PEMERINTAH KABUPATEN NAGEKEO UPTD PUSKESMAS NANGARORO Jln. Ende – Aegela No.- Telp.- Kode Pos 86464 KERANGKA ACUAN FILARIASIS KEGIATAN UKM PUSKESMAS NANGARORO
A. PENDAHULUAN Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk . Penyakit ini tersebar luas di pedesaan dan perkotaan. Dapat dan menyerang semua golongan tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Di dunia terdapat 1,3 miliar penduduk yang berisiko tertular penyakit kaki gajah di lebih dari 83 negara dan 60% kasus berada di Asia Tenggara. Penyakit kaki gajah merupakan salah satu penyakit yang sebelumnya terabaikan. Dapat menyebabkan kecacatan, stigma, psikososial dan penurunan
produktivitas
Diperkirakan
kerugian
penderitanya
ekonomi
mencapai
dan 43
lingkungannya. trilyun
rupiah
(Kementerian Kesehatan, 2009), jika tidak dilakukan Pemberian Obat Massal Pencegahan filariasis. Dengan berbagai akibat tersebut, saat ini penyakit kaki gajah telah menjadi salah satu penyakit yang diprioritaskan untuk dieliminasi, Di prakarsai oleh WHO sejak 1999, pada tahun 2000 diperkuat dengan keputusan
WHO
dengan
mendeklarasikan
“The
Global
Goal
of
Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by the Year 2020”. Indonesia sepakat untuk memberantas filariasis sebagai bagian dari eliminasi filariasis global.
. B. LATAR BELAKANG Hampir seluruh wilayah Indonesia adalah daerah endemis filariasis, terutama wilayah Indonesia Timur yang memiliki prevalensi lebih tinggi. Sejak tahun 2000 hingga 2009 di laporkan kasus kronis filariasis sebanyak 11.914 kasus yang tersebar di 401 Kabupaten/kota. Hasil laporan
kasus
klinis
kronis
filariasis
dari
kabupaten/kota
yang
ditindaklanjuti dengan survey endemisitas filariasis, sampai dengan tahun
2009
terdapat
337
kabupaten/kota
endemis
dan
135
kabupaten/kota non endemis.Untuk Kabupaten Nagekeo kasus kronis filariasis terdapat 98 kasus dan khususnya di kecamatan Nangaroro Kabupaten Nagekeo kasus kronis 41,dimana kasus tertinggi adalah di kecamatan Nangaroro C. TUJUAN 1. Umum Tujuan umum dari program eliminasi filariasis adalah agar filariasis tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia pada tahun 2020. 2. Khusus a. menurunnya angka mikrofilaria menjadi kurang dari 1% di setiap kabupaten/kota b. mencegah dan membatasi kecacatan karena filariasis. D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 1. Tatalaksana kasus kronis, melalui pelatihan tenaga kesehatan yaitu agar penderita menerapkan 5 komponen: a. Cuci bagian tubuh yang bengkak dengan air bersih menggunakan sabun b. Beri salep antibiotic/antijamur sesuai indikasi c. Meninggikan bagian yang bengkak d. Menggerakkan bagian yang bengkak setiap saat
e. Memakai alas kaki/pakaian yang tidak ketat 2. Monitoring kasus kronis a. Melakukan pemberian obat cacing pada anak usia dini dan anak usia sekolah secara terintegrasi b. Melakukan
pendidikan/penyuluhan
filariasis
pada
individu,
keluarga, dan masyarakat umum. E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN a. Advokasi dan sosialisasi (promosi) b. Menggerakkan masyarakat minum obat untuk mencegah penyakit kaki gajah (mobilisasi social) c. Mendekatkan pelayanan ke masyarakat dengan mendirikan pos-pos minum obat di setiap desa, dusun dan lokasi-lokasi strategis lainnya d. Meningkatkan peran lintas sektor dan masyarakat F. SASARAN Seluruh penduduk di Kecamatan Nangaroro G. Jadwal pelaksanaan kegiatan Waktu Pelaksanaan N o 1 2
3 4
Nama Kegiatan 1 Tatalaksana kasus kronis Pemberian obat cacing masal pada anak usia dini Pemberian obat cacing masal di Desa/Kelurahan Pendidikan/penyul uhan filariasis
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
x
x
x
x
x
x
x
x
1 1
1 2
Tempat Puskesm as Sekolah dan Posyand u Pos-pos minum obat Puskesm as dan Desa /Keluara han
H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setelah kegiatan POPM Filariasisyang akan dibahas saat lokakarya Puskesmas bulanan
dan
laporan
dikirim
ke
Dinkes
kabupaten.
Pelaporan
menggunakan format laporan yang telah disediakan, meliputi ; 1. Laporan bulanan ke Dinkes kabupaten sesuai format baku. 2. Laporan
kinerja
kegiatan
program
sebagai
bahan
monitoring,
evaluasi kinerja Puskesmas. I. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan a. Pencatatan kegiatan dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan dengan menggunakan komputer metode entri dan olah data. b. Pelaporan
dilakukan
setelah
pengobatan
melalui
loka
karya
Puskesmas, dan pengiriman ke Dinkes kabupaten dengan format baku yang disediakan. c. Evaluasi kegiatan dilakukan pada akhir tahun sebagai bentuk kinerja program.
Mengetahui , Plt.Kepala UPTD Puskesmas nangaroro
MARIA MARSELINA NGOLE,A.Md.Keb NIP. 19720513 199212 2 001
Penangung Jawab UKM
FLORENTINA DHUE SO’O,A.Md.Kep NIP.19720727 199703 2 006
PEMERINTAH KABUPATEN NAGEKEO UPTD PUSKESMAS NANGARORO Jln. Ende – Aegela No.- Telp.- Kode Pos 86464 SATUAN ACARA PENYULUHAN FILARIASIS ( KAKI GAJAH) KEGIATAN UKM PUSKESMAS NANGARORO
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Filariasis Sasaran
: Masyarakat
Hari/Tanggal
: Kamis / 14 September 2017
Waktu
: 09.00 – 10.00 wita ( 1 jam )
A. Latar Belakang Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga memnjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di Seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis
6233 orang. Hasil survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk ketularan karena nyamuk penularnya tersebar luas. Untuk memberantas penyakit ini sampai tuntas
B. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan
filariasis diharapkan masyarakat
dapat memahami tentang penyakit filariasis 2. Tujuan Khusus a. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pelanggan mampu : Menyebutkan pengertian penyakit filariasis Menyebutkan penyebab penyakit filariasis Mengetahui cara penularan penyakit filariasis Mennyebutkan tanda dan gejala penyakit filariasis Mengetahui diagnosis penyakit filariasis Mengetahui pencegahan dan pemberantasan penyakit filariasis Mengetahui pengobatan penyakit filariasis
C. Pelaksanaan Kegiatan : 1. Topik 2.
Sasaran dan target
: Filariasis : Masyarakat
3. Metode
: Ceramah dan Tanya jawab
4. Media dan Alat
: Infokus dan Leaflet
5. Waktu dan tempat Hari
: Kamis / 14 September 2017
Waktu
: 09.00- 10.00 Wita ( 1 Jam )
Tempat
: UPTD Puskesmas Nangaroro
6. Pengorganisasian Penanggung Jawab Pemateri
: : Tiberius Yusu Soba,AMK
7. Materi ( terlampir ) a. Pengertian filariasis b. Penyebab filariasis c. Cara penularan penyakit filariasis d. Tanda dan gejala penyakit filariasis e. Diagnosis penyakit filariasis f. Pencegahan penyakit filariasis g. Pengobatan filariasis
8.Setting Tempat
Keterangan : : Penyaji : Peserta : Penanggung Jawab : Moderator : Fasilitator
D.Kegiatan Penyuluhan No Kegiatan Petugas 1
Tahap Pembukaan -
2
Kegiatan audien
Mengucapkan salam Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan Menjelaskan kontrak waktu
5 Menit - Menjawab salam - Memperhatikan - Mendengarkan - Memperhatikan
Tahap Pelaksanaan - Menggali pengetahuan audien tentang pengertian filariasis - Memberikan reinforcement positif atas jawaban masyarakat - Menjelaskan pengertian filariasis - Menggali pengetahuan masyarakat tentang penyebab filariasis - Memberikan reinforcement positif atas jawaban masyarakat - Menjelaskan tentang penyebab filarasis - Menjelaskan tentang cara penularan filarasis - Menggali pengetahuan audien tentang tanda dan gejala filariasis - Memberikan reinforcement positif atas jawaban Masyarakat - Menjelaskan tentang tanda dan gejala filarasis - Menjelaskan diagnosis filariasis
Waktu
40 Menit - Mengemukakan pendapat - Mendengarkan dan memperhatikan - Mendengarkan dan memperhatikan - Mengemukakan pendapat - Mendengarkan dan memperhatikan
- Mendengarkan dan memperhatikan - Melihat dan memperhatikan - Mengemukakan pendapat - Mendengarkan - Melihat dan memperhatikan - Melihat dan
3
- Menggali pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pemberantasan filariasis - Memberikan reinforcement positif atas jawaban audien - Menjelaskan tentang pencegahan dan pemberantasan filarasis - Menjelaskan pengobatan filariasis Tahap Penutup
memperhatikan - Mengemukakan pendapat
- Bersama Masyarakat menyimpulkan materi yang telah disampaikan - Mengevaluasi materi yang telah diberikan - Menutup dan memberi salam
- Ikut menyimpulkan materi - Menjawab pertanyaan - Menjawab salam
- Mendengarkan - Melihat dan memperhatikan - Melihat dan memperhatikan 15 Menit
E. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur -
Penyaji dan peserta berada pada posisi yang sudah direncanakan
-
Tempat,
media
dan
alat
penyuluhan
telah
tersedia
sesuai
perencanaan 2. Evaluasi Proses -
Peran dan tugas petugas sesuai dengan perencanaan
-
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
-
Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
-
Peserta dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
-
Peserta dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir dengan tertib dan kooperatif
3. Evaluasi Hasil Peserta mampu : Menyebutkan pengertian penyakit filariasis Menyebutkan penyebab penyakit filariasis Mengetahui cara penularan penyakit filariasis Mennyebutkan tanda dan gejala penyakit filariasis Mengetahui diagnosis penyakit filariasis Mengetahui pencegahan dan pemberantasan penyakit filariasis Mengetahui pengobatan penyakit filariasis
Lampiran Materi
FILARIASIS (KAKI GAJAH)
I.
Pengertian Penyakit kaki gajah (filariasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk.
II. Penyebab Penyakit ini disebabkan oleh 3 spesies cacing filarial : Wuchereria Bancrofti, Brugia Malayi, Brugia Timori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. Cacing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama 4 – 6 tahun dan dalam tubuh manusia cacing dewasa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama malam hari. III. Penularan Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang
telah
terkena
penyakit
filariasis.
Darah
yang
terinfeksi
dan
mengandung larva akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi mengigit atau menghisap darah orang tersebut. Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus anopheles, culex, mansonia, aedes dan armigeres, karena inilah filariasis dapat menular dengan sangat cepat.
IV. Tanda dan gejala Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak kanak, dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun tahun) mulai dirasakan perkembangannya. Gejala akut yang dapat dirasakan adalah: Demam berulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah kerja berat. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak dan tampak kemerahan, panas dan sakit. Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde) Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah. Pembengkakan tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early limpodema). IV. Diagnosis filariasis a. Klinis – diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan gejala dan tanda klinis akut ataupun kronis b. Laboratorium – Seseorang dinyatakan sebagai penderita falariasis apabila di dalam darahnya positif ditemukan mikrofilaria. Untuk uji laboratorium sebaiknya gunakan darah jari yang diambil pada malam hari (pukul 20.00 – 02.00). V.
Pencegahan dan pemberantasan a. Menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
Tidur memakai kelambu
Ventilasi rumah ditutup dengan kawat kassa halus.
b. Memberantas nyamuk serta sumber perindukan c. Meminum obat anti penyakit gajah secara masal VI. Pengobatan filariasis a. Pengobatan Masal dilakukan di daerah endemis (mf rate > 1%) dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albendazole sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut. Untuk mencegah reaksi pengobatan seperti demam atau pusing dapat diberikan Pracetamol. Pengobatan massal diikuti oleh seluruh penduduk yang berusia 2 tahun ke atas, yang ditunda selain usia ≤ 2 tahun, wanita hamil, ibu menyusui dan mereka yang menderita penyakit berat. b. Pengobatan Selektif Dilakukan kepada orang yang mengidap mikrofilaria serta anggota keluarga yang tinggal serumah dan berdekatan dengan penderita di daerah dengan hasil survey mikrofilaria < 1% (non endemis) c. Pengobatan Individual (penderita kronis) Semua kasus klinis diberikan obat DEC 100 mg, 3x sehari selama 10 hari sebagai pengobatan individual serta dilakukan perawatan terhadap bagian organ tubuh yang bengkak
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, B (2009) Ilmu kedokteran pencegahan & komunitas, Jakarta : EGC Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso (2011) Filariasis, diakses dari http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=32 Pedoman Penanggulangan (Filariasis atau Elephantiasis) diakses dari : http://www.infopenyakit.com/2009/01/penyakit-kaki-gajah-filariasisatau.html