Menu
Search
Wahid’s Weblog Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna. (Einstein)
Menentukan Ketinggian tanah (elevasi) Dengan Menggunakan Te Teknologi knologi GPS dan Citra Satelit 21 Votes (Serii Perencanaan Kota-2) (Ser Abdul Wahid Hasyim Abstrak Abs trak
Sulitnya memperoleh data ketinggian (elevasi) pada skala besar, Sulitnya besar, dikarenakan peta-peta kontur p ada suatu kawasan belum belu m dibuat atau tidak dimiliki sedangkan perencanaan tetap harus berjalan tanpa harus menunggu menu nggu semua keperluan tersebut ters ebut tersedia, karena kendala waktu. Pada perencanan kota data-data ketinggian lahan (elev asi) (elev asi) digunakan untuk membuat me mbuat rencana drainase, dan prediksi terjadinya genangan pada kawasan perkotaan. Rumusan Masalah
Bagaimana memperoleh data Bagaimana data ketinggian lahan (elevasi) dengan cepat dan tepat pada skala besar untuk kebutuhan perencanaan? Alat dan Bahan yang digunakan
a) PC Intel(R) Core (TM)2 Duo, E4600 @ 2.4 Ghz b) GPSMap 76Csx c) Software Mapsource v 6.14.1 d) Google Earth e) Global Mapper v10 f) Microsoft Office Excel 2007 Tinjauan Pustaka
1. Mengukur Ketinggian Lahan Umumnya standar ukuran ketinggian menggunakan rata-rata rata-rata permukaan air laut (MSL/ Mean Sea Level). Seperti,
ketinggian Gunung Everest adalah 8.850m diatas permukaan air laut (MSL) (Sumber: GPS Measurement Protocol, 2002). 2. Datum Vertikal Adalah suatu permukaan yang dianggap memiliki ketinggian 0 meter dan dipakai rujukan untuk mengukur ketinggian (elevation) yang disebut sebagai Datum Vertikal (Vertical Datum). Kemudian secara tradisional, para ahli lapangan dan pembuat peta mencoba menyederhanakan dengan mendefinisikan permukaan rata-rata air laut adalah 0 meter, karena permukaan air laut (MSL) terbentang di seluruh pelosok dunia (Sumber: A National Imagery and Mapping Agency publication, 1996). 3. Jenis Model Permukaan Terdapat 3 jenis model permukaan di bumi ini: Geoid, Ellipsoid,dan Topographic surface. Geoid adalah pendekatan bentuk fisis permukaan bumi yang dimodelkan secara matematis dan sangat kompleks. Untuk kegunaan praktis geoid dianggap berimpit dengan permukaan air laut rata-rata (MSL) sehingga dianggap memiliki ketinggian 0 m. Ellipsoid adalah suatu bentuk pendekatan model bumi yang dipakai untuk memudahkan baik perhitungan maupun penunjukkan suatu titik di bumi dengan besaran matematika. Topographic surface/ Earth’s Surface adalah yang terlihat secara fisik sebagai permukaan bumi (gambar-1). Kedudukan dan perbedaan ketinggan ketiga model permukaan tersebut adalah sebagai berikut (gambar-2):
Sumber: GPS Measurement Protocol, 2002 dan A National Imagery and Mapping Agency publication, 1996 Mengukur model permukaan pada gambar-2 adalah sebagai berikut: – Ketinggian permukaan rata-rata air laut (MSL), adalah diukur or thometric secara kasar diatas Geoid (H), – Ketinggian Geoid (N), diukur terpisah diantara Geoid dan Ellipsoid dalam besaran minus atau plus,
– Ketinggian Ellipsoid (h= N+H), adalah jarak diatas atau dibawah ellipsoid dalam besaran plus atau minus. Ketinggian Ellipsoid bisa dikenal juga sebagai Ketinggian Geodetic. Kawasan Studi Terpilih
Lokasi kawasan memiliki luasan tidak terlalu besar (± 1 Km²), terletak pada L 74’48.46’’ S dan B 11242’21.60’’ T sampai L 75’53.12’’ S dan 11253,33” E, Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. (gambar-3)
Gambar-3. Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan Pembahasan
Pengukuran ketinggian Pada rekaman GPS yang dilakukan di lokasi dimaksud selama survey data yang berekstensi .gdb di pindahkan untuk diolah di PC menggunakan MapSource. Ketinggian dari permukaan rata-rata air laut (MSL) pada lokasi pengamatan sejauh 1.9 Km, menunjukkan posisi tertinggi (35.2 MSL) pada jarak 907m dari GCP1 (lihat gambar-4), setelahnya terjadi penurunan permukaan hingga 5m (30.4 MSL) pada jarak 1.84km dari GCP1 (lihat gambar-5).
Gambar-4. Tinggi permukaan dimulai dari GCP1 ke titik tertinggi
Gambar-5. Dari titik tertinggi ke GCP-3 (Sumber: GPSMAP76Csx) Dengan kondisi fisik permukaan tersebut kemungkinan terjadinya genangan terjadi pada (lihat gambar-6).
Penutup
Kesimpulan. >> Untuk perencanaan kota pemanfaatan ketinggian permukaan lahan cukup valid (error < 10m) dan akan dapat diketahui dengan cepat dengan menggunakan alat bantu GPS, dengan batas-batas perpindahan naik-turunnya permukaan melalui jalur tracking dan diukur berdasarkan ketinggian permukaan rata-rata air laut. Saran >>Pada pelaksanaan konstruksi (teknis lapangan) perlu dilakukaan pengukuran ulang karena tingkat kesalalahan GPS pada pembacaan ketinggian permukaan lahan (elevasi) masih kurang tepat akibat kesalahan (error) yang cukup tinggi. PUSTAKA
1. Eddy Prahasta, (2008), “ Remote Sensing: Praktis Penginderaan Jauh & Pengolahan Citra Dijital Dengan perangkat Lunak Er Mapper”, Informatika Bandung. 2. Larry A. Wagnet, (2004), “Global Positioning System”, Kompas, 2 April. 3. Soni Darmawan, (2008), “Perkembangan Teknologi GeoInformasi di Indonesia: Global Positioning Sistem (GPS), Remote Sensing (RS) dan Sistem Informasi Geografis (SIG)”, Pusat Penginderaan Jauh, ITB. 4. S. Alhamlan, J. P. Mills , A. S. Walker , T. Saks, ” The Influence Of Ground Control Points In The Triangulation Of Leica Ads40 Data”, The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Vol. 34, Part XXX.
5. 7. S. K. Katiyar, Onkar Dikshit , Krishna Kumar, (2002), “GPS for geometric correction of remotely sensed imagery: possibilities after termination of SA”, Asian GPS Proceeding. 6. http://www.garmin.com 7. http://www.navigasi.com/forum 8. http://egsc.usgs.gov/nimamaps/
Share this:
16
Loading...
Related
Membangun Kota Malang Dengan Memanfaatkan Topografi Sebagai Salah Satu Solusi Mencegah Genangan (Banjir)
Menentukan Titik Kontrol Tanah (GCP) Dengan Menggunakan Teknik GPS dan Citra Satelit Untuk Perencanaan Perkotaan
CARA MUDAH MENGHITUNG LUAS LAHAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPS DAN CITRA SATELIT
39 Replies
June 19, 2009
« Previous
Next »
Leave a Reply Your email address will not be published.Required fields are marked *
Comment
Name
bambang wahyu w
*
Email
[email protected]
* Website
Post Comment
Notify me of new comments via email.
sediaman on October 2, 2009 at 2:22 am
saya mau nanya ni, saya punya gps garmin standart, applikasinya untuk mapping, navigator dll, tapi untuk mengukur ketinggian berdasarkan posisi kita tidak ada, gimana ya caranya memakai gps trsebut untuk mendapat ketinggian di posisi kita trsebut. tanks Reply
awhasyim on October 2, 2009 at 10:26 am
salam kenal mas sediaman. Jenis GPS yang bermacam2 dan features yang ditawarkan seringkali berbedabeda tergantung tujuan pemakainya (www.garmin.com). Kalo feature Altimeter tidak terdapat pada GPS nya tentu memerlukan alat lain untuk menampilkannya, yang akhirnya tidak praktis lagi. Tetapi dengan tambahan alat lain seperti theodolit, pengukuran beda tinggi tanah menjadi lebih akurat. Reply
torkis on November 17, 2009 at 6:04 pm
Pak, bagaimana mendapatkan alat atau ada tidak alat yang dapat mengukur secara otomastis ketinggian secara akurat dan cepat Reply
awhasyim on November 20, 2009 at 7:36 am
Salam kenal Pak Torkis, alat yang dimaksud bisa menggunakan GPS dengan fasilitas Altimeter tipe Geodetic agar errornya minimal, hanya saja harga unit ini sangat mahal dibanding tipe mapping yang errornya hingga <78m. salam. Reply
Budi Harsono on February 14, 2011 at 1:44 am
Salam………. Kami mohon arahan, hp type apa yg memiliki aplikasi untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah…..atau aplikasi jenis apa yang bisa diterapkan/di-install pada hp (spesifikasi hp). Terima kasih…………. Reply
awhasyim on February 14, 2011 at 7:01 am
Terimakasih, dan salam juga pakBudi. Untuk sementara ini yang saya tahu fasilitas ketinggian (altimeter) masih belum ada pada gps-hp, karena fungsi gps pada hp kebanyakan hanya for fun saja (pasif) yang mampu mencari rute dan membuat waypoint saja dan errornya diatas 20m (saya belum tahu juga apakah hp produk garmin juga demikian?). Untuk kepentingan riset/studi sebaiknya menggunakan GPS yang memiliki features pengukuran (x,y,z) dengan error rendah hingga sangat rendah (dibawah cm) dan tentu berpengaruh terhadap harga. Nah, tinggal tergantung kebutuhan saja untuk apa tujuannya?. salam. Reply
rima on July 9, 2011 at 9:38 pm
salam k” sy org yg berantusias menjadi org seperty k’ yg mengerty dunia teknk oh ia, k’ fungsi gps itu apa aja dgn theodoloit, apa kelebihan gps , maaf lagi cari info teknik karna sy kuliah br mau semester 3, d teknik sipil pengiran, ingin blajar aja dari k”….
Reply
awhasyim on July 10, 2011 at 6:56 pm
halo rima.., salam kenal balik. Mimpi demi kemajuan lebih baik harus tetap dipunyai agar menjadikan semangat dalam meraih cita2. Mengenai fungsi GPS sendiri adalah suatu alat yang bertugas untuk menterjemahkan suatu posisi kedalam bentuk deretan angka (kordinat X(bujur) ,Y(lintang), Z(ketinggian)) sedemikian rupa, sehingga setiap tempat/posisi yang ada dipermukaan bumi ini memiliki kordinat. Sedangkan setiap koordinat yang ada di permukaan bumi tidak pernah sama, kecuali pada tempat dan posisi yang tetap. Agar lebih jelas mbak Rima bisa lihat link berikut: http://www.navigasi.net/goart.php? a=gpaplik1 . Theodolit adalah alat yang dirancang untuk pengukuran sudut, yaitu sudut mendatar (horizontal) dan sudut tegak (vertical) untuk keperluan survey pemetaan dan penguluran tanah. Sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Saat ini sudah terdapat Theodolit Digital yang pengoperasiannya secara otomatis dan menggunakan laser dalam pembacaan sudut2nya. Fungsi2 pada theodolit tersebut, dapat ditemui sebagai features pada GPS navigasi tertentu hanya saja tingkat akurasinya lebih rendah. Ok, selamat belajar dan smoga sukses. Salam. Reply
Didi on October 3, 2011 at 11:18 am
Salam…. Mau nanya nich om mohon bantuanya… sy pernah mencatat titik ketinggian d puncak gunung ( di peta tingginya 2518 Mdpl), tetapi terjadi perbedaan antara ketinggian GPS ( 2523 Mdpl ) dan ketinggian Altimeter ( 2345 Mdpl). setelah sy pastikn koordinatnya di peta tepat di puncak gunung dan juga dari hasil penghitungan kontur… kira2 apa yang menyebabkn hal itu, Apakah tekanan udara pada Altimeter terpengaruh akibat Global Warming? atau pengaruh dari tangkapan sinyal satelit pada GPS? atau karena peta yg di gunkan peta keluaraan tahun 1991.. Mohon Bantuanya Om…. Reply
awhasyim on October 4, 2011 at 5:13 pm
Halo mas Didi, wah pasti seru sekali hasil trackingnya dengan GPS apalagi digabung dengan kameranya sehingga moment2 bagusnya mudah diingat lokasi dan waktunya. Mengenai titik ketinggian pada GPS menggunakan Altimeter memang ada kaitan yang erat antara suhu udara, kelembaban udara, dan tempat ketinggian. Pada GPS terdapat koreksi otomatis (automatic correction) coba lihat perbedaannya jika pressure altitude dlm posisi “on” atau “off”. Kalau yang saya lakukan posisi “on” apabila dalam penggunaan berkendara, dan posisi “off” apabila berada di perairan. Dengan cara tersebut dan mencoba membandingkan antara penggunaan on/off akan diperoleh ketinggian lebih mendekati. Semoga membantu. Salam. Reply
ikyusanoponom pewe on December 14, 2011 at 11:57 am
salam kenal om, saya perhatikan nilai elevasi di google earth dan hasil penghitungan dengan gps memiliki nilai altitude yang berbeda kenapa? trus misal ada daerah yang dahulunya rawa dengan level ti nggi tertentu
kemudian dilakukan penimbunan hingga lebih tinggi dari sebelumnya, apakah yang demikian ini dapat merubah nilai elevasi tersebut jika dibaca dengan GPS? trimaksih om Reply
awhasyim on December 15, 2011 at 7:36 am
Salam kenal kembali Ikyusan. 1) Memang benar nilai elevasi yang ditunjukkan pada GPS berbeda dengan GE, terutama pada GPS berjenis navigasi. Pada GPS tipe ini umumnya nilai akurasi elevasi (Z) memiliki kesalahan (error) 50% lebih tinggi dibandingkan nilai bujur (X) dan lintangnya (Y). Sedangkan pada GE nilai elevasinya berdasarkan DEM (digital elevation model) yang diambil dari harga rata2 tiap se l. Tiap sel pada GE kemungkinan menggunakan resolusi 30m. 2) ya. Smoga membantu. Salam. Reply
ndaru on March 3, 2012 at 9:22 am
saya ingin berdiskusi dg anda, kebetulan saya mahasiswa S2 geomatika. kemana saya dapat menghubungi langsung dan berapa no tilpun anda? saya tunggu jawabannya segera. terima kasih Reply
awhasyim on March 3, 2012 at 4:42 pm
Silahkan pakNdaru anda bisa hubungi email saya di
[email protected] terimakasih kunjungannya. Salam Reply
Syahrul on May 2, 2012 at 11:45 am
met pg mas,….. sy mau Updater GPS Garmin 76CXs sy, peta se Indonesia yg terbaru, sofware Map Free apaya……….Tks Reply
awhasyim on May 2, 2012 at 2:33 pm
Pagi dan salam kenal mas Syahrul. Update peta digital terbaru bisa anda temui di navigasi.net atau pada link berikut: http://www.filefactory.com/file/na69g85qbpr/n/navnet_Garmin_v223-NT.exe
salam, Reply
Heri on June 10, 2012 at 4:09 pm
Salam …. Saya melakukan pengukuran di suatu daerah yang sama dengan gps yang sama yaitu garmin 60 csx pada hari yang berbeda tetapi elevasi yang ditunjukkan gps berbeda-beda, bagaimana cara mengkoreksinya ya? Katanya klo memakai gps geodetic hasil pegukurannya lebih akurat, apakah untuk ngukur elevasi juga akurat? Berapa ya harga gps geodetic yang paling murah yang sudah dapat memberikan hasil pengukuran yang akurat? Terima kasih. Reply
awhasyim on June 10, 2012 at 7:40 pm
Salam kenal mas Heri, 1.Seperti kita ketahui altimeter juga sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembaban udara, dan geometri bumi. Maka, jika terjadi perbedaan hasil pengukuran pada hari yang berbeda dapat disebabkan oleh 3 hal tsb pada posisi kita. Dari berbagai sumber lain, menyebutkan Kesalahan Ketinggian selalu jauh lebih buruk daripada kesalahan horizontalnya (posisi). Biasanya, kesalahan ketinggian besarnya 1.5x-nya kesalahan horizontal. Perlu lakukan kalibrasi sebelum pengukuran, dengan cara ini akan membuat pembacaan ketinggian menjadi lebih stabil bukan lebih akurat. 2. Memang, Gps geodetic lebih akurat dibanding gps mapping namun untuk kesalahan ketinggian tetap saja ada. Mengenai harga Gps Geodetic berkisar 100jtan hingga milyar, kalaupun ada yang murah menyebut sebagai geodetic pada kisaran 15jutaan sbenarnya adalah gps mapping dengan kesalahan lebih rendah saja berkisar 2-5m. 3. Pesan yang saya kutip dari seorang pakar GPS (Joe Mehaffey, 2001) “In any case, it is extremely unwise to overly depend on the altitude readout of a GPS“.
salam, Reply
elly on June 25, 2012 at 4:23 pm
pak mau tanya mana yang lebih akurat mengukur ketinggian gps atau altimeter?? Reply
awhasyim on July 9, 2012 at 8:25 am
halo elly, terimakasih kunjungannya dan salam kenal. Saat ini altimeter merupakan salah satu feature pada GPS. Jadi klo yang dimaksud bagus mana antara GPS (altimeter pada GPS) dengan altimeter (saja).
Seperti kita tahu fungsi altimeter adalah alat pengukur ketinggian suatu titik dari permukaan laut. Maka klo bagus yang mana, tentu berkaitan dengan tingkat akurasi yang dimiliki suatu alat. Klo jenisnya GPS tentu tipe geodetic yang paling baik karena akurasinya yang tinggi dan harganya sangat mahal. Klo gampang2an meskipun tidak selalu benar, klo harga barangnya mahal tentu sebanding dengan kualitasnya dan sebaliknya. Klo altimeter (saja) biasanya hanya berhubungan dengan tekanan udara, magnet bumi, gelombang infra merah dll. KLo disuruh milih GPS atau altimeter (saja)?, rasanya GPS pilihannya karena memiliki fungsi navigasi dan lebih menarik untuk diajak jalan maupun survey tinggal jenis/ tipenya saja yang menjadi pilihan (tergantung kebutuhan).Sekarang ini altimeter berbasis android sudah beredar dipasaran, saya sendiri belum mencobanya. salam. Reply
Rokhmad Saifudin SP. on April 29, 2013 at 7:16 pm
Salam kenal saya mohon informasi dan penjelasan cara mengoperasionalkan mengetahui luas areal (Sawah) dengan GPS 76 CSx, akan kami tularkan kepada rekan kami penyuluh di kabupaten cilacap. mohon informasi langkahlangkahnya yang detail. terima kasih Reply
awhasyim on April 29, 2013 at 8:18 pm
Salam kenal kembali pak Rokhmad, terimakasih kunjungannya. Pada prinsipnya GPS memiliki cara kerja yang sama hanya saja features yang membedakannya termasuk tingkat ketelitiannya. Informasi lain akan saya sampaikan melalui email bapak. salam. Reply
Arjani Ariansyah on September 16, 2013 at 11:18 am
ass mas, gambar 4, 5, 6. nya mana yah mas?? Reply
awhasyim on September 16, 2013 at 7:43 pm
www. menghilang sendiri gambar 4,5,6 nya mas, sy juga heran…ok, akan segera diperbaiki. Trmkasih informasinya. salam, Reply
abdul on October 21, 2013 at 8:13 am
bagaimana cara mendapatkan koordinat suatu titik secara akurat karena biasa kami mengadakan praktikum ukur tanah di SMKN 2 kendari tetapi koordinatnya selalu berubah , trims Reply
awhasyim on October 22, 2013 at 3:36 pm
Terimakasih kunjungannya dan salam kenal pak Abdul. Mengenai keakurasian koordinat, sangat tergantung dengan perangkat (GPS) yang digunakan. Selain itu, situasi lingkungan sekeliling juga memberikan andil yang besar. Tugas GPS yang berperan menerima sinyal satelit, guna menentukan posisi (letak), kecepatan, arah, waktu, bahkan ketinggian, sangat dianjurkan menempatkan GPS pada lokasi yg terbuka terbebas hambatan fisik (bangunan, dalam ruangan, pepohonan besar, awan tebal dlsb) agar daya tangkap signal satelit menjadi optimal. Pada kondisi se baliknya, akan menyebabkan berkurangnya jumlah sinyal satelit yang diterima GPS sehingga ‘tingkat akurasi’ menjadi menurun atau ‘faktor kesalahan’ atau ‘error’ yang meningkat. Pada penjelasan sebelumnya (penanya terdahulu) mengenai jenis-jenis GPS yang berkaitan dengan tingkat akurasinya akan berbanding lurus dengan harga unitnya. Karena umumnya GPS yang digunakan tipe navigasi yang memiliki error tinggi (>5m) dan mapping dengan error sedang (1-2m), perlu dilakukan pengambilan point berulang2 utk kemudian diambil nilai reratanya. Silahkan baca “Menentukan Titik Kontrol Tanah (GCP) Dengan Menggunakan Teknik GPS dan Citra Satelit Untuk Perencanaan Perkotaan” di laman https://awhasyim.wordpress.com/2009/05/10/85/ Semoga membantu, dan selamat mencoba. Salam, Reply
andhi mundirman on November 25, 2013 at 8:47 pm
Salam kenal… Untuk tujuan kecepatan perolehan data ketinggian dan a kurasi..bapak menyarankan menggunakan apa…? 1. GPS dengan metode transek atau jalur sampel rapat misal 15 x 15 m atau 2. Menggunakan data SRTM.. Tujuan dari kegiatan diatas untuk topografi “kontur” luas area +- 18 ha Mohon masukannya dan terima kasih banyak bantuannya. Reply
awhasyim on January 12, 2014 at 8:29 am
Halo mas Andy salam kenal kembali, maaf baru sempat balasnya. Dengan pertimbangan kecepatan dan akurasi perolehan data, j elas terjadi kontradiksi, apalagi pilihannya hanya GPS dan SRTM. Maksudnya klo pingin cepat (gratis) perolehan data jelas SRTM yang unggul, karena
data mudah diperoleh namun resolusinya 90m dibandingkan menggunakan GPS setiap 15m atau resolusi 15m, tentu butuh waktu pengerjaannya dan tambahan tenaga ekstra hehehe…Jadi, klo pertimbangannya adalah akurasi jelas GPS pemenangnya, dengan catatan gunakan yang tipe GEODETIC. Mohon dilihat kembali jawaban untuk sdr. Ikyusan, tentang perbedaan hasil rekam GPS dan Google Earth diatas. Salam. Reply
Dadang Onosogrem on January 9, 2014 at 3:01 pm
Ass. Wr. Wb. Pak Awhasyim, Bagaimana cara mengatasi perbedaan nilai elevasi (Z) > 50 m. hasil LiDAR dengan topografi aktual yang menggunakan Elipsoid, sedangkan untuk LiDAR menggunakan referensi vertikal dari EGS 2008. Mohon saran dan petunjuknya dan sebelumnya terima kasih banyak atas bantuannya. Reply
yedi andriyansyah on February 7, 2014 at 2:03 pm
salam kenal pak awHASWIN ! saya mau tanya gps apa yang cocok untuk pemula untuk pengukuran lahan kebun peladangan.dan berapa harga nya,terimakasih Reply
wyka on March 4, 2014 at 7:22 am
Maaf pak awhasyim saya boleh minta no anda supaya saya bisa menghubungi anda terimakasih Reply
kusmanto on April 7, 2014 at 11:39 am
bagaimana caranya mengambil koordinat pada google eart pada garis yang panjang Reply
Harga Digital Theodolite on July 8, 2014 at 11:58 am
apa kelebihan digital theodolite dibandingkan dengan manual theodolite? Reply
panzi kusumah on September 2, 2014 at 10:37 am
klo mau menentukan elevasi untuk pembuatan drainase kota memakai program apa aj Pak Reply
Arin on April 7, 2015 at 12:26 pm
salam pak, Pak saya mau tanya, kalau misalkan kita sudah mempunyai peta topografi lengkap dengan kontur dan di peta sudah ditunjukkan elevasi daerah tersebut, lalu akan dilakukan pengukuran GPS geodetik setelah adanya peta, misalkan, data elevasi dari GPS ternyata memilki perbedaan dengan peta yang sudah kita buat, apakah kontur peta yang telah ada harus dilakukan penggambaran ulang?,dikarenakan perbedaan elevasi pada peta yang ada dengan GPS yang didapat, mohon infonya pak, terima kasih Reply
napidin on July 22, 2015 at 9:10 am
salam kenal Pa, saya sangat tertarik dengan adanya a lat yang bernama GPS, tolong kasih tau alat itu diperolehnya di tokoh apa, harganya kira2 berkisar berapa, mohon bantuan bapak Reply
Surya on September 27, 2015 at 7:44 pm
Izin share yaaa Reply
awhasyim on September 27, 2015 at 10:03 pm
Silahkan..:) Reply
dani eka saputra on December 10, 2015 at 4:40 pm
salam kenal, saya dani om sy kerja d dinas bina marga yg notabene mengurus masalah jalan dan jembatan, cuma saya masih buta tentang teknik sipil, pada gambar potongan jalan saya temukan bacaan ” Ref. 6.000 ” dan d setiap STA. ada bacaan angka di bawah gambar badan jalan dan akan berbada angkanya antara Shop drawing dengan as built drawing, yg saya mau tanya ” Ref ” di situ menunjukkan ap ? dan apakan angka d bawah gambar badan jalan itu menunjukkan elevasinya ? Reply
Total Tamu 240,224 hits
Cari…
Search
Peta Pengunjung
Tamu
Please do not change this code for a perfect fonctionality of your counter technology
Kalender JUNE 2009
M
T
W
T
F
S
S
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30 « May
Archives May 2012 (1) August 2011 (1) July 2011 (1) February 2011 (3) November 2010 (1) July 2010 (1) January 2010 (1) June 2009 (1) May 2009 (1)
Jan »
October 2008 (2) September 2008 (3)
Flickr Photos
More Photos
Artikel Baru IDENTIFIKASI PERTUMBUHAN DAN RTH KOTA SURABAYA TAHUN 1990 -2009 MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT ETM+ SPATIAL STATISTIC OF 8 BAND WORLDVIEW 2- MULTISPECTRAL IMAGERY FOR DETAIL URBAN LAND COVER CLASSIFICATION URBAN LAND USE CHANGE ANALYSIS USING TEMPORAL MULTISPECTRAL IMAGERY AND IMAGE DIFFERENCE Urban planning indicators, morphology and climate indicators: A case study for a north-south transect of Beijing, China KUALITAS DATA CITRA LANDSAT ETM PADA PERUBAHAN GUNA LAHAN RTH DENGAN MENGGUNAKAN SCATTERGRAM (Studi Kasus: Pemukiman Kotamadya Surabaya)
Yang Mo Dibaca Bengkel Gado-gado
Sering Dibaca CARA MUDAH MENGHITUNG LUAS LAHAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPS DAN CITRA SATELIT
Menentukan Ketinggian tanah (elevasi) Dengan Menggunakan Teknologi GPS dan Citra Satelit Menentukan Titik Kontrol Tanah (GCP) Dengan Menggunakan Teknik GPS dan Citra Satelit Untuk Perencanaan Perkotaan KUALITAS DATA CITRA LANDSAT ETM PADA PERUBAHAN GUNA LAHAN RTH DENGAN MENGGUNAKAN SCATTERGRAM (Studi Kasus: Pemukiman Kotamadya Surabaya) URBAN LAND USE CHANGE ANALYSIS USING TEMPORAL MULTISPECTRAL IMAGERY AND IMAGE DIFFERENCE MONITORING PERLUASAN PRASARANA JALAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP GUNA LAHAN PERKOTAAN MELALUI TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SIG (Studi Kasus: Kotamadya Surabaya)
Sering di Klik.. awhasyim.files.wordpress.… garmin.com garmin.com
Blogroll UrBanEz Wahid\’s Weblog WordPress.com WordPress.org
Komentar awhasyim on CARA MUDAH MENGHITUNG LUAS LAH…
Binggar Sinurat on CARA MUDAH MENGHITUNG LUAS LAH…
Habibi on Menentukan Titik Kontrol Tanah…
Habibi on Menentukan Titik Kontrol Tanah…
dani eka saputra on Menentukan Ketinggian tanah (e…
R S Wahid’s Weblog S IDENTIFIKASI PERTUMBUHAN DAN RTH KOTA SURABAYA TAHUN 1990 -2009 MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT ETM+ SPATIAL STATISTIC OF 8 BAND WORLDVIEW 2- MULTISPECTRAL IMAGERY FOR DETAIL URBAN LAND COVER CLASSIFICATION URBAN LAND USE CHANGE ANALYSIS USING TEMPORAL MULTISPECTRAL IMAGERY AND IMAGE DIFFERENCE Urban planning indicators, morphology and climate indicators: A case study for a north-south transect of Beijing, China
KUALITAS DATA CITRA LANDSAT ETM PADA PERUBAHAN GUNA LAHAN RTH DENGAN MENGGUNAKAN SCATTERGRAM (Studi Kasus: Pemukiman Kotamadya Surabaya)
Admin Register Log in Entries RSS Comments RSS WordPress.com
View Full Site Blog at WordPress.com.