sposito et al menunjukkan bahwa +editerranien diet yang kaya buah dan sayur, menurunkan
14
marker inflamasi dan disfungsi endotel. Konsumsi A 1 porsi sayur dan buah sehari direkomendasikan untuk mengurangi risiko penyakit kronis. Suatu studi epidemiologi mengevaluasi hubungan antara aktivitas fisik dan prevalensi sindrom metabolik yaitu /$:/ Study. asilnya menunjukkan bahwa aktivitas fisik waktu senggang ringan hingga sedang 4mengeluarkan D 0 kcalBmin 6 dihubungkan dengan prevalensi S+ pada (!&2 laki-laki dan wanita dari populasi umumnya. he :enter for *iseases :ontrol and Prevention and /merica :ollege of Sport +edicine merekomendasikan aktivitas fisik dengan intensitas sedang sedikitnya (! menit. Kadar aktivitas ini dapat ditoleransi oleh dewasa muda maupun yang tua. /ktivitas fisik juga memberikan efek yang menguntungkan terhadap tekanan darah. Pada dasarnya, saat ini sudah diterima bahwa e9ercise pada level moderate dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan pada pasien dengan hipertensi esensial ringan hingga sedang. /ktivitas fisik juga memberikan efek yang signifikan terhadap kadar lipid darah. he Pawtucket earth Study grup melaporkan bahwa aktivitas fisik berhubungan signifikan dengan peningkatan kadar *C kolesterol. aya hidup merokok juga berpengaruh terhadap meningkatnya penyakit kronis. Penelitian yang dilakukan oleh Cipid
2.
Gene"!
3aktor keturunan mempengaruhi obesitas dan hal ini dihubungkan dengan fenotip. Pada akhir tahun 2!!2, lebih dari (!! gene, penanda dan kromosom telah dihubungkan
dengan
fenotip
obesitas.
Penelitian
tentang
gen
ini
telah
mengidentifikasi )% .uantitati/e Trait o#i .Ts manusia dan )% JCs dari hewan percobaan untuk obesitas. 'esarnya pengaruh genetik bervariasi dari 1 0!". Pada beberapa orang faktor genetik merupakan penentu utama, sedangkan pada orang lain faktor lingkungan merupakan penentu utama, namun tanpa asupan berlebihan obesitas tidak timbul, jadi peranan lingkungan memfasilitasi ekspresi berbagai gen obesitas. asil penelitian +ayers menunjukkan bahwa kemungkinan seorang anak obesitas &!" bila salah seorang dari orangtuanya obesitas dan sebesar %!" jika kedua orang tuanya obesitas serta 0" jika kedua orangtuanya tidak obesitas. -.
S0$!a( e0n0m!
Lmumnya prevalensi obesitas lebih tinggi pada wanita dan orang dengan sosial ekonomi rendah 4#ordan et al, 2!!%6. *i negara-negara maju seperti /merika dan /ustralia, obesitas lebih banyak ditemukan pada mereka dengan sosial ekonomi rendah, yaitu sekitar )-2 kali lebih banyak dibanding mereka dengan sosial ekonomi tinggi. Penelitian Sobal dan Stunkarrd menguji && penelitian yang menghubungkan antara sosial economic status 4S>S6 dan obesitas pada tahun % menyimpulkan bahwa, di negara maju kelompok wanita dengan S>S rendah memiliki prevalensi obesitas ) kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita dengan S>S tinggi. *i negara berkembang seperti /frika dan /sia, angka kejadian obesitas lebih sering terdapat di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan artinya kejadian obesitas lebih sering ditemukan pada golongan sosial ekonomi tinggi. Prevalensi 7besitas di /frika Ltara sama tinggi dengan kejadian di /merika Serikat dan +esir, 0!" wanita da &%" pria mengalami overweight dan obesitas. Penelitian efek obesitas terhadap penyakit kronik yang didiagnosis dokter pada studi empiris di /frika Ltara dan Senegal ditemukan bahwa responden di /frika Ltara lebih berpendidikan dan mempunyai akses yang lebih baik terhadap penyimpanan air daripada di Senegal dengan *P perkapita di /frika Ltara lebih besar ),) kali dibandingkan di Senegal.
16
22,, dimana prevalensi obesitas di /frika Ltara sebanyak 20,%" dan di Senegal hanya ),1". 3ernald 42!!06, dalam penelitiannya menyatakan terdapat hubungan antara '+$, status sosio-ekonomi dan konsumsi air minuman ringan di negara sedang berkembang. Lntuk negara maju, tingginya obesitas berhubungan secara terbalik dengan status sosio-ekonomi, terutama untuk wanita tetapi tidak bagi laki-laki atau anak. =amun bagi negara sedang berkembang tidak demikian terdapat hubungan positif antara status sosio-ekonomi dengan obesitas bagi kedua gender. Seiring dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita kegemukan 4overweight6 dan obesitas cenderung meningkat. *i $ndonesia, masalah kesehatan yang diakibatkan oleh giHi lebih ini mulai muncul pada awal tahun !-an. Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu, terutama di perkotaan, menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola aktifitas yang mendukung terjadinya peningkatan jumlah penderita kegemukan dan obesitas . Iang menjadi penyebab tinggi prevalensi obesitas pada populasi S>S rendah adalah perubahan gaya hidup dan pola makan desa menjadi lebih modern yang tinggi akan lemak dan rendah serat. +ereka yang biasanya bekerja menjadi petani dengan tingkat aktivitas yang tinggi
telah berubah menjadi pedagang kaki lima dengn
aktivitas fisik yang rendah. 3aktor lain yang mempengaruhi yakni adalah aktivitas hypothalamus pituitary adrenocortical, faktor psikososial, dan reaksi fisiologis tubuh, serta faktor genetik. Sebuah studi mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dan hipertensi pada wanita di Kabupaten Sukoharjo diperoleh berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan antara lain bahwa tingkat pendidikan berhubungan signifikan dengan hipertensi pada wanita di Kabupaten Sukoharjo. ;anita berpendidikan S+PBS+L mempunyai risiko seperlima lebih kecil untuk mengalami hipertensi dibandingkan dengan yang berpendidikan S*Bidak Sekolah 47< M !,2N :$ 1 " M !,&1 !,6. ;anita berpendidikan P mempunyai risiko sepersepuluh kali lebih kecil untuk mengalami hipertensi dibandingkan dengan yang berpendidikan S*Btidak sekolah 47< M !,!N :$ 1 " M !,!2 !,16. ubungan antara S>S dan faktor risiko :8* sangat kuat dan konsisten terhadap pendidikan, menunjukkan risiko tinggi diabetes dan obesitas yang dihubungkan dengan rendahnya tingkat pendidikan. Studi #atson et al melaporkan hasil yang sama, 17
menunjukkan bahwa kadar glukosa darah berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan. #enis pekerjaan dihubungkan dengan kejadian obesitas. asil penelitian /rambepola 42!!)6 menemukan bahwa obesitas abdominal ((" lebih banyak pada laki-laki yang memiliki pekerjaan sedentarian 4profesional, manager, tata usaha6 dan hanya )" pada mereka yang memiliki pekerjaan aktif yang tinggi 4petani, nelayan, tukang kayu6. %. Pa"0'ene$!$ Re$!$"en$! In$&(!n
ipotesis yang paling dapat diterima untuk menggambarkan patofisiologi dari metabolik sindrom adalah resistensi $nsulin. $tulah kenapa metabolik sindrom juga sering disebut sebagai resistensi insulin.
*efinisi sindrom metabolik oleh ;7 dan /P $$$, keduanya memasukkan obesitas abdominal dalam definisinya, tapi $*3 mengharuskan adanya obesitas abdominal dalam definisinya. #adi menurut $*3, walaupun pathogenesis dari sindrom metabolik dan komponenkomponennya sangat rumit, obesitas sentral merupakan kunci penyebabnya. ;alaupun obesitas merupakan contoh yang sangat penting, tapi kita harus ingat bahwa pasien dengan berat badan normal juga bisa terjadi resistensi insulin. al ini 18
disebut metabolik obese, yaitu individu dengan berat badan normal, dengan tipikal yang mempunyai peningkatan jumlah jaringan lemak /is#eral . +enurut beberapa teori, meningkatnya jaringan lemak /is#eral , menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan aliran dari jaringan lemak yang berasal dari asam lemak bebas ke hati sampai ke sirkulasi splanik, dimana peningkatan dari lemak abdominal subkutaneus akan mengeluarkan produk lipolisis ke sirkulasi sistemik. D!$(!#!%em!a
Secara umum, peningkatan aliran dari asam lemak bebas ke hati, meningkatkan produksi dari 8C*C. Pada kondisi yang fisiologis, insulin akan menghambat sekresi 8C*C ke dalam sirkulasi sistemik. Pada keadaan resistensi insulin, peningkatan aliran asam lemak bebas ke hati akan meningkatkan sintesis trigleserida hati. *imana hipertrigliserinemia merupakan cerminan yang sangat bagus untuk terjadinya kondisi resistensi insulin, dan merupakan salah satu kriteria dari diagnosis metabolik sindrom. Salah satu gangguan lipoprotein mayor pada sindrom metabolik adalah berkurangnya *C kolesterol. 'erkurangnya *C ini adalah merupakan akibat dari perubahan pada komposisi dan metabolisme *C. Pada keadaan hipertrigliseridemia, penurunan jumlah *C kolesterol merupakan hasil dari penurunan dari jumlah #holester"l ester dari inti lipoprotein dengan perubahan peningkatan trigliserida. Sebagai tambahan pada *C, komposisi C*C juga termodifikasi dengan cara yang sama. 'uktinya, dengan puasa serum @ 2 mmolBC, hampir semua pasien mempunyai predominan dari small dense C*C. Perubahan komposisi C*C ini dapat dianggap berhubungan dengan deplesi dari kolesterol teresterasi dan tak teresterasi dan fosfolipid, dengan tanpa perubahan atau peningkatan pada C*C . In"0(eran$! G(&0$a
:acat pada kerja insulin pada metabolisme glukosa termasuk gagal untuk menekan glukoneogenesis di hati dan mediasi glukosa uptake pada insulin sensiti/e tissue 4misalnya otot dan jaringan lemak6. Lntuk mengkompensasi cacat pada kerja insulin maka sekresi insulin harus ditingkatkan untuk mempertahankan kondisi euglikemia. #ika kompensasi ini gagal, maka cacat pada sekresi insulin lebih berpengaruh dan akan terjadi hiperglikemia. ;alaupun asam lemak bebas dapat menstimulasi sekresi insulin, paparan terdapat konsentrasi 33/ yang lama dan berlebihan akan membuat berkurangnya sekresi insulin. +ekanisme dari perubahan ini dianggap disebabkan oleh lipotoksisitas. H!#er"en$! 19
ubungan antara resistensi insulin dengan hipertensi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. 'eberapa mekanisme
bisa dipertimbangkan. Pertama, insulin
merupakan
venodilator jika diberikan secara intravena pada orang dengan berat badan normal, dengan efek sekunder pada reabsobsi natrium pada ginjal. Pada keadaan resistensi insulin, efek vasodilator pada insulin hilang, tapi efek ginjal untuk reabsobsi natrium tetap ada. /sam lemak sendiri bisa memediasi vasokonstriksi relatif. iperinsulinemia mungkin akan menghasilkan peningkatan aktifitas system saraf simpatik dan berkonstribusi untuk terjadinya hipertensi. Man!,e$"a$! (a!nnya
Pengendalian faktor risiko penyakitjantung koroneryang dapat saling berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi, hanya terbatas pada faktor risiko yang dapat diubah, dengan usahausaha sebagai berikut? a9 Men'a"a$! 0be$!"a$:men&r&nan e(eb!+an bera" ba%an. 7besitas bukanlah penyebab hipertensi. /kan tetapi prevalensi hipertensi pada obesitas
jauh lebih besar.
20
'erolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama (!-&1 menit sebanyak (& kali dalam seminggu, diharapkan dapat menrnbah kebugaran dan memperbaiki metabolisme tubuh yang ujungnya dapat mengontrol tekanan darah. Pada pasien diabetes, latihan jasmani dapat memperbaiki kendali glukosa secara menyeluruh baik penurunan resiko komplikasi, memberi pengaruh baik pada lemak tubuh, tekanan darah arterial, sensitifitas barorefleks, memperbaiki fungsi endotelial vaskular. =amun pada pasien diabetes yang mendapat terapi insulin, perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipoglikemia. Prinsip latihan jasmani bagi penderita diabetes sama dengan prinsip latihan pada orang normal, dan memenuhi beberapa hal sebagai berikut ? 3rekuensi ? jumlah olahraga perminggu sebaiknya dilakukan teratur (-1 kali • • • •
perminggu $ntensitas? ringan-sedang 4)!-0!" maksimum eart rate6 *urasi ? (!-)! menit #enis ? endurance 4aerobik6 , kardio 4jalan, jogging, berenang, bersepeda6 arget penurunan berat badan pada secara realistis adalah !-1 " dari berat badan awal selama (-) bulan.
e9 Ber+en"! mer00 +erokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat memperburuk
hipertensi. Oat-Hat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan proses artereosklerosis, dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. +erokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. +erokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh 21
darah arteri. idak ada cara yang benar-benar efektif untuk memberhentikan kebiasaan merokok. 'eberapa metode yang secara umum dicoba adalah sebagai berikut? . $nisiatif Sendiri 'anyak perokok menghentikan kebiasannya atas inisiatif sendiri, tidak memakai pertolongan pihak luar. $nisiatif sendiri banyak menarik para perokok karena hal-hal berikut? *apat dilakukan secara diam-diam. Program diselesaikan dengan tingkat dan jadwal sesuai kemauan. idak perlu menghadiri rapat-rapat penyuluhan. idak memakai ongkos. 2. +enggunakan Permen yang mengandung =ikotin Kencanduan nikotin membuat perokok sulit meninggalkan merokok. Permen nikotin mengandung cukup nikotin untuk mengurangi penggunaan rokok. *i negaranegara tertentu permen ini diperoleh dengan resep dokter. /da jangka waktu tertentu untuk menggunakan permen ini. Selama menggunakan permen ini penderita dilarang merokok. 7engan demikian, diharapkan perokok sudah berhenti merokok secara total sesuai jangka waktu yang ditentukan. (. Kelompok Program 'eberapa orang mendapatkan manfaat dari dukungan kelompok untuk dapat berhenti marokok. Para anggota kelompok dapat saling memberi nasihat dan dukungan. Program yang demikian banyak yang berhasil, tetapi biaya dan waktu yang diperlukan untuk menghadiri rapat-rapat seringkali menyebabkan enggan bergabung.
,9 +engurangi konsumsi alkohol. indari konsumsi alkohol berlebihan. Caki-$aki ? idak lebih dari 2 gelas per hari ;anita ? idak lebih dari gelas per hari
'9 D!e" ;"era#! G!
didasarkan pada status giHi diabetasi dan melakukan modifikasi diet berdasarkan kebutuhan individual. Penggunaan komponen makronutrisi karbohidrat tiak boleh lebih dari 11-)1 " dari total kebutuhan kalori sehari. *an • sebagai pemanis dapat digunakan pemanis non kalori seperti sakarin, aspartame dll. #umlah serat yaitu 21-1! gramB hari serta penggunaan fruktosa tidak boleh lebih dari )! gramBhari
22
•
konsumsi protein direkomendasikan sebanyak !-1 " dari total kebutuhan kalori sehari. Pada keadan komplikasi ginjal, protein tidak boleh lebih dari &! gramBhari, sedangkan pada pasien yang *m dengan :ardivascular disease pemilihan protein
•
nabati lebih diutamakan. Pembatasan konsumsi lemak jenuh serta kolesterol sangat disarankan pada penderita diabetes, direkomendasikan penggunaan lemak tak jenuh rantai tunggal. al ini terbukti dapat memperbaiki profil lipid yang tidak normal.
B. Terapi Farmakologis
Penatalaksanaan penyakit hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit hipertensi dengan cara seminimal mungkin menurunkan gangguan terhadap kualitas hidup penderita. Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal , masa kerja yang panjang sekali sehari dan dosis dititrasi. 7bat berikutnya mungkin dapat ditarnbahkan selama beberapa bulan pertama perjalanan terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok bergantung pada keparahan penyakit dan respon penderita terhadap obat anti hipertensi.
'eberapa prinsip pemberian obat anti hipertensi sebagai berikut ? Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan penyebab hipertensi Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi. Lpaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan pengobatan seumur hidup.
Jen!$=>en!$ 0ba" an"!+!#er"en$!5
6 *iuretik 7bat-obatan jenis diuretik bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh 4$ewat kencing6, sehingga volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi ringan dan berefek turunnya tekanan darah. *igunakan sebagai obat pilihan pertama pada hipertensi tanpa adanya penyakit lainnya. 26 Penghambat Simpatis olongan obat ini bekerja denQan menghambat aktifitas syaraf simpatis 4syaraf yang bekerja pada saat kita beraktifitas6. :ontoh obat yang termasuk dalam golongan penghambat simpatetik adalah ? metildopa, klonodin dan reserpin. >fek samping yang dijumpai adalah? anemia hemolitik 4kekurangan sel darah merah kerena pecahnya sel 23
darah merah6, gangguan fungsi ahati dan kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit hati kronis. Saat ini golongan ini jarang digunakan. (6 'etabloker +ekanisme kerja obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. #enis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernafasan seperti asma bronkhial. :ontoh obat golongan betabloker adalah metoprolol, propanolol, atenolol dan bisoprolol. Pemakaian pada penderita diabetes harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia 4dimana kadar gula darah turun menjadi sangat rendah sehingga dapat membahayakan penderitanya6. Pada orang dengan penderita bronkospasme 4penyempitan saluran pernapasan6 sehingga pemberian obat harus hatihati. &6 8asodilatator 7bat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos 4otot pembuluh darah6. Iang termasuk dalam golongan ini adalah praHosin dan hidralaHin. >fek samping yang sering terjadi pada pemberian obat ini adalah pusing dan sakit kapala. 16 Penghambat enHim konversi angiotensin Kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan Hat angiotensin $$ 4Hat yang dapat meningkatakan tekanan darah6. :ontoh obat yang termasuk golongan ini adalah kaptopril. >fek samping yang sering timbul adalah batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas. )6 /ntagonis kalsium olongan obat ini bekerja menurunkan daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi otot jantung 4kontraktilitas6. Iang termasuk golongan obat ini adalah ? nifedipin, diltiHem dan verapamil. >fek samping yang mungkin timbul adalah ? sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah. 06 Penghambat reseptor angiotensin $$ Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan Hat angiotensin $$ pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. 7bat-obatan yang termasuk .golongan ini adalah valsartan. >fek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual.
atalaksana hipertensi dengan obat anti hipertensi yang dianjurkan? a. b. c. d. e.
*iuretik? hidroclorotiaHid dengan dosis 2,1 -1! mgBhari Penghambat /:>Bpenghambat reseptor angiotensin $$ ? :aptopril 21 -!! mmg Penghambat kalsium yang bekerja panjang ? nifedipin (! -)! mgBhari Penghambat reseptor beta? propanolol &! -)! mgBhari /gonis reseptor alpha central 4penghambat simpatisR? reserpin !,!1 -!,21 mgBhari.
24
erapi kombinasi antara lain? . 2. (. &.
Penghambat /:> dengan diuretik Penghambat /:> dengan penghambat kalsium Penghambat reseptor beta dengan diuretik /gonis reseptor alpha dengan diuretic.
Keterangan alur !engobatan hi!ertensi: . Pada saat seseorang ditegakkan diagnosisnya menderita hipertensi maka yang pertama dilakukan adalah mencari faktor risiko apa yang ada, maka dilakukanlah usaha untuk menurunkan faktor risiko yang ada dengan modifikasi gaya hidup, sehingga dapat dicapai tekanan darah yang diharapkan. 'ila dalam jangga waktu bulan tidak tercapai tekanan darah normal, maka terapi obat pilihan diperlukan. 2. erapi obat yang diperlukan sesuai dengan derajat hipertensi dan ada tidaknnya indikasi khusus, seperti diabetes mellitus, kehamilan, asma bronchial, kelainan hati dan kelainan darah. (. erapi pertama obat pili han adalah pertama golongan tiaHid, kedua golongan penghambat enHim konversi angitensin,kemudian diikuti golongan antagonis kalsium. &. 'ila terapi tunggal tidak berhasil maka terapi dapat dikombinasikan. 1. 'ila tekanan darah tidak dapat dicapai baik melalui modifikasi gaya hidup dan terapi kombinasi maka dilakukakanlah sistem rujukan spesialistik.
4. R&>&an
mencapai sasaran pengobatan yang diinginkan atau dijumpai komplikasi penyakit lainnya akibat penyakit hipertensi. Iang penting adalah mempersiapkan penderita untuk rujukan tersebut sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah terhadap hasil pengobatan yang sudah dijalani.
,.
K0m#(!a$!
ekanan darah secara alami berfluktuasi sepanjang hari. ekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila tekanan darah tersebut persisten. ekanan seperti membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah 4termasuk jantung dan otak6 menjadi tegang. 'ila tekanan darah tinggi tidak dapat dikontrol dengan baik, maka dapat terjadi serangkaian komplikasi serius dan penyakit kardiovaskular seperti angina atau rasa tidak nyaman di dada dan serangan jantung, stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, gagal ginjal, masalah mata, hipertensif encephalopathy sering dirujuk pada penyakit organ akhir.
25
Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi berkurang. /rteri otak yang mengalami arterosklerosis
dapat
melemah
sehingga
meningkatkan
kemungkinan
terbentuknya
aneurisma. $nfark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardum mungkin tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. agal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. *engan rusaknya glomerulus, aliran darah ke unit fungsional ginjal, yaitu nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. *engan rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar melalui urine sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema, yang sering dijumpai pada hipertensi kronis. >nsefalopati 4kerusakan otak6 dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna 4hipertensi yang meningkat cepat dan berbahaya6. ekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke ruang interstisial diseluruh susunan saraf pusat. =euron-neuron di sekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian. ,(,&,1
'. Pen8e'a+an A. Pen8e'a+an Pr!m0r%!a(
Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap hipertensi dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko. Lpaya ini dimaksudkan dengan memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan pencegahan terjadinya hipertensi yang dapat dilakukan melalui pendekatan populasi ataupun perorangan. Pendekatan populasi secara khusus mengandalkan program untuk mendidik masyarakat. Pendidikan masyarakat yakni masyarakat harus diberi informasi mengenai sifat, penyebab, dan komplikasi hipertensi, cara pencegahan, gaya hidup sehat, dan pengaruh faktor risiko kardiovaskular lainnya. &
B. Pen8e'a+an Pr!mer 26
Pencegahan primer dilakukan dengan pencegahan terhadap faktor risiko yang tampak pada individu atau masyarakat. Sasaran pada orang sehat yang berisiko tinggi dengan usaha peningkatan derajat kesehatan yakni meningkatkan peranan kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal dan menghindari faktor risiko timbulnya hipertensi. & Pencegahan primer penyebab hipertensi adalah sebagai berikut? a6 +engurangiBmenghindari setiap perilaku yang memperbesar risiko, yaitu menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan dan kegemukan, menghindari meminum minuman beralkohol, mengurangiBmenghindari makanan yang mengandung makanan yang berlemak dan berkolesterol tinggi b6 Peningkatan ketahanan fisik dan perbaikan status giHi, yaitu melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol seperti senam aerobik, jalan kaki, berlari, naik sepeda, berenang, diet rendah lemak dan memperbanyak mengonsumsi buah-buahan dan sayuran, mengendalikan stress dan emosi. & Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok yangmemiliki faktor risiko, yakni mereka yang belum terkena, tetapi berpotensiuntuk mendapat *+ dan kelompok intoleransi glukosa. Pencegahan ini meliputi ? a. Program penurunan berat badan. Pada seseorang yangmempunyai risiko diabetes dan mempunyai berat badanlebih, penurunan berat badan merupakan cara utama untuk menurunkan risiko terkena *+ tipe-2 atau intoleransi glukosa. b. *iet sehat. *ianjurkan diberikan pada setiap orang yang mempunyai risiko. c. Catihan jasmani 4olahrga6 teratur d. +enghentikan merokok. +erokok merupakan salah satu risiko timbulnya gangguan kardiovaskular. +eski merokok tidak berkaitan langsung dengan timbulnya intoleransi glukosa, tetapi merokok dapat memperberat komplikasi kardiovaskular dari intoleransi glukosa dan *+ tipe-2. 4. Pen8e'a+an Se&n%er
Sasaran utama adalah pada mereka terkena penyakit hipertensi melalui diagnosis dini serta pengobatan yang tepat dengan tujuan mencegah proses penyakit lebih lanjut dan timbulnya komplikasi. Pemeriksaan diagnostik terhadap pengidap tekanan darah tinggi mempunyai beberapa tujuan? a. +emastikan bahwa tekanan darahnya memang selalu tinggi b. +enilai keseluruhan risiko kardiovaskular c. +enilai kerusakan organ yang sudah ada atau penyakit yang menyertainya d. +encari kemungkinan penyebabnya
27
Sudah jelas bahwa semua tujuan ini merupakan unsur-unsur proses diagnosis tunggal yang bertahap dan menyeluruh yang menggunakan tiga metode klasik? pencatatan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Sejauh mana pemeriksaan laboratorium harus dilakukan dapat disesuaikan dengan bukti yang diperoleh dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium pendahuluan. Perangkat
diagnostik
dalam
pengukuran
tekanan
darah
dapat
menggunakan
sfigmomanometer yang akan memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik jauh sebelum adanya gejala penyakit. Pemerikasaan penunjang yang rutin bisa dilakukan pada penderita hipertensi yang bertujuan mendeteksi penyakit yang bisa diobati dan menilai fungsi jantung serta ginjal. & Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah menderita *+. *ilakukan dengan pemberian pengobatan yang cukup dan tindakan deteksi dini penyulit sejak awal pengelolaan penyakit *+. >dukasi pasien memiliki peranan yang sangat penting untuk mencegah timbulnya penyulit 4komplikasi6.
Pencegahan bagi mereka yang terancam dan menderita hipertensi adalah sebagai berikut? a4 Pemeriksaan berkala a.. PemeriksaanBpengukuran tekanan darah secara berkala oleh dokter secara teratur merupakan cara untuk mengetahui apakah kita menderita hipertensi atau tidak a.2. +engendalikan tensi secara teratur agar tetap stabil dengan atau tanpa obatobatan anti hipertensi b4 Pengobatan5!era+atan b.. Pengobatan yang segera sangat penting dilakukan sehingga penyakit hipertensi dapat segera dikendalikan b.2. +enjaga agar tidak terjadi komplikasi akibat hiperkolesterolemia, diabetes mellitus dan lain-lain b.(. +enurunkan tekanan darah ke tingkat yang wajar sehingga kualitas hidup penderita tidak menurun b.&. +engobati penyakit penyerta seperti dibetes mellitus, kelainan pada ginjal, hipertiroid, dan sebagainya yang dapat memperberat kerusakan organ. &
D. Pen8e'a+an Ter$!er
28
ujuan utama adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut dan mencegah cacatBkelumpuhan dan kematian karena penyakit hipertensi. Pencegahan tersier penyakit hipertensi adalah sebagai berikut? a6 +enurunkan tekanan darah ke tingkat yang normal sehingga kualitas hidup penderita tidak menurun b6 +encegah memberatnya tekanan darah tinggi sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada jaringan organ otak yang mengakibatkan stroke dan kelumpuhan anggota badan c6 +emulihkan kerusakan organ dengan obat antihipertensi. &
29
BAB III LAPORAN KASUS
I.I%en"!"a$ Pa$!en
II.
=ama Pasien
? $Q. +
Lmur
? )& tahun
#enis Kelamin
? Perempuan
Pekerjaan
? idak 'ekerja
Pendidikan
? S*
/lamat
? Sesela Kebun $ndah
Kunjungan ke Puskesmas
? 1 /pril 2!&
Anamne$!$ ;Tan''a( 17 A#r!( 2)19 Ke(&+an &"ama ? =yeri Kepala R!*aya" Penya!" Searan' ?
Pasien datang ke 'alai Pengobatan *ewasa Puskesmas unung Sari dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. =yeri kepala terasa berdenyut, terutama pada daerah belakang kepala. Pasien juga mengeluhkan nyeri pinggang sejak ( hari yang lalu disertai kedua kaki tiba-tiba membengkak. Pasien mengatakan mudah terasa lelah bila beraktivitas. Pasien tidak mengeluhkan sesak nafas maupun nyeri dada. Keluhan batuk pada malam hari juga tidak dirasakan oleh pasien. R!*aya" Penya!" Da+&(& ?
/nak pasien mengatakan pasien telah mengalami tekanan darah tinggi sejak tahun yang lalu namun tidak rutin meminum obat.
idak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama s eperti pasien. R!*aya" Pen'0ba"an 5
Pasien sebelumnya telah berobat dan kontrol di praktik dokter umum, namun dari keterangan anak pasien, pasien jarang mau meminum obat yang diberikan. R!*aya" S0$!a( e0n0m! %an L!n'&n'an 5
Suami pasien telah meninggal sekitar 2! tahun yang lalu karena sakit 4pasien tidak mengetahui sakit suaminya6. Pasien memiliki 0 orang anak, namun ( orang diantaranya telah meninggal dunia. *ari & anak pasien yang masih hidup, ( orang telah berkeluarga. 30
Pasien saat ini tinggal di rumah berdelapan dengan dua orang anaknya 4anak kedua dan keempat6, serta satu menantu dan empat orang cucu 4cucu dari anak kedua dan anak keempat6.
31
I+"!$ar Ke(&ar'a
77
-
--
7
1?
1?
-)
-)
-2
1
2
1
Keterangan ?
Pasien
Caki-laki
Perempuan T
+eninggal
--- inggal dalam rumah
32
Sumur ( meter
2 meter
( meter
*apur Kamar idur 2
2 meter
Kamar +andi
Kamar idur (
ambar &.. *enah
III. Pemer!$aan 6!$! Keadaaan umum ? 'aik Kesadaran ? :ompos mentis ekanan darah ? )!B!! mmg
3rek. =adi 3 k = f
? 2 9Bmenit 2! B
i
Kamar idur
Sumur ( meter
2 meter
( meter
*apur Kamar idur 2
2 meter
Kamar +andi
Kamar idur (
Kamar idur
ambar &.. *enah
III. Pemer!$aan 6!$! Keadaaan umum ? 'aik Kesadaran ? :ompos mentis ekanan darah ? )!B!! mmg
3rek. =adi
? 2 9Bmenit
3rek. =afas Suhu 'erat 'adan
? 2! 9Bmenit ? (),0 U : ? )2 kg
inggi 'adan
? )! cm
Status iHi
? :ukup
Status Generalis Kepala-Leher
Kepala
? *eformitas 4-6
? itam, lurus, lebat
+ata
? Konjungtiva pucat -B-, sklera ikterik -B-, mata cekung 4-6
elinga? *eformitas pinna 4-6, serumen 4-6 idung
? *eformitas 4-6, sekret 4-6
enggorok
? Lvula di tengah, arkus faring simetris, tonsil -, detritus 4-6
igi dan mulut? Karies dentis 4-6, sianosis 4-6 Ceher
? idak teraba pembesaran K'
Thoraks 33
In$#e$!5
. 'entuk V ukuran? bentuk dada kiri dan kanan simetris, barrel #hest 4-6, pergerakan dinding dada simetris. 2. Permukaan dada? papula 4-6, petechiae 4-6, purpura 4-6, ekimosis 4-6, spider naevi 4-6, vena kolateral 4-6, massa 4-6. (. Penggunaan otot bantu nafas? S:+ tidak aktif, tidak tampak hipertrofi S:+, otot bantu abdomen tidak aktif dan hipertrofi 4-6. &. $ga dan sela iga? pelebaran $:S 4-6. 1. 3ossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis? cekung, simetris kiri dan kanan 3ossa jugularis? tak tampak deviasi ). ipe pernapasan? torako-abdominal. Pa(#a$!5 •
rakea? tidak ada deviasi trakea, iktus kordis teraba di $:S 8$ linea aksilaris anterior sinistra.
•
=yeri tekan 4-6, massa 4-6, edema 4-6, krepitasi 4-6.
•
erakan dinding dada? simetris kiri dan kanan.
•
3remitus vocal? simetris kiri dan kanan.
Per&$!5 •
Sonor seluruh lapang paru.
•
'atas paru-jantung?
Kanan? $:S $$$ linea mid clavicula dekstra
Kiri? $:S 8$ linea aksilaris anterior sinistra
A&$&("a$!5
:or? S S2 tunggal regular, +urmur 4-6, allop 4-6.
Pulmo?
8esikuler 456 pada seluruh lapang paru .
;heeHing 4-B-6.
Abdomen In$#e$!5
34
•
'entuk? simetris
•
Lmbilicus? masuk merata
•
Permukaan kulit? tanda-tanda inflamasi 4-6, sianosis 4-6, venektasi 4-6, ikterik 4-6, massa 4-6, vena kolateral 4-6, caput meducae 4-6, papula 4-6, petekie 4-6, purpura 4-6, ekimosis 4-6, spider nevy 4-6
•
*istensi 4-6
•
/scites 4-6
A&$&("a$!5 •
'ising usus 456 normal
•
+etallic sound 4-6
•
'ising aorta 4-6
Per&$!5 •
impani pada seluruh lapang abdomen 456
•
=yeri ketok 4-6
•
=yeri ketok :8/ 4-B-6
Pa(#a$!5 •
=yeri tekan epigastrium 4-6
•
+assa 4-6
•
eparBlienBren? tidak teraba
•
es Lndulasi 4-6, Shifting dullness 4-6
Ekstremitas •
/kral hangat
•
>dema
5
5 5
5 5
5
nguinal-genitalia-anus ? tidak diperiksa
IV.
Pemer!$aan Pen&n>an'
Lrine Cengkap 41 /pril 2!&6 Pr0"e!n 5 @35
G(&0$a 5 @-
Ceukosit ? 1-!Blpb >ritrosit ? -1Blpb >pitel ? 1-%Blpb
V.
D!a'n0$!$ Ker>a ipertensi rade $$ *ecompensasi cordis *iabetes +elitus ipe $$
VI.
Ren8ana
erapi rawat jalan ? • • • • •
VII.
:aptopril libenklamid 3urosemid Paracetamol 8itamin ' kompleks
Pr0'n0$!$ *ubia ad 'onam
VIII. K0n$e(!n' Penyakit yang diderita adalah penyakit hipertensi, kencing manis dan gagal jantung •
merupakan penyakit-penyakit yang tidak menular dan tidak bisa sembuh dan hanya •
bisa dikontrol. +enganjurkan pasien agar mengurangi konsumsi makanan yang asin dan berhenti menaburkan garam pada nasi yang dikonsumsi, serta mengurangi konsumsi
•
makanan yang digoreng dan makanan yang berlemak. +enganjurkan pasien mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan untuk
•
meningkatkan daya tahan tubuh. +enjelaskan kepada pasien agar tekun meminum obat dan kontrol kembali di
•
Puskemas unungsari satu minggu lagi. +engedukasi pasien jika penyakit hipertensi yang telah dialami pasien telah menimbulkan beberapa penyulit yaitu gangguan pada jantung dan kencing manis, sehingga apabila terjadi keadaan yang memberat segera dibawa ke puskesmas sebelum hari kontrol.
36
37
BAB IV PENELUSURAN ;HOME VISITE9
.1 Da$ar Pem!(!+an Ka$&$
ipertensi merupakan penyakit tidak menular yang prevalensinya cenderung meningkat tiap tahun baik di $ndonesia maupun di dunia. *i Puskesmas unungsari sendiri, pada tahun 2!2 didapatkan penyakit hipertensi menempati urutan keempat pada data ! penyakit terbanyak pasien rawat jalan tahun 2!2 dengan jumlah kasus sebanyak %)& kasus. 'erdasarkan data tersebut, kasus penyakit hipertensi merupakan kasus yang harus dicari tahu mengapa kejadian kasus penyakit ini banyak terdapat di masyarakat wilayah Kediri dan cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya.
.2 T&>&an
+engetahui faktor resiko yang menjadi penyebab penyakit hipertensi yang diderita oleh pasien.
.- Me"0%0(0'!
+etodologi yang dipakai adalah wawancara dan pengamatan lingkungan tempat tinggal pasien. 8ariabel yang dipakai adalah faktor risiko sindrom metabolik 4hipertensi, diabetes melitus6, tanda, dan gejalanya.
. Ha$!( Pene(&$&ran •
Suami pasien telah meninggal sekitar 1 tahun yang lalu karena sakit 4pasien tidak mengetahui sakit suaminya6. Pasien memiliki 0 orang anak, namun ( orang diantaranya telah meninggal dunia. *ari & anak pasien yang masih hidup, ( orang telah berkeluarga. Pasien saat ini tinggal di rumah berdelapan dengan dua orang anaknya 4anak kedua dan keempat6, serta satu menantu dan tiga orang cucu 4cucu
•
dari anak kedua dan anak keempat6.
38
sebelah utara, ) meter di sebelah barat, dan ( meter di sebelah selatan. empat •
jemuran terletak di sebelah barat rumah. empat pembuangan sampah berada depan gudang yang bersebe lahan dengan kamar mandi. embok rumah menyatu dengan tembok tetangga. 8entilasi cukup baik, terdapat ( jendela yang sering dibuka. Cantai rumah terbuat dari semen, dinding
• •
rumah berupa tembok, plafon terbuat dari triplek, atap rumah terbuat dari genteng. Sumber air minum berasal dari sumber air di masjid yang dimasak. Keluarga pasien memiliki jamban dengan sebuah kamar mandi yang terletak di sebelah utara rumah pasien dengan jarak sekitar 2 meter dari rumah. Sedangkan untuk mencuci baju atau piring menggunakan air dari sumur. Lntuk memasak,
•
pasien menggunakan kompor gas. Pembuangan sampah di kali yang berjarak
2!! meter dari rumah. Sistem
pembuangan sampah keluarga yaitu sampah dikumpulkan dibelakang rumah •
kemudian sampah sampah yang dikumpulkan dibawa ke kali. Pendapatan keluarga berasal dari penghasilan anak pasien yang bekerja sebagai kusir
•
cidomo. Pendapatan per hari tidak menentu, sekitar
•
mengkonsumsi ikan asin setiap harinya. Pasien juga memiliki kebiasaan mengopi sedari remaja. *alam satu hari pasien menghabiskan (-& gelas besar kopi hitam. =amun sejak sakit pasien mengakui
•
mengurangi konsumsi kopi menjadi -2 gelas perhari. Pasien mengakui beberapa tahun terakhir sering mengalami susah tidur karena banyak pikiran. al ini terutama dirasakan semenjak suaminya meninggal dunia. Pasien juga bercerita bahwa anak ke enam pasien sedang bekerja di /rab Saudi dan merupakan anak yang paling dekat dengan pasien, sehingga pasien sering khawatir dengan keadaan anaknya tersebut.
39
. Pen'a>!an Ma$a(a+ Ke$e+a"an Pa$!en
GENETIK •
Lsia pasien merupakan
?
)&
faktor
tahun, risiko
PERILAKU YANKES
Pengetahuan mengenai faktor penyebab hipertensi kurang? •
/supan garam yang
•
tinggi Kebiasaan
•
mengkonsumsi kopi sejak muda Stress
•
HIPERTENSI DM T!#e II De80m#en$a$! 40r%!$
$nformasi mengenai penyakit hipertensi masih kurang diantaranya termasuk tindakan preventif dan penatalaksanaan
BAB V PEMBAHASAN
40
A. A$#e K(!n! Pemba+a$an Anamne$a %an Pemer!$aan 6!$!
Pada kasus ini, pasien adalah seorang perempuan berusia )& tahun yang datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 2 hari yang lalu. =yeri kepala terasa berdenyut, terutama pada daerah belakang kepala. Pasien juga mengeluhkan nyeri pinggang sejak ( hari yang lalu disertai kedua kaki tiba-tiba membengkak. Pasien mengatakan mudah terasa lelah bila beraktivitas. Pasien tidak mengeluhkan sesak nafas maupun nyeri dada. /nak pasien mengatakan pasien telah mengalami tekanan darah tinggi sejak tahun yang lalu namun tidak rutin meminum obat. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi dan garam dalam jumlah yang tinggi. Pasien juga sering tidak dapat tidur sejak suami pasien meninggal, serta selalu kepikiran tentang anaknya yang bekerja di /rab Saudi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah pasien yaitu )!B!! mmg. Pada pemeriksaan jantung didaptkan kesan jantung membesar, namun tidak terdengar suara nafas tambahan seperti ronkhi maupun wheeHing. Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan pitting edema pada kedua tingkai bawah. Pada pasien dilakukan pemeriksaan penunjang sederhana berupa urine lengkap. asil urine lengkap menunjukkan glukosa 5( dan protein 5(. Pemba+a$an %!a'n0$!$
'erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis pasien mengarah pada ipertensi rade $$ 4menurut #=: 8$$6. =amun, pada pasien telah terdapat tanda fisik yang merupakan komplikasi dari ipertensi tidak terkontrol yang sudah dialami pasien selama tahun yaitu jantung yang membesar dan edema pada kedua tungkai bawah, serta dari pemeriksaan urine lengkap yaitu glukosa 5( dan protein 5(. al ini menandakan pasien telah mengalami komplikasi berupa decompensasi cordis dan diabetes melitus tipe $$. Pasien juga kemungkinan telah mengalami gangguan fungsi ginjal.
'eberapa faktor resiko yang
dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi pada pasien ini diantaranya usia tua, jenis kelamin, kebiasaan mengkonsumsi kopi dan asupan garam tinggi serta faktor stres. Pemba+a$an "era#!
erapi yang diberikan kepada pasien yaitu obat antihipertensi golongan /:> $nhibitor. al yang penting dilakukan dalam memanajemen pasien hipertensi yaitu edukasi untuk modifikasi gaya hidup. Pada pasien ini diantaranya yaitu
41
mengurangi mengurangi asupan garam dan kopi dan menghindari stres. *ikarenakan sudah ada komplikasi pada jantung, pasien diminta untuk mengurangi aktivitas yang berat. Pasien juga harus membatas makanan yang mengandung gula serta lemak karena baru diketahui mengalami diabetes melitus. Pasien juga disarankan untuk memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan. Selain itu pasien disarankan untuk rutin mengontrol tekanan darah ke pelayanan kesehatan terdekat untuk menjaga tekanan darah tetap stabil serta agar komplikasi yang sudah ada tidak bertambah parah.
B. A$#e I(m& Ke$e+a"an Ma$yaraa"
Pada tahun 2!2 didapatkan penyakit hipertensi menempati urutan keempat pada data sepuluh penyakit rawat jalan terbanyak tahun 2!2 puskesmas unungsari dengan jumlah kasus sebanyak %)& kasus. Suatu penyakit dapat terjadi oleh karena adanya ketidakseimbangan faktorfaktor utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Paradigma hidup sehat yang diperkenalkan oleh . C. 'loom mencakup & faktor yaitu faktor genetik 4keturunan6, perilaku 4gaya hidup6 individu atau masyarakat, faktor lingkungan 4sosial ekonomi, fisik, politik6 dan faktor pelayanan kesehatan 4jenis, cakupan dan kualitasnya6. ipertensi juga menjadi masalah di masyarakat disebabkan oleh karena faktor-faktor berikut ? . 3aktor enetika Pada pasien ini, peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat dihindari. 'erdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata prevalensi 4angka kejadian6 hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. *ari berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di $ndonesia menunjukan ,%-2%,)" penduduk yang berusia diatas 2! tahun adalah penderita hipertensi. al ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat. Penyakit hipertensi umumnya berkembang pada saat umur seseorang mencapaui paruh baya yakni cenderung meningkat khususnya yang berusia lebih dari &! tahun bahkan pada usia lebih dari )! tahun keatas. 2. 3aktor Perilaku 3aktor perilaku yang berkaitan dengan gaya hidup merupakan faktor resiko yang dapat dicegah atau dikendalikan. Pada pasien ini, pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi sebanyak (-& gelas besar perhari. Kopi yang dikonsumsi berupa kopi hitam. *ari penelitian yang dilakukan, didapati bahwa individu yang 42
mengkonsumsi kafein mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi. al ini karena kafein yang terkandung dalam kopi maupun teh. *ari studi kontrol placebo menunjukkan bahwa kafein dapat menurunkan denyut jantung, meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan katekolamin dan asam lemak bebas dalam plasma. Pasien juga memiliki kebiasaan mengkonsumsi garam tiap harinya. Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan hipertensi. aram merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma 4cairan tubuh6 dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi 4pengeluaran6 kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik 4sistem pendarahan6 yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh. Selain beberapa faktor yang telah disebutkan, faktor stres menjadi salah satu pemicu timbulnya hipertensi. Pasien mengakui beberapa tahun terakhir sering mengalami susah tidur karena banyak pikiran. al ini terutama dirasakan semenjak suaminya meninggal dunia. Pasien juga bercerita bahwa anak ke enam pasien sedang bekerja di /rab Saudi dan merupakan anak yang paling dekat dengan pasien, sehingga pasien sering khawatir dengan keadaan anaknya tersebut. ubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. /pabila stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. al ini secara pasti belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi hipertensi. (. 3aktor Cayanan Kesehatan Kurangnya pengetahuan pasien mengenai penyakit yang dideritanya termasuk didalamnya yaitu tentang hal-hal yang dapat mencegah atau mengendalikan penyakit hipertensi yang dideritanya menjadi salah satu hal yang patut dipertimbangkan oleh pusat kesehatan untuk dipikirkan jalan keluarnya. Lpaya
pencegahan
dan
penanggulangan
hipertensi
dimulai
dengan
meningkatkan kesadaran masyarakat dan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat. Lntuk itu Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar perlu melakukan
pencegahan primer yaitu kegiatan untuk
menghentikan atau
mengurangi faktor risiko hipertensi sebelum penyakit hipertensi terjadi, melalui promosi kesehatan seperti diet yang sehat dengan cara makan cukup sayur-buah, 43
rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktifitas dan tidak merokok. Puskesmas juga perlu melakukan pencegahan sekunder yang lebih ditujukan pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. 'ila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan secara dini. Sementara pencegahan tertier difokuskan pada upaya mempertahankan kualitas hidup penderita. Pencegahan tertier dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang tepat serta minum obat teratur agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak memberikan komplikasi seperti penyakit ginjal kronik, stroke dan jantung. Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang utama agar kecacatan dan kematian dini akibat penyakit hipertensi dapat terkendali dengan baik. Pencegahan tertier dilaksanakan agar penderita hipertensi terhindar dari komplikasi yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang lama ketahanan hidup.
44
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Ke$!m#&(an •
*ari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat ( faktor utama yang mempengaruhi hipertensi pada pasien ini yaitu faktor genetik, perilaku, dan pelayanan kesehatan. *alam hal ini, dari faktor genetik yaitu usia pasien, faktor perilaku terkait kebiasaan pasien diantaranya kebiasaan mengkonsumsi kopi sejak muda, asupan garam yang tinggi, dan stres psikis, serta faktor yankes mengenai kurangnya informasi pasien mengenai penyakit hipertensi dan kurangnya kegiatan
•
dari pusat kesehatan dalam memberi informasi kepada pasien mengenai hipertensi. #umlah kasus hipertensi pada tahun 2!2 yaitu sebanyak %)& kasus dan menempati urutan keempat ! kasus terbanyak rawat jalan di Puskesmas unungsari. Kasus ipertensi dan *iabetes +elitus meningkat setiap tahunnya dari tahun 2!! hingga 2!(.
Saran
+elakukan promosi kesehatan mengenai tindakan pencegahan dengan mengetahui faktor resiko dan menerapkan pola hidup sehat dengan cara makan cukup sayur buah, rendah garam dan lemak, rajin melakukan aktifitas dan tidak merokok. 'agi pasien yang telah menderita hipertensi disarankan untuk rutin memeriksakan tekanan darah dan berobat di pusat kesehatan terdekat. Selain faktor resiko, petugas juga memberikan informasi mengenai komplikasi yang mungkin ditimbulkan oleh penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Sebaiknya diadakan pengumpulan data sebaran penyakit hipertensi serta diabetes melitus di desa-desa wilayah unungsari sehingga dapat menentukan daerah sasaran utama penyuluhan hipertensi dan diabetes melitus.
45