MAKALAH KERAGAMAN BUDAYA NUSANTARA “ KERAGAMAN BUDAYA DOMPU
- BIMA ”
Pembimbing : M. Yaumul Haz Junior, S.Pd
Disusun oleh : JUNAIDIN KELAS : XII IPS.2
SMA NEGERI 1 MANGGELEWA TAHUN PELAJARAN 2016/2017.1
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT. SWT. Tuhan semesta alam, karena atas rahmat dan hidayah-Nya hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Kebudayaan Nusantara “ SUKU DOMPU ”
Di dalam makalah ini, akan dipaparkan mulai dari persepsi keluarga terhadap sehat dan sakit sampai kebudayaan dari suku Dompu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dan pembaca dapat belajar dengan baik.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH TUJUAN BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah B. Makna Bahasa Mbojo - Dompu C. Upacara, Adat, Tradisi dan Makanan Khas Mbojo - Dompu D. Sistem Kepercayaan E. Rumah Adat E. Kerajinan F. Budaya Pekerjaan Keseharian G. Pakaian Adat H. Tarian Adat
BAB III PENUTUP KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan Negara dengan tingkat kemajemukan yang tinggi. Kemultikulturan tersebut terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang ada di Indonesia. Dalam buku “Ensiklopedi Suku Bangsa Di Indonesia” karya antropolog Zulyani Hidayah, tercantum sebanyak 656 suku bangsa di Indonesia. Untuk merinci unsur-unsur bagian dari suatu kebudayaan suku bangsa yang disusun berdasarkan suatu kerangka etnografi yang terdiri dari nama suku bangsa, lokasi, lingkungan alam dan demografi, asal mula dan sejarah, bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi social, sistem pengetahuan, kesenian, agama dan sistem religi serta pola makan dari suku Dompu ini. Dikarenakan banyaknya suku bangsa yang terdapat di Indonesia, maka kemajemukan suku bangsa tersebut jarang dimengerti oleh generasi muda saat ini, selain itu perkembangan zaman akibat pengaruh globalisasi juga mempengaruhi pola kehidupan dan interaksi suku bangsa tersebut. Suku Dompu merupakan salah satu suku di Indonesia yang telah mengalami modernisasi dalam hal pola kehidupan, budaya maupun interaksi. Untuk itu kami akan membahas pola kehidupan, budaya serta pola makan dari Suku Dompu .
RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana sejarah suku Dompu? b. Apa makna bahasa di dalam Masyarakat Suku Dompu? c. Upacara, Adat, Tradisi dan Makanan Khas Mbojo - Dompu d. Sistem Kepercayaan Mbojo - Dompu e. Rumah Adat Mbojo - Dompu f. Apa saja Kerajinan Mbojo - Dompu g. Budaya Pekerjaan Keseharian Mbojo - Dompu h. Pakaian Adat Mbojo - Dompu i. Tarian Adat Mbojo - Dompu
TUJUAN
a. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah suku Dompu? Dompu? b. Untuk mengetahui makna bahasa di dalam Masyarakat Suku Dompu? Dompu? c. Untuk mengetahui Upacara, Adat, Tradisi dan Makanan Khas Mbojo - Dompu d. Untuk Untuk mengetahui mengetahui Sistem Kepercayaan Mbojo - Dompu e. Untuk mengetahui Rumah Adat Mbojo - Dompu f. Untuk mengetahui Kerajinan Mbojo - Dompu g. Untuk mengetahui Budaya Pekerjaan Keseharian Mbojo - Dompu
h. Untuk mengetahui Pakaian Adat Mbojo - Dompu i. Untuk mengetahui Tarian Adat Mbojo - Dompu
MAKALAH KEBUDAYAAN DOMPU SEJARAH KEBUDAYAN DAN ADAT ISTIADAT SUKU DOMPU
Sejarah kebudayan dan Adat Istiadat Suku Dompu. Suku Dompu adalah salah satu etnis e tnis yang terdapat di pulau Sumbawa kabupaten Dompu provinsi Nusa Tenggara Barat dengan populasi diperkirakan lebih dari 80.000 orang. Penyebaran suku ini terdapat pada 4 kecamatan yakni kecamatan Huu, kecamatan Dompu, kecamatan Kempo dan kecamatan Kilo. A. SEJARAH
Menurut cerita rakya Dompu mengenai asal usul, bahwa dahulu kala di daerah ini merupakan salah satu daerah bekas Kerajaan Dompu. Yang merupakan salah satu kerajaan tua. Hal ini ditegaskan oleh seorang Arkeolog dari Pusat Balai Penelitian Arkeologi dan Purbakala, Sukandar dan Kusuma Ayu. Yang dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa Kerajaan Dompu, adalah merupakan salah satu kerajaan tua di wila yah timur Indonesia. Berdasarkan catatan sejarah di Dompu, sebelum adanya kerajaan di daerah Dompu ini, telah ada beberapa kepala suku yang disebut sebagai “Ncuhi” (Raja kecil). Pada masa itu ada 4 orang Ncuhi yang berkuasa, yaitu: Ncuhi Hu`u yang berkuasa di daerah Hu`u (sekarang kecamatan Hu`u) Ncuhi Soneo yang berkuasa di daerah Soneo dan sekitarnya (sekarang kecamatan Woja dan Dompu). Dompu). Ncuhi Nowa berkuasa di Nowa dan dan sekitarnya. Ncuhi Tonda berkuasa di Tonda Tonda (sekarang wilayah desa Riwo kecamatan Woja Dompu). Dari keempat Ncuhi tersebut yang paling terkenal adalah Ncuhi Hu`u. B. MAKNA BAHASA MBOJO - DOMPU
Suku Mbojo – Mbojo – Dompu Dompu memiliki beragam bahasa dan dialek yang berasal dari berbagai wilayah di suku Mbojo – Dompu tiap bahasa yang digunakan memiliki arti dan makna sendiri. Adapun bahasa Mbojo – Mbojo – Dompu Dompu yang di maksud adalah sebagai berikut :
a. Kalembo ade Kalembo Ade" adalah kata subyek yang selalu diucapkan dalam dioalog dou Mbojo – Dompu yang makna dari kata kalembo ade itu sendiri akan berubah-ubah sesuai dengan kata obyek yang dituju. Seperti dalam Bahasa Indonesia, ungkapan sering terbentuk dari berbagai unsur. ungkapan
kalembo ade ini selalu mewarnai kegiatan/alur berkomunikasi dalam keseharian warga Mbojo Mbojo – Mbojo – Dompu. Dompu. Frekuensi penggunaannya pun , boleh dikatakan, tiada hari tanpa ada ungkapan kalembo ade , bahkan tiada jam tanpa ada kalembo ade. Secara sederhana, dapat dikatakan maknanya adalah bersabar. Itu dipahami karena ungkapan itu terbentuk dari kata kalembo (sabar) ade (hati). Jadi kalembo ade artinya bersabar yang berarti keikhlasan hati nurani. Setelah diadakan penelitian sederhana, tafsiran kita terhadap ungkapan kalembo ade, memang beragam maknanya. Untuk tidak sekedar sekedar diperbincangkan, berikut ini, disajikan sebagai berikut: 1.
Kalembo ade bermakna: tidak mudah putus-asa. Ketika kita mengalami kesulitan, seperti kekurangan uang untuk membayar SPP, orang yang paling dekat dengan kita selalu menggunakan ungkapan,”Kalembo ade, kata orang bijak, sabar akan menjadi subur”. Atau salah satu krabat kita tertimpa musibah meninggal dunia, maka semua yang melayat tidak akan terlewatkan kata kalembo ade baru ditambahkan kata-kata lain yang menyetuh misalnya : "Kalembo ade ari e, aina ipi nangi, ndai ta manusia ke di mamade menampa” yang artinya "jangan terlalu sedih (menangis) dik, karena kita sebagai seb agai manusia, semuanya bakal meninggal”
2.
Kalembo ade bermakna: tidak tergesa-gesa. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak di antara kita dalam menyelesaikan menyelesaikan sebuah pekerjaan maunya maunya cepat selesai, orang akan menganggap pekerjaan yang dikerjakan dengan terburu-buru hasilnya tidak akan maksimal maka orang itu pasti akan menegur atau mengingat kita dengan kata : Kalembo ade, ai na ipi hura-hara krawi re, kanari-nari mpa diloa taho kai ndadina (jangan terlalu terburu buru, pelan - pelan saja, biar hasilnya maksimal)
3.
Kalembo ade bermakna : teliti dan tekun, dalam hal belajar misalnya, kita disarankan agar selalu memperhatikan dan memahami sepenuhnya tentang apa yang kita pelajari, Belajar dan belajar, tetap semangat untuk belajar, biasanya orang terdekat kita akan mengingatkan seperti ini ”Kalembo ade, tanao kapoda ademu, diloa kai raka aura ne'e mu" (belajar yang sungguh -sungguh agar cita-citamu tercapai).
4.
Kalembo ade bermakna jengkel atau marah.Ketika kita menagih utang kepada teman, kemudian teman kita selalu menunda-nunda pembayarannya, maka terkadang kesabaran kita habis sudah maka tanpa disadari emosional kita meledak dalam seketika. Kalembo ade ya, sambil menunjuk – tunjuk jemari kita di depan mata seseorang ; ”Kalembo ade , cina cin a e, ndaim ma ka susah podaku ake, nahu ke, ngge'e nggongga senai-naiku di ake pala watipu cola conggo, bone aiku colamu" (banyak maaf teman, tiap hari saya bolak balik kesini tapi belum bayar juga utangmu, kapan kamu mau bayar).
5.
Kalembo ade bermakna: merendahkan diri. Pada waktu kita memberikan hadiah yang mahal harganya, tapi justeru kita mengatakan kalemboade hanya itu yang bisa kita berikan. Jauh dari lubuk hati si penerima mengatakan wah…, sudah dikasih hadiah yang mahal harganya malah dikatakan kalembo ade, biasanya sambil menyerahkan hadiah tersebut diiringi ucapan ”Kalembo
ade, ake mpa mara wara, diloa kai samada angi ndai!” (mohon maaf, hanya ini yang dapat aku berikan sebagai kenang-kenangan antara kita) 6.
Kalembo ade bermakna: mohon maaf. Dalamkeseharian, kita terkadang terlambat datang pada suatu pertemuan. Oleh karenaitu, kita selalu meminta maaf atas keterlambatan kita. biasanya diungkapkan demikian,” Kalembo ade, mada wara sengiri ke“ (banyak maaf saya agak terlambat).
7. Kalembo ade bermakna: tegur-sapa. Menegur atau menyapa adalah pola komunikasi yang sangat bermanfaat bagi sesama, begitupun di Bima, digunakan dalam kehidupan sehari-hari, Misalnya, “Kalembo ade, ampo ja eda angi, tabe ku ra lao kai re (mohon maaf, kita kayaknya baru bertemu deh, kemana saja selama ini). b. Nggahi Rawi Pahu Nggahi rahi pahu merupakan Falsafa daerah da erah yang diciptakan oleh orang-orang Dompu dulu, yang sampai sekarang Kata Nggahi Rawi pahu dibumikan oleh Masyarakat dan pemerintah Kabupaten Dompu sebagai ciri khas Daerah yang memiliki makna yang sangat dalam bila kita mengkajinya. Arti yang sebenarnya dari kata Nggahi Rawi pahu adalah pertama, pertama, (Nggahi). Nggahi yang artinya bilang/mengatakan bilang/mengatakan sesuatu apa yang dipikirkan dan apa yang dilihat yang keluar dari mulut seseorang. Kedua seseorang. Kedua,, Rawi; kata Rawi yang artinya “perbuatan/sikap” seseorang “perbuatan/sikap” seseorang yang hasil dari apa yang mereka katakana terus yang dapat diaplikasikan langsung melalui sikap atau perbuatan seseorang. Dan yang ketiga, ketiga, Pahu; kata pahu yang maknanya “bentuk/wujud” “bentuk/wujud” atau bukti nyata dari apa yang dikatakan/bicarakan dan langsung dilakukan dengan sikap/perbuatan,sehingga tidak sia-sia apa yang mereka katakana dihadapan orang lain. c.
Maja Labo Dahu Mbojo memiliki semboyan yang dikenal dengan sebutan “Maja Labo Dahu”. Setiap aturan yang berdasarkan budaya ataupun hasil karya manusia adalah ti dak akan pernah lepas dari aturan tuhan, mulai dari undang-undang Negara sampai pada tataran kebudayaan seperti yang dimilki oleh Bima itu sendiri. Kata Maja berarti Malu, Labo berarti dan serta Dahu berarti Takut. Jika kita meninjau kata di atas secara semantik atau maknawi, Maja (malu) bermaknakan bahwa orang ataupun masyarakat Bima akan malu ketika melakukan sesuatu diluar daripada koridor tuhan, apakah itu kejahatan, perbuatan dosa dan lain sebagainya baik yang berhubungan dengan manusia ataupun terhadap tuhannya. Dahu (takut), hampir memilki proses interpretasi yang sama dengan kata Malu tersebut. Sama-sama takut ketika melakukan sesuatu kejahatan ataupun keburukan. Sebagai tambahan bahwa, orang Bima akan malu dan takut pulang ke kampung halaman mereka ketika mereka belum berhasil di tanah rantauan.
d. Santabe Kata Santabe yang artinya “permisi”. “permisi”. Setiap orang yang mau lewat dihadapan orang-orang duduk dan ngumpul maka kata Santabelah yang harus kita sapa sebabagai bentuk tradisi budaya yang saling menghargai orang lain.Bahasa yang digunakan suku Dompu adalah bahasa Dompu, atau biasa disebut juga sebagai bahasa Nggahi Mbojo
C. UPACARA, ADAT, TRADISI, dan MAKANAN KHAS SUKU MBOJO - DOMPU
Secara umum kebudayaan keluarga suku Mbojo yang tinggal di mataram tetap dipertahankan seperti Wa,a co’i, kapanca, nuzu bulan, akikah, khitan, compo sampari, compo baju, sunatan, do’a rasu, silaturrahmi dan mbolo weki. Makanan yang dihidangkan dalam acara sunatan dan resepsi pernikahan dikombinasi antara makan khas lombok dan khas bima seperti gule daging, sate, acar, palumara (si ngang), urap, dan saronco hi’i. Sedangkan budaya seperti doa rasu, silaturahmi dan nuzul bulan tetap mempertahankan makanan khas bima. a. Upacara Adat dan Tradisi Suku Mbojo – Mbojo – Dompu Dompu berbagai macam upacara adat dan dan tradisi yang dilakukan pada saat hari – hari – hari tertentu, antara lain : 1. Wa’a coi Wa’a coi maksudnya coi maksudnya adalah upacara menghantar mahar atau mas kawin, dari keluarga pria kepada keluarga sang gadis. Dengan adanya uacara ini, berarti beberapa hari lagi kedua remaja tadi akan segera dinikahkan. Banyaknya barang dan besarnya nilai mahar, tergantung hasil mufakat antara kedua orang tua remaja tersebut. Pada umumnya mahar berupa rumah, perabotan rumah tangga, perlengkapan tidur dan sebagainya. Tapi semuanya semuanya itu harus dijelaskan berapa nilai nominalnya. Upacara mengantar mahar ini biasanya biasan ya dihadiri dan disaksikan oleh seluruh anggota masyarakat di sekitarnya. Digelar pula arak-arakan yang meriah dari rumah orang tua sang pria menuju rumah orang tua perempuan. Semua perlengkapan mahar dan kebutuhan lain untuk upacara pernikahan seperti beras, kayu api, hewan ternak, jajan dan sebagainya ikut dibawa. 2. Kapanca
Upacara Peta Kapanca adalah salah satu bagian dari prosesi perkawinan perkawinan Adat Bima - Dompu. Dompu. Biasanya upacara ini dilaksanakan sehari sebelum dilaksanakan Akad Nikah dan Resepsi perkawinan. Peta Kapanca adalah melumatkan Daun pacar (Inai) pada kuku calon pengantin wanita yang dilakukan secara bergantian oleh ibu-ibu dan tamu undangan yang semuanya adalah kaum wanita.
Makna dari upacara Kapanca ini merupakan peringatan bagi calon pengantin wanita bahwa dalam waktu yang tidak lama lagi akan melakukan tugas dan fungsi sebagai ibu rumah tangga atau istri. Disamping itu, Kapanca dimaksudkan untuk memberi contoh kepada para gadis lainnya agar mengikuti jejak calon penganten wanita yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ratu yang akan mengakhiri masa lajangnya sehingga mereka dapat mengambil hikmah. 3. Nuzul Bulan Nuzul Bulan adalah suatu acara yang dilaksanakan pada usia kehamilan 7 bulan yang bertujuan untuk keselamatan dengan harapan bayi yang dikandung lahir sehat. Prosesi acara ini melibatkan sesepuh yang telah lama tinggal di mataram. Makanan yang dihidangkan dalam acara ini adalah pisang ambon, oha mina serta karaba, pangaha bunga, bolu dan mangonco (rujak). Rujak yang dibuat oleh pihak acara diberikan kepada para undangan. Menurut kepercayaan masyarakat suku Mbojo, jika rujak yang diberikan rasanya pedas maka anak yang dikandung adalah anak laki-laki. Sedangka jika rujak yang diberikan rasanya manis maka anak yang dikandung adalah anak perempuan. 4. Khitan Upacara khitanan dalam adat Mbojo disebut upacara suna ro ndoso (Suna = sunat. Ndoso = memotong atau meratakan gigi secara simbolis sebelum sunat). Biasanya upacara suna ro ndoso dilakukan ketika anak berumur lima sampai tujuh tahun. Bagi anak perempuan antara dua sampai dengan empat tahun. Upacara khitan bagi anak laki-laki disebut suna. Sedangkan bagi puteri disebut”sa ra so”. Sebelum di khitan terlebih dahulu akan di lakukan compo sampari da n compo baju pada anak laki – laki laki dan perempuan. Dalam acara khitan serta compo sampari dan compo baju terdapat makanan yang sering disajikan disaji kan seperti : uta janga puru (ayam bakar), sia dungga, uta mbeca ro,o parongge,oha mina, kalo. 5. Compo sampari Upacara compo Sampari atau pemasangan keris( memakaikan keris) kepada anak laki – laki – laki laki yang akan di Suna Ro Ndoso. Dilakukan oleh seorang tokoh adat, diawali dengan pembacaan do’a disusul dengan membaca membaca shalawat Nabi. Upacara ini digelar digelar sebagai peringatan bahwa sebagai anak laki – laki harus memiliki kekuatan dan keberanian yang dilambangkan dengan sampari (keris). 6. Compo baju Upacara compo baju yaitu baju yaitu upacara pemasangan baju kepada anak perempuan yang akan di saraso ro ndoso. Baju yang akan dipasang sebanyak 7 lembar baju poro(Baju pendek) yang dilakukan di lakukan secara bergilir oleh para tokoh adat dari kaum ibu. Makna compo baju baju adalah merupakan peringatan bagi anak, kalau sudah di saraso berarti saraso berarti sudah dewasa. Sebab itu harus menutup aurat dengan rapi. Tujuh lembar baju adalah tujuh simbol tahapan kehidupan kehidupan yang dijalani manusia yaitu masa dalam kandungan, masa bayi, masa kanak – kanak, masa dewasa, masa tua, alam kubur dan alam baqa(akherat).
7. Doa rasu Doa rasu adalah suatu kebiasaan berdoa pada hari jum’at yang dilaksanakan pada pagi hari, dimana maksud acara ini sebagai ungkapan rasa syukur dan sebagai tola bala agar keluarga tersebut terhindar dari bencana dan mala petaka. Biasanya anak-anak dikumpulkan setelah sholat subuh atau sebelum matahari terbit dan diberikan makan berupa karedo (bubur) yang diletakan di atas nare yang dialasi daun pisang. Tempat makan diadakan doa rasu tergantung pada tujuan yang membuat acara seperti di depan pintu bertujuan untuk memurahkan rejeki. 8. Silaturahmi Silaturrahmi adalah suatu kebiasaan suku Mbojo mengunjungi keluarga atau kerabat untuk mempererat tali persaudaraan. Bagi masyarakat suku Mbojo – Dompu mengadakan silaturahmi berupa acara arisan, dimana masyarakat suku Mbojo – Dompu menyempatkan diri berkumpul ditengah kesibukan mereka masing-masing dan dengan arisan itu mereka saling mengenal sehingga ikatan persaudaraan mereka lebih erat. Pada acara ini makanan yang dihidangkan adalah makanan khas Mbojo – Mbojo – Dompu Dompu yang dibuat oleh tuan rumah. 9. Mbolo weki Mbolo weki weki adalah upacara musyawarah dan mufakat seluruh keluarga maupun handai taulan dalam masyarakat untuk merundingkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan hajatan/rencana perkawinan yang akan dilaksanakan. Dalam tradisi khitanan juga demikian. Halhal yang dimufakatkan dalam acara mbolo weki meliputi penentuan hari baik, bulan baik untuk melaksanakan hajatan tersebut serta pembagian tugas kepada keluarga dan handai taulan. Bila ada hajatan pernikahan, masyarakat dengan sendirinya bergotong royong membantu keluarga melaksanakan hajatan. Bantuan berupa uang, hewan ternak, padi/beras dan lainnya. Dalam acara mbolo weki ini biasanya di sajikan beberapa macam jajanan seperti bolu, dadar, pisang, binka dolu.
SISTEM KEPERCAYAAN
Sebagian masyarakat suku Dompu memeluk agama Islam dan sebagian kecil memeluk agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha. Mereka sangat menghormati ulama. Para ulama merupakan golongan masyarakat yang dianggap terhormat dan terpandang, selain itu ada golongan masyarakat yang terdidik dan memiliki ekonomi yang baik juga dianggap sebagai orang terhormat. RUMAH ADAT Rumah traisional/adat suku Mbojo – Dompu Dompu terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Uma Jompa berfungsi sebagai lumbung padi. Sebenarnya Uma Jompa ini tidak hanya suku Dompu yang memilikinya, masyarakat Bima juga memiliki Uma Jompa yang bahkan lebih banyak dari yang ada di wilayah Dompu.
2. Uma Panggu, rumah yang terbuat dari kayu atau papan, yang berbentuk panggung. Uma panggu dapat dibedakan atas jenis konstruksinya, yaitu Uma Ceko yang merupakan rumah asli Dompu dan Uma Uma Pa’a Sakolo yang dibawa masyarakat m asyarakat migran Bugis yang dibangun di daerah pesisir
KERAJINAN
Kerajinan yang terkenal dari daerah Dompu, adalah kain tenun Muna, yaitu kain songket Dompu. Biasanya kain songket Dompu ini dikerjakan oleh pihak perempuan. Kain tenun ini terkenal karena keindahan dan kehalusan kainnya. BUDAYA PEKERJAAN KESEHARIAN
Keseharian warga dompu banyak yang bertani, dan berternak kuda. Selainan memelihara kuda mereka juga beternak sapi dan berkebun, menanam padi dan juga menanam rumput laut bagi mereka yang tinggal di pesisir.
PAKAIAN ADAT
– > Pakaian adat suku dompu bagi bagi kaum wanita yaitu Rimpu tembe, yang terdiri dari: 1. Rimpu Colo adalah rimpu yang dikenakan oleh kaum wanita yang sudah menikah dimana seluruh badannya di tutupi tembe nggoli yang kelihatan hanyalah wajah, telapak tangan, dan telapak kaki. 2. Rimpu Mpida adalah rimpu yang digunakan oleh kaum wanita yang masih gadis atau remaja, dimana seluruh badan di tutupi tembe nggoli yang kelihatan hanya mata, telapak tangan dan telapak kaki.
– > Sedangkan pakaian adat untuk kaum laki-laki adalah a. Katente tembe adalah model celana pendek dari kain, badan di selubungkan dengan weri ditambah sambolo. Pakaian ini biasa di pakai ketika ke sawah, ke gunung dan kesehariannya. b. seiring perkembangan mereka mulai memakai baju koko, koko, tembe (sarung) dan celana panjang.
TARIAN ADAT
Jenis-jenis tarian adat dari dompu yaitu : a. Tari Sampela Ma Rimpu, yang menceritakan gadis Dompu yang hendak pergi mandi ke suatu telaga dengan rimpu kain yang berwarna warni,
b. Tari Mama Ra Isi, menceritakan gadis-gadis Dompu mempersiapkan mama ra isi menjelang kedatangan tamu. c. Tari Muna Ra Medi, yang mengisahkan cara menenun mulai dari proses pembersihan kapas kemudian membuat benang dari kapas hingga menjadi selembar kain, mencerminkan gadis-gadis Dompu yang senantiasa mempertahankan, mengembangakan, melestarikan dan mempromosikan hasil tenun.
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
Begitu banyak ragam budaya dan khas makanan bima membuat orang Bima begitu mencintai
daerahnya. Bahkan bagi masyarakat Bima yang merantaupun tetap berusaha mempertahankan adat dan pola makan seperti di Bima meskipun tidak sepenuhnya (atau dicampur dengan kebiasaan setempat). Contohnya masyarakat Bima yang tinggal di Lombok, masih mempertahankan adat Bima – Bima – Dompu Dompu dalam rangka merayakan upacara-upacara tertentu.Orang Bima meskipun tinggal di Lombok, mereka tetap menyukai makanan-makanan khas Bima yang biasa disajikan dalam masakan keluarga sehari-hari, bahkan mereka tetap memperkenalkan makanan Bima kepada anakanaknya meskipun anaknya lahir di Lombok. Orang Bima - Dompu membiasakan diri makan makanan Lombok dalam upaya beradaptasi, karena mereka sadar tidak selamanya mereka mengkonsumsi makanan khas Bima – Bima – Dompu Dompu di lingkungan baru yang mereka tempati. Jadi, dimanapun orang Bima tinggal. Mereka tidak akan pernah melupakan adat dan makanan khas mereka. Meskipun mereka terbiasa dengan makanan di daerah setempat, namun makanan khas tetap menjadi makanan favorit mereka.
SARAN
Inilah yang dapat kelompok kami tulis meskipun tulisan ini belum dapat dikatakan sempurna dan kami membutuhkan kritik/saran agar menjadi motivasi kami untuk belajae lagi agar lebih baik pada tulisan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2015, Kebudayaan Kebudayaan Suku Mbojo Mbojo,http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1118/suku-bima ,http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1118/suku-bima - mbojo – mbojo – Dompu Dompu ,diakes tanggal 07 Nopember 2016. https://www.google.com/search?q=makalah+kebudayaan+dompu&ie=utf-8&oe=utf-8 http://novirizkiaulia1011.blogspot.co.id/2015/06/makalah-san-suku-mbojo.html