LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH UJI DAYA KECAMBAH BENIH
Nama NIM Kelas Asisten
: Yolanda Shafira Fahzinia : 155040201111191 :Q : Laila Nur Fatimah
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspek fisiologi ditunjukan oleh viabilitas benih yang meliputi daya berkecambah dan vigor benih. Viabilitas benih merupakan daya benih yang dapat ditunjukan oleh metabolismenya atau pertumbuhannya. Viabilitas benih tidak sekedar gejala hidup yang dapat diamati tetapi daya hidup itu harus dapat dijadikan indikasi mutu benih, khususnya fisiologi benih. Secara umum pengujian viabilitas benih mencakup pengujian daya berkecambah atau daya tumbuh dan pengujian vigor benih. Perbedaan antara daya berkecambah dengan vigor benih adalah bila informasi daya berkecambah ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada lingkungan yang optimum, sedangkan vigor ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada lingkungan yang suboptimum atau bibit yang tumbuh di lapang.Untuk pengujian viabilitas benih, setiap peubah diharapkan mempunyai tolak ukur tersendiri. Daya berkecambah atau daya tumbuh merupakan tolak ukur viabilitas potensial benih. Peubah vigor benih atas vigor kekuatan tumbuh dan daya simpan. Vigor kekuatan tumbuh benih dapat diindikasikan misalnya dengan tolak ukur laju perkecambahan (speed of germination), keserempakan tumbuh, laju pertumbuhan kecambah (seedling growth rate). Vigor daya simpan dapat diindikasikan dengan tolak ukur daya hantar listrik, vigor benih terhadap deraan etanol/fisik, dan sebagainya. Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian daya berkecambah benih jagung. Penentuan daya berkecambah merupakan salah satu cara untuk mengetahui mutu fisiologi suatu benih. Dengan mengetahui daya kecambah suatu benih maka kita akan bisa memperkirakan jumlah benih yang akan tumbuh nantinya. Uji daya berkecambah benih dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan germinator (alat pengecambah benih) dengan media kertas dan berbagai metode, seperti UDK (uji di atas kertas), UAK (uji antar kertas) dan UKD (uji kertas digulung) dan UKD (uji kertas digulung). 1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui metode Uji Diatas Kertas (UDK), Uji Antar Kertas (UAK), Uji Kertas Digulung (UKD) 2. Untuk mengetahui kecambah normal dan tidak normal 3. Untuk mengetahui presentase daya kecambah benih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Perkecambahan Perkecambahan benih merupakan salah satu kriteria yang berkaitan dengan kualitas benih. Perkecambahan benih juga merupakan salah satu tanda dari benih yang telah mengalami proses penuaan. Pengertian dari berkecambah itu sendiri adalah jika dari benih tersebut telah muncul plumula dan radikula di embrio. Plumula dan radikula yang tumbuh diharapkan dapat menghasilkan kecambah yang normal, jika faktor lingkungan mendukung. (Kuswanto 2001). 2.2 Macam dan Penjelasan Pengujian Benih 2.2.1
Uji Viabilitas Viabilitas benih menunjukkan persentase benih yang akan menyelesaikan perkecambahan, kecepatan perkecambahan dan vigor akhir dari kecambah-kecambah yang baru berkecambah. Viabilitas benih dapat ditentukan dengan suatu prosedur penguji pengujian yang dibukukan. Hal ini paling nyata dari pengukuran viabilitas adalah persentase perkecambahan yaitu angka rata-rata persentase dari uji suatu spesies yang menghasilkan kecambah normal pada kondisi perkecambahan yang apling normal (Qomara 2003).
2.2.2
Uji Vigor Daya berkecambah benih adalah tolok ukur bagi kemampuan benih untuk tumbuh normal. Uji daya kecambah dilakukan untuk mengetahui potensi benih yang dapat berkecambahdari suatu kelompok atau satuan berat benih (Mulyana dan Asmarahman, 2012). Secara umum, cara pengujian daya kecambah benih dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengujian secara langsung dilakukan untuk benih yang mudah berkecambah, sedangkan pengujian secara tidak langsung dilakukan untuk benih yang sulit berkecambah (Gunawan, 2011). Pengujian daya kecambah
benih bermanfaat untuk menentukan benih per satuan luas lahan dan mengecek kualitas benih (Rukmana, 2002). 2.3 Kriteria Kecambah pada 2.3.1
Uji Viabilitas 1. Kecambah normal Kecambah normal merupakan kecambah yang menunjukan potensi untuk berkembang lebih lanjut hingga menjadi tanaman normal. Sedangkan kecambah tidak normal atau abnormal tidak menunjukan adanya potensi untuk berkembang lebih lanjut (Nurlaela, et., al. 2008). Kriteria untuk kecambah normal diantaranya adalah kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik, Kecambah dangan cacat ringan pada akar, hipokotil/ epikotil, kotiledon, daun primer, dan koleoptil dan Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih sempurna. 2. Kecambah abnormal Kecambah
abnormal
adalah
kecambah
yang
tidak
memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Dibawah ini digolongkan ke dalam kecambah abnormal Kecambah rusak: kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Kecambah cacat atau tidak seimbang: kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Dan Kecambah lambat kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil (Nurlaela, et., al. 2008). 2.3.2
Uji Vigor Vigor benih dapat dkategorikan dalam vigor benih kuat dan vigor benih lemah. Ciri-ciri benih yang mempunyai vigor tinggi atara
lain benih ini dapat disimpan lama sehingga dapat mempermudah dalam penyimpanan benih dalam jumlah yang besar. Vigor benih tinggi juga memiiki cirri benih berkecambah cepat dan merata, bebas dari penyakit benih, tahan terhadap gangguan mikroorganisme yang bersifat merugikan tanaman yang menyebabkan baik kerusakan fisik maupun fisiologis tanaman, laju tumbuhnya tinggi dengan arti benih cepat tumbuh mulai dari perkembangan embrio, perkecambahannya, dan petumuhannya menuju tanaman dewasa, dan juga vigor benih yang tinggi ini memiliki produksi yang tinggi baik secara vegetatif maupun generatif nantinya. Sedangkan ciri-ciri vigor benih rendah merupakan kebalikan dari vigor benih tinggi cirri-cirinya antara lain benih ini tidak dapat disimpan. Vigor benih rendah juga memiiki cirri benih berkecambah tidak cepat dan merata, tidak bebas dari penyakit benih, tidak tahan terhadap gangguan mikroorganisme yang bersifat merugikan tanaman yang menyebabkan baik kerusakan fisik maupun fisiologis tanaman, laju tumbuhnya rendah dengan arti benih lambat dalam pertumbuhannya tumbuh mulai dari perkembangan embrio, perkecambahannya, dan petumuhannya menuju tanaman dewasa, dan juga vigor rendah ini memiliki produksi yang rendah (Karta Sapoetra, 2002).
BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Alat
Cawan Petri
: Sebagai tempat meletakkan benih
Tabung Ukur
: Melarutkan pemutih dengan air
Sprayer
: Untuk menyemprotkan air
Pinset
: Untuk meletakkan benih ke cawan petri
Germinator
: Sebagai alat untuk perkecambahan benih
Plastik
: Untuk membungkus kertas merang pada UDK
Kertas Label
: Untuk memberi nama pada cawan petri
Kamera
: Untuk dokumentasi
Bahan
Benih Jagung
: Indikator pengamatan
Kertas merang
: Sebagai substrat penguji daya kecambah
Pemutih
: Untuk menghilangan fungisida pada benih jagung
Air
: Untuk melarutkan pemutih
3.2 Cara Kerja 3.2.1
Sterilisasi Benih dan Kertas Ambil benih yang akan digunakan sebagai sampel pengamatan
Siapkan bayclean dan air pada suatu wadah Campurkan ¼ botol bayclean dengan 200 ml air
Rendam benih selama 15 menit Tiriskan dan bilas benih menggunakan air bersih Kertas merang dan kertas buram dicelupkan sebentar pada air dan bayclean sebentar pada air dan bayclean (bekas benih) Siap digunakan
3.2.2
UAK (Uji Antar Kertas) Gunting 2 kertas buram sesuai ukuran cawan (sebagai alas dan tutup) dan celupkan pada air bayclean
Letakkan kertas pada cawan Meletakkan 5 benih jagung yang sudah disterilkan diatas kertas yang sudah lembab dalam cawan dan menutupnya dengan kertas yang lain yang sudah disterilkan
Masukkan dalam germinator
Amati pada 2, 3, 4, dan 5 hst dan setiap pengamatan dilembabkan secara berkala serta dokumentasi
3.2.3
UDK (Uji Diatas Kertas) Gunting kertas merang dengan ukuran 20x25 menjadi 3 bagian ( 2 sebagai alas dan 1 sebagai tutup) dan celupkan pada air bayclean
Letakkan kertas pada cawan Meletakkan 5 benih jagung yang sudah disterilkan diatas kertas yang sudah lembab dalam cawan dan menutupnya dengan kertas yang lain yang sudah disterilkan
Masukkan dalam germinator
Amati pada 2, 3, 4, dan 5 hst dan setiap pengamatan dilembabkan secara berkala serta dokumentasi
3.2.4
UKDdp (Uji Kertas Digulung didirikan dengan plastik) Gunting 1 kertas buram sesuai ukuran cawan (sebagai alas dan tutup) dan celupkan pada air bayclean
Siapkan plastik yang seukuran kertas dan letakkan di bawah kertas
Letakkan benih dengan pola sebagai berikut 3 20
25
Kemudian digulung beserta plastiknya dan diikat dengan karet Masukkan ke germinator Amati kriteria kecambah pada 5 hst dengan membuka gulungan kertas serta dokumentasi
3.2.5
Uji Vigor kecambah Isi namapan dengan pasir
Lembabkan dengan air
Tanam benih jagung dengan pola sebagai berikut
Amati pada 2, 3, 4, dan 5 hst dan setiap pengamatan dilembabkan secara berkala serta dokumentasi
Hitung % Daya Tumbuh
3.3 Analisa Perlakuan 3.3.1
Sterilisasi Benih dan Kertas Hal yang pertama di lakukan dalam pelaksanaan praktikum adalah mengambil benih yang akan digunakan sebagai sampel pengamatan, selanjutnya menyiapkan bayclean dan air pada suatu wadah, setelah itu mencampurkan ¼ botol bayclean dengan 200 ml air, dan merendam benih selama 15 menit, setelah itu meniriskan dan bilas benih dengan menggunakan air bersih, hal ini di lakukan berguna untuk steilisasi pada benih yang akan di uji untuk selanjutnya kertas merang dan kertas buram dicelupkan sebentar pada air dan bayclean (bekas benih) di gunakan untuk menjaga kelembapan, setelah itu benih siap di uji.
3.3.2
UAK (Uji Antar Kertas) Sebelum melakukan kegiatan praktikum hal pertama yang di lakukan adalah menggunting 2 kertas buram berbentuk lingkaran sesuai ukuran cawan (sebagai alas dan tutup) dan celupkan pada air bayclean selanjutnya meletakkan pada kertas pada cawan, setelah di lakukan langkah selanjutnya adalah Meletakkan 5 benih jagung yang sudah disterilkan diatas kertas yang sudah lembab dalam cawan dan menutupnya dengan kertas yang lain yang sudah disterilkan, lalu memasukkan dalam germinator dan mengamati pada 2, 3, 4, dan 5 hst dan setiap pengamatandilembabkan secara berkala serta dokumentasi
3.3.3
UDK (Uji Diatas Kertas) Pada perlakuan Uji di atas kertas hal yang di lakukan adalah menggunting 1 lembar kertas merang berbentuk lingkaran yang sesuai ukuran cawan (sebagai alas) dan celupkan pada air bayclean, setelah itu meletakkan pada kertas pada cawan, setelah semua sudah siap selanjutnya meletakkan 5 benih jagung yang sudah disterilkan diatas kertas yang sudah lembab dalam cawan dan memasukkan ke germinator setelah itu mengamati pada 2, 3, 4, dan 5 hst dan setiap pengamatan dilembabkan secara berkala serta di dokumentasikan.
3.3.4
UKDdp (Uji Kertas Digulung didalam plastik) Pada perlakuan Uji kertas di gulung di dirikan hal yang haus di lakukan pertama adalah menggunting kertas merang dengan ukuran 20x25 menjadi 3 bagian (2 sebagai alas dan 1 sebagai tutup) dan celupkan pada air bayclean, setelah itu menyiapkan plastik yang seukuran kertas dan letakkan di bawah kertas dan meletakkan Letakkan/tanam 22 benih dengan pola yang etlah ditentukan yaitu pola zig-zag. Kemudian digulung beserta plastiknya dan diikat dengan karet dan memasukkan ke germinator dengan posisi didirikan setelah itu mengamati kriteria kecambah pada 5 hst dengan membuka gulungan kertas dan di dokumentasikan.
3.3.5
Uji Vigor benih Sebelum melakukan praktikum yang di lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, kemudia mengisi nampan dengan pasir dan melembabkan dengan air setelah itu menanam benih dengan pola sebagai yang telah ditentukan yaitu zig-zag. Setelah itu melakukan pengematan pada 2, 3, 4, dan 5 hst dan setiap pengamatan dilembabkan secara berkala serta dokumentasi setelah itu menghitung berapa persen daya tumbuh.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Viabilitas 4.1.1.1 UAK (Uji Antar Kertas) a. Pengamatan Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman (UAK) 1
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5
0.8 cm
0.6 0.4 0.2 0 2 HST
6 HST
7 HST
8 HST
Dari grafik diatas dapat dilihat (UAK) Uji Antar Kertas untuk pengamatan tinggi tanaman tidak ada perubahan dalam grafik dikarenakan semua sampel untuk UAK yaitu dalam kondisi mati. b. Pengamatan Jumlah Daun
Jumlah Daun (UAK) Jumlah Daun
4.1.1
5 4 3 2 1 0 2 HST
6 HST
7 HST HST
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 8 HST
Dari grafik diatas dapat dilihat (UAK) Uji Antar Kertas untuk pengamatan jumlah daun. Dari gafik diatas tidak ada perubahan dalam grafik dikarenakan semua sampel untuk UAK yaitu dalam kondisi mati. c. Pengamatan Kriteria Viablitas
Jumlah
Kriteria Viablitas UAK 6 5 4 3 2 1 0 2 HST
Keras 3 HST
4 HST
8 HST
HST
Dari grafik diatas dapat dilihat (UAK) Uji Antar Kertas untuk pengamatan kriteria viabilitas. Dari gafik diatas tidak ada perubahan dalam grafik dikarenakan semua sampel untuk UAK yaitu dalam kondisi mati. 4.1.1.2 UDK (Uji Diatas Kertas) a. Pengamatan Tinggi
Jumlah
Tinggi Tanaman UDK 1
Sampel 1
0.8
Sampel 2
0.6
Sampel 3
0.4
Sampel 4 Sampel 5
0.2 0 2 HST
3 HST
4 HST
5 HST
HST
Dari grafik diatas dapat dilihat (UDK) Uji Diatas Kertas untuk pengamatan tinggi tanaman tidak ada perubahan dalam grafik dikarenakan semua sampel untuk UDK yaitu dalam kondisi mati.
b. Pengamatan Jumlah Daun
Jumlah
Jumlah Daun UDK 1
Sampel 1
0.8
Sampel 2
0.6
Sampel 3
0.4
Sampel 4 Sampel 5
0.2 0 2 HST
3 HST
4 HST
5 HST
HST
Dari grafik diatas dapat dilihat (UDK) Uji Diatas Kertas untuk pengamatan jumlah daun benih jagung. Tidak ada perubahan dalam grafik dikarenakan semua sampel untuk UDK yaitu dalam kondisi mati. c. Pengamatan Kriteria Viabilitas
Jumlah
Kriteria Viablitas UDK 6 5 4 3 2 1 0 2 HST
Keras 3 HST
4 HST
8 HST
HST
Dari grafik diatas dapat dilihat (UDK) Uji Diatas Kertas untuk pengamatan kriteria viabilitas. Dari gafik diatas tidak ada perubahan dalam grafik dikarenakan semua sampel untuk UDK yaitu dalam kondisi mati.
4.1.1.3 UKDdp (Uji Kertas Digulung didalam plastik)
Presentase
Kriteria Viabilitas 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Kriteria Viabilitas
r No
al m
al rm o n Ab
at M da Ti r ga Se
h bu m u kT
s ra Ke
Dari grafik diatas dapat dilihat mengenai kriteria viabilitas dalam UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam plastik) dengan menggunakan benih jagung sebanyak 22 yang diletakkan didalam mesin germinataor. Dapat dilihat dari grafik diatas benih normal berjumlah 17 biji, untuk benih abnormal sebanyak 2 benih dan benih mati sebanyak 3 benih. 4.1.2
Uji Vigor Tabel Pengamatan Uji Vigor Parameter Vigor Less-vigor Non-vigor/ abnormal
2 hst 22 0 0
Benih mati
0
3 hst 12 9 1
4 hst 12 9 1
5 hst 12 9 1
0
0
0
Dari tabel diatas merupakan data pengamatam uji vigor. Dari data diatas dapat dilihat total benih jagung awal berjumlah 22, pada pengamatan 2 hst benih vigor/tumbuh kuat berjumlah 22. Pada pengamatan 3 hst benih jagung mengalami perubahan yaitu menjadi 12 benih vigor, 9 benih less vigor, 1 benih abnormal. Pada pengamatan 4hst tidak mengalami perubahan yaitu ada 12 benih vigor, 9 benih less vigor, dan
1 benih abnormal. Pada pengamatan 5hst tidak mengalami perubahan yaitu benih vigor berjumlah 22, benih less vigor berjumlah 9, dan benih abnormal berjumlah 1. a. Pengamatan Tinggi
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi Benih 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2 HST
Rata-rata Tinggi Sampel
3 HST
4 HST
5 HST
Hari Setelah Tanam
Dari grafik diatas dapat dilihat tinggi benih jagung dalam 22 sampel benih mengalami peningkatan dalam setiap hst. Pada penagmatan 2hst benih belum tumbuh jadi tinggi tidak dapat diukur. Pada pengamatan 3hst sudah ada peningkatan tinggi tanaman, tinggi tanaman seluruh sampel bergama dengan rata-rata tinggi 0,090909 cm. Pada pengamatan 4 hst mengalami peningkatan tinggi yaitu dengan rata-rata tinggi 0,77272 cm pada seluruh sampel. Pada pengamatan 5 hst mengalami peningkatan tinggi tanaman yaitu 3,077273 cm yaitu rata-rata pada seluruh sampel. b. Pengamatan Jumlah Daun
Jumlah Daun
Jumlah Daun 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 2 HST
Rata-rata Sampel
3 HST
4 HST
Hari Setelah Tanam
5 HST
Dari grafik diatas dapat dilihat jumlah daun pada sampel benih vigor. Pada pengamatan 2 dan 3 hst primordia daun belum terbentuk. Pada pengamatan 4 dan 5 hst daun sudah mulai membuka yaitu ada 1 daun pada seluruh sampel. c. Pengamatan Kriteria Vigor
Kriteria Vigor 25 Presentase
20
Vigor Less-Vigor Abnormal Mat
15 10 5 0 2 HST
3 HST
4 HST
5 HST
Hari Setelah Tanam
Dari grafik diatas merupakan data pengamatam uji vigor. Dari data diatas dapat dilihat total benih jagung awal berjumlah 22, pada pengamatan 2 hst benih vigor/tumbuh kuat berjumlah 22. Pada pengamatan 3 hst benih jagung mengalami perubahan yaitu menjadi 12 benih vigor, 9 benih less vigor, 1 benih abnormal. Pada pengamatan 4hst tidak mengalami perubahan yaitu ada 12 benih vigor, 9 benih less vigor, dan 1 benih abnormal. Pada pengamatan 5hst tidak mengalami perubahan yaitu benih vigor berjumlah 22, benih less vigor berjumlah 9, dan benih abnormal berjumlah 1. 4.2 Pembahasan Tabel Pengamatan Uji Viabilitas (UAK, UDK, UKDdp) UjiDayaKecambah UAK (%) UDK (%) UKDdp (%) Uji Vigor (%)
% Perkecambahan 100% Mati 100% Mati 30,303% (Normal, Abnormal, Mati) 33,333% (Vigor, Less-Vigor, Abnormal)
% Perkecambahan 120
Presentase
100 80 60
% Perkecambahan
40 20 0
UAK
UDK
UKDdp
Vigor
Perlakuan Perkecambahan
4.2.1
Perbandingan UAK, UDK, UKDdp a. UAK (Uji Antar Kertas) Dengan perlakuan pengujian diatas kertas dapat membuat benih menjadi lemabab namun tidak kelebihan air karena sifat kertas merang yang memiliki substrat. Sehingga benih dapat lebih mudah berimbibisi dan pertumbuhan kecambah lebih optimal. Namun, dari pengamatan UAK (Uji Antar Kertas) yang dilakukan didapatkan presntase perkecmbahan benih jagung yaitu 100% mati dalam
setiap
mempengaruhi
Hst.
Menurut
kemampuan
Shaban
(2013),
kesehatan
usia dan
benih daya
perkecambahannya karena benih merupakan embrio hidup, dari waktu ke waktu sel-selnya mati dan tidak dapat diganti. Lama usia benih, kekuatan dan kelangsungan hidup benih tergantung pada faktor genetic dan fisiologis serta kondisi penyimpanan. Yang paling penting yang mempengaruhi adalah suhu penyimpanan, kelembaban, karakteristik benih, mikroorganisme lokasi geografis dan struktur penyimpanan. Oleh karena itu penyimpanan benih yang tepat sangat diperlukan untuk mengamankan kualitas benih. b. UDK (Uji Diatas Kertas) Dari hasil pengamatan UDK dengan cara benih diletakkan diatas kertas merang yang sudah disterilkan dan dimasukkan ke germinator yang menunjukkan bahwa % daya berkecambah pad uji diatas kertas ialah 100% mati, hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. Dari pengamatan tersebut, selain faktor usia simpan benih dan lingkungan, perkecambahan benih juga dapat dipengaruhi oleh pathogen benih. Menurut Pramono (2009) faktorfaktor yang mempengaruh perkecambahan ialah air, temperatur, cahaya, dan media perkecambahan. Karena menggunakan uji di atas kertas sehingga benih lebih terbuka dan tingkat respirasi meningkat maka kehilangan kadar air yang seharusnya digunakan untuk berimbibisi tidak ada. Selain itu pada masa pengmatan praktikan kurang memerhatikan kondisi kelembapan benih. c. UKDdp Pada
UKDdp
(Uji
Kertas
Digulung
di
dalam
plastik)
menggunakan benih jagung yang diletakkan dengan pola tertentu diatas kertas merang dan plastik dan kemudian digulung dan dimasukkan di meisn germinator denagn cara didirikan, didiapatkan hasil benih normal sebanyak 17 benih, benih abnormal sebanyak 2 benih, dan benih mati sebanyak 1 benih. % perkecambahan %perkecambahan
benih benih
normal abnormal
yaitu yaitu
77,2727
dan
9,0909
serta
%perkecamabahn benih mati yaitu 4,5454 dengan nilai rata-rata daya kecambahnya yaitu 30,303%. Menurut Pranomo (2009) Ukuran benih ini sangat berpengaruh karena benih yang besar dan berat mengandung cadangan makanan dibandingkan benih-benih kecil sehingga daya perkecambahannya tinggi dan itu juga dikarenakan bahan baku yang terdapat pada benih besar dan energi bagi embrio sangat banyak. Hanya saja separuh dari benih yang tumbuh merupakan benih abnormal karena ukurannya yang lebih kecil dari benih lainnya. Hal ini dapat terjadi kerena pengaruh perlakuan pengujian yang menggunakan kertas diguling serta ditutup plastic sehingga respirasi menjadi terhambat. Menurut Kartasapoetra (2002) tingginya kadar air yang menyebabkan struktur membran mitokondria tidak teratur sehingga permeabilitas membran meningkat. Banyak metabolit
antara lain gula, asam amino dan lemak yang bocor keluar sel disebabkan
peningkatan
permeabilitas
membran.
Dengan
demikian substrat untuk respirasi berkurang sehingga energi yang dihasilkan untuk berkecambah berkurang. Suhu dan kadar air tinggi
merupakan
faktor
penyebab
menurunnya
daya
berkecambah dan vigor. 4.2.2
Perbandingan Viabilitas dan Vigor Dalam pengujian viabilitas dilakukan menggunakan 3 metode yaitu UAK, UDK dan UKDdp sedangkan untuk pengujian vigor benih dilakukan dengan cara menanam bneih jagung pada nampan yang diisi oleh pasir dan benih disusun sesuai pola yaitu pola zig-zag dan disemprot dengan air secara berkala didapatkan daya kecambah jagung yang berbeda antar dua perlakuan tersebut. Menurut Lindayanti (2006), pengujian vigor dapat memberikan petunjuk mutu benih yang lebih tepat daripada pengujian daya berkecambah, memberikan tingkatan yang konsisten dari lot benih yang acceptable germination mengenai mutu fisiologis, fisik lot benih, dan memberikan keterangan tentang pertumbuhan dan daya simpan suatu lot benih guna perencanaan strategi pemasaran. Menurut Sutopo (2002), benih yang memiliki vigor rendah akan berakibat terjadinya kemunduran benih yang cepat selama penyimpanan, makin sempitnya keadaan lingkungan, tempat benih dapat tumbuh, kecepatan berkecambah benih yang menurun, serangan hama dan penyakit meningkat, jumlah kecambah abnormal meningkat, dan rendahnya produksi tanaman.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Daya berkecambah setiap uji berbeda-beda tergantung perlakuan serta bahan yang di uji. Dari hasil praktikum berbagai metode pengujian yang berbeda dapat disimpulkan bahwa benih yang paling baik perkecambahannya (viabilitas) adalah benih yang sudah matang secara fisiologis. Dari berbgai macam uji viablitas seperti UAK, UDK dan UKDdp dan uji vigor dengan menanm benih di media pasir memeberikan pengaruh pada perkecamabahn yang berbeda pula. Efektifitas dalam metode pengujian vigor dapat memberikan petunjuk mutu benih yang lebih tepat daripada pengujian daya berkecambah. Hasil perkecambahan yang berbeda dalam setiap uji viabilitas dan vigor dapat dipengaruhi oleh macam-macam faktor terutama usia benih serta kondisi lingkungan. 5.2 Saran Trimkasih mba laila sudah menjelaskan materi dengan jelas dan semangat.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, 2011. Untung Besar dari Usaha Pembibitan Kayu. Agro Media Pustaka, Jakarta. Kartasapoetra, A. G. 2002. Teknologi Benih, Pengelolaan Benih dan Tuntunan Praktikum. Bina Aksara. Jakarta. Kuswanto, H., 2001. Analisis Benih. ANDI.: Yogyakarta. Lindayanti M. 2006. Pengujian vigor beberapa varietas padi (Oryza sativa) dengan metode accelerated ageing (AA) setelah masa simpan 6 (enam) bulan. Vigor. 4(4):9-13. Nurlaela, I., S. Yati, dan Y. Yuyu. 2008. Tanaman Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta. Pramono, Eko. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Bandarlampung. Universitas Lampung Qomara, W. 2003. Pengantar Produksi Benih. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Rukmana, R. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Kanisius, Yogyakarta. Shaban, Morad. 2013. Study on some aspects of seed viability and vigor International journal of Advanced Biological and Biomedical Research Volume 1, Issue 12, 2013: 1692 1697 Sutopo, Lita. 2003. Teknologi Benih. Jakarta: Raya Grafindo Persada
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan a. UAK Benih Mati=
∑ 5 x 100 =100 ∑5
b. UDK Benih Mati=
∑ 5 x 100 =100 ∑5
c. UKDdp Benih Normal=
∑ 17 x 100 =77,27 ∑ 22
Benih Abn ormal=
Benih Abnormal=
∑ 2 x 100 =9,0909 ∑ 22
∑ 1 x 100 =4,5454 ∑ 22
d. Vigor Benih Vigor=
∑ 1 2 x 100 =54,5454 ∑ 22
Benih Less−Vigor=
Benih Abnormal=
∑ 9 x 100 =4 0,9090 ∑ 22
∑ 1 x 100 =4,5454 ∑ 22
Lampiran 2. Dokumentasi
Uji Viabilitas Benih
UDK (Uji Diatas Kertas)
UAK (Uji Antar Kertas)
UKDdp (Uji Kertas Digulung Didirikan dalam plastik
Uji Vigor Benih