LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA XI
FLUIDA DINAMIS
XI MIPA 6
Oleh :
Ahlida Nikmatul H.
Hafizah Aulia
M. Ekky Subagya
Nur Ainun Jariah
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 7 BANJARMASIN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
ISI LAPORAN
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
ALAT DAN BAHAN
PROSEDUR KERJA
HASIL PENGAMATAN
ANALISIS DATA
KESIMPULAN
LAMPIRAN FOTO
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.
fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida dinamis misalnya pada semprotan parfum. Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida dinamis.
Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini kami mencoba mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan dan penyelesaian makalah. Diantaranya yaitu :
Pengertian fluida dinamis
Besaran-besaran pada fluida dinamis
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran sekolah, bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian dari Fluida Dinamis
2. Mengetahui besaran-besaran pada fluida dinamis
3. Mengetahui penerapan fluida dinamis dalam teknologi
1.4 Manfaat Penulisan
Agar mengetahui, memahami dalam penerapkan sifat- sifat fluida yang ada yang sering kita tidak sadari pemanfaatannya dalam kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap :
Tidak kompresibel artinya bahwa dengan adanya perubhana tekanan ,volume fluida tidak berubah.
Tidak memngalami gesekan, artinya bahwa pada saat fluida mengalir,gesekan antara fluida dengan dinding tempat mengalir dapat diabaikan.
Aliran stasioner, artinya tiap partikel fluida mempunyai garis alir tertentu dan untuk luas penampang yang sama mempunyai laju aliran yang sama.
JENIS ALIRAN FLUIDA DINAMIS
Ada beberapa jenis aliran fluida. Lintasan yang ditempuh suatu fluida yang sedang bergerak disebut garis alir. Berikut ini beberapa jenis aliran fluida.
Aliran lurus atau laminer yaitu aliran fluida mulus. Lapisan-lapisan yang bersebelahan meluncur satu sama laindengan mulus. Pada aliran partikel fluida mengikuti lintasan yang mulus dan lintasan ini tidak saling bersilangan. Aliran laminer dijumpai pada air yang dialirkan melalui pipa atau selang.
Aliran turbulen yaitu aliran yang ditandai dengan adamnya lingkaran-lingkaran tak menentu dan menyerupai pusaran. Aliran turbulen sering dijumpai disungai-sungai dan selokan-selokan.
2.2 Besaran dalam Fluida Dinamis
A. DEBIT ALIRAN (Q)
Debit aliran adalah volume aliran yang mengalir dalam satuan waktu tertentu
B. PERSAMAAN KONTINUITAS
Persamaaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dalam dari suatu tempat ke tempat lain. Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik. Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2,
C. HUKUM BERNOULLI
Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
BAB III
ALAT DAN BAHAN
Kaleng Bekas Stopwatch
Paku Gunting
Meteran/Penggaris Panjang Lakban/Plester
BAB IV
PROSEDUR KERJA
Ambil kaleng bekas dan paku yang sudah di sediakan, lalu bolongi kaleng menggunakan paku yang berujung tajam. Bolongi secara merata dengan arah vertical dan beri jarak dengan penggaris sebanyak 3 buah lobang. Lobangi dengan hati-hati, jangan sampai menyembabkan kerusakan/ cacat pada kaleng.
Tutup bolongan pada kaleng menggunakan lakban atau plester yang sudah di sediakan.
Isi kaleng dengan air sampai ke atas permukaan
Ukurlah air dari lobang pertama (lobang paling bawah) sampai ke permukaan air, ulangi pengukuran dari lobang kedua sampai lobang ketiga
Saat mencoba pengukuran, letakkan meteran di atas permukaan tanah sambil lakban atau plester pada kaleng dibuka dan lihatlah di ukuran berapa air itu turun. Lakukan percobaan tersebut sampai ke 3 lobang.
BAB V
HASIL PENGAMATAN
5.1 Lubang pertama
Percobaan
Ke -
Jarak (s)
Waktu (t)
Tinggi lubang dari tanah
Tinggi Lubang dari Permukaan air
1
27 cm/0,27m
0,53 s
22cm/0,22m
14cm/0,14m
2
29cm/0,29m
0,48 s
22cm/0,22m
13cm/0,13m
3
26cm/0,26m
0,35 s
22cm/0,22m
12,5cm/0,125m
5.2 Lubang kedua
Percobaan
Ke -
Jarak (s)
Waktu (t)
Tinggi lubang dari tanah
Tinggi Lubang dari Permukaan air
1
19cm/0,19m
0,51 s
27cm/0,27m
7cm/0,07m
2
17cm/0,17m
0,51 s
27cm/0,27m
6cm/0,06m
3
15cm/0,15m
0,41 s
27cm/0,27m
5cm/0,05m
5.3 Lubang ketiga
Percobaan
Ke -
Jarak (s)
Waktu (t)
Tinggi lubang dari tanah
Tinggi Lubang dari Permukaan air
1
11cm/0,11m
0,35 s
33cm/0,33m
3cm/0,03m
2
12cm/0,12m
0,35 s
33cm/0,33m
2,7cm/0,027m
3
11cm/0,11m
0,43 s
33cm/0,33m
2,2cm/0,22m
BAB VI
ANALISIS DATA
Mencari kecepatan pada percobaan yang telah dilakukan menggunakan rumus v = st
Lubang
Ke-
Kecepatan (V)
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
1
(paling bawah)
S = 0,27 m
t = 0,53 s
v ?
v = st = 0,270,53
= 0,5094m/s
S = 0,29 m
t = 0,48 s
v?
v = st = 0,290,48
= 0,6041m/s
S = 0,26 m
t = 0,35 s
v?
v = st = 0,260,35
= 0,7428m/s
2
(bagian tengah)
S = 0,19 m
t = 0,51 s
v?
v = st = 0,190,51
= 0,3725m/s
S = 0,17 m
t = 0,51 s
v?
v = st = 0,170,51
= 0,3333m/s
S = 0,15 m
t = 0,41 s
v?
v = st = 0,150,41
= 0,3658m/s
3
(paling atas)
S = 0,11 m
t = 0,35 s
v?
v = st = 0,110,35
= 0,3142m/s
S = 0,12 m
t = 0,48 s
v?
v = st = 0,120,48
= 0,25m/s
S = 0,11 m
t = 0,43
v?
v = st = 0,110,43
= 0,2558m/s
Mencari jarak kejauhan pada percobaan yang telah dilakukan menggunakan rumus s = v.t
Lubang
Ke-
Jarak ( S )
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
1
(paling bawah)
V = 1,6733m/s
t = 0,2097 s
s?
s = v. t
= 1,6733. 0,2097
= 0,3508 m
= 35,08 cm
V = 1,6124 m/s
t = 0,2097 s
s?
s = v . t
= 1,6124 . 0,2097
= 0,3381 m
= 33,81 cm
V = 1,5811 m/s
t = 0,2097 s
s?
s = v . t
=1,5811 . 0,2097
= 0,3315 m
= 33,15 cm
2
(bagian tengah)
V = 1,1832m/s
t = 0,2323 s
s?
s = v . t
=1,1832 . 0,2323
= 0,2748 m
= 27,48 cm
V = 1,0954m/s
t = 0,2323 s
s?
s = v . t
= 1,0954 . 0,2323
= 0,2544 m
= 25,44 cm
V = 1 m/s
t = 0,2323 s
s?
s = v . t
= 1 . 0,2323
= 0,2323 m
= 23,23 cm
3
(paling atas)
V = 0,7745 m/s
t = 0,2569 s
s?
s = v . t
= 0,7745 . 0,2569
= 0,1989 m
= 19,89 cm
V = 0,7348m/s
t = 0,2569 s
s?
s = v . t
= 0,7348 . 0,2569
=0,1887 m
= 18,87 cm
V = 0,6633m/s
t = 0,2569 s
s?
s = v . t
= 0,6633 . 0,2569
= 0,1704 m
= 17,04 cm
Mencari kecepatan pada percobaan yang telah dilakukan menggunakan rumus v = 2.g.h
Lubang
Ke-
Kecepatan (V)
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
1
(paling bawah)
G = 10
H = 0,14 m
V?
v = 2.g.h
= 2.10.0,14
=2,8
= 1,6773m/s
G = 10
H = 0,13 m
V?
V = 2.g.h
= 2.10.0,13
= 2,6
= 1,6124m/s
G = 10
H = 0,125 m
V?
V = 2.g.h
= 2.10.0,125
= 2,5
= 1,5811m/s
2
(bagian tengah)
G = 10
H = 0,07 m
V?
V = 2.g.h
= 2.10.0,07
= 1,4
= 1,1832m/s
G = 10
H = 0,06 m
V?
V = 2.g.h
= 2.10.0,06
= 1,2
= 1,0954 m/s
G = 10
H = 0,05 m
V?
V = 2.g.h
= 2.10.0,05
= 1
= 1m/s
3
(paling atas)
G = 10
H = 0,03
V?
V = 2.g.h
= 2.10.0,03
= 0,6
= 0,7745m/s
G = 10
H = 0,027
V?
V = 2.g.h
= 2.10.0,027
= 0,54
= 0,7348m/s
G = 10
H = 0,022 m
V?
V= 2.g.h
= 2.10.0,022
= 0,44
= 0,663m/s
Mencari waktu lajunya pada percobaan yang telah dilakukan menggunakan rumus t = 2hg
Lubang
Ke-
Waktu (t)
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
1
(paling bawah)
G = 10
H = 0,22 m
T?
T = 2hg
= 2.0,2210
= 0,2079 s
G = 10
H = 0,22 m
T?
T = 2hg
= 2.0,2210
= 0,2079 s
G = 10
H = 0,22 m
T?
T = 2hg
= 2.0,2210
= 0,2079 s
2
(bagian tengah)
G = 10
H = 0,27 m
T?
T = 2hg
= 2.0,2710
= 0,2323 s
G = 10
H = 0,27 m
T?
T = 2hg
= 2.0,2710
= 0,2323 s
G = 10
H = 0,27 m
T?
T = 2hg
= 2.0,2710
= 0,2323 s
3
(paling atas)
G = 10
H = 0,33 m
T?
T = 2hg
= 2.0,3310
= 0,2569 s
G = 10
H = 0,33 m
T?
T = 2hg
= 2.0,3310
= 0,2569 s
G = 10
H = 0,33 m
T?
T = 2hg
= 2.0,3310
= 0,2569 s
BAB VII
KESIMPULAN
fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa kini seperti untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang, penyemprot parfum, penyemprot racun serangga dan lain sebagainya.
Selain kesimpulan tersebut, kita juga bisa menarik kesimpulan yang lain, yaitu :
Semakin tinggi lubang dari permukaan air maka semakin cepat kecepatan air yang keluar, sedangkan jika semakin rendah lubang dari permukaan air maka semakin lambat kecepatan air yang keluar
Semakin rendah lubang dari tanah maka semakin sebentar waktu yang diperlukan oleh air ketika keluar, sedangkan jika semakin tinggi lubang dari tanah maka semakin lama waktu yang diperlukan oleh air ketika keluar
Semakin cepat kecepatan dan semakin sebentar waktu yang diperlukan maka jarak akan semakin jauh, sedangkan jika semakin lambat kecepatan dan semakin lama waktu yang diperlukan maka jarak akan semakin dekat
Diantara ketiga lubang, lubang yang mengeluarkan air dengan jarak yang jauh adalah lubang ke 1 dan jarak yang palung dekat adalah lubang ke 3
BAB VIII
LAMPIRAN