LAPORAN PENDAHULUAN PADA PADA PASIE PASIEN N CEDERA CEDERA KEPALA KEPALA DENGAN DENG AN TREPANASI
OLEH
NI KADEK NETIARI, S.Kep NIM: 14.901.0799
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI 2014201!
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA DENGAN TREPANASI A. K"#$ep K"#$ep D%$%& D%$%& Pe#'%() Pe#'%()** Ce+e&% Ce+e&% Kep%% Kep%% 1. De-)#)$)
Cedera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat pada gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik, kognitif, psikososial, yang dapat bersifat temporer ataupun permanen. Menurut Brain Injury Assosiation of America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, kepala, bukan bukan bersifat bersifat kongenital kongenital ataupun degeneratif, degeneratif, tetapi disebabkan disebabkan oleh serangan / benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran, sehingga menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik. 2. Ep Ep)+ )+e e)" )"" "/) /)
Di Amerik Amerikaa erika erikat, t, kejadi kejadian an cedera cedera kepala kepala setiap setiap tahunn tahunnya ya diperk diperkirak irakan an mencapa mencapaii !"".""" kasus. Dari jumlah tersebut, #"$ meninggal sebelum tiba di rumah sakit. %ang sampai sampai di rumah rumah sakit, sakit, &"$ dikelo dikelompo mpokka kkan n sebagai sebagai cedera cedera kepala kepala ringan ringan 'C()*, 'C()*, #"$ termasuk termasuk cedera kepala sedang 'C(*, dan #"$ sisanya sisanya adalah cedera kepala berat 'C(B*. 'C(B*. Inside Insiden n cedera cedera kepala kepala teruta terutama ma terjadi terjadi pada pada kelom kelompok pok usia usia produk produktif tif antara antara #!+ #!+ tahun. tahun. (ecelakaan lalu lintas merupakan penyebab penyebab &$+!-$ dari insiden insiden cedera kepala, "$+&$ "$+&$ lainnya karena jatuh dan -$+$ lainnya disebabkan tindak kekerasan, kegiatan olahraga dan rekreasi. Data epidemiologi di Indonesia belum ada, tetapi data dari salah satu rumah sakit di 0akarta, ) Cipto Mangunkusumo, untuk penderita ra1at inap, terdapat 2"$+3"$ dengan C(), #!$+"$ C(, dan sekitar #"$ dengan C(B. Angka kematian tertinggi sekitar -!$+ !"$ akibat C(B, !$+#"$ C(, sedangkan untuk C() tidak ada yang meninggal . E*)""/)
Beberapa penyebab cedera kepala 'melt4er, ""#5 6ong,#2*, antara lain 7 a. 8rauma taj tajaam (erusa (erusakan kan terjadi terjadi hanya hanya terbatas terbatas pada pada daerah daerah dimana dimana merobe merobek k otak, otak, misaln misalnya ya tertembak peluru atau benda tajam b. 8rauma tumpul tumpul (erusakan menyebar karena kekuatan benturan, biasanya lebih berat sifatnya c. Cede Cedera ra akse aksele lera rasi si 9eristi1a gonjatan yang hebat pada kepala baik disebabkan oleh pukulan maupun bukan dari pukulan d. (ontak (ontak bent bentura uran n ':onj ':onjata atan n langsu langsung* ng* 8erjadi 8erjadi benturan atau tertabrak sesuatu objek e. (ece (ecela laka kaan an lal lalu u lint lintas as
f. 0atuh g. (ecelakaan industri h. 9erkelahian 4. P%*"-)$)""/)
9ada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua tahap yaitu cedera primer dan cedera sekunder. Cedera primer merupakan cedera pada kepala sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa, dapat disebabkan oleh benturan langsung kepala dengan suatu benda keras maupun oleh proses akselerasi+deselerasi gerakan kepala. 9ada trauma kapitis, dapat timbul suatu lesi yang bisa berupa perdarahan pada permukaan otak yang berbentuk titik+titik besar dan kecil, tanpa kerusakan pada duramater, dan dinamakan lesi kontusio. Akselerasi+ deselerasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti secara mendadak dan kasar saat terjadi trauma. 9erbedaan densitas antara tulang tengkorak 'substansi solid* dan otak 'substansi semi solid* menyebabkan tengkorak bergerak lebih cepat dari muatan intra kranialnya. Bergeraknya isi dalam tengkorak memaksa otak membentur permukaan dalam tengkorak pada tempat yang berla1anan dari benturan 'countrecoup* ';ickey, ""- dalam Israr dkk,""*. Cedera primer, yang terjadi pada 1aktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak, laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. ebagai akibat, cedera sekunder dapat terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area cedera. (onsekuensinya meliputi hiperemi 'peningkatan
darah sirkulasi yang tersedia, menyebabkan iskemia pada beberapa daerah tertentu dalam otak ' 6ombardo, ""-*. Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan 'aselerasi* terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan benda tumpul, atau karena kena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan 'deselerasi* adalah bila kepala membentur objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau tanah. (edua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala tiba+tiba tanpa kontak langsung, seperti yang terjadi bila posisi badan diubah secara kasar dan cepat. (ekuatan ini bisa dikombinasi dengan pengubahan posisi rotasi pada kepala, yang menyebabkan trauma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak. (pathway terlampir) !. K%$)-)(%$)
Cedera kepala diklasifikasikan dalam berbagai aspek. ecara praktis dikenal - deskripsi kalsifikasi yaitu berdasarkan mekanisme, beratnya cedera kepala, dan morfologinya. a. Berdasarkan Mekanisme Berdasarkan mekanismenya cedera kepala dibagi atas cedera kepala tumpul dan cedera kepala tembus. Cedera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan mobil atau motor, jatuh atau terkena pukulan benda tumpul. edang cedera kepala tembuus disebabkan oleh peluru atau tusukan 'Bernath, ""*. b. Berdasarkan 8ingkat (eparahan Biasanya Cedera (epala berdasarkan tingkat keparahannya didasari atas :C. Dimana :C ini terdiri dari tiga komponen yaitu 7
)eaksi membuka mata '>* )eaksi membuka mata Membuka mata spontan Buka mata dengan rangsangan suara Buka mata dengan rangsangan nyeri 8idak membuka mata dengan rangsangan nyeri
)eaksi berbicara )eaksi ?erbal (omunikasi
=ilai #
=ilai !
Dengan rangsangan nyeri keluar kata+kata
-
(eluar suara tetapi tak berbentuk kata+kata
8idak keluar suara dengan rangsangan apapun
#
)eaksi :erakan lengan / tungkai )eaksi Motorik Mengikuti perintah Melokalisir rangsangan nyeri
=ilai 2 !
Menarik tubuhnya bila ada rangsangan nyeri
)eaksi fleksi abnormal dengan rangsangan nyeri
-
)eaksi ekstensi abnormal dengan rangsangan nyeri
8idak ada gerakan dengan rangsangan nyeri
#
Dengan :lasgo1 Coma cale ':C*, cedera kepala dapat diklasifikasikan menjadi 7 #* Cedera kepala ringan 7 =ilai :C+nya #-+#!, kehilangan kesadaran kurang dari -" menit. Ditandai dengan nyeri kepala, muntah,
retroauikular 'battle sign*, kebocoran C ' Rhinorrhea, otorrhea* dan paresis nerpidural >pidural perdarahan potensial
hematom yang
antara
'>D;*
terbentuk tabula
di
interna
adalah ruang dan
duramater dengan ciri berbentuk bikon
terletak
diregio
temporal
atau
temporoparietal dan sering akibat robeknya pembuluh meningeal media. 9erdarahan biasanya dianggap berasal arterial, namun mungkin sekunder dari perdarahan
langsung denggan status neurologis penderita sebelum pembedahan. 9enderita dengan pendarahan epidural dapat menunjukan adanya lucid interval E yang klasik dimana penderita yang semula mampu bicara lalu tiba+tiba meningggal 'talk and die*, keputusan perlunya tindakan bedah memang tidak mudah dan memerlukan pendapat dari seorang ahli bedah saraf ';arga Daniel, ""*. Dengan pemeriksaan C8 can akan tampak area hiperdens yang tidak selalu homogen, bentuknya bikonD;, ditemukan sekitar -"$ penderita dengan cedera kepala berat. 8erjadi paling sering akibat robeknya
'* D; (ronis 9ada C8 can terlihat adanya komplek perlekatan, transudasi, kalsifikas i yang disebabkan oleh bermacam+ macam perubahan, oleh karenanya tidak ada pola tertentu. 9ada C8 can akan tampak area hipodens, isodens, atau sedikit hiperdens, berbentuk bikon
-* (ontusi dan ;ematoma Intraserebral (ontusi serebral murni bisanya jarang terjadi. elanjutnya, kontusi otak hampir selalu berkaitan dengan hematoma subdural akut. Majoritas terbesar kontusi terjadi dilobus frontal dan temporal, 1alau dapat terjadi
pada
setiap
tempat
termasuk
serebelum dan batang otak. 9erbedaan antara kontusi dan hematoma intraserebral traumatika
tidak
jelas
batasannya.
Bagaimanapun, terdapat 4ona peralihan, dan kontusi dapat secara lambat laun menjadi hematoma intraserebral dalam beberapa hari. ;ematoma intraserebri adalah perdarahan yang terjadi dalam jaringan 'parenkim* otak. 9erdarahan terjadi akibat adanya laserasi atau kontusio jaringan otak yang menyebabkan pecahnya pula pembuluh darah yang ada di dalam jaringan otak tersebut. 6okasi yang paling sering adalah lobus frontalis dan temporalis. 6esi perdarahan dapat terjadi pada sisi benturan 'coup* atau pada sisi lainnya 'countrecoup*. Defisit neurologi yang didapatkan sangat ber
Cedara otak difus merupakan kelanjutan kerusakan otak akibat cedera akselerasi dan deselerasi, dan ini merupakan bentuk yang sering terjadi pada cedera kepala. (omosio cerebri ringan adalah keadaan cedera dimana kesadaran tetap tidak terganggu namun terjadi disfungsi neurologis yang bersifat sementara dalam berbagai derajat. Cedera ini sering terjadi, namun karena ringan kerap kali tidak diperhatikan. Bentuk yang paling ringan dari komosio ini adalah keadaan bingguung dan disorientasi tanpa amnesia. indroma ini pulih kembali tanpa gejala sisa sama sekali.cedera komosio yang lebih berat menyebabkan keadaan binggung disertai amnesia retrograde dan amnesia antegrad 'American college of surgeon, #3*. (omosio cerebri klasik adalah cedera yang mengakibatkan menurunnya atau hilanggnya kesadaran. (eadaan ini selalu disertai dengan amnesia pasca trauma dan lamanya amnesia ini merupakan ukuran beratnya cidera. Dalam bebberapa penderita dapat timbul defisist neurologis untuk beberapa 1aktu. >dfisit neurologis itu misalnya kesulitan mengingat, pusing, mual, anosmia, dan depresi serta gejala lain. :ejala+gajala ini dikenal sebagai sindroma pasca komosio yang dapat cukup berat.
Cedera aksonal difus ' Diffuse Aonal !n"ury, DA! * adalah keadaan dimana penderita mengalami koma pasca cedera yang berlangsung lama ddan tidak diakibatkan oleh suatu lesi massa atau serangan iskemik. Biasanya penderita dalam keadaan koma yang dalam dan tetap koma selama beberapa 1aktu. 9enderita sering menunjukan gejala dekortikasi atau deserebrasi dan bila pulih sering tetap dalam keadaan cacat berat, itupun bila bertahan hidup. 9enderita seringg menunjukan gejala disfungsi otonom seperti hipotensi, hiperhidrosis dan hiperpireksia dan dulu diduga akibat cedeera aksonal difus dan cedera otak kerena hiipoksiia secara klinis tidak mudah, dan memang dua keadaan tersebut seringg terjadi bersamaan 'American college of surgeon,#3* Dalam beberapa referensi, trauma maFillofacial juga termasuk dalam bahasan cedera kepala. (arenanya akan dibahas juga mengenai trauma 1ajah ini, yang meski bukan penyebab kematian namun kecacatan yang akan menetap seumur hidup perlu menjadi pertimbangan. . M%#)-e$*%$) K)#)(
Manifestasi klinik dari cedera kepala tergantung dari berat ringannya cedera kepala. a. 9erubahan kesadaran adalah merupakan indicator yang paling sensiti
5. CT6S%# 8+e#/%# %*% *%#p% ("#*&%$
Indikasi C8 can adalah 7 #* =yeri kepala menetap atau muntah @ muntah yang tidak menghilang setelah pemberian obat@obatan analgesia/anti muntah. * Adanya kejang @ kejang, jenis kejang fokal lebih bermakna terdapat lesi intrakranial dicebandingkan dengan kejang general. -* 9enurunan :C lebih # point dimana faktor @ faktor ekstracranial telah disingkirkan 'karena penurunan :C dapat terjadi karena misal terjadi shock, febris, dll*. * Adanya fraktur impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai, misal fraktur depresi temporal kanan tapi terdapat hemiparese/plegi kanan. !* 6uka tembus akibat benda tajam dan peluru 2* 9era1atan selama - hari tidak ada perubahan yang membaik dari :C. 3* Bradikardia 'Denyut nadi kurang 2" H / menit*. ungsi C8 can ini adalah untuk mengidentifikasi luasnya lesi, perdarahan, determinan
Menunjukan anomali sirkulasi cerebral, seperti 7 perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan dan trauma. e.
Se&)% EEG
Dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis
-.
BAER
Mengoreksi batas fungsi corteks dan otak kecil /. PET
Mendeteksi perubahan akti
Dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subarachnoid. ).
A#%)$)$ G%$ D%&%
Mendeteksi keberadaan
K%+%& Ee(*&")*
ntuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan tekanan intrkranial ;. Pe#%*%%($%#%%# a. bser
operasi trepanasi. 8repanasi/kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yang bertujuan untuk mencapai otak untuk tindakan pembedahan definitiD; 'epidural hematoma* dan kondisi lain pada kepala yang memerlukan tindakan kraniotomi*. >pidural ;ematoa '>D;* adalah suatu pendarahan yang terjadi diantara tulang dang dan lapisan duramater5 ubdural ;ematoa 'D;* atau pendarahan yang terjadi pada rongga diantara lapisan duramater dan dengan araknoidea. 9elaksanaan operasi trepanasi ini diindikasikan pada pasien #* 9enurunan kesadaran tiba+tiba terutama ri1ayat cedera kepala akibat berbagai faktor,* Adanya tanda herniasi/lateralisasi,-* Adanya cedera sistemik yang memerlukan operasi emergensi, dimana C8 can (epala tidak bisa dilakukan. 9era1atan pasca bedah yang penting pada pasien post trepanasi adalah memonitor kondisi umum dan neurologis pasien dilakukan seperti biasanya. 0ahitan dibuka pada hari ke !+3. 8indakan pemasangan fragmen tulang atau kranioplasti dianjurkan dilakukan setelah 2+& minggu kemudian. 8erapi profilatik dapat digunakan pada pasien yang mengalami trauma, kebocoran C atau setelah dilakukan pembedahan untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi nosokomial. 8erapi konser
9enderita tidak sadar dan tidak memberikan respon disebut coma. 9ada situasi ini, secara khas berlangsung hanya beberapa hari atau minggu, setelah masa ini penderita akan terbangun, sedangkan beberapa kasus lainya memasuki
penderita
pada
masa
statesering
membuka
matanya
dan
mengerakkannya, menjerit atau menjukan respon reflek. alaupun demikian penderita masih tidak sadar dan tidak menyadari lingkungan sekitarnya. 9enderita pada masa
kepala* dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak. 8repanasi/ kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang kepala yangbertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan definitif.
2. I#+)(%$) a. 9engangkatan jaringan abnormal b. Mengurangi tekanan intracranial c. Menge
a. Positioning
6etakkan kepala pada tepi meja untuk memudahkan operator. ;ead+up kurang lebih #!o 'pasang donat kecil diba1ah kepala*. 6etakkan kepala miring kontralateral lokasi lesi/ hematoma. :anjal bahu satu sisi saja 'pada sisi lesi* misalnya kepala miring ke kanan maka ganjal bantal di bahu kiri dan sebaliknya. b. Washing
Cuci lapangan operasi dengan sa
etelah markering periksa kembali apakah lokasi hematomnya sudah benar dengan melihat C8 scan. aat markering perhatikan7 garis rambut untuk kosmetik, sinus untuk menghindari perdarahan, sutura untuk mengetahui lokasi, #ygoma sebagai batas basis cranii, jalannya = ?II 'kurang lebih #/- depan antara tragus sampai dengan canthus lateralis orbita* d. Desinfeksi
Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine. untikkan Adrenalin #7"".""" yang mengandung lidocain ",!$. 8utup lapangan operasi dengan doek steril.
e. Operasi
#* Incisi lapis demi lapis sedalam galea 'setiap !cm* mulai dari ujung. * 9asang haak tajam buah 'oleh asisten*, tarik ke atas sekitar 2" derajat. -* Buka flap secara tajam pada loose connecti
&* 9erdarahan dari tulang dapat dihentikan dengan bone 1aF. 8utup lubang boorhole dengan kapas basah/ 1etjes. * Buka tulang dengan gigli. Bebaskan dura dari cranium dengan menggunakan sonde. Masukan penuntun gigli pada lubang boorhole. 9asang gigli kemudian masukkan penuntun gigli sampai menembus lubang boorhole di sebelahnya. 6akukan pemotongan dengan gergaji dan asisten memfiFir kepala penderita. #"* 9atahkan tulang kepala dengan flap ke atas menjauhi otak dengan cara tulang dipegang dengan knabel tang dan bagian ba1ah dilindungi dengan ele
#&* )eseksi jaringan otak didahului dengan koagulasi permukaan otak dengan pembuluh+pembuluh darahnya baik arteri maupun
Operasi selesai $
Bila tulang dikembalikan, buat lubang untuk fiksasi tulang, pertama pada tulang yang tidak diangkat '-+ buah*. 8egel dura ditengah tulang yang akan dikembalikan untuk menghindari dead space. Buat lubang pada tulang yang akan dikembalikan sesuai dengan lokasi yang akan di fiksasi '-+ buah ditepi dan lubang ditengah berdekatan untuk teugel dura*. 6akukan fiksasi tulang dengan dengan silk .", selanjutnya tutup lapis demi lapis seperti diatas. 4. K"p)(%$) P"$* Ope&%$)
a. >dema cerebral. b. 9erdarahan subdural, epidural, dan intracerebral. c. ;ypo
:angguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.
b. 8romboplebitis postoperasi biasanya timbul 3 @ # hari setelah operasi. c. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah
kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perka1inan, alamat, dan hubungan pasien dengan keluarga/pengirim*. * (eluhan utama7 Bagaimana pasien bisa datang ke ruang ga1at darurat, apakah pasien sadar atau tidak, datang sendiri atau dikirim oleh orang lainK -* )i1ayat cedera, meliputi 1aktu mengalami cedera 'hari, tanggal, jam*, lokasi/tempat mengalami cedera. * Mekanisme cedera7 Bagaimana proses terjadinya sampai pasien menjadi cedera. !* Allergi 'alergi*7 Apakah pasien mempunyai ri1ayat alergi terhadap makanan 'jenisnya*, obat, dan lainnya. 2* %edication 'pengobatan*7 Apakah pasien sudah mendapatkan pengobatan pertama setelah cedera, apakah pasien sedang menjalani proses pengobatan terhadap penyakit tertentuK 3* &ast %edical 'istory 'ri1ayat penyakit sebelumnya*7 Apakah pasien menderita penyakit tertentu sebelum menngalami cedera, apakah penyakit tersebut menjadi penyebab terjadinya cederaK &* ast ral !ntake 'makan terakhir*7 (apan 1aktu makan terakhir sebelum cederaK ;al ini untuk memonitor muntahan dan untuk mempermudah mempersiapkan bila harus dilakukan tindakan lebih lanjut/operasi. * *vent eading !n"ury 'peristi1a sebelum/a1al cedera*7 Apakah pasien mengalami sesuatu hal sebelum cedera, bagaimana hal itu bisa terjadiK b. 9engkajian ABCD :; #* AI)A% -
Cek jalan napas paten atau tidak
-
Ada atau tidaknya obstruksi misalnya karena lidah jatuh kebelakang, terdapat cairan, darah, benda asing, dan lain+lain.
-
Dengarkan suara napas, apakah terdapat suara napas tambahan seperti snoring, gurgling, cro1ing.
* B)>A8;I=: -
(aji pernapasan, napas spontan atau tidak
-
:erakan dinding dada simetris atau tidak
-
Irama napas cepat, dangkal atau normal
-
9ola napas teratur atau tidak
-
uara napas
-
Ada sesak napas atau tidak '))*
-
Adanya pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu pernapasan
-* CI)C6A8I= -
=adi teraba atau tidak 'frekuensi nadi*
-
8ekanan darah
-
ianosis, C)8
-
Akral hangat atau dingin, uhu
-
8erdapa perdarahan, lokasi, jumlah 'cc*
-
8urgor kulit
-
Diaphoresis
-
)i1ayat kehilangan cairan berlebihan
* DIABI6I8% -
(esadaran 7 composmentis, delirium, somnolen, koma
-
:C 7 >?M
-
9upil 7 isokor, unisokor, pinpoint, medriasis
-
Ada tidaknya refleks cahaya
-
)efleks fisiologis dan patologis
-
(ekuatan otot
!* >H9)> -
Ada tidaknya deformitas, contusio, abrasi, penetrasi, laserasi, edema
-
0ika terdapat luka, kaji luas luka, 1arna dasar luka, kedalaman
2* I?> I=8>)?>=8I=
-
Monitoring jantung 'sinus bradikardi, sinus takikardi*
-
aturasi oksigen
-
Ada tidaknya indikasi pemasangan kateter urine, =:8
-
9emeriksaan laboratorium
3* :I?> CM)8 -
Ada tidaknya nyeri
-
(aji nyeri dengan 9 7 9roblem L 7 Lualitas/Luantitas ) 7 )egio 7 kala 8 7 8ime
&* ; # AM96> -
(eluhan utama
-
Mekanisme cedera/trauma
-
8anda gejala
* ; ;>AD 8 8> -
okus pemeriksaan pada daerah trauma
-
(epala dan 1ajah
2. D)%/#"$% Kepe&%<%*%# P&e Ope&%$) #. =yeri berhubungan dengan peningkatan 8I( . )esiko tinggi cedera berhubungan dengan perubahan fungsi neurologis -. 9erubahan persepsi sensori
jaringan, kulit tidak utuh* P"$* Ope&%$) #. =yeri berhubungan dengan agen cedera fisik . )esiko cedera berhubungan dengan trauma intracranial -. )esiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
. Re#%#% Kepe&%<%*%# N"
#
D)%/#"$% Kepe&%<%*%#
T3%#
K&)*e&)% H%$)
P&e Ope&%$) =yeri =C 7 9erilaku (riteria hasil 7 berhubungan Mengendalikan =yeri a. 8idak menunjukkan dengan 8ujuan 7 9asien tidak adanya nyeri atau peningkatan 8I( mengalami nyeri atau nyeri minimalnya bukti+bukti menurun sampai tingkat ketidaknyamanan yang dapat diterima pasien b. 8I( dalam batas normal c. 8idak menunjukkan bukti+bukti peningkatan 8I( d. Belajar dan mengimplementasikan strategi koping yang efektif.
I#*e&=e#$) Kepe&%<%*%#
R%$)"#%
=IC 7 Menejemen =yeri Inter
#. Memin imalkan rasa nyeri yang dirasakan pasien . Mengurangi rasa nyeri -. Mengurangi rasa nyeri . 9as ien bisa mimilih teknik yang tepat untuk mengurangi nyeri !. Dukung an keluarga dapat memo ti
)esiko cedera =C 7 (eamanan osial (riteria hasil 7 berhubungan 8ujuan 7 9asien tidak a. Bebas dari cedera b. 9asien dengan mengalami cedera dan keluarga perubahan menyetujui akti
-
9erubahan persepsi sensori
=C 7 9engendalian (riteria hasil 7 Ansietas a. 9asien menyesuaikan diri 8ujuan 7 9asien pada defisit sensoris / menunjukkan tanda+tanda persepsi penyesuaian terhadap defisit b. 9asien menunjukkan sensoris / persepsi sikap dan rasa aman dalam lingkungan
:angguan komunikais
=eurogical tatus 8ujuan 7 9asien menunjukkan komunikasi
(riteria hasil 7 a. ungsi neurologis b. 8I( dbn c. (omunikasi d. 88? dbn
atau sebelum menjadi lebih berat. =IC 7 Mencegah 0atuh #. 8ekankan pentingnya mematuh i program terapeutik . Dampingi pasien selama akti
#. 9asien mengetahui tujuan pera1atan . Memberikan dukungan -. Mencegah terjadi cedera . Mencegah terjadinya dekubitus
#. Memberikan rasa nyaman pada pasien . Dukungan pasien selama pera1atan -. Dukung an keluarga memberikan dampak positif pada pasien
#. Informasi bisa dapat dipahami . 9asien paham maksud dan tujuan -. Memberikan pemahaman yang jelas . Memudahkan komunikasi
!
(onflik pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang informasi yang rele
=C7 Decision Making 8ujuan7 etelah dilakukan tindakan kepera1atan selama proses kepera1atan diharapkan tidak terjadi konflik dalam keluarga.
(riteria ;asil7 a. Identifikasi informasi yang rele
2
Cemas berhubungan dengan ancaman kematian
=C 7 (ontrol Cemas (riteria hasil 7 8ujuan 7 etelah dilakukan a. Monitor tindakan kepera1atan kecemasan diharapkan kecemasan b. )encanakan
intensitas strategi
kalimat yang singkat !. . Instruksikan pasien dan keluarga untuk 2. menggunakan bantuan berbicara !. Anjurkan pasien untuk mengulangi pembicaraannya jika belum jelas 2. Beri pujian positif ketika pasien bisa bicara =IC7 amily upport #. #. Informasikan kepada keluarga tentang alternatif pilihan atau . solusi . Bantu keluarga mengidentifikasi keuntungan dan kerugian -. alternatif lain . -. 8a1arkan informasi . Bantu keluarga dalam menjelaskan keputusannya pada !. anggota keluarga yang lain, jika diperlukan !. Berikan dukungan secara penuh =IC 7 >nhancement Coping #. #. ediakan informasi yang sesungguhnya meliputi diagnosis, treatment dan .
9asien dapat menyampaikan keluhan Memberikan dukungan selama pera1atan
(eluarga memahami tindakan selama pera1atan (eluarga dapat mengetahui keuntungan dan kelebihan alternatif yang lain Memberikan informasi Memberikan dukungan dalam pemberian keputusan yang tepat yang diambil Memberikan dukungan selaman pera1atan
Memberikan informasi selama pera1atan yang didapatkan pasien Memberikan rasa
hilang atau berkurang.
#
koping untuk mengurangi stress . c. :unakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan d. (ondisikan lingkungan -. nyaman
prognosis nyaman 8etap damp in gi kien -. Memberikan rasa untuk menjaga nyaman pada pasien keselamatan pasien dan . Mengurangi ansietas mengurangi Instruksikan pasien untuk melakukan ternik relaksasi . Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menimbu lkan ansietas.
I#*&% Ope&%$) =C 7 luid balance (riteria hasil 7 =IC 7 Manajemen cairan 8ujuan 7 9asien tidak a. (ulit dan membran #. Catat intake dan output mengalami dehidrasi atau mukosa lembab . Monitor status hidrasi cairan tubuh pasien adekuat. b. 8idak terjadi demam, seperti membran 88? normal mukosa, nadi, tekanan darah dengan cepat. -. Beri cairan yang sesuai dengan terapi )esiko infeksi =C 7 9engenalian )esiko (riteria hasil 7 =IC 7 9engendalian Infeksi berhubungan 8ujuan 7 9asien tidak 8idak menunjukkan tanda+ #. 9an tau tanda / gejala pertahan tubuh mengalami infeksi atau tanda infeksi infeksi primer tidak tidak terdapat tanda+tanda . )a1at luka operasi adekuat infeksi pada pasien. dengan teknik steril -. Memelihara teknik isolasi, batasi jumlah pengunjung . :anti peralatan pera1atan pasien sesuai dengan protap
)esiko kekurangan
#. Mengetahui cairan . Antisipasi dehidrasi -. Mengatur cairan
balance tanda balance
#. Mencegah terjadinya infeksi . Mencegah in
#
=yeri berhubungan dengan prosedur bedah
)esiko tinggi cedera berhubungan dengan trauma intrakranial
-
)esiko infeksi berhubungan dengan luka post
P"$* Ope&%$) =C 7 8ingkat =yeri (riteria hasil 7 =IC 7 Menejemen =yeri 8ujuan 7 9asien tidak a. 8idak menunjukkan Inter
#. Mengurangi stressor yang dapat memperparah nyeri . Mengurangi nyeri -. Meminimalkan nyeri . Mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien
#. Menerikan posisi yang tepat sehingga mengurangi risiko cedera . Mengurangi peningkatan 8I( -. Mencegah terjadinya cedera . Mencegah peningkatan 8I(
!. Mencegah infeksi 2. Mencegah
terjadinya in
operasi
!
tidak terdapat tanda+tanda infeksi pada pasien.
2. )a1at luka operasi dengan teknik steril 3. Memelihara teknik isolasi, batasi jumlah pengunjung &. :anti peralatan pera1atan pasien sesuai dengan protap Cemas =C 7 (ontrol Cemas (riteria hasil 7 =IC 7 >nhancement Coping berhubungan 8ujuan 7 etelah dilakukan e. Monitor intensitas !. ediakan informasi yang dengan ancaman tindakan kepera1atan kecemasan sesungguhnya meliputi kematian diharapkan kecemasan f. )encanakan strategi diagnosis, treatment dan hilang atau berkurang. koping untuk prognosis mengurangi stress 2. 8etap damp in gi kien g. :unakan teknik relaksasi untuk menjaga untuk mengurangi keselamatan pasien dan kecemasan mengurangi h. (ondisikan lingkungan 3. Instruksikan pasien nyaman untuk melakukan ternik relaksasi &. Bantu pasien mengidentifikasi situasi yang menimbu lkan ansietas.
mikroorganisme 3. Mencegah inos &. Mencegah inos
!. Memberikan informasi selama pera1atan yang didapatkan pasien 2. Memberikan rasa nyaman 3. Memberikan rasa nyaman pada pasien &. Mengurangi ansietas
4. Ipee#*%$) Kepe&%<%*%# esuai dengan rencana kepera1atan !. E=%%$)
esuai dengan kreteria hasil
DATAR PUSTAKA Barbara C. 6ong. #2. &erawatan %edikal +edah (uatu &endekatan &roses -eperawatan). Alih bahasa 7 %ayasan Ikatan alumsi 9endidikan (epera1atan 9ajajaran Bandung. Cetakan I. Carpenito, 6.0. ""-. +uku aku Diagnosis -eperawatan. 0akarta7 >:C. Doengoes >.Marilyn. "". Rencana Asuhan -eperawatan. 0akarta7 >:C Dorland. #&. -amus aku -edokteran. 0akarta7 >:C. ;erdman, 8. ;eather. "#. Diagnosa (epera1atan7 Definisi dan (lasifikasi "#+"#. 0akarta7 >:C Mansjoer, Arif dkk. ""#. -apita elekta -edokteran$ *disi .$ /ilid 0$ 0akarta7 Media Aesculapius. 9rice.A., ilson 6. M. ""2. +uku A"ar !lmu$ &enyakit Dalam /ilid ! *disi !1 . 0akarta 7 >:C. melt4er, u4anne C. "". +uku A"ar -eperawatan %edikal2+edah edisi . volume 3$ 0akarta7 >:C. yl:C