F or Oral Bi ology ology Ar ticle
PERAN STEM CELL DALAM REGENERASI JARINGAN PULPA GIGI ROL ROL E OF STEM STEM CELL ON DENTAL PULP TI SSUE REGENERATI ON TI SSUE
Oleh : Haritsa Budiman 04121004060 Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014
PERAN STEM CELL DALAM REGENERASI PULPA GIGI Nama : Haritsa Budiman NIM
: 04121004060 04121004060
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2014 ____________________ _______________________________ ______________________ ______________________ __________________ _______
Abstrak
Stem cell therapy has a promising future for tissue regenerative medicine. However, because SC technology is still in its infancy, interdisciplinary cooperation is needed to achieve successful clinical applications. Dental Stem cell’s
have drawn attention in recent years because of their accessibility,
plasticity, and high proliferative ability. Several types of dental stem
s cell’
have
been investigated, including dental pulp stem cell’ s from adult human dental pulp, Stem cell’s from Stem cell’s ,
human primary exfoliated deciduous teeth, periodontal ligament
and their aplication on dental, especially to repairs damaged dental
pulp tissue. Similar to mesenchymal
Stem cell’s ,
these dental stem
cell’s
can
undergo self-renewal and have multipotent differentiation ability, but do not have the ethical issues associated with other sources of appropriate preservation procedures for dental stem
stem cell’s.
cell’s and
Therefore,
teeth are now
needed. Here, we discuss the the use of stem cells to regenerate damaged dental pulp tissue, the advantages and outline techniques, and this article arti cle is a collection of research we combine from several studies
Pendahuluan
Teknik perawatan kelainan jaringan rongga mulut akibat trauma atau pembedahan kanker membutuhkan biaya yang cukup tinggi sehingga dicari beberapa alternatif untuk mengatasi hal tersebut. Terapi regeneratif untuk memperbaiki defek kraniofasial yang ada selama ini biasanya menggunakan bahan autogenous dan bahan alloplastik yang memiliki keterbatasan terutama
masalahhistokompatibilitas
sehingga
membatasi
aplikasi
secara
universal.Kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran gigi ditunjang oleh teknologi kultur sel in vitro, tissue grafting grafting dan biologi molekuler telah dimanfaatkan dalam pengembangan perawatan untuk regenerasi jaringan dalam rongga mulut yaitu potensi sel punca untuk meregenerasi jaringan bahkan membentuk beberapa jenis jaringan berbeda. Sel punca biasanya secara umum tergambar sebagai sel klogenik yang mempunyai sifat self-renewal yaitu dapat memperbaharui diri dan multilineage differentiation differentiation yaitu berdiferensiasi terus menerus. Berdasarkan asalnya, sel punca dibagi menjadi sel punca embrionik yang didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization) dan sel punca dewasa yang didapat dari jaringan dewasa. Sel punca dewasa memegang
peranan
pada
homeostatis
dan
perbaikan
jaringan
sehingga
memungkinkan berperan dalam perbaikan jaringan tubuh dengan menyediakan sel-sel baru selama organisme bersangkutan hidup. Sel punca dewasa terdapat pada sistem hematopoitik ( sumsum tulang , darah tali pusat, darah tepi) mesenchymal stem cell, neural stem cell, mammary stem cell, adiposal stem cell, olfactory stem cell. cell. Penggunaan sel punca dewasa tidak kontroversial karena produksinya tidak
membutuhkan destruksi embrio. Baru-baru ini dilaporkan
bahwa sel punca dewasa mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai jaringan asalnya, sel punca dewasa juga dapat berdiferensiasi menjadi jaringan lain. Misalnya : neural stem neural stem cell dapat berubah menjadi sel darah atau sel punca sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot, hati, dan jaringan saraf. Dalam bidang kedokteran gigi, sel punca dewasa dapat diperoleh dari pulpa gigi, karena pulpa gigi pasca natal merupakan tempat yang banyak vaskularisasinya. Sel punca pulpa gigi dewasa atau adult dental pulp stem cells (DPStem
cell’s)
adalah sel punca multipoten yang dapat berdiferensiasi menjadi
berbagai tipe sel, tidak hanya dapat menjadi sel yang mirip odontoblas, tetapi juga dapat menjadi sel yang mirip adiposit dan sel syaraf. Potensi sel punca di kedokteran gigi juga ditemukan pada jaringan periodontal sehingga akhir-akhir ini banyak peneliti telah mencoba mengaplikasikan sel punca dalam rekayasa jaringan pada bidang kedokteran gigi, misalnya digunakan untuk regenerasi jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut yang menggunakan sel punca dikombinasikan dengan sinyal morfogenesis yaitu sel punca dengan scaffold yaitu
sel yang digunakan untuk pertumbuhan jaringan, yang biokompatibel memberikan strategi baru yang menjanjikan untuk perbaikan jaringan. Keberhasilan penelitian yang mampu menghasilkan jaringan pengganti dari jaringan manusia secara autologous akan bermanfaat pada penggunaan klinis. Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan pengetahuan tentang sel punca di rongga mulut dan penggunaannya penggunaannya sebagai terapi regeneratif di klinik kedokteran gigi pada masa yang akan datang.
Pembahasan
Stem cel cel l
Istilah stem cell atau sel punca pertama
kali
diperkenalkan
oleh
ilmuwan Rusia, Alexander Maksimov pada tahun 1908. Sementara penelitian tentang sel punca dikembangkan dikembangkan oleh peneliti asal Kanada pada tahun 1960-an. Stem cell adalah tipe khusus dari sel yang belum berdifensiasi yang dapat ditemukan di hampir setip jenis jaringan j aringan dan di seluruh kehidupan dalam organisme multisel. Stem cell mampu
memperbaharui
memiliki sifat yang unik, yaitu kapasitas sel yang atau
meregenerasi
dirinya
sendiri,
dan
kemampuannya untuk berdiferensiasi menjadi sel lain. Sel punca mampu berkembang menjadi berbagai
sel
matang
misalnya sel
saraf,
sel
otot
jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan sebagainya. Stem cell mempunyai dua sifat : 1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate) ( differentiate) Dalam hal ini stem sel mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pancreas, sel jaringan pulpa, dan lain-lain. 2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri ( self ( self regenerate/self-renew) Dalam hal ini stem sel dapat membuat salinan sel yang sama persis seperti dirinya melalui pembelahan sel.
Gambar 4. Stem cell yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel.
Berdasarkan kemampuan diferensiasi, stem diferensiasi, stem cell dibagi menjadi : 1. Totipotent Dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, yang termasuk stem cell totipotent adalah zigot (sel telur yang dibuahi) 2. Pluripotent Dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan germinal, yaitu ectoderm. mesoderm,
dan
endoderm.
Tetapi
tidak
dapat
menjadi
jaringan
ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk pluripotent adalah stem adalah stem cell embryonic. 3. Multipotent Dapat berdiferensiasi menjadi banyak jenis sel, misalnya hematopoetic stem cell .
Gambar 5. Totipotent, pluripotent, dan multipotent.
4. Unipotent Hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Tetapi berbeda sengan non stem cell , stem cell unipotent mempunyai sifat memperbaharui atau meregenerasi diri ( self self regenerate/self-renew).
Gambar 6. Unipotent
Gambar. Macam-macam stem cell berdasar waktu pengambilan cel l Tipe Stem cel
Terdapat dua tipe stem tipe stem cell yaitu : 1. Stem cell embrionik Stem cell
embrionik diperoleh dari embrio, yaitu
sel yang terdapat pada blastosit ( embrio tahap awal, usia 4-5 hari, yang mengandung 50-150 sel ) morula embrio tahap awal. Sel-sel ini membentuk tiga lapis germ layer la yer dan dapat berkembang menjadi 200 tipe t ipe sel
yang berbeda.
Sel
punca embrionik memiliki
masalah teknis dan moral, dimana embrio tempat stem diambil akan berkembang menjadi manusia, dan pengambilan sel punca akan merusak embrio tersebut. Secara teknis sel punca
embrionik
diinjeksikan.
sulit dikontrol dan dapat tumbuh menjadi tumor setelah
3. Stem cell dewasa. Adult stem cell berada di dalam organ individu yang yang sudah dilahirkan. Selain terdapat di sumsum tulang. Stem cell dewasa juga terdapat di organ jantung, liver, paru, liver, paru, pulpa gigi, lapisan lemak, usus, bahkan bahkan otak. Sel periode
yang
berdiferensiasi
panjang untuk
punca dewasa untuk
dapat
berproliferasi
memperbaharui
menghasilkan
sel-sel
diri,
khusus
yang
serta
dalam dapat
mempunyai
karakteristik morfologi dan fungsi yang spesifik. Sel punca dewasa memiliki sifat unik yaitu memiliki sifat undifferentiated dan dapat mempertahankan sifat ini sampai mereka terpapar dan merespon terhadap sinyal. Sel punca dewasa mempunyai kemampuan mereplikasi diri yang panjang dan kemampuan berdiferensiasi berdiferensiasi ganda selama organisme hidup.
Aspirasi stem cell dari sumsum tulang Gambar 7. Aspirasi stem
Gambar 8. Dari pulpa gigi.
Stem cell Peran Stem
Peran stem Peran stem cell yang didapat dari riset dapat digunakan untuk : 1. Terapi gen Sel punca digunakan sebgai pembawa transgen kea lam tubuh pasien, selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah sel punca ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. 2. Mengetahui proses biologis Untuk mengetahui perkembangan organisme dan perkembangan kanker. 3. Menemukan dan penelitian obat baru Untuk mengetahui efek obat terhadap berbagai jaringan. 4. Replacement therapy Oleh karena sel punca dapat hidup di luar organ tubuh, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap sel tersebut tanpa mengganggu organ tubuh. Sel punca yang telah dimanipulasi dapat dimasukkan kembali ke tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu.
Pengunaan Stem Stem cell dalam Kedokteran Gigi
Pemahaman tentang pertumbuhan gigi dan aspek biologi penyakit gigi telah berkembang pesat dalam 20 tahun terakhir ini. Patologi gigi-geligi gigi- geligi kebanyakan bermanifestasi sebagai penyakit periodontal dan karies gigi. Pengetahuan tentang kemampuan reparatif periodonsium dan pulpa gigi seiring dengan kemajuan di bidang stem cell
dan biomolekular akan
menimbulkan cara terapi baru berdasarkan terapi sel. Stem cell
gigi, diturunkan dari ektomesenkim, merupakan sumber baru
sel punca dewasa yang dapat digunakan untuk pengobatan regenerative. Stem cell ini dapat diperoleh
dari gigi
sulung atau
gigi permanen
yang telah
diekstraksi. Stem cell ini digunakan sebagai pengganti sel secara autologus. Persiapan sel autologus dipengaruhi oleh keadaan pasien dan keadaan pulpa gigi dan periodonsium. Keadaan pasien seperti usia, berat badan, status kesehatan umum pasien, ukuran dan lokasi lesi dapat mempengaruhi hasil perawatan menggunakan stem menggunakan stem cell .
Stem cel cel l Pulpa Gigi ( Dental Pulp Stem Stem cel cel l s [ DPCs ] )
Pulpa
gigi
telah
lama
diketahui
sebagai
organ
yang
memiliki
kapasitas reparatif dan regeneratif yang baik. Sel yang ada dalam pulpa gigi
dapat berdiferensiasi menjadi sel mirip odontoblas dan dapat membentuk dentin reparatif. Pulpa gigi dewasa dan pulpa gigi sulung yang telah tanggal dapat digunakan sebagai sumber sel punca. DPCs memiliki karakter multipoten dan potensial untuk berdiferensiasi menjadi kondrosit, adiposity, osteoblast / osteosit, myosit, sel saraf, dan kardiomyosit. DPCs pertama kali k ali diisolasi dari jaringan pulpa gigi sekitar 10 tahun yang lalu. DPCs diisolasi dari gigi molar ketiga menggunakan perlakuan dengan enzim enzim dari jaringan pulpa.
Gambar 10. Gambaran gigi dan jaringan periodontal ( kiri ), gambaran histologis akar gigi yang mengandung berbagai macam tipe sel.
DPStem cell’s mampu membentuk vaskularisasi seperti jaringan pulpa in vivo, yang dikelilingi oleh lapisan sel seperti odontoblas. DP Stem
cell’s
mempunyai potensi diferensiasi odontoblas, yang yang dicirikan dengan adanya badan sel terpolarisasi dan akumulasi nodul termineralisasi.
Aplikasi Klinis Stem cell’s dalam Regenerasi Kompleks Pulpa/Dentin
Pada penggunaan klinis, regenerasi pulpa belum menjadi perawatan rutin dalam perawatan endodontik. Ketika berkontak dengan dentin in vitro, stem cell dapat cell dapat berubah menjadi sel yang morfologinya mirip dengan odontoblas dengan badan sel terpolarisasi dan sel meluas ke tubulus dentin. Sel ini kemudian berdiferensiasi menjadi odontoblas yang akan membentuk dentin, sel endothelial akan membuat re-vaskularisasi, dan neuron akan membentuk reinervasi di jaringan pulpa yang yang mengalami mengalami regenerasi. Transplantasi stem cell dapat membentuk jaringan kompleks pulpa-dentin, dengan struktur tubulus dentin. Penelitian juga menunjukkan bahwa kombinasi kalsium hidroksiapatit dan stem dan stem cell dapat dapat meregenerasi dentin.
Gambar 11. Langkah-langkah kultivikasi stem kultivikasi stem cell dari pulpa gigi
Walaupun penggunaan stem cell secara prinsip biologi membuktikan bahwa
regenerasi
pulpa
dapat
terjadi
menggunakan stem
cell ,
masih
diperlukanpenelitian lebih lanjut tentang potensi aplikasi klinisnya pada manusia.
Stem cell Terhadap Nekrosis Pulpa Pengaruh Stem
Pada sebuah penelitian (Department of Endodontics and Departments of Physiology, Pharmacology, and Surgery, University of Texas Health Science Center at San Antonio, San Antonio, Texas). Pasien dengan nekrosis pulpa disertai periodontitis apikalis Analisis data Subset mengungkapkan Pendahuluan : Pada kondisi gigi dengan penyakit pulpa yang diberikan perawatan saluran akar konvensional non bedah sering tidak mendapatkan hasil yang memuaskan serta sering terjadi prognosis yang buruk sebagai akibat lebih besarnya risiko fraktur pada akar gigi saat melakukan preparasi saluran akar dan kerentanan terhadap kontaminasi ulang. Sehingga dimanfaatkanlah metode stem cell
yang sebetulnya sudah
diketahui sejak lama, namun baru dikembangkan untuk perawatan endodontics regenerative yang merupakan pengobatan baru dengan modalitas yang berfokus pada pembaharuan atau peregenerasian kembali vitalitas pulpa pada gigi. Prosedur klinis ini yang dilakukan sepenuhnya bergantung pada cara insersi dari stem dari stem cell ini pada intrakanal, faktor pertumbuhan dari perkembangan stem cell
ini hanyalah stem cell itu sendiri tanpa melibatkan suatu katalis atau
suatu pengaktivasi, sehingga seluruh pertumbuhanya tergantung dari sel induk atau stem atau stem cell itu sendiri. Sebuah penelitian yang telah kemampuan dari terapi endodontik regeneratef menggunakan stem menggunakan stem cell mampu mengembalikan atau memperbaharui jaringan pulpa yang telah rusak untuk untuk beregenerasi kembali.
Mekanisme Mekanisme kerja dan cara pemberian pada jaringan
Yaitu melalui 3 mekanisme : 1. Menciptakan lingkungan mikro yang kondusif untuk regenerasi sel endogen jaringan, 2. Transdiferensiasi (stem sel dewasa akan berubah menjadi sel jaringan pengganti yang rusak) 3. Dan melalui fusi sel Cara pemberian stem cell
yaitu dengan cara menyuntikan stem cell
secara
langsung, dimana setelah itu stem cell dibiarkan tumbuh beregenerasi menjadi organ yang rusak, dan tidak ada obat untuk menumbuhkan stem menumbuhkan stem cell
Metode pengapliksianya Sumber transplantasi stem cell (pulpa gigi (gigi susu, gigi yang dicabut), tali pusat, sel darah tepi, sumsum tulang belakang dsbg.
Stem cell
diinsersi Stem cell diinsersi
akan Stem cell akan
dipelihara dan dikembang-biakan pada suatu media
/ dimasukkan ke dalam bagian organ / tubuh yang ingin di intervensi
bekerja dan berdiferensiasi menjadi sel baru sesuai organ yang dilakukan transplantasi
Transplantasi jaringan pulpa-dentin
Figure 6. Schematic diagrams demonstrating the mechanism of pulp regeneration after transplantation of pulp stem cell s with G-CSF in a canine pulpitis model in permanent mature teeth.(A):Pulpitis model.(B):Whole pulp removal and enlargement of apical foramen, 0.6 mmin width.(C):Irrigation and filling with pulp stem cell s and G-CSF together with collagen scaffold.(D):Combinatorial effect of pulp stem cell s and G-CSF.(E):Complete pulp regeneration. Abbreviation: G-CSF, granulocyte colony-stimulating factor
Stem cell di Masa Datang Penggunaan Stem
Potensi
penggunaan
sel
punca
dalam
bidang
kedokteran
gigi,
khususnya untuk terapi dan dan manipulasi gigi mencakup ukuran, bentuk, pertumbuhan dan erupsi gigi akan dapat terwujud. Penelitian-penelitian saat ini telah menunjukkan kemajuan di bidang tooth engineering, dimana nantinya akan dimungkinkan dilakukannya dilakukannya pembentukan gigi gigi dan pulpa gigi gigi secara utuh. Dapat kita ketahui tidak hanya uang yang bisa ditabung untuk masa depan. Saat ini sel tubuh sendiri pun dapat disimpan untuk mengobati penyakit di masa tua. Di negara maju seperti Inggris, Amerika dan Singapura, sudah ada bank khusus untuk tempat penyimpanan stem cell, di mana sel ini disimpan dalam suhu yang sangat rendah untuk menjaganya dari kerusakan.
Kesimpulan :
1.
Terapi sel induk merupakan strategi potensial untuk regenerasi kompleks dentin- pulp,
2.
Terapi stem cell pada jaringan pulpa-dentin aman dan efisien dan tidak menimbulkan suatu kelainan
3.
Metode stem cell
ini mampu memperbaharui jaringan pulpa termasuk
pembuluh darah dan persarafannya untuk beregenerasi mengisi kamar pulpa dan jaringan akar dengan penuh penuh kembali, 4.
Stem cell juga mampu meregenerasi dentin pada bagian koronal dan dapat mencegah kebocoran mikro sampai 180 hari.
5.
Mampu menurunkan jumlah sel-sel inflamasi dan sel apoptosis dan meningkatkan neruite dengan signifikan
6.
Dapat mencegah kematian sel,
7.
Selain itu , tidak ada bukti toksisitas atau a tau peristiwa merugikan.
References 1. 2.
3.
4. 5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. 14.
Karien, Ghada A. 2009. Dental Pulp Stem Cells. A New Era in Tissue Engineering. Smile Dental Journal Volume 4 Issue 2. 2009. Sloan, Alastair J. Rachel J Waddington. 2009. Dental Pulp Stem Cells : What, Where, How ?. International Journal of Pediatric Dentistry 19 : 61-70. 2009 Huang, G.T.J., Sonoyama, Sonoyama, W., Liu, Y., Liu, H., Wang, S., and Shi, S. The hidden treasure in apical papilla: the potential role in pulp=dentin regeneration and bioroot engineering. engineering. J Endod 34,645, 2008. 2008. Huang, G.T.-J. Apexification: the beginning of its end. Int Endod J42, 855, 2009. Cordeiro, M.M., Dong, Z., Kaneko, T., Zhang, Z., Miyazawa, M., Shi, S., Smith, A.J., and Nor, J.E. Dental pulp tissue engineering with stem cells from exfoliated deciduous teeth. J Endod 34,962, 2008. To¨gel F, Weiss K, Yang Y et al. Vasculotropic, paracrine actions of infused mesenchymal stem cells are important to the recovery from acute kidney injury. Am J Phisiol Renal Physiol 2007;292:F1626 – F1635. F1635. Zhang M, Mal N, Kiedrowski M et al. SDF-1 expression by mesenchymal stem cells results in trophic support of cardiac myocytes after myocardial infarction. FASEB J 2007;21:3197 – 3207. 3207. Minatoguchi S, Takemura G, Chen XH et al. Acceleration of the healing process and myocardial regeneration may be important as a mechanism of improvement of cardiac function and remodeling by postinfarction granulocyte colonystimulating factor treatment. Circulation 2004;109:2572 – 2580. 2580. Ohtsuka M, Takano H, Zou Y et al. Cytokine therapy prevents left ventricular remodeling and dysfunction after myocardial infarction through neovascularization. neovascularization. FASEB J 2004;18: 851 – 853. 853. Harada M, Kumemura H, Yanagimoto C et al. Vascular endothelial growth factor is involved in angioedema associated with eosinophilia. Kurume Med J 2005;52:89 – 91. 91. Kuethe F, Krack A, Fritzenwanger M et al. Treatment with granulocyte-colony stimulating factor in patients with acute myocardial infarction. Evidence for a stimulation of neovascularization and improvement of myocardial perfusion. Pharmazie Pharmazie 2006;61:957 – 961. 961. Lee M, Aoki M, Kondo T et al. Therapeutic angiogenesis with intramuscular injection of low-dose recombinant granulocyte-colony stimulating factor. Arterioscler Thromb Vasc Biol 2005;25:2535 – 2541. 2541. Scha¨bitz WR, Schneider A. Developing granulocyte-colony stimulating factor for thetreatment of stroke: Current status of clinical trials. Stroke 2006;37:1654. Shyu WC, Lin SZ, Lee CC et al. Granulocyte colony-stimulating factor for acute ischemic stroke: stroke: A randomized controlled controlled trial. CMAJ 2006;174:927 – 933. 933.
15.
Boy S, Sauerbruch S, Kraemer M et al. Mobilisation of hematopoietic CD34precursor cells in patients with acute stroke is safe:Results of an openlabeled nonrandomized nonrandomized phase I/II trial. PLoS One 2011;6:e23099.
16.
Pan HC, Wu HT, Cheng FC et al. Potentiation of angiogenesis and regeneration by GCSF after sciatic nerve crush injury. BiochemBiophys Res Commun 2009;382:177 – 182. 182.
17.
Yeo C, Saunders N, Locca D et al. Ficoll-Paque versus Lymphoprep: A comparative study of two density gradient media for therapeutic bone marrow mononuclear cell preparations. Regen Med 2009;4:689 – 696. 696.
18.
Bystrom A, Sundqvist G. Bacteriologic evaluation of the efficacy of mechanical root canal instrumentation in endodontic therapy. Scand J Dent Res 1981;89:321 – 8. Wilkinson KL, Beeson TJ, Kirkpatrick TC. Fracture resistance of simulated immature teeth filled with resilon, gutta-percha, or composite. J Endod 2007;33:480 – 3. 3. Cvek M. Prognosis of luxated non-vital maxillary incisors treated with calcium hydroxide and filled with gutta-percha: a retrospective clinical study. Endod Dent Traumatol 1992;8:45 – 55. 55. Cvek M, Cleaton-Jones P, Austin J, Lownie J, Kling M, Fatti P. Effect of topical application of doxycycline on pulp revascularization and periodontal healing in reimplanted monkey incisors. Endod Dent Traumatol 1990;6:170 – 6. 6. Cvek M, Cleaton-Jones P, Austin J, Lownie J, Kling M, Fatti P. Pulp revascularization revascularization in reimplanted immature monkey incisors – predictability and the effect of antibiotic systemic prophylaxis. Endod Dent Traumatol 1990;6:157 – 69. 69. Kling M, Cvek M, Mejare I. Rate and predictability of pulp revascularization in therapeutically reimplanted permanent incisors. Endod Dent Traumatol 1986;2:83 – 9. 9. Ohman A. Healing and sensitivity to pain in young replanted human teeth: an experimental, experimental, clinical and histological study. Odontol Tidskr 1965;73:166 – 227. 227. Jung IY, Lee SJ, Hargreaves KM. Biologically based treatment of immature permanent teeth teeth with pulpal necrosis: necrosis: a case case series. series. J Endod 2008;34:876 87. Cotti E, Mereu M, Lusso D. Regenerative treatment of an immature, traumatized tooth with apical periodontitis: report of a case. J Endod 2008;34:611 – 6. 6.
19.
20.
21.
22.
23.
24. 25. 26.