BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan mental merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
sehari-hari. Dewasa ini, kesehatan mental bukan suatu hal yang baru bagi
peradaban manusia. Peribahasa Yunani tentang mens sana in corpora sano
merupakan satu indikasi bahwa masyarakat di zaman sebelum masehi pun
sudah memperhatikan betapa pentingnya aspek kesehatan mental.
Kesehatan fisik maupun kesehatan mental sama-sama penting
diperhatikan.Tidak adanya perhatian yang serius pada pemeliharaan
kesehatan mental di masyarakat ini menjadikan hambatan tersendiri bagi
kesehatan secara keseluruhan. Hanya saja karena faktor keadaan, dalam
banyak hal kesehatan secara fisik lebih dikedepankan dibandingkan
kesehatan mental. Mengingat pentingnya persoalan kesehatan mental ini,
banyak bidang ilmu khususnya yang mempelajari persoalan perilaku manusia.
Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam mengatasi setiap
masalah yang dihadapinya. Ada yang dapat mengatasinya dengan baik dan
dapat bangkit kembali dari kemunduran sementara ada orang lain yang
mungkin merasa terbebani oleh itu untuk waktu yang lama dan malah
menimbulkan masalah lain. Hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental
individu tersebut. Oleh karena itu, agar tidak menimbulkan gangguan
kesehatan mental diperlukan ulasan lebih lanjut mengenai konsep dasar
kesehatan mental agar dapat memahami kesehatan mental sehingga dapat
mencegah gangguan-gangguan yang mungkin tejadi. Dengan memahami ilmu
kesehatan mental adalah arti mengerti, mau dan mampu mengaktualisasikan
dirinya, maka seseorang tidak akan megalami bermacam-macam ketegangan
kekuatan dan komplik barin. Selain itu, ia melakukan upaya agar jiwanya
menjadi seimbang dan kepribadiannya pun terinteraksi dengan baik. Ia juga
akan mampu memecahkan segala kesulitan jiwa.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian tentang kesehatan mental ?
2. Bagaimana sajakah teori mental yang sehat ?
3. Bagaimana sajakah prinsip dalam kesehatan mental ?
4. Bagaimana ruang lingkup kesehatan mental ?
3. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian kesehatan mental
2. Mendeskripsikan teori mental yang sehat
3. Mendeskripsikan prinsip dalam kesehatan mental
4. Mendeskripsikan ruang lingkup kesehatan mental
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kesehatan Mental
Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur
dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu
budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam
budaya lain, dan demikian pula sebaliknya (Sias, 2006). Menurut Pieper dan
Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak
mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi
yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau
kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki
kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam
hidupnya.
Notosoedirjo dan Latipun (2005), mengatakan bahwa terdapat banyak
cara dalam mendefenisikan kesehatan mental (mental hygene) yaitu: (1)
karena tidak mengalami gangguan mental, (2) tidak jatuh sakit akibat
stessor, (3) sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya,
dan (4) tumbuh dan berkembang secara positif.
1. Karena tidak mengalami gangguan mental
Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang tahan terhadap sakit jiwa
atau terbebas dari sakit dan gangguan jiwa. Vaillaint (dalam Notosoedirjo &
Latipun, 2005), mengatakan bahwa kesehatan mental atau psikologis itu "as
the presence of successfull adjustmet or the absence of psychopatology" dan
yang dikemukakan oleh Kazdin yang menyatakan kesehatan mental "as a state
in which there is an absence of dysfunction in psychological, emotional,
behavioral, and sosial spheres".
Pengertian ini bersifat dikotomis, bahwa orang berada dalam keadaan
sakit atau sehat psikisnya. Sehat jika tidak terdapat sedikitpun gangguan
psikisnya, dan jika ada gangguan psikis maka diklasifikasikan sebagai orang
sakit. Dengan kata lain sehat dan sakit itu mental itu bersifat nominal
ytang dapat dibedakan kelompok-kelompoknya. Sehat dengan pengertian
"terbebas dari gangguan", berarti jika ada gangguan sekialipun sedikit
adanya, seseorang itu diangganb tidak sehat.
2. Tidak sakit akibat adanya stressor
Notosoedirjo dan Latipun (2005), mengatakan bahwa orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang dapat menahan diri untuk tidak jatuh sakit
akibat stressor (sumber stres). Seseorang yang tidak sakit meskipun
mengalami tekanantekanan maka menurut pengertian ini adalah orang yang
sehat. Pengertian ini sangat menekankan pada kemampuan individual merespon
lingkungannya.
3. Sejalan dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya
Michael dan Kirk Patrick (dalam Notosudirjo & Latipun, 2005) memandang
bahwa individu yang sehat mentalnya jika terbebas dari gejala psikiatris
dan individu itu berfungsi secara optimal dalam lingkungan sosialnya.
Pengertian ini terdapat aspek individu dan aspek lingkungan. Seseorang yang
sehat mental itu jika sesuai dengan kapasitasnya diri sendiri, dan hidup
tepat yang selaras dengan lingkungannya.
4. Tumbuh dan berkembang secara positif
Frank, L. K. (dalam Notosudirjo & Latipun, 2005) merumuskan pengertian
kesehatan mental secara lebih komprehensif dan melihat kesehatan mental
secara "positif". Dia mengemukakan bahwa kesehatan mental adalah orang yang
terus menerus tumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya, menerima
tanggung jawab, menemukan penyesuaian (tanpa membayar terlalu tinggi
biayanya sendiri atau oleh masyarakat) dalam berpartisipasi dalam
memelihara aturan sosial dan tindakan dalam budayanya.
Dari berbagai pengertian yang ada, (Johada dalam Notosoedirjo dan
Latipun, 2005), merangkum pengertian kesehatan mental dengan mengemukakan
tiga ciri pokok mental yang sehat:
(a) Seseorang melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan atau
melakukan usaha untuk menguasai, dan mengontrol lingkungannya, sehingga
tidak pasif menerima begitu saja kondisi sosialnya.
(b) Seseorang menunjukkan kutuhan kepribadiaanya – mempertahankan
integrasi kepribadian yang stabil yang diperoleh sebagai akibat dari
pengaturan yang aktif.
(c) Seseorang mempersepsikan "dunia" dan dirinya dengan benar,
independent dalam hal kebutuhan pribadi.
Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health)
merumuskan pengertian kesehatan mental sebagai berikut. (1) Kesehatan
mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang optimal
baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai
dengan keadaan orang lain. (2) Sebuah masyarakat yang baik adalah
masyarakat yang membolehkan perkembangan ini pada anggota masyarakatnya
selain pada saat yang sama menjamin dirinya berkembang dan toleran terhadap
masyarakat yang lain. Dalam konteks Federasi Kesehatan Mental Dunia ini
jelas bahwa kesehatan mental itu tidak cukup dalam pandangan individual
belaka tetapi sekaligus mendapatkan dukungan dari masyarakatnya untuk
berekembang secara optimal.
Dengan demikian, pengertian kesehatan mental beragam, namun demikian
merumuskan pengertian kesehatan mental secara komprehensif adalah bukan
suatu hal yang mudah dilakukan. Untuk membantu memahami makna kesehatan
mental, terdapat prinsip-prinsip yang dapat dijadikan sebagai pegangan bagi
kita. Prinsip-prinsip pengertian kesehatan mental adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan mental adalah lebih dari tiadanya perilaku abnormal.
Prinsip ini menegaskan bahwa yang dikatakan sehat mentalnya tidak cukup
kalau dikatakan sebagai orang yang tidak megalami abnormalitas atau orang
yang normal. Karena pendekatan statistik memberikan kelemahan pemahaman
normalitas itu. Konsep kesehatan mental lebih bermakna positif daripada
makna keadaan umum atau normalitas sebagaimana konsep statistik.
2. Kesehatan mental adalah konsep yang ideal. Prinsip ini menegaskan
bahwa kesehatan mental menjadi tujuan yang amat tinggi bagi seseorang.
Apalagi disadari bahwa kesehatan mental itu bersifat kontinum. Jadi sedapat
mungkin orang mendapatkan kondisi sehat yang paling optimal dan berusaha
terus untuk mencapai kondisi sehat yang setingi-tingginya.
3. Kesehatan mental sebagai bagian dan karakteristik kualitas hidup.
Prinsip ini menegaskan bahwa kualitas hidup seseorang salah satunya
ditunjukkan oleh kesehatan mentalnya. Tidak mungkin membiarkan kesehatan
mental seseorang untuk mencapai kualitas hidupnya, atau sebaliknya kualitas
hidup seseorang dapat dikatakan meningkat jika juga terjadi peningkatan
kesehatan mentalnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah Suatu
kondisi dimana kepribadian, emosional, intelektual dan fisik seseorang
tersebut dapat berfungsi secara optimal, dapat beradaptasi terhadap
tuntutan lingkungan dan stressor, menjalankan kapasitasnya selaras dengan
lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa nyaman dengan diri sendiri,
menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial dalam
budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya,
dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-
masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta
memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
2.2 Teori Mental yang Sehat
1. Aliran psikoanalisa
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model kepribadian. Teori ini
sendri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud (1856-1938). Freud pada
awalnya memang mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan
sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan
pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan dan
pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam
perilaku dan pikiran. Menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan
dorongan ini adalah bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual. Dan
apabila dorongan–dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan
gangguan kepribadian dan juga mengganggu kesehatan mental yang disebut
psikoneurosis. Dengan kata lain, mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi
dari dorongan tidak sadar yang muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah
"motivasi yang tidak disadari" / (unconscious motivation) menguraikan ide
kunci dari psikoanalisa. Psikoanalisis mempunyai metode untuk membongkar
gangguan – gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain
dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Teori psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia
terdapat suatu energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang
mendorong individu untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi
psikis itu berasumsi pada fungsi psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan
Super Ego (Yunita, 2014)
Id merupakan bagian paling primitif dalam kepribadian dan dari sinilah
nanti Ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin
dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
Ego merupakan bagian "eksekutif" dari kepribadian, ia berfungsi secara
rasional berdasarkan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id
secara realistis, yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-
dorongan yang dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang
diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego
merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilaian apakah
sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada
kesempurnaan (Amanda, 2013).
Freud mengumpamakan pikiran manusia sebagai fenomena gunung es. Bagian
kecil yang tampak diatas permukaan air menggambarkan pengalaman sadar,
bagian yang jauh lebih besar di bawah permukaan air yang menggambarkan
ketidaksadaran aeperti impuls, ingatan. Nafsu dan hal lain yang
mempengaruhi pikiran dan perilaku.
Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai
fungsi,sifat,komponen,prinsip kerja,dinamisme,dan mekanismenya
sendiri,namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga
sulit(tidak mungkin)untuk memisah-misahkan pengaruhnya dan menilai
sumbangan relatifnya terhadap tingkah laku manusia.Tingkah laku hampir
selalu merupakan produk dari interaksi diantara ketiga sistem
tersebut,jarang salah satu sistem berjalan terlepas dari kedua sistem
lainnya.
Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :
a. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak
menurut pola perkembangan yang ilmiah.
b. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar
c. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id
dan ego.
d. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
e. Dapat menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan
2. Aliran Behavioristik
Aliran ini timbul di Rusia yang dipelopori oleh Juan Petrovich Pavlov
(1849-1936). Aliran ini menganggap bahwa manusia sebagai mesin layaknya
alat pengatur panas. Maksudnya adalah manusia sebagai sistem konflik yang
bertingkah laku menurut cara yang sesuai hukum. Aliran ini juga menganggap
manusia tidak memiliki sikap diri sendiri. Behaviorisme atau aliran
perilaku (juga disebut perspektif belajar) adalah filososi dalam psikologi
yang berdasar pada proporsi bahwa semua yang dilakukan organisme termasuk
tindakan, pikiran atau perasaan dapat dan harus dianggap sebagai perilaku.
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara
ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotesis
seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki
dasar yang bisa diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan
lingkungan yang merupakan kondisi lingkungan belajar dalam menjelaskan
perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang
bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Kepribadian yang sehat menurut
behavioristik :
a. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan
lingkungannya.
b. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
c. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki
sikap dengan bawaan sendiri.
d. Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode
yang obyektif
Tokoh-tokoh terkenal tentang behavioristik ini menurut Nurawaliyah,
2015 diantaranya adalah:
1. Juan Petrovich Pavlov
2. Edward Lee Thorndike
3. John B. Watson
4. B.F. Skinner
3. Aliran Humanistik
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari
Psikologi Humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi
behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia
dengan ciri-ciri eksistensinya. Psikologi humanistik dimulai di Amerika
Serikat Pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh psikologi
humanistik memandang behaviorisme mendahului manusia. Psikologi humanistik
mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan
manusia. Menurut psikologi humanistik manusia adalah mahluk kreatif yang
dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri, bukan oleh
kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya yang dituangkan dalam
bukunya "Motivation and Personality". Dalam buku tersebut diuraikan bahwa
manusia terdapat 5 macam kebutuhan hierarki.
Aliran humanistik memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang
membedakan menusia dengan binatang, yaitu kebebasan untuk memilih (freedom
for choice) dan kemampuan untuk mengarahkan pekembangannya sendiri (self-
direction). Banyak ahli menyebut teori tersebut sebagai "self-theorities"
karena teori-teori tersebut membahas pengalaman-pengalaman batin, pribadi,
yang berpengaruh terhadap proses pendewasaan diri seseorang, dan
pertumbuhan itu diarahkan pada aktualisasi diri.
Prinsip-prinsip belajar humanistik :
a. Manusia mempunyai belajar alami.
b. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid
mempuyai relevansi dengan maksud tertentu.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
d. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila
ancaman itu kecil.
e. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh
caar.
f. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya.
g. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar.
h. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam.
i. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk
mawas diri.
j. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
Kepribadian yang sehat menurut humanistik, perilaku yang mengarah pada
aktualisasi diri :
a. Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi
sepenuhnya.
b. Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan
tidak berbahaya.
c. Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman
ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
d. Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam "bersandiwara".
e. Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian
besar orang.
f. Memikul tanggung jawab.
g. Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
h. Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk
menghentikannya.
4. Pendapat Allport
Allport lebih optimis tentang kodrat manusia daripada Freud, dan ia
memperlihatkan suatu keharuan yang luar biasa terhadap manusia, sifat-sifat
yang tampaknya bersumber pada masa kanak-kanaknya. Seperti dikemukakan,
pandangan-pandangan pribadi dan professional dari Allport adalah positif,
penuh harapan dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah satu pendekatan
yang berguna terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah
mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan
menunjukkan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada
Freud. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat di
kontrol dan dikuasai secara tak sadar, kekuatan-kekuatan yang tidak dapat
dilihat dan dipengaruhi. Berikut ini adalah tujuh kriteria yang merupakan
ciri-ciri khusus kepribadian yang sehat menurut Allport :
a. Perluasan perasaan diri
b. Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain
c. Keamanan emosional
d. Persepsi realistis
e. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
f. Pemahaman diri
g. Filsafat hidup yang mempersatukan
5. Pendapat Rogers
Orang yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa
mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan,
tidak statis. Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang
menyakitkan. Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari
pengalaman masa kecil anak akan penerimaan dan cinta kasih (ibu).
Terdapat tiga gambaran umum aktualisasi diri, yaitu :
a. Aktualisasi diri bukanlah merupakan keadaan yang menetap, melainkan
suatu proses yang kontinu.
b. Aktualisasi diri merupakan proses yang sukar bahkan terkadang
menyakitkan sehingga diperlukan keberanian untuk menjalaninya. Hal ini
juga menunjukkan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri tidaklah
berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek
dari aktualisasi diri ini.
c. Orang yang mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka
sendiri dan tidak bersembunyi di balik topeng ataupun menyembunyikan
sebagian dari dirinya.
Di samping ketiga hal umum tersebut, lima tanda-tanda orang yang
melakukan aktualisasi diri adalah sebagai berikut:
a. Terbuka pada pengalaman
Orang yang tidak mengembangkan penghargaan positif bersyarat akan
mengembangkan sikap yang terbuka pada pengalaman. Pengalaman tidak hanya
diterima namun juga dimanfaatkan untuk mengembangkan persepsi dan
ungkapan baru. Saat mengalami pengalaman, orang yang demikian lebih
mengalami emosi yang lebih kuat, baik emosi positif maupun negatif,
dibanding orang yang defensif.
b. Kehidupan eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya
dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Ia
tidak akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman
sehingga tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya. Menurut Rogers,
kehidupan eksistensial ini merupakan ciri terpenting kepribadian yang
melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat.
c. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Orang yang mengaktualisasikan diri akan terbuka pada pengalaman sehingga
ia menerima semua informasi yang ada, bahkan dari segi selain pikirannya.
Organismenya secara keseluruhan, baik sadar dan tak sadar, faktor
emosional maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang
diterima. Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat mempercayai
organismenya sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul seketika. Ia
menjadi spontan namun tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan
konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
d. Persaaan bebas
Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas dapat memilih dengan bebas
tanpa rintangan atau paksaan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia
memiliki perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan. Karena
merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan
dalam kehidupan dan mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai
kehendaknya.
e. Kreativitas
Dengan ciri-ciri di atas membawa akibat yaitu orang yang sehat adalah
orang yang kreatif. Kreativitas dan spontanitas orang yang
mengaktualisasikan diri menjadikannya pantas untuk menjadi barisan depan
dalam proses evolusi manusia.
Menurut rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh
peristiwa-peristiwa pada masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa
lampau mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada
gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita (Villa, 2013).
6. Pendapat Abraham Maslow
Tujuan yang menantang dari Maslow adalah mempelajari beberapa banyak
potensi yang kita miliki untuk perkembangan dan pengungkapan manusia yang
penuh. Dalam pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau
kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasi diri. Maslow
menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris: "Pertama dan yang
paling penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya
sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan
yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk
mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini."
Individu yang sehat adalah individu yang berhasil mengembangkan
cintanya, bukan lagi diarahkan kedalam diri sendiri, tetapi bisa diperluas
pada orang-orang lain. Individu yang sehat melihat pertumbuhan dan
perkembangan orang lain menjadi sama pentingnya pertumbuhan dan
perkembangan diri sendiri. Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada
orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan.
Maslow juga mengatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan
kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan
sendirinya akan mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.
7. Pendapat Erick Fromm
Fromm adalah ahli teori pertama yang dibicarakan sampai sekarang yang
menyamakan kesehatan psikologi dan kesehatan mental dengan kebahagiaan.
Kebahagiaan merupakan suatu bagian integral dari kepribadian sehat, bukan
suatu hasil sampingan yang terjadi kebetulan. Kebahagiaan merupakan hasil
dari kehidupan produktif dan membantu serta memajukan juga tingkat-tingkat
prouktifitas yang lebih tinggi. Kebahagiaan sungguh-sungguh merupakan suatu
bagian dari kehidupan sehat, sehingga dapat diambil sebagai bukti dari
tingkat kesehatan psikologis yang telah dicapai seseorang. Fromm
mengembangkan dan memperhalus teorinya sendiri tentang kepribadian.
Sistemnya menggambarkan kepribadian sebagai yang ditentukan oleh kekuatan-
kekuatan sosial yang mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan juga
kekuatan-kekuatan historis yang telah mempengaruhi perkembangan spesies
manusia. Menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup
hidup di masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang
manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan saling tidak merusak
atau menyingkirkan. Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang
berkepribadian sehat memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat.
b. Mampu mencintai dan dicintai.
c. Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan tsb.
d. Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
e. Mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
f. Memiliki watak sosial yang produktif
2.3 Prinsip Kesehatan Mental
Prinsip kesehatan mental adalah pondasi yang harus ditegakkan orang
dalam dirinya, guna mendapatkan kesehatan mental dan terhindar dari
gangguan kejiwaan. Di antara prinsip-prinsip tersebut yaitu:
1. Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri
Memiliki gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri (self
image) merupakan dasar dan syrat utama untuk mendapatkan kesehatan
mental. Orang yang memiliki self image memiliki kemampuan menyesuaikan
diri, dengan dirinya sendiri dan orang lain, alam lingkungan, serta
Tuhan. Self image dapat diperoleh antara lain dengan cara bersedia
menerima diri sendiri dengan apa adanya, serta yakin dan percaya kepada
diri sendiri.
2. Keterpaduan atau integrasi diri
Keterpaduan diri berarti adanya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan
jiwa dalam diri, kesatuan pandangan (falsafah) dalam hidup, dan
kesanggupan mengatasi stres (ketegangan emosi) orang yang memiliki
keseimbangan diri berarti orang yang seimbang kekuatan id, ego, dan
super egonya.
Orang yang memiliki kesatuan pandangan hidup adalah orang yang
memperoleh makna dan tujuan dari kehidupannya. Sedangkan orang yang
mampu mengatasi stress berate orang yang mapmu atau sanggup memenuhi
kebutuhannya, ketika mendapatkan hambatan mampu menyesuaikan diri, seta
menemukan cara baru dalam memenuhi kebutuhannya.
3. Perwujudan diri
Perwujudan (aktualisasi) diri sebagai prose kematangan diri dapat
berarti sebagai kemampuan mempergunakan potensi jiwa dan memiliki
gambaran, sikap yang baik terhadap diri sendiri, serta peningkatan
motivasi dan semangat hidup.
Pentingnya aktualisasi diri dalam kesehatan mental antara lain
dilaksanakan oleh Reiff. Menurutnya, orang yang sehat mentalnya ialah
orang yang mampu mengaktualisasikan diri, atau mewujudkan potensi yang
dimilikinyadan memenuhi kebutuhannya dengan cara baik dan memuaskan.
Sebaliknya orang yang tidak sehat mentalnya ialah orang yang tidak
mampu mewujudkan potensi dan kebutuhan dirinya. Ia merasa kehilangan
kekuatan diri hidup dalam alam yang serba terbatas, serta tidak
berorientasi pada masa depan. Kemudian akan berpotensi untuk kehilangan
arah dan tujuan hidupnya.
4. Berkemampuan menerima orang lain, melakukan aktivitas sosial dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal
Kemampuan menerima orang lain, berarti kesedian menerima kehadiran,
mencintai, mengahargai, menjalin persahabatan dan memperlaukan orang
lain dengan baik. Melakukan aktivitas sosial berarti bersedia berkerja
sama dengan masyarakat dalam melakukan pekerjaan tersebut yang
menggugah hati dan tidak menyendirir dari masyarakat. Menyesuaikan diri
dengan lingkungan berarti usaha untuk mendapatkan rasa aman, dan
bahagia dalam hidup bermasyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
Manusia yang memiliki kemampuan tersebu berarti manusia yang sehat
mentalnya.
5. Beminat dalam tugas dan pekerjaan
Setiap manusia haruslah berminat dalam tugas dan pekerjaan yang
ditekuninya. Dengan demikian, dia dapat merasakan kebahagian dalam
dirinya dan mengurangi beban penderitaannya. Tanpa adanya minat,
manusia sulit untuk dapat merasakan gembira dan bahagia dalam tugas dan
pekerjaannya. Pribadi yang sehat dan normal adalah orang yang aktif,
produktif, dan berminat dalam tugas dan pekerjaannya.
6. Agama, cita-cita, dan falssafah hidup
Untuk pembinaan dan pengembangan kesehatan mental manusia membutuhkan
agama, seperangkat cita-cita yang konsisten, dan pandangan hidup yang
kukuh. Dengan agama manusia dapat terbantu dalam mengatasi persoalan
hidup yang berada diluar kesanggupan dirinya, sebagai manusia yang
lemah.
Dengan cita-cita, manusia dapat bersemangat dan bergairah dalam
perjuangan hidup yang berotientasi dalam kehidupan secara tertib, dan
mengadakan perwujudan diri yang baik. dengan falsafah hidup manusia
dapan mengahadapi tantangan yang dihadapinya dengan mudah.
7. Pengawaan diri
Mengadakan pengawasan terhadap hawa nafsu atau dorongan dan
keinginan, serta kebutuhan oleh akal pikiran merupakan hal pokok dari
kehidupan manusia dewasa yang bermental sehat mampu mengimbangi
tingkah lakunya.
8. Rasa benar dan tanggung jawab
Rasa benar dan tanggung jawab penting bagi manusia dalam bertingkah
laku, karena sebaga individu selalu ingin bebas dari rasa salah, dosa,
dan kecewa.
Ada tiga langkah yang harus ditempuh seseorang dalam mencapai kondisi
kesehatan mental yang baik, pengobatan (penyembuhan), pencegahan dan
pembinaan. Langkah-langkah ini sama dengan langkah-langkah yang
ditempuh kesehatan jasmani dalam mencapai kesehatannya, karena antara
kesehatan jasmani dan keshatan mental banyak terdapat persamaan, baik
dalam pengertian, maupun dalam metode.
a. Pengobatan (penyembuhan)
Usaha-usaha yang dilakukan untuk menyembuhkan dan merawat orang
yang terganggu dan sakit mentalnya, sehingga ia dapat menjadi sehat
dan wajar kebali.
b. Pencegahan
Metode yang digunakan oleh seseorang dalam menghadapi dirinya
sendiri dan orang lain untuk meniadakan atau mengurangi gangguan
kejiwaan, sehingga ia dapat menjaga dirinya dan orang lain dari
kemungkinan jatuh kepada kegoncangan bhatin dan ketidaktentraman jiwa.
Usaha ini di samping usaha pribadi setiap orang, juga termasuk usaha
pengusaha atau pemerintah untuk memperbaiki dan mempertinggi sistem
kebudayaan dan peradaban.
c. Pembinaan
Usaha pembinaan ini di samping betujuan untuk menjaga kondisi
kesehatan mental yang sudah seimbang dan baik, juga meliputi cara yang
ditempuh untuk meningakatkan kemampuannya untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi yang ada padanya seoptial mungkin, seperti
apa yang dilakukan orang untuk memperkuat ingatan, fantasi, kemauan,
dan kepribadiannya
2.4 Ruang Lingkup Kesehatan Mental
Kalangan ahli kesehatan mental (mental hygienist) memberikan
batasan bahwa ruang lingkup kesehatan mental adalah (1) pemeliharaan dan
promosi kesehatan mental individu dan masyarakat, dan (2) prevensi dan
perawatan terhadap penyakit dan kerusakan mental. Secara garis besar
ruang lingkup kerja kesehatan mental itu mencakup hal-hal berikut:
1. Promosi kesehatan mental, yaitu usaha-usaha peningkatan kesehatan
mental. Usaha ini dilakukan berangkat dari pandangan bahwa kesehatan
mental bersifat kualitatif dan kontinum serta dapat ditingkatkan
sampai batas optimal.
2. Prevensi primer, adalah usaha kesehatan mental untuk mencegah
timbulnya gangguan dan sakit mental. Usaha ini dilakukan sebagai
proteksi terhadap kesehatan mental masyarakat agar gangguan dan sakit
mental itu tidak terjadi.
3. Prevensi sekunder, adalah usaha kesehatan mental menemukan kasus dini
(early case detection) dan penyembuhan secara tepat (prompt treatment)
terhadap gangguan dan sakit mental. Usaha ini dilakukan untuk
mengurangi durasi gangguan dan mencegah agar jangan sampai terjadi
cacat pada seseorang atau masyarakat.
4. Prevensi tersier, merupakan usaha rehabilitasi awal yang dapat
dilakukan terhadap orang yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Usaha ini dilakukan untuk mencegah drasbilitas atau ketidakmampuan.
Jangan sampai mengalami kecacatan menetap.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup kesehatan mental tidak hanya berhubungan dengan perawatan
perawatan kesehatan individual (individual health care) saja, tetapi juga
pelayanan kesehatan pada masyarakat (community health care). Dan pada
saat ini, pelayanan kesehatan masayarakat menjadi fokus utama dalam
kesehatan mental.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kesehatan mental adalah Suatu kondisi dimana kepribadian, emosional,
intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat berfungsi secara optimal,
dapat beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan stressor, menjalankan
kapasitasnya selaras dengan lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa
nyaman dengan diri sendiri, menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap
tuntutan sosial dalam budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan
matang dalam hidupnya, dapat menerima kekurangan atau kelemahannya,
kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan
dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya. Ada
beberapa teori mental yang sehat populer yang sering kali di ajarkan yaitu
aliran psikoanalisa, aliran behavioristik, aliran humanistik, pendapat
Rogers, pendapat Abraham Maslow, dan pendapat Erick Fromm. Prinsip
kesehatan mental adalah pondasi yang harus ditegakkan orang dalam dirinya,
guna mendapatkan kesehatan mental dan terhindar dari gangguan kejiwaan.
Batasan bahwa ruang lingkup kesehatan mental adalah (1) pemeliharaan dan
promosi kesehatan mental individu dan masyarakat, dan (2) prevensi dan
perawatan terhadap penyakit dan kerusakan mental.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amanda. 2013. KESEHATAN MENTAL : Konsep Sehat, Teori Kepribadian Sehat,
Sejarah Perkembangan Mental, dan Pendekatannya, (Online)
http://amanda2609.blogspot.com/2013/04/kesehatan-mental-konsep-sehat-
teori.html. Diakses pada 8 Agustus 2015.
IKIP PGRI Semarang. 2012. Ruang Lingkup Kesehatan Mental. (online),
(http://bk-ikippgri-smg.blogspot.com/2012/09/ruang-lingkup-kesehatan-
mental.html). Diakses pada 1 September 2015
Nurawaliyah, A.R. 2015. Kesehatan Mental : Teori Kepribadian Sehat 1,
(Online) http://ayurositanurawaliyah.blogspot.com/2015/03/kesehatan-
mental-teori-kepribadian.html. Diakses pada 8 Agustus 2015.
Villa, Rio. 2013. Kepribadian yang Sehat (Kesehatan Mental) menurut
beberapa Ahli, (Online) http://riovilla540.blogspot.com/. Diakses pada
8 Agustus 2015.
Yunita, W.A. 2014. Konsep Sehat, Perkembangan Kesehatan Mental, Teori
Kepribadian,(Online)
https://wahyuasriyunita.wordpress.com/2014/03/22/konsep-sehat-
perkembangan-kesehatan-mental-teori-kepribadian/. Diakses pada 8
Agustus 2015.
.