PRAKTIKUM I PENETAPAN KADAR AMMONIAK TITRASI ASIDIMETRI A. PRAKTIKAN
Nama
: CHICI WULANDARI
NIM
: P07 134 012 007
B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Tujuan
: 1. Dapat membuat larutan HCl dan Na2B4O7 . 10H2O 0,1000 N. 2. Dapat menetapkan menetapkan konsentrasi konsentrasi larutan standar standar HCl dengan dengan cara standarisasi dengan larutan Na2B4O7 . 10H2O. 3. Dapat
menetapkan
kadar
ammoniak
berdasarkan
titrasi
asidimetri dengan larutan yang telah distandarisasi. b. Waktu
:
Kamis, 14 Maret 2013
c. Tempat
:
Laboratorium Kimia Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Mataram.
I.
DASAR TEORI Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya sampai didapat suatu titik ekuivalen. Titrasi asidi dan alkalimetri menggunakan analisis volumetri dalam penetapan kadarnya. Analisis volumetri adalah suatu analisis yang menggunakan volume larutan untuk menetapkan suatu kadar larutan atau zat. Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Asidimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari dari basa untuk menghasilkan menghasilkan air yang bersifat netral. Kadar
larutan asam asam
ditentukan dengan menggunakan larutan dari basa. Titrat ditambahkan titran sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen (artinya secara secara stokiometri, titran dan titrat tepat habis bereaksi) keadaan ini disebut “titik ekuivalen” ekuivalen”. Pada saat titik akhir titrasi 1
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
yaitu larutan tepat berubah warna karena adanya larutan indikator, maka proses titrasi dihentikan. Jumlah indikator yang ditambahkan ke dalam larutan yang akan dititrasi harus sesedikit mungkin sekitar 3-5 tetes, karena pemberian yang berlebih akan mengakibatkan ketidaktepatan titik akhir dengan titik ekivalen titrasi, sehingga indikator mempengaruhi pH larutan dengan demikian jumlah titran yang diperlukan untuk terjadi perubahan warna juga seminimal mungkin. Pada umumnya dalam proses titrasi asidimetri indikator yang sering digunakan adalah Jingga metil atau metil orange dimana perubahan warna pada larutan titrat dari merah menjadi kuning dari asam ke basa dengan jangka pH 3,1-4,4. Kemudian kita mencatat volume titrat yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Untuk memperoleh memperoleh ketepatan hasil titrasi yang tinggi, tinggi, maka diusahakan titik akhir akhir titrasi sedekat mungkin dengan titik ekuivalen. Dengan menggunakan data volume titran, dan volume dari konsentrasi titrat maka kita k ita bisa menghitung kadar titrat selanjutnya. Titrat adalah zat (baku primer) yang telah diketahui konsentrasinya (berada dalam labu erlenmeyer), sedangkan titran adalah zat (baku sekunder) yang akan dicari konsentrasinya (berada dalam buret). Larutan standar dibedakan menjadi dua yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Suatu zat standar primer harus memenuhi syarat antara lain, zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan (sebaiknya pada suhu 110-120 oC), zat harus mempunyai ekuivalen yang tinggi, mudah larut pada kondisi-kondisi dalam mana ia digunakan, dapat diuji terhadap zat-zat pengotor dengan uji-uji kualitatif atau uji-uji lain yang kepekaannya diketahui (jumlah total zat-zat pengotor, umumnya tak boleh melebihi 0,01-0,02 %), reaksi dengan larutan standar itu harus stoikiometrik dan praktis sekejap. Sesatan titrasi harus dapat diabaikan, atau mudah ditetapkan dengan cermat dengan eksperimen, zat harus tak berubah dalam udara selama penimbangan. Kondisi-kondisi Kondisi-kondisi ini mengisyaratkan mengisyaratkan bahwa zat tak boleh boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara, atau dipengaruhi oleh karbondioksida. Standar ini harus dijaga agar komposisinya tak berubah selama penyimpanan. Zat yang dapat dibuat sebagai larutan standar primer adalah asam oksalat, Boraks, asam benzoat (C6H5COOH), K2Cr 2O7, As2O3, NaCl. Zat yang digunakan untuk larutan standar sekunder memiliki karakteristik antara lain, tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang diketahui kemurniannya, zatnya tidak mudah dikeringkan, higrokopis, menyerap uap air, menyerap CO2 pada waktu penimbangan, derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Ada beberapa persyaratan dalam reaksi analisa titrimetrik agar dapat digunakan sebagai dasar untuk titrasi yaitu, reaksi harus stokiometri, dan tidak ada reaksi sampingnya, reaksi harus sempurna sampai terjadi titik ekivalen, ada suatu zat atau cara untuk menentukan titik akhir titrasi, dan reaksi harus harus berjalan cepat. Salah satu contoh penerapan titrasi asidimetri ini yaitu dalam penentuan kadar ammoniak dalam larutan ammonium hidroksida. Dalam penetapannya menggunakan larutan HCl sebagai larutan standar asam/titrasi asam. Pada titrasi asam asetat dengan HCl sebagai larutan standar akan dihasilkan garam yang berasal dari basa lemah dan asam kuat, dengan persamaan sebagai berikut. HCl (aq) + NH4OH (aq) ⎯⎯→ NH4Cl(aq) + H2O(l) Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air, reaksinya dengan air menghasilkan sedikit amonium hidroksida (NH4OH). Amonia dalam bentuk cair mempunyai muatan yang sangat tinggi. Amonia cair terkenal dengan sifat keterlarutannya. Ia boleh melarutkan logam alkali dengan mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan mengalirkan elektrik dengan baik. Ammonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat ammonia. Ammonia umumnya bersifat basa (pKb = 4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang sangat lemah (pKa = 9.25).
II. PRINSIP KERJA
Larutan baku sekunder HCl direaksikan dengan larutan baku primer Natrium Tetraborat atau Natrium Karbonat akan terbentuk garam Natrium Klorida + asam baru. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna Indikator Metyl Orange dari kuning menjadi jingga (kuning kemerahan). kemerahan). Larutan ammonia dititrasi dengan larutan asam klorida yang telah distandarisasi dengan Natrium Tetraborat. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna Indikator Metyl Orange dari kuning menjadi jingga (kuning kemerahan). Reaksi : 1. Na2B4O7 +
2 HCl + 5H2O → 2 NaCl
+
4H3BO3
2.
NH4OH
+
H2O
HCl
+
→
NH4Cl
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
a. Alat-Alat : 1. Neraca Analitik Analitik merck Sartorius atau atau Mettler 2. Buret dan stand 3. Labu Erlenmeyer 4. Gelas beaker 5. Pipet Volumetrik 6. Gelas Ukur 7. Pipet Tetes 8. Labu Ukur 9. Corong 10. Gelas Arloji 11. Kertas Timbang 12. Botol Semprot 13. Batang Batang Pengaduk 14. Tissue
b. Reagensia : 1. Asam Klorida (HCl) pekat 2. Natrium Tetra Borat (Na2B4O7 . 10H2O) 3. Ammonium hidroksida (NH4OH) 4. Indikator Jingga Metil 5. Aquades
IV. CARA KERJA 1. Disiapkan alat-alat yang diperlukan 2. Pembuatan Larutan Asam Asam Klorida 0,1000 N (Baku Sekunder) Sekunder) a. Di dalam lemari asam diambil kurang lebih 10 mL HCl pekat p.a b. Dimasukkan ke dalam gelas kimia 1 liter yang telah diisi aquades 300 mL c. Diaduk sampai homogen homogen d. Ditambahkan kembali aquades sekitar 700 mL yang telah diukur dengan gelas ukur.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
b. Ditimbang Natrium Tetra Borat.10H2O menggunakan neraca digital Sartorius dengan wadah gelas arloji c. Diisi labu ukur 500,0 mL dengan aquadest aquadest sekitar 100 mL d. Dimasukkan Natrium Tetra Borat.10H2O yang telah ditimbang ditimbang ke ke dalam labu ukur, aduk sampai homogen e. Ditambahkan kembali aquadest aquadest sampai tanda batas 500,0 mL tercapai f. Tuang larutan yang telah jadi ke gelas gelas beaker beaker 1 L 4. Dibersihkan pipet volum volum 10,0 mL dengan aquadest aquadest dan kemudian kemudian Natrium Tetra Borat.10H2O 5. Dipipet Natrium Tetra Borat.10H2O 10,0 mL dengan pipet volum 6. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer erlenmeyer dengan posisi pipet lurus vertikal vertikal dan tegak lurus dengan erlenmeyer yang dibuat miring. 7. Diukur volume aquades dengan dengan gelas ukur 25 mL lalu ditambahkan ke dalam erlenmeyer yang telah terisi dengan Natrium Tetra Borat.10H2O. 8. Diteteskan 3-5 tetes indikator Jingga Jingga Metil 9. Standarisasi Larutan Natrium Tetra Borat (Na2B4O7 . 10H2O) dengan 0,1000 N (Baku Primer): a. Dibilas buret dengan aquadest aquadest b. Dibilas buret dengan HCl c. Ditambahkan HCl ke dalam buret gunakan corong, hingga tanda batas, usahakan tidak ada gelembung d. Diletakkan kertas putih dibawah erlenmeyer untuk mempermudah mengetahui warna titrasi sebelum titrasi e. Diletakkan erlenmeyer yang telah siap di bawah buret f. Dititrasi Ditit rasi hingga hingga berubah berubah warna warna larutan dalam labu labu erlenmeyer erlenmeyer
dari kuning kuning
menjadi jingga atau oranye. (dari basa ke asam) g. Dicatat berapa volume HCl yang terpakai 10. Penetapan kadar larutan larutan Ammoniak : a. Ditimbang secara secara seksama seksama 8 gram Ammoniak pekat dengan dengan botol timbang. timbang. b. Dilarutkan dengan dengan aquadest ke dalam dalam labu ukur volume volume 1000,0 1000,0 mL c.
Dipipet 25,0 mL larutan larutan tersebut tersebut dan dimasukkan ke dalam dalam labu erlenmeyer
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
f.
V.
Dihitung kadar ammoniak tersebut.
RUMUS PERHITUNGAN Normalitas baku primer (N1)
=
Setelah titrasi :
Normalitas HCl : N HCl
=
N
=
Keterangan : o
BE
: Berat Ekivalen
o
BP
: Baku Primer
o
W
: Penimbangan BP
o
N1
: Normalitas larutan baku primer
o
V1
: Volume larutan baku primer yang dipipet
o
Vt
: Volume titrasi larutan baku sekunder (HCl)
o
N2
: Normalitas Baku Sekunder (HCl)
V
o
: Volume baku primer yang dibuat
Kadar % NH3
=
Keterangan : o
Vt
: Volume titrasi larutan baku sekunder (HCl)
o
N
: Normalitas rata-rata HCl
BE
o
: Berat Ekivalen NH3
o
V1
: Volume NH4OH di labu ukur
o
W
: Berat NH4OH yang ditimbang
o
V2
: Volume NH4OH yang dipipet
VI. DATA PERCOBAAN
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
3. Massa NH4OH
= 8,0010 gram
b. Data standarisasi HCl
No.
Volume Na2B4O7 . 10H2O yang
Pembacaan Buret
ditetes
Volume Titran (HCl)
1.
10,0 mL
0,00 mL – 8,80 mL
8,80 mL
2.
10,0 mL
0,00 mL – 8,80 mL
8,80 mL
3.
10,0 mL
0,00 mL – 8,90 mL
8,90 mL
c. Data titrasi penetapan penetapan kadar Ammoniak Ammoniak No.
Volume NH4OH yang ditetes
Pembacaan Buret
Volume Titran (HCl)
1.
25,0 mL
0,00 mL – 20,80 mL
20,80 mL
2.
25,0 mL
0,00 mL – 20,60 mL
20,60 mL
3.
25,0 mL
0,00 mL – 18,70 mL
18,70 mL
VII. PERHITUNGAN
Normalitas (N) Baku Primer Na2B4O7 . 10H2O Diketahui: Massa (w) Na2B4O7 . 10H2O
= 9,4035 gr → massa setelah ditimbang
Volume (mL) Na2B4O7 . 10H2O
= 500,0 mL
BM Na2B4O7 . 10H2O
= 381,4 gr/mol → BE= 190,7 gr/mol
Penyelesaian : Normalitas (N) Na2B4O7 . 10H2O
=
9,4035 gr
190,7 gr/mol x 0,500 L
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
2. Diketahui: a. Volume HCl
= 8,80 mL
b. Normalitas (N) HCl
= 0,0986 N x 10,00 mL 8,80 mL = 0,1120 N
3. Diketahui: a. Volume HCl
= 8,90 mL
b. Normalitas (N) HCl
= 0,0986 N x 10,00 mL 8,90 mL = 0,1108 N
Normalitas rata-rata
= 0,1120 N + 0,1120 N + 0,1108 N 3 = 0,1116 N
Kadar % NH3 1. % NH3
= 20,80 mL x 0,1116 N x 17 x 1000 x 100% 8001,0 x 25,0 mL = 19,72 %
2. % NH3
= 20,60 mL x 0,1116 N x 17 x 1000 x 100% 8001,0 x 25,0 mL = 19,53 %
3. % NH3
= 18,70 mL x 0,1116 N x 17 x 1000 x 100% 8001,0 x 25,0 mL = 17,73 %
% NH3
rata-rata
= 19,72 % + 19,53 % + 17,73 %
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
1
Diambil 10 mL HCl
2
10 mL HCl + aquades 1 L
3
Ditimbang 9,4035 gr Na 2B4O7 . 10H2O
4
9,4035 gr Na 2B4O7 . 10H2O + aquades 500 mL Larutan No. 4 dipipet 10,0 mL + indikator jingga
5
metil 3-5 tetes
6
Larutan No. 5 + aquades 25 mL
7
Larutan No. 6 dititrasi dengan HCl
Larutan pekat Larutan pekat volume bertambah Berupa bubuk putih dengan massa 9,4035 gr Larutan bening Larutan berwarna kuning jernih Volume titrat bertambah Larutan berubah berwarna jingga 1. 8,80 mL
Volume HCl yang terpakai
8
2. 8,80 mL 3. 8,90 mL
9
Ditimbang 8,0010 gram NH 4OH
Berupa bubuk putih dengan massa 8,0010 gr
10
8,0010 gram NH4OH + aquades 1000,0 mL
Larutan bening
Larutan No. 10 dipipet 25,0 mL + indikator 11
12
jingga metil Larutan No. 11 dititrasi dengan HCl
Larutan berwarna kuning jernih Larutan berubah berwarna jingga 1. 20,80 mL
13
Volume HCl yang terpakai
2. 20,60 mL 3. 18,70 mL
Kesimpulan 1. Penetapan kadar ammoniak pada ammonium hidroksida menggunakan analisis
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
6. Kadar NH3 yang terkandung dalam ammonium hidroksida berdasarkan titrasi asidimetri dengan larutan yang telah distandarisasi secara keseluruhan adalah 18,99 %
IX. PEMBAHASAN Praktikum kali ini bertujuan untuk menetapkan kadar ammoniak dalam larutan ammonium hidroksida yang yang diperdagangkan diperdagangkan dengan metode metode titrasi asidimetri dengan HCl HCl 0,1000 N sebagai titran yang telah distandarisasi dengan larutan Na2B4O7 . 10H2O. Metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif, yang dimana analisis kuantitatif fokus kajiannya adalah penetapan banyaknya banyaknya suatu zat tertentu (analit) yang ada dalam sampel. Larutan standar primer yang digunakan adalah Na 2B4O7 . 10H2O karena sesuai dengan persyaratannya yaitu zatnya mudah diperoleh, mudah dimurnikan, mudah dikeringkan (sebaiknya pada suhu 110-120oC), mempunyai masa ekuivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan pada waktu proses penimbangan, mudah larut, zatnya tidak higroskopik, tidak dioksidasi oleh udara, atau dipengaruhi oleh karbondioksida. Larutan standar sekunder yang digunakan yakni HCl, sebab tidak diketahui dengan tepat konsentrasinya karena berasal dari zat yang higroskopis (mudah bereaksi dengan udara). Oleh sebab itu, sebelum digunakan larutan standar HCl harus distandarisasi dengan larutan standar primer yakni Na2B4O7 . 10H2O. Selanjutnya Natrium Tetraborat ditimbang dan didapatkan massa Natrium Tetraborat yang akan digunakan yakni 9,4035 gram. Setelah ditimbang Natrium Tetraborat tersebut dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur sampai batas 500,0 mL. Kemudian diambil 10,0 mL larutan tersebut dengan pipet volum dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Karena volume titrat sedikit dan untuk mempermudah pengamatan pada titik akhir titrasi maka, ditambahkan aquades sebanyak 25 mL. Pembuatan larutan standar primer ini harus dilakukan dengan teliti agar kadar
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Sebelum dititrasi Natrium Tetraborat terlebih dahulu ditambah dengan larutan indikator jingga metil atau methyl orange. Jingga metil digunakan agar titik akhir titrasi dapat mudah terlihat. Setelah penambahan indikator, larutan berubah warna menjadi kuning yang menandakan bahwa larutan memiliki pH di atas 4,5 karena indikator metil orange berdasarkan teori akan berwarna merah apabila memiliki pH kurang dari 3,1 dan berubah warna menjadi kuning pada pH di atas 4,5. Dimana range pH jingga metil yakni berkisar 3,1-4,4. 3,1-4,4. Indikator diteteskan
sekitar 3-5 tetes. Pemberian Pemberian indikator indikator ini harus
sesedikit mungkin karena pemberian yang berlebih akan mengakibatkan ketidaktepatan titik akhir dengan titik ekivalen titrasi sehingga dapat mempengaruhi pH-nya. Kemudian apabila larutan tersebut berubah warna proses titrasi dihentikan. Setelah mencapai titik akhir titrasi volume volume HCl yang terpakai dicatat dan percobaan percobaan ini dilakukan beberapa kali, volume tersebut antara lain 8,80 mL, 8,80 mL, 8,90 mL. Data yang telah terkumpul digunakan untuk menentukan Normalitas HCl untuk masing-masing volume setelah dilakukan standarisasi. Hasil normalitas setelah dirata-ratakan yakni 0,1116 N. Hasil ini tidak begitu jauh dengan normalitas HCl awalnya yakni 0,1000 N, ini berarti titik akhir titrasi hampir sama atau hampir mendekati titik ekivalen. Untuk mengetahui seberapa besar kandungan NH 3 dalam larutan NH4OH, terlebih dahulu membuat larutan Ammonium hidroksida. Pertama-tama ditimbang terlebih dahulu NH4OH dan diperoleh hasil penimbangan 8,0010 gram. Lalu ditambahkan aquades sebanyak 1000 mL. Dipipet larutan NH4OH yang telah jadi tersebut sebanyak 25,0 mL. Karena volume dirasa cukup maka tidak perlu untuk penambahan aquades kembali ke dalam erlenmeyer. Lalu ditambahkan larutan indikator Methyl Orange atau jingga metil 3-5 tetes. Segera hentikan titrasi apabila warna telah berubah warna dari kuning menjadi jingga kemerahan, hal ini membukutikan bahwa larutan yang dititrasi telah berubah menjadi asam. Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 kali, dan diperoleh volume ketiganya yakni, 20,80 mL,
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
tepat pada titik akhir dan warna larutan hampir berubah, karena kurangnya pengocokan maka titrasi yang seharusnya dihentikan, malah dilanjutkan. Selain itu, apabila hasil kadar titrasi tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, ada beberapa penyebabnya antara lain : kehilangan cuplikan (tumpah pada saat penimbangan, pemindahan larutan, buret yang bocor), kontaminasi atau larutan menjadi encer karena kurang baik saat membilas buret, pipet atau labu, salah mencampur larutan, pengotoran pada larutan standar primer, kesalahan penimbangan dan kelebihan menggunakan indikator.
X. CATATAN dan DOKUMENTASI
Catatan :
1. Penimbangan : gunakan sendok sendok untuk mengambil zat zat yang akan ditimbang. Akan lebih baik gunakan timbangan dengan neraca analitik. Jangan menimbang zat melebihi kapasitas maksimal timbangan yang digunakan. Untuk zat higroskopis, sebaiknya melebihi perhitungan zat sebenarnya apabila dibandingkan dengan kurang dari masa perhitungannya. Apabila menggunakan neraca sartorius, ketika penimbangan dilakukan tutup kaca timbangan agar masa udara yang masuk
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
o
Masukkan zat zat kimia yang yang akan digunakan ke ke dalam buret tersebut dengan menggunakan corong. Lakukan pengisian sampai seluruh bagian buret terisi dan tidak terdapat gelembung gas pada buret.
o
Cara titrasi
o
Kertas putih untuk alas digunakan untuk mempermudah melihat titik akhir titrasi.
o
Pembacaan volume titrasi. Mata harus sejajar dengan miniskus, miniskus bawah digunakan untuk larutan dalam buret yang tidak berwarna, sedangkan miniskus atas digunakan untuk larutan berwarna.
4. Penulisan angka : o
untuk penulisan penulisan angka angka normalitas dengan batas 4 angka dibelakang koma. koma.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titles you can't find anywhere else
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Dokumentasi
Sebelum penambahan indikator
larutan NH4OH 25 mL
larutan tak berwarna
larutan
Na2B4O7
10H2O
10,0
.
mL,
0,0986 N + aquades 25 mL
larutan tak berwarna
Setelah penambahan indikator sebelum titrasi
larutan NH4OH 25 mL,
larutan
Na2B4O7
+ indikator jingga metil
10H2O
10,0
.
mL,
0,0986 N + aquades larutan kuning
25
mL
+
jingga metil
indikator