BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pada zaman ini, banyak sekali umat manusia yang mudah terjerumus kedalam lembah kesyirikan. Salah satu faktor yang menyebabkan mudahnya seseorang terpelosok kedalam kesyirikan adalah tidak mau mempelajari ilmu islam dan menolak ajaran-ajaran yang telah berlandaskan ahlussunnah waljamaah. Karena pemikiran mereka telah diisi oleh pemikiran adat istiadat mereka. Maka kebodohan mereka dapat menghantarkan mereka kedalam kekafiran. Para ulama telah berijma’ bahwa salah satu penggugur pen ggugur keislaman seseoarang adalah ketidakpedulian terhadap isalm, tidak mempelajari dan tidak mengamalkannya. Maka kejahilian pun merupakan salah satu unsur terbesar dari unsur-unsur yang akan menjauhkan seorang hamba dari Allah SWT. Agama islam adalah satu-satunya satu-sat unya agama yang hak (tauhid), yang akan menghantarkan pengikutnya kepada kebahagiaan hidup, baik didunia maupun diakhirat . Allah menurunkan agama ini adalah untuk dpelajari, dianut dan diamalkan. Tanpa mempelajari ilmunya, tiada seorang pun yang mampu mengamalkannya. Oleh karena itu langkah pertama adalah mempelajarinya. Seperti bagaimana cara yang benar dalam beraqidah yang diperintahkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu kita harus mempelajari ilmunya terlebih dahulu. Dengan ilmu, seseorang dapat ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT, didunia maupun diakhirat. Berdasarkan hal tersebut penulis membuat makalah yang berjudul “ Klasifikasi Ajaran Islam ( Aqidah II / Pemeliharaan Iman )”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam hal ini adalah : 1. Bagaimanakah konsep tauhid ? 2. Apa saja macam-macam tauhid ? 3. Apa saja bentuk penyimpangan-penyimpangan tauhid ? 4. Bagaimanakah upaya pemurnian tauhid ? 1.3 Tujuan
Tujuan penulis membuat makalah “ Klasifikasi Ajaran Islam ( Aqidah II / Pemeliharaan Iman ) “ adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam serta memberikan informasi kepada pembaca m engenai ilmu tauhid. 1
1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
(1) Bagi penulis, menambah wawasan penulis mengenai ilmu tauhid. (2) Bagi pembaca, menambah wawasan ilmu tauhid.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Konsep Tauhid
Tauhid dilihat dari segi Etimologis yaitu berarti ”Keesaan Allah”, mentauhidkan
berarti
mengakui
keesaan
Allah;
mengesakan
Allah
atau
mengiktikadkan bahwa Allah SWT itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Aqidah islam itu disebut juga dengan tauhid. Kata tauhid terambil dari wahhada wahhada yang berarti mengESAkan. Maksudnya membersihkan keyakinan tentang adanya kekuasaan yang dapat menandingi atau mengatasi kekuasaan Allah SWT yang disebut dengan syirik. Syirik jelas-jelas bertentangan dengan tauhid. Islam datang untuk menyeru manusia agar menyembah kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Suci dari keberhalaan, dan kesetaraan dengan makhluk-Nya. Hal ini didasarkan atas firman Allah dalam surat ar-Ra’d ar-Ra’d ayat 36, terjemahannya : “...Katakanlah:’sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada –Nya kepada –Nya aku kembali.” Allah juga berfirman dalam Q.S An-Nahl ayat 36 36 :
“Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan ‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Allah)’” (QS. An - Nahl 16 : 36). Berikut ini beberapa pengertian tauhid menurut para ulama ternama: 1. DR. Abdul Aziz, tauhid adalah mempercayai bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pemelihara, penguasa, dan pengatur pengatur Alam Semesta. 2. Prof. Dr. M. Yusuf Musa, tauhid adalah keyakinan tentang adanya Allah Yang Maha Esa, yang tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam Zat, Sifat atau perbuatan perbuatan-Nya. 3. Shalih Fauzan bin Abdullah al Fauzan, tauhid adalah mengesakan Allah SWT dari semua makhluk-Nya dengan penuh penghayatan, dan keikhlasan beribadah kepada Nya, meninggalkan peribadatan selain kepada-Nya, serta membenarkan nama-nama Nya yang Mulia (asma’ul husna), dan sifat sifat-sifat-Nya -sifat-Nya yang Maha Sempurna, dan menafikan sifat kurang dan cela dari-Nya. 3
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan sifat-Nya. sifat-Nya. Namun, tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu, menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya. Selain itu, aqidah islam menetapkan bahwa allah adalah tuhan yang maha esa, maha pencipta, penguasa, pemelihara, dan pengatur alam semesta . Hal ini didasarkan atas firman allah SWT dalam surat al-A’raf al-A’raf ayat 54, terjemahannya : “...Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah , tuhan semesta alam.” Dalam membicarakan zat Allah ini cukuplah kita mengatakan bahwa islam telah menjelaskan kepada manusia apa yang wajib diketahui mengenai zat, sifat, dan nama Allah. Tidak boleh menyeru Allah SWT dengan selain sifat-sifat dan namanama yang telah ditetapkan-Nya seperti yang dilakukan oleh orang-orang musyrik dahulu, orang-orang atheis, orang-orang sesat dan orang-orang yang dimurkai allah. Dalam dustur islam yaitu Al-Quran telah diterangkan dalam surat al-A’raf al- A’raf ayat 180 , terjemahannya : “Hanya milik Allah asmaul husna, husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan .”
2.2. Macam – Macam Macam Tauhid
Tauhid dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1. Tauhid Rububiyah Tauhid Rububiyah adalah meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang mencipta dan memelihara alam semesta. Gerak alam semesta yang berjalan secara teratur dan harmoni menunjukkan bahwa pengendalinya hanya satu, bila pengendalinya lebih dari satu maka pastilah terjadi kekacaubalauan yang
4
berujung dengan kehancuran. Firman Allah dalam Surat al-Anbiya’ al-Anbiy a’ ayat 22 yang terjemahannya : “sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan -Tuhan selain Allah , tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan”. Padahal dalam kenyataannya alam ini bergerak dalam satu sistem yang amat rapi dan harmoni. Tauhid rububiyah sebagai bentuk keyakinan manusia bahwa Allah itu Esa dalam penciptaan , pemberian rezeki , penguasaan atas makhluk-Nya serta kenyataaan alam secara keseluruhan menjelaskan tentang hakikat tauhid rububiyah. 2. Tauhid Uluhiyah Tauhid Uluhiyah adalah meyakini Allah sebagai satu-satunya yang wajib disembah. Penyembahan atau pemujaan kepada selain-Nya mengakibatkan rusaknya ketauhidan. Misalnya menyembah atau memuja dan meminta kepada tempat-tempat atau benda-benda keramat, roh-roh nenek moyang dan sejenisnya. Ajaran tauhid mengajarkan bahwa objek sembahan dan permohonan harus sama yakni ditujukan kepada yang maha esa, Allah SWT. Seperti yang terkandung dalam ucapan “ iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in “ (hanya kepada -Mu kami menyembah dan kepada-Mu kami memohon pertolongan). 3. Tauhid Mulkiyah Tauhid Mulkiyah adalah meyakini Allah sebagai satu-satunya yang maha berkuasa. Kekuasaan-kekuasaan yang lain harus tunduk kepada kekuasaan-Nya, karena kekuasaan manusia sewaktu-waktu akan hilang dan sirna. Oleh karenanya manusia tidak boleh angkuh dan sombong serta berbuat sewenang-wenang selagi berkuasa. Sebagaimana firman Allah SWT dal Surat Ali-Imran : 26 , terjemahannya : “ Katakanlah : “ Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan , Engkau berikan kerajaaan kepada orang yang engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
5
2.3. Penyimpangan – Penyimpangan Penyimpangan Tauhid
1. Penyimpangan Tauhid Rububiyah Penyimpangan yang berada dalam tauhid rububiyah yaitu adanya suatu keyakinan seseorang tentang yang menciptakan , menguasai dan menciptakan alam semesta ini selain Allah SWT. Contohnya keyakinan bahwa penguasa laut selatan adalah Nyi Roro Kidul maka yang meyakini hal tersebut berarti dia berbuat syirik ( menyekutukan Allah dalam rububiyahnya ). Karena hanya Allah yang menguasai dan mengatur alam semesta ini. Dalil yang menjelaskan tentang tauhid rububiyah ini diantaraanya adalah
Q.S Al-A’raf Al-A’raf ayat 54
Q.S Al-Ankabut ayat 61
2. Penyimpangan Tauhid Uluhiyah Penyimpangan jenis ini yaitu penyimpangan jenis ibadah selain kepada Allah SWT seperti berdoa kepada kuburan atau ahli kubur, pertolongan jin, meminta barokah kepada orang tertentu, menyandarkan nasib kepada benda tertentu seperti batu, jimat, cincin, keris dan semacamnya. Dalil yang menjelaskan tentang tauhid uluhiyah diantaranya adalah :
Q.S Muhammad ayat 19
Q.S An- Nisa’ ayat 36
Q.S Al-Baqarah ayat 21
3. Penyimpangan Tauhid Mulkiyah Tauhid mulkiyah merupakan keyakinan terhadap Allah yang dalam mulkiyahnya bermakna kagum atas kepemilikan, kepemimpinan, dan kekuasaan Nya. Dialah pembuat hukum, pemimpin dan pemerintah dalam alam ini. Contoh penyimpangan tauhid ini yaitu seseorang yang beranggapan be ranggapan bahwa pemimpin suatu organisasi adalah pemimpin sekaligus penegak hukum dan pada akhirnya orang itu tidak berani berpendapat dan selalu patuh dan mau meninggalkan apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Dalil yang menjelaskan tentang tauhid mulkiyah diantaranya adalah :
Q.S Ali-Imran ayat 26 6
Q.S Al-Maidah ayat 50
Q.S Al-A’raf Al-A’raf Ayat 50
Segala bentuk penyimpangan – penyimpangan penyimpangan di atas dikatakan sebagai syirik. Syirik adalah lawan dari tauhid. Tauhid berarti mengesakan Allah, sedangkan syirik berarti memperserikatkan-Nya dengan yang lain. Syirik menurut bahasa terambil dari bahasa Arab syirkun artinya berserikat atau bersekutu. Dalam bentuk kata kerja aktif-transitif ialah asyraka artinya memperserikatkan atau mempersekutukan sesuatu. Menurut Imam Muhammad Abduh (1979:94), syirik itu ialah percaya bahwa ada yang memberi berkah selain Allah dan percaya bahwa ada sesuatu yang mempunyai kekuasaan yang mutlak selain Allah.
2.4. Upaya Pemurnian Tauhid
Iman itu mengalami pasang surut adakalanya bertambah dan adakalanya berkurang. Ia ibarat grafik yang dapat naik dan turun sesuai dengan situasi dan kondisi yang mempengaruhinya. Jadi, iman itu ibarat tanaman yang harus dijaga dan dipelihara agar ia tetap subur. Tanaman yang subur tentu akan menghasilkan buah yang bagus dan berkualitas, sebaliknya tanaman yang gersang akan menghasilkan buah yang kerdil dan tidak berkualiatas. Iman yang subur akan melahirkan amal-amal amal-ama l kebajikan (amal saleh), sebaliknya iman yang gersang, bukan saja tidak membuahkan amal shaleh bahkan akan menggiring terhadap perbuatan – perbuatan maksiat. Kegersangan iman akan membuat orang mudah tergoda berbagai macam rayuan sehingga mendorongnya kepada perbuatan – perbuatan – perbuatan keji dan mungkar. Didalam surat Ibrahim ayat 24-26 Allah SWT menggambarkan perumpaan akidah yang kuat dan maanfaatnya bagi diri dan orang lain, terjemahannya : “tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik,akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) kelangit, pohon itu memberikan buahnya pada setipa musim dengan seizin tuhannya. Allah membuat perumpaan-perumpaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dan akar-akarnya akar-akarnya dari permukaan bumi ; tidak dapat tetap ( tegak) sedikitpun”.
7
Kiat – Kiat – kiat kiat pemeliharaan iman itu seperti di kemukakan oleh Zakiyah Daradjat ( 1986:157-162 ) adalah sebagai berikut : 1. Menambah atau memperdalam ilmu Firman Allah dalam surat Fatir ayat a yat 28 yang terjemahannya : “...sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba -hambanya , hanyalah ulama (orang-orang berilmu). Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha pengampun “. Menambah dan memperdalam ilmu adalah ilmu tauhid (akidah) secara keseluruhan. Bila telah menguasai ilmu akidah secara benar,maka akan menjadikan kita orang yang jujur,disiplin,dan sopan. Secara umum akan menjadikan kita berkepribadian baik. 2. Membiasakan amal shahih Firman Allah dalm surat An-Nur ayat 55 ,terjemahannya : “dan
Allah telah berjanji kepada orang -orang -orang beriman diantara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah di ridhai nya untuk mereka , sesudah mereak berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun denngan aku. dan dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu , maka mereka itulah orang-orang orang- orang yang fasik”. Ilmu aqidah yang telah dikuasai itu wujudkanlah dalam bentuk tindakan nyata dalam kehiduopan sehari-hari yang dalam kacamata islam disebut amal shalih, baik amal shalih yang berbentu ibadah mahdhah maupun amal shalih dalam bentuk ibadah ghairu mahdhah. 3. Membiasakan jihad Firman Allah dalam surat Ash- Shafaat ayat 10-11 , terjemahannya : “ hai orang -orang -orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamtkan kamu dari azab yang pedih? ( yaitu ) kamu
beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mu. Itulah yang lebih baik bagi bagi kamu jika kamu mengetahuinya”. mengetahuinya”. Melawan godaan hawa nafsu metupakan jihad yang paling berat dalam sejarah umat manusia di muka bumi ini. Bila seseorang telah mampu menundukkan bisikkan haawa nafsu sendiri maka kita telah melakukan jihad dalam hidup kita. Selalulah 8
berjihad agar kita berhasil mengarungi lautan lauta n kehidupan yang banyak gelombang dan badainya. 4. Berserah diri kepada Allah Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 112 , terj emahannya : “ ( tidak demikian ) , bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah , sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawaatiran terhadap mereka dan tidak ( pula ) mereka bersedih hati “. Meskipun kita telah berjihad sepanjang hari dalam kehidupan ini , ada lagi langkah yang kita haru tempuh , yaitu jangan lupa berserah diri bkepada Allah , sebab tidak akan terjadi sesuatu di muka bumi kecuali atas izin Allah. Hal ini akan menjadikan kita selalu menjalani hidup ini dengan penuh kreatif yang berlandaskan tauhid. 5. Selau mencari keridhaan Allah Firman Allah dalam surat Al-maidah ayat a yat 16 yang artinya : “ dengan kitab itulah Allah menunjuki orang -orang orang -orang yang mengikuti keridhaannya ke jalan keselamatan , dan ( dengan kitab itu pula ) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seisinya , dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus “. Bila kita ingin meraih ridha Allah dalam hidup ini maka lakukan semua aktivitas yang sesuai denngan koridor yang ditetapkan Allah, yang dijelaskan dan dicontohka oleh Rasul-Nya. Tidak ada artinya kekayaan kalau diraih dengan cara yang tidak diridhai Allah. 6. Memakmurkan mesjid Firman Allah dalam Surat At-Taubah ayat 18 , terjemahannya : “ hanyalah yang memakmurkan masjid -masjid masjid -masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut ( pada siapapun ) selain kepada Allah , maka merekalah orangorang orang yang diharapkan termasuk golongan orang- orang yang mendapat petunjuk “. Akhlak mulia, kepribadian yang baik itu perlu tetapi dimana diajarkan atau dimana lembaga pendidikannya itu juga penting. Dalam pandangan islam selah satu lembaga pembinaan akhlak mulia itu adalah di masjid. Masjid adalah lembaga pendidikan pertama di zaman Rasulullah. Diharapkan kita meramaikan masjid untuk mendidik jiwa kita disamping untuk menunaikan ibadah. Dari jiwa yang suci akan lahir kepribadian yang baik. 9
7. Membiasakan zikir dan membaca serta mendengarkan Al-Quran Firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 2, terjemahannya : “ sesungguhnya orang -orang -orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayatayatNya bertambahlah iman mereka ( karenanya ) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal “. Berdzikir dapat menumbuhkembangkan potensi hati yang kita miliki. Dzikir meliputi seluruh potensi yang dimiliki manusia, sehinnga disebut dzikir lidah, dzikir hati, dzikir otak dan dzikir anggota tubuh. Materi dzikir yang paling utama adalah AlQur’an, seringlah kita membaca AlAl-Qur’an dan pahami maknanya lalu lal u amalkan agar kita menjadi pribadi yang baik dan berhasil dalam segala hal.
10
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Tauhid artinya mengEsakan Allah berarti ini m aksudnya yaitu, menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya 2. Tauhid dapat dibedakan menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid mulikyah. 3. Salah satu bentuk penyimpangan tauhid yaitu syirik. Syirik adalah percaya bahwa ada yang memberi berkah selain Allah dan percaya bahwa ada sesuatu yang mempunyai kekuasaan yang mutlak selain Allah. 4. Beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk pemurnian tauhid diantaranya adalah
menambah
atau
meperdalam
ilmu,
membiasakan
amal
shalih,
membiasakan jihad, berserah diri kepada Allah, selalu mencari keridhaan Allah, memakmurkan masjid, membiasakan dzikir dan membaca serta mendengarkan Al-Qur’an Al-Qur’an.. 3.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang muslim kita harus mempelajari tauhid itu dengan sebenar-benarnya agar kita tidak tersesat dan terhindar dari perbuatan syirik serta kita harus menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
11