Keterlibatan Furkasi Istilah keterlibatan furkasi menunjukkan adanya invasi penyakit periodontal ke daerah bifurkasi dan trifurkasi pada gigi dengan akar banyak. Prevalensi keterl keterliba ibatan tan furkas furkasii pada pada gigi gigi rnola rnolarr masih masih belum belum jelas, jelas, tetapi tetapi terda terdapa patt bebe bebera rapa pa lapo laporan ran yang yang mengi mengind ndik ikasi asika kan n bahw bahwaa molar molar perta pertama ma rahan rahang g bawah paling sering terkena dan premolar rahang atas yang paling jarang, sedangkan sedangkan yang lainnya telah ditemukan prevalensi yang lebih tinggi pada molar rahang atas. Jumlah keterlibatan furkasi meningkat sesuai dengan usia (Carranza, 2002). Keterlibatan furkasi dapat terlihat secara klinis atau tertutup oleh dinding poket. Perluasan keterlibatan dapat diketahui dengan cara mengeksplorasi menggunakan probe yang tumpul disertai semprotan udara hangat untuk mempermudah visualisasi (Carranza, 2002).
Gbr 9. Gambaran skematik : (A) Pembesaran gingiva, (B) Gingiva sehat, (C) (C) Pemb Pemben entu tuka kan n poke pokett pada pada peri period odon onti titi tis, s, (D) (D) Rese Resesi si ging gingiv iva, a, (E) (E) Kete Keterli rlibat batan an furka furkasi si pada pada peny penyak akit it perio periodo dont ntal al lanju lanjutt pada pada gigi gigi molar molar bawa bawah h yang yang mempe memperli rliha hatk tkan an adan adanya ya kehil kehilan anga gan n tula tulang ng alve alveol olar ar pada pada daerah daerah bifurkasi bifurkasi (lookjordi agnosis.co m)
Keterlibatan furkasi diklasifikasikan menjadi grade I, II, III dan IV berdasarkan jumlah kerusakan jaringan. Grade I kehilangan tulang insipien, grade II kehilangan kehilangan tulang tulang sebagian( sebagian( c u l - d e - s a c ) , grade III kehilangan tulang total dengan terbukanya furkasi throught and through,
dan grade IV sama dengan gr ade III tetapi disertai dengan resesi gingiva sehingga furkasi terlihat secara klinis ( Carranza, 2002)
Gbr 10. Gambaran skematik klasifikasi keterlibatan furkasi. (Kiri) kehilangan tulang minimal, (tengah) lesic u l -d e - s a c , (kanan) lesi through and through (Klaus dkk, 1989). Secara mikroskopis, keterlibatan furkasi tidak memperlihatkan gambaran patologis yang khas, tetapi hanya merupakan fase yang simpel dalam perluasan poket periodontal ke daerah akar. Pada tahap dini, terjadi pelebaran membran periodontal dengan seluler dan cairan eksudat inflamasi, diikuti dengan proliferasi epitel ke dalam daerah furkasi dari bagian tengah poket periodontal. Perluasan inflamasi ke dalam tulang menyebabkan resorpsi dan penurunan ketinggian tulang. Pola destruksi tulang dapat berbentuk kehilangan tulang horizontal, atau defek angular yang berhubungan dengan poket infrabony. Plak, kallkulus, dan debris bakteri mengisi ruangan pada daerah yang mengalami keterlibatan furkasi, (Carranza, 2002). Pola destruksi dan derajat keterlibatan furkasi bervariasi pada masing- masing kasus. Kehilangan tulang pada setiap akar gigi dapat berbent uk horizontal atau angular, clan sering membentukc r a te r pada daerah interradikular.P r o
b i n g untuk mengetuhui adanya pola destruksi horizontal atau vertikal di sekeliling akar yang terlibat dan pada daerah cra t er u n t u k menentukan kedalaman vertikal(Caranza, 2002). Keterlibatan furkasi adalah tahap penyakit periodontal yang progresif dan mempunyai etiologi yang sama. Kesulitan. dalam mengontrol plak pada daerah furkasi berperan terhadap perluasan lesi di daerah ini (Carranza, 2002). Peran trauma oklusi sebagai eti ologi keterlibatan furkasi masih kontroversial. Beberapa pendapat mengemukakan bahwa furkasimerupakan daerah yang paling sunsitif terhadap injuri dari perluasan daya oklusal, sedangkan pendapat lain mungangap bahwa inflamasi dan oedem disebabkan oleh plak pada daerah furkasi (Carranza, 2002). Trauma oklusi dianggap sebagai faktor etiologi yang memperberat kasus keterlibatan furkasi dengan kelainan tulang berbentuk angular atau Seperti karakter dan kerusakan tulang terlokalisir pada satu akar (Carranza, 2002). [)iagnosa keterlibatan furkasi ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan melakukan probing dengan probe khusus. Pemeriksaan radiografi pada daerah ini sangat membantu, tetapi lesi di daerah tersebut sering tidak jelas kar ena lebar s udu t d an r ad iop ak s tr uk tur d is ek ita rn ya . E fe k da ri perubahan sudut horizontal pada rontgen foto dapat menyebabkan gambaran overlap sehingga menjadi tidak jelas (Carranza., 2002).
Gbr 11. Gambaran foto panoramik pada gigi regio kiri bawah menunjukkan kehilangan tulang berat generalisata sekitar 30-80% yang disebabkan karena penyakit periodontal. Garis merah menunjukkan penurunan tulang alveolar, sedangkan garis kuning rnenunjukkan tempat dimana seharusnya tulang alveolar berada. Panah pink pada sisi kanan menunjukkan adanya keterlibatan furkasi yang menyebabkan akar menjadi terbuka yang merupakan tanda penyakit periodontal lanjut. Panah biru pada bagian tengah menunjukkan 80% kehilangan tulang pada gigi 21, dan secara klinis gigi menujukkan kegoyangan Garis orange yang berbentuk oval pada sisi kiri menunjukkan penyakit periodontal agresif yang mempengaruhi semua gigi insisif rahang bawah. Garis merah yang terpisah menunjukan variasi kepadatan tulang yang rnenyebabkan batas ketinggian tulang menjadi tidak jelas( P e ri o d o n t i t i s - W i k i p e d i a . c o m ) . http://www.scribd.com/doc/39226961/resorpsi-tulang-alveolar