KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERTEMUAN PROMOSI ASI EKSKLUSIF (IMD)
A. PENDAHULUAN
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu pada tahun 2006 WHO (World Helath Organization) mengeluaran standar Pertumbuhan Anak yang kemudian di terapkan di seluruh dunia yang isinya adalah menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah ba yi mulai diberikan makanan pendamping ASI sambil tetap disusui hingga usianya mencpai 2 tahun. Sejalan dengan peraturan yang ditetapkan oleh WHO, di Indonesia juga menerapkan peraturan pemerintah (PP) Nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu utnuk menyusi bayinya sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan. Meskipun menyusui dan ASI sangat bermanfaat, namun belum terlaksana sepenuhnya, diperkirakan 85% ibu-ibu di dunia tidak memberikan ASI secara optimal. Begitu pula yang terjadi di Indonesia, data dari Sentra Laktasi Indonesia mencatat bahwa berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia 2017-2010, 2017 -2010, hanya 48% ibunyang ibun yang memberikan ASI eksklusif dan berdasarkan data dari Bappenas tahun 2010 menyatakan bahwa hanya 31% bayi di Indonesia mendapatkan ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan. Terdapat beberapa penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif yaitu belum semua rumah sakit menerapkan 10 LMKM ( Langkah Menjuju Keberhasilan Menyusui), belum semua bayi lahir mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusi Dini), jumlah penyuluh Asi masih sedikit 2921 penyuluhu dari target 9323 penyuluh, dan promosi susu formula yang tergolong gencar (Bappenas, 2011).
B. LATAR BELAKANG
Faktor keberhasilan ASI eksklusif salah satunya adalah dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini. Inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif sejak lahir hingga usia enam bulan merupakan dua praktik pemberian ASI yang penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan optimal bayi (Noer, 2011). Inisiasi menyusu dini menjadi sangat penting dalam kaitannya menjaga produktivitas ASI. 3 Isapan bayi dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin yaitu hormon yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Isapan itulah yang akan meningkatkan produksi susu 2 kali lipat (Yuliarti, 2010). Pada kenyataannya penyampaian informasi tentang inisiasi menyusu dini kepada masyarakat belum menyebar secara luas pada masa sekarang ini. Penyebaran informasi tentang inisiasi menyusu dini di media tidak segencar informasi tentang ASI eksklusif
atau isu-isu lain dalam kesehatan ibu dan bayi padahal pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memiliki delapan kali lebih berhasil apabila diawali dengan menyusu dini (Anggraini, 2010). Oleh sebab itu informasi mengenai inisiasi menyusu dini perlu ditingkatkan lagi salah satunya dengan memberi pendidikan kesehatan.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. TUJUAN UMUM Mengetahui dan mengerti tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif pada bayi sehingga termotivasi untuk memberikan ASI pada ba yi. 2. TUJUAN KHUSUS a. Mampu menyebutkan pengertian kolostrum dan ASI Eksklusif b. Mampu menyebutkan manfaat ASI c. Mampu menyebutkan pentingnya pemberian ASI d. Mampu menyebutkan keunggulan ASI e. Mampu menyebutkan keuntungan ASI f.
Mampu menyebutkan cara menyusi yang benar
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1) Sebelum dilakukan kegiatan penyuluhan, telebih dahulu fasilitator memperkenakan diri dan menjelaskan tujuan dari pelaksanaan penyuluhan ASI ekslusif 2) Kemudian fasilitator menggali sejauh mana tingkat pengetahuan klien tentang ASI Esklusif denagn memberikan pertanyaan 3) Fasilitator menyampaikan materi penyuluhan ASI Eksklusif 4) Fasilitator mengevaluasi lagi tingkat pemahaman klien dengan memberikan pertanyaan 5) Memberikan kesimpulan dan menyampaikan harapan dari pelaksanaan penyuluhan ASI Eksklusif
E. METODE PELAKSANAAN
Penyuluhan ASI eksklusif dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. F. SASARAN
Ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan dan WUS
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO RINCIAN KEGIATAN
1
2
3
4
5
6
BULAN FEBRUARI MINGGU
MINGGU
MINGGU
MINGGU
KE-1
KE-2
KE-3
KE-4
Pembuatan Kerangka acuan dan jadwal pertemuan Persiapan waktu dan tempat Pertemuan Koordinasi dengan kader di setiap desa Pembuatan surat dan pendistribusian pada peserta Mempersiapkan materi Pertemuan dengan para undangan
H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap akhir pelaksanaan kegiatan yaitu mengenai : 1. Peserta hadir di tempat penyuluhan 2. Penyelenggaraan penyuluhan yang dilakukan 3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 2 hari sebelumnya 4. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan 5.
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir
6.
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Tersusun leporan kegiatan penyuluhan kesehatan. Dan laporan diserahkan ke kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat.