METODOLOGI FISIOTERAPI DENGAN MENGGUNAKAN ZAT CAIR DAN ZAT GAS
MODALITAS ‘’HOT BATH’’
OLEH : KELOMPOK II
NURHIKMA
APRISAL
FIANTRI
RAHMA ANUGRAH PRATIWI
INDAH GUSFITA SARI
MONIKA R NASTIN
ALMUNAWWARAH
ANDI NURUL AISYAH
FIRNA DESTA
ELMANYTA YUNINGSIH
RISNAWATI
MENTARI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR JURUSAN FISIOTERAPI 2014 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah yang berjudul “Hot Bath ” ini dapat terselesaikan dengan baik. Kehadiran makalah ini diharapkan dapat memperkaya bahan bacaan, sekaligus dapat menjadi rujukan atau panduan bagi teman-teman dalam membahas masalah penggunaan zat cair dan zat gas terutama pada penggunaan modalitas Hot Bath. Akhir kata penulis ucapkan banyak terimakasih dan menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh dari standar kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya saran dari para pembaca sekalian.
Makassar, 1 november 2014
Penulis
2
DAFTAR ISI Sampul depan …………………………………………………………………….…………….…….…1 Kata Pengantar……………………………………………………………………………….….………2 Daftar isi………………………………………………………………………………………….….….3 BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D.
Latar belakang Hot Bath…………………………………………………………….……..4 Pengertian Hot Bath…………………...…………………………….………………….….4 Tujuan Hot Bath…………………..…………………………………...……………….…..5 Indikasi dan Kontraindikasi Hot Bath..……………………………...………………….….6
BAB II PEMBAHASAN A. Penatalaksanaan Aplikasi Hot Bath……………………………….………………………..7 B. Evaluasi dan dokumentasi………………………………………...…………………….….8 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………9 DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pengertian kompres panas dan kompres dingin Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu hangat setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Selain itu Kompres panas merupakan suatu tindakan memberikan rasa hangat pada klien dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan ras hangat pada bagian tubuh tertentu yang memerlukannya. Kompres panas Penggunaan Kompres Hangat: Penanganan demam bukanlah dengan dikompres air dingin seperti yang biasa dilakukan dahulu kala karena orang demam jika dikompres dingin akan lebih demam lagi saat kompres dihentikan. Karena pada saat dikompres dingin, pusat pengatur suhu menerima sinyal bahwa suhu tubuh sedang dingin maka tubuh harus segera dihangatkan. Jadi justru akan bertentangan dengan hasil yang diharapkan. Lain halnya bila dilakukan kompres hangat. Pusat suhu akan menerima informasi bahwa suhu tubuh sedang hangat, maka suhu tubuh harus segera diturunkan. Inilah pengaruh yang diharapkan. Ketika demam kita memang merasa kedinginan meskipun tubuh kita sebenarnya panas. Kompres hangat membantu mengurangi rasa dingin & menjadikan tubuh terasa lebih nyaman. Untuk cedera lama/kondisi kronis, yang mana bisa membantu membuat rileks, mengurangi tekanan pada jaringan serta merangsang aliran darah ke daerah. Untuk pengobatan nyeri dan merelaksasi otot-otot yang tegang tetapi tidak boleh digunakan untuk yang cedera akut atau ketika masih ada bengkak, karena panas dapat memperparah bengkak yang sudah ada. Cara Menggunakan Kompres panas: Tempelkan ke bagian tubuh yang nyeri kantong karet/ botol yang berisi air hangat atau handuk yang telah dicelupkan ke dalam air hangat dengan 4
temperatur 40-50 derajat Celcius atau bila sulit mengukurnya, coba pada dahi terlebih dahulu, jangan sampai terlalu panas atau sesuaikan panasnya dengan kenyamanan yang akan dikompres. Peras kain yang digunakan untuk mengkompres, jangan terlalu basah. Lama kompres sekitar 15-20 menit dan dapat diperpanjang. Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan. Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran darah. b.
Tujuan Hot Bath kompres panas
c.
memperlancar sirkulasi darah
mengurangi rasa sakit
memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
merangsang peristatik usus
memperlancar pengeluaran eksudat
Efek fisiologi Hot Bath hot bath/kompres bath vasodilatasi meningkatkan permeabilitas kapiler Meningkatkan metabolisme selular Merelaksasi otot Meningkatkan inflamasi dan meningkatkana aliran darah ke suatu area Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot Efek sedative Mengurangi kekakuan sendi dengan menurunkan viskositas cairan synovial Sedangkan efek terapeutik pemberian kompres hangat yaitu:
Mengurangi nyeri
Meningkatkan aliran darah
Mengurangi kejang otot
Menurunkan kekakuan tulang sendi 5
d. Indikasi hotbath/kompres panas
Spasme otot - Merelaksasi otot dan meningkatkan kontraktilitasnya
Inflamasi - Meningkatkan aliran darah, melunakkan eksudat\
Nyeri - Meredakan nyeri, kemungkinan dengan meningkatkan relaksasi otot, meningkatkan sirkulasi, meningkatkan relaksasai psikologis, dan merasa nyaman; bekerja sebagai counterirritant.
Kontraktur - Mengurangi kontraktur dan meningkatkan rentang pergerakan sendi dengan lebih memungkinkan terjadinya sintesis otot dan jaringan penyambung.
Kaku sendi - Mengurangi kaku sendi dengan menurunkan viskositas dan meningkatkan distensibilitas
e.Kontraindikasi Hot Bath/kompres panas kontraindikasi pemberian kompres panas yaitu:
24 jam pertama setelah cedera traumatik, panas akan meningkatkan pendarahan dan pembengkakan.
Pendarahan aktif. Panas menyebabkan Vasodilitasi dan meningkatkan pendarahan.
Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
Tumor ganas terlikalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel, dan meningkatkan sirkulasi, panas dapat mempercepat metastase (tumor skunder).
Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
6
f. penatalaksanaan Hot Bath/Kompres panas Dalam penatalaksanaan hidroterapi kompres panas dan dingin, tahap-tahap penatalaksanaannya adalah sebagai berikut: a.
Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien. Hal-hal yang perlu diketahui dari pasien antara lain:
Kondisi patologis pasien yang berkaitan dengan tingkat keparahan kondisi patologis pasien (akut atau kronis). Disamping itu juga apakah kondisi patologis pasien indikatif atau kontra indikatif dengan terapi yang akan diberikan.
Gangguan sensibilitas yang dimaksud adalah sensibilitas panas-dingin. Untuk mengetahui keadaan sensibilitas pasien maka perlu dilakukan tes sensibilitas panas-dingin, seperti berikut:
Sediakan 2 buah tabung / kantung plastik kecil. Sebuah tabung berisi air panas (hangat) yang lain berisi air dingin (air es).
Kedua tabung tersebut diujikan satu per satu ke bagian tubuh pasien yang normal sambil mengenalkan rasa/sensasi yang dirasakan oleh pasien (pasien diminta untuk melihat pengujian/pengenalan ini).
Setelah pengenalan sensasi dilakukan, pengujuan sensasi yang sebenarnya dilakukan. Pasien diminta untuk tidak melihat pengujian pada daerah yang abnormal atau yang sakit. Pasien bisa diminta untuk memejamkan matanya ataupun dengan cara yang lain, misalnya dengan menghalangi pandangannya ataupun memalingkan wajah kearah lain.
b.
Pemilihan metode terapi Terapi ditentukan sesuai hasil pemeriksaan pada pasien (tahap 1). Apakah pasien akan diterapi dengan kompres panas atau dengan kompres dingin.
c.
Persiapan alat Alat yang digunakan untuk terapi harus tersedia sesuai dengan metode terapi. Berikut alat-alat yang digunakan untuk metode terapi kompres panas dan kompres dingin:
7
d.
Kompres panas
Plastik lembaran ± 1 m2
Baskom/tempat penampungan air panas
2 buah handuk kecil
1 buah handuk besar ( tipis)
Selimut
Persiapan penderita Pasien diberikan pengetahuan/diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.
e.
Teknik pelaksanaan Pelaksanaan terapi terkait dengan pemilihan metode terapi. Teknik pelaksanaan terapi dengan kompres panas tentunya berbeda dengan kompres dingin. Akan tetapi yang perlu diperhatikan juga (baik kompres panas maupun dingin) adalah pengaturan dosis dan juga pengaturan posisi pasien. Posisi pasien adalah sebagai berikut:
Pasien diposisikan telentang jika daerah tubuh yang akan diterapi berada di anterior. Sebaliknya, pasien diposisikan tengkurap bila bagian tubuh yang akan diterapi di posterior.
Pada posisi telentang, tungkai pasien diangkat kemudian diganjal dengan guling dibawah lututnya. Pada posisi tengkurap yang diganjal adalah pergelangan kaki bagian anterior.
Pada posisi telentang, pasien diselimuti dari bawah (ujung kaki tertutup selimut) ke atas sampai ke dada, sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas. Pada posisi tengkurap, pasien diselimuti dari bawah (ujung kaki tertutup selimut) ke atas sampai ke leher (bagian bawah) sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas.
Pada posisi telentang, salah satu tangan pasien diposisikan di atas perut. Pada posisi tengkurap, kedua lengan pasien diposisikan abduksi 90o dengan siku fleksi 90o.
Kompres Panas Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian anterior pasien, misalnya perut. 8
Pasien diposisikan telentang seperti yang telah dijabarkan di atas, tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh pasien yang belum diselimuti (daerah pelvic ke atas sampai dada). Sisa plastik tersebut dilipatkan kearah bawah.
Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas plastik yang menyelimuti pasien.
Handuk kecil dilipat menjadi 2 lipatan sehingga berbentuk segi empat, lalu dicelupkan ke dalam air hangat. Handuk yang sudah basah diangkat dan diperas dengan perkiraan masih ada sedikit air yang tertinggal dalam handuk tersebut.
Handuk kecil yang sudah diperas tadi kemudian diletakkan di atas handuk tipis yang sudah diletakkan pada bagian tubuh pasien.
Handuk kecil tersebut kemudian dibungkus (masih pada tubuh pasien) dengan handuk besar dibawahnya.
Bungkusan kompres tadi kemudian ditutup dengan plastik lembaran yang menyelimuti pasien.
Pasien diselimuti dengan selimut lagi hingga ke dada.
Jika kompresan terasa panas sehingga pasien tidak nyaman, maka suhu disesuaikan. Bila suhu kompresan sudah turun sehingga pasien sudah tidak merasakan panas dari kompres tersebut, segera ganti dengan kompres yang baru tetapi sebelum kompres yang baru siap untuk diletakkan, kompres yang lama jangan diangkat terlebih dahulu.
Lakukan pengompresan selama 15 hingga 30 menit.
Perhatikan kenyamanan pasien.
Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
Plastik dibuka, bungkusan handuk juga dibuka.
Handuk yang digunakan untuk mengompres diambil.
Rapikan peralatan.
9
BAB III PENUTUP Kesimpulan a.
Kompes panas
Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas. Sedangkan kompres adalah salah satu metode fisik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila anak demam yang sudah dikenal sejak zaman dulu. Kompres panas membantu meredakan sakit yang berhubungan dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan melancarkan aliran darah.
Terapi Panas pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres panas akan menghangatkan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas menghasilkan perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi kompres juga memengaruhi respon..
Kompres panas pada tubuh berbentuk:
Kering Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia, atau kemasan pemanas disposabel.
Basah Kompres panas basah dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam, atau mandi.
Indikasi Pemberian Kompres Panas
Klien yang kedinginan(suhu tubuh yang rendah)
Klien dengan perut kembung
Klien yang punya penyakit peradangan, seperti radang persendian
Spasme otot
Adanya abses, hematoma
klien dengan suhu tubuh yang tinggi
10
klien dengan batuk dan muntah darah
pascatonsilektomi
radang, memar
Kontraindikasi pemberian kompres panas, yaitu:
Kulit yang bengkak dan terjadi perdarahan karena panas akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan yang semakin parah
Peradarahan aktif. Panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan perdarahan
Edema noninflamasi. Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema.
Tumor ganas terlokalisasi. Karena panas mempercepat metabolisme
sel,
pertumbuhan
sel,
dan
meningkatkan
sirkulasi, panas dapat, mempercepat metastase (tumor sekunder).
Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh. Panas dapan membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
11
DAFTAR PUSTAKA http://www.terapi.panas.dingin http://www.prosedur-penggunaan-kompres-panas-dan-kompres-dingin http://www.pemberiankomprespanasdankompresdingin
12