BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Latar Belakang Belakang Indonesia sebagai negara tropis memiliki beraneka ragam tumbuhan yang
dapat dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan manusia. Masyarakat Indonesia Indonesia sejak zaman dahulu dahulu telah mengenal tanaman yang mempunyai mempunyai khasiat obat atau menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman yang berkhasiat obat tersebut dikenal dengan sebutan tanaman obat tradisional (Resi, !!"#. Tumbuhan keji beling merupakan tumbuhan yang telah banyak digunakan masyarakat sebagai obat tradisional. $enggunaannya sangat beragam, di antaranya sebagai menurunkan kadar kolesterol, peluruh air seni (diuretik#, anti diabetes, %asir, tumor, le&er, maag, menghancurkan batu dalam empedu, batu ginjal, dan batu pada kandung kemih ('alimartha, ('alimartha, !!#. $enelitian bahan alam biasanya dimulai dari ekstraksi, isolasi dengan metode kromatografi sehingga diperoleh senya%a murni, identifikasi unsur dari senya%a sen ya%a murni yang diperoleh dengan metode spektroskopi, dilanjutkan dengan uji akti&itas biologi baik baik dari dari senya%a senya%a murn murnii ataupu ataupun n ekstra ekstrak k kasar kasar.. )etela )etelah h diketa diketahui hui struk struktur tur mole molekul kulny nyaa biasany biasanyaa dilanj dilanjutk utkan an dengan dengan modif modifika ikasi si struktu strukturr untuk menda mendapat patkan kan senya%a senya%a dengan dengan akti&itas dan kestabilan yang diinginkan. 1.2. Rumusan Rumusan Masala Masalah h *.. *..*. *. +agai +agaima mana na isol isolasi asi dan dan iden identif tifik ikas asii senya% senya%aa fla&o fla&ono noid id pada pada dau daun n
keji beling (Strobilanthes (Strobilanthes crispus# crispus# 1.3. 1.3. Tujuan juan $raktikum ini bertujuan untuk *.. *..*. *. Meng Mengis isol olas asii dan dan meng mengid iden enti tifi fika kasi si seny senya% a%aa fla& fla&on onoi oid d pada pada daun daun
keji beling (Strobilanthes (Strobilanthes crispus#. crispus#.
1.. 1.. Man!a Man!aat at /danya praktikum yang dilakukan dapat memberikan manfaat
1
*.0.*. )ebagai bahan informasi bagi masyarakat untuk memanfaatkan daun keji beling (Strobilanthes (Strobilanthes crispus# crispus# sebagai obat. BAB II "A#IAN PU$TA"A
2.1. Tum%uhan "ej& Bel&ng
Tumbuh mbuhan an 1eji 1eji beli beling ng adal adalah ah jeni jeniss tumb tumbuh uhan an yang ang bias biasaa dita ditana nam m masyarakat masyarakat sebagai sebagai tumbuhan tumbuhan pagar, pagar, dapat tumbuh hampir hampir diseluruh diseluruh %ilayah %ilayah Indonesia. Tumbuhan ini juga sebagai tumbuhan herbal liar hidup menahun yang banyak manfaatnya bagi kesehatan dalam penyembuhan beberapa penyakit. 'alam bahasa local 1eji beling dikenal dengan sebutan keci beling di (2a%a# dan picah beling di ()unda# (3ariana !! dalam dalam 4una%an !**#. !**#. Tanama anaman n ini menyerup menyerupai ai rumput rumput besar besar.. +atang +atang berben berbentuk tuk bulat, bulat, beruas beruas dengan diameter !,-!,5 cm. +atang berkulit ungu, memiliki bintik-bintik hijau pada saat masih muda, dan berubah menjadi cokelat setelah tua. 'aun berbentuk bulat telur, pada bagian tepi bergerigi, serta berbulu halus. $anjang helaian daun adalah -6 cm ber%arna hijau. Tanaman keji beling berbunga setelah de%asa. +unga keluar pada %aktu tertentu (/%an, !*#. Tumbu Tumbuhan han keji beling beling mudah mudah berkem berkemban bang g biak biak pada pada tanah tanah subur subur,, agak agak terlindung dan di tempat terbuka. Tumbuhan ini dapat hidup di daerah dengan kondisi ekologis dengan syarat sebagai berikut. 3idupnya di ketinggian tempat *m - *.!!! m di atas permukaan laut dengan curah hujan tahunan .6!! mm 0.!!! mm7tahun, iklimnya bulan bulan basah (di atas *!! mm7bulan# 8 bulan-" bulan, bulan kering (di ba%ah ! mm7bulan# bulan - 0 bulan, hidup di suhu s uhu udara !! 9 - 6! 9 dengan kelembapan sedang, penyinaran sedang, tekstur tanah pasir sampai liat, drainase sedang - baik, kedalaman air tanah 6 cm dari permukaan tanah, kedalaman perakaran 6 cm dari permukaan tanah, kemasaman (p3# 6,6 6,6 - 5 dan kesuburan sedang (:anda, !*#.
2
*.0.*. )ebagai bahan informasi bagi masyarakat untuk memanfaatkan daun keji beling (Strobilanthes (Strobilanthes crispus# crispus# sebagai obat. BAB II "A#IAN PU$TA"A
2.1. Tum%uhan "ej& Bel&ng
Tumbuh mbuhan an 1eji 1eji beli beling ng adal adalah ah jeni jeniss tumb tumbuh uhan an yang ang bias biasaa dita ditana nam m masyarakat masyarakat sebagai sebagai tumbuhan tumbuhan pagar, pagar, dapat tumbuh hampir hampir diseluruh diseluruh %ilayah %ilayah Indonesia. Tumbuhan ini juga sebagai tumbuhan herbal liar hidup menahun yang banyak manfaatnya bagi kesehatan dalam penyembuhan beberapa penyakit. 'alam bahasa local 1eji beling dikenal dengan sebutan keci beling di (2a%a# dan picah beling di ()unda# (3ariana !! dalam dalam 4una%an !**#. !**#. Tanama anaman n ini menyerup menyerupai ai rumput rumput besar besar.. +atang +atang berben berbentuk tuk bulat, bulat, beruas beruas dengan diameter !,-!,5 cm. +atang berkulit ungu, memiliki bintik-bintik hijau pada saat masih muda, dan berubah menjadi cokelat setelah tua. 'aun berbentuk bulat telur, pada bagian tepi bergerigi, serta berbulu halus. $anjang helaian daun adalah -6 cm ber%arna hijau. Tanaman keji beling berbunga setelah de%asa. +unga keluar pada %aktu tertentu (/%an, !*#. Tumbu Tumbuhan han keji beling beling mudah mudah berkem berkemban bang g biak biak pada pada tanah tanah subur subur,, agak agak terlindung dan di tempat terbuka. Tumbuhan ini dapat hidup di daerah dengan kondisi ekologis dengan syarat sebagai berikut. 3idupnya di ketinggian tempat *m - *.!!! m di atas permukaan laut dengan curah hujan tahunan .6!! mm 0.!!! mm7tahun, iklimnya bulan bulan basah (di atas *!! mm7bulan# 8 bulan-" bulan, bulan kering (di ba%ah ! mm7bulan# bulan - 0 bulan, hidup di suhu s uhu udara !! 9 - 6! 9 dengan kelembapan sedang, penyinaran sedang, tekstur tanah pasir sampai liat, drainase sedang - baik, kedalaman air tanah 6 cm dari permukaan tanah, kedalaman perakaran 6 cm dari permukaan tanah, kemasaman (p3# 6,6 6,6 - 5 dan kesuburan sedang (:anda, !*#.
2
4ambar .*. Tumbuhan 1eji +eling
'i Malaysia, daun tanaman ini telah digunakan secara tradisional untuk mera%at kanker, kencing manis, serta digunakan sebagai agen diuretik. 3erbal 1eji beling memiliki kandungan mineral sangat tinggi. 1alium 6*;, 1alsium 0;, :atrium 0;,
3
memiliki akti&itas antioksidan, antibakteri, anti&irus, antiradang, antialergi dan antikanker. )enya%a fla&onoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. 1ebanyakan fla&onoid ini berada di dalam tumbuh-tumbuhan, kecuali alga. :amun ada juga fla&onoid yang terdapat pada he%an, misalnya dalam kelenjar bau berang-berang dan sekresi lebah. 'alam sayap kupu-kupu dengan anggapan bah%a fla&onoid berasal dari tumbuh-tumbuhan yang menjadi makanan he%an tersebut dan tidak dibiosintesis di dalam tubuh mereka. $enyebaran jenis fla&onoid pada golongan tumbuhan yang tersebar yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita (Markham, *"88 dalam Maryati, !*0#.
ditemukan
pada
tumbuhan
tingkat
tinggi
(/ngiospermae# adalah fla&on dan fla&onol dengan 9- dan =-glikosida, isofla&on 9- dan =-glikosida, fla&anon 9- dan =-glikosida, khalkon dengan 9- dan =glikosida, dan dihidrokhalkon, proantosianidin dan antosianin, auron =-glikosida, dan dihidrofla&onol =-glikosida. 4olongan fla&on, fla&onol, fla&anon, isofla&on, dan khalkon juga sering ditemukan dalam bentuk aglikonnya Menurut Markham (*"88#.
C
C
C
)usunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur senya%a fla&onoid yaitu *.
. / *
4
. Isofla&onoida atau *,-diarilpropana . / * +
. :eofla&onoida atau *,*-diarilpropana .
/
*
+
Istilah fla&onoida diberikan untuk senya%a-senya%a fenol yang berasal dari kata fla&on, yaitu nama salah satu jenis fla&onoida yang terbesar jumlahnya dalam tumbuhan. )enya%a-senya%a fla&on ini mempunyai kerangka -fenilkroman, dimana posisi orto dari cincin / dan atom karbon yang terikat pada + dari cincin *,-diarilpropanan dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga membentuk cincin heterosiklik yang baru (cincin 9# (/ditya, !*#. 'i dalam tanaman, senya%a fla&onoid berikatan dengan suatu gula membentuk senya%a yang disebut glikosida fla&onoid. 4likosida adalah senya%a yang terdiri dari senya%a gula (glikon# dan senya%a bukan gula (aglikon#. 'alam hal glikosida fla&onoid, aglikonnya adalah fla&onoid. /gar fla&onoid bisa diidentifikasi, maka ikatan glikosida dengan fla&onoid harus diputus. 'engan cara mereduksi ikatan tersebut. >ntuk keperluan ini maka digunakan serbuk Mg dan 39l pekat, yang mana merupakan reaksi oksidasi, sehingga pada saat yang sama terjadi reaksi reduksi pada ikatan glikosida fla&onoid (reaksi redoks#. 1emudian fla&onoid yang sudah bebas ditarik oleh amil alcohol, sehingga amil alkohol yang mulanya tidak ber%arna menjadi ber%arna yang mana %arnanya berasal dari fla&onoid. /mil alkohol bersifat polar, karena itu dapat disimpulkan senya%a fla&onoid bersifat polar. )elain itu pada saat ekstraksi a%al, digunakan air panas
5
karena air bersifat polar dan senya%a fla&onoid bersifat polar (Ricky 1urnia%an, !*#. 2.3. Is+las&
$ada dasarnya isolasi senya%a kimia dari bahan alam adalah sebuah usaha bagaimana caranya memisahkan senya%a yang bercampur sehingga kita dapat menghasilkan senya%a tunggal murni. +iasanya proses isolasi dari bahan alami ini mentargetkan untuk mengisolasi senya%a metabolit sekunder, karena senya%a metabolit sekunder diyakini dan telah diteliti dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia (/lifia, !*#. +erikut adalah tahap-tahap dalam isolasi 2.3.1. Ekstraksi ?kstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organic atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut (/rdy, !*#. Metoda ekstraksi yang digunakan yaitu ekstarksi secara dingin artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senya%a yang dimaksud rusak karena pemanasanan. 'alam metode
ekstraksi
secara
dingin
yang
digunakan
yaitu
maserasi.
Maserasi merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut diam atau dengan beberapa kali pengocokan pada suhu ruangan. $ada dasarnya metoda ini dengan cara merendam sample dengan sekali-sekali dilakukan pengocokan. >mumnya perendaman dilakukan 0 jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut baru (2udhi, !*#. 2.3.2. Kromatografi 1romatografi adalah tehnik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair# dan fase gerak (cair atau gas# (3armita, !*#.
6
1romatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fitokimia atau merupakan salah satu metode identifikasi a%al untuk menentukan kemurnian senya%a yang ditemukan atau dapat menentukan jumlah senya%a dari ekstrak kasar metabolit sekunder. 1romatografi lapis tipis merupakan kromatografi adsorpsi dan adsorben bertindak sebagai fase stasioner (/lifia, !*#. 1romatografi lapis tipis yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. 1romatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi. 2el silika (atau alumina# merupakan fase diam.
)pektroskopi adalah studi mengenai interaksi antara energi cahaya dan materi. @arnaA%arna yang nampak adalah akibat absorbansi energi oleh senya%a organik dan anorganik (nder%ood dkk., *"8!# )pektrofotometri >B-&is adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultra&iolet (!!A6! nm# dan sinar tampak (6! A 8!! nm# oleh suatu senya%a. )erapan cahaya u& atau cahaya tampak mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. $anjang gelombang cahaya >B atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang. )enya%a yang menyerap cahaya dalam
7
daerah tampak (senya%a ber%arna# mempunyai elektron yang lebih mudah dipromosikan dari pada senya%a yang menyerap pada panjang gelombang lebih pendek (Masriyanti. !*#. BAB III MET0DE
3.1. L+kas& ,an aktu Per+%aan
$ercobaan ini dilakukan pada tahun !*0 bertempat di Caboratorium 1imia 2urusan $endidikan 1imia ni&ersitas :egeri 4orontalo. 3.2. Alat ,an Bahan
3.2.1. Alat 'alam praktikum ini, berbagai macam alat laboratorium yang digunakan sesuai dengan kebutuhan yaitu gelas kimia, gelas ukur, rak tabung reaksi, tabung reaksi, pipet tetes, pipet mikro, spatula, botol-botol &ial, labu dasar bulat, corong pisah, cutter, kaca arloji, neraca analitik, seperangkat alat maserasi, seperangkat alat kromatografi lapis tipis (1CT# e&aporator, lampu >B, 3.2.2. Bahan - +ahan $ercobaan +ahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun keji beling yang didapatkan di 'esa Cu%oo 1ecamatan Talaga 2aya dalam keadaan segar dan sudah dideterminasi di Caboratorium +iologi ni&ersitas :egeri 4orontalo. -
+ahan-bahan kimia +ahan-bahan kimia yang digunakan pada percobaan ini adalah aDuades,
:a=3, 3)=0 pekat, dan serbuk Mg-39l pekat, n-heksan, etit asetat, dan metanol. 3.3. Pr+se,ur
3.3.1. Preparasi sampel )ampel yang akan diuji langsung dicuci dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di udara terbuka yang terlindung dari sinar matahari hal ini
8
dilakukan agar proses pengeringan selanjutnya lebih muda dengan tidak adanya molekul air. $roses perajangan sampai berbentuk serbuk halus di lakukan untuk memperoleh luas permukaan yang lebih besar agar proses penetrasi pelarut ke dalam bahan dapat berlangsung dengan optimal.
3.3.2. Ekstraksi aun Ke!i Beling )ampel yang berupa serbuk halus dari daun keji beling di ekstraksi cara dingin (maserasi# menggunakan pelarut metanol. Maserasi dilakukan selama 0 E 0 jam, setiap 0 jam dilakukan penyaringan. )etelah disaring, residu di maserasi kembali dengan metanol yang baru. $engerjaan yang sama dilakukan sebanyak 0E. )elanjutnya maserat yang diperoleh digabungkan antara maserat pertama, kedua, ketiga dan keempat. 4abungan keempat maserat kemudian die&aporasi pada suhu !-0!F9 dengan menggunakan alat penguap &akum sampai diperoleh ekstrak kental metanol.
3.3.3. "!i #la$onoid ?kstrak kental metanol sebanyak !,* g dilarutkan dalam *! ml metanol kemudian dibagi ke dalam empat tabung reaksi. Tabung pertama digunakan sebagai tabung kontrol, tabung kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut ditambahkan :a=3, 3)=0 pekat, dan serbuk Mg-39l pekat. @arna pada masing-masing tabung dibandingkan dengan tabung kontrol, jika terjadi perubahan %arna maka positif mengandung fla&onoid (3arborne, !!8 dalam Maryati dkk, !*0#. 3.. Pem&sahan ,an Pemurn&an
)ebanyak !,* gram ekstrak metanol dipisahkan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fasa diam silica gel 4<! dan dielusi berturut-turut menggunakan pelarut organik seperti n-heksan, metanol, etil asetat dengan perbandingan tertentu. 1emudian di lakukan 1CT preparatif untuk pemisahan ()arlita, dkk, !*0#.
9
3.. I,ent&!&kas& $en'a(a
B-Bis untuk mengetahui kandungan senya%a fla&onoid pada sampel ()arlita, dkk, !*0#. 3.%.1. Karakterisasi golongan sen&a'a fla$onoid dengan spektrafotometer "(-(is :oda hasil kerokan di masukkan ke dalam botol &ial dan melarutkan noda dengan pelarut methanol, mendiamkan larutan hingga bening, memasukkan larutan noda kedalam Duartz cell kemudian Memprogram alat >B-Bis untuk membaca senya%a yang teridentifikasi ()arlita, dkk, !*0#. BAB I PEMBAHA$AN .1. Pre-aras& $am-el
'aun keji beling yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun keji beling yang tumbuh di 1abupaten 4orontalo tepatnya di 2l. $otanga 1ec. Talaga 2aya. 'aun keji beling yang diambil adalah daun yang berada pada pertengahan ranting karena kadar fla&onoidnya lebih tinggi daripada kadar fla&onoid pada daun keji beling yang masih muda atau berada di pucuk. 'aun keji beling yang telah dipetik dari pohonnya kemudian dicuci hingga bersih dan dirajang atau dipotong kecil-kecil. 3al ini bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan dimana pengeringan sampel dilakukan secara alami yaitu dikering anginkan di tempat terbuka dengan tidak terkena sinar matahari secara langsung yaitu pada suhu 6-!G9. $roses pengeringan ini hanya dilakukan selama 5 hari.
4ambar 0.*. )erbuk daun 1eji +eling
.2. Ekstraks& ,engan ara Maseras&
10
?kstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan
tidak saling larut yang berbeda. Metode
ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi. Maserasi adalah salah satu metode pemisahan senya%a dengan cara perendaman menggunakan pelarut organik pada temperatur ruangan. $roses maserasi sangat menguntungkan dalam isolasi senya%a bahan alam karena selain murah dan mudah dilakukan, dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut. $elarut yang mengalir ke dalam sel dapat menyebabkan protoplasma membengkak dan bahan kandungan sel akan larut sesuai dengan kelarutannya. )enya%a fla&onoid yang ada dalam daun keji beling merupakan senya%a yang bersifat polar sehingga harus dilarutkan dengan pelarut yang bersifat polar sehingga, pelarut yang digunakan dalam praktikum ini adalah metanol. )ebanyak 6! gram serbuk halus daun keji beling diekstraksi dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut metanol selama E 0 jam, dimana setiap *E 0 jam hasil maserasi di saring kemudian di rendam lagi dengan metanol yang baru.
4ambar 0..*. $erendaman )ampel
$ada percobaan ini maserasi di lakukan sampai III tahap, tahap * jumlah pelarut yang digunakan untuk perendaman sebanyak "!! ml, tahap II sebanyak 5!! ml dan tahap III sebanyak !! ml. 2adi keseluruhan metanol yang digunakan untuk maserasi sebanyak !! ml dan menghasilkan maserat sebanyak !!! ml. $elarut yang digunakan pada proses maserasi ini cukup banyak karena di pengaruhi oleh ukuran sampel daun keji beling yang tidak begitu halus.
11
4ambar 0... $enyaringan Maserat
ntuk memisahkan kedua senya%a ini, maka harus dilakuakan dengan penguapan dengan menggunakan rotary e&aporator. Maka, bisa dikatakan bah%a instrumen ini akan jauh lebih unggul, karena pada instrumen ini memiliki suatu teknik yang berbeda dengan teknik pemisahan yang lainnya. 1arena teknik itulah, sehingga suatu pelarut akan menguap dan senya%a yang larut dalam pelarut tersebut tidak ikut menguap namun mengendap. 'an dengan pemanasan diba%ah titik didih pelarut, sehingga senya%a yang terkandung dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi. =leh sebab itu, metanol akan menguap dan ekstrak kental akan tertinggal pada labu e&aporator.
4ambar 0... Tahap e&aporasi
)emakin lama %aktu ekstraksi, kesempatan untuk bersentuhan makin besar sehingga hasilnya juga bertambah sampai titik jenuh larutan. 1ontak antara sampel dan pelarut dapat ditingkatkan apabila dibantu dengan pengocokan agar kontak antara sampel dan pelarut semakin sering terjadi, sehingga proses ekstraksi lebih sempurna. $roses e&aporasi dihentikan apabila maserat daun keji beling ekstrak kental yang diperoleh sebanyak 5,* gram.
12
4ambar 0..0. ?kstrak 1ental
.3 Uj& )la*+n+&,
)ebanyak !,* gram ekstrak kental daun keji beling di larutkan dengan *! ml metanol, yang kemudian membaginya ke dalam 0 tabung reaksi. Tabung pertama digunakan sebagai tabung kontrol, tabung kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut ditambahkan :a=3, 3 )=0 pekat, dan serbuk Mg-39l pekat. $ada uji fitokimia yang menggunakan reagen :a=3 *!;, filtrat yang diuji mengalami perubahan %arna dari %arna hijau tua menjadi hijau kekuningan. >ji fitokimia menggunakan reagen 3 )=0 pekat filtrat yang tadinya ber%arna hijau tua berubah menjadi coklat kehitaman. )edangkan uji fitokimia menggunakan reagen serbuk Mg-39l pekat terbentuk dua lapisan, lapisan atas ber%arna hijau tua dan lapisan ba%ah ber%arna hijau muda, dan terbentuk cincin di antara lapisan satu dan dua. $erubahan %arna ini menunjukkan adanya kandungan fla&onoid pada daun keji beling. Tabel 0..*. 3asil >ji
$erubahan %arna 3ijau tua - 3ijau kekuningan 3ijau tua - 9oklat kehitaman Terdapat lapisan Capisan atas 3ijau tua Capisan ba%ah 3ijau tua - 3ijau
3asil >ji H H
H
muda
4ambar 0..*. Tabung kontrol H tabung II (tabung kontrol H :a=3 *!;#
13
4ambar 0... Tabung 1ontrol H tabung III (tabung kontrol H 3 )=0 pekat#
4ambar 0... Tabung 1ontrol .. Pem&sahan $en'a(a )la*+n+&, ,engan "LTH Tabung IB (tabung kontrol Hdaun serbuk Mg-39l $emisahan senya%a fla&onoid keji belingpekat# dilakukan dengan metode
kromatografi lapis tipis (1CT#. 1CT merupakan suatu metode pemisahan suatu senya%a berdasarkan perbedaan distribusi dua fase yaitu fase diam dan fase gerak.
14 4ambar 0.0.*. :oda hasil 1CT dengan perbandingan eluen n-heksan etil asetat ("*#
1emudian diangin-anginkan dan diperiksa di ba%ah sinar >B pada panjang gelombang nm. :oda yang terbentuk yaitu sebanyak noda, nodanoda tersebut lalu dilingkari dan dihitung nilai Rf-nya. $emisahan dengan 1CT menghasilkan harga Rf dari noda pertama sebesar !, noda pertama ini berbentuk panjang dan berekor, noda kedua memiliki nilai Rf sebesar !,, noda ketiga memiliki Rf sebesar !, , noda keempat sebesar !,0, noda kelima sebesar !,6 dan noda keenam sebesar !,8. 1CT dilakukan kembali untuk mendapatkan noda yang lebih baik dengan perbandingan eluen yang berbeda yaitu n-heksan etil asetat (8#, (5#, dan (0#. $ada hasil 1CT dengan perbandingan eluen (8#, diperoleh sebanyak noda. :oda pertama memiliki Rf sebesar !,*" dan noda kedua memiliki Rf sebesar !,, noda ketiga memiliki Rf sebesar !,6 , noda keempat sebesar !,05, noda kelima sebesar !,60 dan noda keenam sebesar !,*. $ada hasil 1CT dengan perbandingan eluen (5#, diperoleh sebanyak 0 noda. :oda pertama memiliki Rf sebesar !, dan noda kedua memiliki Rf sebesar !,5, noda ketiga memiliki Rf sebesar !,86, dan noda keempat sebesar !,"6. $ada hasil 1CT dengan perbandingan eluen (0#, diperoleh sebanyak 0 noda. :oda pertama memiliki Rf sebesar !,60 dan noda kedua memiliki Rf sebesar !,!, noda ketiga memiliki Rf sebesar !,5!, dan noda keempat sebesar !,8 dan noda kelima sebesar !,". 3asil 1CT dapat dilihat diba%ah ini
15
(a#
(b#
(c#
4ambar 0.0.. :oda dengan perbandingan eluen n-heksan etil asetat (a# 8, (b# 5, (c# 0 ?luen yang baik ialah eluen yang bisa memisahkan senya%a dalam jumlah yang banyak yang ditandai dengan munculnya noda. :oda yang terbentuk tidak berekor dan jarak antara noda satu dengan yang lainnya jelas. :oda yang demikian diperoleh dengan perbandingan eluen 8 yang mampu memberikan pemisahan terbaik. 1arena dari komposisinya, eluen tersebut bersifat sangat polar sehingga bisa memisahkan senya%a fla&onoid yang juga bersifat polar. )elanjutnya dilakukan 1CT preparatif dengan menggunakan perbandingan eluen yang memberikan pemisahan terbaik yaitu dengan perbandingan n-heksan asam asetat. >kuran plat (6 E 6# cm dengan panjang 6 cm dan lebar 6 cm. $enotolan dilakukan sebanyak *! titik kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia pengganti chamber yang berisi eluen.
4ambar 0.0.. $lat 1CT dimasukkan dalam gelas kimia
'ari hasil lampu >B 1CT tersebut, noda yang dihasilkan terdapat titik noda yang identik dengan noda 1CT kualitatif.. Cangkah selanjutnya mengerok noda hasil 1CT dengan menggunakan spatula. Masing-masing noda dimasukkan ke dalam botol &ial.
16
4ambar 0.0.0. $engerokan :oda
.. I,ent&!&kas& $en'a(a ,engan Menggunakan $-ektra!+t+meter U/&s
>ntuk mengidentifikasi senya%a dengan menggunakan alat spektroskopi u&-&is. Masing-masing noda yang terdapat dalam botol &ial tersebut dilarutkan dengan menggunakan pelarut metanol dan dikocok degan tujuan agar senya%a yang terdistribusi pada silika gel dapat larut dalam metanol.
4ambar 0.6.*. $elarutan :oda
1emudian mendiamkan hingga larutannya menjadi bening. 'an setelah larutannya bening, sebagian dari larutan tersebut di masukkan ke dalam ku&et. 1emudian memasukkan ke dalam alat >B-Bis. )elanjutnya memprogram alat >BBis dan melihat hasilnya pada cetakan atau data yang sudah di print. 3asil identifikasi spektroskopi >B-&is dapat di lihat pada lampiran gambar *-. Tabel 0.6.*. Tabulasi data panjang gelombang absorpsi spektrum >B-Bis isolat dalam pelarut metanol. $ita I :oda
$anjang
$ita II /bsorbans
4elombang (nm#
$anjang
/bsorbans
4elombang (nm#
!
",!!
*,8
5,!!
,5!*
*
",!!
*,5
5,!!
,5!5
",!!
*,5
6,!!
,5!8
17
",!!
*,0
6,!!
,5!*
0
",!!
*,6!
5,!!
,"
6
",!!
*,*
6,!!
,8
",!!
*,"
,!!
,5!
'ari spektrum yang tampak, terdapat dua pita yang dihasilkan oleh noda !- dalam pelarut metanol. $ada pita I di mana :oda !- memiliki absorbansi pada panjang gelombang yang sama yaitu ",!! nm. )erapan pada panjang gelombang tersebut diduga karena adanya transisi elektron-elektron yang tidak berikatan ke orbital anti ikatan (n JK# oleh gugus karbonil (9L=#. )erapan ini terjadi pada panjang gelombang dan intensitasnya yang rendah ()astrohamidjojo, !!* dalam Maryati, dkk, !*0#. )edangkan pada pitaII di mana :oda !- memiliki absorbansi pada panjang gelombang yang tidak jauh berbeda yaitu 6,!! nm, ,!! nm dan 5,!! nm. )erapan pada panjang gelombang ini diduga karena adanya transisi elektron J JK oleh ikatan 9L9 terkonjugasi yang terjadi pada panjang gelombang *!-86 nm. +erdasarkan hasil identifikasi spektrofotometer >B-Bis ini menunjukkan bah%a noda !- tersebut merupakan senya%a fla&onoid.
BAB PENUTUP .1. "es&m-ulan
+erdasarkan praktikum Isolasi dan Identifikasi )enya%a
'aun keji beling positif mengandung senya%a fla&onoid berdasarkan perubahan %arna yang terjadi pada saat pengujian sampel.
18
-
'aun keji beling positif mengandung senya%a fla&onoid berdasarkan identifikasi senya%a dengan menggunakan )pektrafotometer >B-Bis yang menunjukkan adanya spektrum yang tampak yaitu terbentuknya dua pita dengan panjang gelombang yang tidak jauh berbeda.
.2. $aran
>ntuk dapat menentukan struktur senya%a golongan fla&onoid dari isolat dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mempergunakan metode spektrofotometri IR, :MR, dan 49-M). DA)TAR PU$TA"A
/nonim. !*. Spektroskopi +nframerah. http77%%%.ilmukimia.org7!*7!57spe ktroskopi-inframerah-ir.html. (diakses ! =ktober !*0#. /nonim. !*!. Spektrofotometri +, +nfra ,ed* )ara Ker!a dan Kegunaan. Tersedia http77elektromagic.blogspot.com7!*!7*!7spektrofotometri-ir-inf ra-red-cara.html. (diakses 5 )eptember !*0#. /ditya, !*. Sen&a'a #la$onoid . Tersedia http77aditya.blogspot.com7!*7!7 *!7senya%a fla&onoid7 (diakses *0 'esember !*0# /lifia, . /. !*. "raian +solasi. http77maydesember.blogspot.com7!*7!57 -uraian-isolasi.html. (diakses 5 )eptember !*0#.
Ardy.
Ekstraksi.
2013.
http://ardydii.wordpress.com/2013/03/10/ekstraksi/ (diakses 27 eptem!er 2014". Asih#
2009.
Karakterisasi
Senyawa
Flavonoid
dengan
Spektrafotometer UV-Vis dan Spektrofotometer Inframerah (IR. http://asih.!$o%spot.com. &iakses 27 eptem!er 2014".
Asyhar.(2010". Kromatogari Kolom dan !apis "ipis. (o'$i'e". ersedia:
http://asyharst)08.wordpress.com.
eptem!er 2014".
19
(&iakses
27
Awa'. 2013. Kand#ngan$ %anfaat serta Khasiat &a#n Ke'i eling. http://awa'p*tih43.!$o%spot.com/2013/05/ka'd*'%a'+ ma')aat+serta+khasiat
+da*',27.htm$.
(diakses
27
eptem!er 2014". 'alimartha, )., !!, Atlas umbuhan /bat +ndonesia !ilid 0 Puspa S'ara , 2akarta 4una%an, Ilonna. !**. Efek Ke!ibeling Sericocal& )rispus * erhadap Penurunan ekanan arah Pria e'asa. +andung skripsi ni&ersitas 1risten Maranatha 3armita. !*. Analisis #isiko Kimia Kromatografi.http.77%%%.harmita.blogspot.c om7!*7*7analisis-fisiko-kimia-kromatografi.html. (diakses 5 )eptemb er !*0#. 2.+. 3arborne, Metode
!**.
Spektrofotometri
+nfra
4erah
+nfra
,ed*.
http77%%%.scribd.com7doc7spektrofotometri-infra-merah.html. (diakses ! =ktober !*0#. Markham, 1.R. *"88. echni5ues of #la$onoid +dentification. Condon /cademic $r. Masriyanti. !*. Prinsip-Prinsip Spektroskopi. http77masriyanti.blogspot.com7 !*7!"7prinsip-prinsip-spekroskopi.html. (diakses ! =ktober !*0#.
20
Mirna, Cumbessy, dkk. !*. "!i otal #la$onoid Pada Beberapa anaman /bat radisonal i esa 6aitina Kecamatan 4angoli imur Kabupaten Kepulauan Sula Pro$insi 4aluku "tara. Manado 2urusan 1imia, ni&ersitas )am Ratulangi :anda. !*. Klasifikasi dan 4orfologi anaman Ke!i Beling Strobilanthes )rispus Bl*. http77nandagokilz*.%ordpress.com7!*7!7!7klasifikasi-danmorfologi-tanaman-keji-beling-strobilanthes-crispus-bl7 (diakses *5 )eptem -ber !*0# Resi, /.@, /ndis, ). !!". 4akalah Kimia /rganik Bahan Alam7 #la$onoid 8uercetin*. Makassar $rogram ) 1imia ni&ersitas 3asanuddin. Ricky, 1. !*. Penapisan Screening A'al #itokimia. http77ricky-kurnia%an-!*-*"".blogspot.com7!*7*7penapisan-screening-a%al-fitokimia.html (diakses *5 september !*0# )arlita, M, dkk. !*0. +solasi dan Karakterisasi Sen&a'a Alkaloid dari Ekstrak aun Ke!i Beling. 4orontalo )kripsi 2urusan $endidikan 1imia ni&ersitas :egeri 4orontalo. )astrohamidjojo, 3ardjono.
!!*. asar-dasar Spektroskopi.
Nogyakarta
>ni&ersitas 4ajah Mada (>4M# >nder%ood, /.C dan 'ay, R./. *"8!. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. 2akarta ?rlangga Nazid, ?stien. Kimia #isika untuk Paramedis. Nogyakarta /ndi, !!6.
LAMPIRAN 1 Perh&tungan N&la& R!
21
1. Perbandingan 9 7 1* 'ik 2arak yang ditempuh eluen L 0,* cm Jarak noda Jarak eluen
Rf L
'it :ilai Rf masing A masing noda $enyelesaian :oda * Rf
0,95 cm 4,1 cm
1,8 cm 4,1 cm
L !,0
=
Rf
=
:oda Rf
=
Rf
=
2,2 cm
=
=
:oda 0
L !,
:oda 6
L !,
:oda
L !,6
4,1 cm
:oda Rf
Rf
1,1 cm 4,1 cm
L !,
3,4 cm
1,5 cm 4,1 cm
L !,8
4,1 cm
2. Perbandingan : 7 2* 'ik 2arak yang ditempuh eluen L 0, cm Rf L
Jarak noda Jarak eluen
'it :ilai Rf masing A masing noda $enyelesaian :oda ! Rf
=
0, 5 cm 4,2 cm
L !,**
!,05
22
:oda 0 Rf
=
2 cm 4,2 cm
L
:oda * Rf
=
0,8 cm 4,2 cm
L !,*"
:oda 6 Rf
2,3 cm 4,2 cm
L
1,1 cm 4,2 cm
L !,
:oda Rf
2,6 cm 4,2 cm
L
1,5 cm 4,2 cm
L !,6
=
!,60 :oda Rf
=
!,* :oda Rf
=
3. Perbandingan ; 7 3* 'ik 2arak yang ditempuh eluen L 0, cm Rf L
Jarak noda Jarak eluen
'it :ilai Rf masing A masing noda $enyelesaian :oda * Rf
2,65 cm 4,2 cm
:oda Rf
3,2 cm 4,2 cm
L !,5
:oda Rf
3,6 cm 4,2 cm
L !,86
:oda 0 Rf
4 cm 4,2 cm
L !,"6
=
=
=
=
L !,
0. Perbandingan < 7 0* 'ik 2arak yang ditempuh eluen L 0, cm Rf L
Jarak noda Jarak eluen
'it :ilai Rf masing A masing noda $enyelesaian :oda * Rf
=
2,25 cm 4,2 cm
L !,60
23
=
:oda Rf
2,55 cm 4,2 cm
L !,!
:oda Rf
2,95 cm 4,2 cm
L !,5!
:oda 0 Rf
3,5 cm 4,2 cm
L !,8
:oda 6 Rf
3,85 cm 4,2 cm
=
=
=
=
L !,"
LAMPIRAN 2 Pr+se,ur "erja
1. Preparasi sampel
&a*' -ei e$i'%
e'c*ci de'%a' air !ersih e'%eri'% a'%i'ka' di *dara ter!*ka eraa'% sampai ha$*s er!*k da*' kei !e$i'%
2. Ekstraksi aun Ke!i Beling
er!*k &a*' -ei e$i'%
e'im!a'% se!a'yak 50 %ram emas*kka' ke da$am wadah maserasi (top$es" ere'dam de'%a' pe$ar*t meta'o$ ya'% dises*aika' de'%a' !a'yak'ya sampe$ e'diamka' se$ama 24 am e'%*$a'%i per$ak*a' 2#3 da' 4 se!a'yak 3 emas*kka' maserat ya'% dipero$eh ke da$am a!* dasar !*$at
24 aserat da*' kei !e$i'% se!a'yak 2000 m (2 "
3. ahap E$aporasi
aserat &a*' -ei e$i'%
emas*kka' ke da$am $a!* pe'amp*'% eaporasi era'%kai ata* memasa'%'ya pada a$at eaporasi e'%operasika' a$at eaporasi da' me$ak*ka' eaporasi sampai me'dapatka' ekstrak ke'ta$ da e'%erok sampe$/ekstrak ke'ta$ ya'% !erada di da$am $a!* pe'amp*'% e'im!a'% !oto$ ia$ koso'% emas*kka' ke da$am !oto$ ia$ e'im!a'% ekstrak ke'ta$ da*' kei !e$i'%
kstrak ke'ta$ da*' kei !e$i'% se!a'yak 7#31 %r
0. "!i #la$onoid
kstarak ke'ta$ da*' kei !e$i'%
e'im!a'% 0#1 %ram e$ar*tka' de'%a' sedikit meta'o$ emas*kka' keda$am 4 ta!*'% reaksi ta!*'% ko'tro$ tes de'%a' a
tes de'%a' 24
tes de'%a' %+$
me'am!ahka' 2+10 4 tetes $ar*ta' 242+ pekat 4 tetes $ar*ta' %+$ e'am!ahka' 2 + 4 tetes $ar*ta' a me'am!ahka' hia* t*a ko'tro$ per*!aha' war'a me'%amati per*!aha' war'a e'%amati per*!aha'me'%amati war'a
hia* kek*'i'%a' ter!e't*k d*a $apisa' atas !erwar'a hia* t*a da' $apisa' !awah hia* cok$at: $apisa' kehitama'
25
%. Pemisahan dan Pemurnian 1romatografi Capis Tipis (1CT *
kstak -e'ta$ e'%am!i$ 0#1 %ram da' me$ar*tka' keda$am meta'o$ sec*k*p'ya em!*at ariasi e$*e' '+heksa' da' eti$ asetat de'%a' per!a'di'%a' 9:1# 8:2# e'oto$ka' pada p$at - me'%%*'aka' pipa kapi$er e'ce$*pka' !a%ia' !awah p$at - e'%a'%kat p$at - sete$ah e$*e' me'yerap !atas ya'% dite't*ka' e'%eri'%ka' p$at di*dara ter!*ka e'%amati 'oda ya'% ter!e't*k de'%a' $amp* ;<+<= e'%hit*'% >)
oda pada p$at - 9:1 oda pada p$at - 8:2 oda pada p$at - 7:3 oda pada p$at - 6:4
1romatografi Capis Tipis (1CT# $reparatif
kstrak ke'ta$ da*' kei !e$i'%
e'%am!i$ 0#2 %r da' me$ar*tka' keda$am metha'o$ sec*k*p'ya em!*at e$*e' '+heksa' da' eti$ asetat de'%a' per!a'di'%a' 8:2 se!a%ai e$*e' ya'% pa$i'% c e'oto$ ka' p$at - de'%a' me'%%*'aka' pipa kapi$er se!a'yak 10 toto$a' e'ce$*pka' !a%ia' !awah p$at - e'%a'%kat p$at - sete$ah e$*e' me'yerap pada !atas ya'% dite't*ka' e'%eri'%ka' p$at - di*dara ter!*ka e'%amati 'oda ya'% ter!e't*k de'%a' $amp* *+is e'%hit*'% >)
oda pada p$at - '+heksa' : eti$ asetat ? 8:2
26
<. +dentifikasi Sen&a'a dengan Spektroskopi "(-(is
oda 0# 1# 2# 3# 4# 5# da' 6
oda hasi$ keroka' di mas*kka' ke da$am !oto$ ia$ e$ar*tka' 'oda de'%a' pe$ar*t metha'o$ e'diamka' $ar*ta' hi'%%a !e'i'% emas*kka' se!a%ia' $ar*ta' 'oda keda$am k*et empro%ram a$at ;<+
er!e't*k pektr*m pa'a'% %e$om!a'%
27
LAMPIRAN 3
4ambar . $engeringan sampel
4ambar 0. $erendaman
4ambar 6. $engerokan ekstrak ke'ta$
28
4ambar . $enimbngan sampel
4ambar . $enimbangan ekstrak
4ambar 5. $engambilan !,* gr
ekstrak ke'ta$
4ambar *!. pencelupan plat -
4ambar *. $engerokan noda pada 1CT preparatif
4ambar 8. >ji fla&onoid
4ambar ". $enotolan pada plat 1CT
4ambar **. 3asil :oda
4ambar *. $enyinaran noda pada amp* ;<
4ambar *0. :oda hasil kerokan
29
4ambar *6. $elarutan noda
4ambar 0.6.. )pektrum >B-Bis
4ambar 0.6.. )pektrum >B-Bis
:oda !
:oda *
4ambar 0.6.. )pektrum >B-Bis :oda
4ambar 0.6.. )pektrum >B-Bis :oda
30