GOLONGAN VII A ( HALOGEN ) DAN GOLONGAN VIII A (GAS MULIA ) DISUSUN OLEH : WAHDAN FAJRI HARAHAP
M.ILMAN SYAPUTRA
AGUS RAHMAT HAMDANI
PUTRI DEMAK
LUSIANA FERONICA
RIZKI SAKINAH PLG
BUALAZOKHÖ
EDISON ARJUNA
ZAKA LIMBONG
STIKES BINALITA SUDAMA MEDAN AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK MEDAN T.P 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisdapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah dengan judul HALOGEN dan GAS MULIA .Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliahan Kimia. Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan. Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya. Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik. Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
Medan, 12 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1 A. Latar belakang.......................................................................1 B. Tujuan.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2 A. Halogen.................................................................................. 3 A1.Unsur-unsur Halogen (Golongan VII A)..............................3 A2.Sifat,keberadaan senyawa dan kegunaan Halogen..........4 B. Gas Mulia (Golongan VIII A)....................................................13 B1.Manfaat Gas Mulia............................................................13 B2.Sifat fisik dan kimia Gas Mulia..........................................14
BAB III PENUTUP..........................................................................................17 A. Kesimpulan............................................................................ 17 B. Saran..................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Di sadari ataupun tidak ilmu kimia memilki peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita. Dimulai dari penyusun kromosom, pakaian kita, lingkungan kita, bahkan diri kita merupakan materi kimia. Salah satu materi kimia yang sering kali di gunakan dalam kehidupan manusia adalah unsur-unsur halogen. Baik di bidang industri, pengobatan, dan lain sebagainya Penggunaan suatu bahan didasarkan pada sifat-sifat dari bahan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat dari berbagai jenis zat, baik unsur, senyawa maupun campuran. Kita dapat membedakan sifat-sifat zat atas sifat fisis dan sifat kimia. Sifat fisis menyangkut penampilan (seperti wujud, kekerasan, warna, bau, dan rasa), serta sifatsifat yang tidak melibatkan pengubahan zat itu menjadi zat lain (seperti jari-jari atom, titik leleh, titik didih, kalor jenis). Sifat kimia berkaitan dengan reaksi-reaksi yang dapat dialami oleh zat itu, seperti kereaktifan, daya oksidasi, daya reduksi, sifat asam, dan sifat basa. Sifat kimia zat berkaitan dengan sifat fisis tertentu dari zat itu. Misalnya kereaktifan berkaitan dengan energi ionisasi, sedangkan energi ionisasi berkaitan dengan jari-jari atom. Oleh karena itu, untuk memahami sifat-sifat kimia zat, kita harus mengetahui sifat-sifat fisis yang mendasarinya.
B. Tujuan Adapun tujuan yang ingin di capai dalam mengadakan tugas makalah ini adalah : -
Agar mengetahui perubahan yang terjadi di sekitar kita
-
Untuk lebih memahami Ilmu Kimia secara umum
-
Lebih menyadari pentingnya pendidikan,melati kami dalam pembuatan pembuatan makalah secara individu, sehingga menjadi bekal bagi masa yang akan datang.
BAB II PEMBAHASAN A.Halogen (Golongan VII A) Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A (17
pada sistem lama) di tabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), dan astatin (At). Struktur electron masing-masing unsur tersebut adalah sebagai berikut : 9F
(He)
2S^2
2P^5
17Cl
(Ne)
3S^2
3P^5
35Br
(Ar)
4 S^2
4P^5
53I
(Kr)
5 S^2
5P^5
85At
(Xe)
6 S^2
6 P^5
Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Istilah halogen ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani yaitu halo genes yang artinya “pembentuk garam”. Halogen juga merupakan golongan dengan keelektronegatifan tertinggi, jadi ia juga merupakan golongan paling non-logam. Ahli kimia Swedia Baron Jöns Jakob Berzelius mengistilahkan "halogen" yang dibentuk dari kata-kata Yunani ἅλς (háls), "garam" atau "laut", dan γεν- (gen-), dari γίγνομαι (gígnomai), "membentuk" sehingga berarti "unsur yang membentuk garam". Halogen akan membentuk garam jika direaksikan dengan logam. Unsur-unsur halogen secara alamiah berbentuk molekul dwiatom (misalnya Cl2). Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
A1. Unsur-unsur Halogen (Golongan VII A) 1. Fluorin (F) Fluorin pertama kali ditemukan pada tahun 1670 oleh Schwandhard dan diisolasikan untuk pertama kali pada tahun 1886 oleh Maisson. Keberadaan fluorin
biasanya dalam fase gas, berbau pedas, berwarna kuning muda, dan bersifat sangat korosif 2. Klorin (Cl) Klorin pertama kali ditemukan oleh Scheele pada tahun 1774 dan selanjutnya pada tahun 1810, nama klorin diberikan oleh Davy. Keberadaan klorin berupa fase gas, berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, dan mudah bereaksi dengan unsur lain. 3. Bromin (Br) Penemu bromin adalah Balard pada tahun 1826. Bromin ditemukan dalam wujud cait berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak, dan dapat mengiritasi mata dan kerongkongan. Selain itu, bromin juga mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan kemerahan dengan sifat lebih aktif daripada iodium. 4. Iodin (I) Iodin pertama kali ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Iodin merupakan senyawa non-logam dengan fase padatan berwarna hitam kebiruan. Sifat iodine sendiri antara lain dapat menguap dalam temperatur biasa dan membentuk gas keunguan berbau tidak enak. 5. Astatin (At) Astatin merupakan unsur non-logam radioaktif pertama yang dibuat oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross Mackenzie, dan Emillio Segre pada tahun 1940. Sifat senyawa astatin dapat membentuk senyawa antar halogen seperti AtI, AtBr, dan AtCl. Selain itu, astatin juga memiliki waktu hidup tersendiri di dunia karena dapat meluruh dalam hitungan menit dan di antara unsur halogen lainnya, astatinlah yang paling tidak reaktif.
A2. Sifat,keberadaan senyawa dan kegunaan Halogen ( Golongan VII A) 1.Flour (F) Flour berasal dari bahasa latin yakni fluere yang artinya mengalir. Fluorin pertama kali ditemukan pada tahun 1670 oleh Schwandhard dan diisolasikan untuk pertama kali pada tahun 1886 oleh Maisson. Keberadaan fluorin biasanya dalam fase gas, berbau pedas, berwarna kuning muda, dan bersifat sangat korosif
Sifat fisika flour
Sifat
F
Nomor atom Konfigurasi elektron
9 [He] 2s2 2p5
Jari-jari kovalen (Ao)
0,71
Jari-jari ion X- (Ao)
1,36
Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol)
1.680
Afinitas elektron
-335
Potensial reduksi standar, Eo (volt)
3,01
Energi ikatan X-X (kJ/mol)
158
Energi ikatan H-X (kJ/mol)
562
Keelektronegatifan Titik didih (oC) Titik leleh (oC) Sifat kimia flour
4,0 -188 -220
Flour merupakan unsur nonlogam yang paling elektronegatif dan paling reaktif.Flour bereaksi sempurna dalam air.F 2 merupakan oksidator terkuat dari unsure-unsur halogen lainnya.Flour dapat mengoksidasi air dengan cepat dan eksotermis.
Keberadaan flour di alam Fluor ditemukan dalam mineral-mineral fluorspar, CaF2 ; kriolit, dan
fluoroapatit. Dalam gigi manusia dan hewan juga terdapat sedikit fluor. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
Senyawa-senyawa dan kegunaan fluor
Flouspar (CaF2), digunakan sebagai mineral dalam pasta gigi
Freon-12 (CCl2F2), digunakan sebagai gas pendingin pada kulkas dan AC serta sebagai zat pendorong pada semprot aerosol (spray)
Asam flourida (HF), digunakan untuk mengukir (mengetra) gelas
Natrium heksa flourosilikat (Na2SiF6), digunakan sebagai bahan yang dicampurkan pada pasta gigi agar gigi menjadi kuat
Tetrafloroetilen (C2F4), digunakan sebagai suatu jenis plastik tahan panas yang banyak digunakan pada peralatan mesin
Natrium fluorida (NaF), digunakan untuk mengawetkan kayu dari gangguan serangga
Freon – 22 (CHClF2), digunakan sebagai zat pendingin rendah bahan makanan
Belerang heksafluorida (SF6), digunakan sebagai isolator
Klor pentaklorida (CIF5), digunakan sebagai bahan oksidator roket
Kriolit (Na3AlF6), digunakan sebagai pelarut dalam pengolahan logam Al
Fluorapatit (Ca5(PO4)3F), digunakan sebagai pupuk
2.KLORIN (Cl) Klor berasal dari bahasa yunani yaitu chloros yang berarti hijau pucat. Klorin pertama kali ditemukan oleh Scheele pada tahun 1774 dan selanjutnya pada tahun 1810, nama klorin diberikan oleh Davy.
Sifat fisika klor
Sifat
Cl
Nomor atom Konfigurasi elektron
17 [Ne] 3s2 3p5
Jari-jari kovalen (Ao)
0,99
Jari-jari ion X- (Ao)
1,81
Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol)
1.251
Afinitas elektron
-355
Potensial reduksi standar, Eo (volt)
1,36
Energi ikatan X-X (kJ/mol)
242
Energi ikatan H-X (kJ/mol)
431
Keelektronegatifan
3,0
Titik didih (oC)
-34
Titik leleh (oC)
-101
Sifat kimia klor Keberadaan klorin berupa fase gas, berwarna kuning kehijauan, dapat larut
dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain, memilik bau yang menyengat, dan sangat beracun memicu iritasi pada mata dan paru-paru serta memicu korosi pada jaringan, Cl2 tidak terlarut sempurna dalam air dan reaksinya lambat.
Keberadaan klor di alam Klor ditemukan dalam kerak bumi sebagai mineral ion-ion klorida seperti batu
garam NaCl, karnalit KCl.MgCl2.6H2O, dan kloroargirit AgCl, juga terdapat pada air laut dalam bentuk garam-garam halide (X-). Ion klorida merupakan anion terbanyak yang dikandung oleh plasma darah dan cairan tubuh, serta berfungsi berfungsi untuk menjaga kesetimbangan osmotik antara cairan didalam maupun diluar sel, juga getah lambung mengandung 0,3%HCl.
Senyawa-senyaawa dan kegunaan klor
diklorida (Cl2), digunakan untuk menarik timah dari kaleng bekas, membentuk SnCl4 kemudian direduksi menjadi timah murni
diklorida (Cl2), digunakan untuk membunuh bakteri pada air bersih (PDAM,kolam renang, pemutih)
Natrium klorida (NaCl), digunakan sebagai garam dapur dan pengawet
Kalium klorida (KCl), digunakan sebagai pupuk tanaman
Natrium hipoklorit (NaClO), digunakan sebagai pemutih
Kalsium hipoklorit (Ca(ClO2), digunakan sebagai klorinasi/penghasil Cl2 dalam air
Kalium klorat (KClO3), digunakan sebagai oksidator, bahan peledak dan korek api
Ammonium klorida (NH4Cl), digunakan sebagai pengisi batu batrai
Seng klorida (ZnCl2), digunakan sebagai bahan pematri atau solder
Untuk pembuatan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan pada pembuatan TEL (tetra etillead) yaitu bahan adaptif pada bensin
Klorin dapat dijadikan bahan baku pembuatan plastik PVC (CH2CHCL)
Karbon tetra klorida (CCl4), digunakan untuk pelarut senyawa organik
Asam klorida (HCl), digunakan untuk membersihkan permukaan logam dari karat
Kloroform (CHCl3), digunakan untuk obat bius dan pelarut
3.Bromin (Br) Bromin berasal dari bahasa yunani yaitu Bromos yang artinya bau yang tidak sedap. Penemu bromin adalah Balard pada tahun 1826. Bromin ditemukan dalam wujud cait berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak, dan dapat mengiritasi mata dan kerongkongan. Selain itu,
bromin juga mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan kemerahan dengan sifat lebih aktif daripada iodium. Sifat fisika Bromin Sifat
Br
Nomor atom Konfigurasi elektron
35 [Ar] 3d10 4s2 4p5
Jari-jari kovalen (Ao)
1,14
Jari-jari ion X- (Ao)
1,95
Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol)
1.140
Afinitas elektron
-332
Potensial reduksi standar, Eo (volt)
1,07
Energi ikatan X-X (kJ/mol)
193
Energi ikatan H-X (kJ/mol)
366
Keelektronegatifan Titik didih (oC) Sifat kimia bromin
2,8 59
Cairan bromine dapat menimbulkan luka apabila konntak dengan kulit serta memiliki efek iritasi pada mata dan tenggorokan. Br2 tidak melarut sempurna dalam dalam air dan reaksinya lambat. Bromin merupakan ccairan merah tua dengan tekanan uap yang tinggi sehingga jika botol brom terbuka akan keluar uap merah kecoklatan.
Keberadaan bromine di alam Senyawa ini juga ditemukan di air laut, endapan garam, dan air mineral.
Dalam kerak bumi, brom sebagai mineral bromoargirit, AgBr. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar 4500 - 5000 ppm. Garam-garam bromine juga diperoleh dari Arkansas.
Senyawa-senyawa dan kegunaan bromin
Bromida (Br2), digunakan sebagai bahan zat tahan api dan sebagai pewarna
Etilen dibromida (C2H4Br2), digunakan sebagai komponen pada bensin sebagai zat anti knocking
Perak bromida (AgBr) digunakan sebagai bahan peka cahaya dilapiskan pada film dan kertas fotografi
Natrium bromide (NaBr), digunakan sebagai zat sedutif atau obat penenang saraf
Metil bromida (CH3Br), digunakan sebagai bahan zat pemadam kebakaran
4.Iodin (I) Iodium berasal dari bahasa yunani yaitu iodes yang artinya ungu. Iodin pertama kali ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Iodin merupakan senyawa non-logam dengan fase padatan berwarna hitam kebiruan.
Sifat fisika iodine
Sifat
I
Nomor atom Konfigurasi elektron
53 [Kr] 4d10 5s2 5p5
Jari-jari kovalen (Ao)
1,33
Jari-jari ion X- (Ao)
2,16
Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol)
1.000
Afinitas elektron
-295
Potensial reduksi standar, Eo (volt)
0,54
Energi ikatan X-X (kJ/mol)
151
Energi ikatan H-X (kJ/mol)
299 1[1]
Keelektronegatifan Titik didih (oC) Titik leleh (oC) Sifat kimia iodine
2,5 184 144
Padatan iodine adalah padatan berkilau berwarna hitam kebiru-biruan, menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu birudengan bau yang menyengat. I 2 tidak melarut sempurna pada air dan reaksinya lambat.Iodin merupakan unsure non logam yang reaktifitasnya paling rendah.
Keberadaan iodium di alam
Di alam ditemukan dalam air laut (air asin) garam chili, dll. Kristal iodin dapat melukai kulit,sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir. Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Beberapa sumber air ditanah air kita ternyata mengandung iodium dalam kadar yang cukup tinggi, misalnya di daerah Mojokerto. Juga beberapa jenis lumut dan ganggang mengandung iodium.
Senyawa-senyawa dan kegunaan Iodin
Iodida (I2), digunakan untuk antiseptic dan obat-obatan seperti obat luka agar tidak terkena infeksi
Perak iodide (AgI), digunakan untukbahan peka kaca cahaya dilapiskan pada Film dan kertas fotografi
Iodoform (CHI3), digunakan untuk lensa Polaroid dan bahan antiseptik
Natrium iodida (NaI), bila ditambahkan pada garam dapur dapat digunakan untuk mengurangi kekurangan yodium yang akan menyebabkan penyakit gondok
1
Kalium iodat (KIO3) yang ditambahkan pada garam dapur, agar tubuh kita memperoleh iodine
Kalium iodide (KI), digunakan sebagai obat anti jamur
5. ASTATIN (At) Astatin berasal dari bahsa yunani yaitu astatos yang artinya tidak stabil. Astatin merupakan unsur non-logam radioaktif pertama yang dibuat oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross Mackenzie, dan Emillio Segre pada tahun 1940. Sifat senyawa astatin dapat membentuk senyawa antar halogen seperti AtI, AtBr, dan AtCl. Selain itu, astatin juga memiliki waktu hidup tersendiri di dunia karena dapat meluruh dalam hitungan menit dan di antara unsur halogen lainnya, astatinlah yang paling tidak reaktif.
Sifat fisika Astatin
Sifat
At
Nomor atom
85
Konfigurasi elektron
[xe]4f15 5d106s26p5
Energi ionosasi tingkat I (kJ/mol) Potensial reduksi standar, Eo (volt)
930,0 Kj/mol +0,20 V
Keelektronegatifan
2,2
Titik didih (oC)
337
Titik leleh (oC)
302
Sifat kimia astatin Astatin merupakan unsure radioaktif yang pertama kali dibuat dari hasil
pemboman bismuth dengan partikel-partikel alfa. Waktu paruh tercepat yakni selama 56 detik dan yang terpanjang yakni 8,3 jam.
Keberadaan astatine di alam
Unsur astatin dapat ditemukan dialam dalam jumlah yang sangat sedikit bahkan terkadang dikatakan tidak dijumpai di alam, sebab unsure ini bersifat radioaktif sehingga mudah berubah menjadi unsure lain yang lebih stabil (bahasa Yunani : astatos = tidak tetap). Jumlah astatin di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.
Senyawa-senyawa dan kegunaan astatine Astatin tidak banyak dimanfaatkan secara komersil. Hal ini dikarenakan
sifatnya yang radiokatif dan berwaktu hidup pendek.
211
At adalah suatu emiter alfa dimanfaatkan penggunaannya di dalam
radiasi therapy. Suatu penyelidikan kemanjuran dari koloid
211
At–tellurium untuk
perawatandari penyakit menular dan mengungkapkan bahwa alfa ini memancarkan radiokoloid sedang untuk menyembuhkan penyakit
tanpa menyebabkan ketoksikan pada jaringan normal. Dengan melibatkan Astatin Para peneliti di Brookhaven National Laboratory telah menggunakan metode pembelokan jalur molekul reaktif yang terpancar untuk mengidentifikasi dan mengukur reaksi kimia.
B. Gas Mulia ( Golongan VIII A) Gas Mulia adalah unsur-unsur golongan VIII A ( Delapan A ) dalam tabel periodik. Unsur - unsur tersebut diantaranya Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Semua unsur gas mulia merupakan unsur yang tidak reaktif atau inert.
B1. Manfaat Gas Mulia : Beberapa gas mulia seperti Ne, Ar,Kr dan Xe bisa diperoleh dari hasil penyulingan bertingkat udara cair. Berikut macam - macam manfaat tiap - tiap unsur : a. Helium
Sebagai pengisi balon udara.
Sebagai campuran oksigen dalam tabung penyelam.
Helium yang berwujud cair juga dapat digunakan sebagai zat pendingin karena memiliki titik uap yang sangat redah.
b. Neon
Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.
Neon dapat digunakan untuk berbagi macam hal seperti indikator tegangan tinggi, zat pendingin, penangkal petir, dan mengisi tabung televisi.
Neon cair merupakan zat pendingin pada refrigenerator untuk temperatur rendah.
Neon juga dapat digunakan untuk memberi tanda pada pesawat terbang.
c. Argon
Argon digunakan dalam las titanium dan stainless steel.
Argon digunakan sebagai pengisi bola lampu pijar.
d. Kripton
Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
Krypton digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.
e. Xenon
Xenon digunakan dalam pembuatan lampu pijar untuk bakterisida (pembunuh bakteri).
Xenon digunakan dalam pembuatan tabung elektron.
f. Radon
Radon digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif.
Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, Karena bila lepengn bumi bergerak kadar radon akan berubah sehingga bias diketahui bila adanya gempa dari perubahan kadar radon.
B2. Sifat Fisik dan Kimia Gas Mulia
Unsur-unsur gas mulia dalam tabel periodik terletak pada golongan 8A, yang meliputi: Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe) dan Radon (Rn). Semua unsur golongan 8A tidak berwarna dan tidak berbau, dan merupakan gas monoatomik pada temperatur kamar. Mereka tidak mudah terbakar dan juga tidak memicu terjadinya pembakaran.
Gas mulia memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau
monoatomik. Unsur-unsur golongan 8A memiliki konfigurasi elektron penuh, oleh karenanya unsur-unsur ini di alam tidak ditemukan dalam bentuk senyawa, dan
selama
bertahun-tahun
dianggap
merupakan
unsur
yang
inert
(lembam/tidak reaktif) sebelum akhirnya pada tahun 1963 Neil Bartlett berhasil mereaksikan xenon dengan platinaheksafluorida PtF6. Afinitas elektronnya
hampir
nol,
sebaliknya
potenasial
ionisasinya
tertinggi
dibandingkan dengan unsur lain. Tabel 2.3. Sifat Fisik dan Kimia Gas Mulia
Nomor atom
He 2
Ar 18
Kr 36
Xe 54
Massa atom Konfigurasi
4,002602 20,1797 1s2 [He]2s22p6
39,948 [Ne]3s23p6
83,80 [Ar]4s24p6
131,29 [Kr]5s25p6
0,51
0,88
1,03
1,24
(angstrum) Keelektronegatif -
-
-
3,1
2,4
an Titik leleh (°C)
-
-248,61
-189,37
-157,20
-111,80
Titik didih (°C)
-268,93
-246,06
-185,86
-153,35
-108,13
Energi ionisasi
2372
2080
1520
1351
1170
(kJ mol-1) Afinitas elektron -21
-29
-35
-39
-41
(kJ/mol) Densitas
0,1785
0,89994
1,7838
3,7493
5,8971
(mg/cm3) Entalpi
0,08
1,74
6,52
9,05
12,65
elektron Jari-jari
atom 0,49
Ne 10
penguapan (kJ/mol)
Titik leleh dan titik didihnya yang sangat rendah mengindikasikan bahwa gaya dispersi yang saling mengikat atom-atom dalam padatan maupun cairan sangat lemah. Titik leleh dan titik didih unsur-unsur golongan ini meningkat sebanding
dengan
banyaknya
elektron
yang
dimiliki
dan
semakin
bertambahnya berat molekul, karena dengan semakin banyaknya elektron polarizabilitasnya bertambah dan semakin bertambahnya berat molekul menyebabkan gaya antar molekulnya meningkan. Semakin banyak elektron yang dimiliki maka kemampuan efek induksi akan semakin besar, menyebabkan semakin bertambahnya gaya antar molekul (gaya Van Der Waals). Berat molekul menunjukkan banyaknya elektron, parsial (+) lebih kuat dari parsial (-). Kemampuan untuk membentuk parsial (-) dan parsial (+) besar menyebabkan interaksinya kuat dan energi yang dibutuhkan besar sehingga titik didihnya tinggi. Energi ionisasi dari unsur helium ke xenon semakin kecil hal ini dikarenakan jari-jari atom yang semakin besar sehingga elektron terluar akan semakin jauh dari inti (gaya tarik inti semakin lemah)
sehingga elektron terluar makin mudah dilepaskan. Helium tidak memiliki nilai pada titik lelehnya, hal ini dikarenakan sifat unik dan fenomenal helium adalah bahwa gas helium tidak mudah berubah fasa menjadi cair. Pada tekanan atmosfer, ia baru berubah menjadi fasa cair setelah didinginkan sampai pada suhu 4,2°K (sekitar -268,9°C). Selanjutnya jika helium cair ini terus didinginkan ternyata tidak membeku walaupun sudah mencapai temperatur dekat dengan 0°K (-273,15°C). Penyebabnya adalah karena massa atom helium yang sangat kecil dan interaksi antara atom-
atomnya sangat lemah. Bilamana helium didinginkan, terjadi keanehan pada kerapatannya, yaitu kerapatan terus bertambah, namun mencapai maksimum pada temperatur 2,17°K. Dibawah temperatur tersebut kerapatannya justru berkurang dan kemudian cenderung stasioner.
BAB III
PENUTUP A.Kesimpulan Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas atau dalam bahasa lainnya yaitu “ Film CharLes Bronson Idaman ATi” . Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring dengan bertambahnya jari-jari atomnya. Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar, mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang bersifat radioaktif (Rn).
B.Saran Dari semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami berharap teman-teman bisa mengerti tentang halogen dan gas mulia, dan semoga teman-teman memperoleh manfaat yang ada dalam materi tersebut. Jika terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf dan menerima saran sebagai masukan yang positif kedepan nya serta terima kasih telah memperhatikan sekaligus memahami materi kami.
DAFTAR PUSTAKA
Anshory,Irfan.1988.Penuntun Pelajaran Kimia.Bandung:Ganeca Exact Bandung. Brady,James.1986.Kimia Universitas Azas & Struktur (terjemahan: Dra. Sukmariah Maun).Tangerang:Binarupa Aksara. Justiana,Sandi dan Muchtaridi.2009.Kimia 3.Cetakan kedua.Jakarta:Yudhistira. Mulia,Setya Sensus.2006.Belajar Efektif Kimia3.Jakarta:PT.Intimedia Ciptanusantara. Parning,Ir dkk.2002.Penuntun Belajar Kimia.Cetakan kedua.Jakarta:Yudhistira. Polling, Ir.C.1982.Ilmu Kimia.Edisi ketiga.Cetakan Ke-25.Jakarta:Erlangga. Suyanto, dkk.2004.Kimia 3B.Jakarta:PT.Grasindo. Syukri S,Drs.1999.Kimia Dasar I.Bandung:ITB. W,Keenan Charles, dkk.1989.Kimia untuk Universitas (terjemahan: A.Hadyana P.). Jakarta:Erlangga.