BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat di dunia.Pada tahun 2010 berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 berjumlah 237 juta jiwa. Terjadi penambahan jumlah penduduk Indonesia sekitar 4 juta per tahun. Sementara jumlah penduduk di dunia tercatat sebanyak 7 miliar jiwa.(Sumber : www.globalfmlombok.com) Melihat kondisi jumlah penduduk Indonesia tersebut ,peluang terhadap akan terjadinya permasalahan-permasalahan cukup besar.Apalagi Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis masyarakat sehingga karakter yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat berbeda-beda.Antara berbeda-beda.Antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya memiliki persepsi serta ego pribadi masing masing-masing.Kondisi ini juga menjadi salah satu faktor pendukung munculnya permasalahan-permasalahan permasalahan-permasalahan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita.Permasalahan kita.Permasalahan tersebut mencakup berbagai bidang kehidupan di masyarakat Salah satu contoh permasalahan yang terjadi di Indonesia sampai saat ini dan masih belum menemukan solusinya adalah permasalahan lalu lintas.Permasalahan lintas.Permasalahan Lalu lintas hampir setiap hari selalu terjadi di negara kita.Apabila kit a.Apabila kita menyaksikan maupun membaca di media cetak dan media elektronik kemacetan dan kecelakaan seakan-akan tidak akan pernah ada habisnya.Setiap hari selalu saja terjadi kemacetan,kecelakaan,maupun pelanggaranpelanggaran terhadap peraturan lalu lintas lainnya.Yang paling ironisnya lagi diantara berbagai permasalahan pelanggaran lalu lintas yang terjadi tersebut kecelakaan lalu lintas paling sering memakan korban jiwa. Berdasarkan data dari PBB bahwa ada sekitar 40.000 ribu jiwa yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di tahun 2010. Demikian juga dilaporkan bahwa sekitar 31.000 1
jiwa meninggal karena kecelakaan kecelakaan lalu lintas dan sekitar 70% berada di usia produktif. Tingginya angka kecelakaan tersebut membuat Indonesia sebagai negara nomor 2 setelah Nepal dalam jumlah kematian karena kecelakaan tersebut. Sedangkan Kecelakaan menempati peringkat ketiga dalam penyebab kematian di Indonesia setelah serangan jantung dan stroke.(Sumber : www.kesehatan.kompasiana. www.kesehatan.kompasiana.com). com). Disamping data tersebut, Menurut data POLRI yang dirilis dalam dalam website www.dephub.go.id yang dirilis oleh Polri menyebutkan bahwa kecelakaan yang terjadi Indonesia setiap tahun meningkat, korban meninggal akibat kecelakaan pada tahun 2010 adalah kasus 31.186 jiwa dan meningkat pada tahun 2011 menjadi 4.744 kecelakaan.Banyak hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban jiwa seperti manusia,kendaraan,jalan,lingkungan,maupun yang disebabkan karena faktor alam. Selain itu juga masalah kecelakaan lalu lintas tidak terlepas dari akibat perkembangan industri perakitan kendaraan bermotor di Indonesia, serta kemampuan daya beli masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor. Faktor lain juga bisa menjadi kendala dan tantangan dalam mencegah kecelakaan lalu lintas, misalnya kepadatan penduduk yang semakin lama semakin meningkat. Pertambahan jumlah penduduk, pertambahan jumlah kendaraan, peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat, disiplin lalu lintas yang rendah, serta ketidaktegasan petugas terhadap pemberian Surat Izin Mengemudi dan memberikan sanksi terhadap pengguna jalan yang melanggar peraturan lalu lintas. Dengan adanya fakta tersebut,maka
tingginya angka kecelakaan yang
menyebabkan korban jiwa yang terjadi di negara Indonesia harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah kita.Selain berdampak berdampak pada jatuhnya jatuhnya korban jiwa ,kasus-kasus ,kasus-kasus kecelakaan yang terjadi juga menyebabkan suatu negara harus menanggung kerugian finansial akibat sering terjadinya kecelakaan lalu lintas tersebut.Oleh karena itu berbagai upaya harus segera dilakukan pemerintah untuk menekan jumlah kecelakaan lalu lintas tersebut sehingga semakin hari angka kecelakaan yang terjadi semakin mengalami penurunan.
2
Untuk
mendukung
hal
tersebut
maka
dalam
rangka
pembangunan
ekonomi,pemantapan integrasi nasional,serta menciptakan ketertiban dunia dan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka peran lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut. Berdasarkan salah satu isi dari pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 salah satu tugas Polri adalah melaksanakan pemeliharaan Keamanan dan ketertiban masyarakat.Salah satu bentuk harkamtibmas tersebut adalah menciptakan Kamtibcarlantas .Oleh karena itu dalam rangka terwujudnya situasi Kamtibcarlantas maka dibutuhkan peran Polri dan stakeholder lainnya dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan sebagai upaya memajukan kesejahteraan umum.Dalam hal ini peranan dari satuan Lalu lintas serta stakeholder lainnya sangat penting dalam mewujudkan kamtibcarlantas.Maka dari itu dibutuhkan peran serta polantas dan
stakeholder lainnya untuk menurunkan angka
kecelakkan lalu lintas yang semakin tinggi dan semakin rumit.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan di atas maka untuk membatasi pembahasan materi yang akan dibahas dalam makalah ini maka penulis membuat suatu rumusan masalah.Rumusan masalah ini sangat penting dalam menentukan fokus pembahasan pada sebuah makalah sehingga masalah yang dibahas dapat dibahas secara sistematis sesuai dengan permasalahan yang terjadi.Oleh karena itu rumusan masalah pada makalah ini antara lain a.Apakah yang dimaksud dengan laka lantas ? c. Bagaimana upaya Pemerintah dan Polri dalam mengurangi angka kecelakaan di Indonesia?
3
1.3. Maksud dan Tujuan Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di negara Indonesia sungguh sangat ironis.Pemerintah dan Polri harus cepat mengambil tindakan dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas tersebut.Salah satunya adalah dengan melakukan penyidikan laka lantas sebagai implementasi program quick win Polri yang salah satunya adalah quick respon dalam penanganan laka lantas yang dilakukan oleh unit laka lantas.Maka dari itu maksud dan tujuan daripada penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : a.Melatih para mahasiswa dalam penyusunan makalah sehingga diharapkan para mahasiswa dapat memahami khususnya mengenai pembuatan makalah b.Membuka cakrawala pikiran para mahasiswa sehingga mampu membentuk personel Polri yang Profesional,bermoral,dan modern c.Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen manajemen lantas kepada seluruh mahasiswa/i STIK-PTIK angakatan 60 sehingga dengan adanya penugasan pembuatan makalah ini diharapakan mampu memberikan kontribusi penilaian kepada seluruh mahasiswa/i STIK-PTIK angkatan 60 dalam pelaksanaan ujian nnti.
1.4.Manfaat Ada beberapa manfaat yang diperoleh dalam penyusunan makalah ini.Manfaat tersebut antara lain : a. Memberikan serta menambah wawasan dan pengetahuan kepada seluruh mahasiswa/i STIK-PTIK angkatan 60 khususnya mengenai kecelakaaan lalu lintas yang terjadi di wilayah Indonesia b. Dapat memberikan saran maupun rekomendasi yang positif kepada stakeholder terkait sehingga angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia saat ini mampu ditekan seminimal mungkin melalui upaya-upaya maupun pola tindakan yang disusun dan direncanakan secara sistematis 4
c. Dapat mengetahui lebih mendetail data tentang kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia sehingga para Perwira Mahasiswa mampu menganalisa permasalahan laka lantas yang terjadi di Indonesia serta mampu merancang solusi terhadap permasalahan laka lantas yang terjadi di Indonesia dan mampu mengimplementasikannya ketika berdinas nanti.
5
BAB II PERMASALAHAN
2.1.Permasalahan Laka Lantas di Indonesia Sampai tahun 2012 angka jumlah kecelakaan di Indonesia masih relatif tinggi.Berdasarkan data pada tahun 2012 Indonesia berada pada peringkat 10 dunia sebagai negara yang memiliki jumlah kecelakaan yang cukup banyak.Hal ini tentu sangat mengganggu kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat.Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa saat ini Polri dituntut untuk bersikap profesional dalam melakukan tugastugasnya.Oleh karena itu saat ini Kapolri mengeluarkan sebuah kebijakan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara cepat dan profesional dengan menjunjung tinggi nilai-nilai HAM dalam setiap tindakan yang dilakukan.Program yang menjadi kebijakan Kapolri tersebut sering disebut dengan program Quick Win Polri.Melalui program quick win tersebut diharapkan Polri mampu melayani masyarakat berdasarkan prinsip Profesional,Bermoral,dan Modern sehingga hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.Disamping itu dengan adanya kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada Polri maka Polri mampu membangun hubungan kemitraan antara Polri dan masyarakat sehingga tercipta suatu hubungan yang sinergis antara Polri dan masyarakat dan mampu mewujudkan cita-cita Polri menjadi Polri yang memiliki keunggulan. Namun apabila kita mengamati fakta yang terjadi di lapangan masih banyak masyarakat yang mengeluhkan tentang kinerja yang dilakukan Polri.Sebagai contoh adalah Polri masih belum mampu menurunkan angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia.Hampir setiap hari selalu terjadi kecelakaan di wilayah Indonesia.Bahkan PBB menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat 2 dunia kematian akibat dari kecelakaan lalu lintas tersebut.Disamping itu banyak pengaduan maupun laporan dari mayarakat yang masuk ke kantor Polisi setiap harinya yang melaporkan maupun mengadukan bahwa telah terjadi kecelakaan lalu lintas. 6
Sebenarnya apabila kita cermati bersama bahwa kecelakaan yang terjadi setiap hari di wilayah Indonesia bukan disebabkan karena kinerja anggota Polri khususnya anggota lalu lintas yang kurang maksimal.Berbagai upaya telah dilakukan oleh Polri khususnya Polantas dalam menekan jumlah kecelakaan yang terjadi di Indonesia baik itu upaya Polri yang bersifat preemtif,preventif,maupun represif.Polri melalui unit Dikyasa sudah sering melakukan ceramah maupun sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka menurunkan angka kecelakaan di Indonesia.Bahkan saat ini pelajaran mengenai pengetahuan berlalu lintas telah dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran Sekolah Dasar sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan lalu lintas sehingga diharapkan dengan dimasukkannya materi pengetahuan lalu lintas ke dalam kurikulum Sekolah Dasar maka jumlah kecelakaan di wilayah Indonesia dapat menglami penurunan.Tidak itu saja upaya yang telah dilakukan oleh Polri khususnya Polantas dalam menurunkan angka kecelakaan di Indonesia.Tindakan yang bersifat represif pun telah dilakukan.Banyak para pengendara yang ditilang di jalan akibat tidak mematuhi peraturan lalu lintas. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh Polri namun tetap saja jumlah kecelakaan di Indonesia masih tinggi.Tentu saja hal ini bukan karena kesalahan Polri semata.Banyak faktor-faktor lainnya yang menyebabkan jumalah kecelakaan di Indonesia masih tinggi.Salah satunya adalah tingkat kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan lalu lintas masih rendah.Masih sering kita jumpai banyak kelengkapan kendaraan yang tidak sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam undang-undang kita sehingga setiap hari selalu terjadi kecelakaan lalu lintas.Kondisi ini harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah terutama dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematuhi peraturan lalu lintas karena menumbuhkan kesadaran masyarakat merupakan hal yang sangat sulit untuk dilakukan di Indonesia karena sifat masyarakat kita yang lebih mengutamakan ego mereka masing-masing.
7
BAB III FAKTA-FAKTA
3.1. Fakta-fakta Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia Kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di Indonesia cukup memprihatinkan. Mabes Polri mencatat telah terjadi 9.884 kasus peristiwa kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di seluruh Indonesia selama 2012. Jumlah sebanyak itu hanya terjadi selama 2 bulan. Tercatat 1.547 tewas, 2,562 luka berat dan 7.564 luka ringan. Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Saud Usman Nasution mengatakan : "Tahun 2012 masalah lalu lintas cukup menonjol. Rentangnya dari JanuariFebruari, ada 9.884 kasus di Indonesia. Kasus laka lantas terbanyak melibatkan 9.535 sepeda motor (R2), 1.357 mobil (R4), melibatkan kendaraan penumpang 1.357 unit, bus 207 unit, 443 unit mobil barang. Sedangkan 204 laka lantas melibatkan kendaraan tak bermotor ”.(Sumber :www.infopoljatim.com)
Melihat kondisi kecelakaan saat ini ada beberapa penyebab utama kecelakaan seperti jumlah penumpang yang melebihi kapasitas,kecepatan kendaraan yang terlalu tinggi,pengemudi mengantuk saat mengendarai kendaraan,kondisi jalan yang rusak,cuaca yang buruk. Kasus kecelakaan yang saat ini masih teringat di pikiran kita adalah kasus kecelakaan Bus Karunia Bakti di daerah Cisarua,Jawa Barat yang disebabkan oleh rem bus yang blong.Pada kecelakaan tersebut menyebabkan 14 orang tewas.Faktor lain yang menyebabkan terjadinya kecelakaan tersebut adalah motivasi untuk mengejar setoran dari kendaraan umum sehingga sopir mengabaikan keselamatan para penumpangnya Oleh karena itu dalam mengatasi kondisi ini Polri ataupun Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian tanpa didukung kerjasama dari masyarakat.Dibutuhkan partisipasi masyarakat dalam melaporkan segala jenis penyimpangan yang terjadi di jalan raya sehingga 8
Polri dapat bertindak cepat untuk mencegah terjadinya kecelakaan.Selain itu berbagai upaya telah dilakukan oleh Polri untuk meminimalisir jumlah kecelakaan yang terjadi di Indonesia.Upaya yang telah dilakukan oleh Polri antara lain memperketat dalam pengeluaran Surat Izin Mengemudi kepada para pengendara sehingga diharapkan masyarakat yang memiliki Surat Izin Mengemudi memang benar-benar memiliki kemampuan dalam mengemudikan kendaraan bermotor.Selain itu Polri juga telah melakukan koordinasi kepada dinas Perhubungan agar proses pengujian KIR lebih diperketat lagi sehingga kendaraan yang sudah tidak layak lagi tidak diizinkan untuk digunakan karena dapat menimbulkan bahaya bagi orang lain maupun penumpang kendaraan itu sendiri ketika berjalan di jalan raya.
3.2. FOTO-FOTO KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA
Sumber :www.antarafoto.com
Sumber:www.antarafoto.com
Sumber:www.pelayananmasyarakat.blogspot.com
Sumber : www.cikarangonline.com 9
BAB IV DISKUSI (PEMECAHAN MASALAH)
4.1. Pengertian kecelakaan lalu lintas Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 2009 pasal 1 butir 24 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjelaskan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah “S uatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda”.
Yang dimaksud dengan kecelakaan lalu lintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 ayat 1 adalah: “Suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka -sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya mengakibatkan
korban manusia atau kerugian harta benda” Korban kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disebutkan dalam Pasal 93 ayat (2), antara lain; a. Korban mati b. Korban luka berat c. Korban luka ringan Korban mati (Fatality), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang pasti mati sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut. (ayat 3)
10
Korban luka berat (Serious Injury), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu 30 hari sejak terjadi kecelakaan. (ayat 4). Korban luka ringan (Light Injury), sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah korban yang tidak masuk dalam pengertian diatas, (ayat 3) dan (ayat 4). Definisi lain juga menjelaskan tentang kecelakaan lalu lintas.Kecelakaan lalu lintas adalah adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang.(Sumber : www.wikipedia.org )
4.2. Mencegah dan mengurangi angka kecelakaan di Indonesia Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kecelakaan lalu lintas banyak disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : a. Faktor manusia Faktor manusia merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.Banyak manusia dalam hal ini yang dimaksud adalah para pengguna jalan atau pemakai kendaraa bermotor yang masih belum bisa mematuhi aturan-aturan yang menjadi ramburambu dalam berlalu lintas.Misalnya seperti mengantuk,lelah,mengendarai kendaraan dengan keceptan tinggi,mabuk saat mengemudikan kendaraan,dan tidak mengambil jarak aman ketika mengemudikan kendaraan bermotor. b. Faktor Jalan Kondisi yang dimaksud disini adalah kondisi jalan misalnya jalan yang sempit,akses yang tidak dikontrol atau tidak dikendalikan,marka jalan,batas-batas kecepatan atau rambu-rambu lalu lintas c. Faktor kendaraan 11
Kendaraan merupakan faktor yang tidak kalah penting dan hal yang wajib kita perhatikan ketika kita melakukan perjalanan.Yang termasuk di dalam faktor kendaraan sebagai penyebab kecelakaan antara lain seperti ban pecah,rem tidak berfungsi secara maksimal,kerusakan stir,tidak berfungsinya lampu/ penerangan d. Faktor Lingkungan Yang termasuk dalam faktor lingkungan ini seperti gelap,hujan,kabut,asap,dan lain-lain. Oleh karena itu guna mencegah dan mengurangi angka kecelakaan lalu lintas maka hal-hal ataupun tindakan-tindakan yang dapat dilakukan antara lain : 1. Menciptakan budaya taat hukum masyarakat untuk tertib lalu lintas Budaya taat hukum (law binding society) harus ditumbuhkan karena masyarakat akan memperoleh manfaat dan ketaatan atas hukum. Tolok ukur tegaknya hukum di bidang lalu lintas sangat tergantung pada budaya masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, lingkungan, budaya, posisi atau kedudukan serta kepentingankepentingan. Oleh karena itu, kesadaran hukum masyarakat untuk tertib lalu lintas t idak dapat dipisahkan pada sistem budaya hukum masyarakat untuk berlalu lintas (legal culture) yang merupakan nilai-nilai (values) dan cara pandang/sikap (attitudes) yang terdapat dalam suatu masyarakat, dimana values dan attitudes tersebut itulah yang menempatkan suatu sistem hukum dalam suatu masyarakat. 2. Penegakan hukum lalu lintas sebagai upaya menciptakan kesadaran hukum masyarakat untuk terciptanya ketertiban Pada dasarnya kegiatan penegakan hukum lalu lintas yang meliputi kegiatan simpatik, penindakan pelanggaran dan penyidikan kecelakaan laIu lintas. Pencegahan meliputi kegiatan pendidikan terhadap masyarakat, pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli yang pelaksanaannya tidak dapat dipisah-pisahkan karena merupakan suatu sistem lalu lintas untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban lalu lintas. Penindakan meliputi penindakan pelanggaran dan penyelidikan kecelakaan lalu lintas di mana penindakan pelanggaran lalu intas dapat dilakukan secara edukatif yaitu memberikan teguran dan 12
peringatan dengan cara simpatik terhadap para pelanggar lalu lintas (tindakan ini hanya ditujukan terhadap petanggaran lalu lintas yang sifatnya ringan dan terhadap pelanggar yang masih asing atau tidak tahu dengan kondisi suatu wilayah), sedangkan secara yuridis adalah penindakan dengan menggunakan tilang serta melakukan penyidikan terhadap kecelakaan Ia!u intas yang meliputi sejak penanganan kecelakaan dan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara). Penindakan secara yuridis ditujukan kepada para pelanggar peraturan perundangundangan lalu lintas. 3. Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Metode yang digunakan untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas meliputi : a. Metode pre-emtif Metode pre-emptif meliputi perekayasaan berbagai bidang yang berkaitan dengan masalah transportasi dan lalu lintas yang dilaksanakan melalui koordinasi yang baik antara instansi terkait di dalam setiap perencanaan transportasi dan lalu Iintas. Disamping itu pendidikan, kampanye lalu lintas dan pelatihan sangat diperlukan untuk mengurangi tingkat kecelakaan. Pendidikan yang dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat sejak dini terhadap pentingnya kepatuhan dan kesadaran berlalu lintas, upaya yang dilakukan berupa penyuluhan, spanduk, selebaran-selebaran, papan pengumunan dan himbauan bagi pengguna jalan raya baik pengemudi maupun pejalan kaki. b. Metode preventif Metode preventif berbentuk kegiatan-kegiatan pengaturan, penjagaan ternpattempat rawan, patroli, pengawalan dan lain sebagainya. Mengingat bahwa kecelakaan lalu lintas itu dapat terjadi karena faktor jalan, faktor kendaraan, faktor manusia dan faktor lingkungan secara simultan (dalam satu sistem yaitu sistem lalu lintas) maka upaya-upaya pencegahannya dapat ditujukan kepada pengaturan komponen-komponen lalu lintas tersebut serta pengaturan sistem lalu Iintasnya sendiri. c. Metode represif
13
Metode represif merupakan upaya terakhir yang biasanya disertai dengan penerapan upaya paksa. Tindakan represif dilakukan dalam bentuk penanganan terhadap peristiwa kecelakaan yang terjadi. Dalam bidang penegakan hukum lalu lintas, metode represif dilakukan terhadap setiap pelanggaran hukum, apabila dengan tindakan persuasif dan edukatif yang dilakukan dalam metode pre-emptif dan preventif belum menunjukkan hasil yang baik, maka terhadap warga masyarakat yang demikian masih perlu diadakan tindakan secara represif dengan hukum yang berlaku. Penindakan represif yang dilakukan secara efektif dan intensif dimaksudkan untuk menimbulkan kejeraan bagi yang bersangkutan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi, disamping itu dimaksudkan pula untuk menimbulkan efek agar warga masyarakat lainnya tidak melakukan pelanggaran yang serupa. Dengan demikian setiap penindakan represif juga mengandung unsur pr eventif. 4.2. Penerapan konsep Disaster Management dalam mengurangi laka lantas Menurut Soerjono Soekanto (1986), bahwa hukum tertinggal, apabila hukum tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pada suatu waktu dan tempat tertentu. Artinya bahwa hukum yang diterapkan harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat .Oleh karena itu ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam mengurangi angka kecelakaan berdasarkan konsep disaster management yaitu : a. Before ( pencegahan kecelakaan lalu lintas ) Bagian ini menekankan pada fungsi koordinasi dimana koordinasi merupakan hal yang paling mendasar yang dapat menghambat tercapainya tujuan.Dalam hal ini koordinasi antar instansi sangatlah dibutuhkan karena dengan melakukan koordinasi akan tercipta kesamaan tindakan antara instansi yang satu dengan instansi lainnya sehingga tidak terjadi kontradiksi pendapat yang dapat menimbulkan konflik dalam meminimalisir angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia.Selain itu dengan berkordinasi antar instansi maka akan menghasilkan data yang akurat mengenai kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia sehingga melalui data tersebut dapat ditindak lanjuti untuk dilakukan analisis yang tepat dan harapannya dapat menurunkan angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia. b. During ( penerapan kebijakan penanggulangan kecelakaan lalu lintas )
14
Suatu penerapan kebijakan harus didukung dengan fungsi manajemen yang baik karena fungsi manajemen tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam pencapaian tujuan.Sebagai contoh dalam penerapan kebijakan untuk meminimalisir angka kecelakaan yang terjadi di negara Indonesia.Kebijakan yang ada tersebut merupakan suatu ide kreatif ataupun inovasi terbaik dalam rangka menanggulangi kecelakaan.Namun disisi lain masih banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan maupun pelaksanaan daripada kebijakan tersebut.Hal utama yang paling harus diperhatikan adalah penerapan manajemen
yang
tepat
mulai
dari
perencanaan(planing),pengorganisasian(organizasition),pelaksanaan(action),wasdal(controlin g). Akan sangat sia-sia apabila perencanaan dan pengorganisasian sudah tersusun dengan baik namun dalam pelaksanaannya tidak ada fungsi wasdal yang melekat sebagai bahan evaluasi dan penilaian suatu tindakan dalam pencapaian tujuan.Akibatnya adalah sasaran yang ditargetkan tidak tercapai denagan baik.Kaitaanya dengan angka kecelakaan yang tidak mengalami penurunan salah satu penyebabnya adalah pemerintah kurang memperhatikan fungsi wasdal baik yang bersifat internal maupun eksternal dalam pelaksanaan kebijakan sehingga yang terjadi adalah elemen-elemen yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan tersebut tidak mampu melaksanakan fungsinya masing-masing sehingga sering terjadi tumpang tindih antara elemen yang satu dengan elemen yang lain.Dapat dikatakan bahwa tidak ada koordinasi yang jelas antara elemen-elemen tersebut sehingga
sehingga
sering
terjadi
kebuntuan-kebuntuan
atau
missing
link
dalam
pelaksanaannya.Selain itu juga pemahaman maupun penguasaan konsep yang masih minim sehingga dalam pelaksanaan kebijakan masih banyak terjadi kesalahan-kesakahan.Hal utama lainnya yang juga harus diperhatikan adalah reward dan punishment yang jelas terhadap para elemen-elemen yang terlibat sebagai bentuk motivasi dan tolak ukur dalam pencapaian sasaran. c. After ( penanganan kecelakaan lalu lintas) Seperti yang telah dikatakan pada tahap sebelumnya bahwa fungsi manajemen sangatlah penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan.Setelah terjadinya kecelakaan maka kita sebagai pelaku harus dapat bergerak cepat,tepat,dan melakukan tindakan seefisien mungkin dalam mendapatka informasi terjadinya kecelakaan lalu li ntas. 15
Pemerintah sudah berupaya untuk mendukung kebijakan dalam mengurangi angka kecelakaan.Namun fakta yang terjadi di lapangan berkata berbeda.Alat maupun sarana sudah tersedia bahkan alat-alat tersebut telah menggunakan teknologi tinggi.Tujuannya hanya satu yaitu dapat mendukung semua kebijakan yang telah dibuat demi tercapainya tujuan ataupun sasaran yang telah direncanakan sebelunya.Akan tetapi disisi lain kemampuan daripada Sumber Daya Manusia yang ada masih terbatas sehingga fasilitas yang disediakan tidak dapat dioperasikan secara baik oleh oerator-operator yang telah ditunjuk dalam mengoperasikan fasilitas-fasilitas tersebut.Akibatnya adalah kebijakan yang dibuat tidak dapat berjalan secara efektif.Selain itu juga pemeliharaan dan perawataan fasilitas yang ada tidak dapat berjalan secara efektif dan kotinyunitas sehingga hal tersebut menyebabkan banyak alat-alat maupun fasilitas yang ada hanya berfungsi sebagai pajangan saja karena kondisinya yang sudah rusak dan tidak dapat digunakan.Oleh karena itu untuk mencegah hal tersebut terulang kembali di masa yang mendatang maka pemerintah harus dapat mengambil tindakan guna meminimalisir kekurangan dan kelemahan yang kita miliki.Caranya adalah dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada seluruh komponen yang terlibat sehingga kemampuan dari sumber daya manusia yang ada dapat ditingkatkan sehingga bisa mendukung kebijakan yang telah dibuat.Selain itu juga hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan anggaran pemeliharaan dan perawatan fasilitas yang ada karena seperti yang kita ketahui bahwa banyak fasilitas-fasilitas teknologi yang kita miliki tidak dapat bekerja secara optimal karena tidak didukung dengan biaya pemeliharaan dan perawatan sehingga menyebabkan alat-alat yang ada menjadi rusak dan tidak dapat digunakan lagi.Oleh karena itu dua hal tersebut mesti kita perhatikan baik-baik sehingga sasaran yang telah direncanakan dapat tercapai.
16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN a.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan untuk menimbulkan kesadaran masyarakat dalam rangka mengurangi angka kecelakaan lalu lintas tidak hanya tertumpu kepada keaktifan petugas melalui penindakan hukum pelanggaran lalu lintas, melainkan harus didukung oleh faktor-faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap keselamatan dan ketertiban lalu lintas, seperti sarana dan prasarana lalu lintas dan ketaatan serta kepatuhan masyarakat pengguna jalan raya. b.Selain itu juga faktor lain yang tidak kalah penting yang mempengaruhi meningkatnya jumlah angka kecelakaan yaitu : 1).Koordinasi antar instansi yang belum berjalan dengan baik sehingga sasaran yang telah direncanakan tidak dapat tercapai dengan baik 2).Inkonsistensi pihak-pihak yang berwenang dalam pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sehingga menurunkan kewibawaan aparat pelaksana di lapangan serta penurunan kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan tersebut. 3).Belum maksimalnya kecepatan dan kemampuan petugas untuk mengoperasionalkan fasilitas dan sarana prasarana canggih dalam rangka penanganan kecelakaan lalu lintas. b. Dalam sistem penerapan kebijakan penanggulangan kecelakaan lalu lintas secara komprehensif dan efektif perlu pengkajian secara mendasar dengan menggunakan metode analisis disasterology sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan mendasar yang menjadi penghambat dalam setiap penerapan kebijakan lalu lintas yang hingga saat ini masih dianggap belum berjalan dengan efektif dan efisien. c. Strategi penerapan kebijakan penanggulangan kecelakaan lalu lintas sebagai sumber disaster di Indonesia dikaitkan dengan konsep disaster management adalah dengan memperbaiki kembali missing link yang terjadi dalam siklus sistem kecelakaan lalu lintas. 17
Sehingga teori dan konsep yang canggih dan spektakuler dalam suatu kebijakan kecelakaan lalu lintas dapat didukung dengan sistem manajemen yang baik pula.
5.2. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka ada beberapa saran yang dapat penulis berikan.Adapun saran tersebut antara lain : a.Mengingat fungsi manajemen sangat dibutuhkan dalam pencapaian suatu tujuan maka Pemerintah maupun Polri agar lebih meningkatkan fungsi manajemen tersebut khususnya dalam hal pengawasan dan pengendalian karena selama ini pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Pemerintah maupun Polri masih dirasa kurang optimal sehingga tujuan dalam mengurangi angka kecelakaan di Indonesia masih belum tercapai. b.Dalam menekan angka kecelakaan di Indonesia Polri dan Pemerintah harus membangun hubungan kerjasama dengan masyarakat karena melalui hubungan kerjasama tersebut maka upaya untuk meminimalisir angka kecelakaan di Indonesia dapat segera tercapai.Oleh karena itu Pemerintah dan Polri agar lebih meningkatkan hubungan kemitraan dengan masyarakat melalui pemberdayaan potensi-potensi yang ada di masyarakat sehingga dapat menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat untuk membantu Polri dalam meminimalisir angka kecelakaan di Indonesia. c.Banyak fakta yang menunjukkan bahwa alat-alat maupun infrastruktur yang dimilki oleh Polri masih belum maksimal.Hal ini diindikasikan karena pemeliharaan dan perawatan terhadap alat-alat dan infrastruktur yang ada tidak dilakukan secara berkesinambungan sehingga menyebabkan alat-alat tersebut tidak dapat digunakan.Oleh karena itu guna mendukung program yang ada maka Polri dan pemerintah hendaknya saling berkoordinasi sehingga biaya pemeliharaan dan perawatan dapat lebih di optimalkan lagi agar rencana untuk mengurangi angka kecelakaan dapat berjalan secara efektif. d.Guna mendukung kegiatan pengoperasionalan alat-alat teknologi yang ada maka perlu didukung dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia khususnya dalam penguasaan teknologi-teknologi tersebut.Maka dari itu diharapkan kepada Pemerintah dan Polri dapat 18
meningkatkan kemampuan personel yang ada melalui pendidikan dan pelatihan sehingga mampu mendukung dalam pencapaian sasaran
19
DAFTAR PUSTAKA
1.Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 2.Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 3.PP No.43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan
Situs website : www.umbujacky.blogspot.com www.industri17fuad.blog.mercubuana.ac.id www.wikipedia.org www.eprints.undip.ac.id www.antarafoto.com www.pelayananmasyarakat.blogspot.com www.cikarangonline.com
20