Mematrikan Perilaku Suporter Aremania Berdasar 8 Tokoh Ilmu Sosial
Engelbertus K. Widijatmoko, Universitas Kanjuruhan Malang,
[email protected]
Mengomentari perilaku individu supporter sepak bola memang mudah. Brutal!
Betulkah demikian adanya. Suporter sepak bola brutal? Tampaknya terlalu
cepat untuk membuat kesimpulan demikian. Sebelum mengambil kesimpulan
secara gegabah perlu mengambil waktu sejenak untuk mendalami supporter
sepak bola.
Suporter Aremania merupakan salah satu supporter sepak bola terkenal.
Sebelum mengambil kesimpulan sebagai penilaian terhadap perilaku individu
supporter ada baiknya "mendalami" supporter dari sisi lain.
Dinamika perilaku individu supporter sungguh unik. Menarik mendalami
supporter sepak bola menggunakan perspektif sosial. Pendapat para ahli ilmu
sosial membantu mendalami lebih ilmiah berdasarkan perspektif berbeda.
Ada delapan aspek menjadi batu pijakan mendalami supporter. Delapan aspek
tersebut berdasar pendapat para ahli ilmu sosial. Suporter berdasarkan para
ahli membuat cara pandang, pola pikir dan tindakan kita (awam) lebih luas
dan objektif.
Kedelapan aspek tersebut dinamakan perspektif heksagonal bredasar kajian
sosial terhadap suporter sepak bola.
Analisis 8 (delapan) Aspek
Aspek pertama, interaksi-simbolik. Interaksi dalam supporter melekat symbol-
simbol didalamnya. Simbol tersebut seperti perilaku, ekpresi, kata-kata,
yang dikenakan, yang dibawa oleh individu supporter. Lalu lintas Interaksi-
simbolik sangat cepatdan sangat nampak jelas, riil.
Interaksi-Simbolik, Charles H. Cooley (1864-1929). Dua konsep penting yang
dibicarakan Cooley yang bisa dikatakan sangat terkenal adalah looking glass
self, yakni cara dimana pengertian self individu dicerminkan dan
direfleksikan lewat orang lain. Atau, self sosial yang muncul secara
terpantul sebagai hasil reaksi atas pendapat orang lain (David Jary & Julia
Jary, 1991:362).
Cooley membuat analogi menggunakan looking glass self (kaca untuk
bercermin). Ada tiga elemen the looking glass self , yakni:
a. The imagination of our appearance to the person (imajinasi penampilan
kita pada orang lain)
b. The imagination of his juggment of the appearance (imajinasi
penampilannya terhadap penampilan itu)
Some sort of self-feeling (beberapa jenis perasaan selfi) yakni, bangga dan
malu.
Aspek kedua, ialah I dan me. Individu atau "saya" dalam ilmu memiliki arti
dan wujud berbeda. Individu supporter berdasar kajian ini mewujud dalam dua
sisi, dua rupa. Dua sisi, dua rupa ini sungguh menarik dicernati. Bahkan
(bisa) kedua sisinya kontraktif, saling bertentangan. Sisi kontraditif
membuat awam sangat terkejut dibuatnya.Bahkan, menilai perilaku individu
supporter sulit dipahami. Perilakunya tidak masuk akal.
I and Me, George H. Mead (1863-1931). Berkaitan dengan kesadaran diri dan
bayang-bayang berarti letak self tidak di luar, tetapi dalam diri individu.
Sekalipun di dalam individu, tetapi self selalu berinteraksi dengan dunia
luar (others). Karenanya kembali pada Mead, self bisa dibedakan menjadi dua
unsur, yakni I dan me.
I biasanya digunakan dalam konteks sebagai subjek, sedangkan me lebih
kepada saya sebagai objek. Peran masing-masing tidak sama dan tidak bisa
dipisahkan. Ada tiga kategori I dan me.
Ada individu yang terampil menjaga keseimbangan penggunaan I dan me.
Ada individu yang terampil menggunakan I tetapi kurang terampil dalam ber-
me.
Ada individu yang terampil menggunakan me tetapi tidak untuk ber-I.
*) Tingkah laku individu tidak lepas dari, manakah yang dominan di antara
keduanya.
Aspek ketiga, pertukaran sosial terjadi dalam supporter. Perilaku individu
mewujudkan dirinya dalam berbagai perilaku dan mengenakan atribut sebagai
bentuk terjadinya pertukaran sosial. Bagi orang awam perilaku individu
supporter dengan supporter menunjukkan sikap berbeda terhadap individu
dengan atribut identitas supporter. Pertukaran sosial bagi perilaku
individu supporter diharapkan mendapatkan keuntungan "sosial supporter".
Keuntungan sosial supporter adalah penerimaan individu dalam supporter.
Pertukaran Sosial George C. Homans (1910-1989) Proposisi Homans, semakin
seringg dua orang berinteraksi kelompok, semakin cocok mereka satu sama
lain. Buku Homans Social Behaviour: Its Elementery Forms (1961, 1974) yang
menjelaskan perilaku kelompok kecil sebagai system imbalan sosial yang
mendesak, dengan menggunakan logika penjelasan proposisi dorongan positif
miliknya Hernstein.
Homans, Profit=reward-cost ( seseorang dalamm pertukaran, apa yang ia
berikan mungkin menjadi pengorbanan (cost) untuknya, seperti halnya apa
yang mungkin ia dapatkan sebagai imbalan (reward), dan perilakunya berubah
sedikit sebagai perbedaan dari yang dua, keuntungan (profit), yang
cenderung menuju pada tingkat maksimal).
Homans menjelaskan tiga elemen dari perilaku kelompok:
Aktivitas (kegiatan), apa yang orang lakukan, perilaku actual dalam dunia
konkret.
Interaksi, aktivitas mengikuti atau dirangsang oleh beberapa aktivitas
orang lain.
Sentimen, kondisi internal seperti emosional, suka/tidak suka.
Aspek keempat, dunia supporter penuh makna (meaning). Individu supporter
memiliki pengamalan mendalam selama dalam supporter. Berbagai pengalaman
dalam supporter menarik dan melekat kuat dalam individu. Pengalaman penuh
makna/arti bagi individu sangat subjektif, tak tergantikan oleh lainnya.
Individu mencari dan menemukan pengalaman penuh makna dalam supporter.
Berbagai pengalaman penuh makna (sering) tidak terucapkan, bahkan kata-kata
pun tidak bisa mewakili makna/meaning tersebut.
Arti Penting makna (Meaning) Herbert Blumer (1900-1987) Pemikiran Blumer
tampak ketika ia mengembangkan kajian tentang makna (meaning) yang
sebenarnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep symbol yang
dikaji oleh Mead.
Blumer menjelaskan arti penting melibatkan pengalaman subjektif atau
perilau yang tersembunyi. Kemampuan menangkap bagian interaksi sosial ini
seharusnya dilakukan para sosiolog ketika mereka memahami perilaku yang
terobservasi dalam penjelasan ilmiah tentang interaksi manuai. Pendapat ini
sama dengan mengatakan bahwa ineteraksionisme simbolik meletakkan pemahaman
mengenai sesuatu dari cara pandang actor.
Blumer menyatakan bahwa hubungan sosial tidak barang sekali jadi, melainkan
dibentuk dengan interpretasi-interpretasi pada actor yang mengambil makna
didalamnya. Interaksi bermaknaa actor saling mengambil catatan, saling
mengkomunikasikan, dan saling menginterpretasi sepanjang interaksi tersebut
terus berjalan.
Ada tiga hal penting yaitu arti penting makna pada tindakan sosial, sumber-
sumber makna, peran makna dalam penafsiran.
Aspek kelima, fenomena supporter memiliki sisi lain membentuk kehidupan
supporter, Suporter memiki kehidupan sosialnya. Kehidupan sosial supporter
tersusun, terbangun oleh kehidupannya sendiri. Cara pandang, pola pikir dan
tindakan individu dalam supporter membentuk kehidupan sosialnya. Cara
pandang, pola pikir dan tindakan individu supporter berbeda dengan
kehidupan sosial lainnya. Interaksi antarindidu supporter saling membentuk
pola-pola unik. Cara pandang, pola pikir supporter hanya dikedati dengan
cara "ada-hidup" didalamnya.
Fenomenologi Alfred Schutz (1899-1959) Bukunya The Phenomenology of Social
World (1932). Tujuan fenomenologi adalah mendorong kita untuk menyadari dan
mempelajari serta mengontrol apa yang sedang kita lakukan dan membentuk
kehidupan sosial.
Schutz menyatakan bahwa pada hakikatnya fenomena kehidupan sehari-hari sama
dengan fenomena ilmiah. Karenanya, kalau ingin mempelajari hokum-hukum
sosial (masyarakat) tidak mungkin dipelajari dengan metode yang abstrak,
melainkan menggunakan metode yang tepat dengan pemeriksaan kehidupan sehari-
hari dari objek yang diteliti.
Sosiologi tidak boleh menyalahkan persepsi masyarakat awam. Sesuatu yang
diperbolehkan adalah dengan menyatakan bagaimana pesepsi dan tindakan ini
terjadi.
Aspek keenam, perilaku individu supporter cenderung memiliki perilaku
menyimpang. Perilaku menyimpang individu supporter sangat berpotensi
terjadi. Potensi perilaku menyimpang dikarenakan supporter menjadi media
tepat bagi terjadinya hal tersebut. Berbagai perilaku menyimpang ada di
dalamnya, bahkan perilaku menyimpang yang tidak sewajarnya pun ada,
terjadi. Mendalami perlilaku menyimpang individu supporter didekati
menggunakan teori belajar.
Perilaku Menyimpang (Teori Belajar) Edwin H. Sutherland Teori ini
menyebutkan bahwa penyimpangan perilaku adalah hasil dari proses belajar.
Sutherland menamakan Teori Asosiasi Diferensial, konsekuensi dari kemahiran
dan penguasaan atas suatu sikap atau tindakan yang dipelajari dari norma-
norma yang menyimpang terutama dari subkultur atau diantara teman-teman
sebaya yang menyimpang.
Teori Asosiasi Diferensiasi memiliki beberapa proposisi:
a. Perilaku menyimpang merupakan proses hasil belajar
b. Perilaku menyimpang dipelajari oelh seseorang dalam interaksinya dengan
orang lain dan melibatkan proses komunikasi yang intens
c. Bagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpang terjadi dalam
kelompok personal yang intim
d. Yang dipelajari adalah hal teknis menyimpang
Aspek ketujuh, berbagai perilaku atau tindakan individu supporter muncul,
mewujud memiliki strukturnya. Ilmu sosial mampu mendalami struktuk tindakan
tersebut dan menemukan bahwa setia tindakan individu supporter dipengaruhi
dan didukung struktur lain.
Struktur Tindakan Talcott Parson (1902-1979) The Stucture of Social Action
(1937) membuat Prason diperhitungkan.
Parson memberi penjelasan, kerangka referensi tindakan secara logis
menyangkut hal sebagai berikut :
a. Tindakan mengisyaratkan pelaku atau yang biasa kita sebut dengan actor.
Aktor merupakan pemburu tujuan. Ia punya alat, cara dan teknik.
b. Guna keperluan, definisi tindakan harus ada tujuan (suatu keadaan masa
depan yang akan dikejar tindakan ini).
c. Tindakan harus dimulai dalam situasi yang kecenderungannya berbeda dalam
satu atau lebih keadaan yang akan dikejar actor. Sedangkan situasiitu ada
yang bisa dikendalaikan da nada pula situasi yang tidak bisa dikendalikan
atau dijaga supaya tidak berubah.
d. Situasi yang bisa dikendalikan disebut kondisi-kondisi tindakan,
sedangkan situasi yang tidak bisa dikendalikan disebut sarana.
e. Dalam pilihan atas beragam alternative, terdapat orientasi normative.
Ada dua orientasi actor dalam mencapai tujuan, orientasi nilai/value
(kognitiv, apreasiatif dan moral). Orientasi motivasional (koqnitiv,
afektif/katektik, evaluative.
Aspek kedelapan, konflik sangat berpotensi terjadi dalam dunia supporter.
Subjek konflik yaitu individu dan kelompok (supporter dan non-suporter).
Objek konflik sangat beragamam. Konflik sangat dekat dengan supporter.
Orang awam memiliki pemikiran "mengapa supporter pasti konflik?" Sungguhkah
demikian? Konflik supporter dapat dilakukan pendalam melalui ilmu sosial.
Arkeologi Fungsi-Fungsi Konflik Lewis A. Coser (1913- …) Buku The Functions
of Social Conflict merupakan sebuah eksposisi dan pengembangan karya
Simmel yang lebih tajam dalam hall fragmentasi. Coser menyatakan bahwa
ilmuwan sosiologi harus memberikan perhatian kuat pada konflik, sebab
sebagai bagian masyarakat, konflik sangat penting dan mendesak untuk
dijelaskan. Ketimbang membahas consensus, konflik merupakan sisi kehidupan
sosial yang lebih mendasar.
Proposisi I : Group binding functions of conflict (Kelompok mengikat fungsi-
fungsi konflik). Konflik difungsikan agar menyadari lingkungan dari
kepentingan mereka di dalam dan lewat konflik. Coser memperkuat gagasan in-
group, out group-we group .
Proposisi VI: Konflik dengan kelompok lain meningkatkan kohesi internal.
Ikatan-ikatan dalam sebuah kelompok ditegakkan lewat konflik dengan
kelompok luar, sehingga kelompok mendefinisikan dirinya sebagai sebagai
perjuangan dengan kelompok lain. Simmel kemudian meneruskan hawa konflik
dengan kelompok luar akan memerkuat kohesi internal kelompok dan
meningkatkan sentralisasi.
Untuk membantu mendalami 8 (delapan) Aspek Suporter Aremania dapat
dicermati dalam tabel berikut :
Tabel Matrik 8 (Delapan) Aspek Suporter Aremania
"No "Aspek "Tokoh "Sumber "Deskripsi "
"1 "Interaksi-Si"Charles H. "001.h.7"Dua konsep penting yang "
" "mbolik "Cooley "5 "dibicarakan Cooley yang bisa "
" " "(1864-1929) " "dikatakan sangat terkenal adalah "
" " " " "looking glass self, yakni cara "
" " " " "dimana pengertian self individu "
" " " " "dicerminkan dan direfleksikan "
" " " " "lewat orang lain. Atau, self "
" " " " "sosial yang muncul secara "
" " " " "terpantul sebagai hasil reaksi "
" " " " "atas pendapat orang lain (David "
" " " " "Jary & Julia Jary, 1991:362). "
" " " " "Cooley membuat analogi menggunakan"
" " " " "looking glass self (kaca untuk "
" " " " "bercermin). Ada tiga elemen the "
" " " " "looking glass self , yakni: "
" " " " "The imagination of our appearance"
" " " " "to the person (imajinasi "
" " " " "penampilan kita pada orang lain) "
" " " " "The imagination of his juggment of"
" " " " "the appearance (imajinasi "
" " " " "penampilannya terhadap penampilan "
" " " " "itu) "
" " " " "Some sort of self-feeling "
" " " " "(beberapa jenis perasaan selfi) "
" " " " "yakni, bangga dan malu. "
"2 "I and Me "George H. "001.h.5"Berkaitan dengan kesadaran diri "
" " "Mead "7 "dan bayang-bayang berarti letak "
" " "(1863-1931) " "self tidak di luar, tetapi dalam "
" " " " "diri individu. Sekalipun di dalam "
" " " " "individu, tetapi self selalu "
" " " " "berinteraksi dengan dunia luar "
" " " " "(others). Karenanya kembali pada "
" " " " "Mead, self bisa dibedakan menjadi "
" " " " "dua unsur, yakni I dan me. "
" " " " "I biasanya digunakan dalam konteks"
" " " " "sebagai subjek, sedangkan me lebih"
" " " " "kepada saya sebagai objek. Peran "
" " " " "masing-masing tidak sama dan tidak"
" " " " "bisa dipisahkan. Ada tiga kategori"
" " " " "I dan me. "
" " " " "Ada individu yang terampil menjaga"
" " " " "keseimbangan penggunaan I dan me."
" " " " " "
" " " " "Ada individu yang terampil "
" " " " "menggunakan I tetapi kurang "
" " " " "terampil dalam ber-me. "
" " " " "Ada individu yang terampil "
" " " " "menggunakan me tetapi tidak untuk "
" " " " "ber-I. "
" " " " "*) Tingkah laku individu tidak "
" " " " "lepas dari, manakah yang dominan "
" " " " "di antara keduanya. "
"3 "Pertukaran "George C. "001.h.1"Proposisi Homans, semakin seringg "
" "Sosial "Homans "75 "dua orang berinteraksi kelompok, "
" " "(1910-1989) " "semakin cocok mereka satu sama "
" " " " "lain. Buku Homans Social "
" " " " "Behaviour: Its Elementery Forms "
" " " " "(1961, 1974) yang menjelaskan "
" " " " "perilaku kelompok kecil sebagai "
" " " " "system imbalan sosial yang "
" " " " "mendesak, dengan menggunakan "
" " " " "logika penjelasan proposisi "
" " " " "dorongan positif miliknya "
" " " " "Hernstein. "
" " " " "Homans, Profit=reward-cost ( "
" " " " "seseorang dalamm pertukaran, apa "
" " " " "yang ia berikan mungkin menjadi "
" " " " "pengorbanan (cost) untuknya, "
" " " " "seperti halnya apa yang mungkin ia"
" " " " "dapatkan sebagai imbalan (reward),"
" " " " "dan perilakunya berubah sedikit "
" " " " "sebagai perbedaan dari yang dua, "
" " " " "keuntungan (profit), yang "
" " " " "cenderung menuju pada tingkat "
" " " " "maksimal). "
" " " " "Homans menjelaskan tiga elemen "
" " " " "dari perilaku kelompok: "
" " " " "Aktivitas (kegiatan), apa yang "
" " " " "orang lakukan, perilaku actual "
" " " " "dalam dunia konkret. "
" " " " "Interaksi, aktivitas mengikuti "
" " " " "atau dirangsang oleh beberapa "
" " " " "aktivitas orang lain. "
" " " " "Sentimen, kondisi internal seperti"
" " " " "emosional, suka/tidak suka. "
"4 "Arti Penting"Herbert "001.h.1"Pemikiran Blumer tampak ketika ia "
" "makna "Blumer "61 "mengembangkan kajian tentang makna"
" "(Meaning) "(1900-1987) " "(meaning) yang sebenarnya "
" " " " "merupakan pengembangan lebih "
" " " " "lanjut dari konsep symbol yang "
" " " " "dikaji oleh Mead. "
" " " " "Blumer menjelaskan arti penting "
" " " " "melibatkan pengalaman subjektif "
" " " " "atau perilau yang tersembunyi. "
" " " " "Kemampuan menangkap bagian "
" " " " "interaksi sosial ini seharusnya "
" " " " "dilakukan para sosiolog ketika "
" " " " "mereka memahami perilaku yang "
" " " " "terobservasi dalam penjelasan "
" " " " "ilmiah tentang interaksi manuai. "
" " " " "Pendapat ini sama dengan "
" " " " "mengatakan bahwa ineteraksionisme "
" " " " "simbolik meletakkan pemahaman "
" " " " "mengenai sesuatu dari cara pandang"
" " " " "actor. "
" " " " "Blumer menyatakan bahwa hubungan "
" " " " "sosial tidak barang sekali jadi, "
" " " " "melainkan dibentuk dengan "
" " " " "interpretasi-interpretasi pada "
" " " " "actor yang mengambil makna "
" " " " "didalamnya. Interaksi bermaknaa "
" " " " "actor saling mengambil catatan, "
" " " " "saling mengkomunikasikan, dan "
" " " " "saling menginterpretasi sepanjang "
" " " " "interaksi tersebut terus berjalan."
" " " " " "
" " " " "Ada tiga hal penting yaitu arti "
" " " " "penting makna pada tindakan "
" " " " "sosial, sumber-sumber makna, peran"
" " " " "makna dalam penafsiran. "
"5 "Fenomenologi"Alfred Schutz"001.h.1"Bukunya The Phenomenology of "
" " "(1899-1959) "47 "Social World (1932). Tujuan "
" " " " "fenomenologi adalah mendorong kita"
" " " " "untuk menyadari dan mempelajari "
" " " " "serta mengontrol apa yang seang "
" " " " "kita lakukan dan membentuk "
" " " " "kehidupan sosial. "
" " " " "Schutz menyatakan bahwa pada "
" " " " "hakikatnya fenomena kehidupan "
" " " " "sehari-hari sama dengan fenomena "
" " " " "ilmiah. Karenanya, kalau ingin "
" " " " "mempelajari hokum-hukum sosial "
" " " " "(masyarakat) tidak mungkin "
" " " " "dipelajari dengan metode yang "
" " " " "abstrak, melainkan menggunakan "
" " " " "metode yang tepat dengan "
" " " " "pemeriksaan kehidupan sehari-hari "
" " " " "dari objek yang diteliti. "
" " " " "Sosiologi tidak boleh menyalahkan "
" " " " "persepsi masyarakat awam. Sesuatu "
" " " " "yang diperbolehkan adalah dengan "
" " " " "menyatakan bagaimana pesepsi dan "
" " " " "tindakan ini terjadi. "
"6 "Perilaku "Edwin H. "004.h. "Teori ini menyebutkan bahwa "
" "Menyimpang "Sutherland "112 "penyimpangan perilaku adalah hasil"
" "(Teori " " "dari proses belajar. Sutherland "
" "Belajar) " " "menamakan Teori Asosiasi "
" " " " "Diferensial, konsekuensi dari "
" " " " "kemahiran dan penguasaan atas "
" " " " "suatu sikap atau tindakan yang "
" " " " "dipelajari dari norma-norma yang "
" " " " "menyimpang terutama dari subkultur"
" " " " "atau diantara teman-teman sebaya "
" " " " "yang menyimpang. "
" " " " "Teori Asosiasi Diferensiasi "
" " " " "memiliki beberapa proposisi: "
" " " " "Perilaku menyimpang merupakan "
" " " " "proses hasil belajar "
" " " " "Perilaku menyimpang dipelajari "
" " " " "oelh seseorang dalam interaksinya "
" " " " "dengan orang lain dan melibatkan "
" " " " "proses komunikasi yang intens "
" " " " "Bagian utama dari belajar tentang "
" " " " "perilaku menyimpang terjadi dalam "
" " " " "kelompok personal yang intim "
" " " " "Yang dipelajari adalah hal teknis "
" " " " "menyimpang "
"7 "Struktur "Talcott "001.h.1"The Stucture of Social Action "
" "Tindakan "Parson "05 "(1937) membuat Prason "
" " "(1902-1979) " "diperhitungkan. "
" " " " "Parson memberi penjelasan, "
" " " " "kerangka referensi tindakan secara"
" " " " "logis menyangkut hal sebagai "
" " " " "berikut : "
" " " " "Tindakan mengisyaratkan pelaku "
" " " " "atau yang biasa kita sebuy dengan "
" " " " "actor. Aktor merupakan pemburu "
" " " " "tujuan. Ia punya alat, cara dan "
" " " " "teknik. "
" " " " "Guna keperluan, definisi tindakan "
" " " " "harus ada tujuan (suatu keadaan "
" " " " "masa depan yang akan dikejar "
" " " " "tindakan ini). "
" " " " "Tindakan harus dimulai dalam "
" " " " "situasi yang kecenderungannya "
" " " " "berbeda dalam satu atau lebih "
" " " " "keadaan yang akan dikejar actor. "
" " " " "Sedangkan situasiitu ada yang bisa"
" " " " "dikendalaikan da nada pula situasi"
" " " " "yang tidak bisa dikendalikan atau "
" " " " "dijaga supaya tidak berubah. "
" " " " "Situasi yang bisa dikendalikan "
" " " " "disebut kondisi-kondisi tindakan, "
" " " " "sedangkan situasi yang tidak bisa "
" " " " "dikendalikan disebut sarana. "
" " " " "Dalam pilihan atas beragam "
" " " " "alternative, terdapat orientasi "
" " " " "normative. "
" " " " "Ada dua orientasi actor dalam "
" " " " "mencapai tujuan, orientasi "
" " " " "nilai/value (kognitiv, apreasiatif"
" " " " "dan moral) "
" " " " "Orientasi motivasional (koqnitiv, "
" " " " "afektif/katektik, evaluative. "
"8 "Arkeologi "Lewis A. "001.h.2"Buku The Functions of Social "
" "Fungsi-Fungs"Coser (1913- "21 "Conflict merupakan sebuah "
" "i Konflik "…) " "eksposisi dan pengembangan karya "
" " " " "Simmel yang lebih tajam dalam hall"
" " " " "fragmentasi. Coser menyatakan "
" " " " "bahwa ilmuwan sosiologi harus "
" " " " "memberikan perhatian kuat pada "
" " " " "konflik, sebab sebagai bagian "
" " " " "masyarakat, konflik sangat penting"
" " " " "dan mendesak untuk dijelaskan. "
" " " " "Ketimbang membahas consensus, "
" " " " "konflik merupakan sisi kehidupan "
" " " " "sosial yang lebih mendasar. "
" " " " "Proposisi I : Group binding "
" " " " "functions of conflict (Kelompok "
" " " " "mengikat fungsi-fungsi konflik). "
" " " " "Konflik difungsikan agar menyadari"
" " " " "lingkungan dari kepentingan mereka"
" " " " "di dalam dan lewat konflik. Coser "
" " " " "memperkuat gagasan in-group, out "
" " " " "group-we group . "
" " " " "Proposisi VI: Konflik dengan "
" " " " "kelompok lain meningkatkan kohesi "
" " " " "internal. Ikatan-ikatan dalam "
" " " " "sebuah kelompok ditegakkan lewat "
" " " " "konflik dengan kelompok luar, "
" " " " "sehingga kelompok mendefinisikan "
" " " " "dirinya sebagai sebagai perjuangan"
" " " " "dengan kelompok lain. Simmel "
" " " " "kemudian meneruskan hawa konflik "
" " " " "dengan kelompok luar akan "
" " " " "memerkuat kohesi internal kelompok"
" " " " "dan meningkatkan sentralisasi. "
" " " " " "
*) Diolah dari berbagai sumber
Penutup
Suporter terlalu sempit hanya diberi lebal "Brutal." Dimensi supporter
begitu luas. Minimal ada 8 (delapan) aspek supporter Aremania dipelajari,
didalami secara ilmiah melalui pendapat ahli. Perilaku supporter
terstruktur oleh delapan aspek dan kedelapannya saling memberi pengaruh.