LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIS DAN HEMODIALISA
Disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners Stase Keperawatan Medikal
oleh Dwi Setyo Purnomo 115!"11#1#
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN $AKULTAS KEDOKTERAN UNI%ERSI UNI %ERSITAS TAS &RAW &R AWIJA' IJA'A A "1(
LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL KRONIK
PENGERTIAN GAGAL GINJAL KRONIK Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, !!"). Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari # bulan. $iagnosis penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari %! mlmenit",'#m. Batasan penyakit ginjal kronik *erusakan ginjal + # bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan kelainan patologik, petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada pemeriksaan pencitraan, laju filtrasi glomerulus %! mlmenit",'#m selama + # bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal (-rice, S.. & /ilson, !!#)
KLASIFIKASI GAGAL GINJAL KRONIK *lasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. Stadium " adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal, stadium kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan, stadium # kerusakan ginjal dengan penurunan yang sedang fungsi ginjal, stadium 0 kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 1 adalah gagal ginjal (-rice, S.. & /ilson, !!#).
Stadium 1 Seseorang yang berada pada stadium " gagal ginjal kronik (GG*) biasanya belum merasakan gejala yang mengindikasikan adanya kerusakan pada ginjalnya. 2al ini disebabkan ginjal tetap berfungsi secara normal meskipun tidak lagi dalam kondisi tidak lagi "!! persen, sehingga banyak penderita yang tidak mengetahui kondisi ginjalnya dalam stadium ". *alaupun hal tersebut diketahui biasanya saat penderita memeriksakan diri untuk penyakit lainnya seperti diabetes dan hipertensi.
Stadium 2 Sama seperti pada stadium a3al, tanda 4 tanda seseorang berada pada stadium juga dapat tidak merasakan gejala yang aneh karena ginjal tetap dapat berfungsi dengan baik. *alaupun hal tersebut diketahui biasanya saat penderita memeriksakan diri untuk penyakit lainnya seperti diabetes dan hipertensi.
Stadium 3 Seseorang yang menderita GG* stadium # mengalami penurunan G56 moderat yaitu diantara #! sd 17 mlmin. dengan penurunan pada tingkat ini akumulasi sisa 4 sisa metabolisme akan menumpuk dalam darah yang disebut uremia. -ada stadium ini muncul komplikasi seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), anemia atau keluhan pada tulang. Gejala8 gejala juga terkadang mulai dirasakan seperti
5ati9ue rasa lemahlelah yang biasanya diakibatkan oleh anemia.
*elebihan cairan Seiring dengan menurunnya fungsi ginjal membuat ginjal tidak dapat lagi mengatur komposisi cairan yang berada dalam tubuh. 2al ini membuat penderita akan mengalami pembengkakan sekitar kaki bagian ba3ah, seputar 3ajah atau tangan. -enderita juga dapat mengalami sesak nafas akaibat teralu banyak cairan yang berada dalam tubuh.
-erubahan pada urin urin yang keluar dapat berbusa yang menandakan adanya kandungan protein di urin. Selain itu 3arna urin juga mengalami perubahan menjadi coklat, orannye tua, atau merah apabila bercampur dengan darah. *uantitas urin bisa bertambah atau berkurang dan terkadang penderita sering trbangun untuk buang air kecil di tengah malam.
6asa sakit pada ginjal. 6asa sakit sekitar pinggang tempat ginjal berada dapat dialami oleh sebagian penderita yang mempunyai masalah ginjal seperti polikistik dan infeksi.
Sulit tidur Sebagian penderita akan mengalami kesulitan untuk tidur disebabkan munculnya rasa gatal, kram ataupunrestless legs.
-enderita GG* stadium # disarankan untuk memeriksakan diri ke seorang ahli ginjal hipertensi (nephrolog). $okter akan memberikan rekomendasi terbaik serta terapi 4 terapi yang bertujuan untuk memperlambat laju penurunan fungsi ginjal. Selain itu sangat disarankan juga untuk meminta
bantuan ahli gi:i untuk mendapatkan perencanaan diet yang tepat. -enderita GG* pada stadium ini biasanya akan diminta untuk menjaga kecukupan protein namun tetap me3aspadai kadar fosfor yang ada dalam makanan tersebut, karena menjaga kadar fosfor dalam darah tetap rendah penting bagi kelangsungan fungsi ginjal. Selain itu penderita juga harus membatasi asupan kalsium apabila kandungan dalam darah terlalu tinggi. ;idak ada pembatasan kalium kecuali didapati kadar dalam darah diatas normal.
Stadium 4 -ada stadium ini fungsi ginjal hanya sekitar "1 4 #! persen saja dan apabila seseorang berada pada stadium ini maka sangat mungkin dalam 3aktu dekat diharuskan menjalani terapi pengganti ginjal dialisis atau melakukan transplantasi. *ondisi dimana terjadi penumpukan racun dalam darah atau uremia biasanya
muncul pada stadium ini. Selain itu besar
kemungkinan muncul komplikasi seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), anemia, penyakit tulang, masalah pada jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya. Gejala yang mungkin dirasakan pada stadium 0 adalah
5ati9ue rasa lemahlelah yang biasanya diakibatkan oleh anemia.
*elebihan cairan Seiring dengan menurunnya fungsi ginjal membuat ginjal tidak dapat lagi mengatur komposisi cairan yang berada dalam tubuh. 2al ini membuat penderita akan mengalami pembengkakan sekitar kaki bagian ba3ah, seputar 3ajah atau tangan. -enderita juga dapat mengalami sesak nafas akaibat teralu banyak cairan yang berada dalam tubuh.
-erubahan pada urin urin yang keluar dapat berbusa yang menandakan adanya kandungan protein di urin. Selain itu 3arna urin juga mengalami perubahan menjadi coklat, orannye tua, atau merah apabila bercampur dengan darah. *uantitas urin bisa bertambah atau berkurang dan terkadang penderita sering trbangun untuk buang air kecil di tengah malam.
6asa sakit pada ginjal. 6asa sakit sekitar pinggang tempat ginjal berada dapat dialami oleh sebagian penderita yang mempunyai masalah ginjal seperti polikistik dan infeksi.
Sulit tidur Sebagian penderita akan mengalami kesulitan untuk tidur disebabkan munculnya rasa gatal, kram ataupunrestless legs.
=ausea muntah atau rasa ingin muntah.
-erubahan cita rasa makanan dapat terjadi bah3a makanan yang dikonsumsi tidak terasa seperti biasanya.
Bau mulut uremic ureum yang menumpuk dalam darah dapat dideteksi melalui bau pernafasan yang tidak enak.
Sulit berkonsentrasi
Stadium 5 (gagal ginjal terminal) -ada level ini ginjal kehilangan hampir seluruh kemampuannya untuk bekerja secara optimal. >ntuk itu diperlukan suatu terapi pengganti ginjal (dialisis) atau transplantasi agar penderita dapat bertahan hidup. Gejala yang dapat timbul pada stadium 1 antara lain
*ehilangan napsu makan
=ausea.
Sakit kepala.
;idak mampu berkonsentrasi.
Gatal 4 gatal.
>rin tidak keluar atau hanya sedikit sekali.
Bengkak, terutama di seputar 3ajah, mata dan pergelangan kaki.
*eram otot -engukuran nilai G56 untuk menentukan tahapan -G* yang paling
akurat adalah dengan menggunakan Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaburation (?*$8@-A) dibanding dengan model Modification of Diet in Renal Disease (<$6$) atau dengan rumus Cockcroft-Gault (
Gault . dapun rumus dari Cockcroft-Gault dalam hmed & Co3der (!") adalah Rumus Cockcroft-Gault utuk lak!-lak! G56 D ("0!8umur) E BB ' E serum ?reatin Sedangkan untuk "a!ta adalah G56 D ("0!8umur) E BB E !,F1 ' E serum ?reatin ETIOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK *ondisi klinis yang memungkinkan dapat mengakibatkan gagal ginjal kronis bisa disebabkan dari ginjal sendiri dan dari luar ginjal (Arif Muttain! "#$$% #$ P%&ak!t 'ar! G!(al Glomerulonefritis Anfeksi kuman pyelonefritis, ureteritis Batu ginjal nefrolitiasis *ista di Ginjal polcystis kidney ;rauma langsung pada ginjal *eganasan pada ginjal Sumbatan batu, tumor, penyempitanstruktur. -enyakit tubulus primer hiperkalemia primer, hipokalemia kronik, • • • • • • • •
•
keracunan logam berat seperti tembaga, dan kadmium. -enyakit vaskuler iskemia ginjal akibat kongenital atau stenosis arteri
•
ginjal, hipertensi maligna atau hipertensi aksekrasi. bstruksi batu ginjal, fobratis retroperi toneal, pembesaran prostat striktur uretra, dan tumor.
)$ P%&ak!t 'ar! Luar G!(al $< 2ipertensi 2ipertensi yang berkelanjutan dapat merusak atau mengganggu • •
pembuluh darah halus dalam ginjal yang lama kelamaan dapat • • • • •
mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring darah. *olesterol tinggi $yslipidemia SC@ -reeklamsi bat8obatan bat8obatan yang mengandung ibuprofen berlebihan maupun dalam jangka 3aktu panjang dapat menyebabkan timbulnya nefritis intersitialis, yaitu peradangan ginjal yang dapat mengarah pada gagal ginjal. -emakaian
obat
terlarang,
seperti
heroin
atau
kokain,
dapat
menyebabkan kerusakan fungsi ginjal yang dapat mengarah pada gagal ginjal. da banyak sekali :at atau obat8obat yang dapat merusak epitel tubulus dan menyebabkan GG, yaitu seperti
ntibiotik aminoglikosoid,
penisilin, tetrasiklin, amfotersisin B, sulfonamida, dan lain8lainnya. bat8 obat dan :at kimia lain fenilbuta:on, :at8:at anestetik, fungisida, pestisida, dan kalsium natrium adetat. -elarut organik karbon tetraklorida, etilon glikol, fenol, dan metal alkohol. Cogam berat 2g, arsen, bismut, kadmium, emas, timah, talium, dan uranium. -igmen heme 2emoglobin dan mioglobin TANDA DAN GEJALA GAGAL GINJAL KRONIK Gejala ?*$ menurut
mum
5atig, malaise, gagal tumbuh
*ulit
-ucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia
*epala dan Ceher
5etor uremik, lidah kering dan berselaput
5undus hipertensif, mata merah
*ardiovaskuler
2ipertensi,kelebihan
cairan,
gagal
jantung,
perikarditis uremik. -ernafasan
2iperventilasi asidosis, edema paru, efusi pleura
Gastrointestinal
noreksia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, kolitis uremik, diare karena antibiotik.
*emih
=okturia, poliuria, haus, proteinuria
6eproduksi
-enurunan libido, amenore
Saraf
Cetargi, tremor, mengantuk, kebingungan, kejang,
;ulang
koma
Sendi
$efisiensi vitamin $
2ematologi
Gout, kalsifikasi ekstra tulang nemia,
defisiensi
imun,
mudah
mengalami
perdarahan
PE*ERIKSAAN PENUNJANG GAGAL GINJAL KRONIK P%m%r!ksaa La+orator!um Caju endap darah meninggi yang diperberat oleh adanya anemia dan •
•
hipoalbuminemia 2iponatremia umumnya karena kelebihan cairan
•
2iperkalemia biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut bersama dengan
•
menurunnya diuresis 2ipoalbuminemia dan
•
gangguan metabolisme dan diet rendah protein -eninggian gula darah, akibat gangguan metabolisme karbohidrat pada
•
gagal ginjal, (resistensi terhadap pengaruh insulin pada jaringan perifer) sidosis metabolik dengan kompensasi respirasi menunjukkan p2 yang
hipokolesterolemia
umumnya
disebabkan
menurun (',#F8',0), 2?# yang menurun (8% m@9C), -? yang menurun (#F80 mm2g), semuanya disebabkan retensi asam8basa • •
• •
organik pada gagal ginjal. 2t menurun karena pasien mengalamii anemia 2b '8F grdl B>=*reatinin meningkat, kadar kreatinin "! mgdl diduga tahap akhir. 6asio B>= dan kreatinin D "" 4 !" -rotein albumin menurun =atrium serum rendah, =ilai normal 0!8! m@9lhari tergantung berapa
•
banyak cairan dan garam yang dikonsumsi. *alium, magnesium meningkat *alsium menurun
•
P%m%r!ksaa Ur! olume biasanya 0!!81!!ml0 jam atau bahkan tidak ada urin
•
(anuria) /arna secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkan oleh :at
•
yang tidak terreabsorbsi maksimal atau terdiri dari pus, bakteri, lemak, fosfat atau urat sedimen kotor, kecoklatan menunjukkan adanya darah,
•
2b, mioglobin. Berat jenis ",!"! menunjukkan kerusakan ginjal tubular *lirens kreatinin mungkin menurun. =atrium + 0! m@9C karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium. -rotein derajat tinggi proteinuria (#80H) secara kuat menunjukkan
•
kerusakan glumerulus bila S$< dan fragmen juga ada. smolalitas #1! msmkg, rasio urinserum D ""
P%m%r!ksaa Ra'!olo,! ditujukan untuk menilai keadaan ginjal dan
• • •
menilai derajat dari komplikasi yang terjadi a. USG untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan
parenkim
ginjal,
anatomi
sistem
pelviokalises,
ureter
proksimal, kandung kemih serta prostat. b. I.P /Itra .%a P!%lo,raf!0 untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter. -emeriksaan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu, misalnya usia lanjut, $< dan nefropati sam urat.
c. Foto Polos A+'om% untuk menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau obstruksi lain. 5oto polos yang disertai dengan tomogram memberikan hasil keterangan yang lebih baik.$ehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal oleh sebab itu penderita diharapkan tidak •
puasa. E'osko1! untuk menentukkan pelvis ginjal, batu, hematuria, dan
pengangkatan tumor selektif d. EKG untuk mengetahui kemungkinan hipertropi ventrikel kiri dan kanan, tanda8tanda perikarditis, disritmia, gangguan elektrolit. PENATALAKSANAAN GAGAL GINJAL KRONIK ". ;erapi konservatif ;ujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal ginjal secara progresif, meringankan keluhan8keluhan akibat akumulasi toksin a:otemia, memperbaiki metabolisme secara optimal dan memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit. a. -eranan diet ;erapi diet rendah protein ($6-) menguntungkan untuk mencegah atau mengurangi toksin a:otemia, tetapi untuk jangka lama dapat merugikan terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen. -rotein rendah, yaitu !,% 4 !,'1 grkg BB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi.Cemak cukup, yaitu !8#!I dari kebutuhan total energi, diutamakan lemak tidak jenuh ganda. *arbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi yang berasal dari protein dan lemak. =atrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, acites, oliguria, atau anuria, banyak natrium yang diberikan antara "8# g. *alium dibatasi (%!8'! m@9) apabila ada hiperkalemia (kalium darah + 1,1 m@9), oliguria, atau anuria. b. *ebutuhan jumlah kalori *ebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk GG* harus adekuat dengan tujuan utama, yaitu mempertahankan keseimbangan positif nitrogen, memelihara status nutrisi dan memelihara status gi:i. @nergi cukup yaitu #1 kkalkg BB. c. *ebutuhan cairan Bila ureum serum + "1! mgI kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah diuresis mencapai C per hari. ?airan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (J1!! ml).
d. *ebutuhan elektrolit dan mineral *ebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual tergantung dari C5G dan penyakit ginjal dasar (underlying renal disease).
. ;erapi simtomatik a. sidosis metabolik sidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum kalium (hiperkalemia). >ntuk mencegah dan mengobati asidosis metabolik dapat diberikan suplemen alkali. ;erapi alkali (sodium bicarbonat ) harus segera diberikan intravena bila p2 K ',#1 atau serum bikarbonat K ! m@9C. b. nemia ;ransfusi darah misalnya &aked Red Cell (-6?) merupakan salah satu pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif. ;erapi pemberian transfusi darah harus hati8hati karena dapat menyebabkan kematian mendadak. c. *eluhan gastrointestinal noreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang sering dijumpai pada GG*. *eluhan gastrointestinal ini merupakan keluhan utama (chief complaint ) dari GG*. *eluhan gastrointestinal yang lain adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut sampai anus. ;indakan yang harus dilakukan yaitu program terapi dialisis adekuat dan obat8obatan simtomatik. d. *elainan kulit ;indakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan kulit. e. *elainan neuromuskular Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi hemodialisis reguler
yang
adekuat,
medikamentosa
atau
operasi
subtotal
paratiroidektomi. f.
2ipertensi -emberian obat8obatan anti hipertensi.
g. *elainan sistem kardiovaskular ;indakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular yang diderita.
#. ;erapi pengganti ginjal
;erapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik stadium 1, yaitu pada C5G kurang dari "1 mlmenit. ;erapi tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis ginjal, transplantasi ginjal, pemasangan double lumen a. 2emodialisis ;indakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah gejala toksik a:otemia, dan malnutrisi. ;etapi terapi dialisis tidak boleh terlalu cepat pada pasien GG* yang belum tahap akhir akan memperburuk faal ginjal (C5G). Andikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi elektif. Beberapa yang termasuk dalam indikasi absolut, yaitu perikarditis, ensefalopatineuropati a:otemik, bendungan paru dan kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik, hipertensi refrakter, muntah persisten, dan 'lood remic )itrogen (B>=) + "! mg I dan kreatinin + "! mgI. Andikasi elektif, yaitu C5G antara 1 dan F mCmenit",'#m,
mual,
anoreksia,
muntah,
dan
astenia
berat.
2emodialisis di Andonesia dimulai pada tahun "7'! dan sampai sekarang telah dilaksanakan di banyak rumah sakit rujukan. >mumnya dipergunakan ginjal buatan yang kompartemen darahnya adalah kapiler8 kapiler selaput semipermiabel ( hollo* fibre kidney ). *ualitas hidup yang diperoleh cukup baik dan panjang umur yang tertinggi sampai sekarang "0 tahun. *endala yang ada adalah biaya yang mahal.
b. $ialisis Ginjal $ialisis ginjal adalah proses penyesuaian kadar elektrolit dan air dalam darah pada orang yang fungsi ginjalnya buruk atau rusak.pada prosedur ini darah dile3atkan melalui suatu medium artificial yang mengandung air dan elektrolit dengan konsentrasi yang telah ditentukan sebelumnya, medium artificial adalah cairan dialysis. ") ?-$ (continous ambulatory peritoneal dialysis ) -ada dialysis peritoneum membrane peritoneum digunakan sebagai sa3ar semipermeabel alami. Carutan dialisat yang telah dipersiapkan
sebelumnya
dimasukkan
ke
dalam
rongga
peritoneum melalui sebuah kateter menetap yang diletakkan di ba3ah kulit abdomen. Carutan dibiarkan dalam rongga peritoneum selama 3aktu yang ditentukan biasanya 0 sampai % jam. Selama 3aktu ini proses difusi air dan elektrolit terjadi.
Cara K%r(a CAPD a+ &emasangan Kateter untuk Dialisis &eritoneal Sebelum melakukan $ialisis peritoneal, perlu dibuat akses sebagai tempat keluar masuknya cairan dialisat (cairan khusus untuk dialisis) dari dan ke dalam rongga perut (peritoneum). kses ini berupa kateter yang LditanamM di dalam rongga perut dengan pembedahan. -osisi kateter yaitu sedikit di ba3ah pusar. Cokasi dimana sebagian kateter muncul dari dalam perut disebut Le,it siteM. Sebelum pemasangan kateter peritoneal, dokter mencuci dan mendesinfeksi abdomen. nastesi lokal diberikan di daerah tengah abdomen sekitar 1 cm di ba3ah umbilicus. $okter membuat insisi kecil dan kateter multinilon dimasukkan ke dalam rongga peritoneum. *emudian, daerah tersebut ditutup dengan balutan.
-roses pemasangan
kantong cairan dialysis " C. $ari pipa umum, alat tetes rangkap ada suatu pipa tambahan yang menuju ke belakang, ini untuk mengLsyphon offM cairan dari peritoneum. Seluruh pipa harus terisi dengan cairan yang dipakai. Sebuah kantong pengumpulan steril yang besar (paling sedikit volume C) diikatkan pada pipa keluar. *emudian, anastesi local (lignocain "8I) disuntikkan ke linea alba antara pusar atau umbilicus dan symphisis pubis, biasanya kira8kira # bagian dari pubis. Bekas luka pada dinding abdominal harus dihindari dan kateter dapat dimasukkan sebelah lateral dari selaput otot rectus abdominus. nastesi local yang diberikan cukup banyak ("!8"1 ml) dan yang paling penting untuk meraba peritoneum dan mengetahui bah3a telah diinfiltrasi, bila penderita gemuk, sebuah jarum panjang (seperti jarum cardiac atau pungsi lumbal) diperlukan untuk menganastesi peritoneum. Suatu insisi kecil (sedikit lebih pendek dari garis tengah kanula) dibuat di kulit dengan pisau nomor "". *ateter
peritoneal kemudian
didorong masuk ke ruang peritoneal dengan gerakan memutar (seperti sekrup). Se3aktu sudah masuk, pisau ditarik " inci dan kateter diarahkan ke pelvis. *dang8kadang dinding atau selaput peritoneum terasa sebagai dua lapis yang dapat dibedakan, keduanya harus ditembus sebelum menarik pisau dan mengarahkan kateter. -ada 3aktu ini, harus segera dijalankan atau dialirkan C cairan dan diperhatikan reaksi penderita, minimalkan rasa tidak nyaman. Segera setelah cairan ini masuk, harus di Lsyphon offM untuk melihat bah3a system tersebut mengalir lancar, sesuaikan posisi kateter untuk menjamin bah3a aliran cukup baik. Beberapa inci dari kateter akan menonjol dari abdomen dan ini dapat dirapikan bila perlu. =amun paling sedikit " atau inci harus menonjol dari dinding perut. 2al ini kemudian dikuatkan ditempat dengan elastoplas. $engan tiap trokat ada suatu pipa penyambung yang pendek yang menghubungkan kateter ke alat perangkat.
b+ &emasukan Ciran Dialisat $ialisis -eritoneal dia3ali dengan memasukkan cairan dialisat (cairan khusus untuk dialisis) ke dalam rongga perut melalui selang kateter, lalu dibiarkan selama 08% jam. *etika dialisat berada di dalam rongga perut, :at8:at racun dari dalam darah akan dibersihkan dan kelebihan cairan tubuh akan ditarik ke dalam cairan dialisat. Sekitar C dialisat dihangatkan sesuai dengan suhu tubuh kemudian disambungkan dengan kateter peritoneal melalui selang.dialisat steril dibiarkan mengalir secepat mungkin kedalam rongga peritoneum. $ialisat steril C dihabiskan dalam 3aktu "! menit. *emudian klem selang ditutup. smosis cairan yang maksimal dan difusi 4solutbutiran ke dalam dialisat mungkin terjadi dalam !8#! menit. -ada akhir d3ell8time (3aktu yang diperlukan dialisat menetap di dalam peritoneum), klem selang dibuka dan cairan dibiarkan mengalir karena gravitasi dari rongga peritoneum ke luar (ada kantong khusus). ?airan ini harus mengalir dengan
lancar.
/aktu
drainase
(3aktu
yang
diperlukan
untuk
mengeluarkan semua dialisat dari rongga peritoneum) adalah "!8"1 menit. $rainase yang pertama mungkin ber3arna merah muda karena trauma yang terjadi 3aktu memasang kateter peritoneal. -ada siklus ke8 atau ke8#, drainase sudah jernih dan tidak boleh ada lagi drainase yang bercampur dengan darah. Setelah cairan dikeluarkan dari rongga peritoneum, siklus yang selanjutnya harus segera dimulai. -ada pasien yang sudah dipasang kateter peritoneal, sebelum memasukkan dialisat kulit diberi obat bakterisida. Setelah dialisis selesai, kateter dicuci lagi dan ujungnya ditutup dengan penutup yang steril.
Nat8:at racun yang terlarut di dalam darah akan pindah ke dalam cairan dialisat melalui selaput rongga perut (membran peritoneum) yang berfungsi sebagai Lalat penyaringM, proses perpindahan ini disebut $ifusi.
?airan dialisat mengandung dekstrosa (gula) yang memiliki kemampuan untuk menarik kelebihan air, proses penarikan air ke dalam cairan dialisat ini disebut >ltrafiltrasi.
c+ &roses &enggantian Cairan Dialisis -roses ini tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan 3aktu singkat (J #! menit). ;erdiri dari # langkah - P%,%luara ca!ra ?airan dialisat yang sudah mengandung :at8:at racun dan kelebihan air akan dikeluarkan dari rongga perut dan diganti dengan cairan dialisis yang baru. -roses pengeluaran cairan ini berlangsung sekitar ! menit.
-
*%masukka ca!ra C cairan dialirkan pada kira8kira setiap 018%! menit, biasanya hanya memakan 3aktu 1 menit untuk mengalirkan. ?airan dialisat dialirkan ke dalam rongga perut melalui kateter.
2aktu t!,,al Sesudah dimasukkan, cairan dialisat dibiarkan ke dalam rongga perut selama 08% jam, tergantung dari anjuran dokter. tau cairan ditinggal dalam ruang peritoneum untuk kira8kira ! menit dan kemudian ! menit dibiarkan untuk pengeluaran. Setelah itu, C cairan lagi dialirkan. 2al ini diulang tiap jam untuk #% jam atau lebih lama bila perlu. Suatu catatan, keseimbangan kumulatif dari cairan yang mengalir ke dalam dan keluar harus dilakukan dengan dasar tiap 0 jam. Suatu kateter L;enchoffM yang fleksibel dapat dipakai juga dapat ditinggal secara permanen untuk ?-$ dari penderita yang mengalami gagal ginjal tahap akhir.
-roses penggantian cairan di atas umumnya diulang setiap 0 atau % jam (0 kali sehari), ' hari dalam seminggu.
) -$ (automatic ambulatory peritoneal dialysis)
dalah dialisa yang dilakukan diluar tubuh dengan menggunakan mesin dimana darah dikeluarkan tubuh melalui sebuah mesin besar dan dalam mesin tersebut terdapat ruangan yang dipisahkan oleh selaput semipermeabel.darah dimasukkan ke salah satu ruang, sedangkan ruang yang lain diisi oleh cairan pen dialysis dan diantaranya akan terjadi difusi dan setelah itu darah akan dikembalikan ke tubuh.
c. ;ransplantasi ginjal ;ransplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal (anatomi dan faal). -ertimbangan program transplantasi ginjal, yaitu ") ?angkok ginjal (kidney transplant ) dapat mengambil alih seluruh ("!!I) faal ginjal, sedangkan hemodialisis hanya mengambil alih '!8F!I faal ginjal alamiah ) *ualitas hidup normal kembali #)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (!!). 'uku A.ar Kepera*atan Medikal 'edah. Oakarta @G? S Su3itra *. !!%. &enyakit Gin.al Kronik . Buku jar Almu -enyakit $alam Oilid A @disi A. Oakarta -usat -enerbitan $epartemen Almu -enyakit $alam 5*>A. 1F"81F0. ;ierney C<, et al. !!#. Gagal Gin.al Kronik . $iagnosis dan ;erapi *edokteran -enyakit $alam Buku ". Oakarta Salemba