MAKALAH PENILAIAN FORMASI INTERPRETASI LITOLOGI DAN POROSITAS DARI SUATU FORMASI DENGAN MENGGUNAKAN SONIC LOG
Disusun oleh : KELOMPOK 5 1. Halim Masruhim
(0901101)
2. Andre Albert
(0901013)
3. Ovie Oktavia Fatmanita Putri
(0901089)
4. Juli Yanto
(0901098)
5. Maria Sari Dewi
(0901040)
6. Galih Ega Favian
(0901056)
7. Rizkia Wida Rahayu
(0901031)
8. Hendra Gunawan
(0901084)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI BALIKPAPAN 2012
1
DAFTAR ISI
BAB I
Pengertian Sonic Log
BAB II
Tujuan Sonic Log
BAB III
Prinsip Dasar Sonic Log
BAB IV
Teori Dasar
BAB V
Aplikasi Sonic Log
BAB VI
Studi Kasus dan Pembahasan
2
BAB I PENGERTIAN SONIC LOG
Penilaian formasi merupakan disiplin ilmu dari teknik perminyakan yang mana di dalamnya terdapat mekanisme perhitungan dan evaluasi ataupun formasi. Metode – metode evaluasi suatu reservoir ataupun formasi pada prinsipnya yang dipergunakan dalah metode logging. Pada
prinsipnya
logging
adalah
merupakan
salah
satu
metode
pengukuran perekaman besaran – besaran fisik batuan reservoir terhadap kedalaman lubang bor. Sonic log atau log suara dirancang untuk merekam porositas batuan
formasi dengan cara mengukur interval transite time (Δt), yaitu waktu yang diperlukan oleh gelombang suara untuk merambat sejauh 1 feet dalam formasi. Sistem peralatan sonic log menggunakan transmiter gelombang suara dan alat penerima (receiver) .
3
Gambar skema dasar prinsip sonic log
Sumber : Baginda Saragi
4
BAB II TUJUAN SONIC LOG
Tujuan dari kegunaan Sonic Log adalah
Menentukan porositas batuan formasi Salah satu kegunaan dari sonic log adalah mengetahui porositas batuan suatu formasi. Berdasarkan sistem kerja dari sonic log,porositas batuan dapat terdeteksi dengan melihat besarnya nilai transite time yang di hasilkan dari pancaran gelombang sonic dari transmiter yang kemudian di rekam oleh receiver,dimana nilai transite time yang dihasilkan akan berbeda dari setiap jenis batuan yang ada pada suatu formasi. Besarnya nilai transite time dapat dijadikan acuan dalam menentukan porositas batuan tersebut. Apabila nilai dari transite time yang dihasilkan semakin besar maka porositas batuan tersebut memiliki porositas yang semakin baik,dan bila nilai transite timenya semakin kecil maka batuan tersebut memiliki porositas yang buruk atau jelek. Hal tersebut dapat terjadi karena,besarnya nilai transite time yang direkam di transmiter,dapat menunjukan jenis ataupun kekompakan suatu batuan,yang mana batuan yang semakin padat akan memiliki nilai transite time yang lebih kecil dibanding batuan yang berporous yang memiliki porositas yang baik.
Menentukan jenis litologi Selain menentukan porositas batuan,kegunaan dari sonic log adalah menentukan jenis atau litologi suatu batuan formasi.Cara menentukan litologi suatu batuan tidak jauh berbeda atau sangat berbuhubungan dengan menentukan porositas batuan,yaitu dengan melihat nilai transite time dan penunjukan arah deflasi yang terlihat pada data log. Batuan yang memiliki nilai transite time yang besar menunjukan batuan tersebut berporous dengan arah deflasi ke arah kiri,biasanya batuan tersebut termasuk batuan coal ,sedangkan pada pembacaan
5
deflasi ke arah kanan menenjukan batuan tersebut semakin padat,yang memiliki nilai transite time yang kecil,biasanya batuan tersebut berjenis limestone.
Mengetahui zona over pressure
Mengetahui keterdapatan hidrokarbon Pada dasarnya kegunaan sonic log adalah menentukan besarnya porositas suatu batuan dan menentukan jenis litologi suatu batuan. Untuk menentukan zona hidrokarbon dengan sonic log,hasil yang diperoleh tidak akurat,untuk itu penggunaan sonic log biasanya dikombinasikan dengan jenis log yang lain.
6
BAB III PRINSIP DASAR SONIC LOG
Suara dikirimkan dari transmiter masuk kedalam formasi, kemudian pencatatan dilakukan pada saat pantulan suara yang pertama kali sampai di receiver. Transmiter-transmiter mengirim suara secara bergantian, dan harga Δt dicatat pada pasangan-pasangan receiver yang menerima pantulan suara secara bergantian pula. Harga T rata –rata dari receiver ini dihitung secara otomatis pula memproses transite time menjadi total transite time.
140
DT ( s/f)
Sumber : Manogar Sinaga, STT Migas
7
40
Pada gambar di atas dapat dilihat bentuk dari penggunaan dari sonic log pada suatu formasi batuan,alat dari sonic log tersebut mengidentifikasi jenis atau litologi suatu batuan,dimana pada pembacaan arah deflasi ke arah kiri teridentifikasi batuan coal,yang mana jenis batuan tersebut memilki porous sehingga deflasinya menunjukan arah ke kiri,sedangkan arah deflasi ke arah kanan teridentifikasi batuan limestone yang batuannya memiliki kepadatan yang baik,sehingga transite time nya memilki nilai yang kecil.
8
BAB IV TEORI DASAR
Sonic log atau nlog suara dirancang untuk merekam porositas batuan
formasi dengan cara mengukur “ interval transite time ’’ (Δt), yaitu waktu yang diperlukan oleh gelombang suara untuk merambat sejauh 1 feet dalam formasi. Sonic log berfungsi untuk menghitung porositas log sonic. Alat logging Sonic terdiri dari Transmitter & Receiver
Transmitter menghasilkan gelombang akustik .
Receiver mengukur cepat rambat gelombang akustik menembus batuan.
Sumber : Manogar Sinaga, STT MIGAS Batuan yang padat dan keras (densitas tinggi) mempunyai kecepatan rambat gelombang suara yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan yang porous dan densitas rendah.
9
Artinya batuan dengan densitas yang tinggi memiliki kerapatan yang besar, dengan kata lain porositasnya kecil. Pada porositas yang keci ini maka kecepatan rambat gelombang suara akan semakin tinggi. Sebaliknya batuan dengan densitas yang rendah memiliki kerapatan yang kecil sehingga kecepatan rambat gelombang suara akan semakin rendah. Namun hubungan antara porositas dengan densitas juga dipengaruhi oleh jenis batuannya.
Transite time dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
∆ t = [(T1 - T2) + (T3 - T4)] / 2
Keterangan :
Φ
= Porositas
∆t
= Transit time yang diperoleh dari pembacaan defleksi kurva sonic log untuk setiap interval kedalaman ( μs/ft)
∆tf
= Transit time fluida (kecepatan gelombang suara di air = 189 μs/ft)
∆tma
= Transit time matriks batuan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi Δt 1. Shale : Batuan shale memiliki porositas besar walaupun permeabilitasnya mendekati harga nol. Sehingga batuan yang mengandung shale
mempunyai harga Δt semakin besar. 2. Kekompakan batuan : Kekompakan batuan akan memperkecil porositas, sehingga kurva Δt akan semakin rendah. 3. Kandungan air : Adanya kandungan air dalam batuan menyebabkan
kurva Δt cendrung mempunyai harga yang semakin besar. 4. Kandungan minyak : Air (terutama air asin) memiliki sifat penghantar suara yang lebih baik dibanding dengan minyak, sehingga adanya minyak
dalam batuan akan berpengaruh memperkecil harga Δt.
10
5. Kandungan gas : Gas merupakan penghantar suara yang tidak baik, sehingga pantulan suara akan lambat diterima receiver, dengan demikian
gas memperbesar harga Δt
11
BAB V APLIKASI SONIC LOG Sonic log bertujuan untuk menentukan jenis log sonic yang umum digunakan dilapangan adalah tipe : 1. BHC ( Bore Hole Compensated ) sebagai porositas total dan untuk melihat ø sonic. BHC merupakan peralatan simple yang terdiri dari sepasang transmitter dan empat receiver untuk mengimbangi lubang dan kemiringan sonde. Jarak normal antara transmitter dan receiver
adalah 3’ – 5’. Menghasilkan kelambatan kompresional dengan mengukur waktu kedatangan pertama transite.
Sumber : Baginda Saragi
Digunakan untuk : 1. Korelasi 2. Porositas 3. Litologi 4. Seismic tie in / waktu untuk kedalaman konversi.
12
2. CBL ( Cement Bond Log ) untuk bonding cement dan fungsinya untuk melihat ikatan semen. Alat yang digunakan untuk mengukur ikatan semen yaitu ikatan antara casing dan semen ditempatkan di anulus antara casing dan lubang sumur tersebut. Pengukuran dilakukan
dengan
menggunakan
alat
sonik
dan
ultrasonik akustik. Dalam kasus alat sonik, pengukuran biasanya ditampilkan pada log ikatan semen (CBL) dalam satuan millivolt ,
redaman desibel, atau keduanya. Pengurangan membaca di milivolt atau meningkatkan pelemahan desibel merupakan indikasi kualitas yang lebih baik- ikatan semen di belakang casing ke dinding casing.
13
BAB VI STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Di suatu lapangan X di lakukan Logging dengan sonic log pada lapisan yang prospek.. Besarnya interval transit time ( ∆t) dari defleksi kurva sonic log
untuk setiap interval kedalaman telah di tentukan. Jenis formasi (∆tma) telah di tentukan dengan nilai sebesar 47,5 μsec/ft dan kecepatan gelombang suara di air (Δtf ) sebesar 189 μsec/ft dan didapatkan hasil Δt log.
Besarnya porositas dari sonic log (øS) dengan dengan persamaan berikut : øS
= Δtlog - Δtma / Δtf Δtma - Δtma
dimana :
Δtlog
= transite time yang diperoleh dari pembacaan
defleksi kurva sonic log untuk setiap interval kedalaman.
Δtma
= transite time matriks batuan
Δtf
= transite time fluida ( air )
14
SONIC LOG No
Depth (feet)
∆t (μsec/ft)
∆tf (μsec/ft)
∆tma (μsec/ft)
Ф.S
Ф.S %
01
4000
78
189
47.5
0.2155
21.55
02
4100
74
189
47.5
0.1873
18.73
03
4200
108
189
47.5
0.4276
42.76
04
4300
104
189
47.5
0.3993
39.93
05
4400
98
189
47.5
0.3569
35.69
06
4500
94
189
47.5
0.3286
32.86
07
4600
97
189
47.5
0.3498
34.98
08
4700
97
189
47.5
0.3498
34.98
09
4800
89
189
47.5
0.2933
29.33
10
4900
90
189
47.5
0.3004
30.04
11
5000
74
189
47.5
0.1873
18.73
12
5100
74
189
47.5
0.1873
18.73
13
5200
72
189
47.5
0.1731
17.31
14
5300
73
189
47.5
0.1802
18.02
Sumber : STT MIGAS, Manogar Sinaga Perhitungan :
øS
= Δtlog - Δtma / Δtf - Δtma
øS
= 78 – 47.5 / 189 – 47.5
øS
= 0.2155
15
Pembahasan : Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa hasil interpretasi sonic log untuk setiap kedalaman dengan interval 100 feet dimulai pada kedalaman 4000 feet sampai 5300 feet, dan didapatkan hasil logging sonic log dengan transite time yang bervariasi, dikarenakan litologi disetiap kedalaman berbeda-beda, misal di kedalaman 4000 feet didapatkan ∆t log yang lebih besar
dari ∆t log pada kedalaman 4100, yang berarti pada kedalaman 4100 feet litologinya lebih padat dari pada yang kedalaman 4000 feet, dan dapat di interpretasikan porositasnya lebih kecil karena transite timenya lebih rendah juga, dan dibuktikan dengan hasil perhitungan porositasnya seperti pada tabel.
16
BAB VII KESIMPULAN Pembacaan kurva sonic log mengindikasikan jenis batuan atau fluida yang ada dalam lapisan formasi, lapisan formasi yang mempunyai fluida hidrokarbon merupakan lapisan yang kurang baik dalam menghantarkan frekuensi suara yang dipancarkan oleh transmitter, akibatnya kecepatan pengiriman dan penerimaan sinyal sonic akan semakin lambat. Semakin lambat kecepatan gelombang sonic yang kembali ke transmitter mengindikasikan bahwa sinyal sonic tersebut bertemu dengan lapisan hidrokarbon. Dari hasil perhitungan yan dilakukan, terlihat bahwa jika transite time ( Δt) semakin besar maka harga Φ sonic log juga semakin besar dan sebaliknya . Hal ini mengindikasikan bahwa harga transite time (Δt) dan Φ sonic log berbanding lurus.
17
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga Manogar , STT Migas, Balikpapan Yunda Hilda, STT Migas, Balikpapan www.google.com
18