Laporan Praktikum Kimia Klinis
Hari/Tgl Dosen Dosen asisten Asisten
: Selasa/25 Februari 2014 : dr. Irma H Suparto : drh. Septina Aryani : drh. Fajar Sakti H SKH Lusiana Kresnawati H, S. Si
SEL DARAH I (ERITROSIT) Kelompok 6
Disusun Oleh: 1. 2. 3. 4. 5.
Agus Kurnelius (J3L112158) Ekawisudawati (J3L112185) Liani Aprilya (J3L212199) Siti Rahma Agustriyani (J3L112123) Monica C Sitanggang (J3L112008)
1. 2. 3. 4. 5.
PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Pendahuluan Darah merupakan cairan kental dalam tubuh dan mempunyai aliran yang lebih lamban dari pada air. Suhu darah di dalam tubuh diperkirakan 38 °C, pH antara 7,35- 7,45 dan bersifat isotonik pada 0,85% NaCl. Darah merupakan 8% berat total tubuh dan volume totalnya pada pria dengan berat badan 70 kg kirakira 5,6 L, sedangkan pada wanita kira-kira 5 L (Munawaroh, 2009). Secara mikroskopik, darah tersusun dari dua bagian yaitu, cairan berbentuk elemen atau sel-sel darah dan bagian cair atau plasma (tempat sel-sel darah berada). Bagian berbentuk elemen meliputi, eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (keping (keping darah) (Munawaroh, 2009). Oleh karena itu praktikum bertujuan mengetahui jumlah eritrosit dari sampel darah anjing menggunakan kamar hitung, penentuan kadar hemoglobin dengan Metode Sahli dan Fahling Drop, membuktikan kemampuan hemoglobin mengikat dan melepas oksigen serta pemeriksaan hematokrit.
Gambar 1 Bentuk komponen dalam darah Metode Percobaan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ialah pipet thoma eritrosit, kamar hitung, mikroskop, alat penghitung ( counter ), ), cover glass, glass, hemoglobinometer Sahli, pipet transfer, pipet Sahli, tabung Sahli, batang pengaduk, warna standar pembanding, tisue, labu takar, pipa kapiler, gelas piala, thermometer, urinometer, sentrifusa, kapas, syringe, tabung reaksi, dan pipet tetes. Bahan-bahan yang digunakan ialah alkohol, akuades, larutan Hayem, sampel darah antikoagulan EDTA, CuSO 4.5H2O pa, pereaksi Stoke, NH 4OH, dan HCl 0,1 N. Penghitungan eritrosit dengan kamar hitung. Pipet eritrosit disiapkan bersih dan kering lalu sampel darah dihisap hingga batas angka 0,5, darah ditepatkan dengan tisu. Ujung pipet dibersihkan dengan tisu dan larutan Hayem dipipet hingga batas tera 101, kondisikan agar tidak ada gelembung dalam pipet Sahli. Isi dalam pipet dihomogenkan dengan cara membuat gerakan angka delapan dan diamkan selama 5 menit. Sisa hasil reaksi dibuang dengan menggunakan tisu. Tahap selanjutnya eritrosit dihitung menggunakan Haemocytometer, mikroskop disiapkan dengan hemasitometer dan cover glass. glass. Ujung pipet thoma disentuhkan ke antara hemasitometer dengan cover glass
hingga larutan masuk. Kemudian dicari eritrosit dengan perbesaran 40 x 10 maka dihitung jumlah eritrosit pada 5 kotak hitung dengan menggunakan penghitung, kemudian dihitung eritrosit dengan perhitungan yang ditetapkan. Penentuan kadar hemoglobin dengan metode Sahli. Metode Sahli menggunakan seperangkat alat Hemometer. Tabung Sahli diisi dengan HCl 0,1 N hingga angka 10, kemudian darah dihisap dengan pipet Sahli dan pipa penyedotnya sampai batas 20 mm 3, kemudian darah dimasukkan ke dalam tabung Sahli berisi larutan HCl 0,1 N. Tabung Sahli diisi dengan akuades hingga warnanya sama dengan standar, kondisikan agar larutan tidak melebihi batas dan kemudian dibaca G % pada tabung ketika warnanya sama dengan standar. Penetapan kadar hemoglobin dengan metode F alling Drop. Drop. Reagensia disiapkan dahulu dengan menimbang 15,96 g CuSO 4.5H2O pa dan dilarutkan dengan akuades 100 ml. Suhu larutan diukur dengan thermometer, kemudian berat jenisnya diukur dengan menggunakan urinometer. Larutan kerja kemudian dibuat dengan larutan stok diambil 52 ml dan ditambahkan dengan akuades 48 ml. Suhu larutan diukur dengan thermometer dan diukur berat jenisnya menggunakan urinometer. Darah diambil langsung dari tangan praktikan dengan membilasnya dahulu dengan alkohol agar steril dan dilakukan tusukan perifer, kemudian darah diteteskan ke dalam larutan dan dilihat posisi darah tenggelam atau melayang. Uji oksihemoglobin dan deoksihemoglobin. Sampel darah sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam 6 ml air suling, kemudian dihomogenkan dengan baik dan diperhatikan warna merah terang yang terbentuk dari oksihemoglobin. Tabung ketiga diisi dengan 2 ml pereaksi Stoke dan ditambahkan NH 4OH secukupnya untuk melarutkan endapan. beberapa tetes larutan Stoke dimasukkan ke dalam tabung 2 dan terlihat perubahan warna merah kecoklatan karena pembentukan deoksihemoglobin dan bandingkan dengan tabung nomor 1. Pembentukan kembali oksihemoglobin dilakukan dengan mengocok kuat-kuat tabung reaksi dengan vortex sehingga warna yang terbentuk sama dengan yang awal atau terjadi proses oksigenasi dari udara. Pemeriksaan hematokrit. Darah dimasukkan ke dalam tabung EDTA/Oxalat dan dihomogenkan. Pipa kapiler diisi dengan darah dan disumbatkan. Pipa kapiler lalu disentrifuse dengan kecepatan 2000-3000 rpm selama 30 menit. Setelah selesai ukur bagian hematokrit pada bagian bawah, buffy coat pada bagian tengah, dan indeks ikterus pada bagian atas tabung. Bila nilai hematokrit diatas 50 % maka pipa kapiler disentrifuse kembali 30 menit. Hasil Lembar Kerja Mahasiswa Materi No Hasil (satuan) Praktikum 1 Perhitungan Hasil pada kamar Eritrosit hitung = 74 J.eritrosit/mm3 = B x 50 x 200 = 74 x 50 x 200 = 740000 sel/mm 3
Prinsip eritrosit sebelum dihitung, diencerkan dengan larutan hayem. Sel yang dihitung di haemacytometer adalah sel menyentuh garis atas dan kiri kotak.
2
Kadar Hemoglobin a.Metode Sahli
b.Falling drops
3
Presentase Hematokrit
-
9,4 G %
sampel darah dihomogenkan dengan HCl dalam tabung sahli dan tambah air. Sesuaikan dengan standar. Berdasarkan posisi darah dalam larutan kerja
Darah melayang berarti kadar Hb = 12,5gr/dl -
4. OksiHb dan DeoksiHb Hasil Tabung 1 OksiHb
Warna terbentuk Penjelasan
-
Menggunakan pipa kapiler antikoagulan kemudian disentrifuse
Tabung 2 DeoksiHb
Tabung 3 reoksigenasi deoksiHb Merah cerah
Merah cerah
Merah kecoklatan
Hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk senyawa oksihemoglobin
Deoksihemoglobin hemoglobin mengikat yaitu proses melepas kembali oksigen yang oksigen terjadi saat ada diudara. Hal ini penambahan terjadi jika dilakukan NH4OH. pengocokan kuat
Pembahasan Prinsip pemeriksaan perhitungan eritrosit dengan dengan kamar hitung adalah adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Menghitung eritrosit dengan kamar kamar hitung (Haemacytometer), pipet tomha yang terdapat bola merah didalamnya dipipet darah kemudian memipet larutan hayem yang berfungsi sebagai larutan pengencer. Larutan hayem terdiri dari natrium sulfat 2.5 gram, natrium klorida 0,5 gram, merkuri 0,25 gram, dan akuades 0,25 gram. Larutan lain yang dapat digunakan sebagai pengencer adalah larutan gower dan larutan garam fisiologis 0,9% NaCl. Larutan gower terdiri dari larutan Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200 ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux. Darah yang digunakan adalah darah dengan antikoagulan EDTA. Saat darah dipepet, pipet thoma harus bebas dari gelembung udara, karena gelembung udara dapat menyebabkan volume darah menjadi berkurang. Berdasarkan percobaan Eritrosit yang didapatkan dari penghitungan dengan kamar hitung yaitu 740000 sel darah merah / mm 3. Jumlah eritrosit normal pada pria adalah 5-6 juta / mm 3 sedangkan untuk wanita adalah 4-5 juta/ mm 3 (Ganong 2001). Penentuan kadar hemoglobin dengan metode sahli, prinsipnya mengandalkan pembentukan asam hematin yang kemudian diukur kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna standar.
Pada langkah-langkah cara kerja menggunakan metode sahli, dengan penambahan HCl, kemudian tambahkan lagi aquades pertetes hingga berwarna sesuai standar. Penambahan HCl untuk meliliskan eritrosit sehingga Hb yang terdapat dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dnegan HCl membentuk asam hematin. Metode sahli membutuhkan ketelitian visualisasi praktikan dalam mebandingkan warna yang diperoleh dari pengenceran dengan warna standar. Kadar hemoglobin normal untuk pria adalah 14 – 18 18 G %, sedangkan kadar hemoglobin normal untuk wanita adalah 12 – 15 15 G %. Berdasarkan percobaan diperoleh kadar hemoglobin dari sampel darah anjing adalah 9.4 G%, lihat Gambar 1. Kadar hemoglobin yang tinggi disebabkan karena keadaan hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi, sedangkan kadar hemoglobin rendah berkaitan dengan masalah klinis. Jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin tidak selamanya meningkat atau menurun secara bersamaan (Ganong 2001).
Gambar 1 Hasil percobaan penentuan kadar hemoglobin metode sahli Selain metode sahli penentuan kadar hemoglobin juga dapat dilakukan dengan metode Falling Drop (berat jenis). Prinsipnya adalah larutan stok dimasukkan kedalam gelas ukur/wadah kemudian ditambahkan aquades kemudian teteskan darah pada larutan kemudian amati. Apabila darah tenggelam maka kadar Hb lebih dari 12,5 gr/dl, apabila darah melayang maka kadar Hb sama dengan 12,5 gr/dl, dan apabila darah mengapung maka kadar Hb kurang dari 12,5gr/dl. Berdasarkan percobaan diperoleh kadar Hb dari salah satu mahasiswa yang sampel darahnya digunakan yaitu TB Rival adalah 12,5 gr/dl sebab posisi dari darah dalam larutan melayang. Hal ini sesuai dengan literatur yaitu berdasarkan Lehninger (1988) bahwa kadar hemoglobin lelaki dewasa sekitar 14-18 gr/dl. Hal ini membuktikan bahwa kadar hemoglobin dari TB Rival normal tidak kurang atau melebihi kadar hemoglobin yang telah ditetapkan. Berdasarkan percobaan uji oksihemoglobin dan deoksihemoglobin dihasilkan warna merah terang untuk uji oksihemoglobin dan warna merah gelap untuk uji deoksihemoglobin, lihat Gambar 2. Secara teori hemoglobin (Hb) mengangkut CO 2 dan kemudian kembali ke paru- paru untuk megambil lebih banyak O2. Ketika hemoglobin membawa O 2 itu disebut deoxyhemoglobin dan bila tidak membawa O2 ini dikenal sebagai deoxyhemoglobin. deoxyhemoglobin. a
b
Gambar 2 Hasil percobaan uji (a) oksishemoglobin, (b) deoksihemoglobin Deoxyhemoglobin dan oxyhemoglobin memiliki warna yang berbeda. Sehingga hal tersebut dapat menjelaskan mengapa darah diarteri kita (oksihemoglobin) berwarna merah terang dari pada darah dalam pembuluh darah. Oksigen berikatan dengan Fe kelompok heme karena memilki pasangan eletkron
bebas yang dapat berkoordinasi dengan Fe. Ketika darah dilarutkan dengan akuades maka akan terbentuk warna merah terang, yang menandakan terbentuknya oksihemoglobin. Ketika tereduksi Fe yang berada dalam Hb mengikat oksigen menjadi oksihemoglobin (Lany 2005). Hb (Fe2) + O2 Hb(Fe2)O2 Gambar 1 Reaksi pengikatan O2 oleh Hb (Lany 2005) Ketika ditambahkan pereaksi stokes dan dikocok dengan kuat. Maka oksigen pada Hb terlepas kembali dan membentuk deoksihemoglobin. Pelepasan O 2 ini menyebabkan berubahnya warna merah menjadi merah gelap. Hb(Fe2+)O2 + larutan stokes Hb (Fe2+) + O2 Gambar 2 Reaksi deoksihemoglobin (Lany 2005) Reoksigenasi deoksihemoglobin terjadi saat Hb kembali mengikat O 2 ketika dilakukan pengocokan kuat. Oksigen diudara terikat kembali pada Hb. Proses ini dapat dilakukan secara berulang-ulang. Berdasarkan percobaan pemerikasaan hematokrit tidak dapat dilakukan karena dua hal yaitu alatnya sudah tidak berfungsi dengan baik dan pipa kepiler biru yang digunakan sudah kadaluarsa. Namun, prinsip pemeriksaan hematokrit adalah eritrosit akan dipisahkan dari dari plasma dengan dengan cara memutarnya didalam tabung khusus dengan waktu dan kecepatan tertentu dimana nilainya dinyatakan dalam persen (%). Untuk pemeriksaan hematokrit darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi antikoagulan. Setelah tabung tersebut diputar dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka eritrosit akan mengendap. Hematokrit adalah nilai yang menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap cairan darah. Dengan demikian, bila terjadi perembesan cairan darah darah keluar dan pembuluh darah, sementara bagian padatnya tetap dalam pembuluh darah, akan membuat persentase zat padat darah terhadap cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga meningkat (Hardjoeno, H. 2007). Simpulan Berdasarkan percobaan jumlah eritrosit dengan kamar hitung diperoleh 740000 sel/mm 3. Kadar hemoglobin dengan metode sahli dari sampel darah anjing adalah 9,4 G% sedangkan metode Falling Drop kadar hemoglobin dari TB Rival adalah 12,5 gr/dl. Dan dari percobaan terbukti bahwa Hemoglobin dapat mengikat oksigen dan melepaskannya dengan mudah. Daftar Pustaka Ganong WF. 2001. Fisiologi 2001. Fisiologi Kedokteran. Kedokteran. Jakarta. Buku Kedokteran EGC. Gandasoebrata, R. 2009. Penuntun 2009. Penuntun Laboratorium Laboratorium Klinik . Jakarta : Dia Rakyat Harjdjoeno, H. 2007. Interpretasi 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik Edisi III . Makassar. LPI UNHAS Lany, G. 2005. Hipertensi. Hipertensi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar 1988. Dasar-dasar Biokimia. Biokimia. Erlangga. Jakarta Munawaroh S. 2009. Pengaruh Ekstrak Kelopak Rosela (Hibiscus Sabdariffa) Terhadap Peningkatan Jumlah Eritrosit Dan Kadar Hemoglobin (Hb) Dalam Darah Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Anemia [Skripsi]. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang