Laporan Pendahuluan Praktikum
Bal ance Ex er cise
Pengertian
Latihan keseimbangan adalah latihan khusus yang diajukan untuk membantu meningkatkan kekeuatan otot pada anggota bawah (kaki) dan untuk meningkatkan sistem vestibular/keseimbangan tubuh. Tujuan
Latihan keseimbangan sangat penting pada lansia (lanjut usia) karena latiha n ini sangat membantu mempertahankan tubuhnya agar stabil sehingga mencegah terjatuh yang sering terjadi pada lansia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusnanto, Indarwati dan Mufidah (2007) juga mengungkapkan bahwa latihan balance exercise yang dilakukan tiga kali seminggu selama 3 minggu dapat menimbulkan kontraksi otot pada lansia yang kemudian dapat mengakibatkan peningkatan serat otot (hipertropi), serat otot yang hipertropi ini mengalami peningkatan komponen sistem metabolisme fosfagen, termasuk ATP dan fosfokreatin sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot pada lansia. Dengan adanya peningkatan kekuatan otot ini maka dapat meningkatkan keseimbangan postural pada lansia.
Indikasi: Klien yang memiliki gangguan keseimbangan yang dinilai dari Berg
Balance Scale. Scale. Kontraindikasi :
Riwayat fraktur pada ekstremitas bawah
Hipotensi ortostatik
Atrofi di salah satu atau kedua tungkai
Komplikasi : jatuh, fraktur, dan dislokasi Alat dan bahan : Kursi
Aspek Keamanan dan Keselamatan (safety) yang harus diperhatikan:
Keadaan lingkungan aman
Balance exercise dilaku exercise dilakukan kan lima kali seminggu seminggu
Balance exercise di exercise di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
Dalam merencanakan program Balance exercise exer cise,, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital.
Melakukan Balance exercise harus sesuai jadwal. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah di lakukan.
Hal-hal yang harus diperhatikan perawat dalam melakukan
Bal ance exerci se
Balance exercise dilatih setelah dilakukan penilaian Berg Balance Scale. Kondisi fisik klien yang memungkinkan untuk dilakukan latihan
Prosedur tindakan
Latihan keseimbangan berikut ini menerapkan prinsip latihan dinamis stastis yang terdiri dari 15 bentuk gerakan, masing-masing 2 menit dalam hitungan 2x 8 menit (Mulrow, dkk dalam Jalalin, 2000.
Balance exercise (Pujiastiti) Posisi : lansia berdiri tegak dengan berpeganngan pada kursi Gerakan :1 Angkat satu tungkai sampai setinggi panggul (fleksi sendi panggul 90 0). upayakan pegangan tdk terlalu kuat. Jika mungkin, angka lutut lebih tinggi lagi. Pertahankan dalam 5 hitungan.
Gerakan 2 berdiri dengan mengangkat 1 tunkai ke samping Tujuan : meningkatkan kekuatan otot panggul dan tungkai, sert a keseimbangan Posisi : lansia berdiri tegak berpeganngan pada kursi Gerakan 3 : Ayun satu tungkai kesamping dan pertahankan dalam lima hitungan. lakukan bergantian untuk tunkgai kanan dan kiri.
Gerakan 4 berdiri dari posisi duduk ke posisi duduk kembali. Tujuan : untuk memperbaiki kekuatan, keseimbangan, koordinasi, dan gerakan sendi. Posisi : lansia duduk di kursi. Gerakan : berdiri dari posisi duduk, tempatkan kedua kaki di depan kursi. Pindahkan titik berat tubuh ke depan kemudian berdiri. Apabila perlu gunakan pegangan kursi. Jika sudah mampu/kuat kurangi bantuan pegangan pada kursi. Setelah i ni duduk kembali. Gerakan ini merupakan gerakan kunci agar lansia mandiri.
Gerakan 4 mengayun lengan Tujuan : penguatan otot punggung, peregangan otot dada, dan memperbaiki postur. Posisi : duduk tegak atau berdiri tegak. Gerakan Ayun lengan ke depan dan kebelakang setinggi mungkin dan lepaskan dengan rileks. Gerakan ini dilakukan pada kedua lengan dengan arah berlawanan, seperti berlenggang saat berjalan. Gerakan 5 gerakan leher Tujuan :untuk memperbaiki postur, keseimbangan, dan LGS. Posisi : berdiri tegak atau duduk tegak. Kepala lurus tapi tidak menunduk. Gerakan : putar dagu ke arah bahu kiri, tegak, dan bahu ke kanan. Dekatkan telinga ke bahu kiri, tegak dan ke bahu kanan. Pegang dagu dengan tangan, perlahan dorong dagu kebelakang. Rotasi kepala ke belakang.seperti gerakan melihat keatas/ke langit-langit. Gerakan 6 gerakan berjalan Tujuan :untuk meningkatkan kesehatan otot, tulang sendi, sirkulasi jantung dan paru, pencernaan dan pikiran. Gerakan : berjalanlah sesuai dengan kemampuan. Jika hanya mampu lima puluh meter, mulai pada tingkat inidan cobalah untuk meningkatkan jarak dan kecepatannya. Hindari jalan yg terputus-putus. Jika mampu berjalan dgn jarak yg lebih jauh, lakukan peregangan sebelum jalan. Jika mengakhiri jalan, lakukan pendinginan dgn jalan perlahan-lahan sebagai peregangan.
Hal-hal yang harus dicatat (dokumentasi)
Waktu pelaksanaan latihan
Respon klien: Subjektif, objektif
Referensi
Jalalin. (2000). Hasil latihan keseimbangan berdiri pada pnti wreda pucang gading semarang .
Diambil pada 26 Februari 2012 dari
http://eprints.undip.ac.id/12218/1/2000PPDS641.pdf . Kusnanto, Indarwati, Retno., Mufidah, Nisfil. (2007). Peningkatan stabilitas postural pada ansia melalui balance exercise. Diambil pada 26 Februari 2012 dari ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/716/pdf. Maryam, Raden Siti., Sahar, Junaiti. dan Nasution, Yusran. (2010.) Pengaruh latihan keseimbangan tubuh lansia dip anti sosial tresna wreda wilayah pemda dki Jakarta . Diambil pada 26 Februari 2012 dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2110917_2085-8930.pdf Setiahardja, Andi Sugiarto. (2005). Penilaian keseimbangan dengan aktivitas kehidupan sehari- haripada lansia di panti wreda pelkris elim semarang dengan menggunakan berg balance scale dan indeks berthel . Diambil pada 26 Fenruari 2012 dari http://eprints.undip.ac.id/12804/1/2005PPDS4437.pdf Pujiastuti, Sri Surini dan Utomo, Budi, 2003. Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: EGC
Prosedur Hal-hal yang harus dicatat setelah tindakan (dokumentasi)