim bertanggung jawab melakukan kolaborasi serta mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan menyampaikan informasi tentang pasien. Tujuan/ kegunaan a. Meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan b. Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan kesehatan c. Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan Syarat a. Penanggung jawab visit dokter adalah ketua tim atau perawat asosiate yang bertanggung jawab terhadap pasien yang mendapat pendelegasian dari ketua tim b. Waktu : disesuaikan dengan kondisi pasien dan kesepakatan waktu jam visit c. Tempat : di ruangan pasien Langkah-langkah a. Ketua tim atau perawat yang didelegasikan yang menjadi penanggung jawab terhadap klien atau keluarga menyiapkan data-data yang dibutuhkan
127
b.
Ketua tim memberikan informasi tentang kemajuan dan masalah klien, tindakan yang dilakukan dan hasilnya kepada dokter c. Ketua tim mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan meminta dokter memberikan masukan terhadap hasil pemeriksaan d. Ketua tim mendiskusikan rencana tindakan lanjutan untuk klien e. Ketua tim mencatatkan hasil pemeriksaan dokter ke dalam catatan keperawatan
Bentuk evaluasi a. Format visit dokter (lampiran 5) b. Format kinerja visit dokter untuk ketua tim (lampiran 6) 3.
Konsultasi dengan Dokter via Telepon adalah melaporkan kondisi pasien kepada dokter melalui telepon. Konsultasi via telepon dilakukan jika menurut perawat pasien membutuhkan tindakan kedokteran. Pada saat berkonsultasi mungkin saja dokter memberikan ”instruksi” berupa tindakan yang dilaksanakan oleh perawat. Untuk ini diperlukan seorang saksi yang ikut mendengarkan ”instruksi” tersebut. Tujuan/Kegunaan a. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu b. Memberi pelayanan tim kesehatan jiwa yang segera kepada pasien c. Melaksanakan pendelegasian via telepon Syarat: a. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien memutuskan bahwa kondisi pasien membutuhkan tindakan dokter (pagi hari Katim, sore/malam penanggung jawab tim) b. Waktu: setiap saat diperlukan c. Tempat: di ruang tempat pasien dirawat Langkah-langkah: a. Perawat penanggung jawab pasien mengobservasi pasien b. Perawat menelepon dokter untuk berkonsultasi hasil observasi yang didapatkan c. Jika dokter memberikan instruksi via telepon, maka satu orang perawat lain ikut mendengar instruksi sebagai saksi d. Perawat menulis instruksi dokter pada rekam medik pasien e. Dokter menuliskan instruksi via telepon dalam waktu 24 jam
128 Lampiran 1
RAPAT TIM KEPERAWATAN RUANG MPKP
Tanggal Ruangan Waktu
: ....................................... : ........................................ : .......................................
Dihadiri oleh : 1........................................... 2.......................................... 3.......................................... 4.......................................... 5.......................................... Agenda rapat : Isi laporan bulan ........................... 1.......................................... 2.......................................... 3.........................................
Jabaran permasalahan :
Tindakan yang sudah dilakukan :
Evaluasi hasil :
Rencana tindak lanjut :
Notulen
(.............................................)
129 Lampiran 2
CASE CONF ERENCE (KONFERENSI KASUS) PERAWAT
Tanggal Ruangan Waktu Tim Pemimpin Topik 1. 2. 3. 4. 5.
: ....................................... : ........................................ : ....................................... : ....................................... : ........................................
: Isilah pada kotak nomor yang sedang dibahas Kasus pasien baru Kasus pasien yang tidak ada perkembangan Kasus pasien pulang Kasus pasien yang meninggal Kasus pasien dengan masalah yang jarang ditemukan
Data yang ditemukan :
Tindakan yang telah dilakukan :
Evaluasi hasil dari tindakan yang dilakukan :
Rencana tindak lanjut :
Notulen
(.............................................)
130 Lampiran 3
PENILAIAN KINERJA CASE CONF ERENCE (KETUA TIM)
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang saudara akan nilai 4 = Baik sekali 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Cukup PENILAIAN ASPEK YANG DINILAI
1
2
3
1. Kesiapan bahan yang akan disampaikan 2. Memberikan salam (pembukaan) 3. Menyampaikan kasus 4. Memberikan kesempatan pada perawat untuk bertanya 5. Menjawab pertanyaan 6. Mendiskusikan hasil yang sudah dilakukan 7. Menyimpulkan hasil 8. Menyampaikan rencana tindak lanjut 9. Menutup kegiatan
Tanggal : ........................................................ Penilai :
(nama dan tanda tangan)
4
131 Lampiran 4
RAPAT TIM KESEHATAN JIWA
Tanggal Ruangan Waktu
: ....................................... : ........................................ : .......................................
Dihadiri oleh : 1........................................... 2.......................................... 3.......................................... 4.......................................... 5.......................................... Agenda rapat : 1.......................................... 2.......................................... 3.........................................
Permasalahan :
Tindakan yang dilakukan : 1. Perawat:
2. Dokter :
3. Psikolog :
4. Psikiater :
5. Lain-lain :
Evaluasi :
Rencana tindak lanjut :
132
Lampiran 5
VISIT DOKTER
Nama ruangan ruangan : Nama dokter No.
1.
2.
3.
4.
:
Nama pasien
Yang dibicarakan dibicarakan dokter kepada perawat
Tindaka n dokter
Hasil yang dilakukan dokter
Rencana tindak lanjut dokter
Paraf dokter
Tindakan perawat
Hasil yang dilakukan perawat
Rencana tindak lanjut perawat
Paraf perawat
133 Lampiran 6
PENILAIAN KINERJA VISIT DOKTER UNTUK KETUA TIM
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang saudara akan nilai 4 = Baik sekali 3 = Baik 2 = Sedang 1 = Cukup
PENILAIAN ASPEK YANG DINILAI
1
2
3
4
Persiapan 1. Menyiapkan data klien 2. Menyiapkan klien Pelaksanaan 1. Memberikan salam 2. Menjelaskan data yang didapatkan dari klien 3. Menjelaskan tindakan yang sudah dilakukan 4. Menjelaskan hasil tindakan yang dilakukan 5. Mendengarkan dokter bicara dengan terapeutik 6. Meminta klarifikasi dari dokter 7. Mendampingi dokter dalam pemeriksaan 8. Menggunakan komunikasi secara terapeutik Dokumentasi 1. Meminta dokter untuk mendokumentasikan dalam Status klien 2. Mendokumentasikan dalam catatan perawatan Tanggal : ........................................................ Penilai :
(nama dan tanda tangan)
134 MODUL IV MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pendahuluan
Tujuan profesi keperawatan adalah memberikan pelayanan kepada klien dan juga mempertahankan hidupnya profesi itu sendiri (Keyzer, 1992 dikutip dalam Draper 1996). Untuk mencapai tujuan tersebut perawat perlu memiliki ketrampilan intelektual, teknik, interpersonal, dan etik. Semua ketrampilan ini harus tampak dalam pemberian asuhan keperawatan kepada klien. Praktek keperawatan profesional dengan ciri praktek yang didasari dengan keterampilan intelektual, teknikal, interpersonal dapat dilaksanakan dengan menerapkan suatu metode asuhan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode asuhan untuk praktek profesional tersebut adalah proses keperawatan, suatu rangkaian asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi, dan evaluasi. Salah satu pilar praktek profesional keperawatan adalah pelayanan keperawatan dengan menggunakan patient menggunakan patient care delivery system tertentu. system tertentu. Patient care delivery system yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan. Berdasarkan survey masalah yang dilakukan di beberapa rumah sakit jiwa ditemukan ada 7 masalah keperawatan utama pasien yang dirawat meliputi: Risiko perilaku kekerasan Gangguan sensori persepsi: halusinasi Isolasi sosial Gangguan proses pikir: waham Risiko bunuh diri Defisit perawatan diri Defisit Gangguan konsep diri: harga diri rendah Berdasarkan hasil survey tersebut maka di MPKP patient care delivery system diterapkan dalam bentuk: Pedoman proses keperawatan Pedoman asuhan keperawatan pada 7 kasus Pedoman pendidikan kesehatan keluarga Dalam modul berikut ini dipaparkan pedoman asuhan keperawatan pada 7 kasus dan pendidikan kesehatan yang perlu diberikan kepada keluarga sesuai dengan kasus yang ditemukan pada pasien. Hasil survey yang dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi pada bulan Desember 2000, didapatkan data bahwa terdapat tujuh masalah keperawatan yang paling sering ditemukan di rumah sakit ini. Ketujuh masalah keperawatan tersebut adalah: resiko perilaku kekerasan, gangguan persepsi sensori: halusinasi, isolasi sosial, peru bahan proses pikir: waham, resiko bunuh diri, defisit perawatan diri (berpakaian, berhias, kebersihan diri, makan, aktivitas sehari-hari, toileting),dan gangguan konsep diri: harga diri rendah. Sehingga ditetapkanlah untuk pedoman asuhan
135
keperawatan di ruang Model Praktek Keperawatan Profesional di Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa (BPKJ) Banda Aceh terdiri dari tujuh masalah keperawatan. B. Tujuan
Setelah menyelesaikan modul ini peserta mampu: 1. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan harga diri rendah 2. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan isolasi sosial 3. Memberikan asuhan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi 4. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan gangguan proses pikir:waham 5. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan resiko perilaku kekerasan 6. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan resiko bunuh diri 7. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga dengan defisit perawatan diri 8. Memberikan terapi aktivitas kelompok kepada pasien 9. Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga C. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir. Manajemen asuhan keperawatan merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan menggunakan metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah klien (Keliat, 2000). Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan yaitu manajemen sumber daya manusia (perawat) dengan menggunakan sistem pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan klien dalam metoda pemberian asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan. D. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan. kep erawatan. Kebutuhan dan masalah k lien merupakan titik sentral dalam proses pro ses penyelesaian masalah ini. Menurut Craven dan Hirnle (2000) proses keperawatan merupakan suatu panduan untuk memberikan asuhan keperawatan professional, baik untuk individu, kelompok, keluarga dan komunitas. Berdasarkan prinsip inilah, inilah, tim pengembang modul ini menyusun pedoman pemberian asuhan keperawatan di ruang MPKP yang dapat diterapkan baik pada individu pasien, kelompok pasien, individu keluarga, dan kelompok keluarga pasien. Selanjutnya, Craven dan Hirnle (2000) menyatakan bahwa proses keperawatan memiliki enam fase yaitu: pengkajian, diagnosa, tujuan, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi. Pada ruang MPKP tim pengembang modul memasukkan tujuan kedalam fase diagnosa sehingga proses
136
keperawatan diruang ini terdiri dari lima fase, yaitu; pengkajian, diagnosa, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi. Untuk pengkajian telah disusun suatu format beserta panduan pengisian format tersebut. Rencana keperawatan yang mencakup diagnosa, tujuan dan rencana tindakan keperawatan dibuat standarnya berdasarkan ketujuh masalah keperawatan utama yang telah disebutkan sebelumnya. Sedangkan untuk implementasi telah disusun panduan tindakan keperawatan per masalah keperawatan dengan menetapkan paket tindakan keperawatan pada tiap pertemuan dengan pasien sebanyak tujuh buah masalah keperawatan. Format evaluasi telah dibuat dan ditujukan untuk menilai kemampuan pasien setelah diberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang dimiliki.. Format evaluasi untuk perawat juga dibuat untuk menilai kemampuan perawat dalam memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan pasien. 1.
Pedoman Pengkajian
Dalam keperawatan, pengkajian merupakan pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis dengan tujuan membuat penentuan tindakan keperawatan bagi individu, keluarga dan komunitas (Craven & Hirnle, 2000). Oleh karena itu dibutuhkan suatu format pengkajian yang dapat menjadi alat bantu perawat dalam pengumpulan data. Format pengkajian di ruang MPKP meliputi aspek-aspek identitas pasien, alasan masuk, factor predisposisi, fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengethaun, dan aspek medik (lihat lampiran 1). Format pengkajian ini dibuat agar semua data relevan tentang masalah pasien saat ini, yang lampau, atau yang potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar yang lengkap. 2. Pedoman Rencana Tindakan Keperawatan Pedoman rencana keperawatan mencakup perumusan diagnosa, tujuan umum dan khusus, dan juga rencana tindakan yang telah distandarisasi oleh tim pengembangan ruang MPKP BPKJ Banda Aceh. Diagnosa keperawatan yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Gangguan konsep diri: harga diri rendah 2. Isolasi sosial 3. Gangguan sensori persepsi: halusinasi 4. Perubahan proses pikir: waham 5. Resiko Perilaku kekerasan 6. Resiko bunuh diri 7. Defisit perawatan diri 3. Pedoman Tindakan Keperawatan Pada Individu Pasien dan Keluarga Tindakan keperawatan atau implementasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan langsung kepada klien, keluarga, dan komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat.
137
Berdasarkan manajemen asuhan keperawatan maka perlu dilakukan sistem klasifikasi pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Sistem ini dikembangkan untuk meyakinkan adanya pelayanan prima yang berfokus pada pelayanan pelanggan. Dengan system ini dikaji kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan dan dirancang pemenuhan kebutuhannya melalui standar pelayanan dan asuhan keperawatan. Diruang MPKP klien diklasifikasikan berdasarkan tingkat kebutuhannya terhadap indakan keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari:perawatan total, parsial, dan mandiri. Menurut Gillies (1995) rata-rata pasien membutuhkan perawatan sehari selama empat jam dengan rincian sebagai berikut: 1. Self care: kurang dari 2 jam 2. Minimal care: 2 jam 3. Moderate care: 3,5 jam, 4. Extensive care: 5-6 jam 5. Intensive care: 7 jam Berdasarlan rincian ini maka ditetapkan tindakan keperawatan diruangan MPKP untuk pasien dibagi dalam tiga kategori: 1. Keperawatan total: 6 jam 2. Keperawatan parsial: 4 jam 3. Keperawatan mandiri: 2 jam Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasiakan untuk tindakan bagi individu pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk kelompok dan ADL pasien. Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman tindakan dan jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi pasien. Diharapkan untuk selanjutnya perawat di ruamg MPKP memiliki panduan yang jelas dalam pemberian tindakan keperawatan untuk setiap pasien sesuai masalah keperawatan dan tingkat kebutuhan tindakan keperawatannya. Pedoman tindakan keperawatan dibuat untuk tindakan kepada pasien baik secara individual, kelompok, maupun yang terkait dengan aktivitas kehidupansehari-hari (ADL). Dengan adanya rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal kegiatan harian untuk pasien masing-masing sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih e fektif dan efisien. Selanjutnya semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat didokumentasikan dalam format implementasi dan dievaluasi dengan menggunakan pendekatan SOAP (subjective, objective, analyses, planning). Disamping itu terkait dengan pendekatan SOAP setiap kali selesai berinteraksi dengan pasien, perawat memberikan penugasan atau kegiatan yang terkait dengan tindakan keperawatan yang telah dilakukan sebagai tindak lanjut. Penugasan atau kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas pasien dan diklasifikasikan apakah tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan bantuan sebagian (B), atau dengan bantuan total (T). Setiap hari kemampuan melakukan tugas atau aktivitas ini dievaluasi.
138
4. Pedoman Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) TAK merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk pasien gangguan jiwa. Pelaksanan terapi ini merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat. Untuk ruang MPKP pelaksanaan terapi ini merupakan tanggung jawab KATIM. Oleh karena itu, seorang KATIM mempunya kemampuan untuk melakukan TAK secara tepat dan benar. Untuk mencapai hal tersebut diatas, telah diterbitkan buku panduan Terapi Aktivitas Kelompok untuk pasien gangguan jiwa yang digunakan sebagi panduan pelaksanaan TAK di ruang MPKP BPKJ Banda Aceh. 5. Pendidikan Kesehatan Keluarga Pendidikan kesehatan keluarga merupakan program yang diberikan kepada keluarga pasien gangguan jiwa yang dirawat di rumah sakit jiwa agar mereka mampu merawat pasien di rumah. Tindakan keperawatan untuk individu keluarga telah terintegrasi dengan tindakan terhadap pasien (lihat no. 3). Pendidikan kesehatan untuk kelompok keluarga diperlukan untuk memberdayakan keluarga-keluarga pasien jiwa dalam mengatasi masalah secara bersama-sama. Isi program disesuaikan dengan kebutuhan dan harapan keluarga untuk kesembuhan pasien. Program ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan kelompok besar dan kecil. D. Penutup
Pasien yang didefinisikan sebagai seseorang yang sakit dan membutuhkan perawatan merupakan penerima pelayanan keperawatan (Timby & Lewis, 1992). Dalam era kesegajatan yang menyebabkan derasnya arus informasi yang diterima oleh pasien khususnya tentang keperawatan, juga dengan meningkatnya level pendidikan rata-rata pasien mengakibatkan kebutuhan pasien aka n pelayanan keperawatan meningkat pula. Sebagai akibatnya perawat perlu menata kembali kinerja dan pelayanan yang diberikan kepada pasien. Disamping itu, pendidikan kesehatan keluarga juga sangat diperlukan karena dapat mengurangi kebosanan dan reaksi negatif keluarga (Ostwald, et al, 1999) dan meningkatkan kepuasan keluarga (Brooker, 1991) Pedoman asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh tim pengembangan MPKP BPKJ Banda Aceh adalah salah satu usaha untuk menjawab tantangan perkembangan kebutuhan diatas. Walaupun diakui masih banyak yang perlu direvisi dan ditata ulang, namun setidaknya apa yang telah dilakukan ini dapat membantu pemberian asuhan keperawatan yang prima bagi „customer‟ yang dalam hal ini adalah pasien.
139 FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA TIM CMHN
RUANGAN RAWAT _____________________ TANGGAL DIRAWAT ______________ I. IDENTITAS KLIEN
Inisial Umur
: _________________ (L/P) : _________________
Informan
:
Tanggal Pengkajian RM No.
: __________________ : _________________
_________________
II. ALASAN MASUK _______________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________________ III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? 2. Pengobatan sebelumnya.
Berhasil
3.
Pelaku/Usia
Tidak
Ya
kurang berhasil Korban/Usia
tidak berhasil Saksi/Usia
Aniaya fisik Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga Tindakan kriminal Jelaskan No. 1, 2, 3
: _____________________________________________________________________
Masalah Keperawatan : ____________________________________________________ 4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Hubungan keluarga
Gejala
Ya
Tidak
Riwayat pengobatan/perawaran
_______________________
_______________ ______
___________________
_______________________
_______________ ______
___________________
Masalah Keperawatan : _________________________________________________________
140
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ___________________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan ________________________________________________________________ IV. FISIK 1. Tanda vital : TD : __________ N : ________ S : _________ P : _______________ 2. Ukur : TB : __________ BB : ________
3. Keluhan fisik
:
Ya
Tidak
Jelaskan Masalah keperawatan
: ___________________________________________________ ___________ : _____________________________________________________________ _
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan Masalah Keperawatan
: ___________________________________________________ ____________ : ___________________________________________________ ____________
2. Konsep diri a Gambaran diri b. Identitas c. Peran d. Ideal diri e. Harga diri Masalah Keperawatan
: _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ : _______________________________________________________________ _______________________________________________________________ : ___________________________________________________ ____________ _______________________________________________________________ : ___________________________________________________ ____________ _______________________________________________________________ : ___________________________________________________ ____________ _______________________________________________________________ : ___________________________________________________ ____________
3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti : ___________________________________________________ ____________ b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : _______________________________________ __________________________________________________________________________________ c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : ________________________________________ __________________________________________________________________________________ Masalah keperawatan: ________________________________________________________________ 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : _________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ b. Kegiatan ibadah : _________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan _______________________________________________________________ _________
141
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan Tidak rapi
Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti tidak sesuai biasanya Jelaskan : _____________________________________________________________ _________ Masalah Keperawatan : ________________________________________________________________ ______ 2. Pembicaraan Cepat
Keras
Gagap
Inkoheren
Apatis
Lambat
Membisu
Lesu
Tegang
Gelisah
Agitasi
Tik
Grimasen
Tremor
Kompulsif
Tidak mampu memulai pembicaraan lelaskan : _________________________________________________________________ ____________ Masalah Keperawan : _____________________________________________________________ 3. Aktivitas Motorik:
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : _______________________________________________
4. Alam perasaaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : _______________________________________________
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : _______________________________________________
6. lnteraksi selama wawancara bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
Kontak mata (-)
Defensif
Curiga
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ 7. Persepsi
Pendengaran
Penglihatan
Pengecapan
Penghidu
Perabaan
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
142
8. Proses Pikir sirkumtansial
tangensial
kehilangan asosiasi
flight of idea
blocking
pengulangan pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ 9. Isi Pikir
Obsesi
Fobia
Hipokondria
depersonalisasi
ide yang terkait
pikiran magis
Agama
Somatik
Kebesaran
Curiga
nihilistic
sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Waham
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ 10. Tingkat kesadaran bingung
sedasi
stupor
tempat
orang
Disorientasi waktu
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ 11. Memori Gangguan daya ingat jangka panjang
gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini
konfabulasi
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung mudah beralih
tidak mampu konsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ 13. Kemampuan penilaian Gangguan ringan
gangguan bermakna
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
143
14. Daya tilik diri mengingkari penyakit yang diderita
menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ VII. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan Bantuan minimal
Bantuan total
2. BAB/BAK Bantuan minimal
Bantual total
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ 3. Mandi Bantuan minimal
Bantuan total
4. Berpakaian/berhias Bantuan minimal
Bantual total
5. Istirahat dan tidur Tidur siang lama
: ………………….s/d…………………………
Tidur malam lama : …………………s/d…………………………
Kegiatan sebelum / sesudah tidur
6. Penggunaan obat Bantuan minimal
Bantual total
7. Pemeliharaan Kesehatan Perawatan lanjutan
Ya
tidak
Perawatan pendukung
Ya
tidak
Mempersiapkan makanan
Ya
tidak
Menjaga kerapihan rumah
Ya
tidak
Mencuci pakaian
Ya
tidak
Pengaturan keuangan
Ya
tidak
8. Kegiatan di dalam rumah
144
9. Kegiatan di luar rumah Belanja
Ya
tidak
Transportasi
Ya
tidak
Lain-lain
Ya
tidak
Jelaskan : __________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________
VIII. Mekanisme Koping Adaptif
Maladaptif
Bicara dengan orang lain
Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah
reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi
bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif
menghindar
Olahraga
mencederai diri
Lainnya _______________
lainnya : __________________
Masalah Keperawatan : ______________________________________________________________ IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan :
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik ________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik _____________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah dengan pendidikan, spesifik ________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah dengan pekerjaan, spesifik _________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah dengan perumahan, spesifik ________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah ekonomi, spesifik _________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik ________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah lainnya, spesifik __________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : _________________________________________________________________ _____________________________________________________________________________________
145
X. Pengetahuan Kurang Tentang:
Penyakit jiwa
system pendukung
Faktor presipitasi
penyakit fisik
Koping
obat-obatan
Lainnya : ______________________________________________________________________ Masalah Keperawatan : ________________________________________________________________ Analisa Data
Data Subjektif
Objektif
Subjektif Objektif:
Masalah
...................................... ...................................... ...................................... ........................................ ...................................... .......................................
........................................................
...................................... ...................................... ....................................... ...................................... ......................................
........................................................
dst
XI. Aspek Medik
Diagnosa Medik : _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ Terapi Medik : ______________________________________________________________ _______ _____________________________________________________________________ _____________________________________________________________________ XII. Daftar Masalah Keperawatan _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________
___________________________________ ___________________________________ ___________________________________ ___________________________________ ___________________________________
XIII. Daftar Diagnosis Keperawatan ______________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________ _____________,______________ Mahasiswa, ____________________________
146 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA FIK-UI
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat. I. Identitas 1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan Klien tentang : nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan. 2. Usia dan No RM Lihat RM 3. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat. II. Alasan Masuk Tanyakan kepada klien / keluarga: 1. Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini ? 2. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ? 3. Bagaimana hasilnya ? III. Faktor Predisposisi 1. Tanyakan kepada Klien / keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu, bila ya beri tanda " V " pada kotak " ya " dan bila tidak beri tanda " V " pada kotak " tidak ". 2. Apabila pada poin 1 " ya " maka tanyakan bagaimana hasil pengobatan sebelumnya apabila dia dapat beradaptasi di masyarakat tanpa gejala - gejala gangguan jiwa maka beri tanda " V " pada kotak " berhasil " apabila dia dapat beradaptasi tapi masih ada gejala - gejala sisa maka beri tanda " V " pada kotak " kurang berhasil " apabila t idah ada kemajuan atau gejala - gejala bertambah atau menetap maka beri tanda " V " pada kotak " tidak berhasil ". 3. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal, beri tanda " V " sesuai dengan penjelasan klien / keluarga apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda " V " pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada kotak ke dua. Jika klien pernah sebagai pelaku da n korban dan saksi ( 2 atau lebih ) tuliskan pada penjelasan. a. Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang dialami klien terkait No. 1,2,3. b. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 4. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga Iainnya yang mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda " V " pada kotak " ya " dan jika tidak beri tanda " V " pada kotak " tidak ". Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami gangguan jiwa maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota keluarga tersebut.
147 5. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak menyenangkan (kegagalan, kehilangan/ perpisahan/ kematian, trauma selama tumbuh kembang) Yang pernah dialami klien pada masa lalu.
IV. Fisik Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ; 1 Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan klien. 2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien. 3. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien, bila ada beri tanda " V " di kotak " ya " dan bila " tidak " beri tanda " V " pada kotak tidak. 4. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada. 5. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada. V. Psikososial 1. Genogram a. Buatlah genogram minimal tiga gcncrasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga. contoh
= perempuan
= laki-laki
= cerai/putus hubungan = meninggal
= orang yang tinggal serumah = orang yang terdekat = klien 45
47
= umur klien
= hamil kembar
148 b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh. c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.
2. Konsep diri a. Gambaran diri Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai. b. Identitas diri, tanyakan tentang Status dan posisi klien sebelum dirawat. Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, keompok). Kepuasan klien sebagai laki-Iaki/perempuan. c. Peran: Tanyakan, Tugas/ peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat • Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/ peran tersebut d. Ideal diri : Tanyakan, Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran. Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat) Harapan klien terhadap penyakitnya e. Harga diri : Tanyakan, Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2 a, b, c, d. • Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya. f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 3. Hubungan sosial a, Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan. b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang d iikuti dalarn masyarakat. c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok dimasyarakat. d keperawatan ditulis sesuai dengan data
Masalah
4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang: Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan agama yang dianut. Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa. b. Kegiatan ibadah : Tanyakan: Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan kelompok. Pendapat klien/ keluarga tentang kegiatan ibadah. c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data VI. Status Mental Beri tanda " V " pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu 1. Penampilan. Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
149 a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapih. Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti. b. Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya : pakaian dalam, dipakai diluar baju. . c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian tidak tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/ kondisi). a. Jelaskann hal-hal yang ditampilkan klien dan ko ndisi lain yang tidak tercantum. e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 2. Pembicaraan a. Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras, gagap, membisu, apatis dan atau lambat b. Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat lain yang tak ada kaitannya beri tanda " V " pada kotak inkoheren. c. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum. d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 3. Aktivitas motorik Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/ keluarga. a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas. b. Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan, c. Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol. d. Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat Dikontrol klien. e. Tremor = jari- jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentangkan jari-jari. f. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan seperti berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan dan sebagainya. g. Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum. h. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 4. Alam perasaan. Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga. a. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas b. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas. c. Khawatir = objeknya belum jelas. d. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum. e. Masalah keperawatan ditulis sesuai data. 5. Afek Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga. a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
150 menyenangkan atau menyedihkan. b. Tumpul = hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat. c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah. d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada. e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum. f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data. 6. lnteraksi selama wawancara Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi perawat dan keluarga a Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas. b. Kontak mata kurang - tidak mau menatap lawan bicara. c. Defensif - selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya. d. Curiga - menunjukan sikap/ perasaan tidak percaya pada orang lain e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum. f. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 7. Persepsi. a. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu sama dengan penciuman. b. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi, gejala yang tampak pada saat klien berhalusinasi. c. Masalah keperawatan sesuai dengan data 8. Proses pikir Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara a. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada t ujuan pembicaraan. b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan. c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalitnat lainnya, dan klien tidak menyadarinya. d. Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih ada hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan. e. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali. f. Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali. g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara. h. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 9. lsi pikir. Data didapatkan melalui wawancara. a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun k lien berusaha menghilangkannya. b. Phobia : ketakutan yang phatologis/ tidak logis terhadap objek/ situasi tertentu. c. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada. d. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan. e. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi lingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya.
151 f. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang mustahil/ diluar kemampuannya. g. Waham. Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapt tidak sesuai dengan kenyataan. Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan. Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuannya yang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan. Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan. Waham yang bizar
Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disisipkan didalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontro l oleh kekuatan dari luar.
h. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara. i. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 10. Tingkat kesadaran Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara dan observasi, stupor diperoleh melalui observasi, orientasi klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui wawancara a. Bingung . tampak bingung dan kacau. b. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/ tidak sadar. c. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gcrakan-gerakan yang diulang, anggota tubuh klien dapat dikatakan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua yang terjadi dilingkungan. d. Orientasi waktu, tempat, orang jelas e. Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal- hal diatas. f. Masalah keperawatan sesuai dengan data. g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara 11. Memori. Data diperoleh melalui wawancara a. Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan
152 b. Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir. c. Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi. d. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya. e. Jelaskan sesuai dengan data terkait. f. Masalah keperawatan sesuai dengan data 12.
Tingkat konsentrasi dan berhitung Data diperoleh melalui wawancara a. Mudah dialihkan : perhatian klien mudah berganti dari satu objek ke objek lain. b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar pertanyaan diulang/ tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraan. c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan penambahan/ pengurangan pada benda benda nyata. d. Jelaskan sesuai dengan data terkait. e. Masalah keperawatan sesuai data.
13. Kemampuan penilaian a. Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan, klien dapat mengambil keputusan. b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak mampu mengambil keputusan walaupun dibantu orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak mampu mengambil keputusan. c. Jelaskan sesuai dengan data terkait. d. Masalah keperawatan sesuai dengan data. 14. Daya tilik diri Data diperoleh melalui wawancara a. Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari gejala penyakit (perubahan fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat ini. c. Jelaskan dengan data terkait. d Masalah keperawatan sesuai dengan data VII. Kebutuhan Persiapan Pulang 1. Makan a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka/ tidak suka/ pantang) dan cara makan. b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan.
153 2. BAB/BAK , Observasi kemampuan klien untuk BAB / BAK. Pergi, menggunakan dan membersihkan WC Membersihkan diri dan merapikan pakaian 3. Mandi a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut) b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan. 4. Berpakaian a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan pakaian dan alas kaki. b. Observasi penampilan dandanan klien. c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian. d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil, memilih dan mengenakan pakaian. 5. lstirahat dan tidur Observasi dan tanyakan tentang: - Lama dan waktu tidur siang / tidur malam - Persiapan sebelum tidur seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdo a. - Kegiatan sesudah tidur, seperti: merapikan tempat tidur, mandi/ cuci muka dan menyikat gigi. 6. Penggunaan obat Observasi dan tanyakan kepada k lien dan keluarga tentang: Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu d an cara. Reaksi obat. 7. Pemeliharaan kesehatan Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang: - Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan dan pengobatan lanjut. - Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya. 8. Kegiatan di dalam rumah Tanyakan kemampuan klien dalam: - Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel). Mencuci pakaian sendiri - Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari 9. Kegiatan di luar rumah Tanyakan kemampuan klien - Belanja untuk keperluan sehari-hari
154 - Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki, menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum) - Kegiatan lain yang dilakukan klien di luar rumah (bayar listrik/ telpon/ air, kantor pos dan bank).
VIII. Mekanisme Koping Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda "V" pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif. IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan Data didapatkan melalui wawancara pada kilen atau keluarganya. Pada tiap masalah yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas. X.
Pengetahun Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
XI.
Aspek Medik Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.
XII. Daftar Masalah Keperawatan 1. Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif dan data objektif. 2. Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan. XIII. Daftar Diagnosis Keperawatan 1. Rumuskan diagnosis dengan rumusan P (permasalahan) dan E (etiologi) berdasarkan pohon masalah 2. Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas. Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan nama jelas mahasiswa.
155 FCMHN 02
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (Contoh) KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
Nama Klien RM No. Tgl
No Dx
: …………………… : …………………… Dx Keperawatan
…………………. …………………. …………………. b.d. harga diri rendah.
DX Medis
: …………………..
Perencanaan Tujuan TUM: …………. …………………. …………………
TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.
Kriteria Evaluasi
Intervensi
1. Setelah … kali interaksi, klien menunjukkan eskpresi wajah bersahabat, menun-jukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
1. Bina hubungan saling percaya dengan meng-gunakan prinsip komunikasi terapeutik : Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal. Perkenalkan diri dengan sopan. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien. Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien. 2.1. Diskusikan dengan klien tentang: Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan. Kemampuan yang dimiliki klien.
2. Setelah … kali interaksi klien menyebutkan: Aspek positif dan o kemampuan yang dimiliki klien. Aspek positif keluarga. o Aspek positif lingkungo an klien.
2.2 Bersama klien buat daftar tentang: Aspek positif klien, keluarga, lingkungan. Kemampuan yang dimiliki klien. 2.3. Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif.
156 FCMHN 02
Tgl
No Dx
Dx Keperawatan
Tujuan 3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
Perencanaan Kriteria Evaluasi Intervensi 3. Setelah … kali interaksi klien 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat menyebutkan kemampuan dilaksanakan. yang dapat dilaksanakan. 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Setelah … kali interaksi klien membuat rencana kegiatan harian
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.
5. Setelah … kali interaksi klien melakukan kegiatan sesuai jadual yang dibuat.
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendu-kung yang ada.
6. Setelah … kali interaksi klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien: kegiatan mandiri. kegiatan dengan bantuan. 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien. 4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan. Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang. 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat. 6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
157 FCMHN 03
CATATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI RSJ/ RSU Nama : DIAGNOSIS
RM No.: TINDAKAN KEPERAWATAN
Catatan: form ini digunakan untuk di rumah sakit jiwa
EVALUASI
158 FCMHN 03
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR CATATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA DI RSJ/ RSU
1. Kolom diagnosis 2. Tulis nomor dan rumusan diagnosa 3. Kolom implementasi 4. Tulis tanggal dan jam dilakukannya t indakan 5. Tulis semua tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan rencana:
Tindakan perawat
Tindakan perawat bersama klien
Tindakan perawat bersama keluarga.
Tindakan perawat bersama klien dan keluarga.
Tindakan perawat menyiapkan lingkungan keluarga.
Tindakan rujukan keperawataa
6. Kolom evaluasi. a. Tulis semua respons klien/keluarga terhadap tindakan yang telah dilaksanakan, baik objektif maupun subjektif. b. Analisa respons klien dengan mengaitkan pada diagnosa, data, dan t ujuan jika ditemukan masalah baru maka dituliskan apakah akan dirumuskan diagnosa baru c. Tuliskan rencana lanjutan, dapat berupa:
Rencana dilanjutkan, jika hasil evaluasi sesuai harapan
Selesai, jika tujuan telah tercapai.
Modifikasi tindakan, jika semua rencana telah dilaksanakan tetap i tujuan belum tercapai.
•
Batal, jika hasil evaluasi kontradiksi dengan diagnosa yang yang ada.
7. Tulis nama jelas dan tanda tangan setiap set iap selesai melaksanakan tindakan dan evaluasi.
159 MODUL IV - A
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN KEKERASAN Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons respo ns terhadap stresor yang dihadapi oleh seseorang. Respons ini dapat menimbulkan kerugian baik kepada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak dari dar i kerugian yang ditimbulkan, maka penanganan pasien dengan perilaku kekerasan perlu dilakukan dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-t enaga yang profesional. A. TUJUAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu : 1. Mengkaji data perilaku perilaku kekerasan 2. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji 3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien 4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga 5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah perilaku kekerasan 6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien de ngan perilaku kekerasan B. PENGKAJIAN 1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan. kekerasan. 2. Tanda dan Gejala Data perilaku kekerasan dapat diperoleh melalui observasi at au wawancara tentang perilaku berikut ini: a. Muka merah dan tegang b. Pandangan tajam c. Mengatupkan rahang dengan kuat d. Mengepalkan tangan e. Jalan mondar-mandir f. Bicara kasar g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak h. Mengancam secara verbal atau fisik i. Melempar atau memukul benda/orang lain j. Merusak barang atau benda k. Tidak mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku kekerasan. Data ini sesuai dengan format for mat pengkajian untuk masalah perilaku kekerasan.
160
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan ditetapkan sesuai dengan data yang didapat, dan saat ini tidak melakukan perilaku kekerasan tetapi pernah melakukan perilaku kekerasan dan belum mempunyi kemampuan mencegah/mengontrol mencegah/mengontrol perilaku kekerasan tersebut. PERILAKU KEKERASAN
C. TINDAKAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN 1. Tindakan keperawatan keperawatan untuk pasien a. Tujuan 1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan 2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan 3) Pasien dapat menyebutkan menyebutkan jenis perilaku per ilaku kekerasan yang pernah dilakukannya 4) Pasien dapat menyebutkan menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang yang dilakukannya 5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya 6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
b. Tindakan 1) Bina hubungan saling percaya Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan hubungan saling percaya adalah: a) Mengucapkan salam terapeutik b) Berjabat tangan c) Menjelakan tujuan interaksi d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien 2) Diskusikan bersama bersama pasien penyebab penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu 3) Diskusikan perasaan pasien jika jika terjadi penyebab perilaku kekerasan kekerasan a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik b) Diskusikan tanda dan gejala gejala perilaku kekerasan secara secar a psikologis c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial d) Diskusikan Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual spiritual e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan kekerasan secara intelektual 4) Diskusikan bersama bersama pasien perilaku kekerasan yang yang biasa biasa dilakukan pada saat marah secara: a) verbal b) terhadap orang lain c) terhadap diri sendiri d) terhadap lingkungan 5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya 6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
161 a) Fisik: pukul pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam b) Obat c) Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien 7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur – kasur – bantal bantal b) Susun jadwal latihan dalam dan da n pukul kasur – kasur – bantal bantal 8) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal a) Latih mengungkapkan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik b) Susun jadwal latihan mengungkapkan mengungkapkan marah secara verbal. 9) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual: a) Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa 10) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat: a) Latih pasien minum obat secara teratur terat ur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat b) Susun jadwal minum obat secara teratur 11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku Kekerasan Latihan 1: Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI: “Assalamualaikum “Assalamua laikum pak, perkenalkan nama saya A K, panggil saya A, saya per per awat awat yang dinas di r uangan soka soka in. H ari in i saya saya din din as pagi pagi dari pk. 07.00-14.00. 07.00-14.00. Saya Saya yang yang ak an merawat bapak sel sel ama bapak bapak di r umah saki t ini. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?” “Bagaimana “Bagaim ana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?” “Baiklah kita akan be ber bin cang-bi ncang se sekar ang tentang per per asaan asaan mar ah bapak” “Berapa lama bapak mau kita berbincang - bincang?” Bagaimana kalau 10 bincang?” - menit? “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang -bin -bin cang, cang, pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?” KERJA: “Apa yang menyebabkan b apak marah?, marah ?, Apakah sebe sebell um nya bapak bapak per per nah mar ah? Te T er us, penyebabnya penyebabnya apa? Samak Samakah ah dengan dengan yan g se sekar ang?. O..i ya, jadi ada 2 penyebab penyebab marah bapak” bapak” “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang ke rumah dan dan istri bel bel um menye menyediakan diakan makanan(mi saln ya in i penye penyebab bab marah pasien), pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)
162 “Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar -debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?” “Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bap ak memukul istri bapak dan memecahkan pir in g, apakah dengan cara i ni makanan . Apa kerugi an cara yang bapak l akukan? B etul , terhi dang? I ya, tentu ti dak istri jadi saki t dan takut, pir in g-pir in g pecah. M enu ru t bapak adakah cara lai n yang lebih baik? M aukah bapak belajar cara mengun gkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?” ”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkanrasa marah.” ”Ada beberapa cara, bagaim ana kalau kita belajar satu cara dulu?” ”Begini pak, kalau tanda -tanda mar ah tadi sudah bapak r asakan maka bapak berdir i, lal u tari k napas dari hi dung, tahan sebentar , lal u kelu arkan/tiu pu perl ahan – lahan melalu i mu lu t seperti m engelu arkan kemarahan. A yo coba lagi, tari k dar i hi dung, bagus.., tahan, dan ti up melalu i mul ut. Nah, l akuk an 5 kali. Bagus sekali , bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?” “Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu -waktu r asa marah i tu mun cul bapak sudah terbi asa melakukannya” TERMINASI “Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang -bincang tentan g kemarahan bapak?” ”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak l akukan ....... (sebutkan) serta aki batnya ......... (sebutkan) ”Coba selama saya tidak ada, ingat -i ngat lagi penyebab mar ah bapak yang lal u, apa yang bapak l akukan kalau m arah yang belu m ki ta bahas dan jangan lupa lati han napas dalamnya ya pak. „Sekarang kita buat j adual lati hann ya ya pak, berapa kal i sehar i bapak mau l atih an n apas dalam?, j am berapa saja pak?” ”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, assalamualaikum”
Latihan 2: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2
a. Evaluasi latihan nafas dalam b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
163 ORIENTASI “Assalamual aik um pak, sesuai dengan j anj i saya dua j am yang lal u sekar ang saya datang lagi” “Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?” “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan f isik un tuk cara yang kedua” “Mau berapa lama? Bagaimana kalau 20 menit?” Dimana kita bicara?Bagaimana kalau di ruang tamu?” KERJA “Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar- debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melaku kan pu ku l kasur dan bantal”. “Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi k alau n anti bapak kesal dan i ngi n marah , langsun g ke kamar dan lampiaskan k emar ahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal . Nah, coba n, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. bapak lakuk a “Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.” “Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutinjika ada perasaan marah. Kemudian j angan lupa merapik an tempat tidur nya TERMINASI “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?” “Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!” “Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari - hari bapak. Pukul kasur bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun ti dur? Bai k, jadi j am 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lal u kal au ada kein gin an marah sewaktu - waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekar ang ki ta buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak lati han memuk ul kasur dan bantal serta tari k n afas lam ini?” da “Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik. M au j am berapa pak? Baik, j am 10 pagi ya. Sampai jumpa”
Latihan 3: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal: a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik. c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini! N.
ORIENTASI
“ Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi” “ Bagaimana pak, sudah dil akukan l atih an tari k napas dalam dan puk ul kasur bantal?, apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?” “Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”
164
“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?” “Dimana enaknya kita berbincang - bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang - bincang? Bagaimana kalau 15 menit?” KERJA “Sekarang ki ta lati han cara bicara yang baik un tuk mencegah marah . Kalau marah sudah dusalur kan melalu i tar ik naf as dalam atau puku l k asur dan bantal , dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan or ang yang m embuat ki ta marah. A da tiga caranya pak: 1. M emi nta dengan bai k tanpa marah dengan n ada suar a yang r endah serta ti dak menggunakan kata-kata kasar. Kemari n Bapak bil ang penyebab marahnya l arena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba Bapat minta uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bi sa dicoba di sini un tuk m emin ta baju , mi nta obat dan lain - lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.” 2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: „Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan‟. Coba bapak praktekkan. Bagus pak” 3. M engun gkapkan perasaan kesal, j ika ada perlak uan or ang lai n yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:‟ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu‟. Coba praktekkan. Bagus” TERMINASI “Bagaimana perasaan bapak setelah kita b ercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?” “Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari” “Bagus sekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehar i bapak mau latih an bicara yang baik ?, bisa kita buat jadwalnya?” Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba ya Pak!” “Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?” “Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah b apak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuj u? M au di mana Pak? Di sin i lagi? B aik sampai n anti ya” Latihan 4: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik dan sosial/verbal b. Latihan sholat/berdoa c. Buat jadual latihan sholat/berdoa
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
165 ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?” “Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya” “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah ?” “Dimana enakn ya kita berbi ncang- bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang -bin cang? Bagaimana kal au 15 meni t? KERJA
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba? “Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak l angsun g duduk dan tarik n apas dalam. Ji ka ti dak reda juga marahn ya rebahkan badan agar r il eks. Ji ka ti dak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”. “Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.” “C oba Bpk sebutk an sholat 5 waktu? B agus. M au coba yang mana?Coba sebutk an caranya (untuk yang muslim).” TERMINASI Bagaimana perasaan bapak setelah k ita bercakap-cakap tentang cara yang k eti ga ini?” “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”. “Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat. B aik ki ta masukkan shol at ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien) “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak m erasa marah” “Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat tadi” “Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa mar ah, yaitu dengan patuh mi num obat.. M au jam berapa pak? Seperti sekar ang saja, jam 10 ya?” “Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak, setuju pak?”
166 Latihan 5: Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk car a mencegah marah yang sudah dilatih. b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum obat. b. Susun jadual minum obat secara teratur
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi” “ Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicar a yang baik serta shol at?, apa yang dirasakan setelah melakuk an l atihan secara teratur?. Coba kita lihat cek kegiatannya”. “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar un tuk m engontrol rasa marah ?” “Dimana enaknya kita berbincang - bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang - bincang? Bagaimana kalau 15 menit” KERJA (perawat membawa obat pasien) “Bapak sudah dapat obat dari dokter?” Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum ? Bagus! “Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pik ir an tenang, yang puti h in i namanya TH P agar ri leks dan tegang, dan yang merah j ambu ini namanya H L P agar piki ran teratur dan rasa mar ah berku rang. Semu anya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 sian g, dan jam 7 malam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasin ya bapak bisa mengisap- isap es batu”. “Bila terasa mata berkunang -kun ang, bapak sebaik nya istirahat dan jangan beraktivitas dulu” “Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama bapak tertul is disitu, berapa dosis yang harus di mi num, jam berapa saja har us dimi num. B aca juga apakah n ama obatnya sudah benar ? Di sin i mi nta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!” “Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat ter jadi kekambuhan.” “Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.” TERMINASI “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap -cakap tentan g cara min um obat yang benar?” “Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana car a min um obat yang benar?”
167
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan j adual k egiatannya dengan mi num obat. J angan lu pa laksanakan semua dengan teratur ya”. “Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga a. Tujuan Keluarga dapat merawat pasien di rumah b. Tindakan 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien 2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut) 3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain 4) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan a). Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat b). Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapt melakukan kegiatan tersebut secara tepat c). Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan 5) Buat perencanaan pulang bersama keluarga
Latihan 6: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku kekerasan di rumah 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien 2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut) 3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
168 ORIENTASI
“Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari ruang Soka ini, saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?” “Bisa kita berbincang - bincang sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?” “Berapa lama ibu ki ta berbi ncang- bincang? Bagaimana kalau 30 menit?” “Dimana enaknya kita berbincang -bin cang, Bu? Bagaimana kalau di kantor Perawat?” KERJA “Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu lakukan? B aik Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan h al-h al yang perlu diperhatikan.” “Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan dir inya sendi ri, or ang lain dan l in gkungan. “Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adal ah kal au dia merasa direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?” “Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu ar ti nya suami ibu sedang mar ah, dan biasanya setelah i tu i a akan melampiaskann ya dengan membanti ng-banti ng perabot rum ah tangga atau memuk ul atau bicara kasar? K alau apa peru bahan terj adi? L alu apa yang bi asa dia lakukan?”” “Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, j angan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda taj am dari seki tar bapak seperti gelas, pi sau. J auhkan ju ga anak- anak kecil dari bapak.” “Bila bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah sebelum nya dii kat dul u (ajarkan caranya pada keluarga). Jangan lupa mi nta bantuan or ang lai n saat mengi kat bapak ya bu, laku kan dengan ti dak menyakit i bapak dan di jelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak ti dak mencedari diri sendiri, orang lain dan lingkungan” “Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bil a tanda- tanda kemarahan itu muncul . I bu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan j adual lati han cara mengontr ol mar ah yang sudah dibuat yait u secara f isik, verbal, spiritual dan obat teratur”. “Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lu pa dipuji ya bu”. TERMINASI “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap -cakap tentang cara merawat bapak?” “Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak” “Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu” “Bagaimana kalau kita ketem u 2 hari lagi un tuk l atihan cara-cara yang telah ki ta bicarakan tadi langsung kepada bapak?” “Tempatnya disini saja lagi ya bu?”
169
Latihan 7: Melatih keluarga melakukan cara-cara mengontrol Kemarahan a) Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah b) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang te lah diajarkan oleh perawat c). Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapt melakukan kegiatan tersebut secara tepat d) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekerasan Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI
“Assalamualaikum bu, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk latihan cara-cara mengontrol rasa marah bapak.” “Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?” “Berapa lama ibu mau kita latihan?” “Bagaimana kalau kita latihan disini saja?, sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa berl atih b ersama” KERJA ”Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu, latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Ibu jadwal harian Bapak! Bagus!” ”Nanti di rumah ibu bisa membantu bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.” ”Sekarang kita akan c oba latihan bersama- sama ya pak?” ”Masih ingat pak, bu kalau tanda-tan da marah sudah bapak r asakan maka yang haru s dilakukan bapak adalah.......?” ”Ya.. betul, bapak berdi ri, l alu tar ik napas dari h idun g, tahan sebentar lal u keluarkan/tiu p perl ahan – lahan melalu i m ulu t seperti mengelu ark an kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hi dung, bagus.., tahan, dan ti up melal ui m ul ut. Nah, laku kan 5 kali, coba ibu temani dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”. “Bagus sekali, bapak dan ibu sudah bisa melakukannya dengan baik”.
“Cara yang kedua masih ingat pak, bu?” “ Ya..benar, kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”. “Sekarang cob a kita lati han memuku l k asur dan bantal. M ana kamar bapak? Jadi k alau nan ti bapak kesal dan i ngin marah, l angsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak l akukan sambi l di dampingi i bu, berikan bapak seman gat ya bu. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”. “Cara yang ketiga adalah bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba praktekkan l angsun g kepada ibu cara bi cara in i: 1. M emi nta dengan baik tanpa marah dengan nada suar a yang r endah serta ti dak menggunakan kata- kata kasar, misalnya: „Bu, Saya perlu uang untuk beli rokok! Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.
170 2. M enol ak dengan baik, j ika ada yang menyur uh dan bapak ti dak in gin melakukannya, katakan: „Maaf saya tidak bisa melakukannya karena se dang ada kerjaan‟. Coba bapak praktekkan. Bagus pak” 3. Mengu ngkapkan perasaan kesal, j ika ada perlakuan orang lai n yang membuat kesal bapak dapat mengatakan:‟ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu‟. Coba praktekkan. Bagus”
“Cara berikutnya adalah kalau bapak sedang marah apa yang harus dilakukan?” “Baik sekali, bapak coba langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahn ya rebahkan badan agar r ileks. Jik a tidak reda juga, ambil air wudhu k emudi an sholat”. “Bapak bisa melakukan sholat secara teratu r dengan di dampin gi i bu un tuk meredakan kemarahan”. “Cara terakhir adalah minum obat teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang, tidurnya juga tenang, tidak ada rasa marah” “Bapak coba jelaskan berapa macam obatnya! Bagus. Jam berapa min um obat? Bagus. Apa gun a obat? Bagus. Apakah boleh mengur angi atau m enghenti kan obat? Wah bagus sekali!” “Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu tolong selama di r umah i ngatkan bapak un tuk meminu mnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa sepengetahuan dokter” TERMINASI “Baiklah bu, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara mengontrol marah langsung kepada bapak?” cara- “Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah?” “Selanjutnya tolong pantau dan motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat selama di r umah nanti . Jangan l upa berik an puji an untuk Bapak bil a dapat melakukan dengan benar ya Bu!” “ Karena Bapak sebentar lagi sudah mau pulang bagaiman a kalau 2 hari l agi I bu bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.” “Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di ruang ini juga.”
L atih an 6: M embuat perencanaan pul ang bersama keluar ga a.Buat perencanaan pulang bersama keluarga
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
171 ORIENTASI “Assalamualaikum pak, bu, karena besok Bp sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang ketemu untuk membicarakan jadual Bp selama dirumah” “Bagaimana pak, bu, selam a ibu membesuk apakah sudah terus dil atih cara merawat Bp? Apakah sudah dipuji keberhasilannya?” “Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah, disini saja?” “Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?” KERJA “Pak, bu, jadual yang telah dibuat selama B di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!” “Hal - hal yang perl u diperh atikan l ebih l anjut adalah peri laku yang ditampil kan oleh bapak selama di ru mah. Kal au mi saln ya Bp menol ak mi num obat atau memperli hatkan peril aku membahayakan oran g lai n. Jik a hal i ni terj adi segera hu bungi Suster E di Pu skesmas I ndara Pu ri , puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, in i n omor telepon puskesmasnya: (06 51) 554xxx. “Jika tidak teratasi Sr E akan merujuknya ke BPKJ.” “Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di rumah”
TERMINASI “ Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja yang perl u diperh atik an ( jadwal kegiatan, tanda atau gejala, f oll ow up ke Puskesmas). Baiklah, silakan menyelesaikan administrasi!” “Saya akan persiapkan pakaian dan obat.”
E. EVALUASI
1. Pada Pasien: a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan, perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadual: 1. secara fisik 2. secara sosial/verbal 3. secara spiritual 4. dengan terapi psikofarmaka 2. Pada Keluarga: a. Keluarga mampu mencegah terjadinya perilaku kekerasan b. Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai pasien c. Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perilaku kekerasan d. Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus dilaporkan pada perawat
172
173 Berikut adalah contoh format evaluasi kemampuan perawat, pasien dan keluarga 1. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga dengan perilaku kekerasan PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN MASALAH PERILAKU KEKERASAN
Nama pasien Nama ruangan Nama perawat
: ................. : ................... : ...................
Petunjuk pengisian: 1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini. 2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl No Kemampuan A Pasien 1 Menyebutkan penyebab PK 2 Menyebutkan tanda dan gejala PK 3 Menyebutkan PK yang dilakukan 4 Menyebutkan akibat PK 5 Menyebutkan cara mengontrol PK 6 Mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I 7 Mempraktekkan latihan cara fisik II dan memasukkan dalam jadual 8 Mempraktekkan latihan cara verbal dan memasukkan dalam jadual 9 Mempraktekkan latihan cara spiritual dan memasukkan dalam jadual 10 Mempraktekkan latihan cara minum obat dan memasukkan dalam jadual B Keluarga 1 Menyebutkan pengertian PK dan proses terjadinya masalah PK 2 Menyebutkan cara merawat pasien dengan PK 3 Mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK 4 Membuat jadual aktivitas dan minum obat klien di rumah (discharge planning )
Tgl
174 2. Penilaian kemampuan perawat dalam merawat pasien PK
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN PERILAKU KEKERASAN Nama pasien Nama ruangan Nama perawat
: ................. : ................... : ...................
Petunjuk pengisian: 1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini. 2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl No Kemampuan A Pasien 1 Mengidentifikasi penyebab PK 2 Mengidentifikasi tanda dan gejala PK 3 Mengidentifikasi PK yang dilakukan 4 Mengidentifikasi akibat PK 5 Menyebutkan cara mengontrol PK 6 Membantu pasien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik I 7 Membantu pasien mempraktekkan latihan cara fisik II dan memasukkan dalam jadual 8 Membantu pasien mempraktekkan latihan cara verbal dan memasukkan dalam jadual 9 Membantu pasien mempraktekkan latihan cara spiritual dan memasukkan dalam jadual 10 Membantu pasien mempraktekkan latihan cara minum obat dan memasukkan dalam jadual B Keluarga 1 Menjelaskan pengertian PK dan proses terjadinya PK 2 Menjelaskan cara merawat pasien dengan PK 3 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK 4 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas dan minum obat klien di rumah (discharge planning )
F. DOKUMENTASI Berikut adalah contoh format pengkajian dari diagnosa keperawatan perilaku kekerasan. Format pengkajian lengkap dapat dilihat di modul 7
175
Latihan Dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien waham dengan menggunakan format yang tersedia
Pelaku/Usia 1. Aniaya fisik 2. Aniaya seksual 3. Penolakan 4. Kekerasan dalam keluarga 5. Tindakan kriminal
[ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
Korban/Usia
Saksi/Usia
[ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
[ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ] [ ][ ]
Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien 6. Aktivitas motorik [ ] Lesu [ ] Tegang [ ] Tik
[ ] Grimasen
[ ]
Gelisah
[ ]
Tremor
[ ] Agitasi [ ] Kompulsif
Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien 7. Interaksi selama wawancara [ ] Bermusuhan [ ] Tidak kooperatif [ ] Kontak mata Kurang
[ ] Defensif
[ ] Mudah tersinggung [ ] Curiga
Berikan tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien
G. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi kelompok yang dapat diberikan untuk pasien dengan PK adalah: TAK stimulasi persepsi 1. Sesi I: mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan 2. Sesi II: mencegah perilaku kekerasan fisik 3. Sesi III: mencegah perilaku kekerasan sosial 4. Sesi IV: mencegah perilaku kekerasan spiritual 5. Sesi V: mencegah perilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
176 MODUL IV-B ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI
Gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Modul ini berisi panduan agar Saudara dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan halusinasi. Saudara dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan-latihan sesuai panduan sehingga Saudara mampu menangani pasien halusinasi yang ada di ruang MPKP di BPKJ Banda Aceh. A. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini Saudara diharapkan mampu: 1. Melakukan pengkajian pada pasien halusinasi 2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien halusinasi 3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien halusinasi 4. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan halusinasi 5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien halusinasi 6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan halusinasi B. Pengkajian Pasien Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pada proses pengkajian, data penting yang perlu saudara dapatkan ada lah: 1. Jenis halusinasi: Berikut adalah jenis-jenis halusinasi, data obyektif dan subyektifnya. Data objektif dapat Saudara kaji dengan cara mengobservasi perilaku pasien, sedangkan data subjektif dapat Saudara kaji dengan melakukan wawancara dengan pasien. Melalui data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien.
Jenis halusinasi Halusinasi Dengar/suara
Data Objektif Bicara atau tertawa sendiri Marah-marah tanpa sebab Menyedengkan telinga ke arah tertentu Menutup telinga
Halusinasi Penglihatan
Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu Ketakutan pada sesuatu
Data Subjektif Mendengar suara-suara atau kegaduhan. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartoon, melihat hantu atau
177
Halusinasi Penghidu
Halusinasi Pengecapan Halusinasi Perabaan
yang tidak jelas. Menghidu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu. Menutup hidung. Sering meludah Muntah Menggaruk-garuk permukaan kulit
monster Membaui bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan. Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses Mengatakan ada serangga di permukaan kulit Merasa seperti tersengat listrik
2. Isi halusinasi Data tentang isi halusinasi dapat saudara ketahui dari hasil pengkajian tentang jenis halusinasi (lihat nomor 1 diatas). 3. Waktu, frekwensi dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi Perawat juga perlu mengkaji waktu, frekuensi dan situasi munculnya halusinasi yang dialami oleh pasien. Kapan halusinasi terjadi? Apakah pagi, siang, sore atau malam? Jika mungkin jam berapa? Frekuensi terjadinya apakah terus-menerus atau hanya sekali-kali? Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi kejadian tertentu. Hal ini dilakukan untuk menentukan intervensi khusus pada waktu terjadinya halusinasi, menghindari situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi. Sehingga pasien tidak larut dengan halusinasinya. Dengan mengetahui frekuensi terjadinya halusinasi dapat direncanakan frekuensi tindakan untuk mencegah terjadinya halusinasi. 4. Respons halusinasi Untuk mengetahui apa yang dilakukan pasien ketika halusinasi itu muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat juga dengan mengobservasi perilaku pasien saat halusinasi timbul. C. Merumuskan Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang ditemukan pada pasien Gangguan sensori persepsi: halusinasi ………….. D. Tindakan Keperawatan Pasien Halusinasi
1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien a. Tujuan tindakan untuk pasien meliputi: 1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya 2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
178 3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal
b. Tindakan Keperawatan 1) Membantu pasien mengenali halusinasi. Untuk membantu pasien mengenali halusinasi Saudara dapat melakukannya dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul 2) Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi Saudara dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti dapat mengendalikan halusinasi. Keempat cara tersebut meliputi: a)
Menghardik halusinasi Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya. Tahapan tindakan meliputi: Menjelaskan cara menghardik halusinasi Memperagakan cara menghardik Meminta pasien memperagakan ulang Memantau penerapan cara ini, menguatkan perilaku pasien
b)
Bercakap-cakap dengan orang lain Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain maka terjadi distraksi; fokus perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut. Sehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap -cakap dengan orang lain.
c)
Melakukan aktivitas yang terjadwal Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang seringkali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara beraktivitas secara teratur dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.
Tahapan intervensinya sebagai berikut: Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi.
179
Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien Melatih pasien melakukan aktivitas Menyusun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan aktivitas yang telah dilatih. Upayakan pasien mempunyai aktivitas dari bangun pagi sampai tidur malam, 7 hari dalam seminggu. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan; memberikan penguatan terhadap perilaku pasien yang positif.
d)
Menggunakan obat secara teratur Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus dilatih untuk menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program. Pasien gangguan jiwa yang dirawat di rumah seringkali mengalami putus obat sehingga akibatnya pasien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi maka untuk mencapai kondisi seperti semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat sesuai program dan berkelanjutan. Berikut ini tindakan keperawatan agar pasien patuh menggunakan obat: Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai progr am Jelaskan akibat bila putus obat Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 5 benar ( benar obat, benar pasien, benar cara, benar waktu, benar dosis)
Latihan 1: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi
Orientasi: ”Assalamualaikum D. Saya perawat yang akan merawat D. Nama Saya SS, senang dipanggil S. Nama D siapa? S enang dipanggil apa” ”Bagaimana perasaan D hari ini? Apa keluhan D saat ini” ”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini D dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
180
Kerja: ”Apakah D mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?” ” Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar suara? Berapa kali sehari D alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?” ” Apa yang D rasakan pada saat mendengar suara itu?” ”Apa yang D lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara suara itu muncul? ” D , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.” ”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”. ”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung D bilang, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba D peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus D sudah bisa” Terminasi: Bagaimana perasaan D setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu ” muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa D?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya” ”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum” O.
Latihan 2: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: P.
bercakap-cakap dengan orang lain
Orientasi : “ Assalammu’al aikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja? Kerja: “Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakapcakap dengan orang lain. Jadi kalau D mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan D. Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya Kakak D katakan: Kak, ayo ngobrol dengan D. D sedang dengar suara suara. Begitu D. Coba D lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya D!”
181
Terminasi: “ Bagaimana perasaan D setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang D pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau D mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/ Di sini lagi? Sampai besok ya. Assalamualaikum”
Q.
Latihan 3: Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: R.
melaksanakan aktivitas terjadwal
S. Orientasi : “Assalamu‟alaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.” Kerja: “Apa saja yang biasa D lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali D bisa lakukan. Kegiatan ini dapat D lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan. Terminasi: “ Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian D. Coba lakukan sesuai jadwal ya!( Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa. Wassalammualaikum.
Latihan 4: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Orientasi : “ Assalammualaikum D. Bagaimana perasaan D hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang D minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya D?”
182
Kerja: “ D adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang D dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang D minum ? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, D akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis D bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. D juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya D harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya D. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. D juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari” Terminasi: “Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap -cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan D. Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa. Wassalammu’alaikum. 2.Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
a. Tujuan: 1. Keluarga dapat terlibat dalam perawata n pasien baik di di rumah sakit maupun di rumah 2. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien. b. Tindakan Keperawatan Keluarga merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah). Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
183 Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah: 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pas ien 2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi. 3) Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien 4) Buat perencanaan pulang dengan keluarga
Latihan 5: Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
Peragakan percakapan berikut ini dengan pasangan saudara. Orientasi : “Assalammualaikum Bapak/Ibu!”“Saya SS, perawat yang merawat anak Bapak/Ibu.” “Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini? Apa pendapat Bapak/Ibu tentang anak Bapak/Ibu?” “Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang anak Bapak/Ibu alami dan bantuan apa yang Bapak/Ibu bisa berikan.” “Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang wawancara? Berapa lama waktu Bk/Ibu? Bagaimana kalau 30 menit” Kerja: “Apa yang Bpk/Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat D. Apa yang Bpk/Ibu lakukan?” “Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya ti dak ada bendanya. ”Tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa sebab” “Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mendengar suara -suara, sebenarnya suara itu tidak ada.” “Kalau anak Bapak/Ibu mengatakan melihat bayangan -bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.” ”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk membantu anak Bapak/Ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan anak Bapak/Ibu, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Bapak/Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Bapak/Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”. ”Kedua, jangan biarkan anak Bapak/Ibu melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih anak Bapak/Ibu untuk membuat jadwal
184 kegiatan sehari-hari. Tolong Bapak/Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!” ”Ketiga, bantu anak Bapak/Ibu minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih anak Bapak/Ibu untuk minum obat secara teratur. Jadi bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan” ”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi anak Bapak/Ibu dengan cara menepuk punggung anak Bapak/Ibu. Kemudian suruhlah anak Bapak/Ibu menghardik suara tersebut. Anak Bapak/Ibu sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”. ”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi anak Bapak/Ib u. Sambil menepuk punggung anak Bapak/Ibu, katakan: D, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, D. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang ul ang, D” ”Sekarang coba Bapak/Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan” ”Bagus Pak/Bu” Terminasi: Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan “ halusinasi anak Bapak/Ibu?” “Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat anak bapak/Ibu” ”Bagus sekali Pak/Bu. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu” ”Jam berapa kita bertemu?” Baik, sampai Jumpa. Assalamu’alaikum
Latihan 6: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
Orientasi: “Assalammualaikum” “Bagaimana perasaan Bapak/Ibu pagi ini?” ”Apakah Bapak/Ibu masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi anak Bapak/Ibu yang sedang mengalami halusinasi?Bagus!” ” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu”. ”mari kita datangi Anak bapak/Ibu”
185 Kerja:”Assalamu’alaikum D” ”D, Bapak//Ibu D sangat ingin membantu D mengendalikan suara-suara yang sering D dengar. Untuk itu pagi ini Bapak/Ibu D datang untuk mempraktekkan cara memutus suara-suara yang D dengar. D nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Bapak/Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba Bapak/Ibu peragakan cara memutus halusinasi yang sedang D alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Tepuk punggung D lalu suruh D mengusir suara dengan menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan keluarga terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana D? Senang dibantu Bapak/Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal harian D. (Pasien memperlihatkan dan dorong orang tua memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan orang tua D ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga Terminasi: “Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan anak Bapak/Ibu” ”Dingat -ingat pelajaran kita hari ini ya Pak/Bu. Bapak/Ibu dapat melakukan cara itu bila anak Bapak/Ibu mengalami halusin as”. “bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan harian anak Bapak/Ibu untuk persiapan di rumah. Jam berapa Bapak/Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya. Sampai jumpa.”
Latihan 7: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini Orientas i
“Assalamualaikum Pak/Bu, karena besok D sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang ketemu untuk membicarakan jadual D selama dirumah” “Bagaimana pak/Bu selama Bapak/Ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat D?” “Nah sekarang kita bicarakan jadwal D di rumah? Mari kita duduk di ruang perawat!” “Berapa lama Bapak/Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?” Kerja “I ni jadwal k egiatan D di r umah sakit. Jadwal in i dapat dil anjutkan di rumah. Coba Bapak/I bu li hat mungkink ah dilakukan di r umah. Siapa yang kir a-ki ra akan memotivasi dan mengingatkan?” Pak/Bu jadwal yang telah di buat selama D di r umah sakit tolong dil anjutk an dirum ah, baik jadwal aktivitas maupun j adwal minum obatnya” “Hal -hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan bapak selama di rumah.Misalnya kalau B terus menerus mendengar suara-suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan
186 perbai kan, menolak mi num obat atau memperli hatkan peril aku m embahayakan orang l ain . Ji ka hal in i terj adi segera hubun gi Suster B di Puskesmas terdekat dari ru mahBapak/I bu, in i nomor telepon puskesmasnya: ( 0651) 554xxx Selanjutnya suster B yang akan membantu memantau perkembangan D selama di rumah Terminasi “Bagaimana Bapak/Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara merawat D di rumah! Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini jadwalnya untuk dibawa pulang. Selanjutnya silakan ibu menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan. Kami akan siapkan D untuk pulang”
E. Evaluasi
1. Pada Pasien: a. Pasien mampu mengenal jenis halusinasi, mengenal isi halusinasi, mengenal waktu halusinasi, mengenal frekuensi halusinasi, mengenal situasi yang menimbulkan halusinasi, menjelaskan respons terhadap halusinasi, b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol halusinasi secara teratur sesuai jadual: 2) mampu menghardik halusinasi 3) mampu bercakap-cakap jika terjadi halusinasi 4) membuat jadwal kegiatan harian 5) melakukan kegiatan harian sesuai jadwal 6) menggunakan obat secara teratur 2. Pada Keluarga: a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian halusinasi b. Keluarga mampu enyebutkan jenis halusinasi yang dialami oleh pasien a. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala halusinasi pasien c. Keluarga mampu memperagakan latihan cara memutus halusinasi pasien d. Keluarga mampu mengajak pasien bercakap-cakap saat pasien berhalusinasi e. Keluarga mampu memantau aktivitas sehari-hari pasien sesuai jadwal f. Keluarga mampu memantau dan memenuhi obat untuk pasien g. Keluarga mampu menyebutkan sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia h. Keluarga mampu memanfaatkan sumber-sumber pelayanan kesehatan terdekat
F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan, karenanya dokumentasi asuhan keperawatan jiwa terdiri dari dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. 1. Pedoman format pengkajian gangguan persepsi sensori: halusinasi
187
Persepsi : Halusinasi Pendengaran Penglihatan Perabaan Pengecapan Penghidu Jelaskan: Isi halusinasi : ……………………………………………………………. Waktu terjadinya: …………………………………………………………. Frekuensi halusinasi: ……………………………………………………… Respons pasien: ……………………………………………………………. Masalah keperawatan: …………………………………………………………….
G. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan halusinasi: 1. TAK orientasi realitas TAK orientasi realitas terdiri dari tiga sesi yaitu: a. Sesi 1: Pengenalan orang b. Sesi 2: Pengenalan tempat c. Sesi 3: Pengenalan waktu 2. TAK stimulasi persepsi TAK stimulasi persepsi untuk pasien halusinasi adalah : TAK stimulasi persepsi: halusinasi, yang terdiri dari lima sesi yaitu: a. Sesi 1: Mengenal halusinasi b. Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan menghardik c. Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan d. Sesi 4: Mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap e. Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
188 PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN DENGAN DENGAN MASALAH HALUSINASI
Nama pasien : ......................... Ruangan: ................................. Nama perawat: ........................ Petunjuk pengisian: 1. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini. 2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 1 2
3 4 5 6 7 8 9
Kemampuan
Pasien Mengenal jenis halusinasi Mengenal isi halusinasi Mengenal waktu halusinasi Mengenal frekuensi halusinasi Mengenal situasi yang menimbulkan halusinasi Menjelaskan respons terhadap halusinasi Mampu menghardik halusinasi Mampu bercakap-cakap jika terjadi halusinasi Membuat jadwal kegiatan harian Melakukan kegiatan harian sesuai jadwal Menggunakan obat secara teratur Keluarga Menyebutkan pengertian halusinasi Menyebutkan jenis halusinasi yang dialami oleh pasien Menyebutkan tanda dan gejala halusinasi pasien Memperagakan latihan cara memutus halusinasi pasien Mengajak pasien bercakap-cakap saat pasien berhalusinasi Memantau aktivitas sehari-hari pasien sesuai jadwal Memantau dan memenuhi obat untuk pasien Menyebutkan sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia Memanfaatkan sumber-sumber pelayanan kesehatan terdekat
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
189
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA PASIEN DENGAN MASALAH HALUSINASI
Nama perawat: ........................ Ruangan ..........: ................... Petunjuk pengisian: 3. Berilah angka 1: jika perawat mampu melakukan di bawah ini. 0: jika perawat tidak mampu melakukan di bawah ini. 2.Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi No Tgl Tgl Kemampuan A Kemampuan Asuhan Keperawatan kepada pasien SP I 1 Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien 2 Mengidentifikasi isi halusinasi pasien 3 Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien 4 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien 5 Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi pasien 6 Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi 7 Mengajarkan pasien menghardik halusinasi SP II 1 Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain 2 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mempraktekkan cara mengendalikan halusinasi: bercakap-cakap dengan orang lain SP III 1 Melatih pasien membuat jadwal kegiatan harian 2 Memotivasi pasien untuk melaksnakan kegiatan sesuai jadwal 3 Memantau pasien melaksanakan kegiatan harian sesuai jadwal SP IV 1 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur 2 Memantau peggunaan obat pasien secara teratur B Kemampuan Asuhan Ke[erawatan kepada Keluarga SP I 1 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien 2 Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi 3 Memberikan kesempatan keluarga mempraktekkan cara merawat pasien (mengajak pasien bercakap-cakap saat pasien berhalusinasi) di hadapan perawat: SP II
Tgl
190 1
1
Memberikan kesempatan keluarga mempraktekkan cara merawat pasien (bercakap-cakap saat pasien berhalusinasi) langsung dihadapan pasien: SP III Membuat perencanaan pulang bersama keluarga TOTAL
191 MODUL IV-C ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEWASA DENGAN WAHAM
Berbagai macam masalah kehilangan dapat terjadi pada paska bencana, baik itu kehilangan harta benda, keluarga maupun orang yang ber makna. Kehilangan ini merupakan stresor yag menyebabkan stres pada mereka yang mengalaminya. Bila stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa dan pasien dapat mengalami waham.
TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu : Mengkaji data yang terkait masalah waham Menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan waham Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan waham Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan waham Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah waham Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien de ngan waham B. PENGKAJIAN
1. Pengertian Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. 2. Tanda dan Gejala waham adalah : Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi terhadap perilaku berikut ini: a. Waham kebesaran Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya punya tambang emas” b. Waham curiga Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetap i tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya” c. Waham agama Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berle bihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari” d. Waham somatik Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
192 e. Waham nihilistik Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh -roh”
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan untuk mengkaji pasien dengan waham : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap? Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tert entu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya? Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata? Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya? Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain? Apakah pasien berpikir bahwa pikiran at au tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar? Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien. C. DIAGNOSA KEPERAWATAN Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan: GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
D. TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a.
Tujuan 1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap 2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar 3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan 4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
b.
Tindakan 1) Bina hubungan saling percaya Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
193
2)
3) 4) 5) 6) 7) 8)
a). Mengucapkan salam terapeutik b). Berjabat tangan c). Menjelaskan tujuan interaksi d). Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien. Bantu orientasi realita a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien b) Yakinkan pasien berada dalam keadaan a man c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari d) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak t erpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki Berdiskusi tentang obat yang diminum Melatih minum obat yang benar
Latihan 1: Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI: “Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pag i ini di ruang melati . Saya din as dari pk 07-14.00 nanti , saya yang akan merawat abang har i ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?” “Bisa kita berbincang - bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?” “ Berapa lama bang B mau k it a berbin cang-b incang? Bagaimana kalau 15 menit?” T. “Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?” KERJA: “ Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seoran g nabi, tapi sul it bagi saya un tuk mempercayain ya karena setahu saya semua nabi sudah ti dak adalagi, bi sa ki ta lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?” “Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang bang B rasakan?” “O... jadi bang B merasa takut nanti diatur - atur oleh orang lain dan ti dak punya hak untuk mengatur diri abang sendiri?” “Siapa menu ru t bang B yang serin g mengatur - atur diri abang?” “Jadi ibu yang terlalu mengatur - ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang lain?” “Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?” “O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri” “Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang”
194
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosan kalau di rumah terus ya” TERMINASI
“Bagaimana perasaan B setelah berbin cang- bincang dengan saya?” ”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus” “Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?” “Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?” ”Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah A bang mi lik i? M au di mana ki ta bercakap-cakap? Bagaim ana kalau di sini lagi?”
L atih an 2: M engidentif ik asi kemampuan posit if pasien dan membantu mempraktekkannya
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Assalamualaikum bang B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!” “Apakah bang B sudah mengingat - ingat apa saja hobi atau kegemaran abang?” “Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?” “Dimana enaknya kita berbincang - bincang tentang hobi bang B tersebut?” “Berapa lama bang B mau kita berbincang -bin cang? Bagaim ana kalau 20 meni t tentang hal tersebut?” KERJA “Apa saja hobby abang? Saya catat ya Bang, terus apa lagi?” “Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley seperti itu lho B”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien). “Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang dulu mengajarkannya kepada bang B, dimana?” “Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?” “Wah..baik sekali permainannya” “Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari/seminggu bang B mau bermain volley?” “Apa yang bang B harapkan dari kemampuan bermain volley ini?” “Ada tidak hobi atau kemampuan bang B yang lain selain bermain volley?” TERMINASI “Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap -cakap tentan g hobi dan kemampuan abang?” “Setelah ini coba bang B lakukan latihan volley sesuai dengan jadual yang telah kita buat ya?” “Besok kita ketemu lagi ya bang?” “Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?” “Nanti kita akan membicarakan tentan obat an harus ban B minum setu u?”
195
U.
Latihan 3:Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Assalamualaikum bang B.” “Bagaimana bang sudah dicoba latihan volleynya? Bagus sekali” “Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang bang B minum?” “Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?” “Berapa lama bang B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit? KERJA “Bang B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?” “ Bang B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang” “Obatnya ada tiga macam bang, yang warn anya oran ye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang puti h in i namanya TH P gun anya agar r il eks, dan yang merah j ambu in i namanya H L P gunanya agar piki ran j adi teratur. Semuanya in i dimi num 3 kali sehar i j am 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 ma lam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut bang B terasa kering, untuk membantu mengatasinya abang bisa banyak mi num dan mengi sap- isap es batu”. “Sebelum minum obat ini bang B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama B tertu lis disitu, berapa dosis atau butir yang haru s dimi num, j am berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar” “Obat-obat ini har us dimi num secara teratur dan kemungki nan besar h aru s dimi num dalam waktu yang lama. Agar tidak k ambuh l agi sebaikn ya bang B ti dak menghentik an sendi ri obat yang har us dimi num sebelum berkonsult asi dengan dokter”. TERMINASI “Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap -cakap tentan g obat yang bang B mi num ?. Apa saja n ama obatnya? Jam berapa mi num obat?” “Mari kita masukkan pada jadual kegiatan abang. Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster” “Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Bang!” “bang, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah di laksanakan. ” 2. Tindakan keperawatan untuk keluarga a. Tujuan : 1) Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien 2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang dipenuhi oleh wahamnya. 3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal b.Tindakan :
196 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumah. 2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien 3) Diskusikan dengan keluarga tentang: a) Cara merawat pasien waham dirumah b) Follow up dan keteraturan pengobatan c) Lingkungan yang tepat untuk pasien. 4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat, dosis, frekuensi, efek samping, akibat penghentian obat) 5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segera 6) Latih cara merawat 7) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga
L atih an 4: M embin a hubungan sali ng percaya dengan keluar ga; mengi denti f ik asi masalah menj elaskan proses terjadin ya masalah ; dan obat pasien.
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Assalamualaikum pak, bu, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat ya ng din as di ruang melati i ni . Saya yang merawat bang B selama in i. Nama bapak dan ibu siapa, senangnya dipanggil apa?” “Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah bang B dan cara merawat B di rumah?” “Dimana kita mau berbicara? Bagaimana kalau di ruang wawancara?” “Berapa lama waktu bapak dan ibu? Bagaimana kalau 30 menit” KERJA “Pak, bu, apa masalah yang Bpk/Ibu rasakan dalam merawat bang B? Apa yang sudah dil akukan di ru mah?Dalam menghadapi sik ap anak ibu dan bapak yang selal u mengaku-ngaku sebagai seoran g nabi tetapi nyatanya buk an nabi merupakan salah satu gangguan pr oses berpik ir. Un tuk i tu akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali anak bapak dan ibu berkata bahwa ia seorang nabi bapak/ ibu dengan mengatakan pertama: „Bapak/Ibu mengerti B merasa seorang nabi, tapi sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu kami semua nabi sudah meninggal.” “Kedua: bapak dan ibu harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal -hal yang baik.” “Ketiga: hal -hal in i sebaikn ya dil akuk an oleh selu ru h keluar ga yang berin teraksi dengan B” “Bapak/Ibu dapat bercakap -cakap dengan B tentang k ebutuh an yang dii ngin kan B , misalnya: “Bapak/Ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan puan ............ “ (kemampuan yang kepada bapak/ibu. B khan punya kemam pernahdimiliki oleh anak) “Keempat: Bagaimana kalau dicoba lagi sekarang?” (Jika anak mau mencoba berikan pujian) “Pak, bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
197
“Obatnya ada tiga macam, yang warn anya oran ye naman ya CPZ gunanya agar tenang, yang puti h i ni namanya TH P guanya supaya ril eks, dan yang merah j ambu ini namanya H L P gunan ya agar pi ki ran tenang semuanya ini har us dimi num secara teratu r 3 kal i sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali” (Libatkan keluarga saat memberikan penjelasan tentang obat kepada klien). Bang B sudah mempunyai jadwal mi num obat. Ji ka di a min ta obat sesuai jamnya, segera beri puj ian.
TERMINASI “Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap -cakap tentan g cara merawat B di rumah?” “Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali berkunjung ke rumah sakit.” “Bai kl ah bagaimana kal au dua hari lagi bapak dan i bu datang kembali kesin i dan ki ta akan mencoba melakuk an l angsun g cara merawat B sesuai dengan pembicaraan ki ta tadi” “Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?” “Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu” L atihan 5: M elati h keluar ga cara merawat pasien
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi” “Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bi carakan dua hari yang lalu?” “Sekarang kita akan latihan cara - cara merawat tersebut ya pak, bu?” “Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?” “Berapa lama bapak dan ibu punya waktu?” KERJA “Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan yang seperti ini” “Bagus, betul begitu caranya” “Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang dimiliki B. Bagus.” “Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadual?” “Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B” “Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?”
TERMINASI “Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B?” “Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu membesuk B” “Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak d an i bu datang kembali kesin i dan ki ta akan mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lan car melakukannya” “Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?” “Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
198
L atih an 6: M embuat perencanaan pulang bersama kelu arga
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Assalamualaikum pak, bu, kar ena B sudah boleh pulang, maka ki ta bicarakan jadual B selama dirumah” “Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat B?” “Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di sini” “Berapa l ama bapak dan ibu punya waktu ? Bai k 30 meni t saja, sebelum B pk/I bu menyelesaikan administrasi di depan.” KERJA “Pak/Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit. Coba diperhatikan. Apakah kira -kira dapat dilaksanakan semua di rumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T (tidak mau melaksanakan).” “Hal -hal yang perl u diperhati kan lebih l anj ut adalah peril aku yang dit ampilk an oleh anak i bu dan bapak selama di r umah. K alau m isaln ya B mengaku sebagai seoran g nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak mi num obat atau memperli hatkan peril aku membahayakan oran g lai n. Jika hal ini terj adi segera hubungi Suster E di Puskesmas I ndr a Pur i, puskesmas terdekat dari rum ah ibu dan bapak, in i n omor telepon puskesmasnya: ( 0651) 321xxx. Selanj utn ya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di rumah”
TERMINASI “Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap ” melanju tkan di rumah? “Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk Sr E di PKM Inderapuri. Kal au ada apa-apaBpk/I bu boleh j uga menghu bungi k ami. Sil akan menyelesaikan administrasi ke kantor depan.” E. EVALUASI
1. Pasien mampu: a. mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan b. berkomunikasi sesuai kenyataan
199 c. menggunakan obat dengan benar dan patuh 2. Keluarga mampu: a. Membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai kenyataan b. Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pasien c. Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan pat uh
F. MENDOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Berikut adalah pedoman pengkajian dari diagnosa keperawat an waham. Format pengkajian lengkap dapat dilihat di modul 7
Latihan Dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien waham menggunakan format yang tersedia
Proses pikir [ ] Sirkumstansial [ ] Flight of ideas [ ] Kehilangan assosiasi Isi pikir [ ] Obsesi [ ] Depersonalisasi [ ] Hipokondria
[ ] Tangensial [ ] Blocking [ ] Pengulangan bicara [ ] Fobia [ ] Ide terkait [ ] Pikiran magis
Waham [ ] Agama
[ ] Somatic
[ ] Nihilistik
[ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir
[ ] Kebesaran
[ ] Curiga [ ] Kontrol pikir
G. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan waham adalah: 1. TAK orientasi realitas TAK orientasi realitas terdiri dari tiga sesi yaitu: a. Sesi 1: Pengenalan orang b. Sesi 2: Pengenalan tempat c. Sesi 3: Pengenalan waktu
2. TAK sosialisasi TAK sosialisasi terdiri dari tujuh sesi yaitu: a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
200 b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok
H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
201
Berikut adalah contoh format evaluasi kemampuan perawat, pasien dan keluarga 1. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga dengan waham PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN MASALAH WAHAM
Nama pasien : ................. Nama ruangan : ................... Nama perawat : ................... Petunjuk pengisian: 3. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini. 4. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian Tgl No A 1
2
3
4 5 6 7 B 1
2 3 4
Kemampuan
Pasien Berkomunikasi sesuai dengan kenyataan Menyebutkan cara memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi Mempraktekkan cara memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi Menyebutkan kemampuan positif yang dimiliki Mempraktekkan kemampuan positif yang dimiliki Menyebutkan jenis, jadual, dan waktu minum obat Melakukan jadwal aktivitas dan minum obat sehari-hari Keluarga Menyebutkan pengertian waham dan proses terjadinya waham Menyebutkan cara merawat pasien dengan waham Mempraktekkan cara merawat pasien dengan waham Membuat jadual aktivitas dan minum obat klien di rumah (discharge planning )
Tgl
Tgl
Tgl
202 2. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga dengan waham
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN WAHAM Nama pasien : ................. Nama ruangan : ................... Nama perawat : ................... Petunjuk pengisian: 4. Berilah angka 1: jika perawat mampu melakukan di bawah ini. 0: jika perawat tidak mampu melakukan di bawah ini. 5. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian Tgl Tgl No Kemampuan A Pasien SP I 1 Membina hubungan saling percaya 2 Membantu orientasi realita 3 Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi 4 Membantu pasien memenuhi kebutuhannya SP II 1 Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki 2 Melatih kemampuan yang dimiliki SP III 1 Berdiskusi tentang obat yang diminum pasien 2 Melatih pasien melakukan cara minum obat yang benar A Keluarga SP I 1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga SP II 1 Melatih keluarga cara merawat pasien SP III 1 Menyusun perencanaan pulang pasien TOTAL
Tgl
203 MODUL IV-D ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
Respons perilaku individu terhadap stressor bervariasi sesuai dengan kondisi masingmasing. Salah satu respons perilaku yang muncul adalah isolasi sosial yang merupakan salah satu gejala negatif pasien dengan psikotik. Modul ini berisi panduan dalam merawat pasien dan keluarga pasien dengan masalah keperawatan isolasi sosial, dengan menggunakan pendekatan baik secara individual maupun kelompok. Saudara dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan sesuai dengan panduan yang diberikan, sehingga Saudara siap menangani pasien dan keluarga pasien gangguan jiwa dengan gejala isolasi sosial yang ada di BPKJ Banda Aceh. Selamat mempelajari modul ini. A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Saudara mampu: 7. Melakukan pengkajian pada pasien isolasi sosial 8. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial 9. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial 10. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien isolasi sosial 11. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial 12. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan isolasi sosial B. Pengkajian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat menggunakan observasi kepada pasien dan keluarga.
wawancara dan
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah: Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan Pasien merasa tidak berguna Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat Saudara tanyakan pada waktu wawancara untuk mendapatkan data subyektif: Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)? Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
204
Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya? Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya? Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien? Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang sekitarnya? Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu? Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan? Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat diobservasi: Tidak memiliki teman dekat Menarik diri Tidak komunikatif Tindakan berulang dan tidak bermakna Asyik dengan pikirannya sendiri Tak ada kontak mata Tampak sedih, afek tumpul C. Diagnosa Keperawatan Isolasi Sosial D. Tindakan Keperawatan 1.Tindakan keperawatan untuk pasien. a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu 1) Membina hubungan saling percaya 2) Menyadari penyebab isolasi sosial 3) Berinteraksi dengan orang lain
b. Tindakan 1) Membina Hubungan Saling Percaya Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling perc aya, adalah : Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang Saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadangkadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering, karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Untuk itu Saudara
205 sebagai perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien. Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan yang konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan Saudara program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan. 2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah sebagai ber ikut :
Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain 3) Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka 4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan Dilakukan dengan cara: Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
Latihan 1: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan mengajarkan pasien berkenalan Ori entasi (Perkenal an): “Assalammu’alaikum ” “Saya H ……….., Saya senang dipanggil Ibu Her …………, Saya perawat di Ruang Mawar ini… yang akan merawat Ibu.” “Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?” “Apa keluhan S hari ini?” Bagaimana kalau kita bercakap -cakap tentang keluarga dan teman-teman S? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, S? Bagaimana kalau 15 menit” Kerja: (Jika pasien baru) ”Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa yang jar ang bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap- cakap dengannya?” (Jika pasien sudah lama dirawat) ”Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? O.. S merasa sendirian? Siapa saja yang S kenal di ruangan ini” “Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?” “Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap -cakap dengan pasien yang lain?”
206
”Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya S ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan orang lain ? « Bagus. Bagaimana k alau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain”
“Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya S, senang dipanggil Si. Asal saya dar i Bireun, hobi memasak” “Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan saya!” “Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali” “Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan tentang hal hal yang menyenangkan S bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.” Terminasi: ”Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?” ”S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali” ”Selanjutnya S dapat mengingat -ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.” ”Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan?” ”Baiklah, sampai jumpa. Assalamu’alaikum”
5). Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan pasien dalam berinteraksi dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu Saudara dapat melatih pasien berinteraksi secara bertahap. Mungkin pasien hanya akan akrab dengan Saudara pada awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus membiasakan pasien untuk bisa berinteraksi secara bertahap dengan orang-orang di sekitarnya. Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagai berikut: Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di hadapan Saudara Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat atau keluarga) Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya. Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien. Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
207
Latihan 2: Mengajarkan pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama -seorang perawat-) Orientasi : “Assalammualaikum S! ” “Bagaimana perasaan S hari ini? « Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan Suster ! » « Bagus sekali, S masih ingat. Nah seperti janji saya, saya akan mengajak S mencoba berkenalan dengan teman saya perawat N. Tidak lama kok, sekitar 10 menit » « Ayo kita temui perawat N disana » Kerja : ( Bersama-sama S saudara mendekati perawat N) « Selamat pagi perawat N, ini ingin berkenalan dengan N » « Baiklah S, S bisa berkenalan dengan perawat N seperti yang kita praktekkan kemarin « (pasien mendemontrasikan cara berkenalan dengan perawat N : memberi salam, menyebutkan nama, menanyakan nama perawat, dan seterusnya) « Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat N . coba tanyakan tentang keluarga perawat N » « Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat N, misalnya jam 1 siang nanti » «Bai kl ah perawat N, kar ena S sudah selesai berkenalan , saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat pagi » (Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat N untuk melakukan terminasi dengan S di tempat lain) Terminasi:
“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan perawat N” ”S tampak bagus sekali saat berkenalan tadi” ”Pertahankan terus apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat lain. Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana kalau 2 kali. Baik nanti S coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam berapa? J am 10? Sampai besok.”
Latihan 3: Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien-)
208
Orientasi: “Assalammu’alaikum S! Bagaimana perasaan hari ini? ”Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang” (jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan komunikasi berikutnya orang lain ”Bagaimana perasaan S setelah bercakap -cakap dengan perawat N kemarin siang” ”Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman lagi” ”Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi?” ”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi dengan orang lain, yaitu pasien O” ”seperti biasa kira-kira 10 menit” ”Mari kita temui dia di ruang makan” Kerja: ( Bersama-sama S saudara mendekati pasien ) « Selamat pagi , ini ada pasien saya yang ingin berkenalan. » « Baiklah S, S sekarang bisa berkenalan dengannya seperti yang telah S lakukan sebelumnya. » (pasien mendemontrasikan cara berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi dan menanyakan hal yang sama). » « Ada lagi yang S ingin tanyakan kepada O» « Kalau tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti » (S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O) «Bai kl ah O, kar ena S sudah selesai berk enal an, saya dan S akan kembal i ke ruangan S. Selamat pagi » (Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan terminasi dengan S di tempat lain) Terminasi:
“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan dengan O” ”Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik saat berkenalan dengan O” ”pertahankan apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti” ”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari S dapat berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1 siang dan jam 8 malam, S bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan pasien yang baru dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara bertahap. Bagaimana S, setuju kan?” ”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk membicarakan pengalaman S. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok.. Assalamu’alaikum”
2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Tujuan: setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial
209
b. Tindakan: Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluargalah yang selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari. Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah meliputi: 1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. 2) Menjelaskan tentang: da mpaknyaa pada pasien. Masalah isolasi sosial dan dampakny Penyebab isolasi sosial. Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain: - Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan tidak ingkar ingkar janji. - Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar. - Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah. r umah. - Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien. 3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial 4) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi. 5) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
Latihan 4: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
Peragakan kepada pasangan saudara komunikasi dibawah ini Orientasi: “Assalamu’alaikum Pak” ”Perkenalkan saya perawat H, saya yang merawat, anak bapak, S, di ruang Mawar ini” ”Nama Bapak siapa? Senang dipanggil apa?” ” Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak S sekarang?” “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara perawatannya” ”Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah jam?” Kerja: ”Apa masalah yang Bp/Ibu hadapi dalam merawat S? Apa yang sudah dilakukan?” “Masalah yang dialami oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit yang juga dialami oleh pasien- pasien gangguan gangguan jiwa yang lain”. ” Tanda-tandanya Tanda -tandanya antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun berbicara hanya sebentar hanya sebentar dengan wajah menunduk” menunduk” ”Biasanya masalah ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang –orang terdekat”
210
“Apabila masalah isolasi sosial sosi al ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.” “Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi S. Dan untuk merawat S, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan saling percaya dengan S yang caranya adalah bersikap bersikap peduli dengan S dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan kepada S untuk bisa melakukan kegiatan bersama sama dengan orang lain. lain. Berilah Berilah pujian yang wajar wajar dan jangan mencela kondisi pasien.” « Selanjutnya jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan S. Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan rumah tangga bersama.” bersama. ” ”Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu” ” Begini contoh komunikasinya, komunikasinya, Pak: Pak: S, bapak bapak lihat sekarang sekarang kamu sudah bisa bercakap cakap dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana S, kamu mau coba kan, nak ?” ”Nah coba sekarang Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan” ”Bagus, Pak. Bapak telah memperagakan dengan baik sekali” ”Sampai sini ada yang ditanyakan Pak” Terminasi: “Baiklah waktunya waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan perasaan Bapak setelah kita latihan latihan tadi?” “Coba Bapak ulangi lagi apa yang yang dimaksud dengan isolasi sosial dan tanda -tanda orang yang mengalami isolasi sosial » « Selanjutnya bisa Bapak sebutkan kembali cara-cara mera wat anak bapak yang mengalami masalah isolasi sosial » « Bagus sekali Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut » «Nanti kalau ketemu S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal yang sama. » « Bagaimana kalau kita betemu tiga hari lagi untuk untuk latihan langsung kepada S ? » « Kita ketemu disini saja ya Pak, pada jam yang sama » « Assalamu’alaikum » Assalamu’alaikum »
Latihan 5. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien Orientasi: “Assalamu’alaikum Pak/Bu” ” Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?” ”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti seperti yang kita pelajari berberapa hari yang lalu?” “Mari praktekkan praktekkan langsung ke S! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30 menit.” ”Sekarang mari kita temui S”
211
Kerja: ”Assalamu’alaikum S. Bagaimana perasaan S hari ini?” ”Bpk/Ibu S datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong S tunjukkan jadwal kegiatannya!” (kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut) ”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu” (Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya). ”Bagaimana perasaan S setelah berbincang -bincang dengan Orang tua S?” ”Baiklah, sekarang saya dan orang orang tua ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga) Terminasi: “ Bagaimana perasaan perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu Bapak/Ibu sudah bagus.” bagus.” « «Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada S » « Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu Waktu dan tempatnya sama seperti seperti sekarang Pak » « Assalamu’alaikum » Assalamu’alaikum »
Latihan 6. Membuat perencanaan pulang bersama keluarga Orientasi: “Assalamu’alaikum Pak/Bu” ”Karena besok S sudah boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah.” ”Bagaimana kalau kita membicarakan jadwal S tersebut disini saja” ”Berapa lama kita bisa bicara? Bagaimana B agaimana kalau 30 menit?” Kerja: ”Bpk/Ibu, ini jadwal S selama di rumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan di rumah? Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal kegiatan kegiatan maupun jadwal jadwal minum obatnya” ”Hal -hal -hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak selama di rumah. Misalnya kalau S terus menerus tidak tid ak mau bergaul dengan orang lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskemas Indara Puri, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx ”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan S selama di rumah Terminasi: ”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
E. Evaluasi
1. Pada Pasien:
212 a. Pasien mampu menyebutkan menyebutkan penyebab isolasi isolasi sosial, menyebutkan keuntungan keuntungan berinteraksi dengan orang lain, lain, menyebutkan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain b. Pasien mampu menggunakan menggunakan cara bersosialisasi secara terat ur sesuai jadual: 7) berkenalan dengan satu orang 8) berkenalan dengan dua orang atau lebih secara sosial/verbal 9) memiliki jadwal kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian 10) melakukan perbincangan dengan orang lain sesuai jadwal harian
2. Pada Keluarga: i.
Keluarga mampu menyebutkan menyebutkan pengertian, penyebab, penyebab, tanda dan gejala isolasi sosial j. Keluarga mampu menyebutkan cara-cara merawat pasie n dengan isolasi sosial k. Keluarga mampu mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan isolasi sosial l. Keluarga mampu menyebutkan menyebutkan tempat rujukan rujukan yang sesuai untuk pasien isolasi sosial
F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi. 1. Pedoman Pengkajian Isolasi sosial
3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti bagi pasien: b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat: c. Hambatan berhubungan dengan orang lain:
Masalah keperawatan: --------------------------------------------------------------
213
G. Terapi Aktivitas Kelompok Terapi aktivitas kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah: 1. TAK sosialisasi yang terdiri dari tujuh sesi yaitu: a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi
Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
214 PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : ................. Ruangan : ................... Nama perawat:................... Petunjuk pengisian: 3. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini. 4. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi No A 1 2
3 4 5 6
7 B 1 2 3 4
Kemampuan
Pasien Menyebutkan penyebab isolasi sosial Menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang lain Menyebutkan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain Berkenalan dengan satu orang Berkenalan dengan dua orang atau lebih Memiliki jadwal kegiatan berbincang bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian Melakukan perbincangan dengan orang lain sesuai jadwal harian Keluarga Menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala isolasi sosial Menyebutkan cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial Mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan isolasi sosial Menyebutkan tempat rujukan yang sesuai untuk pasien isolasi sosial
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
215 PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DAN KELUARGA PASIEN DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL
Nama pasien : ................. Ruangan : ................... Nama perawat:................... Petunjuk pengisian: 6. Berilah angka 1: jika perawat mampu melakukan di bawah ini. 0: jika perawat tidak mampu melakukan di bawah ini. 7. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi No Tgl Tgl Kemampuan A Asuhan keperawatan pada pasien individu SP I 1 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien 2 Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain 3 Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain 4 Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang 5 Membantu pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian SP II 1 Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang 2 Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian SP III 1 Memberikan kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang atau lebih 2 Memotivasi pasien untuk melakukan kegaiatan berbincang-bincang dengan orang lain sesuai jadwal B Asuhan keprawatan kepada keluarga SP I 1 Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala isolasi sosial 2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang caracara merawat pasien dengan isolasi sosial 3 Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi sosial SP II 1 Memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial langsung dihadapan pasien
Tgl
216
1
SP III Melakukan perencanaan pulang untuk pasien TOTAL
217 MODUL IV-E ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Peristiwa-peristiwa traumatik seperti bencana tsunami dan konflik berkepanjangan di NAD yang dialami saudara-saudara kita telah meninggalkan dampak yang serius. Saudarasaudara kita di NAD harus mengalami kehilangan baik pekerjaan, harta benda, bahkan nyawa. Dampak kehilangan-kehilangan tersebut sangat mempengaruhi persepsi individu akan kemampuan dirinya, yang berakibat dapat mengganggu harga diri seseorang. Modul ini berisi panduan agar Saudara dapat menangani pasien dengan masalah keperawatan harga diri rendah baik dengan menggunakan pendekatan secara individual maupun kelompok.
Modul ini juga memberikan panduan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada keluarga pasien dengan harga diri rendah. Selamat mempelajari modul ini.
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu : 7. Mengkaji data yang terkait masalah harga diri rendah 8. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan data yang dikaji 9. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien 10. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga 11. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah harga diri rendah 12. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada pas ien dengan harga diri rendah
B. PENGKAJIAN
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
Mengkritik diri sendiri
218
Perasaan tidak mampu
Pandangan hidup yang pesimis
Penurunan produktifitas produktifitas
Penolakan terhadap kemampuan diri
Selain data diatas, saudara dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang, tidak t idak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menundu menunduk, k, bicara lambat dengan nada suara lemah.
C. DIAGNOSA KEPERAW K EPERAWATAN ATAN Berdasarkan data diatas, yang didapat melalui observasi, wawancara atau pemeriksaan fisik bahkan melalui sumber sekunder, maka perawat dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien sebagai berikut:
Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah
TINDAKAN KEPERAW K EPERAWATAN ATAN
Langkah kita selanjutnya untuk mengatasi masalah pasien dengan harga diri rendah adalah menetapkan beberapa tindakan keperawatan. 1. Tindakan keperawatan pada pasien : a. Tujuan :
1) Pasien dapat mengidentifikasi mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif positif yang dimiliki 2) Pasien dapat menilai menilai kemampuan yang yang dapat digunakan digunakan 3) Pasien dapat menetapkan/memilih menetapkan/memilih kegiatan yang yang sesuai kemampuan kemampuan 4) Pasien dapat melatih melatih kegiatan yang yang sudah sudah dipilih, dipilih, sesuai kemampuan ke mampuan 5) Pasien dapat dapat menyusun menyusun jadwal untuk melakukan melakukan kegiatan yang sudah dilatih
a.
Tindakan keperawatan :
1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
219 Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang masih dimilikinya , perawat dapat :
Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan. digunakan. Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :
Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang yang masih dapat digunakan saat ini.
Bantu
pasien
menyebutkannya
dan
memberi
penguatan
terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan ke mampuan yang akan dilatih Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien Untuk tindakan tindakan keperawatan tersebut ter sebut saudara dapat melakukan:
Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.
5) Membantu menyusun menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang yang dilatih
220 Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-hal berikut :
Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan
Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap kegiatan
Susun jadwal untuk melaksanakan melaksanakan kegiatan yang telah telah dilatih
Berikan kesempatan mengungkapkan mengungkapkan perasaanya setelah set elah pelaksanaan kegiatan
Latihan 1 : Mendiskusikan Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu
pasien
menilai
kemampuan
yang
masih
dapat
digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
Orientasi : “Assalamualaikum, bagaimana keadaan T hari ini ? T terlihat segar“. ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah T lakukan?Setelah itu itu kita akan nilai kegiatan mana yang yang masih dapat T dilakukna dilakukna di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih pi lih satu kegiatan untuk kita latih” ”Dimana kita duduk ? bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?
Kerja : ” T, apa saja kemampuan kemampuan yang T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa T lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang T miliki “. ” T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. ”Sekarang, coba T pilih pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di di rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan merapihkan tempat tempat tidur T”. Mari kita lihat tempat tidur T. T. Coba lihat, sudah sudah rapihkah tempat tidurnya?” “Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah
221
kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !” ” T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatika n bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ” “ Coba T lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T (tidak) melakukan.
Terminasi : “Bagaimana perasaan T setela setelah h kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat tidur ? Yach, T ternyata banyak banyak memiliki kemampuan yang yang dapat dilakukan di rumah rumah sakit sakit ini. Salah satunya, merapihkan merapihkan tempat tidur, tidur, yang yang sudah T praktekkan praktekkan dengan baik sekali. sekali. Nah kemampuan ini dapat dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.” ”Sekarang, mari mari kita kita masukkan pada jadual jadual harian. T. Mau Mau berapa berapa kali sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi- pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00” ”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. T masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampa Sampaii jumpa ya” Latihan 2 : Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien.
Orientasi : “Assalammua’laikum, bagaimana bagaimana perasaan perasaan T pagi pagi ini ? Wah, tampak cerah ” ”Bagaimana T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kem arin/ Tadi pag? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu T?” ”Ya benar, kita akan latihan lati han mencuci piring di dapur ruangan ini” ”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!” d apur!” Kerja : “ T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., T bisa menggunakan air yang mengalir mengalir dari dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang membuang sisa-makanan. “Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya” “Setelah semuanya perlengkapan perlengkapan tersedia, T ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah Setel ah itu T bisa mengeringkan piring yang sudah bersih ber sih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai… selesai… “Sekarang coba coba T yang melakukan…” “Bagus sekali, T dapat mempraktekkan cuci cuci pring dengan baik. Sekarang Sekarang dilap tangannya Terminasi : ”Bagaimana perasaan T setelah latihan cuci piring piring ?” ?” “Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari sehari -hari
222
T. Mau berapa kali T mencuci piring? Bagus sekali T mencuci piring tiga kali setelah makan.” ”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel” ”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ” Latihan dapat dilanjutkan untuk
kemampuan lain sampai semua kemampuan
dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.
2. Tindakan keperawatan pada keluarga
Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien. a. Tujuan :
1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien 2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien 3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien 4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien b. Tindakan keperawatan :
1)
Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2)
Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3)
Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien atas kemampuannya
4)
Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah
5)
Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6)
Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya 7)
Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah
Latihan 3 : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
223 dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
Ori entasi : “Assalammu’alaikum !” “Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?” “Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap -cakap tentang cara merawat T? Berapa lama waktu Bp/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
Ker ja : “Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah T” “Ya memang benar sekali Pak/ Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan T ini terus menerus seperti itu, T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung dir i” “Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?” “Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti” “Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk T” ”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T) ” T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”. ”Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan T. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa T ke puskesmas” ”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada T” ”Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring” ”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
Terminasi : ”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?” “Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi T dan bagaimana cara merawatnya?” “Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.” “Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung kepada T” “Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”
224 Latihan 4. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien
Orientasi: “Assalamu’alaikum Pak/Bu” ” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?” ”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat anak BapakIbu seperti yang kita pelajari dua hari yang lalu?” “Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada T.” ”Waktunya 20 menit”. ”Sekarang mari kita temui T” Kerja: ”Assalamu’alaikum T. Bagaimana perasaan T hari ini?” ”Hari ini saya datang bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan s ebelumnya, orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih.” (kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut) ”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhad ap perkembangan anak Bapak/Ibu” (Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya). ”Bagaimana perasaan T setelah berbincang -bincang dengan Orang tua T?” ”Baiklah, sekarang saya dan orang tua T ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga) Terminasi: “ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?” « «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tad i kepada T » « Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu » « Assalamu’alaikum »
Latihan 6. Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi : “Assalamu’alaikum Pak/Bu” ”Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Tselama di rumah” ”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor Kerja: ”Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rum ah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama T dirawat dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya” ”Hal -hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh T selama di rumah. Misalnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskemas
225
Indara Puri, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx ”Selanjutnya perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T selama di rumah Terminasi: ”Bagaimana Pak/Bu? Ada y ang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
V.
EVALUASI
Evaluasi ditujukan untuk menilai kemampuan pasien, keluarga dan perawat dengan menggunakan format yang berbeda
226 PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENDAH
Nama pasien: ........................... Ruangan: .................................. Nama Perawat:..........................
Petunjuk pengisisan: 1. Berilah tanda (V) jika pasien mampu melakuykan kemampuan dibawah ini 2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi
No
Kemampuan
A
Pasien
1
4
Menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan Memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan Melatih kemampuan yang telah dipilih
5
Melaksanakan kemampuan yang telah dilatih
6
Melakukan kegiatan sesuai jadwal
B
Keluarga
1
3
Menjelaskan pengertian serrta tanda-tanda orang dengan harga diri rendah Menyebutkan tiga cara merawat pasien harga diri rendah (memberikan pujian, menyediakan fasilitas untuk pasien, dan melatih pasien melakukan kemampuan) Mampu mempraktekkan cara merawat pasien
4
Melakukan follow up sesuai rujukan
2 3
2
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
Tgl
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN
Tgl
227 PADA PASIEN DAN KELUARGA PASIEN HARGA DIRI RENDAH
Ruangan: ................................. Nama Perawat:.......................... Petunjuk pengisisan: 1. Berilah tanda (V) jika perawat mampu melakukan kemampuan dibawah ini 2. Tuliskan tanggal setiap dilakukan supervisi No A
1 2 3 4 5 6
1 2 3 B 1 2 3 4
1
Kemampuan Asuhan keperawatan pada pasien indi vidu SP I Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien Membantu pasien memasukkan kemampuan yang telah dilatih ke dalam jadwal harian SP II Mengevaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian Melatih kemampuan kedua Memotivasi pasien memasukkan kemampuan kedua Asuhan keperawatan pada kelu arga in divi du SP I Menjelaskan pengertian, tanda-tanda dan cara merawat pasien harga diri rendah Menjelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah Mendemonstrasikan dihadapan keluarga cara merawat pasien dengan harga diri rendah Memberikan kesempatan kepada keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah didemontrasikan perawat sebelumnya SP II Memberikan kesempatan keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah langsung kepada pasien SP III
Tgl
Tgl
Tgl
1
228 Membuat keluarga menyusun kegiatan di rumah
DOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN
Pendokumentasian dilakukan dengan menggunakan format yang t elah dibuat.
Latihan 4 : Dokumentasikan hasil pengkajian saudara pada pasien dengan masalah Harga diri rendah menggunakan format yang sudah disediakan
( Lihat Pencatatan dan Pelaporan) Berikut ini adalah lingkup pengkajian pasien harga diri rendah : Berikut ini adalah contoh pendokumentasian pasien harga diri rendah : a. Keluhan utama :…………………………………….. Coba saudara dokumentasikan dan diagnosa keperawatan pas ien b. Pengalaman masa lalu yang pengkajian tidak menyenangkan………………….. harga diri rendah c. Konsep diri menggunakan format yang sudah disediakan - Gambaran diri - Ideal LATIHAN 8 :diri Berikut-ini Harga adalah diricontoh pendokumentasian pasien harga diri rendah : Coba saudara - Identitas dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pas ien harga diri - Peran rendah menggunakan format yang sudah disediakan Jelaskan :........................................................................... a. Keluhan Masalah keperawatan utama :…………………………………….. :...................................................... b. d. Alam Pengalaman perasaan masa lalu yang tidak menyenangkan………………….. [c. Konsep ] Sedihdiri [ ] Putus asa [ ] Ketakutan - Gambaran diri[ ] Gembira berlebihan Jelaskan- Identitas :…………………………………. Masalah- Ideal keperawatan dir :……………………. - Harga diri e. Interaksi - Peran selama wawancara [Jelaskan ] Bermusuhan :........................................................................... [ ] Tidak kooperatif [Masalah ] Mudah keperawatan tersinggung :...................................................... [ ] Kontak mata kurang [d. Alam ] Defensif perasaan [ ] Curiga [ ] Sedih Jelaskan :……………………………………. [ ] Putus asa [ ] Ketakutan Masalah keperawatan :……………………… [ ] Gembira berlebihan Jelaskan f. Penampilan :…………………………………. : Masalah :………………………………….. Jelaskan keperawatan :……………………. Masalah keperawatan :……………………..
229
Terapi Aktivitas Kelompok
TAK untuk pasien harga diri rendah berbentuk TAK Stimulasi Persepsi yang terdiri dari:
Sesi I: identifikasi hal positif diri
Sesi II: melatih positif pada diri
H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan pertemuan keluarga baik dalam be ntuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
230
MODUL IV-F ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KURANG PERAWATAN DIRI
Bencana tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu di NAD Aceh menyebabkan terjadinya masalah kesehatan. Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah yang timbul. Pada pasien gangguan jiwa yang kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri yang merupakan gejala negatif hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga maupun masyarakat. Modul ini akan membahas cara-cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri (tidak peduli terhadap perawatan diri) agar pasien dan keluarga mempunyai kemampuan merawat pasien di rumah. Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara dapat : Melakukan pengkajian pada pasien kurang perawatan diri Menetapkan diagnosa keperawatan pasien kurang perawatan diri Melakukan tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri Melakukan tindakan keperawatan untuk keluarga pasien kurang perawatan diri Melakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat kurang perawatan diri Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan Pengkajian Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting {Buang Air Besar (BAB)/Buang Air Kecil(BAK)} secara mandiri.
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri maka tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu: Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
Diagnosa Keperawatan
231 Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan : Kurang Perawatan Diri : -
Kebersihan diri Berdandan Makan BAB/BAK
Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri juga ditujukan untukpasien dan keluarga sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien dalam melakukan perawatan diri. 1. Tindakan keperawatan untuk pasien a. Tujuan: 1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri 2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik 3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik 4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri b. Tindakan keperawatan 1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat melakukan tanapan tindakan yang meliputi: a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri. b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
Latihan 1. Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Selamat pagi, kenalkan saya suster R” ”Namanya siapa, senang dipanggil siapa?”
232
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00 -14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang akan merawat T?” “Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?” ” Bagaimana kalau kita bicara t entang kebersihan diri ? ” ” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ” KERJA “Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?” (Contoh untuk pasien laki-laki) “Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya. “Berapa kali T makan sehari? ”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.” “Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun”. “Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”. ”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
233
TERMINASI “Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”. ”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi” ”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore, Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik
2) Melatih pasien berdandan/berhias
Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita. Untuk pasien laki-laki latihan meliputi : a) Berpakaian b) Menyisir rambut c) Bercukur Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : a) Berpakaian b) Menyisir rambut c) Berhias Latihan 3. Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
234
ORIENTASI “Selamat pag i Pak Tono? “Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan? Sudah ditandai di jadual hariannya? “Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”. KERJA “Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju? “Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”. “Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana car a bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, bagus…sekali! “Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu “Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !” (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut) TERMINASI “Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”. “Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali l agi”.. “Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berap ? “Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang lain.
Latihan 4. Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di tandai dijadual harian ? “Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik ) KERJA “ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang disisir rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai bedak?” coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali.” “ T, punya lipstik mari dioles tipis. Nach…coba lihat dikaca! TERMINASI “Bagaimana perasaan T belajar berdandan” “T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian, sama jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama pasien yang lain”.
235
3) Melatih pasien makan secara mandiri
Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai berikut: a) b) c) d)
Menjelaskan cara mempersiapkan makan Menjelaskan cara makan yang tertib Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
Latihan 5. Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI
“Selamat siang T,” ” Wow...masih rapi dech T”. “Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“ KERJA “Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?” “Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus.. “Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu -satu dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya dimakan ya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta sendiri obatnya.”
TERMINASI “Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”. ”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)” ” Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadual?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam 10.00 disini saja ya...!”
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan berikut: a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
Latihan 6. Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
236
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini Orientasi “Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan jadual kegiatannya..?” “Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik? “ Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!
Kerja Untuk pasien pria: “Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya... ..” “Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?” “Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono”. “Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing” “Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.” Untuk pasien wanita: “Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara sepert i ini berguna untuk mencegah masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita” “Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing” “Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum kelu ar dari WC/kakus, lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”
Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik?” “Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...! “Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”. “ Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa melakukan jadual kegiatannya.” 2. Tindakan keperawatan pada keluarga
237 a. Tujuan 1) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri. b. Tindakan keperawatan Untuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri yang baik maka Saudara harus melakukan tindakan kepada keluarga agar keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya meningkat. Tindakan yang dapat Saudara lakukan: 1) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien 2) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma 3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien. 4) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadual yang telah disepakati). 5) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien dalam merawat diri.
Latihan 7. Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Selamat pagi Pak / Bu, saya D, perawat yang merawat T” “ Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, T?” “Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami T dan bantuan apa yang dapat diberikan.” “Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?, mari kita duduk di kantor perawat!”
KERJA “ Apa saja masalah yang Bapak/ Ibu rasakan dalam merawat T ?” Perawatan diri yang utama adalah kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB/BAK. “Perilaku yang ditunjukkan oleh T itu dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat pasien tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri. Baik...akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami telah melatih T untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran, ganti baju, dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. T juga telah mempunyai jadual pelaksanaanya untuk berdandan, karena anak Bapak/ Ibu perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah, T telah mengetahui lanhkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam makan obat, agar sehabis makan langsung makan obat. Dan untuk BAB?BAK, dirumah ada WC Bapak/Ibu ?Iya..., T
238
juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih. Kalau T kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan? Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah T sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukannya.” ”Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?” TERMINASI Bagaimana perasaan Pak J setelah kita bercakap-cakap?” “Coba Pak J sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak Bapak, T dalam merawat diri.” ” Baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada T.” “Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu mendamp ingi dan membantu T saat membersihkan diri.” “Dua hari lagi kita akan ketemu dan Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk memotivasi T dalam merawat diri.”
239 6)
Latih keluarga cara merawat pasien dengan waham
L atih an 8: M elati h keluar ga cara merawat pasien
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI
“Assalamualaikum Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi” “Bagaimana Bapak/I bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari yang lalu?” “Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak?” “Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung keT ya?” “Berapa lama ada waktu Bapak/Ibu?” KERJA “Sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk mandi, berdandan, buang air, dan makan” “Bagus, betul begitu caranya” “Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T” “Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadual?” “Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat T” “Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T?” (Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI “Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?” “Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu membesuk T” “Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesi ni dan kita akan mencoba lagi cara merawat T sampai bapak dan ibu lancar melakukannya” “Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?” “Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
L atih an 6: M embuat perencanaan pulang bersama kelu arga
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
240
ORIENTASI
“Assalamualaikum Bapak/Ibu hari ini T sudah boleh pulan g, untuk itu perlu dibicarakan jadual T selama dirumah” “Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat T?” “Nah sekarang mari kita bicarakan jadual di rumah tersebut disini saja?” “Berapa lama bapak dan ibu punya waktu.?” KERJA “Pak,Bu...,ini jadual kegiatan T dirumah sakit, coba perhatikan apakah dapat dilaksanakan dirumah.? “ Pak / Bu..jadual yang telah dibuat selama T di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya” “Hal -hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya T menolak terus menerus untuk makan, minum, dan mandi serta menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, maka segera hubungi Suster S di Puskesmas Ingin Jaya, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 446xxx. Selanjutnya suster S yang akan membantu memantau perkembangan T selama di rumah” TERMINASI
“ Bagaimana Pak, Bu...ada yang belun jelas ?. Ini jadual harian T untuk dibawa pulang.” Dan ini surat rujukan untuk perawat K di puskesmas Indrapuri.” “ Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala -gejala yang
Dokum entasi Asuh an Keperawatan
Panduan pengkajian pada pasien yang mengalami masalah kurang perawatan diri. VI. Status Mental 1. Penampilan Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai Cara berpakaian tidak seperti biasanya Jelaskan ………………………………………………………………………….. Masalah Keperawatan:……………………………………………………………. VII. Kebutuhan Sehari-hari 1. Makan Bantuan minimal
Bantuan total
2. BAB/BAK Bantuan minimal
Bantuan total
241 3. BAB/BAK Bantuan minimal
Bantuan total
4. Berpakaian/berhias Bantuan minimal Bantuan total Jelaskan …..…………………………………………………………………. Masalah Keperawatan:…………………………………………………………….
G. Terapi Ak tivitas Kelompok
Terapi kelompok yang dapat diberikan untuk pasien dengan masalah defisit perawatan diri adalah: TAK stimulasi persepsi:Perawatan Diri 1. Sesi I: Manfaat Perawatan Diri 2. Sesi II: Menjaga Kebersihan Diri 3. Sesi III: Tata Cara Makan dan Minum 4. Sesi IV: Tata Cara Toileting 5. Sesi V: Tata Cara Berdandan
H.Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
242 Berikut adalah format evaluasi kemampuan perawat, pasien dan keluarga 1. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga dengan defisit perawatan diri PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN MASALAH KURANG PERAWATAN DIRI
Nama pasien Nama ruangan Nama perawat
: ................. : ................... : ...................
Petunjuk pengisian: 5. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini. 6. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian Tgl Tgl Tgl Tgl No Kemampuan A Pasien 1 Menyebutkan pentingnya kebersihan diri 2 Menyebutkan cara membersihkan diri 3 Mempraktekkan cara membersihkan diri dan memasukkan dalam jadual 4 Menyebutkan cara makan yang baik 5 Mempraktekkan cara makan yang baik dan memasukkan dalam jadual 6 Menyebutkan cara BAB/BAK yang baik 7 Mempraktekkan cara BAB/BAK yang baik dan memasukkan dalam jadual 8 Menyebutkan cara berdandan 9 Mempraktekkan cara berdandan dan memasukkan dalam jadual B Keluarga 1 Menyebutkan pengertian perawatan diri dan proses terjadinya masalah kurang perawatan diri 2 Menyebutkan cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri 3 Mempraktekkan cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri
243 4
Membuat jadual aktivitas dan minum obat klien di rumah (discharge planning )
244
2. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga dengan waham
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN WAHAM Nama pasien Nama ruangan Nama perawat Petunjuk pengisian: 8. Berilah angka 1: jika perawat mampu melakukan di bawah ini. 0: jika perawat tidak mampu melakukan di bawah ini. 9. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian Tgl Tgl No Kemampuan A Pasien SP 1 1 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri 2 Menjelaskan cara membersihkan diri 3 Membantu pasien mempraktekkan cara membersihkan diri dan memasukkan dalam jadual SP 2 1 Menjelaskan cara makan yang baik 2 Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik dan memasukkan dalam jadual SP3 1 Menjelaskan cara eliminasi yang baik 2 Membantu pasien mempraktekkan car eliminasi yang baik dan memasukkan dalam jadual SP 4 1 Menjelaskan cara berdandan 2 Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan dan memasukkan dalam jadual B SP 1 1 Mendiskusikan masalah pasien 2 Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara merawat kurang perawatan diri 3 Memberi contoh cara merawat SP 2 1 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri
: ................. : ................... : ...................
Tgl
245 2
1 2
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada pasien SP 3 Membantu menyusun rencana kegiatan di rumah Menjelaskan follow up setelah pulang TOTAL
246 MODUL IV - G ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI
Modul ini berisi panduan agar Saudara dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien risiko bunuh diri. Saudara dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihanlatihan sesuai panduan, sehingga saudara mampu menangani pasien yang berisiko bunuh diri. Selamat mempelajari modul ini ! A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu: 1. Melakukan pengkajian pasien yang berisiko bunuh diri 2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien risiko bunuh diri 3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri 4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga pasien r isiko bunuh diri 5. Melakukan evaluasi kemampuan pasien dan keluarga pasien risiko bunuh diri 6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien risiko bunuh diri B. Pengkajian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan bunuh diri, kita mengenal tiga macam perilaku bunuh diri, yaitu: 1. Isyarat bunuh diri Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan: “Tolong jaga anak -anak karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya.”
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri. Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah / putus asa / tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri rendah 2. Ancaman bunuh diri Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3. Percobaan bunuh diri
247 Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien mencederai atau melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri diatas dapat dilihat data-data yang harus dikaji pada tiap jenisnya. Setelah melakukan pengkajian, saudara dapat merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan tingkat risiko dilakukannya bunuh diri (lihat pembagian tiga macam perilaku bunuh diri pada halaman sebelumnya). Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah: Harga diri rendah. Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka tindakan keperawatan yang paling utama dilakukan adalah meningkatkan harga diri pasien (selengkapnya lihat modul harga diri rendah). C. Diagnosa Keperawatan
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul :
Risiko bunuh diri
Bila saudara telah merumuskan masalah ini, maka saudara perlu segera melakukan tindakan keperawatan untuk melindungi pasien.
.D. Tindakan Keperawatan Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnosa keperawatan : Risiko Bunuh Diri
1. Tindakan keperawatan untuk pasien percobaan bunuh diri a. Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat b. Tindakan : Melindungi pasien Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka saudara dapat melakukan tindakan berikut: 1) Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ketempat yang aman 2) Menjauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya pisau, silet, gelas, tali pinggang) 3) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika pasien mendapatkan obat 4) Dengan lembut menjelaskan pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri
248 Latihan 1: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI ”Assalamu‟alaikum A kenalkan saya adalah perawat B yang bertugas di ruang Mawar ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi sampai 2 siang.” ”Bagaimana perasaan A hari ini?” “Bagaimana kalau kita bercakap -cakap tentang apa yang A rasakan selama ini . Dimana dan berapa lama kita bicara?” KERJA “Bagaimana perasaan A setelah bencana ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A merasa pali ng menderit a di duni a ini ? Apakah A kehil angan kepercayaan dir i? Apakah A merasa tak berh arga atau bahkan lebih rendah dari pada orang l ain ? Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan berk onsentr asi? A pakah A bern iat un tuk menyakiti dir i sendir i, i ngin bunuh diri atau berh arap bahwa A mati? A pakah A pernah m encoba unt uk bunu h di ri? A pa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?” Jika pasien telah menyampaikan ide bunuh dirinya, segera dilanjutkan dengan tindakan keperawatan untuk melindungi pasien, misalnya dengan mengatakan: “Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhiri hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A i ni untu k memastikan ti dak ada benda- benda yang membahayakan A.” ”Nah A, Karena A tampaknya masih memiliki keingin an yang kuat untuk mengakhi ri hidup A, maka saya tidak akan membiarkan A sendiri.” ”Apa yang A lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan i tu muncul , maka un tuk m engatasin ya A har us langsung m in ta bantuan kepada perawat di ru angan in i dan j uga keluar ga atau teman yang sedang besuk. Jadi A jan gan sendi rian ya, katakan pada perawat, keluarga atau teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan”. ”Saya percaya A dapat mengatasi masalah, OK A?” TERMINASI ”Bagaimana perasaan A sekarang se telah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?” ”Coba A sebutkan lagi cara tersebut” ”Saya akan menemani A terus sampai keinginan bunuh diri hilang” ( jangan meninggalkan pasien ) 2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri
a. Tujuan: Keluarga berperan sert a melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh diri b. Tindakan: 1) Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan pernah meninggalkan pasien sendirian 2) Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-barang berbahaya disekitar pasien 3) Mendiskusikan dengan keluarga ja untuk tidak sering melamun sendiri
249 4)
Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara teratur
Latihan 2. Percakapan dengan keluarga untuk melindungi pasien yang mencoba bunuh diri Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI ”Assalamu‟alaikum Bapak/Ibu, kenalkan saya B yang mer awat putr a bapak dan i bu di rumah sakit ini”. ”Bagaimana kalau kita berbincang -bi ncang tentang cara menj aga agar A tetap selamat dan tidak melukai dirinya sendiri. Bagaimana kalau disini saja kita berbincang- bincangnya Pak/Bu?”Sambil kita awasi terus A. KERJA ”Bapak/Ibu,A sedang mengalami putus asa yang berat karena kehilangan sahabat karibnya akibat bencana yang lalu, sehingga sekarang A selalu ingin mengakhiri hi dupnya. Kar ena kondisi A yang dapat mengakir i kehidu pannya sewaktu- waktu, ki ta semua perlu m engawasi A teru s-menerus. Bapak/I bu dapat ik ut m engawasi ya..pokoknya kalau alam kondisi serius seperti ini A tidak boleh ditinggal sendidrian sedikitpun” ”Bapak/Ibu bisa bantu saya untuk mengamankan barang -barang yang dapat di gunakan A u ntu k bun uh dir i, seperti tali tambang, pisau, sil et, tali pin ggang. Semua barang- barang tersebut tidak boleh ada disekitar A”. ” Selain itu, jika bicara dengan A fokus pada hal-h al positi f, hi ndark an pern yataan negatif . ”Selain itu sebaiknya A punya kegiatan positif seper ti melaku kan h obbynya bermain sepak bola, dll supaya tidak sempat melamun sendiri” TERMINASI ”Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin bunuh diri?” ”Coba bapak dan ibu sebutkan lagi cara tersebut”Baik, mari sama -sama ki ta temani A, sampai k ein gin an bunuh dir in ya hil ang.
Isyarat Bunuh Diri dengan diagnosa harga diri rendah 1. Tindakan keperawatan untuk pasien isyarat bunuh diri a. Tujuan: 1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya 2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya 3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya 4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
250 b.Tindakan keperawatan 1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman. 2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara: a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya. b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif. c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan 3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara: a) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya b) Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masingmasing cara penyelesaian masalah c) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih baik Latihan 3. Percakapan melindungi pasien dari isyarat bunuh diri Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI ”Assalamu‟alaikum B!, masih ingat dengan saya khan?” ”Bagaimana perasaanB hari ini?” ” O... jadi B merasa tidak perlu lagi hidup di dunia ini. Apakah B ada perasaan ingin bunu h dir i? Baik lah kalau begitu , har i in i kit a akan membahas tentang bagaimana cara mengatasi keinginan bunuh diri. Mau berapa lama? Dimana?”Disini saja yah! KERJA “Baiklah, tampaknya B membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk mengakhir i hidup”. ”Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar B ini untuk memastikan ti dak ada benda- benda yang membahayakan B.” ”Nah B, karena B tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup B, maka saya tidak akan membiarkan B sendiri.” ”Apa yang B lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul ? Kalau keinginan itu muncul, maka untuk mengatasinya B harus langsung minta bantuan kepada perawat atau keluarga dan teman yang sedang besuk. Jadi usahakan B jangan pernah sendirian ya..”.
TERMINASI “Bagai mana perasaan B setelah kita bercakap-cakap? Bi sa sebutk an k embali apa yang telah k it a bicar akan tadi? Bagus B. Bagimana M asih ada dorongan untu k bunu h dir i? Kal au4.masih ada perasaan / dorongan bunu h diri, tolon g isyarat panggi l bunuh segeradiri saya atau Latihan Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien perawat yang lain . Kal au sudah ti dak ada kein gin an bunh dir i saya akan ketemu B lagi , untuk m embicarakan cara meni nn gkatkan Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawahharga ini dir i setengah jam l agi dan disini saja. ORIENTASI “Assalamu‟alaikum B! Bagaimana perasaan B saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita dua jam yang lalu sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih B miliki. Mau berapa lama? Dimana?”
KERJA Apa saja dalam hi dup B yang perlu disyukur i< siapa saja ki ra-ki ra yang sedih dan ru gi kalau B meni nggal. Coba B cerit akan hal -hal yang baik dalam kehidupan B. Keadaan yang bagaimana yang membuat B merasa puas? Bagus. Ternyata
251
Latihan 5. Berikut ini percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh di ri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI Error! ”Assalamu‟alaikum, B. Bagaimana perasaannyai? Masihkah ada keinginan bunuh diri ? Apalagi hal- hal positi f yang perl u disyukuri ? Bagus! Sekarang kita akan berdisku si tentang bagaimana cara m engatasi masalah yang selama in i tim bul. M au berapa lama? Di saja yah ?”
KERJA «Coba ceri takan sit uasi yang membuat B i ngin bunu h dir i. Selain bun uh di ri, apalagi ki ra-k ira j alan keluar nya. Wow banyak ju ga yah. Nah coba kita diskusikan keuntungan dan kerugian masing-masing cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi m asalah yang palin g menguntu ngkan! M enur ut B cara yang mana? Ya, saya setuju. B bisa dicoba!”Mari kita buat rencana kegiatan untuk masa depan.”
TERMINASI Bagaimana perasaan B, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi masalah yang B akan gunakan? Coba dalam satu hari ini, B menyelesaikan masalah dengan cara yang dipilih B tadi. Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk membahas pengalaman B ”
2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien isyarat bunuh diri
252 a. Tujuan : keluarga mampu merawat pasien dengan risiko bunuh diri. b. Tindakan keperawatan: 1) Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri a) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang penah muncul pada pasien. b) Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada pasien berisiko bunuh diri. 2) Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri a) Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri. b) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain: (1) Memberikan tempat yang aman. Menempatkan pasien di tempat yang mudah diawasi, jangan biarkan pasien mengunci diri di kamarnya atau jangan meninggalkan pasien sendirian di rumah (2) Menjauhkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri. Jauhkan pasien dari barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri, seperti: tali, bahan bakar minyak / bensin, api, pisau atau benda tajam lainnya, zat yang berbahaya seperti obat nyamuk atau racun serangga. (3) Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apabila tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukan tanda dan gejala untuk bunuh diri. c) Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas. 3) Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila pasien melakukan percobaan bunuh diri, antara lain: a) Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri tersebut b) Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas mendapatkan bantuan medis 4) Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pasien a) Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan b) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/kontrol secara teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya. c) Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip lima benar yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar cara penggunakannya, benar waktu penggunaannya
Latihan 6. Percakapan untuk mengajarkan keluarga tentang cara merawat anggota keluarga berisiko bunuh diri. (isyarat bunuh diri) Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI ”Assalamu‟alaikum Bapak/Ibu. Bagaimana keadaan anak Bpk/Ibu?” ” Hari ini kita akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan cara meli ndungi dari bunuh diri . ”Dimana kita akan diskusi.Bagiaman kalau di ruang wawancara?” Berapa lama Bapak/Ibu punya waktu untuk diskusi?” KERJA ”Apa yang Bapak/Ibu lihat dari perilaku atau ucapan B?” ”Bapak/Ibu sebaiknya memperhatikan benar -benar mun culn ya tanda dan gejal a
253
L atihan 7: M elatih kelu arga cara merawat pasien r isiko bunuh dir i/i syarat bunuh diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini ORIENTASI “Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang ketemu lagi” “Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicara kan min ggu L atih an 8: M embuat perencanaan pul ang bersama keluar ga lalu?” “Sekarang kita akan latihan cara - cara merawat tersebut ya pak, bu?” “Kita akankepada coba disini dulu,anda setelah itu baru kita cobaini langsung ke B ya?” Peragakan pasangan komunikasi dibawah “Berapa lama bapak dan ibu mau kita latihan?” KERJA “Sekarang anggap saya B yang sedang menga takan i ngin mati saja, coba bapak dan i bu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan yang seperti ini” “Bagus, betul begitu caranya” “Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada B” “Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi B m in um obat dan melaku kan kegiatan positifnya sesuai jadual?” “Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B” “Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada B?” (Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI“
254
Latihan 8 : Membuat perencanaan Pulang bersama keluarga dengan pasien risiko bunuh diri
Peragakan bersama pasangan anda komunikasi dibawah ini
255
ORIENTASI “Assalamualaikum pak, bu, hari ini B sudah boleh pulang, maka sebaiknya kita membicarakan jadua l B selama dirumah”Berapa lama kita bisa diskusi?, baik mari kita diskusikan.” KERJA “Pak, bu, ini jadual B selama di rumah sakit, coba perhatikan, dapatkah dilakukan dirumah?‟ tolong dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya” “Hal -hal yang perlu di perh atik an lebih l anj ut adalah peri laku yang ditampil kan oleh B selama di rum ah. Kalau mi salnya B terus meneru s mengatakan in gin bun uh di ri , tampak geli sah dan ti dak terk endali serta tidak memperl ih atkan perbai kan, menolak mi num obat atau memperli hatkan peril aku membahayakan oran g lai n, tolong bapak dan i busegera hu bungi Suster H di Pu skesmas I ngi n J aya, puskesmas terdekat dar i rumah ibu dan bapak, ini n omor telepon puskesmasnya: ( 0651) 853xxx Selanj utnya suster H yang akan m embantu m emantau perkembangan B
TERMINASI “Bagaimanpak/bu? Ada yang belum kelas?” Ini jadual kegiatan harian B untuk dibawa pul ang. I ni sur at ruj ukan un tuk perawat K di puskesmas I ndr apuri . Jangan lupa kontr ol ke puskesmas sebelum obat habis atau ada gejala yang t anpak. Sil ahkan seloesaik an admi ni str asinya.
Ringkasan tindakan keperawatan untuk pasien berisiko bunuh diri berdasarkan perilaku bunuh diri yang ditampilkan Tiga macam perilaku bunuh diri
Tindakan keperawatan untuk pasien
Tindakan keperawatan untuk keluarga
256
1. Isyarat bunuh diri
Mendiskusikan cara mengatasi keinginan bunuh diri Meningkatkan harga diri pasien
2. Ancaman bunuh diri 3. Percobaan bunuh diri
Meningkatkan kemampuan pasien dalam menyelesaikan masalah Melindungi pasien
Melakukan pendidikan kesehatan tentang cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri
Melibatkan keluarga untuk mengawasi pasien secara ketat
E. Evaluasi
Di bawah ini tanda-tanda keberhasilan asuhan keperawatan yang saudara berikan kepada pasien dan keluarganya, berdasarkan perilaku bunuh diri yang ditampilkan. 1.
Untuk pasien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan keadaan pasien yang tetap aman dan selamat. 2. Untuk keluarga pasien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga berperan serta dalam melindungi anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh diri. 3. Untuk pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan : a) Pasien mampu mengungkapkan perasaanya b) Pasien mampu meningkatkan harga dirinya c) Pasien mampu menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik 4. Untuk keluarga pasien yang memberikan isyarat bunuh diri, keberhasilan asuhan keperawatan ditandai dengan kemampuan keluarga dalam merawat pasien dengan risiko bunuh diri. Untuk itu diharapkan : a) Keluarga mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala bunuh diri b) Keluarga mampu memperagakan kembali cara-cara melindungi anggota keluarga yang berisiko bunuh diri c) Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia dalam merawat anggota keluarga yeng berisiko bunuh diri
F. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Pendokumentasian atau pencatatan dilakukan pada semua tahap proses perawatan. Berikut adalah panduan pengkajian pada pasien r isiko bunuh diri Pengkajian: 1. Keluhan utama _______________________________________________________
257
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ____________________________ 3. Konsep diri : Harga diri ________________________________________________ (Umumnya pasien mengatakan hal-hal yang negatif tentang dirinya, yang menunjukan harga diri yang rendah) 4. Alam perasaan ( ) Sedih ( ) Ketakutan ( ) Putus asa ( ) Gembira berlebihan (Pasien umumnya merasakan kesedihan dan keputuas asaan yang sangat mendalam) 4. Interaksi selama wawancara ( ) Mudah tersinggung
( ) Bermusuhan
( ) Tidak kooperatif
( ) Kontak mata kurang
( ) Defensif ( ) Curiga
(Pasien biasanya menunjukkan kontak mata yang kurang) 5. Afek
( ) Datar
( ) Tumpul
( ) Labil
( ) Tidak sesuai
(Pasien biasanya menunjukkan afek yang datar atau t umpul) 6. Mekanisme koping mal adaptif (cara penyelesaian masalah yang tidak baik) ( ) Minum alkohol ( ) Reaksi lambat
( ) Bekerja berlebihan
( ) Menghundar
( ) Lainnya
( ) Mencederai diri
(Pasien biasanya menyelesaikan masalahnya dengan cara menghindar dan menciderai diri) 7. Masalah psikososial & lingkungan ( ) Masalah dengan dukungan keluarga ( ) Masalah dengan perumahan
G. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi kelompok yang dapat dilakukan untuk pasien dengan bunuh diri adalah: 1. TAK stimulasi persepsi untuk harga diri rendah a. Sesi 1: Identifikasi hal positif pada diri b. Sesi 2: Melatih positif pada diri
2. TAK sosialisasi TAK sosialisasi terdiri dari tujuh sesi yaitu: a. Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri b. Sesi 2: Kemampuan berkenalan c. Sesi 3: Kemampuan bercakap-cakap d. Sesi 4: Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu e. Sesi 5: Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi f. Sesi 6: Kemampuan bekerjasama g. Sesi 7: Evaluasi kemampuan sosialisasi Panduan secara lengkap untuk melaksanakan TAK tersebut diatas dan format evaluasinya dapat dilihat pada Buku Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok
258
H. Pertemuan Kelompok Keluarga
Asuhan keperawatan untuk kelompok keluarga ini dapat diberikan dengan m,elaksanakan pertemuan keluarga baik dalam bentuk kelompok kecil dan kelompok besar. Lebih rinci panduan pertemuan keluarga ini dapat dilihat di modul lain. Demikian juga dengan format evaluasi untuk pasien dan perawat akan ditampilkan di modul khusus yang membahas pertemuan keluarga.
259
Berikut adalah contoh format evaluasi kemampuan perawat, pasien dan keluarga 1. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga dengan risiko bunuh diri PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DENGAN MASALAH RISIKO BUNUH DIRI
Nama pasien Nama ruangan Nama perawat
: ................. : ................... : ...................
Petunjuk pengisian: 7. Berilah tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini. 8. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian Tgl Tgl Tgl Tgl No Kemampuan A 1 2 3 4 5 6 B 1 2 3 4
5
Pasien Menyebutkan cara mengamankan benda-benda berbahaya Menyebutkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri Menyebutkan aspek positif diri Menyebutkan koping konstruktif untuk mengatasi masalah Menyebutkan rencana masa depan Membuat rencana masa depan Keluarga Menyebutkan pengertian bunuh diri dan proses terjadinya bunuh diri Menyebutkan tanda dan gejala resiko bunuh diri Menyebutkan cara merawat pasien dengan bunuh diri Membuat jadual aktivitas dan minum obat klien di rumah (discharge planning ) Memberikan pujian atas kemampuan pasien
260
2. Penilaian kemampuan pasien dan keluarga dengan waham
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN WAHAM Nama pasien Nama ruangan Nama perawat Petunjuk pengisian: 10. Berilah angka 1: jika perawat mampu melakukan di bawah ini. 0: jika perawat tidak mampu melakukan di bawah ini. 11. Tuliskan tanggal setiap dilakukan penilaian Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl No Kemampuan A Pasien SP I 1 Mengidentifikasi benda-banda yang dapat membahayakan pasien 2 Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien 3 Melakukan kontrak treatment 4 Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri 5 Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri SP II 6 Mengidentifikasi aspek positif pasien 7 Mengidentifikasi koping konstruktif pasien 8 Membuat rencana masa depan bersama pasien B Keluarga SP I 1 Menjelaskan pengertian bunuh diri dan proses terjadinya bunuh diri 2 Menjelaskan cara merawat pasien dengan bunuh diri 3 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan bunuh diri SP II 4 Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat
: ................. : ................... : ...................
Tgl
Tgl
261 pasien dengan bunuh diri langsung ke pasien SP III 5 Membantu keluarga membuat jadual aktivitas dan minum obat klien di rumah (discharge planning ) TOTAL
262 MODUL IV - H PENDIDIKAN KESEHATAN KELOMPOK KELUARGA
Pendahuluan
Keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kesembuhan pasien gangguan jiwa. Keluarga merupakan lingkungan terdekat pasien. Dengan keluarga yang bersikap terapeutik dan mendukung pasien, pasien akan dapat dipertahankan masa kesembuhannya selama mungkin. Sebaliknya jika keluarga kurang mendukung, maka angka kekambuhan akan menjdai lebih cepat. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa angka kambuh pada pasien tanpa terapi keluarga sebesar 25-50%, sedangkan angka kambuh pada pasien dengan terapi keluarga adalah sebesar 5-10%. Pendidikan kesehatan keluarga diharapkan dapat menjadi sarana pemberdayaan keluarga baik ketika pasien masih dirawat d i rumah sakit maupun setelah pulang ke rumah. Perhatian keluarga terhadap pasien gangguan jiwa yang dirawat di rumah sakit jiwa selama ini dirasakan sangat kurang. Dalam survey yang dilakukan di RSJP Bogor tahun 2000 didapatkan angka kunjungan keluarga rata-rata adalah satu kali dalam dua bulan untuk masing-masing pasien yang dirawat inap. Kondisi ini sangat jauh dari ideal untuk mengharapkan peran keluarga yang optimal dalam pelayanan keperawatan yang professional. Untuk mengatasi keadaan tersebut di atas maka di MPKP pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga dipandang sangat penting dan tidak dapat dilepaskan dari bagian system asuhan keperawatan (patient care delivery system). Penerapan pendidikan kesehatan keluarga di MPKP menggunakan 2 strategi yaitu pendidikan kesehatan kepada individu keluarga dan pendidikan kesehatan kepada sekelompok keluarga. Pendidikan kesehatan kepada individu keluarga adalah pendidikan kesehatan yang diberikan kepada keluarga seorang pasien. Pendidikan kesehatan keluarga jenis ini merupakan bagian dari asuhan keperawatan pasien (anggota keluarga yang sedang dirawat). Materinya adalah cara mengatasi masalah-masalah keperawatan yang dialami oleh pasien yang bisa dilakukan oleh keluarga baik di rumah sakit maupun di rumah. Pendidikan kesehatan kelompok keluarga adalah pendidikan kesehatan yang diberikan kepada sekelompok keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit. Tujuannya kegiatan ini adalah memberdayakan keluarga sebagai self help group. Dari kegiatan ini satu keluarga bisa sharing satu dengan lainnya tentang pengalamannya merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Kegiatan ini difasilitasi oleh perawat sebagai nara sumber dan fasilitator sehingga keluarga-keluarga dapat saling menguatkan dan belajar cara merawat anggotanya yang mengalami gangguan jiwa.
W.
Pendidikan Kesehatan Keluarga Kelompok Besar
263
Pendidikan kesehatan kelompok keluarga di MPKP diselenggarakan dua kali dalam satu bulan. Pelaksanaannya dibagi menjadi dua tahapan yaitu pendidikan kesehatan keluarga kelompok besar dan pendidikan kesehatan keluarga ke lompok kecil. Pendidikan kesehatan keluarga kelompok besar adalah pendidikan kesehatan yang diselenggarakan untuk seluruh keluarga yang hadir. Materi yang dibahas adalah materi yang disepakati. Bentuk kegiatan adalah ceramah tentang mater i oleh Kepala Ruangan atau Ketua Tim yang telah ditunjuk. 1. Perencanaan Untuk merencanakan pendidikan kesehatan kelompok keluarga perlu dilakukan terlebih dahulu mapping masalah keperawatan pasien yang sedang dirawat di ruang MPKP. Masalah-masalah yang ditemukan dibuat rangking untuk menentukan topik-topik pendidikan kesehatan keluarga. Dalam perencanaan ini disusun juga jadwal pertemuan dalam satu bulan beserta petuga yang bertanggung jawab menjadi nara sumber dalam penyuluhan tersebut. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan pertemuan keluarga terdiri dari kegiatan: a. Orientasi/perkenalan. Orientasi dilakukan untuk membuka acara. Kegiatan ini dilaksanakan oleh MC yang ditunjuk untuk memimpin acara. Kegiatan ini meliputi: Salam Menjelaskan tujuan kegiatan Menjelaskan tahapan kegiatan b. Penjelasan program pertemuan keluarga. Penjelasan disampaikan oleh kepala Ruangan / Ketua Tim MPKP bahwa di ruang MPKP ada program pendidikan kesehatan keluarga yang dapat diikuti oleh keluar ga pasien yang dirawat ataupun yang sudah pulang. Tujuan kegiatan ini adalah agar keluarga mempunyai semangat mengikuti program ini. c. Presentasi satu masalah keperawatan (oleh perawat). Presentasi ini dilakukan oleh Kepala Ruangan atau Ketua Tim yang ditunjuk. Bentuknya adalah presentasi materi yang sudah dijadwalkan. Media yang dipakai adalah leaflet atau transparansi. d. Diskusi terkait kasus/masalah keperawatan tersebut. Diskusi dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab dan sharing pengalaman sesuai dengan topik materi yang telah dijelaskan. e. Buat kontrak pertemuan yang akan datang. Untuk menutup acara dilakukan dengan membuat kontrak dengan keluarga materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. C. Evaluasi Format evaluasi kemampuan perawat dalam melaksanakan penkes keluarga kelompok besar adalah sbb:
264 PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA KELOMPOK BESAR
Nama perawat : ……………… Ruangan : ……………… Tanggal : ……………… Petunjuk Pengisian: Berilah tanda (v) pada jawaban yang sesuai de ngan ketentuan sebagai berikut: 4 = baik sekali 3 = baik 2 = sedang 1 = cukup No
1. 2. 3. 4. 5. 6. D.
Aktivitas
1
2
3
4
Menyampaikan tujuan penkes Menyampaikan penkes ecara jelas dan sistematis Menjawab pertanyaan audiens secara tepat Menyimpulkan penkes Merumuskan tindak lanjut Membuat kontrak yang akan datang Pendidikan Kesehatan Keluarga Kelompok Kecil
Pendidikan kesehatan keluarga kelompok kecil diselenggarakan setelah pendidikan kesehatan kelompok keluarga besar. Setelah selesai pendidikan keluarga kelopok besar selesai maka dilakukan kegiatan sbb: Membagi keluarga yang hadir kedalam kelompok kecil yang beranggotakan 5-8 orang/kelompok Orientasi/perkenalan. Masing-masing kelompok dengan dipandu oleh seorang perawat melakukan perkenalan satu dengan yang lain serta menyepakati mekanisme diskusi bahwa diskusi dilakukan dengan membahas masalah-masalah yang dihadapi oleh masing-masing keluarga. Setiap peserta berhak memberikan pendapat dan membagi pengalaman mereka. Dalam kesempatan ini juga disepakati berapa lama waktu diskusi yang akan dilaksanakan Brainstorming permasalahan. Masing-masing peserta diberikan kesempatan untuk membagikan pengalaman/masalah yang dihadapi berkaitan dengan anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. Diskusi permasalahan dan keberhasilan merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa: Setiap keluarga menyampaikan permasalahan dan keberhasilan merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa Setiap keluarga saling memberikan masukan Perawat memberikan reinforcement positif dan tambahan info untuk melengkapi diskusi Evaluasi hasil diskusi (menyimpulkan hasil diskusi dan menanyakan perasaan keluarga setelah berdiskusi. Perawat yang memandu diskusi kelompok merangkum hasil diskusi
265
dan memberikan masukan-masukan yang berguna untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa. 1) Mengidentifikasi tindak lanjut: Selama di RS. Perawat pemandu diskusi menjelaskan tindak lanjut dari keluarga selagi anggota keluarganya masih dirawat di rumah sakit. Persiapan keluarga di rumah. Perawat pemandu diskusi merangkum tindakan yang harus dilanjutkan oleh keluarga ketika pasien sudah berada di rumah. 2) Buat kontrak pertemuan yang akan datang E. Evaluasi
Format evaluasi kemampuan perawat dalam melakukan penkes keluarga kelompok kecil adalah sbb:
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA KELOMPOK KECIL
Nama perawat : ……………… Ruangan : ……………… Tanggal : ……………… Petunjuk Pengisian: Berilah tanda (v) pada jawaban yang sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: 4 = baik sekali 3 = baik 2 = sedang 1 = cukup No 1.
2.
3. 4. 5. 6. 6.
Aktivitas Menstimulus peserta untuk menyampaikan permasalahan dan atau keberhasilannya dalam merawat anggota keluarga dengan gangguan jiwa Memfasilitasi peserta lain untuk menyampaikan tanggapan atas permasalahan dan atau keberhasilan yang disampaikan Mengarahakan diskusi secara tepat dan efektif Menyimpulkan hasil diskusi Memberikan masukan secara tepat Merumuskan tindak lanjut Membuat kontrak yang akan datang
1
2
3
4
266 MODUL V MONITORING DAN EVALUASI MPKP
Pendahuluan
Monitoring dan evaluasi merupakan langkah pemantauan terhadap aktivitas organisasi agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah monitoring dan evaluasi diterapkan dalam bentuk supervisi semua aktivitas MPKP secara berkala yang dilanjutkan dengan pemberian masukan agar MPKP dapat benar-benar menunjukkan kinerja professional Monitoring dan evaluasi diterapkan di MPKP dalam bentuk penilaian yang dilakukan terhadap perawat, pasien dan keluarga. Penilaian terhadap Perawat. Penilaian terhadap perawat meliputi: Pengetahuan dan pemahaman perawat tentang MPKP Sebelum pelatihan MPKP : test awal Sesudah pelatihan MPKP : test proses Sesudah 6 bulan implementasi MPKP : test proses Sesudah 1 tahun implementasi MPKP : test akhir Bahan test adalah materi MPKP dalam bentuk multiple choice, sama untuk semua perawat (karu, katim, PP). Kinerja perawat dinilai dengan dua cara : 1). Self – evaluasi Perawat menilai diri sendiri dalam melaksanakan kegiatan MPKP sesuai dengan tugas yang diberikan karu, katim dan PP diberikan sejumlah pertanyaan dengan jawaban di buat yaitu selalu (skore 4), sering ( skore 3), jarang (skore 2), tidak pernah (skore 1). Karu mendapat 75 pertanyaan, rentang skore 75 – 300 Katim mendapat 50 pertanyaan, rentang skore 50 – 200 PP mendapat 30 pertanyaan, rentang skore 30 – 120 Self – evaluasi dilakukan : Sebelum pelatihan MPKP Sesudah pelatihan MPKP Sesudah 6 bulan implementasi MPKP Sesudah 1 tahun implementasi MPKP 2). Observasi Kemampuan karu, katim, PP di observasi oleh atasan langsung dalam melaksanakan kegiatan MPKP yang menjadi tanggung jawabnya. Karu : 32 kegiatan : 19 kegiatan Katim PP : 8 kegiatan
267
Penilaian Kemampuan Pasien dan keluarga Kemampuan pasien dan keluarga dinilai set iap minggu sesuai dengan masalah yang dialami. Setiap tindakan keperawatan dilanjutkan dengan latihan serta dinilai sejauh mana pasien dan keluarga melakukannya. Kemampuan dinilai dalam 3 tingkat yaitu: Mandiri (M), jika pasien dan keluarga mampu melakukan kegiatan yang diajarkan/dilatih secara mandiri tanpa bantuan perawat/orang lain. Bantuan (B), jika pasien dan keluarga mampu melakukan kegiatan tet api harus diingatkan. Tergantung (T), jika pasien dan keluarga tidak melakukan, tidak mampu melakukan walauspun diingatkan. Tujuan Setelah pelatihan MPKP, perawat mampu Melakukan test pengetahuan dan pemahaman MPKP sesuai waktu yang ditentukan. Melakukan selt – evaluasi pelaksanaan MPKP sesuai waktu yang ditentukan. Melakukan observasi terhadap pelaksanaan MPKP sesua i dengan jenjang (katim kepada PP, karu kepada katim, kasie/kabid kepada karu). Melakukan penilaian terhadap kemampuan pasien dan keluarga sete lah asuhan keperawatan. Menyajikan hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan MPKP. C. Pengetahuan Perawat tentang MPKP
Pengetahuan dan pemahaman tentang MPKP dievaluasi melalui penilaian pengetahuan tentang aktivitas yang harus dikerjakan di MPKP. Basic MPKP (MPKP Dasar) melaksanakan 34 kegiatan yang terdiri dari : a. Management Approach : 18 kegiatan b. Compensatory Reward : 6 kegiatan c. Professional Relationship : 4 kegiatan d. Patient Care Delivery : 7 kegiatan Untuk mengukur pengetahuan dan pemahaman tentang MPKP dasar akan dilakukan pre test dan post test. a. Penilaian awal pada rumah sakit yang belum melaksanakan MPKP tujuannya, untuk mendapatkan data dasar tentang kegiatan MPKP yang telah dipahami. Data ini diperlukan untuk membandingkan progres peningakatan setelah MPKP dijalankan. Pretest dilakukan pada : a). Pengkajian pengetahuan dan pemahaman MPKP Dasar. b). Saat orientasi yaitu sebelum program orientasi dilakukan. b. Penilaian proses dan akhir Penilaian proses dapat dilakukan secara periodik untuk mengetahui aspek yang telah diketahui dan dipahami serta aspek yang perlu peningkatan pengetahuan dan pemahaman. Penilaian proses sering disebut sebagai test formatif yaitu pada saat proses implementasi MPKP. Penilaian proses ini dapat dilakukan setiap 6 bulan jika
268 terdapat kenaikan dapat dipakai sebagai motivator dan reinforcement agar semangat kerja dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Penilaian akhir sering disebut sebagai test sumatif yaitu pencapaian akhir setelah implementasi dilaksanakan satu periode tertentu. Penilain akhir digunakan untuk menilai keberhasilan program MPKP dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang MPKP Dasar. 1.
Jadual atau waktu penilaian pengetahuan dan pemahaman tentang MPKP Dasar. Test Awal Pre test pada program orientasi
Test Proses Post test pada program orientasi Test setelah 6 bulan implementasi
Test Akhir Test setelah 1 tahun implementasi
2.
Responden atau peserta test adalah semua perawat yaitu kepala ruang, ketua tim dan perawat pelaksana yang telah dipilih dan bekerja di ruang MPKP. 3. Bahan test adalah kuesioner dengan kisi-kisi sebaga i berikut: a. Pendekatan Manajemen = 30 (pertanyaan) b. Conpensatory = 5 (pertanyaan) c. Profesional Relationship = 7 (pertanyaan) d. Patient Care D = 33(pertanyaan) 4. Hasil tes Setiap perawat mempunyai nilai, dan secara keseluruhan mempunyai nilai rata-rata untuk tiap pilar MPKP. Tabel V.1. NILAI PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN MPKP DASAR
RS
: …………………………. : …………………………. Test : Pre / Post / Proses /
Tanggal Ruangan : …………………………. Akhir No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Nama
Nilai P. Manajemen
Nilai CR
Nilai PR
Nilai PCD
Rata-rata
269
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Rata – rata
…………………, ……………………….. 2006 Penilai,
[ ………………………….. ]
D. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja perawat yang bekerja diruang MPKP dilakukan secara terus menerus sepanjang praktik untuk semua kegiatan MPKP. Pada tabel 1 dikelompokkan kemampuan karu, katim sehubungan dengan pilar MPKP Dasar. Tabel V.2. Kegiatan MPKP
No I. A. 1. 2. 3. 4. 5. B. 1. 2. 3. C. 1. 2.
Kegiatan Manajemen Approach Perencanaan Visi Misi Filosofi Kebijakan Rencana jangka pendek Pengorganisasian Struktur organisasi Jadual dinas Daftar pasien Pengarahan Operan Pre conference
Penanggung jawab Kabid Karu Katim
-
PP
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
270 3. 4. 5. 6. D. 1. 2. 3. 4. II. 1. 2. 3. 4. 5. 6. III. 1. 2. 3. 4. IV. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Post conference Iklim motivasi Pendelegasian Supervisi Pengendalian Indikator mutu Audit dokumen Survey kepuasan Survey masalah kesehatan / keperawatan Compensatory Reward Rekrutmen Seleksi Kontrak kerja Orientasi Penilaian kinerja Pengembangan staf Profesional Relationship Rapat keperawatan Konferensi kasus Rapat tim kesehatan Visit dokter Patient Care Delivery Gangguan konsep diri: Harga diri rendah Risiko perilaku kekerasan Isolasi sosial Gangguan persepsi sensori: Halusinasi Gangguan proses pikir: Waham Risiko bunuh diri Defisit perawatan diri
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Berdasarkan daftar kegiatan MPKP, maka ditetapkan kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana. Berdasarkan daftar kemampuan maka dilakukan penilaian dan analisis kemampuan karu, katim dan perawat pelaksana. Penilaian kemampuan perawat akan diukur dengan 2 cara yaitu: 1. Self evaluasi / self assessment oleh perawat sendiri. 2. Observasi kemampuan perawat pada saat pelaksanaan t indakan oleh atasan langsung. 2. Self evaluasi dilakukan dengan mengisi kuesioner yang telah disiapkan. a. Karu Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada tabel 2 dan kuesioner pada tabel 3 Tabel V.3. Kisi – kisi Self Evaluasi Karu
No I.
Variabel Manajemen Approach
No soal
Σ No soal II.
Variabel Conpensatory reward
No soal
Σ soal
271 A. 1. 2. 3.
Perencanaan Visi Misi Rencana jangka pendek Total B. Pengorganisasian 1. Struktur Organisasi 2. Jadwal Dinas 3. Daftar Pasien Total C. Pengarahan 1. Operan 2. Pre conference 3. Post conference 4. Motivasi 5. Pendelegasian 6. Supervisi
D. 1. 2. 3. 4.
Total Pengendalian Indikator mutu Audit dokumen keperawatan Survey kepuasan Survey masalah kes & kep Total
1 2-5 6-8
1 4 3 8
9-10 11-12
2 2
13-14
2 6
15-17 18-19 20-21 22-23 24-25 26-27
3 2 2 2 2 2 13
28-34 35
7 1
36-39 40
4 1 13
Total Manajemen
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rekrutmen Seleksi Kontrak kerja Orientasi Penilaian kinerja Pengembangan staf Total III. Profesional relationship 1. Rapat keperawatan 2. Konferensi kasus 3. Rapat tim kesehatan 4. Visit dokter Total IV. Patient care delivery 1. Askep dan SP 2. TAK 3. Pendidikan kes. Keluarga Total
41-42 43-45 46 47-49 50-51 52-53
2 3 1 3 2 2 13
54 55 56 57-58
1 1 1 1 4
59-68 69-72 73-75
10 4 3 17
40
Tabel V.4. Self Evaluasi Karu Dalam melaksanakan MPKP
Nama : …………………………. …………………………. Tanggal : …………………………. ………………………….
Ruangan : RS
:
Petunjuk Jawab pernyataan berikut sesuai dengan kegiatan MPKP yang telah saudara lakukan : 4. Sl = selalu, jika kegiatan tersebut telah membudaya saudara lakukan 3. Sr = sering, jika kegiatan tersebut belum membudaya tetapi saudara sudah mampu melakukannya
272
2. Kd = kadang-kadang, jika kegiatan tesebut hanya sewaktu-waktu dilakukan 1. Tp = tidak pernah, jika kegiatan tidak pernah dilakukan
No
Pernyataan
1. Apakah visi ruangan dikaitkan pada kegiatan yang dilakukan ? 2. Apakah kegiatan ruangan berdasarkan pendekatan manajemen ? 3. Apakah penetapan perawat diruangan berdasarkan kemampuan yang dimiliki ? 4. Apakah hubungan kerja diruangan ditata secara profesional 5. Apakah asuhan keperawatan ditata berdasarkan standar 6. Apakah saudara membuat rencana kerja harian 7. Apakah saudara membuat rencana kerja dan kegiatan bulanan 8. Apakah saudara membuat rencana dan program kerja tahunan 9. Apakah struktur organisasi di ruangan saudara terdiri dari Karu, Katim, PP (Perawat Pelaksana) 10. Apakah setiap perawat mempunyai uraian tugas 11. Apakah jadual dinas dibuat berdasarkan tim 12. Apakah proporsi jumlah perawat yang dinas pagi > sore > malam 13. Apakah daftar pasien disertai dengan perawat yang merawatnya 14. Apakah daftar perawat yang merawat pasien tersedia sebelum dinas berjalan 15. Apakah operan berjalan tepat waktu 16. Apakah saudara memimpin operan malam ke pagi 17. Apakah saudara memimpin operan pagi ke sore 18. Apakah saudara mengikuti pre – conference TIM 19. Apakah saudara memimpin pre – conference jika KATIM tidak hadir 20. Apakah saudara mengijuti post – conference TIM 21. Apakah saudara memimpin post – conference jika KATIM tidak hadir 22. Apakah saudara memberikan pujian kepada perawat ruangan atas aspek positif yang dimiliki 23. Apakah saudara memberikan semangat kepada perawat yang malas/putus asa/ salah? 24. Apakah saudara mendelegasikan tugas kepada KATIM, jika saudara tidak hadir 25. Apakah saudara memeriksa hasil kerja yang saudara delegesikan 26. Apakah saudara mempunyai jadual superfisi KATIM
Sl 4
Sr 3
Kd 2
Tp 1
273 27. Apakah saudara mendiskusikan hasil supervisi dengan perawat yang saudara supervesi 28. Apakah setiap akhir bulan saudara menilai indikator mutu umum BOR 29. Apakah setiap akhir bulan saudara menilai indikator mutu umum TOI 30. Apakah setiap akhir bulan saudara menilai indikator mutu umum AVLOS 31. Apakah setiap akhir bulan saudara menilai indikator mutu umum angka pengikatan 32. Apakah setiap akhir bulan saudara menilai indikator mutu umum angka lari 33. Apakah setiap akhir bulan saudara menilai indikator mutu umum angka cedera 34. Apakah setiap akhir bulan saudara menilai indikator mutu umum angka skabies 35. Apakah saudara melakukan audit dokumentasi keperawatan kepada pasien pulang 36. Apakah saudara melakukan survey kepuasan pasien 37. Apakah saudara melakukan survey kepuasan keluarga 38. Apakah saudara melakukan survey kepuasan perawat 39. Apakah saudara melakukan survey kepuasan TIM Kesehatan 40. Apakah saudara melakukan survfey masalah kesehatan keperawatan pasien 41. Apakah perawat yang bekerja di ruangan saudara melalui proses rekrutmen 42. Apakah perawat yang bekerja di ruangan saudara sesuai kriteria yang ditetapkan 43. Apakah perawat yang bekerja di ruangan saudara diseleksi melalu test tulis 44. Apakah perawat yang bekerja di ruangan saudara diseleksi 45. Apakah pemilihan kepala ruangan melalui test presentasi program 46. Apakah perawat mempunyai komitmen mengembangkan ruangan dengan menanda tangani kontrak kerja 47. Apakah sebelum bekerja di suatu ruangan ada program orientasi 48. Apakah program orientasi berupa pelatihan aspek umum RS 49. Apakah program orientasi berupa pelatihan aspek khusus keperawatan 50. Apakah saudara melakukan penilaian kinerja KATIM 51. Apakah saudara melakukan penilaian kinerja PP (perawat pelaksana) 52. Apakah saudara membuat rencana pengembangan staf 53. Apakah saudara melakukan pengembangan staf
274 54. 55. 56. 57. 58.
Apakah rapat keperawatan dilakukan secara periodik apakah konferensi kasus dilakukan terjadual Apakah rapat TIM KES dilakukan secara periodik Apakah rencana visit dokter terjadual Apakah saudara menemani visit dokter jika KATIM tidak ditempat 59. Apakah saudara merawat pasien gangguan konsep diri : Harga diri rendah 60. Apakah saudara merawat pasien risiko perilaku kekerasan 61. Apakah saudara merawat pasien isolasi sosial 62. Apakah saudara merawat pasien gangguan persepsi sensoris : Halusinasi 63. Apakah saudara merawat pasien gangguan proses pikir : Waham 64. Apakah saudara merawat pasien risiko bunuh diri 65. Apakah saudara merawat pasien defisit perawatan diri 66. Apakah interaksi dengan pasien menggunakan pola SP/strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ? 67. Apakah kemampuan pasien dievaluasi 68. Apakah pasien mempunyai jadual harian untuk melatih kemampuannya 69. Apakah TAK dilaksanakan di ruangan saudara 70. Apakah yang memimpin TAK telah mendapat pelatihan khusus 71. Apakah TAK dilaksanakan sesuai dengan jadual 72. Apakayh pasien diseleksi untuk mengikuti TAK tertentu 73. Apakah pendidikan kesehatan kepada keluarga dijadualkan 74. Apakah pertemuan kelompok keluarga terjadual 75. Apakah kemampuan keluarga di evaluasi 76. Apakah kemampuan keluarga di evaluasi
275
b.
X.
No I. A. 1. B. 1. 2. C. 1. 2. 3. 4. 5. D.
KATIM Kisi-kisi kuesioner untuk KATIM dapat dilihat pada tabel 5 dan kuesioner pada tabel 6 jumlah pertanyaan untuk KATIM sebanyak 45 buah Tabel .V.5. Kisi – kisi Self Evaluasi KATIM dalam pelaksanaan MPKP
Variabel Manajemen Approach Perencanaan Rencana jangka pendek Pengorganisasian Jadwal Dinas Daftar Pasien Total Pengarahan Pre conference Post conference Iklim motivasi Pendelegasian Supervisi Total Pengendalian
II. Conpensatory reward 1. Penilaian kinerja perawat pelaksana III. Profesional relationship 1. Konferensi kasus 2. Visit dokter Total IV. Patient care delivery 1. Asuhan keperawatan dan SP 2. TAK 3 Pendidikan kesehatan kel. Total Total Manajemen
No soal
Σ soal
1-2
2
3-4 5-6
2 2 6
7 8 9-10 11-12 13-14 -
1 1 2 2 2 8 -
15
1
16-17 18-21
2 4 6
22,25,28,31,34,37,40,4345,48-50 23,26,29,32,35,38,41 24,27,30,33,36,39,42,46,47
13 7 9 29 15
276
Tabel V.6. Self Evaluasi KATIM Dalam melaksanakan MPKP
Nama : …………………………. …………………………. Tanggal : …………………………. ………………………….
Ruangan : RS
:
Petunjuk Jawab pernyataan berikut sesuai dengan kegiatan MPKP yang telah saudara lakukan : 4. Sl = selalu, jika kegiatan tersebut telah membudaya saudara lakukan 3. Sr = sering, jika kegiatan tersebut belum membudaya tetapi saudara sudah mampu melakukannya 2. Kd = kadang-kadang, jika kegiatan tesebut hanya sewaktu-waktu dilakukan 1. Tp = tidak pernah, jika kegiatan tidak pernah dilakukan No
Pernyataan
1. Apakah saudara membuat rencana kerja harian 2. Apakah saudara membuat rencana kerja dan kegiatan bulanan 3. Apakah saudara mengkoordinir jadual dinas Tim saudara 4. Apakah proporsi jumlah perawat yang dinas pagi >sore>malam 5. Apakah saudara melengkapi daftar pasien dengan nama perawat yang bertanggung jawab pada tiap shift 6. Apakah daftar perawat yang merawat pasien tertera sebelum dinas berjalan 7. Apakah saudara memimpin pre conference 8. Apakah saudara memimpin post conference 9. Apakah saudara memberikan pujian kepada perawat tim saudara atas aspek positif yang dimiliki 10. Apakah saudara memberikan semangat kepada perawat yang malas/putus asa/salah 11. Apakah saudara mendelegasikan tugas kepada salah satu perawat pelaksana, jika saudara tidak hadir 12. Apakah saudara memeriksa haswil kerja yang saudara delegasikan 13. Apakah saudara mempunyai jadual supervisi terhadap
Sl 4
Sr 3
Kd 2
Tp 1
277 perawat pelaksana di Tim saudara 14. Apakah saudara mendiskusikan hasidl supervisi dengan perawat yang saudara supervisi 15. Apakah saudara melakukan penilaian kinerja perawat pelaksana di Tim saudara 16. Apakah saudara menyiapkan resume kasus untuk konferensi kasus 17. Apakah saudara hadir pada konferensi kasus 18. Apakah saudara menemani visit dokter 19. Apakah saudara menyampaikan kondisi pasien saat visit dokter 20. Apakah saudara menyampaikan kemampuan pasien dan keluarga yang telah dicapai kepada dokter 21. Apakah saudara mendiskresikan hambatan/masalah perawatan dengan dokter 22. Apakah saudara merawat pasien gangguan konsep diri: Harga diri rendah 23. Apakah saudara melakukan TAK untuk pasien Harga diri rendah 24. Apakah saudara melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan harga diri rendah 25. Apakah saudara merawat pasien risiko perilaku kekerasan 26. Apakah saudara melakukan TAK untuk pasien risiko perilaku kekerasan 27. Apakah saudara melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan risiko perilaku kekerasan 28. Apakah saudara merawat pasien dengan isolasi sosial 29. Apakah saudara melakukan TAK untuk pasien dengan isolasi sosial 30. Apakah saudara melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan isolasi sosial 31. Apakah saudara merawat pasien dengan waham 32. Apakah saudara melakukan TAK untuk pasien dengan waham 33. Apakah saudara melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan waham 34. Apakah saudara merawat pasien risiko bunuh diri 35. Apakah saudara merawat pasien halusinasi 36. Apakah saudara melakukan TAK untuk pasien halusinasi 37. Apakah saudara melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan halusinasi 38. Apakah saudara melakukan TAK untuk pasien risiko bunuh diri 39. Apakah saudara melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan risiko bunuh diri 40. Apakah saudara merawat pasien defisit perawatan diri
278 41. Apakah saudara melakukan TAK untuk pasien degisit perawatan diri 42. Apakah saudara melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan defisit perawatan diri 43. Apakah saudara menggunakan SP (strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan) saat interaksi dengan pasien 44. Apakah saudara mengevaluasi kemampuan pasien 45. Apakah pasien saudara mempunyai jadual harian untuk melatih kemamapuannya 46. Apakah saudara mengevaluasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien 47. Apakah saudara menyiapkan keluarga untuk merawat pasien di rumah 48. Apakah saudara mendokumentasikan semua tindakan keperawatan 49. Apakah saudara membuat resume pasien yang pulang 50. Apakah saudara merujuk pasien yang pulang ke perawat kesehatan jiwa masyarakat (community Mental Health Nursing = CMHN) c.
Perawat Pelaksana Kisi-kisi kuesioner untuk Perawat Pelaksana (PP) dapat dilihat pada tabel 7 dan kuesioner pada tabel 8. Jumlah pertanyaan pada kuesioner adalah ………… buah
Tabel V.7. Kisi – kisi Self Evaluasi Perawat Pelaksana (PP) dalam pelaksanaan MPKP
No
Variabel
I. A. 1. B. C. D. II. III. IV. 1. 2. 3.
Manajemen Approach Perencanaan Rencana harian Pengorganisasian Pengarahan Pengendalian Conpensatory reward Profesional relationship Patient care delivery Askep dan SP TAK Pendidikan kes. Keluarga
No soal
-
Σ No soal
-
-
Variabel
No soal
Σ soal
279 Tabel V.8. Self Evaluasi Perawat Pelaksana Dalam melaksanakan MPKP
Nama : …………………………. …………………………. Tanggal : …………………………. ………………………….
Ruangan : RS
:
Petunjuk Jawab pernyataan berikut sesuai dengan kegiatan MPKP yang telah saudara lakukan : 4. Sl = selalu, jika kegiatan tersebut telah membudaya saudara lakukan 3. Sr = sering, jika kegiatan tersebut belum membudaya tetapi saudara sudah mampu melakukannya 2. Kd = kadang-kadang, jika kegiatan tesebut hanya sewaktu-waktu dilakukan 1. Tp = tidak pernah, jika kegiatan tidak pernah dilakukan
No
Pernyataan
1. Apakah saudara membuat rencana kerja harian 2. Apakah saudara merawat pasien dengan gangguan konsep diri: Harga diri rendah 3. Apakah saudara berperan serta dalm TAK untuk pasien gangguan konsep diri: Harga diri rendah 4. Apakah saudara berperan serta dalam pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan gangguan konsep diri: Harga diri rendah 5. Apakah saudara merawat pasien dengan risiko perilaku kekerasan 6. Apakah saudara berperan serta dalam TAK untuk pasien dengan risiko perilaku kekerasan 7. Apakah saudara berperan serta dalam pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan risiko perilaku kekerasan 8. Apakah saudara merawat pasien isolasi sosial 9. Apakah saudara berperan serta dalam TAK untuk pasien isolasi sosial 10. Apakah saudara berperan serta dalam pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan isolasi sosial 11. Apakah saudara merawat pasien waham 12. Apakah saudara berperan serta dalam TAK untuk pasien waham 13. Apakah saudara berperan serta dalam pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan waham
Sl 4
Sr 3
Kd 2
Tp 1
280 14. Apakah saudara merawat pasien dengan halusinasi 15. Apakah saudara berperan serta dalam TAK untuk pasien halusinasi 16. Apakah saudara berperan serta dalam pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan halusinasi 17. Apakah saudara merawat pasien dengan risiko bunuh diri 18. Apakah saudara berperan serta dalam TAK untuk pasien risiko bunuh diri 19. Apakah saudara berperan serta dalam pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan risiko bunuh diri 20. Apakah saudara merawat pasein dengan defisit perawatan diri 21. Apakah saudara berperan serta dalam TAK untuk pasien defisit perawatan diri 22. Apakah saudara berperan serta dalam pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien dengan defisit perawatan diri 23. Apakah saudara menggunakan SP (strategi komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan) saat interaksi dengan pasien 24. Apakah saudara mengevaluasi kemampuan pasien 25. Apakah pasien saudara mempunyai jadual harian untuk melatih kemampuannya 26. Apakah saudara melatih keluarga merawat pasien selama berada di rumah sakit 27. Apakah saudara mengevaluasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien 28. Apakah saudara menyiapkan keluarga merawat pasien di rumah 29. Apakah saudara mengevaluasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien 30. Apakah saudara mendokumentasikan semua tindakan keperawatan 31.
Untuk melakukan analisis self evaluasi dilakukan persentasi dari has il dengan rumus : ∑ skore Total skor
X 100 %
Skore tiap pernyataan adalah 1 – 4 (selalu = 4; sering = 3; jarang = 2; tidak pernah = 1)
Kemampuan KARU = ∑ skore yang diperoleh
X 100 %
281 75 x 4
Kemampuan KATIM = ∑ skore yang diperoleh 50 x 4
X 100 %
Kemampuan PP (Perawat Pelaksana) = ∑ skore yang diperoleh 30 x 4
X 100 %
E. Observasi Kemampuan Perawat
Observasi kemampuan perawat dalam melaksanakan kegiatan MPKP sesuai dengan perannya merupakan upaya jaminan mutu observasi adalah atasan langsung dari perawat tersebut Perawat pelaksana diobservasi oleh KATIM dan KARU KATIM diobservasi oleh KARU KARU diobservasi oleh Kasie / Kabid Instrumen observasi disesuaikan dengan kemampuan yang akan dinilai setiap kemampuan mempunyai rentang nilai 0 – 100. hasil penilaian dimasukan kedalam Nilai Kinerja Kepala Ruangan (tabel 9), Nilai Kinerja KATIM (tabel 10), Nilai Kinerja PP (tabel 11). Tabel V. 9. Nilai Kinerja Kepala Ruangan MPKP
No I A. 1. 2. 3. 4.
B. 1. 2. 3. C.
Kegiatan Manajemen Approach Perencanaan Visi Misi Filosofi Rencana jangka pendek a. Rencana Harian b. Rencana Bulanan c. Rencana Tahunan Nilai Rata - Rata Pengorganisasian Struktur organisasi Jadwal dinas Daftar pasien Nilai Rata – rata Pengarahan
Tgl penilaian
Nilai
TT Penilai
Ket.
282 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Operan Pre conference Post conference Iklim motivasi Pendelegasian Supervisi Nilai Rata – rata D. Pengendalian 1. Indikator mutu umum 2. Audit dokumentasi keperawatan 3. Survey kepuasan 4. Survey masalah pasien Nilai Rata – rata II. Compesatory Reward 1. Penilaian kinerja perawat 2. Pengembangan perawat Nilai Rata – rata III. Profesional Relationship 1. Rapat keperawatan 2. Konferensi kasus 3. Rapat tim kesehatan 4. Visit dokter Nilai Rata – rata IV. Patient Care Delivery 1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 2. Risiko perilaku kekerasan 3. Isolasi sosial 4. Gangguan persepsi sensoris : Halusinasi 5. Gangguan proses pikir : Waham 6. Risiko bunuh diri 7. Defisit perawatan diri Nilai Rata – rata
Tabel V. 10. Daftar Kemampuan Ketua Tim Ruangan MPKP
No
Kegiatan
I Manajemen Approach A. Perencanaan 1. Rencana jangka pendek a. Rencana Harian b. Rencana Bulanan Nilai Rata - Rata B. Pengorganisasian 1. Jadwal dinas 2. Daftar pasien
Tgl penilaian
Nilai
TT Penilai
Ket.
283 Nilai Rata – rata
C. 1. 2. 3. 4. 5.
Pengarahan Pre conference Post conference Iklim motivasi Pendelegasian Supervisi Nilai Rata – rata D. Pengendalian II. Compesatory Reward 1. Penilaian kinerja perawat pelaksana III. Profesional Relationship 1. Konferensi kasus 2. Visit dokter Nilai Rata – rata IV. Patient Care Delivery 1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 2. Risiko perilaku kekerasan 3. Isolasi sosial 4. Gangguan persepsi sensoris : Halusinasi 5. Gangguan proses pikir : Waham 6. Risiko bunuh diri 7. Defisit perawatan diri Nilai Rata – rata
-
-
-
-
Tabel V.11.Daftar Kemampuan Perawat Pelaksana Ruang MPKP
No I A. 1. II. III. IV. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kegiatan Manajemen Approach Perencanaan Rencana Harian Compesatory Reward Profesional Relationship Patient Care Delivery Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Risiko perilaku kekerasan Isolasi sosial Gangguan persepsi sensoris : Halusinasi Gangguan proses pikir : Waham Risiko bunuh diri Defisit perawatan diri Nilai Rata – rata
Tgl penilaian
Nilai
TT Penilai
Ket.