Manfaat kultur jaringan Manfaat kultur jaringan -- Kemaren sudah saya posting tentang pengertian tentang pengertian kultur jaringan,kini jaringan,kini giliran posting lagi tentang manfaat kultur jaringan,kalau anda belum mengetahui apa yang di maksud dengan kultur jaringan,kultuur jaringan itu termasuk salah satu usaha untuk pengembang biakan tanaman dengan metode yang mutakhir.
Karena dunia sudah mengalami perkembangan yang makin lama makin maju,maka dunia pengembangan pertanian juga mengalami kemajuan yang salah satunya adalah dengan teknologi bioteknologi kultur jaringan.Dengan ini maka untuk mengembangkan suatu tanaman yang langka akan semakin mudah dan tak perlu repot lagi dengan teknik - teknik budidaya tanaman lainnya
Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan keberhasilannya pada perkebunan kelapa sawit dan tebu. Dengan cara kultur jaringan dapat klon suatu komoditas tanaman dalam relatif cepat. Manfaat yang dapat diperoleh dari kloning ini cukup banyak, misalnya: di luar pulau Jawa akan didirikan suatu perkebunan yang membutuhkan bibit tanaman dalam jumlah ribuan, maka sudah dapat dibayangkan betapa mahalnya biayanya hanya untuk trasnportasi saja. Hala ini dapat diatasi denga usaha kloning melalui budaya jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol planlet yang berisi ribuan bibit. Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan biaya yang cukup banyak dalam persiapan pemberangkatan ataupun transportasinya. Pada ekspor anggrek, misalnya, orang luar negeri menghendaki bunga anggrek yang seragam baik bentuk maupun warnanya. Dalam hal ini dapat dipenuhi juga dengan usaha kloning. Bibit-bibit tanaman dari usaha mericlono (tanaman hasil budidaya meristem) akan berharga lebih mahal, karena induknya dipilih dari tanaman yang mempunyai sifat paling bagus (unggul). Kultur jaringan tanaman telah dikenal banyak orang sebagai usaha mendapatkan varietas baru (unggul) dari suatu jenis tanaman dalam waktu w aktu yang relatif lebih singkat dari pada denga n cara pemuliaan tanaman yang harus dilakukan penanaman secara berulang-ulang sampai beberapa generasi. Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan. Atau dengan cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga terjadi penggabungan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi hibrid somatik. Cara yang lain adalah dengan menyuntikkan protoplas dari suatu tanaman ketanaman lain. Contohnya transfer khloroplas dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam protoplas tanaman tembakau yang albino, hasilnya sangat memuaskan karena tanaman tembakau menjadi hijau pula. Contoh lain adalah keberhasilan mentrasnfer khloroplas dari tanaman jagung ke dalam protoplas tanaman tebu hasilnya memuaskan (Anik Herawati, 1991). Sumber: mastegar.blogspot.com mastegar.blogspot.com
Jumat, 11 Juli 2008 kultur jaringan I. IDENTITAS BUKU 1. Judul 1. Judul buku : Teknik Kultur Jaringan 2. Pengarang : Daisy P. Dkk. 3. Tahun Terbit : 1994 4. Kota Terbit : Yogyakarta 5. Penerbit : Kanisius II. SAMERI (ISI BUKU) 1. BAB I (PENGERTIAN TENTANG KULTUR JARINGAN)
Menurut Menurut Suryow Suryowino inoto to (1991) (1991),, kultur kultur jaring jaringan an dalam dalam baha baha asing asing disebu disebutt sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang yang memp mempuny unyai ai bentu bentuk k dan dan fung fungsi si yang yang sama sama.. jadi jadi,, kult kultur ur jari jaring ngan an bera berart rtii membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Kult Kultur ur
jari jaring nga an
aka ak an
lebih ebih
besa besarr
pres presen enta tase se
keber eberha hasi sillanny annya a
bila
menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya vakuolanya kecil-kecil. kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan menggunakan jaringan ini untuk untuk tissue tissue cultur culture. e. Sebab, Sebab, jaring jaringan an merist meristem em kea keadaa daannya nnya selalu selalu membel membelah, ah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan. Teknik kultur jaringan sebenarnya sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet . Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil
suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dlama jumlah yang besar. Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti yang yang dikem dikemuka ukaka kan n oleh oleh Schle Schleid iden en,, yait yaitu u bahw bahwa a sel sel memp mempuny unyai ai ke kema mamp mpua uan n autonom,
bahk bahkan an
memp mempun unya yaii
kema ke mamp mpua uan n
totipotensi.
Toti Totipo pote tens nsii
adal adalah ah
kemamp kemampuan uan setiap setiap sel, sel, darima darimana na saja saja sel terseb tersebut ut diamb diambil, il, apabil apabila a dileta diletakka kkan n dilingkungan yangsesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna. Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang diperlukan diperlukan terpenuhi. terpenuhi. Syarat-syar Syarat-syarat at tersebut tersebut meliputi meliputi pemilihan pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus, penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair. Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun aun
mud muda, ujun ujung g
aka ak ar, ujun ujung g
batang tang,,
kepin eping g
biji dan seba sebaga gain inya ya..
Bila ila
meng menggu guna naka kan n embr embrio io bagi bagian an bjibji-bi biji ji yang yang lain lain seba sebaga gaii ek eksp spla lan, n, yang yang perl perlu u diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi . 2. BAB II (MANFAAT KULTUR JARINGAN)
Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan tanama tanaman n ini dihara diharapka pkan n juga juga memper memperole oleh h tanama tanaman n baru baru yang yang bersif bersifat at unggul unggul.. Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas secara khusus kegunaan dari kultur jaringan terhadap berbagai ilmu pengetahuan. Perbanyakan
tanaman
secara
besar-besaran
telah
dibuktikan
keberha keberhasil silann annya ya pada pada perkeb perkebuna unan n kelapa kelapa sawit sawit dan dan tebu. tebu. Dengan Dengan car kultur kultur jaringan dapat klon suatu komoditas tanaman dalam relatif cepat. Manfaat yang dapat diperoleh dari kloning ini cukup banyak, misalnya: di luar pulau Jawa akan didirikan suatu perkebunan yang membutuhkan bibit tanaman dalam jumlah ribuan, maka maka suda sudah h
dapa dapatt
diba dibaya yang ngka kan n
beta betapa pa maha mahaln lnya ya biay biayan anya ya hany hanya a
untu untuk k
trasnp trasnport ortasi asi saja. saja. Hala Hala ini dapat dapat diatas diatasii denga denga usaha usaha kloning kloning melal melalui ui budaya budaya jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol planlet yang berisi ribuan ribuan bibit. bibit. Dengan Dengan cara cara ini dapat dapat menghem menghemat at waktu waktu dan biaya biaya yang yang cukup cukup
banyak banyak dalam dalam persiapan persiapan pemberangk pemberangkatan atan ataupun ataupun transporta transportasinya. sinya. Pada ekspor ekspor anggrek, misalnya, orang luar negeri menghendaki bunga anggrek yang seragam baik bentuk maupun warnanya. Dalam hal ini dapat dapat dipenuhi dipenuhi juga dengan dengan usaha klon klonin ing. g. Bibi Bibitt-bi bibi bitt tana tanama man n dari dari usah usaha a mericlono
(tanam (tanaman an hasil hasil budida budidaya ya
meristem) akan berharga lebih mahal, karena induknya dipilih dari tanaman yang mempunyai sifat paling bagus (unggul). Kult Kultur ur jari jaring ngan an tana tanama man n
tela telah h
dike dikena nall bany banyak ak oran orang g seba sebaga gaii
usah usaha a
mendapatkan varietas baru (unggul) dari suatu jenis tanaman dalam waktu yang rela relati tiff lebi lebih h sing singka katt dari dari pada pada deng dengan an cara cara pemu pemuli liaa aan n tana tanama man n yang yang harus harus dilakukan dilakukan penanaman penanaman secara secara berulang-ula berulang-ulang ng sampai sampai beberapa beberapa generasi. generasi. Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan. Atau dengan cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang yang lain, lain, sehing sehingga ga terjad terjadii pengga penggabung bungan an sifatsifat-sif sifat at yang yang baik baik dari dari kedua kedua jenis jenis tanama tanaman n terseb tersebut ut hingga hingga terjad terjadii hibrid hibrid somati somatik. k. Cara Cara yang yang lain lain adalah adalah dengan dengan menyuntikkan protoplas dari suatu tanaman ketanaman lain. Contohnya transfer khloropla khloroplas s dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam dalam protoplas protoplas tanaman tembakau tembakau yang albino, hasilnya sangat memuaskan memuaskan karena tanaman tembakau menjadi menjadi hijau pula. Contoh Contoh lain adalah keberhasila keberhasilan n mentrasnfer mentrasnfer khloroplas khloroplas dari tanama tanaman n jagung jagung ke dalam dalam protop protoplas las tanama tanaman n tebu tebu hasiln hasilnya ya memuas memuaskan kan (Anik (Anik Herawati, 1991). Khloroplas yang ditransfer harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: Sewaktu dilakukan isolasi, khloroplas harus sempurna.
Setela Setelah h diisol diisolasi asi harus harus mempuy mempuyai ai sifat sifat yang yang sama sama dengan dengan khloro khloropla plas s yang yang tumbuh secara in vivo (budidaya biasa). Setelah diisolasi masih mempunyai sifat atau aktivitas fotosintesa yang cukup tinggi. Contoh Contoh isolas isolasii protop protoplas las dalam dalam budida budidaya ya jaring jaringan an yang yang sangat sangat berguna berguna adalah adalah ditemukannya sun-chlorella (jeni (jenis s gangga ganggang) ng).. Gangga Ganggang ng ini secara secara enzima enzimatis tis
dijadikan protoplas (sel-selnya ditelanjangi dengan cara diinkubasikan dalam enzim medium medium sehing sehingga ga dindin dinding g selnya selnya larut) larut),, kemudi kemudian an dikeri dikeringk ngkan an dibaw dibawah ah sinar sinar matahari. Protoplas tersebut selanjutnya dipecah hingga didapatkan khloroplas dan akhirnya dibuat pil-pil untuk pengobatan. Menciptakan Menciptakan varietas baru dapat dapat pula dilakukan dengan menggunakan menggunakan bantuan jen jenis is bakt bakter erii sepe sepert rtii bakt bakter erii peny penyeb ebab ab tumo tumorr
yang yang dise disebu butt Agrobacterium
disuntikkan pada tanaman sehat mempunyai mempunyai buah ukuran tumifaciens. Bakteri ini disuntikkan besar, besar, agar agar tanama tanaman n sehat sehat terseb tersebut ut menjad menjadii sakit sakit tumor. tumor. Bakter Bakterii yang yang berada berada dalam jaringan yang menonjol karena terkena tumor tersebut kemudian diambil dan disuntikkan kedalam tanaman lain yang ukuran buahnya kecil-kecil. Dengan cara ini terbukti terbukti bahwa tidak tidak lam kemudian tanaman tersebut menghasilkan menghasilkan buah yang yang ukuranny ukurannya a besar. besar. Hal ini membuk membuktik tikan an bahwa bahwa bakte bakteri ri yang yang dipind dipindahk ahkan an tersebut membawa sifat keturunan yang ada pada tanaman semula. Sedangkan untuk untuk mend mendap apat atka kan n yang yang baru baru yang yang taha tahan n terh terhad adap ap stress garam, garam, pestisida pestisida tertentu, logam berat, suhu rendah atau tinggi dan sebagainya dapat dilakukan dengan cara-cara khusus. Menciptakan tanaman baru yang toleran terhadap stress garam pernah dilakukan oleh Handa dkk. (Suryowinoto, 1985) yaitu terhadap tanaman tomat dan tembakau. Pada Pada peneli penelitia tian n ini menggu menggunak nakan an penamb penambaha ahan n PEG (Poly (Poly Ethile Ethilenn- Glyco Glycol) l) atau atau NaCL NaCL,, yang yang bias biasa a dipe diperg rguna unaka kan n untuk untuk mend mendap apat atka kan n kult kultiv ivar ar yang yang tole tolera ransi nsi terhadap garam. Beberapa jenis tanaman ada yang teramcam punah ( endangered species), misalnya berbagai jenis tanaman pisang, tanaman melati, kenanga, kayu jati, dan kayu putih. Usaha yang paling tepat untuk melestarikan tanaman yang terancam punah adalah dengan jalan kloning. Dengan usaha kloning ini, populasi dari tanaman tersebut akan terselamat terselamatkan, kan, bahkan bahkan dapat dapat bertambah, bertambah, sekaligus sekaligus sifat-sifa sifat-sifatt yang dimiliki dimiliki oleh tanaman tersebut tetap terjamin. Kultur jaringan juga mempunyai manfaat yang besar dibidang farmasi, karena dari usaha ini dapat dihasilkan metabolit skunder upaya untuk pembuatan obat-obatan, yaitu yaitu dengan dengan memisa memisahka hkan n unsur-u unsur-unsur nsur yang yang terdap terdapat at di dalam dalam kalus ataupun protokormus, misalnya alkoloid, steroid, dan terponoid. Dengan ditemukannya cara
mendapatkan metabolit skunderdari kalus suatu eksplan yang di tumbuhkan dalam medium kultur jaringan, mak berarti dapat menghemat waktu dan tenaga. Dengan
cara biasa, untuk mendapatkannya harus menunggu lama samapai tanaman cukup umur bahkan sampai berproduksi hingga bertahun-tahun. Sedangkan dengan teknik kultur jaringan hanya membuthkan waktu antara tiga minggu sampai satu bulan saja. Metabolit yang dihasilkan dari kalus ternyata juga memiliki kadar yang lebih ting tinggi gi dari daripa pada da deng dengan an cara cara bias biasa a (lan (langs gsun ung g dari dari tana tanama man) n).. Deng Dengan an cara cara pengambilan metabolit skunder dari kalus, biasanya selalu diperoleh kandungan lain lain yang yang lebih lebih banyak banyak jenisn jenisnya, ya, kar karena ena sering seringkal kalii timbul timbul zat-za zat-zatt alkalo alkaloid id atau atau persenyawaan-persenyawaan lainnya yang sangat berguna untuk pengobatan. Pers Persen enya yawa waan an yang yang berm berman anfa faat at yang yang diam diambi bill dari dari ka kalu lus s dapa dapatt diti diting ngka katk tkan an kadarnya dengan cara memanipulasinya, antara lain: Memakai medium lain yang sesuai.
Mengubah salah satu kadar komponen dalam medium.
Memberi zat tambahan tertentu ke dalam medium, misalnya penambahan zat pengatur tumbuh auksin ataupun sitokinin. Kultur jaringan juga memberikan masukkan atau informasi pengetahuan yang sangat bermanfaat dibidang fisiologi tanaman. Pada tanaman anggrek misalnya, tela telah h
berh berhas asil il dike diketa tahu huii
bahw bahwa a
jika jika ujun ujung g
akar ak arny nya a
diir diiris is
meli melint ntan ang g
akan ak an
memperlihatkan warna tertentu. Warna tersebut nantinya akan sama dengan warna bungan bunganya. ya. Hal Hal ini sangat sangat berguna berguna dalam dalam bidan bidang g perdan perdangan gan bunga bunga hias, hias, sebab sebab walaup walaupun un tanama tanamannya nnya belum belum berbun berbunga ga orang orang sudah sudah dapat dapat menget mengetahui ahui warna warna bunga yang akan muncul. Mela Me lalu luii
perb perban anya yaka kan n
vege vegeta tati tiff
deng dengan an
kult kultur ur
jari jaring ngan an
tern ternya yata ta
juga juga
berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap devisa devisa negara negara.. Misaln Misalnya, ya, denagn denagn terlak terlaksan sanany anya a ekspor ekspor tanaman anggrek ke negara lain, maka akan menaikkan devisan negara dibidang pertanian. Teknik kultur jaringan sampai saat ini memang belum biasa dilaksanakan oleh para petani, baru beberapa kalangan pengusaha swasta saja yang sudah mencoba melaksanakannya, karena pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman memerlukan keterampilan khusus dan harus diltar belakangi dengan ilmu pengetahuan dasar
tentan tentang g fisiol fisiolog ogii tumbuha tumbuhan, n, anatom anatomii tumbuha tumbuhan, n, biolog biologi, i, kimia kimia dan pertan pertanian ian.. Dengan Dengan demikian demikian jelas akan amat sulit untuk diterima diterima oleh kalangan kalangan petani biasa. Di samping itu, pelaksanaan teknik kultur jaringan mutlak memerlukan laboratorium khus khusus, us, wala walaup upun un dapa dapatt di usaha usahaka kan n seca secara ra sede sederh rhan ana a (dal (dalam am ruang ruang yang yang terbatas), namun tetap memerlukan peralatan yang memadai. Kemungkinan lain petani akan merasa enggan bekerja secara aseptik . Karena semua pekerjaan harus dilaks dilaksana anakan kan secara secara hatrihatri-hat hatii dan cermat cermat serta serta memerl memerluka ukan n kesaba kesabaran ran yang yang tinggi. tinggi. Biaya Biaya untuk mewujudkan mewujudkan perbanyakan perbanyakan tanaman tanaman cecara cecara in vitro juga vitro ini juga sang sangat at maha mahal, l, ke kecu cual alii kita kita mera meramu mu medi medium um send sendir iri. i. Bila Bila kia kia terp terpak aksa sa harus harus membeli medium yang sudah jadi (dalam kemasan) jelas akan sangat mahal, sebab medium yang sudah jadi masih harus di impor dari luar negeri. Apalagi kita harus membel membelii saran saran untuk untuk perlak perlakuan uan isolas isolasii dan fusi fusi protop protoplas las,, tentu tentu biayan biayanya ya akan akan bertambah bertambah besar. Enzim-enzim Enzim-enzim yang digunakan digunakan dalam kultur jaringan jaringan juga masih dibeli dari luar negeri sepertti Jepang. Lepas semua dari kendala-kendala tersebut diatas, kita harus mengakui bahwa teknik kultur jaringan sangat bermanfaat bagi dunia ilmu pengetahuan, terutama untuk pengembangan bioteknologi. BIOTEKNOLOGI
ILMU-ILMU DASAR ILMU TERAPAN MIKROBIOLOGI KULTUR JARINGAN BIO KIMIA REKAYASA BIOLOGI MOLEKULER TEKNOLOGI EMBRIO TUMBUHAN REKOMBINAN GENETIKA
3. BAB III (ALAT-ALAT LABORATORIUM KULTUR JARINGAN) A. Laminar Air Flow Cabinet (LAFC)
Alat Alat ini letakn letaknya ya diruan diruang g penabu penabur, r, yaitu yaitu ruang ruang yang yang selalu selalu harus harus dalam dalam keadaan steril. alat ini digunakan sebagai tahap perlakuan penanaman. B. Entkas
Merupakan bentuk lama dari alat penabur (LAFC), maka fungsinya pun sama seperti (LAFC) C. Shaker (penggojok)
Merupakan Merupakan alat penggojo penggojok k yang putarannya putarannya dapat dapat diatur diatur menurut kemauan kita. Penggojok ini dapat digunakan untuk keperluan menumbuhkan kalus pada ekspla eksplan n anggre anggrek k atau atau untuk untuk memben membentuk tuk protok protokorm ormusat usatau au sering sering diseb disebut ut plb (protocorm like bodies) dari kalus bermacam jaringan tanaman. D. Autoklaf
Auto Autokl klaf af adal adalah ah alat alat steri sterili lisa sasi si untuk untuk alat alat dan dan medi medium um kult kultur ur jari jarina nang ng tanaman. E. Timbangan Analitik
Jenis alat ini bermacam-macam, tetapi yang penting adalah timbanagn yaang dapat dipergunakan untuk menimbang sampai satuan yang sangat keil. Alat ini berfungsi sebagai alat untuk menimbang bahan-bahan kimia yang digunakan untuk kultur jaringan. F. Stirer
Alat ini berfungsi untuk menggojok dengan pemanas. Dengan menggunakan listrik, alat ini berfungsi sebagai kompor disamping sebagai penggojok. G. Erlenmeyer
Alat Alat ini ini
digu diguna naka kan n
dala dalama ma kult kultur ur jari jaring ngan an tana tanama man n
seba sebaga gaii
sara sarana na
mmenuangkan air suling maupun untuk tempat media dan penanaman eeksplan. H. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimia yang akan digunakan.
I. Gelas Piala
Alat ini digunakan untuk menuangkan atau mempersiapkan bahan kimia dan air suling dalam pembuatan medium. J. Petridish
Alat ini merupakan semacam jenis gelas piala yang mutlak dibutuhkan dalam kultur jaringan. K. Pinset dan Scalpel
Pinset Pinset diguna digunakan kan untuk untuk memega memegang ng atau atau mengam mengambil bil irisan irisan ekspla eksplan n atau atau untuk menanam eksplan L. Lampu Spiritus
Digunakan Digunakan untuk sterilisasi sterilisasi dissectin (skalp lpel el dan dan pinse pinset) t) di dala dalam m dissecting g kit (ska laminar air flow cabinet atau di dalam enkas pada kita mengerjakan penanaman atau sub-culture. M. Tabung Reaksi
Alat Alat ini diguna digunakan kan pada pada saat saat mengerj mengerjaka akan n isolas isolasii protop protoplas las dan isiola isiolasi si khloroplas. 4.BAB IV (FASILITAS LABORATORIUM KULTUR JARINGAN)
Fasilitas laboratorium kultur jaringan di bagi dalam beberapa bagian yang fungsinya satu sama lainnya berbeda-beda dan persyaratannya pun berbeda-beda pula. pula. Labora Laborator torium ium kultur kultur jaring jaringan an harus harus diranc dirancang ang secara secara khusus. khusus. Karena Karena ada bagian-bagian atau ruangan-ruanagn yang harus dalam suasana steril atau bebas mikroba. Ruang-ruang dalam kultur jaringan di kelompokkan menurut menuru t macam kegiatan yang ada di dalamnya,, yaitu sebagai berikut: A. Ruang Tidak Steril Ruang Tamu.
Dalam Dalam laborsato laborsatorium rium kultur jaringan sebaiknya di lengkapi lengkapi dengan ruang tamu, karena biasanya laboratorium kultur jaringan selalu di datangi tamu baik
tamu tamu yang yang ingin ingin meliha melihatt sarana sarana dan suasan suasana a labora laborator torium ium maupun maupun tamu tamu ingin ingin membeli hasil biakan kultur jaringan. Ruang Administrasi.
Segala Segala surat-menyura surat-menyuratt tentang tentang pembelia pembelian n alat-alat alat-alatlbora lboratorium torium,, pembelian pembelian medi media a kult kultur ur jrin jringa gan, n, penj penjua uala lan n bibi bibit-b t-bib ibit it hasi hasill biak biakan an kult kultur ur jari jaring ngan an,, dan dan transaksi-tra transaksi-transaksi nsaksi ataupun ataupun perjanjianperjanjian-perja perjanjian njian kerja sama tentang tentang penelitian penelitian dilaksanakan di dalam ruangan administrasi. Ruang Staf.
Labo Labora rato tori rium um kult kultur ur jari jaringa ngan n memb membut utuhk uhkan an staf staf pene peneli liti ti dala dalam m juml jumlah ah banyak, tujuannya adalah agar dapat di adakan pembagian kerja sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Di dalam ruang staf ini dapat pula di lakasanakan
diskusi antar staf pada waktu berkumpul bersama. Kamar Mandi dan WC.
Ruang Ruang kult kultur ur jari jaring ngan an harus harus dala dalam m suas suasan ana a bersi bersih h untuk untuk meng menghin hinda dari ri oleh mikrob mikroba. a. Bila Bila pekerj pekerja a akan akan memasu memasuki ki ruanga ruangan n penabu penaburr atau atau kontaminasi oleh ruang inkubator, tubuh dan pakaiannya harus bersih, tidak berkeringat dan tidak berdebu. Untuk inilah kamar mandi dan wc perlu diadakan. Ruang Ganti Pakaian.
Untuk Untuk
menghin menghindar darii
timbul timbulnya nya kontaminasi oleh oleh mikr mikrob oba, a, maka maka para para
karyaw kar yawan an di dalam dalam labora laborator torium ium kultur kultur jaring jaringan an perlu perlu memaka memakaii pakaia pakaian n yang yang bersih, dalam arti baru di cuci. Oleh karena itu dalam ruangan kultur jaringan perlu di adakan ruang ganti pakaian. Ruang Tempat Penyimpanan Bahan Kimia dan Alat-alat dari Gelas.
Kompon Komponen en bahan bahan kimia kimia penyus penyusun un media media kultur kultur jaring jaringan an sangat sangat banyak banyak macamna. Oleh karena itu, penyimpanannya memerlukan pengaturn yang khusus supaya supaya mudah mecarinya. mecarinya. Penyimpanan Penyimpanan yang tidak tidak teratur teratur akan mempelambat mempelambat
dala dalam m peker pekerja jaan an,, misa misalny lnya a dala dalam m menc mencar arii sala salah h sau sau ko komp mpon onen en medi media a saja saja membutuhkan waktu yang lama. Bahan kimia yang mahal harganya seperti hormon tumbuh dan enzim untuk isolasi protoplas harus disimpan dala ruangan yang sejuk. Alat-a Alat-alat lat dari dari gelas gelas sepert sepertii erlenm erlenmeye eyer, r, gelas gelas ukurda ukurdan n alat alat gelas gelas lainny lainnya a perlu perlu disimpan dalam almari tersendiri. Ruang Preparasi.
Di dalam ruangan ini disediakan peralatan dan tempat untuk mencuci alatalat laboratorium yang akan digunakan. Peralatan yang ada antara lain keranjangkeranjang plastik untuk tempat peralatan yang baru dicuci. Ruang Penimbangan dan Sterilisasi.
Bermac Bermacamam-mac macam am media media kultur kultur jaring jaringan an dijua dijuall dalam dalam bentuk bentuk kemasa kemasan n dengan harga yang relatif mahal. Oleh karena itu, staf labolatorium lebih senang meramu sendiri medum tanam yang dibutuhkannya.dengan demikian dibutuhkan lat untuk menimbang semua komponen bahan kimia tersebut. Misalnya menimbang bahan kimia makro dan mikro. Rumah Kaca (Green House)
Rumah kaca adalah suatu bangunan yang atap dan sekeliling dinding bagian atasnya terbuat dari kaca. Tujuan penyediaan rumah kaca adalah untuk tempat meleta meletakka kkan n pot-p pot-pot ot bibit bibit tanama tanaman, n, baik baik bibit bibit yang yang akan akan dijad dijadika ikan n bahan bahan kultur kultur jar jarina inang ng maup maupun un bibi bibitt hasi hasill dari dari kult kultur ur jari jaring ngan an yang yang sudah sudah siap siap djua djuall atau atau dipelihara sendiri. B. Ruang Tidak Mutlak Steril Ruang Planlet.
Ruanga Ruangan n ini menggu menggunak nakan an alat alat pendin pendingi gi (AC), (AC), maka maka temper temperatu aturr ruanga ruangan n dapat dapat mencapai sekitar 25OC sehingga ideal bagi pertumbuhan planlet . Botol-botol yang berisi planlet jumlahnya dapat mencapai ratusan. Oleh sebab itu, dalam ruangan ini
perl perlu u dise disedi diak akan an rakrak-ra rak k alum alumuni uniau aum m yang yang dasr dasrny nya a berl berlob oban angg-lo loba bang ng untuk untuk meletakkan botol-botol tersebut secara teratur dan rapi. Ruang Inkubator.
Eksp Ekspla lan n
yang yang suda sudah h
dita ditana nam m
dala dalam m
medi media a
kult kultur ur jrin jringa gan n
perl perlu u
dipa dipant ntau au
pertumbuhannya setiap hari. Untuk pemantauan ini perlu ruangan khusus yang keadaannya lebih steril dari ruang planlet , yaitu ruang inkubator . Ruang Ruang inkuba inkubator tor harus harus memili memiliki ki suhu kurang kurang lebih lebih 25OC dan harus harus dilengk dilengkap apii dengan dengan lampulampu-lam lampu pu neon, neon, kar karena ena eksplan yang yang ditumb ditumbuhka uhkan n dalam dalam ruanga ruangan n inkubasi membutuhkan temperatru dan cahaya yang dapat diatur dan disesuaikan dengan jenis eksplannya. Ruang Shaker dsn Enkas.
Ekspl Eksplan an yang yang baru baru dita ditana nam m dan dan diin diinku kuba basi sika kan n dala dalam m ruang ruang inku inkuba bato torr ak akan an menghasilkan kalus. Bila kalus ini cukup umur, maka dapat diperlukan suspensi sel , yaitu menumbuhkan suatu eksplan atau kalus dengan menggunakan media cair (media yang tidak menggunakan zat pemadat atau agar), kemudian digojok di atas shaker .
Hasil pertumbuhan kalus ini adalah berupa protokormus atau dalam istilah asing disebut plb ( protocorm like bodies). Bentuk protocormus adalah bulat-bulat padat dan berwar berwarna na hijau. hijau. Bila Bila kea keadaa daan n protocormus sudah sudah kea keadaa daan n demiki demikian an maka maka sudah siap dipindahkan kedalam media padat untuk di tumbuhkan menjadi planlet . Enksa juga sering di letakkan dalam satu ruang dengan shaker, kegunaan enkas ini sama dengan Laminar Air Flow Cabinet, yaitu untuk menabur eksplan. C. Ruang Mutlak Steril. Ruang Penabur.
Ruang penabur biasanya di buat dengan ukuran yang tidak terlalu besar, yaitu 2x3 m2. tujuannya adalah agar pelaksanaan sterilisasi ruangannya tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak mengalami kesulitan.
Dindin Dinding g ruang ruang penabu penaburr dileng dilengkap kapii dengan dengan porsel porselin, in, sehing sehingga ga steril sterilisa isasi si mudah mudah dilakukan. Sterilisasi ruangan dilakukan dengan cara menyemprotkan alkohol 96% dengan hand-sprayer. Sedangkan sterilisasi lantai dengan menggunakan kain pel yang dibasahi alkohol 96%. Sterilisasi Sterilisasi ini mutlak harus dilakukan dilakukan menjelang menjelang ruang penabur akan digunakan. Bila saat calon penabur akan memasuki ruangan, lampu ultra violet harus dimatkan terl terleb ebih ih dahu dahulu lu ke kemu mudi dian an meny menyal alak akan an lamp lampu u neon neon bias biasa a dan dan calo calon n pena penabu burr diperb diperbole olehka hkan n memasu memasuki ki ruanga ruangan n terseb tersebut. ut. Sebai Sebaiknya knya,, pada pada saat saat akan akan keluar keluar lampu neon di matikan dan setelah keluar menutup daun pintu kembali lampu ultra violet dinyalakan. Dengan demikian steril ruangan dapat dijamin. 5. BAB V (MEDIA TANAM KULTUR JARINGAN) A. Unsur-unsur Unsur-unsur yang Dibutuhkan Tanaman
Sebelum Sebelum menguraika menguraikan n cara-cara cara-cara membuat medium medium kultur jaringan, maka terl terleb ebih ih dahu dahulu lu kita kita harus harus meng menget etah ahui ui unsur unsur-un -unsur sur yang yang dibu dibutu tuhka hkan n untuk untuk pertum pertumbuh buhan an tanama tanaman. n. Unsur-un Unsur-unsur sur yang yang dibuth dibuthkan kan tanama tanaman n dikel dikelomp ompokk okkan an menjadi: 1. Garam-garam Anorganik
Setiap tanaman membutuhkan paling sedikit 16 unsur untuk pertumbuhannya yang normal. Tiga unsur di antaranya adalah C,H,O yang di ambil dari udara, sedangkan 13 unsur yang lain berupa pupuk yang dapat diberikan melalui akar atau melalui daun. Pada perbanyakan tanaman secara kultur jaringan. Semua unsur tersebut dibutuh dibutuhkan kan oleh oleh tanama tanaman n untuk untuk pertumb pertumbuha uhannya nnya.. Ada unsur unsur yang yang dibutuh dibutuhkan kan tanaman dalam jumlah besar yang disebut unsur makro, ada pula yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit tetapi harus tersedia yang disebut unsur mikro . 2. Zat-zat Organik
Zat-zat organik yang biasanya ditambahkan dalam medium kultur jaringan adalah sukrosa, mio inositol, asam amino, dan zat pengatur tumbuh. Sedangkan sebagai tambahan biasanya diberi zat organik lain seperti air kelapa, ekstrak ragi, pisang, tomat, toge dan lain-lain. B. Kegunaan Setiap Unsur Bagi Tanaman
setelah kita mengetahui unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, maka sebe sebelu lum m kita kita mene menent ntuka ukan n unsur unsur-un -unsur sur yang yang ak akan an digu diguna naka kan n untu untuk k mera meramu mu medium kultur jaringan perlu mengetahui terlebih dahulu kegunaan unsur-unsur tersebut bagi pertumbuhan tanaman atau jaringan tanaman. 1. Unsur Nitrogen (N)
Kegu Ke guna naan an unsu unsurr
Nitr Nitrog ogen en bagi bagi tana tanama man n
adal adalah ah untu untuk k
meny menyub ubur urka kan n
tana tanama man, n, seba sebab b unsu unsurr N dapa dapatt memb memben entu tuk k prot protei ein, n, lema lemak k dan dan berb berbag agai ai persenyawaan organik yang lain. 2. Unsur Fospor (P)
Dibutuhkan oleh tanaman untuk membentuk karbohidrat. Maka, unsur P ini dibutuhkan secara besar-besaran pada waktu pertumbuhan benih. 3. Unsur Kalium (K)
Memperkuat Memperkuat untuk tubuh tanaman, karena unsur ini dapat digunakan untuk memperkuat serabut-serabut akar, sehingga daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. 4. Unsur Sulpur (S)
Unsu Unsurr
ini ini
digun iguna aka kan n
untu untuk k
prose roses s
pemb embentu entuka kan n
anak anaka an
sehi sehing ngga ga
pertumbuhan dan ketahanan tanaman terjamin. 5. Unsur Kalsium (Ca)
Digunakan untuk merangsang pembentukkan bulu-bulu akar, mengeraskan batang dan merangsang pembentukkan biji. 6. Unsur Magnesium (Mg)
Digunakan tanaman sebagai bahan mentah untuk ppembentukkan sejumlah protein. 7. Unsur Besi (Fe)
Unsur ini digunakan digunakan sebagai penyangga (chelati (chelati agint) agint) yang sangat penting penting untuk untuk menyagg menyagga a kestab kestabila ilan n pH media media selama selama diguna digunakan kan untuk untuk menumb menumbuhka uhkan n jaringan tanaman. 8. Unsur Sukrosa
Unsur ini sering ditambahkan pada medium kultur jaringan sebagai sumber energi yang diperlukan untuk induksi kalus. 9. Unsur Glukosa atau Fruktosa
Unsur ini dapat digunakan sebagai unsur pengganti sukrosa karena dapat merangsang beberapa jaringan. 10. Unsur Mio-inositol
Penambahan unsur ini pada medium bertujuan untuk membantu diferensiasi dan pertumbuhan sejumlah jaringan. 11. Unsur Vitamin
Vitamin-vitamin yang sering digunakan dalam mediumklutur jaringan antara lain lain adalah adalah Thiamin . Thiamin adala adalah h vitami vitamin n esensi esensial al yang yang digunak digunakan an untuk untuk medium kultur jaringan. 12. Unsur Asam Amino
Unsur ini diunakan oleh tanaman untuk proses pertumbuhan dan diferensiasi sel. Kebutuhan unsur asam amino oleh tanaman berbeda.
13. Unsur Zat Pengatur Tumbuh.
Zat penga pengatur tur tumbuh tumbuh pada pada tanama tanaman n adalah adalah senywa senywa organi organik k bukan bukan hara, hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. Zat pengatur tumbuh dalam tanaman terdir dari lima kelompok yaitu, Auksin, Sitokinin, Giberelin, Etilen dan Inhibitor dengan ciri khas dan pengaruh yang berlainan terhadap proses fisiologis. Zat pengatur tumbuh sangat sangat diperlukan diperlukan sebagai komponen medium bagi pertumbuhan pertumbuhan dan diferensiasi . Tanpa Tanpa penamb penambaha ahan n zat pengat pengatur ur tumbuh tumbuh dalam dalam medium, pertumbuhan sangat terhambat bahkan tidak akan tumbuh sama sekali. C. Bentuk Fisik Media Tanam
Media tanam harus berisi semua zat yang diperlukan untuk menjamin pertumbuhan eksplan. Bahan-bahan yang diramu berisi campuran garam mineral sumber unsur
makro dan unsur mikro, gula , vitamin, protein, dan hormon tumbuh. media tanam dalam kultur jaringan adalah tempat untuk tumbuh eksplan. Media tanam tersebut dapat berupa larutan (cair) atau padat. Media cair berarti campuran-campuran zat
kimia dengan air suling, sedangkan media padat adalah media zat cair tesebut ditambah dengan zat pemadat agar. D. Faktor Lingkungan 1. Keas Keasam aman an (pH) (pH)
Keasam Keasaman an pH adalah adalah nilai nilai deraza derazatt kea keasam saman an atau atau kebasa kebasaan an dari dari laruta larutan n dala dalam m air. air. Ke Keas asam aman an (pH) (pH) suatu suatu laru laruta tan n menya menyata taka kan n ka kada darr dari dari ion ion H dala dalam m larutan. Nilai di dalam pH berkisar antara 0 (sangat asam) sampai 14 (sangat basa), sedangkan titk netral adalah pH pada 7. SelSel-se sell
tana tanama man n
yang yang
dike dikemb mban angk gkan an
deng dengan an
tekn teknik ik
kult kultur ur
jari jaring ngan an
mempunyai toleransi pH yang relatif sempit dengan titik optimal antara pH 5,0-6,0. Bila eksplan mulai tumbuh, pH dalam lingkungan kultur jaringan tanaman umumnya akan naik apabila nutrein habis terpakai. Pengukuran pH dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter, atau bila mengin mengingi ginka nkan n yang yang lebih lebih prakti praktis s dan murah murah dapat dapat digunak digunakan an ker kertas tas pH. Bila Bila ternyata pH medium masih kurang normal, maka dapat ditambah KOH 1-2 tetes. Sedangkan apabila pH melampaui batas normal dinetralkan dengan penambahan HCL. 2. Kele Kelemb mbap apan an
Kelembapan relatif (RH) lingkungan biasanya mendekati 100%. RH sekeliling kultur kultur mempen mempengar garuhi uhi pola pola pengem pengemban bangan gan.. Jadi, Jadi, pengat pengatura uran n RH pada pada kea keadaa daan n tertentu memerlukan suatu bentuk diferensiasi Khusus. 3. Cahaya
Intensi Intensitas tas cahaya cahaya yang yang rendah rendah dapat dapat memper memperting tinggi gi embriogenesis dan organogenesis.
Cahay haya
ultra
violet
dapat
mendorong
pertumbuhan han
dan
pembentukan tunas dari kalus tembakau pada intesitas yang rendah. 4. Temperatur
Tem Tempe pera ratu turr yang yang dibu dibutu tuhka hkan n untuk untuk dapa dapatt terj terjad adii pert pertum umbu buha han n yang yang optimum umumnya adalah berkisar di antara 20 0-300C. Sedangkan temperatur yang optimum untuk pertumbuhan kalus endosperm adalah sekitas 25 0C. E. Pembuatan Media Tanam
Sebelu Sebelum m membua membuatt medium, medium, maka maka terleb terlebii dahulu dahulu kita kita harus harus menent menentuka ukan n medium apa yang akan kita buat. Jenis medium dengan komposisi unsur kimia yang berbeda dapat digunakan untuk media tumbuh dari jaringan tanaman yang berbeda pula. Misalnya media Vacin Went sangat baik untuk media tumbuh anggrek. Tetapi tidak tidak cocok cocok untuk untuk media media tumbuh tumbuh lain. lain. Untuk Untuk eksplan dair dair tanama tanaman n keras keras sring sring menggunakan menggunakan medium medium WPM, sedangkan untuk tanaman semusim (sayuran dan tanaman hias) sering menggunakan medium MS. Medium Kundson C cocok untuk menanam eksplan kelapa kopyor dan anggrek. Untu Untuk k
memb membua uatt
medi media a
kult kultur ur
jari jaring ngan an,,
bias biasan anya ya
meni menimb mban ang g
seti setiap ap
kompon komponen en bahan bahan kimia kimia yang yang terdap terdapat at pada pada resep resep medium medium dasar. dasar. Langka Langkah h ini kurang praktis karena memakan banyak waktu dan mengurangi ketepatan. Selain itu, itu, timban timbangan gan yang yang diguna digunakan kan untuk untuk menimb menimbang ang sejuml sejumlah ah kecil kecil bahan bahan kimia kimia kadang-kadang tidak tersedia. Kendala ini dapat diatasi dengan membuat larutan stoc terlebih dahulu, kecuali untuk unsur makronya. Jadi perlu membuat larutan stoc mikro. 6.BAB VI (METODE PELAKSANAAN KULTUR JARINGAN) A. Metode Kultur Jaringan. 1. Dilihat dari Macam Media Tanam
Teknik kultur jaringan dapat dilaksanakan dengan dua metode yaitu: a. Metode Padat (Solid Method)
Metode pada dilakukan dengan tujuan mendapatkan kalus dan kemudian dengan medium diferensiasi yang berguna untuk menumbuhkan akar dan tunas sehingga kalus dapat tumbuh menjadi planlet . Media padat adalah media yang mengandung
semua komponen kimia yang dibutuhkan dibutuhkan oleh tanaman dan kemudian kemudian dipadatkan dipadatkan dengan menambahkan zat pemadat. Zat pemadat tersebut dapat berupa agar-agar batangan, agar-agar bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng yang yang memang khusus digunakan untuk media padat untuk kultur jaringan. Media yang terlalu padat akan mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab akar sulit untuk menembus ke dalam media. Sedangkan media yang terlalu lembek akan menyebabkan kegagalan dalam pekerjaan. Kegagalan dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam . Eksplan yang tenggelam tidak akan dapat tumbuh menjadi
kalus, karena tempat area kalus yaitu pada irisan (jaringan yang luka) tertutup oleh
medium. Meto Me tode de pada padatt dapa dapatt digu diguna naka kan n untuk untuk meto metode de kloning, untuk menumbuhkan menumbuhkan protoplas stelah diisolasikan, untuk menumbuhkan planlet dari protokormus stelah
dipindahkan dari suspensi sel , dan untuk menumbuhkan menumbuhkan planlet dari prtoplas yang sudah difusikan (digabungkan). b. Metode Cair(Liquid Metho) Penggunaan metode cair ini kurang praktis dibandingkan dengan metode padat, karena kar ena untuk untuk menumb menumbuhka uhkan n kalus kalus langsu langsung ng dari dari ekspal ekspaln n sangat sangat sulit sulit sehingg sehingga a keberha keberhasil silann annya ya sangat sangat kecil kecil dan hana tanama tanaman-ta n-tanam naman an terten tertentu tu yang yang dapat dapat berhasil. Oleh karena itu, penggunaan media cair lebih ditekankan untuk suspensi protokormus ini sel, yaitu untuk menumbuhkan plb (prtocor (prtocorm m like bodies). bodies). Dari protokormus nantinya dapat tumbuh menjadi planlet apabila dipindahkan kedalam media padat yang sesuai. Pembuatan media cair jauh lebih cepat daripada media padat, karena kita tidak p erlu erlu
mema memana nask skan anny nya a
untu untuk k
mela melaru rutk tkan an
agar agar-a -aga gar. r.
Medi Me dia a
cair cair
juga juga
tida tidak k
memerlukan zat pemadat sehingga keadaannya tetap berupa larutan nutrein. 2. Dilihat dari Bahan atau Eksplan yang Dipakai
Bila dilihat dilihat dari macam bahan yang digunakan, digunakan, maka metode kultur jaringan yang telah dikenal sekarang antara lain adalah: 1) Kultur meristem. 2) Kultur antera 3) Kultru endosperma 4) Kultur suspensi sel 5) Kultur protoplas 6) Kultur embrio 7) Kultur spora 8) Dan lain-lain
3. Dilihat dari Cara Pemeliharaan
yang telah telah ditana ditanam, m, agar agar dapat dapat tumbuh tumbuh menjad menjadii kalus dan kemudian kemudian Eksplan yang menjadi planlet , membutuhkan pemeliharaan yang rutin dan tepat. Artinya, eksplan atau kalus yang sudah waktunya untuk dipindahkan ke dalam media tanam yang baru harus segera dilaksanakan, tidak boleh sampai terlambat. Pemindahan yang terlambat dapat menyebabkan pertumbuahn eksplan atau kalus dapat terhenti atau dapat mengalami brownig atau terkontaminasi oleh jamur atau bakteri. B. Pelaksanaan Kultur Jaringan 1. Sterilisasi Alat Penabur
Sebelum digunakan, enkas harus diterilisasi dengan menggunakan hand sprayer berisi spirtus atau campuran formalin 10% dan alkohol 70%, dengan perbandinga 1:1. setelah disemprot kemudian dibiarkan terlebih dahulu kurang lebih 10 menit, baru kemudian boleh digunakan. 2. Sterilisasi Alat dan Medium
Alat-alat dissecting –set dan glass ware yang akan digunakan untuk kultur jaringan, setela setelah h dicuci dicuci dan dikeri dikeringk ngkan an kemudi kemudian an dibung dibungkus kus dengan dengan ker kertas tas payung payung dan dister disterili ilisas sasii di dalam dalam autokl autoklaf af dengan dengan suhu 121
o
C, teka tekana nan n 15 lb, lb, dan dan lama lama
sterilsiasi 20-30 menit. Botol-botol eksplan yang sudah berisi medium setelah ditutup dengan alumunium foil, kemudian disterilisasi. Sterilisasi medium lebih sedikit waktunya dibandingkan dengan sterilisasi alat-alat, yakni 15 menit, tetapi suhu dan tekannya sama. 3. Sterilisasi Eksplan
Sterilisasi eksplan dilaksanakan dengan dua cara yaitu: a. Sterilisasi Eksplan secara Mekanis Cara Ca ra ini ini digu diguna naka kan n untuk untuk eksplan yang yang ke kera ras s atau atau berd berdag agin ing, g, yait yaitu u deng dengan an membakar eksplan tersebut di atas lampu spirtus sebanyak tiga kali. b. Sterilisasi Eksplan secara Kimiawi Sterilisasi ini gunakan untuk eksplan yang lunak. Sterilisasi ini menggunakan bahan kimia. Bahan-bahan yang digunakan untuk sterilisasi: Sodium hipoklorit
Mercuri chlorit
Alkohol 70%
4. Menabur Eksplan
Menabur Menabur ekspla eksplan n dilak dilakuka ukan n di dalam dalam Lamina Laminarr Air Flow Flow Cabinet Cabinet dengan dengan kondis kondisii aseptik. Sebelum kita bekerja di dalam laminar air flow cabinet, semua perhiasan tangan harus dilepas, dan tangan dibasuh terlebih dahulu dengan alkohol 70%. Eksplan yang siap ditaman dipotng dengan menggunakan scalpel di dlam cawan
petri. Potongan eksplan dimasukan kedalam erlenmeyer yang berisi media tumbuh, hingga permukaan yang teriris bersentuhan dengan medium. Setelah semua pekerjaan menabur selesai, kemudian alat-alat yang sudah dipakai dibersihkan. 5. Melaksanakan Sub-Kultur
Dalam waktu satu sampai dua minggu, eksplan akan tumbuh menjadi kalus. Kalus adalah suatu masa sel yang terbentuk pada permukaan eksplan atau irisan eksplan. Kalus ini akan tumbuh pada media eksplan yang padat., sedangkan pada media cair
akan tumbuh plb (protokormus) adalah suatu suatu usaha usaha untuk untuk mengga mengganti nti media media kultur kultur jaring jaringan an dengan dengan Sub-kultur adalah media yang baru, sehingga sehingga kebutuhan nutrisi untuk kalus atau protokormus protokormus dapat dapat terpenuhi. III. PEMBAHASAN
Dari hasil perbandingan antara buku yang saya buat ini bila dibandingkan dengan buku kultur jaringan yang lain ternyata pada laporan buku yang saya buat ini masih banyak kekurangannya yaitu: Masalah-masalah Masalah-masalah Dalam Kultur Jaringan
Dalam Dalam kegiatan kegiatan kultur jaringan, tidak sedikit masalah-mas masalah-masalah alah yang muncul sebaga sebagaii pengga penggangg nggu u dan dan bahkan bahkan menjad menjadii penyeb penyebab ab tidak tidak tercap tercapain ainya ya tujuan tujuan kegiatan kultur yang dilakukan. Gangguan kultur secara umum dapat muncul dari bahan yang ditanam, dari lingkungan kultur, maupun dari manusianya.
Permasalahan dalam kultur ada yang dapat diprediksi sebelumnya dan ada pula pula yang yang sulit sulit dipred diprediks iksii kejad kejadian iannya nya.. Untuk Untuk yang yang tidak tidak dapat dapat dipred diprediks iksi, i, car car mengatasinya tidak dapat secara preventif tetapi diselesaikan setelah kasus itu muncul. Adapun masalah-masalah yang terjadi dalam kultur jaringan yaitu: 1) Kontaminasi
adalah ganggu gangguan an yang yang sangat sangat umum terjad terjadii dalam dalam kegiat kegiatan an Kontaminasi adalah kultur jaringan. jaringan. Munculnya Munculnya gangguan gangguan ini bila dipahami dipahami secara secara mendasar mendasar adalah adalah merupa merupakan kan sesuat sesuatu u yang yang sangat sangat wajar wajar sebaga sebagaii konseku konsekuens ensii pengg pengguna unaan an yang yang diperkaya. Penomena kontaminasi sangat beragam, keragaman tersebut dapat dilihat dari jenis kontaminasinya (bakteri, jamur, virus, dll). Upaya mencegah terjadinya kontaminsai. Biasak Biasakan an member membersih sihkan kan berba berbaga gaii sarana sarana yang yang diper diperluk lukan an dalam dalam kultur kultur jaringan. Yakinkan bahwa proses sterilisasi media secara baik dan benar.
Lakuka Lakukan n proses proses penana penanaman man bahan bahan pada pada kea keada daan an anda anda nyaman nyaman dan cari cari waktu yang longgar. 2) Pencoklatan/browning Pencoklatan adalah suatu karakter munculnya warna coklat atau hitam yang
seri sering ng memb membua uatt tida tidak k terj terjad adiny inya a pert pertumb umbuha uhan n dan dan perk perkem emba bang ngan an eksplan. Peristiwa Peristiwa pencoklata pencoklatan n sesunggguhny sesunggguhnya a merupakan merupakan peristiwa peristiwa alamiah alamiah yang biasa biasa yang sering terjadi. Pencoklatan umumnya merupakan suatu tanda-tanda kemunduran fisiologi eksplan dan tidak jarang berakhir pada kematian eksplan.
3) Vitrifikasi Vitrifikasi adalah suatu istilah problem pada kultur yang ditandai dengan:
Munculnya pertumbuhan dan pertumbuhan yang tidaknormal.
Tanaman yang dihasikan pendek-pendek atau kerdil.
Pertrumbuhan batang cenderung ke arah penambahan diameter
Tanaman utuhnya menjadi sangat turgescent .
Pada daunnya tidak memiliki jaringan pallisade..
4) Variabilitas Genetik
Bila Bila kultur kultur jaring jaringan an digun digunaka akan n untuk untuk upaya upaya perban perbanyak yakan an tanama tanaman n yang yang seragam dalam jumlah yang banyak, dan bukan sebagai upayapemuliaan tanaman maka variasi genetik adalah kendala. Variasi genetik dapat terjadi pada kultur in vitro karena:
Laju multiflikasi yang yang tingg tinggi, i, varias variasii terjad terjadii kar karena ena terjad terjadiny inya a sub kultur kultur berulang yang tidak terkontrol Penggunaan teknik yang tidak sesuai.
yang pali paling ng umum umum terj terjad adii pada pada kultur Variasi Variasi genetik genetik yang kultur kalus kalus dan kultur tersebut ut terjad terjadii kar karena ena munculny munculnya a sifat sifat instabilitas kromosom suspensi sel, hal terseb mungkin akibat teknis kultur, media atau hormon. Cara mengatasi mengatasi problem problem variasi tentunya tidak tidak sederhana, sederhana, harus variasi genetik genetik tentunya memperhatikan aspek yang dikulturkan. 5) Pertumbuhan dan Perkembangan
Problem utama berkaitan dengan proses pertumbuhan adalah bila eksplan yang ditanam mengalami stagnasi, dari mulai tanam hingga kurun waktu tertentu tidak mati tetapi tidak tumbuh. Untuk menghindari menghindari hal itu dapat dapat dilakukan dilakukan dengan preventif menghindari bahan tanam yang tidak juvenil atau tidak meristematik . Karena awal pertumbuhan
eksplan akan dimulai dari sel-sel yang muda yang aktif membelah, atau dari sel-sel
tua yang muda kembali. Media juag dapat menjadi sebab terjadinya stagnasi pertumbuhan, karena dari dari kondis kondisii medial medialah ah suatu suatu sel dapat dapat atau atau tidak tidak terdor terdorong ong melaku melakukan kan proses proses pembelahan dan pembesaran dirinya. Pada Pada proses proses klutur klutur jaring jaringan an yang yang bersif bersifa a inderict embriogenesis, embriogenesis, tahapan pembentukan kalus harus dilanjutkan dengan mendorong induksi embriosomatik embriosomatik dari sel-sel kalus. Terjadinya embrio somatik dapat secara endogen atau eksogen. 6) Praperlakuan
Masalah pada kegiatan in vitro bukan hanya dari penanaman eksplan saja, pertum pertumbua buahn hn dan perkem perkemban bangan gannya nya dlama dlama botol botol saja saja tetapi tetapi juga juga sangat sangat bisa bisa dipengaruhi oleh persyaratan kegiatan prapelakuan. Pada kasus ini masalah akan muncul bila kegiatan prapelakuaan tidak dilakukan. Prapelakuan dilakukan umumnya untuk tujuan-tujuan tertentu, secara umum
adalah dalam rangka menghilangkan hambatan. Hambatan apat berupa hambatan Hambatan an berupa berupa bahan bahan kimia kimia penang penangana anannya nnya harus harus kemikalis kemikalis,, fisik, fisik, biologis biologis.. Hambat dimula dimulaii dari dari pengen pengenala alan n senyaw senyawa a aktif, aktif, potensi potensi ganggu gangguan, an, proses proses reaksi reaksi dan alternatif pengelolaannya. 7) Lingkunagn Mikro
Masalah Masalah lingkungan lingkungan inkubator juga juga tidak tidak bisa bisa diaba diabaiak iakan an kar karena ena ini juga juga sering sering menjad menjadii masala masalah. h. Suhu Suhu ruanga ruangan n inkubator sangat sangat menentukan menentukan optimasi optimasi pertumbuhan eksplan, suhu yang terlalu rendah aatau tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada eksplan. Kebutu Kebutuhan han antara antara satu satu tanana tananaman man denga dengan n tanama tanaman n yang yang lain lain berbed berbeda, a, namunddemikian solusinya sulit dilakukan mengingat umumnya ruangan inkubator suatu ruangan laboratorium kultur jaringan tidak bisa dibuat variasi antara satu ruangan dengan bagian ruangan yang lainnya. Sehingga optimasi pertumbuhan tidak bisa diharapkan sama antara kultur yang satu dengan kultur yang lain. IV. SIMPULAN
Dari Dari hasil hasil pembua pembuatan tan lapora laporan n buku buku ini dapat dapat disimp disimpulk ulkan an bahwa bahwa kultur adalah budida budidaya ya dan dan jaringan adal adalah ah seke sekelo lomp mpok ok sel sel yang yang jaringan. Kultur adalah memp mempun unya yaii
bentu entuk k
dan dan
fungs ungsii
yang yang
sama ama.
jad jadi,
kult kultur ur
jar jaringa ingan n
bera berart rtii
membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya. Manfaat dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul. Dala Dalam m ke kegi giat atan an kult kultur ur jari jaring ngan an perl perlu u meme memerl rluk ukan an baha bahan-b n-bah ahan an yang yang dibutuhkan dalam proses kegiatan kultur jaringan. Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan diantaranya: Unsur hara makro dan mikro Zat Pengatur tumbuh Aquades Vitamin Agar Gula Ekstrak-ekstrak organik (ekstrak air kelapa, ekstrak tomat, dll).
Sumber: hamdan-motor.blogspot. hamdan-motor.blogspot.com com
MANFAAT / KEUNTUNGAN KULTUR JARINGAN
1. 2. 3. 4.
Bibit (hasil) (hasil) yang didapat didapat berjumlah berjumlah banyak banyak dan dalam waktu waktu yau~g singkat singkat Sifat Sifat ident identik ik denga dengan n induk induk Dapat diperoleh diperoleh sifatsifat-sifat sifat yang yang dikehen dikehendaki daki Metabolit Metabolit sekunder sekunder tanaman segera segera didapat tanpa tanpa perlu menunggu menunggu tanaman dewasa dewasa
Manfaat Kultur Jaringan.
Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi danmorfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul. Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas secara khusus kegunaan dari kultur jaringan terhadap berbagai ilmu pengetahuan.( hamdanmotor.blogspot.com/2008/07/kultur-jaringan.html motor.blogspot.com/2008/07/kultur-jaringan.html - 169k -) -) Manfaat lain adalah: · Bibit (hasil) yang didapat berjumlah banyak dan dalam waktu yang singkat · Sifat identik dengan induk · Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki · Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa (all by ftp.ui.edu) Sumber: http://www.scribd.com/doc/21288531/Kultur-jaringan
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian bagian tanama tanaman n sepert sepertii daun, daun, mata mata tunas, tunas, serta serta menumb menumbuhka uhkan n bagian bagian-ba -bagia gian n tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh tumbuh dalam dalam wadah wadah tertut tertutup up yang yang tembus tembus cahaya cahaya sehing sehingga ga bagian bagian tanama tanaman n dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari dari teknik teknik kultur kultur jaring jaringan an adalah adalah perbay perbayaka akan n tanama tanaman n dengan dengan menggu menggunak nakan an bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususn khususnya ya untuk untuk tanama tanaman n yang yang sulit sulit dikemb dikembang angbia biakka kkan n secara secara genera generatif tif.. Bibit Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang yang besar besar sehing sehingga ga tidak tidak terlal terlalu u membut membutuhka uhkan n tempat tempat yang luas, luas, mampu mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah: 1) Pembuatan media 2) Inisiasi 3) Sterilisasi 4) Multiplikasi 5) Pengakaran 6) Aklimatisasi Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan diperlukan juga bahan tambahan tambahan seperti agar, gula, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan ditempatkan pada tabung reaksi atau atau botol-botol kaca. Media yang digunakan digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya memanaskannya dengan autoklaf. Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk un tuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata merata pada peralatan peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril. Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan pertumbuhan eksplan. Tabung
reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar. Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri). Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bede bedeng. ng. Pemi Pemind ndah ahan an dila dilaku kuka kan n seca secara ra hati hati-ha -hati ti dan dan bert bertah ahap ap,, yait yaitu u deng dengan an memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serang serangan an hama hama penya penyakit kit kar karena ena bibit bibit hasil hasil kultur kultur jaring jaringan an sangat sangat rentan rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara u dara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi deng dengan an ling lingkun kunga gan n barun barunya ya maka maka seca secara ra bert bertah ahap ap sungk sungkup up dile dilepa pask skan an dan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif. Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang yang dikemb dikembang angbia biakka kkan n dengan dengan teknik teknik kultur kultur jaring jaringan, an, antara antara lain lain adala adalah: h: jati, jati, sengon, akasia, dll. Bibi Bibitt hasi hasill kult kultur ur jari jaring ngan an yang yang ditan itanam am di beber eberap apa a area areall menu menunj njuk ukka kan n pertum pertumbuh buhan an yang yang baik, baik, bahkan bahkan jati jati hasil hasil kultur kultur jaring jaringan an yang yang sering sering disebu disebutt dengan dengan jati jati emas emas dapat dapat dipan dipanen en dalam dalam jangka jangka waktu waktu yang yang relati relatiff lebih lebih pendek pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengus pengusaha aha kar karena ena akan akan memper memperole oleh h hasil hasil yang yang lebih lebih cepat. cepat. Selain Selain itu, itu, dengan dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-lahan yang kosong dapat c KEUNTUNGAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN
¨ Pengadaan bibit tidak tergantung musim ¨ Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit) ¨ Bibit yang dihasilkan seragam ¨ Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (meng gunakan organ tertentu) ¨ Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah
dan mudah ¨ Dalam proses pembibitan bebas dari gang guan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya KULTUR jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk m em em bu bu at at b ag ag ia ia n t an an am am an an ( ak ak ar ar , t un un as as , j ar ar in in ga ga n t um um bu bu h t an an am am an an ) tumbuh menjadi tanaman utuh (sempurna) dikondisi invitro (didalam gelas). Keuntungan dari kultur jaringan lebih hemat tempat, hemat waktu, dan tanaman yang diperbanyak dengan kultur jaringan mempunyai sifat sama atau seragam dengan induknya. Contoh tanaman yang sudah lazim diperbanyak secara kultur jaringan adalah tanaman anggrek. Kola Lemahkan Tulang
BOSTON – Konsumsi senyawa kola yang berlebihan pada tubuh, menurut penelitian baru-baru ini, membuat tulang manusia, terutama wanita menjadi makin lemah. Hasil tersebut ditemukan oleh Dr. Katherine L. Tucker dari Universitas Boston, yang melakukan studi korelasi kelemahan tulang pada 2500 peminum kola, yang dilangsir kantor berita AP awal minggu ini. Pada penelitiannya tersebut, Dr. Katherine menemukan bahwa peminum kola, memiliki tingkat kekuatan tulang lebih rendah daripada orang yang tidak meminum kola. “Tingkat kekuatan tulang dikenal dengan istilah BMD atau Bone Mineral Density, yang mempengaruhi berbagai masalah kerapuhan tulan,” paparnya. “Karena kola merupakan salah satu minuman terpopuler yang ada saat ini. Hasil penelitian ini seharusnya diumumkan secara luas, karena berpengaruh pada taraf kesehatan kita,” urainya, pada artikel yang telah dimuat di bulan Oktober ini di Jurnal Klinik Nutrisi Amerika. Penelitian ini juga menunjukan kebanyakan peminum kola perempuan memiliki tingkat kerapuhan tulan lebih besar. Dalam catatannya, menurut Dr. Katherine hal ini dimungkinkan karena banyak wanita lebih banyak meminum susu, namun banyak meminum soda pada kola. Fenomena ini dijelaskan oleh Dr. Katherine dikarenakan kola mengandung zat bernama phosporic acid. Zat tersebut menyerap fungsi kalsium k alsium yang telah masuk dalam tubuh sehingga mineral yang ada dalam kalsium, yang seharusnya dapat membantu proses penguatan tulang menjadi hilang. “Sayangnya baru sekarang ada bukti kuat, yang menyatakan zat berkarbonasi seperti kola, ternyata sangat berpengaruh pada tulang,” tambah Katherine. Sementara itu, pada kaum lelaki, lebih sedikit efek perapuhan tulang yang dikarenakan konsumsi kola. (slg)
Bioteknologi Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, navigasi , cari
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, bakteri, jamur, jamur, virus, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup ( enzim, enzim,
alkohol) alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembang perkembangan an bioteknol bioteknologi ogi tidak hanya didasari didasari pada biologi semata, tetapi juga pada pada ilmu ilmu-il -ilmu mu tera terapa pan n dan dan murni murni lain lain,, sepe sepert rtii biokimia, biokimia, komputer, komputer, biologi molekular, molekular, mikrobiologi, mikrobiologi, genetika, genetika, kimia, kimia, matematika, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. lalu. Sebaga Sebagaii conto contoh, h, di bidang bidang teknologi teknologi pangan pangan adalah adalah pembuatan pembuatan bir, bir, roti, roti, maupun keju yang yang sudah sudah dikena dikenall sejak sejak abad abad ke-19, ke-19, pemuliaan pemuliaan tanaman tanaman untuk menghasilkan varietas-va varietas-varie rietas tas baru baru di bidang bidang pertanian, pertanian, sert serta a pemuliaan pemuliaan dan reproduksi hewan. hewan. Di bidang medis, medis, penerapan bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, vaksin, antibiotik, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. sempurna. Perubahan Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal. Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. maju. Kemaju Kemajuan an ini ditand ditandai ai dengan dengan ditem ditemuka ukannya nnya berbag berbagai ai macam macam teknol teknologi ogi semisal rekayasa genetika, genetika, kultur jaringan, jaringan, rekombinan DNA, DNA, pengembangbiakan sel sel indu induk k, kloning, kloning, dan dan lain lain-l -la ain. in. Te Tekn knol olog ogii ini ini memu memung ngki kink nkan an kita kita untu untuk k memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapa dapatt dise disemb mbuhk uhkan an,, sepert sepertii kanker ataupun AIDS. AIDS. Penel nelitian di bidang pengem pengemban bangan gan sel induk induk juga juga memung memungkin kinkan kan para para pender penderita ita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan, pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan dengan sifat sifat dan produk produk unggul unggul kar karena ena mengan mengandun dung g zat gizi yang yang lebih lebih jika jika diband dibanding ingkan kan tanama tanaman n biasa biasa,, serta serta juga juga lebih lebih tahan tahan terhad terhadap ap hama hama maupun maupun tekanan tekanan lingkungan. lingkungan. Penerapan Penerapan bioteknolo bioteknologi gi di masa ini juga dapat dapat dijumpai dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru. Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacammacam golongan. Sumber: www.dephut.go.i www.dephut.go.id/INFORMASI/setjen/PUSSTAN/info_5 d/INFORMASI/setjen/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_11.htm _1_0604/isi_11.htm
Media Kultur Jaringan Salah satu kesulitan dalam kultur jaringan tanaman adalah kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan optimum sangat berbeda pada tiap spesies, sehingga tidak ada media yang dapat direkomendasikan untuk semua tanaman. Penelitian – penelitian yang intensif pada kultur jaringan selama 50 tahun terakhir telah banyak mengembangkan media, beberapa diantaranya telah digunakan secara luas dalam kultur jaringan saat ini. Media ini diberikan pada Tabel 12.1. Bahan kimia dalam media biasanya ditentukan, artinya hanya hara tertentu yang dimasukkan ke dalam media, atau media dapat juga mengandung bahan tambahan kompleks seperti air kelapa atau jus jeruk yang mengandung zat pengatur tumbuh. 12.1. Komposisi Media Kultur Jaringan 12.1.1. Hara anorganik Ada 12 hara mineral yang penting untuk pertumbuhan tanaman dan beberapa hara yang dilaporkan mempengaruhi pertumbuhan in vitro. Untuk pertumbuhan normal dalam kultur jaringan, unsur – unsur penting ini harus dimasukkan dalam media kultur. Perbandingan 5 media pada Tabel 12.1 memperlihatkan bahwa unsur esensial ini dimasukkan pada masing – masing media tapi konsentrasinya berbeda karena diberikan dalam bentuk yang berbeda. 12.1.2. Hara organik Tanaman yang tumbuh dalam kondisi normal bersifat autotrof dan dapat mensintesa semua kebutuhan bahan organiknya. Meskipun tanaman in vitro dapat mensintesa senyawa ini, diperkirakan mereka tidak menghasilkan vitamin dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan yang sehat dan satu atau lebih vitamin mesti ditambahkan ke media. Thiamin merupakan vitamin yang penting, selain itu asam nikotin, piridoksin dan inositol biasanya ditambahkan.
Selain bahan organik tersebut, bahan kompleks seringkali ditambahkan, termasuk ekstrak ragi, casein hydrolysate, air kelapa, jus jeruk, jaringan pisang, dan lain – lain. Penambahan bahan kompleks ini menghasilkan media yang tak terdefinisi. Dengan penelitian yang cukup, semestinya bahan kompleks ini dapat diganti dengan zat tertentu, mungkin tambahan suatu vitamin atau asam amino. 12.1.3. Sumber karbon Tanaman dalam kultur jaringan tumbuh secara heterotrof dan karena mereka tidak cukup mensintesa kebutuhan karbonnya, maka sukrosa harus ditambahkan ke dalam media. Sumber karbon ini menyediakan energy bagi pertumbuhan tanaman dan juga sebagai bahan pembangun untuk memproduksi molekul yang lebih besar yang diperlukan untuk tumbuh.
Biasanya sukrosa pada konsentrasi 1 – 5% digunakan sebagai sumber karbon tapi sumber karbon lain seperti glukosa, maltosa, galaktosa dan laktosa juga digunakan. Ketika sukrosa diautoklaf, terjadi hidrolisis untuk menghasilkan glukosa dan fruktosa yang dapat digunakan lebih efisien oleh tanaman dalam kultur. 12.1.4 Agar Umumnya jaringan dikulturkan pada media padat yang dibuat seperti gel dengan menggunakan agar atau pengganti agar sperti Gelrite atau Phytagel. Konsentrasi agar yang digunakan berkisar antara 0.7 – 1.0%. Pada konsentrasi tinggi agar menjadi sangat keras, sedikit sekali air yang tersedia, sehingga difusi hara ke tanaman sangat buruk. Agar dengan kualitas tinggi seperti Difco BiTek mahal harganya tapi lebih murni, tidak mengandung bahan lain yang mungkin
mengganggu pertumbuhan. Pengganti lain seperti gelatin kadang – kadang digunakan pada lab komersial. Gel sintetis diketahui dapat menyebabkan hyperhidration (vitrifikasi) yang merupakan problem fisiologis yang terjadi pada kultur. Untuk mengatasi masalah ini, produk baru bernaman Agargel telah diproduksi ole Sigma. Produk ini merupakan campuran agar dan gel sintetis dan menawarkan kelebihan kedua produk sekaligus mengurangi problem vitrifikasi. Produk ini dapat dibuat di lab dengan mencampurkan 1 g Gelrite (Phytagel) dengan 4 g agar sebagai agen pengental untuk 1 L media. 12.1.5 pH pH media biasanya diatur pada kisaran 5.6 – 5.8 tapi tanaman yang berbeda mungkin memerlukan pH yang berbeda untuk pertumbuhan optimum. Jika pH lebih tinggi dari 6.0, media mungkin menjadi terlalu keras dan jika pH kurang dari 5.2, agar tidak dapat memadat. 12.1.6. Zat Pengatur Tumbuh Pada media umumnya ditambahkan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh akan dibahas tersendiri pada minggu 13. 12.1.7. Air Air distilata biasanya digunakan dalam kultur jaringan, dan banyak lab menggunakan aquabides (air destilata ganda). Beberapa lab, dengan alasan ekonomi, menggunakan air hujan, tapi ini menyebabkan sulit mengontrol kandungan bahan organik dan non-organik pada media. 12.2. Pemilihan Media Jika tidak ada informasi awal, biasanya mulai dengan media MS (Murashige dan Skoog 1962). Media ini mengandung konsentrasi garam dan nitrat yang lebih tinggi dibandingkan media lain, dan telah sukses digunakan pada berbagai tanaman dikotil. Untuk inisiasi kalus, 2.4-D ditambahkan ke media dengan konsentrasi 1 – 5 mgL-1. Untuk multiplikasi tunas, sitokinin seperti BAP ditambahkan dan juga diberi auksin, seperti NAA pada konsentrasi yang rendah. Untuk inisiasi akar, IBA pada konsentrasi 1 – 2 mgL-1 ditambahkan. Faktor yang paling sulit ditentukan dalam kultur jaringan adalah zat pengatur tumbuh dan biasanya perlu melakukan penelitian kecil untuk menentukan konsentrasi terbaik yang akan digunakan. Ada 2 pendekatan: Pendekatan pertaman adalah dengan menggunakan media dasar MS dan meneliti kisaran dua zat pengatur tumbuh yang berbeda. Lihat table 12.1.
Tabel 12.1 Pendekatan eksperimental untuk memilih konsentrasi yang paling tepat dari BAP dan NAA sebagai tambahan pada media MS berisi 2% sukrosa dan 0.8% agar, aga r, Dimodifikasi dari Bhojwani dan Razdan (1983).
BAP (mg/L) NAA (mg/L)
0
0.5
2.5
5.0
0
1
2
3
4
0.5
5
6
7
8
2.5
9
10
11
12
5.0
13
14
15
16
Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan metode yang lebih luas menurut deFossard (1976) diaman 4 kategori, mineral, auksin, organik dan sitokinin diuji masing – masing pad a 3 konsentrasi. Percobaan yang besar ini memerlukan 81 perlakuan yang berbeda dan sangat menghabiskan waktu tapi mungkin diperlukan untuk beberapa tanaman yang sangat sulit dikulturkan. 12.3. Persiapan Media Media yang paling banyak digunakan adalah Murashige dan Skoog (1962). Cara yang paling mudah untuk menyiapkan media MS adalah dengan membeli prepacked media yang banyak dijual secara komersial.
Berikut adalah hal – hal penting yang mendasar dalam pembuatan media : 1. Sebelum Sebelum memulai, memulai, siapkan siapkan lembar lembar media media dan tentukan tentukan media media apa dan dan berapa banyak yang akan anda buat. Tulis informasi ini pada lembar kerja dan periksa setiap langkah sambil anda bekerja. Tanda tangani dan tulis tanggal pada lembar kerja dan letakkan pada notebook. Anda dapat menuliskan komentar tentang apa saja yang tidak biasa atau penting yang terjadi pada saat anda membuat media. 2. Cuci alat alat gelas gelas dengan dengan air destilata destilata sebelum sebelum mulai mulai menyiapkan menyiapkan media. media. 3. Ukur kira – kira kira 90% dari dari volume akhir akhir air destila destilata, ta, misalnya misalnya 900 900 ml untuk volume akhir 1 liter, lalu masukkan ke dalam beaker. 4. Jika anda anda akan memanaska memanaskan n larutan, pastik pastikan an anda mengguna menggunakan kan alat tahan tahan panas. 5. Sambil Sambil mengaduk mengaduk air, perlaha perlahan n masukkan masukkan bubuk MS dan dan aduk hingga hingga benar – benar larut. Cuci bagian dalam paket MS dengan air destilata untuk mengambil sisa – sisa bubuk dan masukkan ke larutan media. 6. Masukkan Masukkan bahan tahan tahan panas lainnya lainnya – stok stok GM,myo-inosi GM,myo-inositol, tol, sucrose, sucrose, BA, BA, aduk rata. 7. Atur pH pH media media menggunak menggunakan an NaOH, NaOH, HCl, HCl, or KOH. 8. Buat volume volume akhir akhir media media dengan dengan menggunakan menggunakan labu labu takar takar 9. Jika mengguna menggunakan kan agar, agar, masukkan masukkan ke dalam campuran campuran media media sebelum sebelum diautoklaf.
10.Media harus selalu diautoklaf dalam wadah dengan ukuran 1 1/2 x atau 2x lebih besar dari volume media agar media tidak tumpah. 11.Tuangkan media sesuai kebuthan sebelum diautoklaf atau sesudah diautoklaf, tergantung kebutuhan. 12.Tutp wadah pada saat diautoklaf, tapi jangan terlalu erat, agar ada pertukaran udara. 13.Media disterilisasi dengan mengautoklaf pada 1 kg/cm2 (15 psi), 121º C selama kurang lebih 30 menit. Volume yang lebih besar (200 ml atau lebih) mungkin memerlukan waktu yang lebih lama. Gunakan exhaust yang lambat. 14.Biarkan media mendingin hingga 55º C sebelum menambahkan bahan – bahan yang tidak tahan panas (acetosyringone, claforan, kanamycin). 15.Media dituangkan ke petri dish biasanya dengan volume 25 ml per petri. Ini akan menghasilkan sekitar 40 petri per liter media. 16.Dinginkan media di dalam laminar. Jangan pindahkan petri yang telah diisi media sampai petri tersebut dingin. 17.Simpan media yang sudah dingin di refrigerator. Sumber: www.fp.unud.ac.id/biotek/kultur-jaringan-tanaman/12-media-kulturwww.fp.unud.ac.id/biotek/kultur-jaringan-tanaman/12-media-kultur jaringan/
Tahapan-Tahapan Kultur Jaringan 08:58 | Author: Sepdian Luri a. Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan Sebelum melakukan kultur jaringan untuk suatu tanaman, kegiatan yang pertama harus dilakukan adalah memilih bahan induk yang akan diperbanyak. Tanaman tersebut harus harus jelas jelas jenis, jenis, spesie spesies, s, dan variet varietasn asnya ya serta serta harus harus sehat sehat dan dan beba bebass dari dari hama hama dan penya penyaki kit. t. Tanam Tanaman an indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan dipe diperrsiap siapka kan n seca secara ra khus khusu us di ruma rumah h kaca kaca atau atau greenhouse agar eksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro. Ling Lingkun kunga gan n tana tanama man n indu induk k yang yang lebi lebih h higi higien enis is dan bersih dapat meningkatka atkan n kual ualitas eksp ksplan. Peme Pemeli lihar haraa aan n ruti rutin n yang yang haru haruss dila dilakuk kukan an meli meliput puti: i: peman pemangka gkasan san,, pemupu pemupukan, kan, dan penyemp penyemprot rotan an dengan dengan pes pesti tisi sida da (fung (fungis isid ida, a, bakt bakter eris isid ida, a, dan dan inse insekt ktis isid ida) a),, sehing sehingga ga tunas tunas baru baru yang yang tumbuh tumbuh menjad menjadii lebih lebih sehat sehat dan dan bersih bersih dari kontaminan. kontaminan. Selain itu pengubahan pengubahan status fisiologi tanaman induk sumber eksplan kadangkadang perlu dilakukan seperti memanipulasi parameter cahaya, suhu, dan zat pengatur tumbuh.
Mani Manipu pula lasi si ters terseb ebut ut bisa bisa dila dilaku kuka kan n deng dengan an meng mengon ondi disi sika kan n tana tanama man n indu induk k deng dengan an fotoperiodisitas dan temperatur tertentu untuk mengatasi dormansi serta penambahan ZPT seperti sitokinin untuk merangsang tumbuhnya mata tunas baru dan untuk meningkatkan reaktivitas eksplan eksplan pada tahap inisiasi inisiasi kultur (Yusnita, 2003). b. Inisiasi Kultur Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap tahap ini ini adal adalah ah pemb pembua uata tan n kultu kulturr dari dari eksplan yang bebas mikroorganisme serta inis inisia iasi si pertu pertumb mbuha uhan n baru baru (W (Wet ethe here rell ll,, 1976). Ditambahkan pula menurut Yusnita, 2004, bahwa pada tahap ini mengusahakan kultur kultur yang aseptik atau aksenik. aksenik. Aseptik Aseptik ber berar arti ti beba bebass dari dari mikr ikroor oorgani ganism sme, e, seda sedang ngka kan n akse akseni nik k bera berart rtii beba bebass dari dari mikroo mikroorga rganis nisme me yang yang tidak tidak diingi diinginkan nkan.. Dalam Dalam tahap tahap ini juga juga dihara diharapkan pkan bahwa bahwa eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan memungkinkan dilakukannya dilakukannya pemilihan pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya tumbuhnya paling paling kuat,untuk kuat,untuk perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Wetherell, 1976). Untuk mendapakan kultur kultur yang bebas dari kontaminasi kontaminasi,, eksplan eksplan harus disterilisasi disterilisasi.. Sterilis Sterilisasi asi merupa merupakan kan upaya upaya untuk untuk menghi menghilan langka gkan n kontami kontaminan nan mikroo mikroorga rganis nisme me yang yang menemp menempel el di permukaan eksplan. beberapa bahan kimia yang dapat digunakan untuk mensterilkan permukaan eksplan adalah NaOCl, CaOCl2, etanol, dan HgCl2. Kesesuaian bagian tanaman untuk dijadikan eksplan, dipengaruhi oleh banyak faktor. Tanaman yang memiliki hubungan kekerabatan dekat pun, belum tentu menunjukkan rspon in-vitro yang sama (Wetherell, (Wetherell, 1976). Penggunaan eksplan yan tepat merupakan merupakan hal penting penting yang juga harus diperh diperhati atikan kan pada tahap tahap ini. ini. Umur Umur fisio fisiolog logis is dan ontoge ontogenet netik ik tanama tanaman n induk, induk, serta serta ukuran ukuran eksplan bagian tanaman yang digunakan sebagai eksplan, merupakan faktor penting dalam tahap ini. Bagi kebanyakan tanaman, eksplan yang sering digunakan adalah tunas pucuk (tunas apikal) atau mata tunas lateral pada potongan batang berbuku. Namun belakangan ini, eksplan potongan daun yang dulunya hanya digunakan untuk tanaman-tanaman herba, seperti violces, begonia, petunia dan tomat, ternyata dapat digunakan juga untuk tanaman-tanaman berkayu seperti Ficus lyrata, Annona squamosa, dan melinjo. Eksplan yang dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman tanaman Anthurium Anthurium sendiri diantaranya diantaranya adalah tunas pucuk, daun, tangkai tangkai daun muda, tangkai tangkai bunga, spate, spandik, biji, ruas batang dan anther. Umur Umur fisi fisiol ologi ogiss dan dan umur umur onto ontoge gene neti tik k jari jaringa ngan n tanam tanaman an yang yang dija dijadi dika kan n eksp ekspla lan n juga juga berpengaruh terhadap potensi morfogenetiknya. Umumnya, eksplan yang berasal dari tanaman juvenile juvenile mempunyai daya regenerasi regenerasi tinggi untuk membentuk membentuk tunas lebih cepat dibandingakan dibandingakan dengan eksplan yang berasal dari tanaman yang sudah dewasa. Masala Masalah h yang yang sering sering dihada dihadapi pi pada kultur kultur tahap tahap ini adalah adalah terjad terjadiny inyaa pencoke pencokelat latan an atau atau penghitaman bagian eksplan (browning). Hal ini disebabkan oleh senyawa fenol yang timbul akibat akibat stress stress mekani mekanik k yang yang timbul timbul akibat akibat peluka pelukaan an pada waktu waktu proses proses isolas isolasii ekspla eksplan n dari dari tanaman tanaman induk. Senyawa fenol tersebut tersebut bersifat toksik, menghambat pertumbuhan pertumbuhan atau bahkan dapat mematikan jaringan eksplan. c. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul
Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya (Yusnita, 2004). Pada tahap ini, perbanyakan dapat dilakukan dengan cara merangsang merangsang terjadinya terjadinya pertumbuhan pertumbuhan tunas cabang dan percabangan percabangan aksiler atau merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif, baik secara langsung maupun melalui induksi kalus terlebih dahulu. Seperti halnya dalam kultur fase inisiasi, di dalam media harus terkandung mineral, gula, vitamin, dan hormon dengan perbandingan yang dibutuhkan secara secara tepat (Wetherell, (Wetherell, 1976). Hormon Hormon yang digunakan untuk merangsang merangsang pembentukan pembentukan tunas tersebut berasal dari golongan sitokinin seperti BAP, 2-iP, kinetin, atau thidiadzuron (TDZ). Kemampuan Kemampuan memperbany memperbanyak ak diri yang sesungguhnya sesungguhnya dari suatu perbanyakan perbanyakan secara secara in-vitro in-vitro terletak pada mudah tidaknya suatu materi ditanam ulang selama multiplikasi (Wetherell, 1976). Eksp Ekspla lan n yang yang dala dalam m kond kondis isii bagus bagus dan dan tida tidak k terk terkon onta tami minas nasii dari dari taha tahap p inis inisia iasi si kult kultur ur dipind dipindahka ahkan n atau atau disubku disubkultu lturka rkan n ke media media yang yang mengand mengandung ung sitoki sitokinin nin.. Subkul Subkultur tur dapat dapat dilakukan dilakukan berulang-ul berulang-ulang ang kali sampai jumlah jumlah tunas yang kita harapkan, namun subkultur subkultur yang terl terlal alu u bany banyak ak dapat dapat menur menurunk unkan an mutu mutu dari dari tuna tunass yang yang diha dihasi silk lkan an,, seper seperti ti terj terjadi adiny nyaa penyimpangan genetik (aberasi), menimbulkan suatu gejala ketidak normalan (vitrifikasi) dan frekuensi terjadinya tanaman off-type sangat besar. d. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke lingkungan luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh ket ketahanan nannya terhad hadap pengaruh lingk lingkun ungan gan,, sehi sehing ngga ga siap siap untu untuk k diak diakli limat matis isas asik ikan an (Weth (W ethere erell, ll, 1976). 1976). TunasTunas-tun tunas as yang yang dihasi dihasilka lkan n pada tahap tahap multip multiplik likasi asi di pindahk pindahkan an ke media media lain lain untuk untuk peman pemanjan jangan gan tunas. tunas. Media Media untuk untuk pemanj pemanjang angan an tunas tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut dapat dipindahkan secara individu atau berkelompo berkelompok. k. Pemanjangan Pemanjangan tunas secara secara berkelompok berkelompok lebih ekonomis daripada secara individu. Setelah tumbuh cuku cukup p panj panjan ang, g, tunas unas ter tersebu sebutt dapa dapatt diak diakar arka kan. n. Pemanjangan Pemanjangan tunas dan pengakaranny pengakarannyaa dapat dilakukan sekal kaligus gus atau secara bertahap, yaitu setela elah dipanjangkan dipanjangkan baru diakarkan. diakarkan. Pengakaran Pengakaran tunas in-vitro dapat dilakukan dengan memindahkan memindahkan tunas ke media pengakaran pengakaran yang umumnya memerlukan memerlukan auksin seperti NAA atau IBA. Keberhasilan tahap ini tergantung pada tingginya mutu tunas yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Disamping itu, beberapa perlakuan yang disebut hardening in vitro telah dilaporkan dapat meningkatkan mutu tunas sehingga planlet atau tunas mikro tersebut dapat diaklimatisasi diaklimatisasikan kan dengan persentase persentase yang lebih tinggi. tinggi. Beberapa Beberapa perlakuan perlakuan yang bisa dilakukan sebagai berikut:
1. Mengondiskan kultur di tempat yang pencahaannya berintensitas lebih tinggi (contohnya 10000 lux) dan suhunya lebih tinggi.
2. Pemanjangan Pemanjangan dan pemanjangan pemanjangan tnas mikro dilakukan dilakukan dalam media kultur kultur dengan hara mineral dan sukrosa lebih rendah dan konsentrasi agar-agar lebih tinggi (Yusnita, 2004). e. Aklimatisasi Dalam proses perbanyakan tanaman secara kultur kultur jaringan, jaringan, tahap aklimatisasi aklimatisasi planlet planlet meru merupa paka kan n sala salah h satu satu taha tahap p krit kritis is yang yang sering menjadi kendala dalam produksi bibit secara secara masal. masal. Pada Pada tahap tahap ini, ini, planle planlett atau atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar uar bot botol seper epertti ruma rumah h kaca kaca , rum rumah plastik, atau screen house (rumah kaca kedap serangga). serangga). Proses Proses ini disebut disebut aklimatisa aklimatisasi. si. Aklima Aklimatis tisasi asi adalah adalah proses proses pengkon pengkondis disian ian planl planlet et atau atau tunas tunas mikro mikro (jika (jika pengaka pengakaran ran dilaku dilakukan kan secara secara ex-vit ex-vitro) ro) di lingkun lingkungan gan bar baru u yang yang asept aseptik ik di luar luar boto botol, l, denga dengan n media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang siap ditanam ditanam di lapangan. lapangan. Prosedur Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan jaringan baru bisa dikatakan dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang tinggi.
Tahap ini merupakan tahap kritis karena kondisi iklim mikro di rumah kaca, rumah plastik, rumah bibit, dan lapangan sangatlah jauh berbeda dengan kondisi iklim mikro di dalam botol. Kondisi di luar botol bekelembaban nisbi jauh lebih rendah, tidak aseptik, dan tingkat intensitas cahayanya jauh lebih tinggi daripada kondisi dalam botol. Planlet atau tunas mikro lebih bersifat heterotrofik karena sudah terbiasa tumbuh dalam kondisi berkelembaban sangat tinggi, aseptik, serta suplai hara mineral dan sumber energi berkecukupan. Disamping Disamping itu tanaman tanaman tersebut tersebut memperliha memperlihatkan tkan beberapa beberapa gejala gejala ketidak ketidak normalan, normalan, seperti seperti bersifat sukulen, lapisan kutikula tipis, dan jaringan vaskulernya tidak berkembang sempurna, morfologi daun abnormal dengan tidak berfungsinya stomata sebagai mana mestinya. Strutur mesofil mesofil berubah, berubah, dan aktifitas aktifitas fotosintesis fotosintesis sangat rendah. Dengan karakteristik karakteristik seperti seperti itu, palanlet palanlet atau tunas mikro mudah menjadi menjadi layu atau kering kering jika dipindahkan dipindahkan ke kondisi eksternl secara tiba-tiba. Karena itu, planlet atau tunas mikro tersebut diadaptasikan ke kondisi lngkungan yang baru yang lebih keras. Dengan kata lain planlet atau tunas mikro perlu diaklimatisasikan ( Yusnita, 2004). Sumber: http://kultur-jaringan.blogspot.co http://kultur-jaringan.blogspot.com/2009/08/tahapan-tahapan-kulturm/2009/08/tahapan-tahapan-kultur jaringan.html