BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin tidak berurusan
dengan
hasil-hasil
kebudayaan.Setiap
hari
orang
melihat,
mempergunakan, dan bahkan kadang-kadang merusak kebudayaan. Namun apakah yang disebut kebudayaan tadi? Apakah masalah tersebut penting bagi penyelidikan terhadap kebudayaan? Konsep budaya sering diartikan secara terbatas, yaitu karya seni yang memiliki nilai-nilai tinggi, contohnya karya seni tari, seni arsitektur, atau seni bangunan seperti candi, masjid, gereja,rumah adat, dan sebagainya.Antropologi mempunyai konsep tersendiri mengenai budaya, namum demikian masih sulit menemukan batasan atau definisi yang standar atau baku mengenai konsep budaya ini.Sebagai landasan yang digunakan untuk memahami kebudayaan, berikut ini akan diberikan pengertian budaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian kebudayaan menurut para ahli? 2. Ada berapakah wujud kebudayaan tersebut? 3. Apakah yang dimaksud dengan adat istiadat?
1
1.3. Tujuan Pembelajaran 1.
Mahasiswa mampu membahas dan memahami pengertian kebudayaan sebagai system gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berprilaku baik secara individu maupun kelompok.
2.
Mahasiswa mampu memahami secara konkret wujud dari budaya.
3.
Mahasiswa
mampu
memahami
dan
menguraikan
isi
(substansi ) utama kebudayaan.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kebudayaan Perbedaan mendasar antara manusia dengan mahluk lain (hewan) ialah bahwa manusia adalah mahluk yang berbudaya, hal disebabkan manusia diberi anugerah yang sangat berharga oleh tuhan yaitu budi atau akal pikiran.dengan akal pikiran itulah manusia dapat menciptakan kebudayaan yang menyebabkan kehidupannya sangat jauh berbeda dengan kehidupan hewan. Oleh karena itu , manusia sering disebut mahluk sosial budaya, artinya mahluk yang harus hidup bersama dengan manusia lain dalam suatu kesatuan yang di sebut dengan masyarakat. Di samping itu, manusia adalah mahluk yang menciptakan kebudayaan dan dengan berbudayah itulah manusia berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya. Manusia tidak lepas dari kebudayaan, dimana ada manusia disitu ada kebudayaan. Di mana kita ketahui bahwa kebudayaan itu di mulai adanya umat manusia di muka bumi ini. Prof.dr. Koentjaraninggrat mencatumkan tujuh perbedaan manusia dengan hewan apabila ditinjau dari perilakunya, yaitu: 1) sebagaian besar dari perilaku manusia di kuasai oleh akal; 2)
kehidupan manusia di muka bumi ini hanya d imungkinkan dengan suatu sistem peralatan yang luas yang merupakan hasil akalnya;
3) Sebagian besar perilaku manusia harus di biaskan dengan belajar;
3
4) Manusia mempunyai yang menyimpan seluruh tata kelakuannya itu dalam lambang-lambang vokal maupun menulis; 5) Pengetahuan bersifat akumulatif; 6)
Sistem pembagian kerja dalam masyarakat manusia jauh lebih kompleks dari pada kelompok kawanan binatang;
7) Masyarakat menunjukan suatu aneka warna yang besar; Mengenai pengertian kebudayaan, banyak defenisi atau batasan pengertian kebudayan yang disampaikan oleh para ahli/sarjana.Seperti dua orang sarjana antropologi amerika yaitu A.l. Kroeber dan C.Kluekhohn
telah berhasil
mengumpulkan serta menganalisis 160 buah defenisi tentang kebudayaan yang berasal dari berbagai sarjana dan penulis. Usaha itu di buat dalam buku karangan nya yang berjudul culure, A critical reiview of consets and definitions. (Koentjaraningrat, 2009:145) Di bawah ini akan di sampaikan berberapa contoh defenisi kebudayan berasal dari berberapa orang sarjana: 1)
E. B. Taylor dalam kitab nya primitive culture mengemukakan bahwa, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahauan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan yang lain yang di dapat dari seorang sebagai anggota masyarakat.
2)
Ralph Linton dalam bukunya the cultural background of petsonality, mengemukakan defenisi kebudayaan
bahwa , suatu kebudayaan
adalah konfigurasi dari tingkah tingkah laku yang di pelajari dan hasil
4
dari tingkah laku yang unsur-unsur penentunya dimiliki bersama dan dilanjutkan oleh anggota masyarakat tertentu. 3)
M.Jacobs dan B.J.Stern dalam bukunya general antropologi menulis bahwa kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda(kebudayan ) yang semua itu merupakan warisan sosial.
4)
Prof, Takdir
Alisyahbana, mengemukakan kebudayaan ialah
manifestasi dari cara berfikir. Bagi takdir pengertian kebudayaan amatlah luas,sebab semua laku dan perbuatan dapat di pulangkan pada hasil cara berfikir. Perasaan bagi takdir masuk pikiran juga. 5)
Selo Soemardjan dan soelaiman soemardi memberikan defenisi kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan karya cipta masyarakat.
6)
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yangdi jadikan milik diri manusian dengan belajar.
7)
Parsudi Suparlan mendefenisi kan kebudayaan sebagai mahluk sosisal
yang
di
gunakan
nya
untuk
memahami
dan
menginterprestasikan lingkungan dan pengalamannya serta menjadi landasan
bagi
terwujud
nya
perilaku
(tingkah
laku
)
manusia.kebudayaan dalam haln inisebagai merkanisme control bagi kelakuan dan tindak kan sebagai pola prilaku manusia.
5
Apabila pendapat-pendapat ahli di atas kita telah lebih jauh, pada dasarnya terdapat dua titik tolak yang menyebabkan perbedaan panadangan mereka. Pertama, kelompok ahli yang mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem pengetahuan (sistem ide atau gagasan ) prialaku dan hasil karya manusia sebagaimana yang disimpulkan oleh Koentjaraningrat. Kelemahannya, pendapat ini mencampurkan antara kebudayaan sebagai sistim pengetahuan yang menjadi acuan atau pedoman atau letar belakang perilaku dan karya manusia dengan perilaku dan hasil karya manusia itu sendiri. Menurut kelompok ahli yang mendukung pendapat ini semua perilaku dan benda-benda hasil ciptaan manusia seperti gedung, pakaian pensil, gelas dan mobil disebut kebudayaan. Apabila kita cermati lagi sesungguhnya perilaku dan benda-benda itu merupakan perwujudan dari hasil karya manusia yang mempunyai budaya. Kedua, kelompok ahli yang mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem pengetahuan yang menjadi landasan atau pedoman atau acuan terwujudnya perilaku manusia. Pendapat memisahkan dengan tegas antara antara kebudayaan sebagai sistem pengetahuan (sistem ide atau gagasan) dengan perilaku dan bendabenda hasil ciptaan manusia sebagai perwujudan kreativitasnya yang bersumber dari budaya. Dengan demikian, kebudayaan itu sifatnya abstrak lainnya, serta bendabenda yang di butuhkan manusia untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Pendapat ini berangsur-angsur
telah mengantikan pendapat pertama , karena
6
pendapat ini di anggap pendapat yang paling tepat dalam membedakan antara kebudayaan (budaya ) dengan pewujudan kebudayaan . 2.2. Wujud Kebudayaan Apabila kita menelaah pengertian budaya seperti yang dikemukakan sebelumnya jelas kebudayaan tidak memiliki wujud nyata atau konkret seperti sesuatu yang dapat dilihat dan diraba.Menurut analisis tersebut kebudayaan hanya ada dalam alam pikiran manusia para pendukung kebudayaan yang bersangkutan, wujudnya hanyalah merupakan ide, pandangan hidup,peraturan atau norma yang dianut oleh para anggota masyarakatnya, yang apabila dilaksanakan secara konsekuen dan teratur akan melahirkan prilaku yang dipandang layak dan dapat diterima. Secara lebih rinci Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan kedalam tiga wujud, ( Taufiq Rahman Dhohiri,dkk,2003 : 161 ) yaitu: 1)
kebudayaan sebagai kompleks ide atau gagasan yang bersifat abstrak, karena hanya terdapat dalam alam pikiran manusia.
2)
kebudayaan sebagai kompleks tingkah laku atau perbuatan manusia.
3)
Kebudayaan sebagai kompleks hasil perbuatan manusia, yang pada umumnya berwujud benda-benda, sehingga disebut kebudayaan material. Dari semua defenisi para ahli/sarjana antropologi diatas dapat kita ketahui
bahwa budaya ( kebudayaan ) itu berasal dari alam pikiran manusia, perilaku atau tindakan, benda-benda yang di ciptakan manusia(Siti Walidah,dkk,2001: ). Dan
7
kebudayaan di guna kan sebagai pedoman atau latar belakang tindakan manusia untuk memperjuangkan kelangsungan hidupnya. Tetapi tidak semua kebudayaan itu di kategori kan sebagai tingkah laku dan benda-benda sepeti contoh gerak reflek ketika kita merasa gatal dan kita akan langsung mengaruknya karena perilaku seperti ini hanya lah gerak sepontan saja yang tanpa proses berpikir. Kebudayaan
selalu berhubungan dengan proses berpikir manusia
sebelum bertindak dan menciptakan suatu yang di ingginkannya.Kebudayaan juga tidak bergantung pada warisan biologis dan pewarisan melalaui unsure genetic,karena kebudayaan itu di dapatkan seseorang melalui proses belajar dalam kehidupan masyarakat anggota wrga yang bersangkutan . Jika ditinjau dari asal katanya budaya berasal dari bahasa sangsekerta yaitu buddhayah yang berati budi dan akal , jadi budaya dapat diartikan sebagai suatu sistem pengetahuan cara dan pola pikir manusia dalam bersikap dan sebagai gagasan yang menjadi pedoman hidupnya atau hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.( Soerjono Soekanto,2006:150 ). 2.2.1. Kebudayaan Dan Peradaban (Culture And Civilization) Di kalangan para sarjana sampai saat ini sering terjadi perbedaan pendapat mengenai kedua istilah yang sering dicampur adukkan ini, bahkan pendapat di antara para sarjana itu kadang-kadang sering bertentangan satu sama lain: 1. Bierens De Hann, mempertentangkan pengertian kebudayaan dan peradaban sebagai berikut, peradaban adalah seluruh kehuidupan social ,politik, ekonomi, dan teknik. Jadi peradaban adalah bidang kehidupan untuk kegunaan yang praktis. Sedangkan kebudadyaan adalah semua yang
8
berasal dari hasrat dan gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada di atas tujuan yang praktis hubungan kemasyarakatan. Yang termasuk kebudayaan yaitu musik, puisi, etika, agama, ilmu murni dan filsafat. 2. Oswald Spengler (1880-1936), menurutnya kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan manusia, bangsa, adat, industri, filsafat dan sebagainya. Semua kebudayaan mengalami masa, lahir, muda, dewasa, tua, mati, seperti halnya tumbuh-tumbuhan biasa. Spengler membedakan culture dan civilization sebagai berikut: culture adalah kebudayaan yang masih hidup dapat tumbuh dan berkembang. Civilizatiaon ialah kebudayaan yang tidak dapat tumbuh lagi, sudah mati. 3. Prof. Dr. Koentjaraningrat, Paham peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian dan ilmu pengetahuan. Sering juga kata peradaban atau civilization dipakai untuk menyebut sesuatu kebudayaan yang mempunyai seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, ilmu pengetahuan dan sebagainya. 4. Dalam kitab Ensiklopedi Indonesia-Van Hoeve Bandung, kita dapaati penjelasan bahwa di Jerman Cicilization artinya peradaban lahir (teknik, Organisasi masyarakat dan sebagainya) Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kebudayaan dengan peradaban sangat erat. Peradaban adalah salah satu perwujudan kebudayaan yang bernilai tinggi, indah dan harmonis yang mencerminkan
tingkat
kebudayaaan
masyarakat
yang
bersngkutan,(Siti
9
Walidah,dkk,2001:
) misalnya adab atau sopan santun, budi pekerti, budi
bahasa, seni dan sebagainya. 2.2.2. Kebudayaan Sebagai Pedoman Hidup Manusia Secara umum fungsi kebudayaan adalah sebagai pedoman dan pengarah hidup bagi manusia, sehingga ia mengerti bagaimana harus bertindak, bersikap, berperilaku, baik secara individu maupun kelompok. Pedoman hidup yang di maksud adalah cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya baik kebutuhan dasar, kebutuha sosial, maupun kebutuhan psikologis yang berpedoman pada kebudayaan yang sudah ada. Jika di dalam kehidupan masyarakat tidak berpedoman kepada kebudayaan maka akan menimbulkan guncangan-guncangan sosial. Pewujudan
keguncangan
sosial
adalah
pertentangan-
pertentangan,persaingan yang tidak sehat, mementingkan diri sendiri, menggangu ketentraman orang lain, dan sebagainya. Untuk menghindari hal – hal yang berakibat buruk, manusia berpedoman kepada norma, nilai, pranata, dan pedoman lainnya, yaitu aturan-aturan kebiasan yang di berlaku di masyarakat. Manusia sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang banyak jumlahnya dan harus terpenuhi untuk melangsungkan hidupnya dan untuk kehidupan dengan baik. Adapun kebutuhankebutuhan tersebut ialah sebagai berikut: 1) kebutuhan hidup mendasar dibedakan atas : a)
kebutuhan primer, yaitu makan, pakaian, perumahan, kesehatan;
10
b) kebutuhan sekunder, yaitu perabot rumah tangga, sepeda motor, tv, surat kabar, buku-buku bacaan, dan jam. 2) kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang timbu karena pergaulan antarmanusia dalam masyarakat yang meliputi kegiatan-kegiatan bersama, berkomunikasi bersama, keteraturan sosial dan kontrol, serta pendidikan; 3) kebutuhan psikolog, yaitu perpaduan berbagai macam kebutuhan tersebut
di
atas,
meliputi
prinsip-prinsip
benar
dan
salah,
pengungkapan etika dan estetika, rekreasi dan hiburan. a. Kebudayaan Sebagai Pedoman Hidup Dalam Memenuhi Kebutuhan Dasar Macam – macam kebutuhan dasar manusia dalam hidup bermasyarakat itu mencakup dalam kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Adapun yang menjadi persoalan manusia itu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tidak dapat begitu saja mencari sampai mendapatkan kebutuhan itu tanpa mengingat tindakan itu merugikan orang lain atau tidak. Dengan kata lain, seorang atau sekelompok orang di dalam usahannya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya harus menggunakan pedoman-pedoman tertentu, yang termaksud di dalam kebudayaan di mana manusia itu tinggal. Setiap orang membutuhkan makanan dan minuman, pakaian, dan perumahan. Untuk memperoleh itu semua, orang harus bekerja. b. Kebudayan Sebagai Pedoman Hidup Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial
11
Macam-macam kebutuhan sosial manusia sudah diuraikan, antara lain meliputi: 1) Kebutuhan akan kegiatan bersama 2) Kebutuhan akan berkomunikasi dengan sesama 3) Kebutuhan akan keteraturan sosial dan kontrol sosial 4) Kebutuhan akan pendidikan Kebutuhan-kebutuhan sosial tersebut di atas timbul karena adanya pergaulan antar manusia dalam masyarakat. Sebagian dari kebutuhan sosial menjadi sarana untuk memenuhi kebutuhan primer ataupun kebutuhan sekunder. Dalam memenuhi kebutuhan sosial, manusia harus mempunyai pedoman, yaitu unsur-unsur kebudayaan yang relevan berlaku dalam masyarakat tempat manusia itu melakukan aktifitasnya. c. Kebudayaan Sebagai Pedoman Hidup Dalam Memenuhi Kebutuhan Psikologis Kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang terpadu dari berbagai macam kebutuhan. unsur kebudayaan yang dijadikan sebagai pedoman hidup adalah agama atau kepercayaan, ilmu pengetahuan, pandangan hidup, dan adat istiadat. Kebutuhan psikologis itu antara lain mencakup kebutuhan akan: 1. Adanya prinsip benar dan salah 2. Pengungkapan perasaan kebersamaan ( kolektif ) 3. Perasaan keyakinan diri dan keberadaannya 4. Pengungkapan etika dan estetika
12
5. Rekreasi dan hiburan
2.3. Adat Istiadat Adat stiadat merupakan pedoman yang berlaku bagi masyarakat setempat , seperti contoh adat minangkabau, batak, jawa, sunda, Bali, irian, dan sebagainya. Adat istiadat biasanya terdiri atas: 1) Kebiasaan yaitu kebiasaaan dalam masyarakat merupakan tradisi turuntemurun yang berkembang terus, berlaku, dan di patuhi di mana-mana.halhal yang berlak budi masyarakat, misal sopan santun/karma. 2) Norma kesopanan, berlaku untuk kebutuhan intergratif
melalaui
penyesuaian perkembangan kebudayaan. 3) Hukum adat, merupakan aturan yang mempunyai sanksi yang tegas bagi pelanggarnya. Hukum adat sama fungsi nya dengan hukum tertulis karena dapat mengatur ketertiban. Persoalaan yang timbul dari masyarakat dapat dikendalikan atau diselesaikan sediri oleh adat yang berlaku dalam suatu masyarakat, misalnya soal perkawinan. Sifat-sifat Hukum Adat 1) Hukum adat bersifat tradisional. Ada anggapan bahwa hukum adat bersumber dari dewa-dewa yang dipercaya oleh nenek moyang zaman dahulu.
13
2) Hukum adat dapat berubah. Perubahan yang terjadi tidak karena penghapusan atau penggatian dengan peraturan-peraturan lain tetapi mengikuti perkembangan suatu kebudayaan di tiap daerah. 3) Hukum adat selalu menyesuaikan dengan perkembangan kebudayaan.
a. Sistem nilai budaya Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Hal ini karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada dalam alam pikiran sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para masyarakat tersebut. Suatau nilai budaya itu bersifat sangat umum, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, dan sulit di terangkan secara rasional dan nyata. Namun justru karena sifatnya umum, luas, dan tidak kongkret itu, maka nilai-nilai budaya dalam suatu kebudayaan berada dalam daerah emosional dari alam jiwa individu yang menjadi warga masyarakat kebudayaan yang bersangkutan. Dalam suatu masyarakat baik yang kompleks maupun yang sedehana terdapat sejumlah nilaiyang saling berkaitan satu sama lain hingga berupa suatu ssistem kebudayaan. Sistem itu sebagai pedoman dari konsep-konsep ideal dalam kebudayaan yang memberi motivasi yang kuat terhadap arah kehidupan masyarakatnya.
14
Menurut ahli antropologi C. Kluckhohn,tiap system nilai budaya dalam tiap kebudayaan mengandung lima masalah dasar dalam kehidupan manusia, (Koentjaraningrat, 2009 : 154) yaitu: 1. Masalah hakikat dari hidup manusia ( selanjutnya disingkat MH ) 2. Masalah hakikat dari karya manusia ( selanjutnya disingkat MK ) 3. Masalah hakikat dari kedudukan manusia dalam ruang waktu. 4. Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya ( selanjutnya disingkat MA ) 5. Masalah hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya ( selanjutnya Disingkat MM ). Lain lagi dengan konsep ideologi konsep itu juga merupakan suatu system pedoman hidup atau cita – cita, yang ingin sekali dicapai oleh individu dalam masyarakat,tetapi lebih khusus sifatnya daripada system nilai budaya. Suatu ideologi dapat menyakut sebagian besar dari masyarakat, tetapi juga dapat menyangkut golongan-golongan tertentu dalm masyarakat. b. Adat istiadat,norma, dan hukum Sebelumnya telah dijelaskan tentang nilai budaya sebagai pedoman yang memberi arah dan orietasi terhadap hidup, bersifat amat umum.Sebaliknya norma yang berupa aturan-aturan untuk bertindak bersifat khusus. Norma-norma dalam rangka suatu pranata dan sub – subpranatanya sudah tentu erat kaitannya dengan yang lainnya. Dalam masyarakat yang sederhana, dimana jumlah pranata dalam kehidupan masyarakat masih sedikit, dan jumlah norma dalam suatu pranata juga
15
kecil, maka satu orang ahli adapt dapat mencakup pengetahuan mengenai semua norma dalam banyak pranata, bahkan sering kali semua pranata yang ada dalam masyarakatnya.
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang berati akal atau pikiran. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan dibatasi hanya pada hal-hal yang indah ( seperti candi,tari-tarian, seni rupa, seni suara,kesusasteraan, dan filsafat ).Sedangkan dalam ilmu antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang lingkupnya. Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang di jadikan milik diri manusia dengan belajar.Adapun dalam bahasa inggris budaya disebut culture, yang berati megubah alam
atau mengerjakan tanah,
dalam hal ini maka istilah tadi diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
16
Adat istiadat merupakan pedoman yang berlaku bagi masyarakat setempat , seperti contoh adat minangkabau, batak, jawa, sunda, Bali, irian, dan sebagainya. 3.2. Saran Indonesia adalah negara yang kaya akan nilai kebudayaan yang universal,sudah sepatutnya kita sebagai warga negara yang baik harus dapat tetap melestarikan kebudayaan yang kita miliki dengan menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila sebagai filter terhadap kebudayaan luar.Semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA . Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi.Rineka Cipta. Jakarta:2009. Rahman Dhohiri,Taufik, dkk. Panduan Belajar Antropologi. Yudhistira. Jakarta : 2003. Soekanto, Soerjono.Sosiologi Suatu Pengantar.Raja Grafindo Persada. Jakarta : 2006. Walidah, Siti, dkk.Antropologi Untuk SMA Kelas 3.Bumi Aksara.Jakarta:2001.
17