MAKALAH KESUBURAN DAN KESEHATAN TANAH TANAH ULTISOL (PODSOLIK MERAH KUNING)
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Kesuburan dan Kesehatan Tanah Dosen Pengampu : Dr. Ir. Miseri Ruslan A., M.P. M.P.
Disusun Oleh :
1. (. ". #. /.
Tiara Putri ardani Tho)ib *ida)at A+ia urhutami Radit)a Ri+-i intara Tiara Ariani
!1"#1$%%&%' !1"#1$%%&1' !1"#1$%%&(' !1"#1$%%' !1"#1$%%&$'
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS FAKULTAS PERT P ERTANIA ANIAN N
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN! "OG"AKARTA #$%& BAB I
PENDAHULUAN
A' L* Bel+n,
ama podsolik merah kuning )ang menjadi sangat terkenal di Indonesia diperkenalkan untuk pertama kali dalam pustaka ilmu tanah Indonesia oleh Dudal dan 0oepraptohardjo !1/&'. ama ini digunakan dalam sistem klasi+ikasi tanah susunan 2ald3in dkk., !1"4'. 0ebelum nama podsolik merah kuning masuk ke Indonesia, tanah ini termasuk dalam golongan tanah lateritik. 5an der 5oort !1/%' lebih suka men)ebutn)a tanah laterik terdegradasi, )ang menunjukkan persepsin)a bah3a tanah itu telah mengalami kerusakan berat. Dames !1//' memakai nama tanah laterik terdegradasi, )ang juga men6erminkan suatu pendapat bah3a tanah tersebut telah mengalami proses pemunduran kesuburan. Dalam sistem klasi+ikasi tanah 70DA terbaru !1&/, 14/' )ang masih terus dikembangkan dengan kerjasama internasional untuk kesempurnaann)a, tanah podsolik merah kuning se6ara umum masuk dalam ordo 7ltisol. Dikatakan se6ara umum karena pada dasarn)a nama tanah )ang berasal dari sistem klasi+ikasi )ang berbeda tidak mungkin dipadankan se6ara langsung dengan lengkap. *al ini disebabkan karena setiap sistem klasi+ikasi menggunakan seperangkat kriteria kelas )ang berbeda. Andapun kriteria sama akan tetapi hirarki penerapann)a berbeda. *asil pembentukkan kelas berbeda pula. Dalam sistem 8A97;0<9 tanah )ang disebut ultisol terpilihkan menjadi dua satuan tanah utama, )aitu A6risol dan itosol. A6risol ialah kelompok )ang lebih buruk, sedang itosol ialah )ang lebih baik. Tanah ini umumn)a berkembang dari bahan induk tua. Di Indonesia ban)ak ditemukan di daerah dengan bahan induk batuan liat. Tanah ini merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia )ang belum dipergunakan untuk pertanian. Terdapat tersebar di daerah 0umatera, Kalimantan, 0ula3esi, dan Irian ja)a. Tanah berordo 7ltisols keban)akan memiliki si+at tanah )ang masam, karena material di dalam pro+il tanah ban)ak mengandung mineral kuarsa dan seskuioksida besi !8e' dan aluminium !Al', sementara mineral= mineral lainn)a amat sedikit. 2erdasarkan
hal ini ditambah beberapa 6iri lainn)a. Mineral=mineral tersebut memiliki kapasitas menahan hara !KTK' )ang rendah, demikian pula potensi kandungan hara rendah. Pada kondisi demikian,
tanaman
pada
umumn)a
mengalami
kekurungan unsur hara. Dipihak lain kandungan unsur Al sangat tinggi, sehingga mengakibatkan terjadin)a kera6unan bagi tanaman )ang tumbuh di daerah ini. Terkikisn)a lapisan tanah atas karena erosi akan menambah seriusn)a masalah kera6unan Al, karena lapisan ba3ah memiliki kandungan Al lebih tinggi. B' Ru-usn Mslh
1.
2agaimana penamaan tanah ultisol>
(.
2agaimana proses terbentukn)a tanah ultisol>
".
2agaimana si+at +isika, kimia dan biologi tanah ultisol>
#.
Apa kendala tanah ultisol>
/.
2agaimana 6ara pengelolaan tanah ultisol>
.' Tu/un
1.
7ntuk mengetahui penamaan tanah ultisol
(.
7ntuk mengetahui proses terbentukn)a tanah ultisol
".
7ntuk mengetahui si+at +isika, kimia dan biologi tanah ultisol
#.
7ntuk mengetahui kendala tanah ultisol
/.
7ntuk mengetahui 6ara pengelolaan tanah ultisol
BAB II ISI
A' Pen-n Tnh ama podsolik merah kuning, )ang menjadi sangat terkenal di
Indonesia sampai mas)arakat a3am ikut mengu6apkann)a, diperkenalkan untuk pertama kali dalam pustaka ilmu tanah Indonesia oleh Dudal ? 0oepraptohardjo !1/&'. ama ini digunakan dalam sistem klasi+ikasi tanah susunan 2ald3in dkk., !1"4'. ama tanah ini akhirn)a begitu teguh melekat dalam pikiran keban)akan orang Indonesia, baik )ang berurusan maupun )ang merasa berurusan dengan tanah, sehingga n)aris tidak tergo)ahkan oleh nomenklatur baru menurut sistem klasi+ikasi tanah )ang lebih baik. 0ebelum nama podsolik merah=kuning masuk ke Indonesia, tanah itu masuk dalam golongan tanah lateritik. 5an der 5oort !1/%' lebih suka men)ebutn)a tanah lateriti6 terdegradasi, )ang menunjukkan persepsin)a bah3a tanah itu telah mengalami kerusakan berat. Dames !1//' memakai nama tanah lateritik terpodsolisasi, )ang juga men6erminkan suatu pendapat bah3a tanah tersebut telah menjalani proses pemunduran kesuburan. Memang ban)ak juga orang Indonesia, terutama )ang a3am, men)amakan tanah ini dengan tanah tanpa harapan. Dalam sistem klasi+ikasi tanah 70DA terbaru !1&/, 14/' )ang masih terus dikembangkan dengan kerjasama internasional untuk kesempurnaann)a, tanah podsolik merah=kuning se6ara umum masuk dalam ordo ultisol. Dikatakan se6ara umum karena pada dasarn)a nama tanah )ang berasal dari sistem klasi+ikasi )ang berbeda tidak mungkin dipadankan se6ara langsung dan
lengkap.
*al
ini
disebabkan
karena
setiap
s)stem
klasi+ikasi
menggunakan seperangkat kriteria kelas )ang berbeda. Andaipun kriteria sama akan tetapi hierarki penerapann)a berbeda, hasil pembentukan kelas berbeda pula. Dalam sistem 8A97;0<9 tanah )ang disebut ultisol terpilihkan menjadi dua satuan tanah utama, )aitu a6risol dan nitosol. A6risol ialah kelompok )ang lebih buruk, sedang nitosol ialah )ang lebih baik. Penggantian nama tanah atau pemakaian nama tanah baru karena perubahan s)stem klasi+ikasi, bukan sekedar pengubahan sebutan menuruti mode atau selera, atau suatu ulah akademik, melainkan suatu pern)ataan pembaharuan persepsi dan konsepsi tentang tanah. Perbaikan sistem
klasi+ikasi
memba3a
peningkatan
ke6ermatan
pengamatan,
kejelasan
pemberian, dan keterandalan penjabaran gejala tanah. Pengertian tentang tanah sebagai +aktor dalam peman+aatan lahan menjadi lebih baik dan ekstrapolasi pengalaman dari ka3asan tanah )ang satu ke )ang lain menjadi lebih sahih !@alid'. B' P*0ses Te*1enu+ Tanah ini umumn)a berkembang dari bahan induk tua. Di Indonesia
ban)ak ditemukan di daerah dengan bahan induk batuan liat. Tanah ini merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia )ang belum dipergunakan untuk pertanian. Terdapat tersebar di daerah 0umatera, Kalimantan, 0ula3esi, dan Irian ja)a. Daerah=daerah ini diren6anakan sebagai daerah perluasan areal pertanian dan pembinaan transmigrasi. 0ebagian besar merupakan hutan tropika dan padang alang=alang. Proses pembentukan tanah 7ltisol meliputi beberapa proses sebagai berikut : 1. Pen6u6uian )ang ekstensi+ terhadap
basa=basa
merupakan
pras)arat. Pen6u6ian berjalan sangat lanjut sehingga tanah bereaksi masam, dan kejenuhan basa rendah sampai di lapisan ba3ah tanah !1,4 m dari permukaan'. (. Karena suhu )ang 6ukup panas !lebih dari 4<' dan pen6u6ian )ang kuat dalam 3aktu )ang 6ukup lama, akibatn)a adalah terjadi pelapukan )ang kuat terhadap mineral mudah lapuk, dan terjadi pembentukan mineral liat sekunder dan oksida=oksida. Mineral liat )ang terbentuk biasan)a didominasi oleh kaolinit, dan gibsit. ". Bessi@age !pen6u6ian liat', menghasilkan horison albik dilapisan atas !elu@iasi', dan horison argilik dilapisan ba3ah !ilu@iasi'. 0ebagian liat di horison argilik merupakan hasil pembentukan setempat !in situ' dari bahan induk.Di daerah tropika horison ; mempun)ai tekstur lebih halus mengandung bahan organik dan besi lebih tinggi daripada di daerah iklim sedang.2ersamaan dengan proses lessi@age tersebut terjadi pula proses podsolisasi dimana sekuioksida !terutama besi' dipindahkan dari horison albik ke horison argilik.
#.
2io6)6ling, meskipun terjadi pen6u6ian intensi+ tetapi jumlah basa=
basa di permukaan tanah 6ukup tinggi dan menurun dengan kedalaman. *al ini disebabkan karena proses 2io6)6ling basa=basa tersebut oleh @egetasi )ang ada di situ. /. Pembentukan plinthite dan +ragipan. Plinthite dan +ragipan bukan si+at )ang menentukan tetapi sering ditemukan pada 7ltisol. 2iasan)a ditemukan pada subsoil di daerah tua. Plinthite : Terlihat sebagai karatan ber3arna merah terang. Karatan ini terbentuk karena proses reduksi dan oksidasi berganti=ganti. Kalau mun6ul di permukaan menjadi keras irre@ersibie dan disebut laterit. Karatan merah )ang tidak mengeras kalau kering berlebihan bukanlah plithit. Plinthite ditemukan mulai kedalaman )ang dipengaruhi oleh +luktuasi air tanah. *an)a plinthite )ang dapat menghambat drainase )ang dalam Taksonomi Tanah !)aitu mengandung 1%=1/ persen @olume atau lebih plinthite C Plintha-uult'. 8ragipan : Pada 7ltisol drainase buruk, seperti haln)a plinthite, +ragipan menghambat gerakan air dalam tanah. Proses pembentukan +ragipan masih belum jelas. $. Perubahan horison umbrik menjadi mollik 7ltisol dengan epipedon umbrik !7mbra-uult' dapat berubah menjadi epidedon mollik akibat pengapuran. alaupun demikian klasi+ikasi tanah tidak berubah selama lapisan=lapisan )ang lebih dalam mempun)ai kejenuhan basa rendah.
Pada
klasi+ikasi
lama
menurut
0oepraptohardjo
!1$1',
7ltisol
diklasi+ikasikan sebagai Podsolik Merah Kuning !PMK'. arna tanah pada horiEon argilik sangat ber@ariasi dengan hue dari 1%FR hingga 1%R, nilai "G$ dan kroma #G4 !0ubag)o et al. 14$H 0uharta dan Praset)o 14$H
Ra6him et al. 1&H 0uhardjo dan Praset)o 14H Alkusuma (%%%H Isa et al. (%%#H Praset)o et al. (%%/'. arna tanah dipengaruhi oleh beberapa +aktor, antara lain bahan organik )ang men)ebabkan 3arna gelap atau hitam, kandungan mineral primer +raksi ringan seperti kuarsa dan plagioklas )ang memberikan 3arna putih keabuan, serta oksida besi seperti goethit dan hematit )ang memberikan 3arna ke6oklatan hingga merah. Makin 6oklat 3arna tanah umumn)a makin tinggi kandungan goethit, dan makin merah 3arna tanah makin tinggi kandungan hematit !;s3aran dan 0)s 1&%H Allen dan *ajek 14H 06h3ertmann dan Ta)lor 14'. Tekstur tanah 7ltisol ber@ariasi dan dipengaruhi oleh bahan induk tanahn)a. Tanah 7ltisol dari granit )ang ka)a akan mineral kuarsa umumn)a mempun)ai tekstur )ang kasar seperti liat berpasir !0uharta dan Praset)o 14$', sedangkan tanah 7ltisol dari batu kapur, batuan andesit, dan tu+a 6enderung mempun)ai tekstur )ang halus seperti liat dan liat halus !0ubardja 14$H 0ubag)o et al. 14&H Isa et al. (%%#H Praset)o et al. (%%/'. 7ltisol umumn)a mempun)ai struktur sedang hingga kuat, dengan bentuk gumpal bersudut !Ra6him et al. 1&H Isa et al. (%%#H Praset)o et al. (%%/'. Komposisi mineral pada bahan induk tanah mempengaruhi tekstur 7ltisol. 2ahan induk )ang didominasi mineral tahan lapuk kuarsa, seperti pada batuan granit dan batu pasir, 6enderung mempun)ai tekstur )ang kasar. 2ahan induk )ang ka)a akan mineral mudah lapuk seperti batuan andesit, napal, dan batu kapur 6enderung menghasilkan tanah dengan tekstur )ang halus.
0ar3ono *ardjo3igeno !(%%"' mengemukakan bah3a pada umumn)a 7ltisol mempun)ai bobot isi !bulk densit)' berkisar antara 1,1 gr6m=1,"/gr6m dengan total ruang pori !TRP' lebih ke6il dilapisan ba3ah dibanding lapisan di atasn)a derta memiliki da)a pegang air )ang lebih rendah dan agregat )ang kurang mantap, sehingga peka terhadap erosi.
mor+ologi
)ang penting
pada 7ltisol
adalah adan)a
peningkatan +raksi liat dalam jumlah tertentu pada horiEon seperti )ang dis)aratkan dalam 0oil Taonom) !0oil 0ur@e) 0ta++ (%%"'. *oriEon tanah dengan peningkatan liat tersebut dikenal sebagai horiEon argilik. *oriEon tersebut dapat dikenali dari +raksi liat hasil analisis di laboratorium maupun dari penampang pro+il tanah. *oriEon argilik umumn)a ka)a akan Al
sehingga
peka
terhadap
perkembangan
akar
tanaman,
)ang
men)ebabkan akar tanaman tidak dapat menembus horiEon ini dan han)a berkembang di atas horiEon argilik !0oekardi et al. 1"'. (. 0i+at Kimia Tanah 7ltisol umumn)a mempun)ai nilai kejenuhan basa J "/, karena batas ini merupakan salah satu s)arat untuk klasi+ikasi tanah 7ltisol menurut 0oil Taonom). 2eberapa jenis tanah 7ltisol mempun)ai kapasitas tukar kation J 1$ 6molkg liat, )aitu 7ltisol )ang mempun)ai horiEon kandik. Reaksi tanah 7ltisol pada umumn)a masam hingga sangat masam !p* /G",1%', ke6uali tanah 7ltisol dari batu gamping )ang mempun)ai reaksi netral hingga agak masam !p* $,4%G$,/%'. Kapasitas tukar kation pada tanah 7ltisol dari granit, sedimen, dan tu+a tergolong rendah masing=masing berkisar antara (,%G&,/% 6molkg, $,11G1",$4 6molkg, dan $,1%G$,4% 6molkg, sedangkan )ang dari bahan @olkan andesitik dan batu gamping tergolong tinggi !1& 6molkg'. *asil penelitian menunjukkan bah3a beberapa tanah 7ltisol dari bahan @olkan, tu+a berkapur, dan batu gamping mempun)ai kapasitas tukar kation )ang tinggi !Praset)o et al. (%%%H Praset)o et al. (%%/H Tabel (' ilai kejenuhan Al )ang tinggi terdapat pada tanah 7ltisol dari bahan sedimen dan granit ! $%', dan nilai )ang rendah pada tanah 7ltisol dari bahan @olkan
andesitik dan gamping !%'. 7ltisol dari bahan tu+a mempun)ai kejenuhan Al )ang rendah pada lapisan atas !/G4', tetapi tinggi pada lapisan ba3ah !"&G&4'. Tampakn)a kejenuhan Al pada tanah 7ltisol berhubungan erat dengan p* tanah. Kandungan hara pada tanah 7ltisol umumn)a rendah karena pen6u6ian basa berlangsung intensi+, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi berjalan 6epat dan sebagian terba3a erosi. Pada tanah 7ltisol )ang mempun)ai horiEon kandik, kesuburan alamin)a han)a bergantung pada bahan organik di lapisan atas. Dominasi kaolinit pada tanah ini tidak memberi kontribusi pada kapasitas tukar kation tanah, sehingga kapasitas tukar kation han)a bergantung pada kandungan bahan organik dan +raksi liat. 9leh karena itu, peningkatan produkti@itas tanah 7ltisol dapat dilakukan melalui perbaikan tanah !ameliorasi', pemupukan, dan pemberian bahan organik. Peningkatan +raksi liat )ang membentuk horiEon argilik pada tanah 7ltisol 6ukup merugikan karena horiEon ini akan menghalangi aliran air se6ara @ertikal, sebalikn)a aliran horiEontal meningkat sehingga memperbesar da)a erosi@itas. Pembentukan horiEon argilik merupakan proses alami )ang sulit di6egah, namun erosi )ang terjadi dapat dihindari atau dikurangi dampakn)a. Masalah Al umumn)a terjadi pada tanah 7ltisol dari bahan sedimen. 2ahan sedimen merupakan hasil dari proses pelapukan !3eathering' dan pen6u6ian !lea6hing', baik pelapukan dari bahan @olkan, batuan beku, batuan metamor+ maupun 6ampuran dari berbagai jenis batuan sehingga mineral pen)usunn)a sangat bergantung pada asal bahan )ang melapuk. 9leh karena itu, tanah 7ltisol dari bahan sedimen sudah mengalami dua kali pelapukan, )ang pertama pada 3aktu pembentukan batuan sedimen dan )ang kedua pada 3ak=tu pembentukan tanah. Dengan demikian ada kemungkinan bah3a kandungan Al pada batuan sedimen sudah sangat tinggi. Kondisi ini akan berbeda bila tanah 7ltisol terbentuk dari bahan @olkan dan batuan beku. Pada tanah tersebut Al han)a berasal dari pelapukan batuan bahan indukn)a. Kondisi ini juga masih dipengaruhi
oleh p*. Pada bahan induk )ang bersi+at basa, pelepasan Al tidak seban)ak pada batuan masam, karena p* tanah )ang tinggi dapat mengurangi kelarutan hidroksida Al. 7ltisol dari bahan sedimen mempun)ai kesuburan alami )ang lebih rendah daripada 7ltisol dari bahan @olkan atau batu kapur, karena bahan sedimen sudah merupakan hasil perombakan bahan lain sehingga kandungan unsur haran)a pun rendah. 7ltisol dari Kalimantan 0elatan dan Kalimantan Timur )ang berkembang dari batuan sedimen batu pasir dan batu liat mempun)ai nilai kapasitas tukar kation tanah "G14 6mol!L'kg, kejenuhan basa "G , kejenuhan Al ""G/, dan p* ",&%G/ !Praset)o dan 0uharta (%%%H Fatno et al. (%%%H Praset)o et al. (%%1'. 0ementara itu tanah 7ltisol dari bahan @olkan mempun)ai nilai kapasitas tukar kation 1",4%G (/,# 6mol!L'kg, kejenuhan basa "G , kejenuhan Al ""G/, dan p* ",&%G/ !Praset)o dan 0uharta (%%%H Fatno et al. (%%%H Praset)o et al. (%%1'. 0ementara itu tanah 7ltisol dari bahan @olkan mempun)ai nilai kapasitas tukar kation 1",4%G (/,# 6mol!L'kg tanah, kejenuhan basa #G "/, kandungan Al %G1$, dan p* tanah #,$%G/,&% !0ubag)o et al. 14&H Praset)o et al. (%%/'. ". 0i+at 2iologi Ditinjau dari segi budida)a, tanaman tanah 7ltisol dikategorikan tidak produkti+,karena pada umumn)a tanah ini mempun)ai potensi kera6unan aluminium dan miskin kandungan bahan organik. Tanah ini juga miskin kandungan hara terutama P dan kation=kation dapat ditukar seperti
panas dan ber6urah hujan tinggi. 5egetasi klimaksn)a adalah hutan rimba. Dalam lingkungan sema6am ini reaksi hidrolisis dan asidolisis serta proses pelindian !lea6hing' terpa6u kuat. Asidolisis berlangsung kuat karena air in+iltrasi dan perkolasi mengambil <9 hasil mineralisasi bahan organik berupa serasah hutan dan hasil perna+asan akar tumbuhan hutan. Menurut *ardon !6it. 5olobue@, 1$#' produksi tahunan bersih bahan ogranik dalam hutan primer tropika di a3a ialah (/ ton ha. Bongman dan enik !1' men)ebutkan angka rerata (% dengan kisaran 1%=/% ton ha th bahan kering untuk hutan tropika di dunia. Produksi serasah tahunan dalam hutan menurut 5olobue@ !1$#' berkisar antara 1 dan # dari biomassa total. Bongman dan enik !1' mengajukan angka biomassa total hutan tropika sebesar rerata #/% ton ha bahan kering dengan kisaran $%=4%% tonha Maka produksi serasah tahunan dapat diperkirakan minimum %,$ dan maksimum "( ton ha dengan kisaran tengah #,/ hingga 14 ton ha 7ltisol sering diidentikkan dengan tanah )ang tidak subur, tetapi sesungguhn)a bisa diman+aatkan untuk lahan pertanian potensial, asalkan dilakukan pengelolaan )ang memperhatikan kendala !6onstrain' )ang ada pada 7ltisol tern)ata dapat merupakan lahan potensial apabila iklimn)a mendukung. Tanah 7ltisol memiliki tingkat kemasaman sekitar /,/ !Munir, 1$'. D' Ken3l nh Ulis0l %' S)*u+)u* T(n(h 4(n, Ku*(n, M(n)(5 7ltisol merupakan tanah )ang mempun)ai kandungan liat tinggi
serta kandungan bahan organik )ang rendah, sehingga struktur tanahn)a kurang mantap dan terdispersi oleh tumbukan butir=butir hujan menjadi partikel tanah )ang halus. 7ntuk itu perlu ada penambahan bahan organik sebagai perekat dan perangsang dalam pembentukan agregat tanah, serta sebagai bahan pemantapan agregat tanah. #' In2il)*(si 3(n Pe*-e(1ili)(s 4(n, L(-1() Kandungan liat )ang tinggi dikaitkan dengan ruang pori, aerasi sedikit dan permeabilitas air )ang sangat rendah. 2ila tanah terdapat pada
suatu kemiringan tanah liat akan mudah terpengaruh erosi akibat dari ke6epatan aliran permukaan )ang besar. 0e6ara khusus bila air masuk dengan 6ara in+iltrasi di tanah segera permukaan tanah dijenuhi air. 0etelah in+iltrasi air bergerak ke ba3ah seperti aliran tidak jenuh )ang tidak tergantung dari perbedaan potensi air dan kondukti@itas tanah. Tanah=tanah dengan kadungan liat tinggi membentuk retakan=retakan ) ang besar di musim kering )ang memungkinkan air dari hujan lebat )ang intensi+ bergerak 6epat seperti aliran jenuh masuk jauh ke dalam tanah kering tanpa adan)a aliran permukaan. Tetapi bila tanah ini menjadi basah pada musim hujan, in+iltrasi mendekati nol dan hampir semua 6urah hujan mengalir sebagai aliran permukaan. Pengolahan tanah dan pemberian bahan organik dapat memperbesar laju in+iltrasi dan permeabilitas tanah sehingga ketersediaan air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman semakin baik.
6'
Ae*(si T(n(h Ul)is0l 4(n, Bu*u+ 0angat erat kaitann)a dengan pori=pori tanah. Pori=pori t a n a h
adalah
bagian
)ang
tidak
terisI
bahan
padat
t a n a h !Terisi oleh udara dan air'. Pori=pori tanah dapat dibedakan menjadi pori kasar (macro pore ) dan pori halus (micro pore). Pori=pori kasar berisi udara atau air gra+itasi !air )ang mudah hilang karena ga)a gra+itasi', sedangkan pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah=tanah pasir mempun)ai pori=pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah=tanah liat mempun)ai pori=pori total !jumlah pori=pori makro makro', lebih tinggi daripada tanah pasir. Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan or ganik tinggi. Tana h dengan struktur granular atau remah, mempun)ai porositas )ang lebih tinggi daripada tanah dengan
struktur
massi@e
!pejal'.
Tanah
dengan
tekstur
ban)ak mempun)ai pori=pori makro sehingga sulit nenahan air. 7' K(n3un,(n B(h(n O*,(ni+ Ren3(h
pasir
Rendahn)a kandungan bahan organik ini disebabkan oleh tinggin)a 6urah hujan dan suhu )ang tinggi di daerah tropika men)ebabkan reaksi kimia berjalan 6epat sehingga proses pelapukan dan pen6u6ian berjalan 6epat. Pada skala iklim mikro, 6urah hujan merupakan +aktor iklim )ang paling berkuasa )ang mempengaruhi jenis tanah di alam tropika. Pengaruh utama 6urah hujan pada tanah adalah pelapukan, pelindian dan pengembangan tanah. Air )ang bertindak sebagai +aktor )ang selanjutn)a memper6epat laju pelapukan kimia
dan perubahan penampang tanah.
Dengan demikian suhu tinggi di daerah tropika dan 6urah hujan tinggi membuat laju pelapukan )ang 6epat. 8' A,*e,() Ku*(n, S)(1il 0tabilitas agregat tanah merupakan salah satu si+at +isika tanah )ang sangat penting karena dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman se6ara tidak langsung, karena stabilitas agregat tanah mempengaruhi aerasi tanah. Kompos dapat meningkatkan stabilitas agregat tanah , karena kompos merupakan sumber bahan organik )ang ka)a dengan hara seperti , P dan K dapat disumbangkan ke dalam tanah dan se6ara +isik juga dapat memperbaiki si+at +isika tanah karena adan)a asam=asam organik sebagai perangsang terbentukn)a ikatan=ikatan antara partikel=partikel tanah membentuk agregat. 9' B010) Isi P(3( L(5is(n T(n(h B(:(h Tin,,i *al ini disebabkan oleh tekstur tanah )ang berat sehingga bobot isi dan plastisitas tanah tinggi. Disamping itu si+at agregat tanah )ang kurang stabil dan mudah terdispersi oleh tumbukan butir=butir hujan )ang jatuh menimpan)a. 2utir=butir tanah )ang terdispersi ak an menutupi po ri=pori tanah )ang mengakibatkan laju in+iltrasi dan permeabilitas lambat dan aliran permukaan meningkat. Pemberian kompos dari tanaman leguminosa pada 7ltisol dapat menurunkan bobot isi dan meningkatkan air tersedia tanah. &' 5H T(n(h Ren3(h *al ini disebabkan oleh batuan induk )ang masam akan menghasilkan tanah=tanah masam, sedang batuan induk alkalis pada umumn)a menghasilkan tanah=tanah alkalis, tetapi bila mengalami
pen6u6ian lanjut karena 6urah hujan tinggi dapat pula membentuk tanah masam. Adan)a 6urah hujan dan suhu tinggi di daerah tropika men)ebabkan reaksi kimia berjalan 6epat sehingga proses pelapukan dan pen6u6ian berjalan 6epat. Akibatn)a ban)ak tanah mengalami pelapukan lanjut, rendah kadar unsur hara dan bereaksi masam. Topogra+i akan mempengaruhi berapa besarn)a jumlah air hujan )ang meresap atau ditahan masa tanah, dimana di daerah datar atau 6ekung dimana air tidak mudah hilang dari tanah atau menggenang di daerah bergelombang, drainase tanah lebih baik sehingga pengaruh iklim !6urah hujan dan suhu' lebih
jelas
dan
pelapukan
serta
pen6u6ian
berjalan
6epat )ang
mengakibatkan tanah bereaksi masam atau p* rendah. Kemasaman tanah merupakan salah satu si+at )ang penting, sebab terdapat beberapa hubungan p* dengan ketersediaan unsur hara, juga terdapat beberapa hubungan antara p * dan semua pembentukan serta si+at=si+at tanah. 7ntuk itu p* tanah perlu ditingkatkan agar unsur=unsur hara seperti P mudah diserap tanaman dan dapat kera6unan Al. ;' K(n3un,(n Al< Fe 3(n Mn Tin,,i Karena tanah ini terbentuk d i daerah beriklim basah dengan 6urah hujan lebih dari (%%% mm per tahun tanpa bulan kering. Adan)a 6urah hujan tinggi men)ebabkan reaksi kimia berjalan 6epat sehingga proses pelapukan dan pen6u6ian berjalan 6epat.
*al ini akan mengakibatkan
tanah p* rendah, miskin hara, dengan 6adangan mineral serta mempun)ai kandungan Al, 8e, Mn )ang tinggi dapat bersi+at ra6un bagi tanaman. 7ntuk memperbaiki kandungan seperti ini dapat dilakukan dengan 6ara pengapuran. =' K(3(* Unsu* H(*( Ren3(h Ini terjadi karena 6urah hujan )ang tinggi di daerah t r o p i k a me n ) e b a b k a n
reaksi k i mi a
berjalan
6epat sehingga proses
pelapukan dan pen6u6ian berjalan 6epat, sehingga kadar unsur hara rendah. E' Pen,el0ln
Ditinjau dari luasn)a, tanah 7ltisol mempun)ai potensi )ang tinggi untuk pengembangan pertanian lahan kering. amun demikian, peman+aatan
tanah ini menghadapi kendala karakteristik tanah )ang dapat menghambat pertumbuhan tanaman terutama tanaman pangan bila tidak dikelola dengan baik. 2eberapa kendala )ang umum pada tanah 7ltisol adalah kemasaman tanah tinggi, p* ratarata J #,/%, kejenuhan Al tinggi, miskin kandungan hara makro terutama P, K,
Pen,5u*n
7ntuk mengatasi kendala kemasaman dan kejenuhan Al )ang tinggi dapat dilakukan pengapuran. Reaksi tanah masam dengan kejenuhan Al tinggi sudah menjadi merek dari tanah ini. Kemasaman tanah berhubungan erat
dengan
kejenuhan
Al,
seperti
)ang
dilaporkan
oleh
Abruna etal. !1&/', kejenuhan Al C /1$,1%G1$",& kemasaman tanah L 1(,&% !kemasaman tanah' ( dengan r C %,%. Kandungan Al )ang tinggi berasal dari pelapukan mineral mudah lapuk. Kemasaman dan kejenuhan Al )ang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran. Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan p* tanah dari sangat masam atau masam ke p* agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al. 7ntuk menaikkan kadar
dapat mengatasi masalah kejenuhan Al dan kemasaman pada tanah 7ltisol. amun di beberapa daerah seperti di Kalimantan dan 0umatera, ketersediaan kapur relati@e terbatas, dan bila tersedia hargan)a belum tentu terjangkau oleh petani. Pengapuran sebaikn)a han)a dilakukan bila p* tanah di ba3ah / karena pada p* di atas /,/%, respons Al rendah karena sudah mengendap menjadi Al !9*'". #' Pe-u5u+n F0s2 3n Kliu-
Pemupukan +os+at merupakan salah satu 6ara mengelola tanah 7ltisol, karena di samping kadar P rendah, juga terdapat unsur=unsur )ang dapat meretensi +os+at )ang ditambahkan. Kekurangan P pada tanah 7ltisol dapat disebabkan oleh kandungan P dari bahan induk tanah )ang memang sudah rendah, atau kandungan P sebetuln)a tinggi tetapi tidak tersedia untuk tanaman karena diserap oleh unsur lain seperti Al dan 8e. 7ltisol pada umumn)a memberikan respons )ang baik terhadap pemupukan +os+at. Penggunaan pupuk P dari T0P lebih e+isien dibanding P alam, namun pengaruh takaran P terhadap hasil tidak n)ata. Pemberian P (%%G(/% ppm P(9/ pada tanah 7ltisol dari Bampung dan 2anten dapat menghasilkan bahan kering "G# kali lebih tinggi dari perlakuan tanpa +os+at. Di samping itu pengaruh residu pemupukan P masih terlihat 3alaupun hasil tanaman lebih rendah dari pertanaman sebelumn)a. Respons tanaman jagung terhadap pemupukan P dan pada tanah T)pi6 Paleudults sangat tinggi karena status kesuburan T)pi6 Paleudults sangat rendah. Penelitian lanjutan menunjukkan bah3a takaran pupuk P dan untuk pertanaman jagung kedua lebih ke6il dari pertanaman pertama. 6' Bhn O*,ni+
Tanah 7ltisol umumn)a peka terhadap erosi serta mempun)ai pori aerasi dan indeks stabilitas rendah sehingga tanah mudah menjadi padat. Akibatn)a pertumbuhan akar tanaman terhambat karena da)a tembus akar ke dalam tanah menjadi berkurang. 2ahan organik selain dapat meningkatkan kesuburan tanah juga mempun)ai peran penting dalam memperbaiki si+at +isik tanah. 2ahan organik dapat meningkatkan agregasi
tanah, memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta membuat struktur tanah menjadi lebih remah dan mudah diolah. 2ahan organik tanah melalui +raksi=+raksin)a mempun)ai pengaruh n)ata terhadap pergerakan dan pen6u6ian hara. Asam +ul@at berkorelasi positi+ dan n)ata dengan kadar dan jumlah ion )ang ter6u6i, sedangkan asam humat berkorelasi negati+ dengan kadar dan jumlah ion )ang ter6u6i. Pengelolaan bahan organik dengan penanaman Mucuna sp. selama " bulan dan pengembalian serasah L pupuk kandang 1% tha pada guludan dapat meningkatkan pori tanah, dan pori air tersedia, serta menurunkan kepadatan tanah !;r+andiet al. (%%1'. Pada 7ltisol dari 0itiung, pemberian bahan organik berupa kotoran
sapi,
jerami,
dan Flemingia congesta dapat
meningkatkan
kandungan bahan organik dan kapasitas tukar kation serta menghalangi serapan P dan Mg dalam tanah. Pengelolaan tanah dan bahan organik berupa sisa tanaman jagung, F. congesta, dan Mucuna sp. sebagai mulsa sangat e+ekti+ men6egah erosi serta mengurangi konsentrasi sedimen dan aliran permukaan. Pemberian berbagai jenis dan takaran pupuk kandang !sapi, a)am, dan kambing' dapat memperbaiki si+at +isik tanah, )aitu menurunkan bobot isi serta meningkatkan porositas tanah dan laju permeabilitas. Penambahan bahan organik dari pupuk kandang maupun sisa=sisa tanaman atau hasil penanaman seperti Mucuna sp. dan F. congesta dapat memperbaiki si+at +isik tanah seperti pori air tersedia, indeks stabilitas agregat, dan kepadatan tanah. Pemberian bahan organik baik dari sisasisa tanaman maupun )ang sengaja ditanam tidak menimbulkan masalah bagi petani, tetapi pemberian pupuk kandang dengan takaran hingga 1% tha akan sangat sulit diterapkan oleh petani. Pen)ediaan bahan organik dapat pula diusahakan melalui pertanaman lorong !alley cropping '. 0elain pangkasan tanaman dapat menjadi sumber bahan organik tanah, 6ara ini juga dapat mengendalikan erosi. *asil penelitian
menunjukkan
bah3a
penanaman Flemingia sp.
dapat
meningkatkan p* tanah dan kapasitas tukar kation serta menurunkan kejenuhan Al. Penerapan pola tanam tumpang gilir di produksi dengan
pemberian mulsa setiap panen pada tanah 7ltisol dapat menekan erosi pada lereng 1/ hingga di ba3ah nilai erosi )ang dapat diabaikan. Pada lereng sekitar #, penggunaan mulsa untuk men6egah erosi 6ukup baik asalkan diikuti pengelolaan tanah )ang baik pula.
BAB III PENUTUP A' Kesi-5uln Dalam sistem klasi+ikasi tanah 70DA terbaru !1&/, 14/' )ang masih
terus dikembangkan dengan kerjasama internasional untuk kesempurnaann)a, tanah podsolik merah=kuning se6ara umum masuk dalam ordo ultisol. Tanah podsolik merah kuning atau sering disingkat PMK adalah tanah )ang terbentuk karena 6urah hujan )ang tinggi dan suhu )ang sangat rendah dan juga merupakan jenis tanah mineral tua )ang memiliki 3arna kekuningan atau kemerahan. arna dari tanah podsolik ini menandakan tingkat kesuburan tanah )ang relati+ rendah karena pen6u6ian.arna kuning dan merah ini disebabkan oleh longgokan besi dan aluminum )ang teroksidasi. Mineral lempung )ang terdapat pada tanah ini pen)usunn)a didominasi oleh silikat. Pengelolaan tanah ultisol ini dengan 6ara pengapuran, pemupukan +os+at dan kalium serta penambahan bahan organik.
DAFTAR PUSTAKA
A+rians)ah, (%11. Sifat Fisika & Kimia Tanah Ultisols. http:dsa+rians)ah.blogspot.6o.id. Diakses pada tanggal (1 o@ember (%1& pukul 11.% I2. 2u6kman, *. D dan . < 2rad). 14(. The nature and properties of soil . Terjemahan 0oegiman. Ilmu tanah. 2harata Kar)a Aksara, akarta. *ardjo3igeno, 0. (%%". Ilmu Tanah. Akademik Presindo, akarta. *er), Fanto. (%1". Kesuburan Tanah Ultisol. http:her)antos.blogspot.6o.id. Diakses pada tanggal (1 o@ember (%1& pukul 1(.11 I2. otohadipra3iro, Tejo)u3ono. (%%$. Ultisol Fakta dan !mplikasi "ertaniannya. http:soil.blog.ugm.a6.id. Diakses pada tanggal (1 o@ember (%1& pukul 1(.(1 I2. 7tomo, 2udi. (%%4. "erbaikan Sifat Tanah Ultisol untuk Meningkatkan "ertumbuhan #ucalyptus urophylla pada Ketinggian $%$$ Meter. http:repositor).usu.a6.id. Diakses pada tanggal (1 o@ember (%1& pukul 11.# I2.