Makalah Tentang Ilmu Tajwid
Tugas Mentoring
Disusun Oleh : Risalatul Mugniyah NIM : 13211010
PRODI MANAJEMEN PERUSAHAAN FAKULTAS D3 EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2015
Pengertian Ilmu Tajwid atau Tahsin Tajwīd ( )تجويدsecara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata Jawwada ( تجويدا-د-يجوو-د-)جوو dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-Quran maupun bukan. Istilah (terminologi) ialah: إ ِخخرراجج جكول ِرحخرٍفف ِمخن رمخخررِجِه رمرع إِخعرطئاِئِه رحقجه رو جمخسرترحقجه “Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya masing-masing sesuai dengan hak dan mustahaqnya.” Haq huruf yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap huruf atau seperti sifat Al-jahr, Isti’la, dan lain sebagainya. Hak huruf meliputi sifat-sifat huruf dan tempat-tempat keluar huruf. Mustahaq huruf yaitu sifat yang sewaktu-waktu timbul oleh sebab-sebab tertentu ,seperti; izh-har, ikhfa, iqlab, idgham, qalqalah, ghunnah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf, dan lain-lain. Imam Ali bin Tholib mengatakan bahwa Tajwid adalah mengeluarkan setiap huruf dari makhrojnya dan memberikan hak setiap huruf (yaitu sifat yang melekat pada huruf tersebut seperti qolqolah, Hams, dll) dan mustahaq huruf (yaitu sifatsifat huruf yang terjadi karena sebab-sebab tertentu, seperti izhar, idghom, dll.) Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari tiap-tiap bacaan ayat al-Quran. Pengertian tahsin ( )تحسينsecara bahasa sama seperti pengertian tajwid yang berasal dari kata رتخحِسخيننئا- جيرحسسجن- رحقسرنyang berarti membaguskan atau memperbaiki. Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf), shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khat al-Utsmani.
Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid (Tahsin) Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah fardhu ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa. Dalil kewajiban membaca Alquran dengan tajwid adalah sebagai berikut: 1. Firman Allah Subhanhu Wa Ta'ala روررستِل اخلجقخر ا رن رتخرِتخينل..
“Dan bacalah AlQuran dengan tartil.” (Q.S. Al-Muzzammil 73: 4). Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah Subhanhu Wa Ta'ala memerintahkan Nabi Muhammad Shallallaahu’alaihi wasallam untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah pengucapan setiap hurufhurufnya (bertajwid). Firman Allah Subhanhu Wa Ta'ala yang lain: “Dan Kami (Allah) telah bacakan (Al-Qur’an itu) kepada (Muhammad ) secara tartil (bertajwid)”. (Q.S. Al-Furqaan (25): 32) Firman Allah Subhanhu Wa Ta'ala: “Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al Baqarah: 121) Dan mereka tidak akan membaca dengan sebenarnya kecuali harus dengan tajwid, kalau meninggalkan tajwid tersebut maka bacaan itu menjadi bacaan yang sangat jelek bahkan kadang-kadang bisa berubah arti. Ayat ini menunjukkan sanjungan Allah Subhanhu Wa Ta'ala bagi siapa yang membaca Al Qur’an dengan bacaan sebenarnya. 2. Sabda Rasul: (صرواِترهئا )رواه الطبران إ ِخقررجؤخوا اخلجقخرآررن ِبلججحخوِن اخلرعررِب رو أر خ “Bacalah AlQuran dengan cara dan suara orang Arab yang fasih”. (HR. Thabrani) Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu Salamah Semoga Allah meridhainya (istri Nabi Muhammad Shallallaahu’alaihi Wasallam), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan dan sholat Rasulullah Shallallaahu’alaihi wasallam, maka beliau menjawab: “Ketahuilah bahwa Baginda Shallallaahu’alaihi wasallam sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah Shallallaahu’alaihi wasallam dengan menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.” (Hadits 2847 Jamik AtTirmizi). Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah Ibnu ‘Amr, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ambillah bacaan Al-Qur’an dari empat orang, yaitu: Abdullah Ibnu Mas’ud, Salim, Mu’adz bin Jabal dan Ubai bin Ka’ad.” (Hadits ke 4615 dari Sahih Al-Bukhari). Dalam hadits lain: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya bagaimana bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau menjawab bahwa bacaan beliau Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam itu dengan panjang-panjang kemudian dia membaca “Bismillahirrahman arrahiim” memanjangkan (bismillah) serta memanjangkan (ar rahmaan) dan memanjangkan ar rahiim.” (HR. Bukhari) 3. Ijma' Ulama Seluruh qura’ telah sepakat tentang wajibnya membaca Al Qur’an dengan tajwid. 4. Fatwa Para Ulama Ibnu Al Jazary "Tidak diragukan lagi bahwa mereka itu beribadah dalam upaya memahami Al Qur’an dan menegakkan ketentuan-ketentuannya, beribadah dalam pembenaran lafadz-lafadznya, menegakkan huruf yang sesuai dengan sifat dari ulama qura’ yang sampai kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam." (Annasyr 1/210) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah "Adapun orang yang keliru yang kelirunya itu tersembunyi (kecil) dan mungkin mencakup qira’at yang lainnya, dan ada segi bacaan di dalamnya, maka dia tidak batal shalatnya dan tidak boleh shalat di belakangnya seperti orang yang membaca “as sirath” dengan ‘sin’, pergantian dari “ash shirath, karena itu qira’at yang mutawatir." (Majmu’ Fatawa 22/442 dan 23/350)
Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid (Tahsin Tilawah) Tujuan utama mempelajari ilmu tajwid dalam rangka tahsin tilawah adalah menjaga lidah dari kesalahan ketika membaca Al-Quran. Firman Allah Subhanhu Wa Ta'ala menegaskandalam suroh (al-Muzammil: 4) yang artinya “Bacalah al-Quran itu dengan tartil.” Tartil ialah membaguskan bacaan huruf-huruf Al-Qur’an dengan terang dan teratur,mengenal tempat-tempat waqaf, sesuai dengan aturan-aturan tajwid dan tidak terburu-buru. Pada zaman Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, al-Quran dibaca dengan penuh penghayatan dan bertajwid. Justeru, kita digalakkan untuk membaca alQuran dengan baik agar dapat memberi kesan kepada diri kita. Aisyah r.a meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, yang Artinya “Orang yang mahir dengan al-Quran (hafalan dan bacaannya yang amat baik danlancar) kedudukannya di akhirat adalah bersama para malaikat yang mulia dan taat,adapun orang yang membaca al-Quran dan tersekat-sekat dalam bacaannya, sedangianya amat payah, baginya adalah dua pahala.”[HR. Bukhari dan Muslim] Dan kesalahan dalam membaca Al-Quran ada dua macam : Al-Lahnul Jaliy ()ا رقللخحجن خالرجِلخي
Kesalahan yang terlihat dengan jelas baik dikalangan awam maupun para ahli tajwid. • perubahan bunyi huruf dengan huruf lain • perubahan harakat dengan harakat lain • memanjangkan huruf yang pendek atau sebaliknya. • Mentasydidkan huruf yang tidak seharusnya atau sebaliknya. Adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca lafadh-lafadh dalam Alqur’an yang dapat mengubah arti dan menyalahi ‘urf qurro. Melakukan kesalahan ini, hukumnya HARAM. Yang termasuk kesalahan jenis ini antara lain Kesalahan makhroj (titik/tempat keluarnya) huruf. Kesalahan ini biasanya terjadi pada pengucapan huruf-huruf yang hampir serupa, seperti : ‘a (‘ain) dibaca a (hamzah), dlo dibaca dho, dza dibaca da, tsa dibaca sa, ha dibaca kha, thi dibaca ti , dan sebagainya. Salah membaca mad, yaitu yang seharusnya dibaca pendek (1 ketukan) dibaca lebih panjang (2 ketukan atau lebih) dan sebaliknya. Misalnya: Laa (aa dibaca panjang; artinya TIDAK) dibaca La (a dibaca pendek; artinya SUNGGUHSUNGGUH) Salah membaca harokat. Contohnya: kharokat di akhir kata benda, karena kharokat akhir kata menunjukan jabatan kata itu dalam kalimat. Contoh: yarfa’ullohu (artinya: Allah mengangkat) di baca yarfa’ulloha (artinya menjadi: dia mengangkat Allah). Al-Lahnul Khofiy ()راوللخحجن خالرخِفخي Kesalahan ringan yang tidak diketahui secara umum, kecuali oleh orang yang memiliki pengetahuan mengenai kesempurnaan membaca Al-Quran. Diantaranya: • hukum-hukum pembacaan seperti membaca mad wajib muttashil atau lazim dengan dua atau tiga harakat • tidak menerapkan kaidah ghunnah pada huruf-huruf yang seharusnya dibaca dengan ghunnah. Contoh : أرخنرزرل – جيخنِفجقخورن – رورمئا أرخنرزرل ِمخن رقخبلِرك – إِرذا رجءآرء Adalah kesalahan yang terjadi ketika membaca lafadh-lafadh dalam Alqur’an yang menyalahi ‘urf qurro namun tidak mengubah arti. Melakukan kesalahan ini hukumnya makruh. Yang termasuk kesalahan jenis ini antara lain: kesalahan dalam membaca dengung (idghom, ikhfa’, iqlaab, dll), kesalahan (lebih/kurang panjang) dalam
membaca mad, kesalahan menampakkan sifat huruf (seperti: hams, qolqolah, keliru membaca tahkhim/tarqiq), dan lain sebagainya. Kesalahan membaca Alqur’an, baik yang jaly maupun yang khofiy, tetaplah sebuah kesalahan. Bila kesalahan itu tetap muncul, maka bacaan Alqur’an kita tidak lagi sesuai dengan bacaan saat pertama kali Alqur’an diturunkan. Karena itu, marilah kita belajar ilmu tajwid ini, mudah-mudahan kita terhindar dari segala kesalahan dalam membaca Alqur’an. Dengan demikian hal ini menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim, bahwa kita harus menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian, dan kemurnian al-Qur’an dengan cara membaca al-Qur’an secara baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwidnya.
Tingkatan Bacaan Qur'an (Qiro'at) Terdapat empat tingkatan atau mertabat bacaan Al Quran yaitu bacaan dari segi cepat atau perlahan: Pertama At- Tahqiq: Bacaannya seperti tartil cuma lebih lambat dan perlahan, seperti membetulkan bacaan huruf dari makhrajnya, menepatkan kadar bacaan mad dan dengung. Tingkatan bacaan tahqiq ini biasanya bagi mereka yang baru belajar membaca Al Quran supaya dapat melatih lidah menyebut huruf dan sifat huruf dengan tepat dan betul, atau lebih tepat dipakai untuk proses belajar mengajar atau dunia pendidikan. Kedua Al-Hadr: Bacaan yang cepat dengan tetap menjaga hukum-hukum bacaan tajwid. Tingkatan bacaan hadr ini biasanya bagi mereka yang telah menghafal Al Quran, supaya mereka dapat mengulang bacaannya dalam waktu yang singkat. Ketiga At-Tadwir: Bacaan yang pertengahan antara tingkatan bacaan tartil dan hadr, dengan tetap menjaga hukum-hukum tajwid. Keempat At-Tartil: Bacaannya perlahan-lahan, tenang dan melafazkan setiap huruf dari makhrajnya secara tepat serta menurut hukum-hukum bacaan tajwid dengan sempurna, merenungkan maknanya, hukum dan pengajaran dari ayat.Tingkatan bacaan tartil ini biasanya bagi mereka yang sudah mengenal makhraj-makhraj huruf, sifat-sifat huruf dan hukum-hukum tajwid. Tingkatan bacaan ini adalah lebih baik dan lebih diutamakan.
Keutamaan Al-Quran a. Mendapat syafa'at di hari Qiyamat. Dari Abi Umamah RA, ia berkata : “Saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : “Bacalah oleh kamu sekalian AlQuran, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari qiamat sebagai penolong bagi para pembacanya.” (HR. Muslim).
b. Mendapat derajat yang tinggi. Dari Aisyah RA, ia berkata : telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : “Orang yang membaca AlQuran dengan mahir, akan bersama-sama malaikat yang mulia lagi taat, dan orang yang membaca AlQuran dengan terbatabata dan merasa berat, maka ia mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari). c. Merupakan ciri keimanan seseorang. Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA, ia berkata : Telah berkata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : “Perumpamaan orang mukmin yang membaca AlQuran, bagaikan buah Utrujjah, harum baunya dan lezat rasanya. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca AlQuran, bagaikan buah kurma, tidak harum dan rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca AlQuran, bagaikan bunga (rihanah), harum baunya dan pahit rasanya. Dan orang munafik yang tidak membaca AlQuran bagaikan buah Handzalah, tidak harum dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim). d. Mendapat kebaikan. Dari Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi) Membaca Al Quran dengan suara merdu adalah sunnah. Suara yang merdu membantu seseorang untuk menghadirkan kekhusyukan hati dan membantunya mendengarkan Al Quran dengan baik. Mari bergabung dengan menyatukan niat untuk senantiasa berusaha dan istiqamah membaca ayat-ayat Allah Subhanhu Wa Ta'ala dengan Tartil.
MACAM-MACAM HUKUM ILMU TAJWID A. Hukum Bacaan Nun Mati/Tanwin 1. Idzhar halqi Idzhar halqi adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu huruf halqi. Huruf halqi ada enam, yaitu هئا, غ, ع, خ, ح, اcara membacanya harus jelas, tidak mendengung, dan tidak samar-samar. Contoh :
عذاب عظيم
ان هو
درة خيرا-
من علق
سلم هي
ان انتم
2. Idhgham Bighunnah
Idhgham Bighunnah adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu dari empat huruf, yaitu و, م, ب, ي. Adapun cara membacanya suara nun mati/tanwin dimasukkan kedalam suara huruf tersebut dengan mendengung. Contoh :
مئاء مهين هدى وبشرى
من يعمل من نصرين
3. Idhgham Bilaghunnah Idhgham Bilaghunnah adalah apabils ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf dua, yaitu لdan ر. Cara membacanya suara nun mati/tanwin dimasukkan kedalam huruf tersebut tanpa mendengung. Contoh :
خير لك
من لدنه
شيطئان رجيم
من رهيق
4. Iqlab Iqlab adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan ba’ ()ب. Cara membacanya yaitu suara nun mati/tanwin diganti dengan suara mim mati ( )م dengan merapatkan bibir dan mendengung. Contoh :
ضلل بعيدا سميع بصير
لينبذ ن من بعيد
5. Ikhfa’ Ikhfa’ adalah apabila ada nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf, yaitu .ك, ق, ف, ظ, ط, ض, ص, ش, س, ز, ذ, د-, ج, ث, تcara membacanya suara nun mati/tanwin dibaca samar-samar dengan sengau dihidung. Contoh :
شيء شهيدا نئارا تلظى لتول فصل
من قبلك فئا نصب عنده
B. Hukum Bacaan Qalqalah 1. Pengertian Qalqalah Qalqalah secara bahasa berarti getaran suara. Adapun secara istilah qalqalah berarti menyembunyikan huruf yang bertanda sukun (mati) dengan suara yang lebih ditekan lagi dari makhraj hurufnya. Jumlah huruf qalqalah ada 5, yaitu , ط, ق, د ج, بyang bisa disingkat dengan قطب جد 2. Macam-macam Qalqalah a. Qalqalah Kubra
Qalqalah kubra berarti salah satu huruf qalqalah berharakat mati/sukun tidak asli yang disebabkan adanya waqaf. Cara membacanya harus lebih jelas dan memantul. Contoh :
بئالقسط
اليه مريب
ملح اجئاج
بخلق جديد
عذاب الحريق b. Qalqalah Sughra Qalqalah sughra berarti apabila salah satu huruf qalqalah berharakat sukun (mati) asli bukan karena waqaf. Cara membacanya juga harus jelas dan memantul. Contoh :
من قبل
ول تقرب
ويجعلون
من نطفه
كئاتب بئالعدل C. Hukum Baca’an Lam 1. Lam Mufakhamah
(( تفخيم
Lam mufakhamah adalah apabila lam لdalam lafal الdidahului oleh harakat fathah atau dlommah, maka harus dibaca tebal. Contoh :
رحمة ال
2. Lam Muraqqah
شهيد ال
رسول ال
(( ترقيق
Lam muraqqah adalah apabila lam لdalam lafal الdidahului oleh harakat kasrah, maka harus dibaca tipis. Semua lam yang terdapat dalam lafal الharus dibaca tipis. Contoh :
الحمد ل
من عند ال
بسم ال
D. Hukum Baca’an Ra’ 3. Ra’ Mufakhamah (( تفخيم Ra’ mufakhamah adalah ra’ yang dibaca tebal. Ra’ dibaca tebal apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1) Ra’ berharakat fathah Contoh :
ومن يعمل مثقئال ذرة شرا يره
2) Ra’ berharakat dlommah Contoh :
اذا جئاء نصرال والفتح
3) Ra’ berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya berharakat fathah atau dlommah.
Contoh :
ترميهيم
وارسل
4) Ra’ berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah, tetapi bukan kasrah asli dari perkataanya. Contoh :
ارجعي الى ربك راضية مرضية
5) Ra’ berharakat sukun, sedangkan huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, tetapi sesudah ra’ ada salah satu huruf isti’la yang tidak berharakat kasrah. Huruf isti’la ada 7, yaitu. ظ, ق, ط, غ, ض, ص, خ Contoh :
د-ان ربك لبئا لمرصئا
قرطئاس
فرقة
1. Ra’ Muraqqaqah (( ترقيق Ra’ muraqqaqah adalah ra’ yang dibaca tipis. Ra’ dibaca tipis apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a) Ra’ berharakat kasrah Contoh :
من شر مئاخلق
من شر غئاسق
b) Apabila sebelum huruf ra’ ada huruf ya’ sukun Contoh :
نذير وبشير
خير من الف شهر
c) Ra’ berharakat sukun yang didahului huruf berharakat kasrah. Namun setelah ra’ sukun bukan huruf isti’la. Contoh :
د-وفرعون ذى الوتئا
2. Jawaazul Wajhaini Dalam hukum jawaazul wajhaini ra’ boleh dibaca tarqiq atau tafkhim. Hukum jawaazul wajhaini bisa terjadi apabila ada ra’ sukun yang didahului huruf berharakat kasrah dan sesudahnya ada salah satu huruf isti’la yang berharakat kasrah. Contoh :
من عرضه
بحرص
E. Hukum Bacan Mad 1. Pengertian mad Kata mad berasal dari bahasa arab مد – يمد – مداyang berarti memanjangkan. Sedangkan menurut istilah, mad berarti memanjangkan bacaan huruf hijaiyah sesuai dengan sifat dan syaratnya masing-masing. 2. Macam-macam Mad a. Mad Thabi’i
Mad thabi’i adalah bacaan huruf hijaiyah yang dipanjangkan secara biasa, atau sering disebut mad pokok (mad asli). Cara membacanya yaitu dipanjangkan satu alif (2 harakat). Disebut mad Thabi’i apabila terdapat hal-hal berikut : 1.
Jika ada اjatuh sesudah harakat fathah. Contoh : حئا, وا, نئا, مئا,سئا
2.
Jika ada وjatuh sesudah harakat dommah. Contoh : حو, وو, نو, مو,سو
3.
Jika ada يjatuh sesudah harakat kasrah. Contoh : حي, وي, ني, مي,سي
b. Mad Far’i Mad far’i adalah semua mad selain mad thabi’i, karena bersumber dari mad thabi’i maka disebut mad far’i yang mempunyai arti mad cabang. Adapun mad far’i ini ada 13 macam : 1) Mad Wajib Muttashil Mad wajib muttashil adalah bacaan mad thabi’i yang bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata. Panjang bacaaanya yaitu 3 alif (6 harakat). Contoh :
حنفئاء, سوء, وجيء, والسمئاء
2) Mad Jaiz Munfashil Mad jaiz munfashil adalah bacaan mad thabi’i yang bertemu dengan huruf hamzah tetapi tidak dalam satu kata. Adapun panjang bacaanya yaitu 2½ alif (5 harakat). Contoh :
انئا اعطينئا ك
دراك-ومئا ا
يئايهئا الذين
3) Mad Layyin Mad layyin adalah apabila ada salah satu huruf hijaiyyah yang berharakat fathah sebelum wawu sukun atau ya’ sukun. Contoh :
من خذف اليوم
لريب ليل
4) Mad ‘Aridl Lis Sukun Mad ‘Aridl Lis Sukun adalah jika ada bacaan mad thabi’i bertemu dengan huruf hijaiyah hidup yang dibaca mati/tanda waqaf. Panjang bacaanya yaitu : 1 alif (2 harakat) atau 2 alif (4 harakat) atau 3 alif (6 harakat). Contoh :
ينصرون الرحيم
نستعين من فوش
5) Mad ‘Iwadl Mad ‘iwadl adalah apabila ada huruf hijaiyah yang berharakat fathah tanwin yang dibaca waqaf diakhir kalimat. Panjang bacaanya 1 alif (2 harakat).
Contoh :
غفورا رحيمئا
dibaca
غفورا رحيمئا
dibaca
سميعئا بصيرا
سميعئا بصيرا
6) Mad Badal Mad badal adalah apabila ada 2 buah huruf hamzah dan huruf hamzah yang pertama berharakat sedangakan huruf hamzah yang ke-2 disukun (mati), maka hamzah yang ke-2 diganti dengan : -
اjika hamzah yang pertama berharakat fathah
-
وjika hamzah yang pertama berharakat kasrah
-
يjika hamzah yang pertama berharakat dlommah
Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat) Contoh :
menjadi
دم-ﺄﺄ
دم-ا menjadi
اؤتي menjadi
ائمئان
اوتي
ايمئان
7) Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi adalah apabila ada mad thabi’i bertemu dengan huruf hijaiyah yang bertasydid dalam satu kata. Panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat). Contoh :
ولالضئالين
الصئاخه
الطئامة
8) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi adalah apabila ada mad thabi’i bertemu dengan huruf hijaiyah yang bersukun. Panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat). Contoh :
آلن
9) Mad Lazim Mutsaqqal Harfi Mad Lazim Mutsaqqal Harfi adalah permulaan surat dalam Al-Qur’an yang terdapat salah satu/lebih dari huruf : م, ك, ي, ل, ع, ص, ق, نyang bisa disingkat dengan lafal نقص عليكم. Adapun panjang bacaanya yaitu 3 alif (6 harakat). Mad ini juga bisa disebut dengan ( ) مد لزم حرفي مشبع. Contoh : الم
ق
ن
ص
10) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi Mad Lazim Mukhaffaf Harfi adalah permulaan surat dalam Al-Qur’an yang terdapat satu/lebih dari huruf : حي طهرyaitu ر, ه, ط, ي, ح. Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat).
Contoh :
الر
حم
يس
طه
11) Mad shilah Mad Shilah Qashirah
أ.
Mad Shilah Qashirah adalah apabila ada kata ganti (ha’ dlomir) yang didahului dengan huruf yang berharakat ( ̶ )/ ( ̶ ). Adapun panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat). Contoh : له مئا في السموات
انه كئان Mad Shilah Thawilah
ب.
Mad Shilah Thawilah adalah apabila ada mad shilah qashirah yang bertemu dengan hamzah. Adapun panjang bacaanya yaitu 2½ alif (5 harakat). Contoh :
له ال بمئاشئاء
مئاله أخلده
12) Mad Thamkin Mad thamkin adalah apabila ada huruf yang bertasydid dan berharakat kasrah bertemu dengan sukun. Panjang bacaanya yaitu 1 alif (2 harakat) dan penempatan bacaanya pada tasydid serta mad thabi’inya. Contoh :
من النبيين
عليين
حييتم
13) Mad Farqi Mad farqi adalah bacaan panjang yang membedakan antara pertanyaan atau bukan. Contoh :
الذكرين حرم ام النثيين
قل ال اذن لكم
F. Hukum Bacaan Mim Sukun 1. Ikhfa’ Syafawi Ikhfa’ syafawi yaitu apabila ada mim sukun (mati) bertemu dengan huruf ba’ () ب. Cara membacanya yaitu merapatkan bibir dan mendengung. Contoh :
ام به
اعتصم بئال
2. Idzhar Syafawi Idzhar syafawi yaitu apabila ada mim sukun (mati) bertemu dengan huruf hijaiyah yang selain بdan م, yaitu : , ح, ج,د- , ذ, ر, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ع, غ, ف, ق, ك, ل, ن, و, ه,ي ء, ث, ت,خ. Adapun cara membacanya yaitu harus jelas, tidak mendengung dan juga tidak samar-samar. Contoh :
عليهم ول عليهم غير
لهم فيهئا انعمت
انهم الى ربهم وهم راجعون
3. Idhghom Mimi Idhghom mimi yaitu apabila ada mim mati bertemu dengan huruf mim ()م. Cara membacanya yaitu dengan cara merapatkan bibir dan mendengung. Contoh :
كم من
Sumber http://cahayaummulquro.com/muqaddimah-ilmu-tajwid/ http://www.alquran-sunnah.com/alquran/ilmu-tajwid.html http://id.wikipedia.org/wiki/Tajwid http://farizsalmanalfarisi.blogspot.com/2012/12/hubungan-ilmu-tahsin-tajwid-danilmu.html http://dinulislami.blogspot.com/2013/06/hukum-dan-tujuan-mempelajari-ilmutajwid.html http://anshorimujahid.wordpress.com/2011/02/19/pengertian-dan-hukummempelari-ilmu-tajwid/ http://ilmu-tajwid-lengkap-syemzoel.blogspot.com/2011/10/ilmu-tajwid.html http://save4your.blogspot.com/2011/06/hukum-mempelajari-ilmu-tajwid.html http://tajwidmu.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-hukum-belajar-ilmu.html
Sumber: http://dakwahsyariah.blogspot.com/2014/01/ilmu-tajwid-tahsin-tilawatilquran.html#ixzz3SvgU4ClD