LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
ACARA I TITRASI ASAM BASA
Penanggung Jawab: Hisyam Ibrahim Rai !A"#$"%$&%'
K(M(NT(RIAN RIS(T) T(KNOLO*I +AN P(N+I+IKAN TIN**I UNI,(RSITAS J(N+(RAL SO(+IRMAN #AKULTAS #AKULTAS P(RT P (RTANIA ANIAN N PUR-OK(RTO .$"/
I0
P(N+AHULUAN
A0 La1ar Be2a3ang
Titrasi asam basa sering juga disebut sebagai reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara ion hidronium dengan ion hidroksida menghasilkan air. Titrasi asam basa merupakan suatu metode untuk menentukan konsentrasi suatu larutan yang belum diketahui
konsentrasinya
dengan
menggunakan
larutan
lain yang
telah
diketahui konsentrasinya. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya disebut titrat dan pada umumnya dimasukkan dalam erlenmeyer, sedangkan larutan yang telah diketahui konsentrasinya
untuk
menentukan
konsentrasi
zat
pada
titrat disebut titran dan dimasukkan dalam buret 50 ml. Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan p. p pada titik e!uivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. "ndikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang p dimana titik e!uivalen berada. Pada umumnya titik e!uivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik e!uivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan #arna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik e!uivalen. $engan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.
B0 Tu4uan
%enentukan molaritas larutan &L dengan larutan 'a( 0,) %
II0 TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redo* untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. +at yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrant- dan biasanya diletakan di dalam rlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer- dan biasanya diletakkan di dalam buret-. /aik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Siti %ar#ati, 10)12 Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redo* untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Tim $osen 3imia $asar, 10)42 Titrasi asam basa disebut juga titrasi asidi alkalimetri. 3adar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa.olumetri adalah teknik analisis kimia kuantitati6 untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. 3esetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan #arna indicator dan kadar melalui perhitungan berdasarkan
persamaan
sampel
untuk ditetapkan
reaksi. 7eaksi penetralan asam
basa dapat digunakan untuk menentukan kadar larutan asam atau larutan basa. $alam hal ini sejumlah tertentu larutan asam ditetesi dengan larutan basa, atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen asam dan basa tepat habis bereaksi2. 8ika molaritas salah satu larutan asam atau basa2 diketahui, maka molaritas larutan yang satu lagi dapat ditentukan. %aryani, 10)12 Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan.3adar larutan asam ditentukan
dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. Titik ekuivalen adalah titik pada proses titrasi ketika asam dan basa tepat habis bereaksi. 9ntuk mengetahui titik ekuivalen digunakan digunakan indikator. Saat perubahan #arna terjadi, saat itu disebut titik akhir titrasi. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. $engan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant. Suatu titrasi yang ideal adalah jika titik akhir titrasi sama dengan titik ekivalen teoritis. $alam kenyataannya selalu ada perbedaan kecil. /eda ini disebut dengan kesalahan titrasi yang dinyatakan dengan mililiter larutan baku. (leh karena itu, pemilihan indikator harus dilakukan sedemikian rupa agar kesalahan ini sekecil:kecilnya. $alam larutan, kadar bahan yang terlarut solut2 dinyatakan dengan konsentrasi. "stilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat gram2 tiap satuan volume mililiter2 atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar seperti ini adalah gram;milliliter. Syari6 , 10))2 Pada saat titik ekuivalen maka mol:ekuivalen asam akan sama dengan mol: ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut. Sugiarto, dkk. 10)02 m526e3ui7a2en asam 8 m526e3ui7a2en basa
%ol:ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas '2 dengan volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut< N asam 9 , asam 8 N asam 9 , basa
'ormalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas %2 dengan jumlah ion = pada asam atau jumlah ion (: pada basa, sehingga rumus diatas menjadi< !n 9 M asam' 9 , asam 8 !n 9 M basa' 9 , basa
3eterangan< ' > 'ormalitas? > olume? % > %olaritas? n > 8umlah ion = pada asam2 atau (: pada basa2. 'atrium hidroksida'a(2 juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida merupakan jenis basa logam kaustik. 'atrium hidroksidaterbentuk dari oksida basa natrium oksidayang dilarutkan dalam air . 'atrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan dalma air. 'a( bersi6at lembab cair dan secara spontan menyerap karbon dioksidadari udara bebas. 'a(
juga sangat larut dalam air dan akan melepaskan kalor ketika dilarutkan dalam air. Prasetya, 10)12 &l &l &l
adalah
dibentuk memiliki
oleh
asam ikatan
banyak
kuat,
dan
kovalen kegunaan
memisah antara
ion
komersial,
sepenuhnya hidrogen
dalam
air.
dan klorida.
termasuk
penggunaan
dalam produksi baja dan dalam produksi obat:obatan. Selain itu, &l digunakan oleh perut untuk mengakti6kan enzim yang memecah protein. 3imotripsin dan pepsin adalah dua enzim ini, dan kehadiran &l akan memungkinkan enzim ini menjadi akti6 dan mempercepat proses pencernaan. Sumardjo, 10)02 @enol6talein merupakan indikator sistetis
buatan2
yang dapat dibuat
didalam laboratorium dengan menggunakan bahan 6enol dan 6talat anhidrida melalui reaksi kondensasi. @enol6talein termasuk senya#a golongan 6talein yang bersi6at asam lemeh. @enol6talein umumnya dipakai sebagai indikator dalam menentukan titik akhir titrasi asam kuat dengan basa kuat. @enol6talein mempunyai trayek p A,B:)0,0. %ulyono, 10)12
III0 M(TO+( PRAKTIKUM
A0 A2a1 an Bahan
Clat< ). Labu erlenmeyer 1. /uret 50 ml B. Delas ukur 4. Stalti6 dan klem 5. 'eraca (Eaus /ahan< ). Larutan &L 1. Larutan 'a( B. "ndikator phenol6talein
B0 Lang3ah Ker4a
Larutan standar 'a( 0,) % dibuat sebanyak 150 ml
Clat stati6 dan kelm dirangkai untuk memasang buret
Larutan 'a( dimasukkan kedalam buret volume 50 ml
olume larutan &l yang akan dititrasi sebanyak 15 ml diukur kemudian dimasukkan kedalam labu erlenmeyer
$itambahkan B tetes indikator phenol6talein kedalam labu rlenmeyer. $iamati apakah #arna larutan setelah menambah phenol6talin 3emudian titrasi dimulai, kran buret dibuka sehingga larutan 'a( keluar tetes demi tetes
Penetesan larutan 'a( dihentikan agar setelah menjadi perubahan #arna merah Labu rlenmeyer digoyangkan reaksi berlangsung sempurna muda2 pada campuran larutan di labu rlenmeyer titik akhir titrasi2 olume larutan 'a( pada titrasi tersebut dicatat
Percobaan diulangi hingga diperoleh data yang hampir sama
Larutan ber#arna merah
I,0 HASIL +AN P(MBAHASAN
A0 Hasi2
Larutan &l 5 ml 'o. Perlakuan ) 5 ml &l dimasukan ke dalam
rlenmeyer = B tetes indikator pp 1 $ititrasi dengan larutan 'a( B olume titrasi Perhitungan<
asil Larutan ber#arna bening Terbentuk #arna pink 50,4
$iketahui< M 1 NaOH = 0,1 M
V 1 NaOH =50,4 ml V 2 HCl =50,4 + 5 =55,4 ml
$itanyakan< M 2 HCl … ? 8a#ab< M 1 . V 1= M 2 . V 2
0,1 . 50,4
M 2 . 55,4
=
Larutan &l )0 ml 'o. Perlakuan ) )0 ml &l dimasukan ke dalam
M 2=
5,04 55,4
M 2=0,091
rlenmeyer = B tetes indikator pp 1 $ititrasi dengan larutan 'a( B olume titrasi Perhitungan<
asil Larutan ber#arna bening Terbentuk #arna pink )BA ml
$iketahui< M 1 NaOH = 0,1 M
V 1 NaOH =138 ml V 2 HCl =138 + 10= 148 ml
$itanyakan< M 2 HCl … ? 8a#ab< M 1 . V 1= M 2 . V 2
0,1 . 138 = M 2 . 148
M 2=
13,8 148
Pembuatan larutan 'a( M =
gr 1000 × MR P
0,1 M =
gr 40
×
1000 500
gr =2 gram
M 2= 0,093
B0 Pembahasan
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada reaksi nertalisasi asam basa. Titik ekivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan p. p pada titik e!uivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa. "ndikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang p dimana titik e!uivalen berada. Pada umumnya titik e!uivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik akhir yaang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik e!uivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan #arna indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik e!uivalen. $engan pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi.. Perubahan larutan pada titik ekuivalen digunakan indikator, yaitu suatu senya#a organik asam atau basa lemah yang mempunyai #arna molekul #arna asam2 berbeda dengan #arna ion #arna basa2, dimana indikator ini memperlihatkan perubahan #arna pada p tertentu. Secara umum, untuk titrasi asam basa, indikator yang digunakan adalah indikator penol6talaen, yang mempunyai trayek A,B:)0,5 dimana senya#a ini tidak be#arna pada larutan asam dan be#arna merah jambu pada larutan basa %ar#ati.10)12. Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan titrasi asam basa dengan menggunakan larutan &l dan larutan 'a( dengan menggunakan indikator phenol6talein. Percobaan dia#ali dengan membuat larutan standar 'a( 0,) % sebanyak 150 ml. Setelah larutan standar dibuat praktikan merangkai alat stalti6 dan klem untuk dipasang buret. Setelah itu larutan 'a( dimasukkan kedalam buret volume 50 ml. Setelah itu diukur volume larutan &l yang akan dititrasi sebanyak 5 ml dan )0 ml masukkan kedalam labu erlenmeyer dan ditambahkan B tetes indikator phenol6talein. Setelah penambahan indikator phenol6talein larutan masih ber#arna bening. Lalu mulai titrasi, dengan membuka kran buret sehingga
keluar larutan 'a( tetes demi tetes. Penetesan larutan 'a( dihentikan setelah terjadi perubahan #arna menjadi merah muda pada campuran larutan di labu erlenmeyer. $ari percobaan yang dilakukan didapatkan data banyaknya larutan 'a( yang digunakan agar terjadi perubahan #arna menjadi merah muda yaitu sebanyak 50,4 ml pada &l 5 ml dan sebanyak )BA ml pada &l )0 ml. Pada perhitungan banyaknya volume 'a( yang terpakai didapatkan volume 'a( terpakai. 3emudian setelah mendapatkan volume 'a( dihitung %olaritas &l yaitu sebagai berikut <
Larutan &l 5 ml
$iketahui<
Larutan &l )0 ml
$iketahui<
M 1 NaOH = 0,1 M
M 1 NaOH = 0,1 M
V 1 NaOH =50,4 ml
V 1 NaOH =138 ml
V 2 HCl =50,4 + 5 =55,4 ml $itanyakan< M 2 HCl … ? 8a#ab< M 1 . V 1= M 2 . V 2 0,1 . 50,4 = M 2 . 55,4 M 2=0,091 M
M 2=
5,04 55,4
V 2 HCl =138 + 10= 148 ml
$itanyakan< M 2 HCl … ? 8a#ab< M 1 . V 1= M 2 . V 2 0,1 . 138 = M 2 . 148
M 2=0,093 M
M 2=
13,8 148
,0
P(NUTUP
A0 Kesim;u2an "0
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan
.0
menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya $ari percobaan yang dilakukan didapatkan data banyaknya larutan 'a( yang digunakan agar terjadi perubahan #arna menjadi merah muda yaitu
<0
sebanyak 50,4 ml pada &l 5 ml dan )BA ml pada &l )0 ml. %olaritas larutan &L adalah 0.0F) % pada &l 5 ml dan 0,0FB % pada &l )0 ml.
B0 Saran
Praktikan diharap melakukan semua kegiatan praktikum dengan hati:hati dan teliti agar mendapatkan hasil praktikum yang akurat dan menghindari kecelakaan. 3eperluan
sarana
dan
prasarana
yang
menunjang
seperti
kelengkapan
laboratorium dan C& sangat dibutuhkan untuk menunjang kenyamanaan dalam acara praktikum.
+A#TAR PUSTAKA
%ar#ati, Siti. 10)1. Ekstraksi dan Preparasi Zat Warna Alami Sebagai Indikator Titrasi Asam Basa. 8urnal mahasis#a 8urusan Pendidikan 3imia @%"PC 9'G. Gogyakarta. ol. 1 'o. B %aryani. 10)1. Modul Menerapkan Dasar-Dasar Kerja di aboratorium !esep dan Kimia" 8akarta< rlangga %ulyono.10)1. Membuat !eagen Kimia di aboratorium./umi Cksara, 8akarta Prasetya, Cndhika. 10)1. Pengaru# Konsentrasi $a%& Ter#adap Kandungan 'as (%) dalam Proses Puri*kasi Biogas Sistem (ontinue. 8urnal %ahasis#a %esin @T:9/. %alang. ol. " 'o. 1.1).H":445 Sugiarto, /ambang, dkk. 10)0. Kimia Dasar untuk Pendidikan Sains. Surabaya< 9'SC 9niversity Press. Sumardjo, $amin. 10)0. Pengantar Kimia. 8akarta< D&. Syari6,.10)). S+arat-S+arat Titrasi. /andung< Themegaller. Tim $osen 3imia $asar, 10)4. Penuntun Praktikum 3imia $asar. 8urusan 3imia @%"PC 9'%. %akassar.
LAMPIRAN
A0 ACC L5g B553
B0 +53umen1asi