Pengertian Irigasi Dan Drainasi •
•
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisn jenisnya ya melipu meliputi ti irigas irigasii air permuk permukaan aan,, iriga irigasi si air bawah bawah tanah, tanah, irigas irigasii pompa pompa adan adan irigasi rawa. Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
Irigasi sebagai Bagian Siklus Daur Hidrologi
Hidrologi pada hakikatnya mempelajari setiap fase air di bumi, yang mempunyai arti disiplin ilmu yang sangat penting bagi manusia dan lingkungannya. Aplikasi ilmu hidrologi dapat dijumpai dalam hampir sebagaian besar permasalahan air di dalam Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti perencanaan dan pengoperasian bangunan hidrolik (bendungan, cekdam), penyediaan air, pengelolaan air limbah dan buangan, irigasi dan drainasi, pembangkit tenaga air, pengendalian banjir, navigasi, masalah erosi dan sendimentasi, penanganan salinitas dll. Siklus air merupakan fokus utama dari ilmu hdrologi, laut merupakan tempat penampungan air terbesar di bumi. Sinar matahari yang dipancarkan ke bumi memanaskan suhu air dipermukaan laut, danau atau yang terikat pada permukaan tanah. Kenaikan suhu memacu peruba perubahan han wujud wujud air dari cair cair menuju menuju gas, gas, ini dikenal dikenal sebaga sebagaii proses proses evaporasi evaporasi.. Air yang terperangkap dipermukaan tanaman juga berubah wujud menjadi gas karena pemanasan oleh sinar matahari. matahari. Proses Proses ini dikenal sebagai transpiras transpirasi, i, air yang menguap menguap melalui melalui proses proses evapot evapotran ranspi spiras rasii selanj selanjutn utnya ya naik naik ke atsmos atsmosfer fer memben membentuk tuk uapr uapr air. air. Uap air di atsmos atsmosfer fer selanjutnya menjadi dingin dan terkondensasi membentuk awan (clouds). Kondensasi terjadi ketika ketika suhu udara berubah. berubah. Air akan berubah bentuk jika suhu berfluktuasi, berfluktuasi, sehingga jika udara cukup dingin, uap air terkondensai terkondensai menjadi menjadi partikel-parti partikel-partikel kel di udara membentuk membentuk awan. Awan yang terbentuk selanjutnya dibawa oleh angin mengelilingi bumi, sehingga awan terdistribusi ke seluruh penjuru dunia. Ketika awan sudah tidak mampu lagi menampung air, awan melepas uap air yang ada didalamnya kedalam bentuk presipitasi yang dapat berubah salju, hujan dan hujan es. Selanjutnya sebagaian air hujan ynag jatuh ke permukaan bumi diserap (intercepted) oleh permuk permukaan aan tanama tanaman, n, sisan sisanya ya akan akan mengal mengalir ir diperm dipermuka ukaan an tanah tanah sebaga sebagaii aliran aliran permuk permukaan aan (surface run-off). Aliran permukaan selanjunya mengalir melalui sungai menjadi debit sungai
(streamflow) atau tersimpan dipermukaan tanah dalam bentuk danau (freshwater storage). Sebagaian lagi masuk didalam lapisan tanah melalui proses infiltrasi dan sebagaian lagi mengalir didalam lapisan tanah. Pada lokasi tertentu air yang mengalir di dalam lapisan tanah , keluar sebagai mata air (spring) dan bergabung dengan aliran permukaan. Lebih jauh lagi , air yang terinfiltrasi mungkin dapat mengalami proses perkolasi kedalam tanah menjadi aliran air bawah tanah (groundwater flow). Siklus hidrologi ini berlangsung secara kontinu untuk menyediakan air makhluk hidup di bumi. Sudjarwadi (1990) mendefinisikan irigasi merupakan salah satu faktor penting dalam produksi bahan pangan. Sistem irigasi dapat d iartikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi pertanian. Beberapa komponen dalam sistem irigasi diantaranya adalah: a) siklus hidrologi (iklim, air atmosferik, air permukaan, air bawah permukaan) b) kondisi fisik dan kimiawi (topografi, infrastruktur, sifat fisik dan kimiawi lahan) c) kondisi biologis tanaman d) aktivitas manusia (teknologi, sosial, budaya, ekonomi). Kontribusi prasarana dan sarana irigasi terhadap ketahanan pangan selama ini cukup besar yaitu sebanyak 84% produksi beras nasional bersumber dari daerah irigasi (Hasan, 2005). Salah satu persoalan utama yang terjadi dalam penyediaan air irigasi adalah semakin langkanya ketersediaan air (water scarcity) pada waktu-waktu tertentu. Pada sisi lain permintaan air untuk berbagai kebutuhan cenderung semakin meningkat sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk, beragamnya pemanfaatan air, berkembangnya pembangunan, serta kecenderungan menurunnya kualitas air akibat pencemaran oleh berbagai kegiatan (Bustomi, 2003). Ditinjau dari proses penyediaan, pemberian, pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi dapat dikelompokkan menjadi 4 (Sudjarwadi, 1990), yaitu: a)sistem irigasi permukaan (surface irrigation system), b)sistem irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation system), c)sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle irrigation system), d)sistem irigasi dengan tetesan (trickle irrigation / drip irrigation system)