BAB VII ANALISIS DAN TINDAK LANJUT PERMASALAHAN Usaha Kesehatan Pokok Puskesmas
MANUSI
1. PROMOSI KESEHATAN a. Penyuluhan Kurangnya rasa ingin tau masyarakat tentang pentingnya penyuluhan Kesehatan
Masyarakat kurang perduli dengan penyuluhan yang sdh diberikan
1. Tempat untuk kegiatan Penyuluhan baik di luar gedung maupun di dalam gedung 2. Trasportasi pendukung kegiatan penyuluhan 3. Sarana pendukung lainnya Mikrofon, LCD, Komputer, TV, Toa toa dll
METOD Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya penyuluhan kesehatan
Perlu kesadaran masyarakat untuk mendapatkan penyuluhan kesehatan
Penyuluhan yang diberikan tidak secara maksimal diterapkan di masyarakat
SASARAN PENYULUHAN KURANG MAKSIMAL Pengalokasian Kegiatan Penyuluhan
1. Masyarakat yang heterogen 2. Pendidikan yang rendah 3. Sosial, ekonomi dan agama 4. Terbentur nya kegiatan penyuluhan
Kesadaran masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan masih rendah
SARANA DANA
LINGKUNGA N
63
1. Penyuluhan Kesehatan 2. Tanya jawab 3. Rule model 4. Diskusi
No.
1.
64
Prioritas Masalah
SASARAN PENYULUHAN KURANG MAKSIMAL
Prioritas Penyebab Masalah
1. Kurangnya rasa ingin tau masyarakat tentang pentingnya pentingnya penyuluhan Kesehatan 2. Masyarakat kurang perduli dengan penyuluhan yang sudah diberikan 3. Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya penyuluhan kesehatan 4. Perlu kesadaran masyarakat untuk memperoleh informasi melalui penyuluhan kesehatan 5. Penyuluhan yang diberikan tidak secara maksimal diterapkan di masyarakat 6. Kesadaran masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan masih rendah 7. Masyarakat yang heterogen 8. Pendidikan yang rendah 9. Sosial, ekonomi dan agama 10. Terbentur nya kegiatan penyuluhan 11. Pengalokasian Kegiatan Penyuluhan
Alternatif Pemecahan Masalah
1.
Memberikan informasi kepada kepada masyarakat pentingnya penyuluhan kesehatan
Pemecahan Masalah Terpilih
Memberikan semenarik
penyuluhan mungkin
dengan
menanbah media median yang 2.
3
mendukung kegiatan penyuluhan Memberikan penyuluhan semenarik mungkin dengan menanbah media dan Menginformasikan lebih awal median yang mendukung kegiatan jadwal kegiatan penyuluhan penyuluhan kepada masyarakat khususnya Menginformasikan lebih awal lokasi dimana penyuluhan akan jadwal kegiatan penyuluhan kepada masyarakat khususnya lokasi dilaksanakan sehingga peserta dimana penyuluhan akan penyuluhan semaksimal mungkin dilaksanakan sehingga peserta penyuluhan semaksimal mungkin tepat sasaran. tepat sasaran
Keterangan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. kesehatan. Pencapaian program kesehatan penyuluhan baik penyuluhan keliling dan kelompok telah mencapai target 100%. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ditemukan beberapa masalah yang dinilai berhubungan dengan pencapaian yaitu Kurangnya rasa kesadaran dan peduli masyarakat tentang pentingnya informasi Kesehatan, Penyuluhan yang diberikan tidak secara maksimal diterapkan di masyarakat, Kesadaran masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan masih rendah, Masyarakat yang heterogen, Pendidikan yang rendah, Sosial, ekonomi dan agama, dan lokasi Kegiatan Penyuluhan yang susah diakses. Intervensi yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan. Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan alternative penyelesaian masalah diantaranya Memberikan informasi kepada masyarakat pentingnya penyuluhan kesehatan, kesehatan, Memberikan penyuluhan semenarik mungkin dengan menanbah media median yang mendukung kegiatan penyuluhan, penyuluhan, Menginformasikan lebih awal jadwal kegiatan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat khususnya lokasi dimana penyuluhan akan dilaksanakan sehingga peserta penyuluhan semaksimal mungkin tepat sasaran. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu Memberikan penyuluhan semenarik mungkin dengan menanbah media median yang mendukung kegiatan penyuluhan dan Menginformasikan lebih awal jadwal kegiatan penyuluhan sehingga peserta penyuluhan semaksimal mungkin tepat sasaran.
65
kepada masyarakat khususnya lokasi dimana penyuluhan akan dilaksanakan
b. PHBS
MANUSIA
METODE Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya PHBS disemua tatanan
Kurangnya rasa ingin tau masyarakat tentang pentingnya PHBS
Perlu kesasaran masyarakat untuk hidup ber PHBS dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat
Masyarakat kurang perduli dengan lingkungan sekesekelilingnya
1. Konseling PHBS hanya dilakukan terhadap rumah yang di survai 2. Penyuluhan PHBS di linkungan masyarakat masih kurang optimal SARANA
66
1. Survai PHBS disemua tatanan 2. Konselin 3. Penyuluhan PHBS disemua tatanan 4. Pemetaan 5. Pembinaan
Pengalokasian anggaran Survai yang kurang
Tidak semua rumah di wilayah kerja di uskuesmas DANA
Tidak berjalannya program yang dapat diberikan di lapangan untuk membentuk wilayah hunian yang ber PHBS
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya PHBS masih rendah Tidak meratanya pembagian dana untuk kegiatan Survai PHBS khususnya untuk PHBS rumah
PHBS RUMAH TANGGA DAN SEKOLAH YANG MASIH RENDAH
Kesadaran masyarakat untuk hidup di lingkungan yang ber PBHBS masih rendahmasih rendah
LINGKUNGAN
No.
1.
67
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
PHBS Rumah Tangga 1.Kurangnya rasa ingin tau masyarakat dan PHBS Sekolah yang tentang pentingnya PHBS 2. Masyarakat kurang perduli dengan masih rendah lingkungan sekesekelilingnya 3. Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya PHBS disemua tatanan 4. Perlu kesasaran masyarakat untuk hidup ber PHBS dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat 5. Tidak berjalannya program yang dapat diberikan di lapangan untuk membentuk wilayah hunian yang ber PHBS 6. Konseling PHBS hanya dilakukan terhadap rumah yang di survai 7.Penyuluhan PHBS di lingkungan masyarakat masih kurang optimal 8. Pengalokasian anggaran Survai yang kurang 9. Tidak semua rumah di wilayah kerja di puskuesmas dilakukan survai 10. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya PHBS masih rendah 11. Tidak meratanya pembagian dana untuk kegiatan Survai PHBS khususnya untuk PHBS rumah 12. Kesadaran masyarakat untuk hidup di lingkungan yang ber PBHBS masih rendahmasih rendah
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
1. Perlu kerja sama lintas program dan lintas Perlu kerja sama lintas program sektrol untuk meningkatkan PHBS baik di dan lintas sektrol untuk rumah tangga maupun di sekolah meningkatkan PHBS 2. Menginformasikan hasil survai tahun 2016 kepada semua lurah di wilayah kerja Puskesmas Pekauman sehingga dapat diketahui permasalahan dari masing masing kelurahan 3. Menginformasikan hasil survai PHBS sekolah ke semua sekolah yang telah disurvai sehingga masing masing sekolah dapat mengetahui hasil survainya di tahun 2016 4. Mendiskusikan hasil survei di rapat rapat lintas sektor yang akan dilaksanakan di bulan Maret dan september 2017 5. Memberikan penyuluhan PHBS Rt dan Sekolah baik secara masal, kelompok dan individu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Pencapaian program Promosi kesehatan lingkungan untuk cakupan PHBS Rumah Tangga dan PHBS Sekolah yaitu sebesar 100%. Dalam pelaksaan kegiatan tersebut terdapat masalah yang dinilai mempengaruhi rendahnya kesadaran terhadap PHBS yaitu Masyarakat kurang perduli dengan lingkungan sekesekelilingnya, Kurangnya pengetahuan warga tentang pentingnya PHBS disemua tatanan , Perlu kesasaran masyarakat untuk hidup ber PHBS dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat, Tidak berjalannya program yang dapat diberikan di lapangan untuk membentuk wilayah hunian yang ber PHBS, Konseling PHBS hanya dilakukan terhadap rumah yang di surv, Penyuluhan PHBS di linkungan masyarakat masih kurang optimal, Pengalokasian anggaran Survai yang kurang , Tidak semua rumah di wilayah kerja di puskuesmas dilakukan survai, Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya PHBS masih rendah, Tidak meratanya pembagian dana untuk kegiatan Survai PHBS khususnya untuk PHBS rumah, Kesadaran masyarakat untuk hidup di lingkungan yang ber PBHBS masih rendah. Untuk meningkatkan hasil Survai PHBS tersebut ada beberapa hal yang dilakukan sebagai alternative permalahan yaitu, Perlu kerja sama lintas program dan lintas sektrol untuk meningkatkan PHBS baik di rumah tangga maupun di sekolah, Menginformasikan hasil survai tahun 2016 kepada semua lurah di wilayah kerja Puskesmas Pekauman sehingga dapat diketahui permasalahan dari masing masing kelurahan, Menginformasikan hasil survai PHBS sekolah ke semua sekolah yang telah disurvai sehingga masing masing sekolah dapat mengetahui hasil survainya di tahun 2016, Mendiskusikan hasil survei di rapat rapat lintas sektor yang akan dilaksanakan di bulan Maret dan september 2017, dan Memberikan penyuluhan PHBS Rt dan Sekolah baik secara masal, kelompok dan individu. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu Perlu kerja sama lintas program dan lintas sektrol untuk meningkatkan PHBS
68
c. Kelurahan Siaga aktif FISH BONE CHART KELURAHAN SIAGA AKTIF TENTANG ASI EKSKLUSIF
MANUSIA
Pengetahuan ibu yang kurang Tentang ASI Eksklusif
Penyuluhan yang belum merata kepada ibu hamil dan ibu menyusui
Kurangnya informasi yang Dipahami oleh ibu
Kurangnya penandaan bagi bayi yang telah mendapat ASI Eksklusif
Tidak semua ibu bisa Mengikuti penyuluhan karena akses yang jauh ( Transportasi)
Dana terbatas
Alat peraga penyuluhan Masih belum memadai
SARANA
69
METODE
DANA
Program lain masih Banyak yang jadi prioritas
Kader dan masyarakat belum memberikan edukasi tentang ASI Eksklusif Tidak adanya dukungan keluarga terhadap Ibu Masih banyak Ibu memberikan susu formula pada bayi
LINGKUNGAN
CAKUPAN ASI EKSKLUSIF MASIH RENDAH
No.
1.
Prioritas Masalah
Cakupan ASI Eksklusif rendah
Prioritas Penyebab Masalah
1. Terbatasnya tenaga konselor ASI Eksklusif
Alternatif Pemecahan Masalah
1. Pelatihan tenaga konselor ASI Eksklusif 2. Diusulkan pelatihan kader untuk ASI Eksklusif
Pemecahan Masalah Terpilih 1. Pelatihan tenaga konselor ASI Eksklusif
2. Pengetahuan ibu masih kurang tentang ASI Eksklusif
3. Belum Ada dukungan keluarga terhadap ibu untuk melaksanakan ASI Eksklusif
4. Belum maksimalnya kegiatan 3. Pelaksanaan penyuluhan dalam edukasi, advokasi dan kampanye gedung mengenai pemberian ASI Eksklusif 4. Pelaksanaan penyuluhan di posyandu
70
2. Pelaksanaan penyuluhan di posyandu
Keterangan
Cakupan ASI Eksklusif masih rendah
Cakupan pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya peraturan pemerintah tentang pemberian ASI serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan kampanye mengenai pemberian ASI maupun MPASI dan belum optimalnya membina kelompok pendukung ASI dan MP-ASI. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif yaitu melalui penyuluhan secara optimal kepada ibu hamil,ibu nifas maupun ibu menyusui. Penyuluhan pada ibu hamil bertujuan agar dapat mempersiapkan masa menyusui dengan baik serta ibu menyusui yang memiliki balita umur 0-6 bulan diharapkan mampu memberikan ASI Eksklusif pada anak mereka. KP-ASI adalah suatu wadah kegiatan yang beranggotakan ibu hamil dan ibu menyusui yang berkumpul secara rutin untuk saling berbagi ide, informasi dan pengalaman mengenai kehamilan, melahirkan dan menyusui yang dipandu oleh motivator dalam suasana kekeluargaan dan penuh keakraban agar sukses memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Tujuan pembentukan KP-ASI tersebut yaitu meningkatkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan untuk pemberian ASI Eksklusif dan mencegah kematian ibu dan bayi akibat persalinan dan perawatan pasca persalinan yang salah.
71
D. Pembinaan UKS
MANUSIA
METODE Koordinasi lintas sektor kurang informasi ( ada beberapa sekolah yang belum koperatif )
Koordinasi kurang
Kurang sarana /media penyuluhan untuk pembinaan
Jadwal kegiatan uks berhalangan dengan jadwal sekolah
Murid yang belum diskrenning tidak aktif datang kepuskesmas
Media penunjang yang masih kurang
Kurangnya kesadaran tentang pentingnya screnning dari pihak sekolah SARANA
72
DANA
LINGKUNGAN
Jumlah murid yang dilakukan penjaringan anak sekolah tidak mencapai target (100%)
No .
Prioritas Masalah
Jumlah murid yang dilakukan penjaringan anak sekolah tidak mencapai target (100%)
Prioritas Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Jadwal kegiatan UKS bersamaan dengan jadwal kegiatan s ekolah
Menyerahkan undangan terlebih dahulu
Pemecahan Masalah Terpilih
Keterangan
Koordinasi dengan sekolah
Kurang sarana / media penyuluhan untuk Pembinaan Murid yang belum di screening tidak aktif dating ke puskesmas Kurangnya kesadaran tentang pentingnya screening dari pihak sekolah
Permohonan pengajuan sarana ke dinas kesehatan Koordinasi dengan sekolah Memberikan penyuluhan dan penjelasan kepada pihak sekolah
Program usaha kesehatan sekolah dengan target penjaringan anak sekolah yang dilakukan 100%. Hasil pencapaian program di puskesmas pekauman tidak mencapai target, prioritas penyebab masalah antara lain Jadwal kegiatan UKS bersamaan dengan jadwal kegiatan s ekolah, Kurang sarana / media penyuluhan untuk Pembinaan, Murid yang belum di screening tidak aktif dating ke puskesmas, d an Kurangnya kesadaran tentang pentingnya screening d ari pihak sekolah. Oleh karena itu diambil pemecahan masalah terpilih yaitu dengan melakukan koordinasi dengan sekolah.
73
2. KESEHATAN LINGKUNGAN Pengawasan sanitasi TTU
METODE
SARANA
Tidak ada acuan yang tetap
Tidak ada Punishment yang
dari Diskes untuk metode
bisa dilakukan kepada
pengawasan TTU.
Pengelola TTU. Petugas
Peralatan Pengukuran Kualitas Lingkungan tidak lengkap.
Sanitasi hanya bisa melakukan Teknik pemeriksaan TTU tidak lengkap,
intervensi sebatas pembinaan
han a memakai orm observasi .
dan memberikan saran Cakupan TTU
perbaikan.
masih 75%,
Kesling Jumlah Sanitarian puskesmas masih
Tenaga sanitasi tidak
kurang, hanya 2 orang untuk 5
pernah diikutkan
Kelurahan wilayah kerja Puskesmas.
pelatihan untuk update
Pengelola TTU kurang berminat dan kurang antusias untuk mendapatkan pembinaan dari Puskesmas. MANUSIA
74
sedangkan target 80% Dana hanya bersumber dari APBD.
ilmu Kesehatan
Lingkungan sekitar TTU
Lingkungan.
mendukung terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Jumlah TTU sangat banyak. DANA
LINGKUNGAN
Pembinaan TPM
METODE
Peralatan Pengukuran Kualitas
Tidak ada Punishment yang Teknik pemeriksaan TPM tidak
bisa dilakukan kepada
lengkap, hanya memakai form
Pengelola TPM. Petugas
observasi .
Sanitasi hanya bisa melakukan
Lingkungan tidak lengkap.
intervensi sebatas pembinaan dan memberikan saran perbaikan.
Pencapaian pembinaan TPM hanya 78%, target
Kesling Tenaga sanitasi tidak pernah
Jumlah Sanitarian
diikutkan pelatihan untuk update
puskesmas masih kurang,
ilmu Kesehatan Lingkungan
hanya 2 orang untuk 5
Pengelola TPM kurang berminat dan kurang antusias untuk mendapatkan
Kelurahan wilayah kerja Puskesmas
Dana untuk pengambilan
80%
sampel makanan dan pemeriksaan laboratorium tidak bisa memungkinkan
Lingkungan sekitar TPM
untuk pemeriksaan seluruh
mendukung terjadinya penurunan
TPM
kualitas lingkungan
pembinaan dari Puskesmas Jumlah TPM termasuk MANUSIA
75
DANA
LINGKUNGAN
Pedagang Jajanan Anak
No . 1.
2.
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Pencapaian 1. Jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) Puskesmas Cakupan Sanitasi Pekauman masih kurang, yaitu hanya 2 orang, TTU (75,5%) sedangkan jumlah TTU di 5 Kelurahan wilayah belum memenuhi kerja Puskesmas Pekauman sangat banyak. syarat pencapaian yaitu 80% 2. Pengelola /Penanggung Jawab TTUkurang antusias dan tidak terlalu perduli untuk mendapatkan pembinaan dari Puskesmas.
1. Menambah jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman sehingga mencukupi untuk 1 orang per kelurahan wilayah kerja Puskesmas.
3. Tidak ada punishment yang bisa diberikan oleh Sanitarian kepada pengelola TTU. Intervensi yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan.
3. Perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait yang mengeluarkan izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat diberikan apabila TTU tersebut sudah mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas Kesehatan. 1. Menambah jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman sehingga mencukupi untuk 1 orang per kelurahan wilayah kerja Puskesmas.
Pencapaian 1. Jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) Puskesmas Pembinaan Tempat Pekauman masih kurang, yaitu hanya 2 orang, Pengelolaan sedangkan jumlah TPM di 5 Kelurahan wilayah Makanan masih kerja Puskesmas Pekauman sangat banyak. rendah (78%) belum memenuhi 2. Pengelola /Penanggung Jawab TPM kurang target yaitu 80% antusias dan tidak terlalu perduli untuk mendapatkan pembinaan dari Puskesmas. 3. Tidak ada punishment yang bisa diberikan oleh Sanitarian kepada pengelola TPM. Intervensi yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan.
76
Alternatif Pemecahan Masalah
2. Perlu Promosi melalui media massa untuk menumbuhkan kesadaran pengelola TTU tentang pentingnya sanitasi TTU.
2. Perlu Promosi melalui media massa untuk menumbuhkan kesadaran pengelola TPM tentang pentingnya sanitasi TPM. 3. Perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait yang mengeluarkan izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat
Pemecahan Masalah Terpilih Menambah jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman sehingga mencukupi untuk 1 orang per kelurahan wilayah kerja Puskesmas.
Perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait yang mengeluarkan izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat diberikan apabila TPM tersebut sudah mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas Kesehatan.
Keterangan
diberikan apabila TPM tersebut sudah mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas Kesehatan.
Pencapaian program kesehatan lingkungan untuk cakupan sanitasi TTU yaitu sebesar 75,5% sedangkan target pencapaian adalah sebesar 80%. Penyebab masalah yang dinilai berhubungan dengan pencapaian yaitu jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) Puskesmas Pekauman masih kurang, yaitu hanya 2 orang, sedangkan jumlah TTU di 5 Kelurahan wilayah kerja Puskesmas Pekauman sangat banyak, pengelola /Penanggung Jawab TTUkurang antusias dan tidak terlalu perduli untuk mendapatkan pembinaan dari Puskesmas dan tidak ada punishment yang bisa diberikan oleh Sanitarian kepada pengelola TTU. Intervensi yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan. Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan alternative penyelesaian masalah diantaranya menambah jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman sehingga mencukupi untuk 1 orang per kelurahan wilayah kerja Puskesmas,mengadakan promosi melalui media massa untuk menumbuhkan kesadaran pengelola TTU tentang pentingnya sanitasi TTU, dan mengadakan kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait yang mengeluarkan izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat diberikan apabila TTU tersebut sudah mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas Kesehatan . Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu penambahan jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman sehingga mencukupi untuk 1 orang per kelurahan wilayah kerja Puskesmas. Pencapaian program kesehatan lingkungan untuk pembinaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) senilai 78 % sedangkan target pencapaian adalah 80%. Rendahnya pencapaian tersebut dinilai berhubungan dengan jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) Puskesmas Pekauman masih kurang, yaitu hanya 2 orang, sedangkan jumlah TPM di 5 Kelurahan wilayah kerja Puskesmas Pekauman sangat banyak, pengelola /Penanggung Jawab TPM kurang antusias dan tidak terlalu perduli untuk mendapatkan pembinaan dari Puskesmas, tidak ada punishment yang bisa diberikan oleh Sanitarian kepada pengelola TPM. Intervensi yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan. Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan alternative penyelesaian masalah diantaranya menambah jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman sehingga mencukupi untuk 1 orang per kelurahan wilayah kerja Puskesmas,mengadakan promosi melalui media massa untuk menumbuhkan kesadaran pengelola TPM tentang pentingnya sanitasi TPM, dan mengadakan kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait yang mengeluarkan izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat diberikan apabila TPM tersebut sudah mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas Kesehatan. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait yang mengeluarkan izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat diberikan apabila TPM tersebut sudah mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas Kesehatan.
77
3.
KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB FISH BONE CHART UKM PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI ( P4K )
MANUSIA
Masih ada ibu hamil tidak tau dengan golongan darah ataupun calon pendonor darah
METODE
Tidak ada pelatihan khusus petugas kesehatan tentang manfaat stiker P4K pada ibu hamil baru
Banyak ibu hamil tidak ada saat pemasangan stiker P4K ( Ke rumah orang tua ) Ibu Hamil belum semua melakukan pemeriksaan golongan darah
Dana terbatas
SARANA
78
Masyarakat masih belum mengerti tentang manfaat stiker P4K Masih ada keluarga yang tidak peduli tentang stiker P4K
Alat penyuluhan Tentang stiker P4K Belum memadai
DANA
DATA DALAM STIKER P4K BELUM LENGKAP
LINGKUNGAN
Kurangnya informasi dari kader tentang stiker P4K kepada masyarakat
No.
1.
Prioritas Masalah
Data dalam stiker P4K belum lengkap
Prioritas Penyebab Masalah
1. Masih ada ibu hamil yang tidak tau dengan golongan darah ataupun calon pendonor darah
Pemecahan Masalah Terpilih 1. Edukasi dan penyuluhan terhadap ibu 1. Edukasi dan hamil baru tentang manfaat stiker P4K penyuluhan terhadap 2. Perbanyak alat peraga penyuluhan ibu hamil baru tentang stiker P4K manfaat stiker P4K Alternatif Pemecahan Masalah
Keterangan
2. Tidak ada pelatihan khusus petugas kesehatan tentang manfaat stiker P4K pada ibu hamil baru 3. Alat Penyuluhan tentang manfaat stiker P4K masih memadai
4. Kurangnya informasi dari kader tentng stiker P4K kepada masyarakat
Data Dalam Stiker P4k Belum Lengkap Penyebab kematian ibu terbesar secara berurutan disebabkan terjadinya pendarahan, eklamsia, infeksi, persalinan lama dan keguguran. Kematian bayi sebagian besar disebabkan karena Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), kesulitan bernafas saat lahir dan infeksi. Lebih dari separuh (56 %) kematian bayi terjadi pada masa bayi baru lahir (0 – 28 hari). Sedangkan kematian bayi usia 1 – 12 bulan sebagian besar disebabkan karena Diare dan pneumonia. Upaya penurunan kematian ibu dan bayi, dapat dilakukan dengan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Program, perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). Dalam pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mampu mendapatkan data yang akurat tentang ibu hamil sebagai perencanaan kehamilan dan bersalin yang aman,sehat dan selamat ibu dan bayinya
79
FISH BONE CHART UKM PELAYANAN NIFAS TERMASUK KB
MANUSIA
METODE
Masih kurangnya pemahaman ibu nifas terhadap informasi yang diberikan
Belum semua petugas mendapatkan pelatihan tentang edukasi masa nifas ( ASI Eksklusif / KB )
Kurangnya partisipasi ibu nifas terhadap Pengetahuan di masa nifas
Dukungan keluarga terhadap ibu Nifas masih rendah Dana terbatas Masih banyak program kesehatan lain yang lebih prioritas dalam anggaran
Alat peraga Penyuluhan masa Nifas belum memadai
SARANA
80
DANA
Masih banyak orang tua yang melarang ibu nifas mengkonsumsi makanan yang bergizi
LINGKUNGAN
PANTANGAN MAKANAN MASA NIFAS MASIH TINGGI DI MASYARAKAT
No.
1.
Prioritas Masalah
Pantangan makanan masa nifas masih tinggi dimasyarakat
Prioritas Penyebab Masalah
1. Kurangnya pemahaman ibu nifas terhadap informasi yang diberikan 2. Belum semua petugas mendapatkan pelatihan tentang edukasi masa nifas
Alternatif Pemecahan Masalah
1. Edukasi dan penyuluhan tentang masa nifas 2. Kerjasama dengan lintas program kesehatan (Gizi)
Pemecahan Masalah Terpilih Edukasi dan penyuluhan tentang masa nifas sekaligus koordinasi dengan lintas program terkait
Keterangan
3. Masih banyak orang tua yang melarang ibu nifas mengkonsumsi makanan yang bergizi 4. Dukungan keluarga terhadap ibu nifas masih rendah Pantangan Makanan Masa Nifas Masih Tinggi Di Masyarakat Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah pl asenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahi rkan. Akan tetapi, seluruh organ kandungan baru pulih kembali seperti sebelum hamil, dalam waktu 3 bulan setelah bersalin. Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan persalinan. Pada masa nifas ini, terjadi banyak perubahan pada tubuh sang ibu, misalnya rahim yang tadinya membesar karena pertumbuhan janin, mulai kembali ke ukuran sebelum hamil. Selain itu, jalan lahir yang tadinya melebar karena dilewati oleh bayi pada proses persalinan, kini mulai mengecil dan kembali seperti sebelum hamil. Dinding perut yang tadinya longgar kini mulai mengencang kembali, dan payudara semakin membesar karena adanya produksi ASI. Masa nifas ini bersamaan dengan mulainya masa menyusui, sehingga masa ini sangat penting bagi keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) yang muncul pada awal masa nifas, yang kaya akan nutrisi penting bagi sistem kekebalan dan kecerdasan bayi, jangan sampai terlewatkan untuk diberikan pada bayi. Dalam masyarakat umum terkadang masih banyak keluarga yang melakukan pantangan makanan untuk ibu setelah melahirkan. Sehingga perlu adanya penyuluhan atau pendidikan kesehatan terhadap ibu bersalin serta keluarga tentang masa nifas yang benar serta gizi seimbang untuk ibu nifas. 81
FISH BONE CHART UKM KUNJUNGAN NEONATUS
MANUSIA
METODE
Masih kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan neonatus
Belum semua petugas mendapatkan pelatihan tentang edukasi perawatan neonatus
Kurangnya pemahaman ibu terhadap Informasi yang diberikan PERAWATAN NEONATUS YANG SALAH
Dana terbatas
Masih adanya keluarga yang Melakukan perawatan neonatus yang salah (misal: membubuhi tali pusat Dengan ramuan)
Alat peraga Penyuluhan perawatan Neonatus belum memadai
SARANA
82
DANA
LINGKUNGAN
No.
1.
Prioritas Masalah
Perawatan Neonatus yang salah
Prioritas Penyebab Masalah
1. Pengetahuan ibu tentang perawatan neonatus masih kurang
2. Terbatas nya petugas yang mendapat pelatihan tentang perawatan neonatus
Alternatif Pemecahan Masalah
1. Pelaksanaan penyuluhan dalam gedung 2. Kerjasama dengan lintas sektor (Kelurahan dan KUA)
Pemecahan Masalah Terpilih 1. Pelaksanaan penyuluhan secara optimal sekaligus bekerjasama dengan lintas sektor terkait
Keterangan
3. Alat peraga Penyuluhan tentang perawatan neonatus masih belum memadai 4. Masih ada keluarga yang melakukan perawatan neonatus yang salah
Perawatan Neonatus Yang Salah
Kunjungan neonatal dilakukan untuk memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah dapat segera diidentifikasi seperti bayi mengalami kesulitan untuk menyusui, tidak BAB dalam 48 jam, likterus yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/ keluar cairan dari tali pusat, bayi demam lebih 37,5 C sehingga keadaan ini harus segera dilakukan rujukan. Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi mengalami masalah kesehatan. Resiko terbesar kematian. Bayu Baru Lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan dua bulan pertama kehidupannya.Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatal sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat pada saat bayi pulang atau bidan meninggalkan bayi jika persalinan di rumah 83
FISH BONE CHART UKM DETEKSI IBU HAMIL RESTI
MANUSIA
METODE
Pengetahuan ibu yang masih rendah
Penyuluhan yang belum merata
Kurangnya pemahaman ibu terhadap informasi yang diberikan MASIH BANYAK IBU HAMIL RESTI
Tingginya angka ibu hamil dengan faktor resiko
Tidak semua ibu hamil resti datang ke fasilitas kesehatan karena akses yang jauh ( Transportasi)
SARANA
84
Dana terbatas Kurang pahamnya masyarakat sekitar Apabila ada ibu hamil Yang berisiko
DANA
LINGKUNGAN
Kurangnya penyuluhan/ pemberian informasi oleh kader tentang Faktor resiko dalam kehamilan
No.
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
1 Masih banyak ibu hamil . resti -
Pemecahan Masalah Terpilih Pelaksanaan penyuluhan dalam Pelaksanaan penyuluhan gedung secara optimal sekaligus Kerjasama dengan lintas sektor kerja sama dengan lintas (Kelurahan dan KUA) sektor terkait
Alternatif Pemecahan Masalah
Pengetahuan ibu masih rendah Penyuluhan tentang deteksi ibu hamil resti masih belum merata Tidak semua ibu hamil resti datang ke fasilitas kesehatan karena akses yang jauh Kurang pahamnya masyarakat sekitar apabila ada ibu hamil yang beresiko
-
Keterangan
Tingginya Ibu Hamil Resti Pengertian kehamilan resiko tinggi adalah sebuah kehamilan yang mempunyai resiko akan terjadinya sebuah komplikasi (seperti penyakit atau bahkan
kematian) pada ibu atau juga bayinya. Biasanya ini terjadi sebelum atau juga sesudah persalinan. Biasanya,untuk menentukan apakah kehamilan yang sedang dijalani mengalami kehamilan risti atau tidak, ada beberapa faktor yang dapat menentukan. Tidak semua kehamilan dapat digolongkan dengan kehamilan normal. Beberapa kehamilan memang memerlukan pengawasan dan konseling yang bersifat khusus. Apabila sejak awal kehamilan ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan, maka dokter maupun bidan tidak mampu melakukan deteksi dini kelainan ataupun komplikasi yang kemungkinan ditimbulkan dari kehamilan ini. Faktor resiko tinggi maupun kelainan yang terdapat baik pada ibu maupun janin akan memberikan dampak bagi proses persalinan maupun berlangsungnya kehamilan. Untuk diperlukan tambahan wawasan bagi ibu hamil untuk mengetahui apakah ibu tergolong resiko tinggi ataupun tidak. Ibu yang termasuk dalam kehamilan resiko tinggi: 1. Ibu hamil dengan umur kurang dari 20 tahun 2. Hamil dengan umur lebih dari 35 tahun 3. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145cm 4. Ibu dengan berat badan kurang dari 45 kg 5. Ibu dengan jarak umur anak terakhir dengan kehamilan ini kurang dari 2 tahun 6. Ibu dengan jumlah anak lebih dari 4 85
FISH BONE CHART SDDTK METODE
SARANA Ketenagaan yang masih ganda dengan pemeriksaan lain
Belum tersedianya ruangan khusus yang memadai
Pelaksanaan SDDTK yang belum sesuai
SDDTK
dengan standar
Pendidikan rendah / orang
Ketenagaan Yang masih dengan
tua tidak sekolah
pemeriksaan lain
acuan Lingkungan keluarga yang tidak mendukung tumbuh kembang anak (pola pengasuhan salah / asupan gizi kurang)
Ekonomi yang tidak faktor gizi yang kurang
mencukupi
Pengetahuan kader masih
Kurangnya pengetahuan petugas (petugas belum di latih)
86
kurang MANUSIA
DANA
LINGKUNGAN
No .
Prioritas Masalah
Capaian SDDTK belum optimal
Prioritas Penyebab Masalah
-
Ketenagaan yang masih kurang Tempat dan peralatan belum memadai
Alternatif Pemecahan Masalah
- Sosialisai SDDTK kepada medis dan paramedis - Pengajuan penambahan tenaga kerja - Permintaan sarana penunjang pemeriksaan untuk SDDTK ke dinas kesehatan
Pemecahan Masalah Terpilih
-
Keterangan
Sosialisai SDDTK kepada medis dan paramedis Permintaan sarana penunjang pemeriksaan untuk SDDTK ke dinas kesehatan
Program pemeriksaan SDDTK dan sadari di puskesmas pekauman sudah berjalan namun belum optimal, dikarenakan tenaga kerja yang masih kurang dan bertugas rangkap dengan program yang lain serta sarana tempat dan peralatan yang belum memadai. Pemecahan masalah untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan sosialisasi program SDDTK kepada medis dan paramedic serta mengajukan permohonan sarana penunjang pemeriksaan SDDTK ke dinas kesehatan.
87
4. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR a. Diare
METODE
SARANA
Materi penyuluhan kurang menarik
Pojok diare lengkap Ketersediaan obat dan oralit mencukupi
Target sasaran terutama daerah pinggiran belum optimal
Pencapaian target DIARE
diare tidak tercapai
Banyak pilihan tempat layanan kesehatan
Kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan layanan puskesmas terhadap penyakit diare masih kurang
Dana untuk penyuluhan program tidak ada
Lingkungan tempat tinggal pasien sudah mengikuti tatanan PHBS Masyarakat sudah menggunakan air bersih PDAM
MANUSIA
88
DANA
LINGKUNGAN
No .
Prioritas Masalah
Pencapaian program diare belum mencapai sasaran
Prioritas Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
Kesadaran penderita kasus diare yang berobat ke faskes PKM pekauman masih kurang (rendah)sedangkan wilayah kerja pkm pekauman luas (5 kelurahan)
Penyuluhan mengenai penyakit diare
Penyuluhan mengenai penyakit diare
Penderita kasus diare berobat ke faskes selain puskesmas pekauman
Sosialisasi mengenai fasilitas kesehatan
Sosialisasi mengenai fasilitas kesehatan
Keterangan
Kunjungan kasus diare ke faskes Puskesmas pekauman masih belum mencapai target, penyebab rendahnya kunjungan dikarenakan rendahnya kesadaran penderita kasus diare yang berobat ke faskes PKM pekaumansedangkan wilayah kerja pkm pekauman luas (5 kelurahan) dan banyak penderita berobat ke paskes lain selain puskesmas pekauman. Alternatif pemecahan masalah yang di ambil adalah dengan penyuluhan mengenai penyakit diare dan sosialisasi mengenai fasilitas kesehatan.
89
b. TBC MANUSIA
Pengetahuan Petugas masih kurang
METODE
Teknik konseling Cara mengeluarkan Sputum SPS yang belum Maksimal
Koordinasi LP/LS belum optimal Pengetahuan masyarakat rendah Tempat khusus bagi terduga TB mengeluarkan sputum belum ada
Pengalokasian anggaran Masih kurang
Ruang TB belum ada
Wilayah kerja yang luas dan masih ada daerahyang sulit di capai dengan roda
Sarana belum lengkap
dua. SARANA
90
DANA
LINGKUNGAN
Penemuan Penderita TB Masih rendah (54,16%)
No.
Prioritas Masalah Penemuan penderita TB masih rendah
Prioritas Penyebab Masalah
Tehnik konseling terduga (suspek) tb belum maksimal Pengambilan sputum SPS belum maksimal
Terduga tb menganggap batuk lama seperti batuk biasa Pengetahuan petugas masih kurang Koordinasi dan kerjasama, jejaring, lintas program dan lintas sector belum optimal Pengetahuan masyarakat tentang penyakit dan bahaya penyakit tb bagi pasien dan keluarga nya masih rendah Tempat terduga tb mengeluarkan sputum belum ada Ruang tb belum ada
Pengadaan masker bagi terduga, pasien tb dan petugas Wilayah kerja yang luas dan daerah yang suliit di jangkau dengan roda dua Dana kegiatan masih kurang
91
Alternatif Pemecahan Masalah
Pelatihan tehnik konseling tb
1.
Sputum yang berwarna kuning kehijauan dengan volume 3 – 5 ml. bila susah/ tidak ada sputum ajarkan tehnik/ cara mengeluarkan sputum yang benar Penyuluhan untuk menggugah kesadaran untuk segera memeriksakan sputum Pelatihan bagi petugas
2. 3.
Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan jejaring/lp/ls dengan peningkatan penyuluhan Penyuluhan dtingkatkan, pemeriksaan sputum kontak serumah ( px bta + )
Tempat khusus dengan dinding disekeliling nya dan atapnya terbuka, ruang terbuka dan jauh dari resiko penularan Tersedianya ruangan dengan ventilasi yang memadai,kipas angin Penyedia an masker (sudah tersedia) Pemeriksaan kontak serumah dan sekitarnya pemeriksaan terduga tb Peningkatan alokasi dana untuk kegiatan penemuan terduga tb dan peningkatan penyuluhan
4.
Pemecahan Masalah Terpilih Penyuluhan masyarakat yang tepat sasaran Pelatihan bagi petugas Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan jejaring/lp/ls dengan peningkatan penyuluhan Pemeriksaan kontak serumah
Keterangan
Pencapaian program penyakit TBC untuk CDR adalah sebesar 54,16% sedangkan target pencapaian senilai 70%, dapat disimpulkan bahwa pencapaian program penemuan kasus TBC masih di bawah target. Masalah yang dinilai dapat mempengaruhi pelaksanaan program yaitu tehnik konseling terduga (suspek) tb belum maksimal, Pengambilan sputum SPS belum maksimal,Terduga tb menganggap batuk lama seperti batuk biasa, Pengetahuan petugas masih kurang, Koordinasi dan kerjasama, jejaring, lintas program dan lintas sector belum optimal pengetahuan masyarakat tentang penyakit dan bahaya penyakit tb bagi pasien dan keluarga nya masih rendah, yempat terduga tb mengeluarkan sputum belum ada, ruang tb belum ada, pengadaan masker bagi terduga, pasien tb dan petugas belum optimal, wilayah kerja yang luas dan daerah yang suliit di jangkau dengan roda dua dan dana kegiatan masih kurang. Alternatif pemecahan masalah yang di dapatkan antara lain, pelatihan tehnik konseling tb dan pengambilan sputum yang benar, penyuluhan untuk menggugah kesadaran untuk segera memeriksakan sputum, pelatihan bagi petugas, peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan jejaring/lp/ls dengan peningkatan penyuluhan, penyuluhan dtingkatkan, pemeriksaan sputum kontak serumah ( px bta + ), tempat khusus dengan dinding disekeliling nya dan ata pnya terbuka, ruang terbuka dan jauh dari resiko penularan, tersedianya ruangan dengan ventilasi yang memadai, penyediaan masker dan peningkatan alokasi dana untuk kegiatan penemuan terduga tb dan peningkatan penyuluhan. Berdasarkan masalah masalah tersebut ditetapkan pemecahan masalah terpilih yaitu Penyuluhan masyarakat yang tepat sasaran, pelatihan bagi petugas, peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan jejaring/lp/ls dan pemeriksaan kontak serumah.
92
c. Kusta
MANUSIA
Pengetahuan Petugas masih kurang
METODE
Tehnik Pemeriksaan BTA-MH belum optimal
Koordinasi LP/LS belum optimal Pengetahuan masyarakat rendah
Penemuan Pend. Kusta Masih rendah Tidak ada Poster/ Leflet tentang penyakit Kusta
Tidak ada nya Pengalokasian anggaran (BOK)2017
Ruangan Petugas Belum Ada.
Wilayah kerja yang luas dan Penularan Penyakit kusta yang lama
SARANA
93
DANA
LINGKUNGAN
No.
Prioritas Masalah Penemuan penderita Kusta masih rendah (50% pencapaian)
Prioritas Penyebab Masalah Pemeriksaan bta-MH oleh petugas masih rendah Peningkatan pengetahuan bagi petugas Koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sektor
Alternatif Pemecahan Masalah
Pelatihan pemeriksaan Pelatihan bagi petugas kusta Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan lp/ls dengan peningkatan penyuluhan kemasyarakat untuk penemuan dini penyakit kusta Tersedia nya poster ,leflet kusta
Tidak ada poster, leflet tentang penyakit kusta Ruangan petugas belum ada Tersedia nya ruangan petugas Penyakit kusta penularan nya Pemeriksaan kontak serumah dan orang perlu waktu lama sekitar nya perlu ditingkatkan Dana kegiatan program Pengadaan alokasi dana penemuan dini kusta tidak ada (bok) 2017 penyakit kusta
Pemecahan Masalah Terpilih 1. Pelatihan bagi petugas kusta 2. Pemeriksaan kontak serumah 3. Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan lp/ls dengan peningkatan penyuluhan kemasyarakat untuk penemuan dini penyakit kusta
Keterangan
Pencapaian P2PM untuk program kusta adalah senilai 50% (3 kasus), dimana target penemuan tersangka penderita kusta <1/10.000 orang atau 6 kasus di wilayah kerja puskesmas pekauman. Penyebab masalah yang menyebabkan rendahnya pencapaian diantaranya yaitu pemeriksaan bta-MH oleh petugas masih rendah, peningkatan pengetahuan bagi petugas, koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sector, tidak ada poster, leflet tentang penyakit kusta, ruangan petugas belum ada, penyakit kusta penularan nya perlu waktu lama serta dana kegiatan program kusta tidak ada (bok) 2017. Berdasarkan masalah tersebut dirumuskan alternative pemecahan yaitu, pelatihan pemeriksaan , pelatihan bagi petugas kusta, peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan lp/ls dengan peningkatan penyuluhan kemasyarakat untuk penemuan dini penyakit kusta, penyediaan poster dan leflet kusta, pengadaan ruangan petugas kusta, pemeriksaan kontak serumah dan orang sekitar nya perlu ditingkatkan serta pengadaan alokasi dana penemuan dini penyakit kusta. Pemecahan masalah yang terpilih meliputi, pelatihan bagi petugas kusta baik petugas pemegang program maupun laboratorium, pemeriksaan kontak serumah, dan peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan lp/ls dengan peningkatan penyuluhan kemasyarakat untuk penemuan dini penyakit kusta.
94
d. Imunisasi
MANUSIA
Belum semua petugas pemberi pelayanan imunisasi yang mendapatkan pelatihan teknis masih adanya ketakutan orang tua terhadap tindakan imunisasi yang diberikan
METODE
Metode safety injection masih belum teraplikasi dengan maksimal
Cakupan Imunisasi DPT & Campak Booster masih rendah
IMUNISASI
Dukungan data sasaran bayi masih belum benar-benar valid.
SARANA
95
Wilayah kerja yang sangat luas dan masih ada daerah yang sulit di capai dengan roda dua. DANA
LINGKUNGAN
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
1.
Cakupan Imunisasi 1. masih adanya ketakutan DPT & Campak orang tua terhadap tindakan Booster masih imunisasi yang diberikan rendah 2. Dukungan data sasaran bayi masih belum benar-benar valid.
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
1. Anak yang diimunisasi dasar sampai booster lengkap akan diberi penghargaan berupa Sertifikat Lengkap Imunisasi dari Puskesmas. 2. Selalu menyampaikan 4 pesan penting tentang imunisasi yaitu;
1. akan dilakukan pendataan secara mandiri untuk mendapatkan angka sasaran yang real sudah masuk RKA akan dilaksanakan dibulan Juli 2017
Imunisasi apa yang diberikan
Kapan harus kembali lagi.
Efek samping dari imunisasi yang diberikan 3. Wilayah kerja yang sangat Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi efek luas dan masih ada daerah samping apabila terjadi efek samping. yang sulit di capai dengan Agar ibu atau orang tua bisa memahami tentang roda 2 pentingnya imunisasi pada anak.
3. akan dilakukan pendataan secara mandiri untuk mendapatkan angka sasaran yang real sudah masuk RKA akan dilaksanakan dibulan Juli 2017 4. Perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan instansi lain agar program bisa berjalan lebih maksimal
96
Keterangan
Cakupan Imunisasi DPT & Campak Booster masih rendah yaitu untuk booster venta 7,6% dan untuk vboostger campak 6,3% Penyebab masalah yang dinilai berhubungan dengan pencapaian yaitu masih adanya ketakutan orang tu a terhadap tindakan imunisasi yang diberikan, dukungan data sasaran bayi masih belum benar-benar valid, Wilayah kerja yang sangat luas dan masih ada daerah yang sulit di capai dengan roda 2, Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan alternative penyelesaian masalah diantaranya anak yang diimunisasi dasar sampai booster lengkap akan diberi penghargaan berupa Sertifikat Lengkap Imunisasi dari Puskesmas, Selalu menyampaikan 4 pesan penting tentang imunisasi yaitu;
Imunisasi apa yang diberikan
Kapan harus kembali lagi.
Efek samping dari imunisasi yang diberikan
97
Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi efek samping apabila terjadi efek samping. Agar ibu atau orang tua bisa memahami tentang pentingnya imunisasi pada anak, akan dilakukan pendataan secara mandiri untuk mendapatkan angka sasaran yang real sudah masuk RKA akan dilaksanakan dibulan Juli 2017, Perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan instansi lain agar program bisa berjalan lebih maksimal. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu akan dilakukan pendataan secara mandiri untuk mendapatkan angka sasaran yang real sudah masuk RKA akan dilaksanakan dibulan J uli 2017
e. Program Rabies SARANA
METODE
-
-
Promosi kesehatan masih kurang tentang penyakit rabies Materi KIE/ Leaflet masih kurang sebaga metode penyampaian informasi
-
Belum adanya tempat karantina bagi pasien yang terkena rabies Ketersediaan obat apabila ditemukan kasus Puskesmas dan rumah sakit kota belum mempunyai ruangan khusus pasien rabies Materi KIE / Leaflet belum tersediadi puskesmas
Tidak ditemukan
RABIES
kasus rabies
-
MANUSIA
Pendanaan obat dari APBD kota banjarmasin Adanya penganggaran dana di th 2017 untuk pemberian obat cacing
DANA LINGKUNGAN
-
98
Kurangnya kesadaran untuk meberikan vaksin hewan peliharaan (anjing,monyet) Kurangnya kesadaran pemelihara hewan untuk menjaga kebersihan hewan peliharaan Masih kurangnya pelatihan dan refreshing program rabies bagi petugas
-
Lingkungan rumah dengan hewan peliharaan yang tidak di vaksin dan di jaga kebersihan (berisiko) Lingkungan atau wilayah yang ada kasus rabies (berisiko tinggi) terjadi kasus berulang
No .
Prioritas Masalah
Tidak adanya Penemuan Kasus Rabies
Prioritas Penyebab Masalah
1. Promosi Kesehatan Masih kurang tentang penyakit Rabies 2. Materi KIE/ Laflet masih kurang sebagai metode penyampaian Informasi 3. Belum adanya tempat karantina bagi pasien yang terkena Rabies 4. Belum adanya tempat karantina bagi hewan yang terkena Rabies
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
1.Penyuluhan penyakit RABIES dimasukan dalam program promkes 2.Pembagian Leaflet tentang penyakit Rabies di masyarakat 3.Memotivasi Masyarakat yang memiliki hewan peliharaan agar rutin memvaksin hewan 4.Memotivasi pemilik hewan peliharaan agar menjaga kebersihan kandang,makan hewan peliharaaan 5.perlunya refresing dan pelatihan program Rabies bagi petugas
1. Penyuluhan tentang penyakit Rabies dilakukan di sekolah, posyandu dan lain lain 2. Memperbanyak leaflet untuk di bagikan 3. Motivasi pemilik hewan peliharaan untuk memvaksin hewannya,serta menjaga kebersihan ktempat,makan hewan peliharaan
Keterangan
Dalam Program pencegahan dan pemberantasan penyakt menular khususnya rabies tidak ditemukan kasus rabies. Kendala dalam pelak sanaan program yaitu promosi Kesehatan Masih kurang tentang penyakit Rabies, materi KIE/ Laflet masih kurang sebagai metode penyampaian Informasi, belum adanya tempat karantina bagi pasien yang terkena Rabies dan belum adanya tempat karantina bagi hewan yang terkena Rabies Pemecahan masalah terpilih adalah, penyuluhan tentang penyakit Rabies dilakukan di sekolah, posyandu dan lain lain, memperbanyak leaflet untuk di bagikan dan motivasi pemilik hewan peliharaan untuk memvaksin hewannya,serta menjaga kebersihan ktempat,makan hewan peliharaan.
99
F. ISPA
Kunjungan rumah pada anak yang terputus pengobatan
METODE
SARANA
Pengobatan dan tindakan sesuai keperluan sudah tersedia
Tersedianya poster dan leaflet Penyuluhan individu / kelompok tidak mencapai semua sasaran ISPA masih menjadi 10
ISPA
penyakit Imunisasi tidak lengkap
Tingkat pendidikan rendah
Kepadatan penduduk dan tempat tinggal yang kotor
Tidak mendapatkan ASI yang memadai
MANUSIA
100
DANA
terbanyak
Gizi kurang
LINGKUNGAN
Orang tua yang merokok di dalam
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
Jumlah kasus ISPA masih tinggi
Penduduk dengan pemukiman yang padat
Peningkatan penyuluhan tentang PHBS dan ISPA
Peningkatan penyuluhan tentang PHBS dan ISPA
Keterangan
Perilaku PHBS maasyarakat masih rendah
Angka kunjungan pasien ISPA di puskesmas pekauman masih tinggi, dengan kasus ISPA masih termasuk dalam kunjungan 10 penyakit terbanyak. Tingginya angka kejadian ISPA berhubungan dengan mudahnya proses penularan penyakit pada wilAayah kerja puskesmas pekauman, yaitu pemukiman penduduk yang padat dan perilaku PHBS masyarakat yang rendah. Untuk mengataasi masalah tersebut maka diperlukan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ISPA dan pola hidup bersih sehat dengan cara meningkatkan penyuluhan yang tepat sasaran.
101
G. Pencegahan dan penanggulangan IMS IMS
METODE
Kurangnya sosialisasi mengenai program IMS
SARANA
Keterbatasan peralatan habis pakai untuk kegiatan IMS mobile
Kurang kerjasama dengan tokoh masyarrakat Belum optimalnya
IMS
pelaksanaan program IMS
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit IMS Masih ada stigma negative bagi pasien IMS
MANUSIA
102
Tidak ada anggarran IMS mobile
DANA
LINGKUNGAN
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Belum optimalnya pelaksanaan program IMS
Kurang kerjasama dengan tokoh masyarakat Kurangnya sosialisasi tentang penyakit IMS Tidak ada anggaran untuk IMS mobile Kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit IMS Masih ada stigma negative bagi pasien IMS Keterbatasan peralatan habis pakai untuk kegiatan IMS mobile
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
Keterangan
Perlunya kerjasama dengan tokoh Pengajuan anggarran BOK masyarakat untuk pengadaan bahan habis Perlu sosialisasi tentang penyakit IMS pakai untuk kegiatan IMS kepada siswa siswa SMA sederajat Pengajuan anggaran untuk mengadakan IMS mobile Lebih sering mengaddakan IMS mobile
Penyuluhan melalui media tentang penyakit IMS Pengajuan anggaran untuk penyediaan bahan habis pakai untuk kegiatan IMS
Pelaksanaan program IMS sudah mencapai target pencapaian tetapi dinilai belum optimal, penyebab masalah yang mungkin yaitu, kurangnya kerjasama dengan tokoh masyarakat, kurangnya sosialisasi tentang IMS, tidak ada anggaran untuk IMS mobile, kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit IMS, masih adanya stigma negative bagi pasien IMS dan keterbatasan peralatan habis pakai untuk jegiatan IMS mobile. Untuk mengat aasi masalah tersebut di ambil pemecahan masalah dengan pengajuan anggaran BOK untuk pengadaan bahan habis pakai IMS mobile sehingga dapat terlaksana dengan optimal dan dapat memudahkan akses masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap penyakit IMS.
103
H. Filariasis
METODE
-
SARANA
Pemberian obat cacing untuk bayi / balita apras dilakukan di posyandu, sekolah, puskesmas, pustu Teknik pengambilan darah pasien untuk pemeriksaan (pengambilan malam hari) Program pemberian obat cacing tidak selalu ada/ rutin direncanakan oleh dinas kesehatan terkait
-
-
Ketersediaan obat DEC masih kosong di dinas kota Ketersediaan obat albendazole ( di drop banyak saat program pemberian obat cacing
Masih kurangnya penemuan dan penanganan kasus filariasis -
MANUSIA
Pendanaan obat dari APBD kota banjarmasin Adanya penganggaran dana di th 2017 untuk pemberian obat cacing
DANA LINGKUNGAN
104
Kurangnya tingkat pengetahuan pasien tentang pewnyakit filariasis Kurangnya kesadaran orang tua untuk memberikan obat cacing rutin setiap 6 bulan / minimal 1 tahun sekali untuk anak Pasien baru berobat ke faskes saat penyakit parah Ketidak patuhan / kurang mengerti tentang pengobatan yang dijalani Masih kurangnya promosi kesehatan untuk penyakit filariasis Pasien tidak mengetahui teknik mencegah tertularnya filariasis
-
Lingkungan tempat tinggal pasien (endemis) penularan filariasis Pasien tidak menyadari dan mengetahui lingkunga(endemis) pasien
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Masih kurangnya penemuan dan penanganan kasus filariasis
5. Masih kurangnya promosi kesehatan untuk penyakit filariasis 6. Kurangnya tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit filariasis 7. Pasien tidak mnyadari dan mengetahui lingkungan tinggal pasien endemis penularan filariasis 8. Program pemberian obat cacing tidak selalu ada atau rutin di rencanakan oleh dinas kesehatan terkait 9. Masih tidak tersedia nya obat DEC Di Dinas kesehatan Kota
Alternatif Pemecahan Masalah
5. Pembagian leaflet tentang penyakit filariasis 6. Peyuluhan filariasis dimasukan dalam kegiatan promkes 7. Adanya pengangaran dana di Th.2017 untuk pemberian obat cacing 8. Meningkatkan kesadaran orang tua untuk rutin setiap 6 bulan /minimal 1 tahun sekali untuk pemberian obat cacing anak 9. Amprah obat DEC ke dinas Provinsi
Pemecahan Masalah Terpilih
Keterangan
1.Memperbanyak leaflet untuk di bagikan ke masyarakat (sekolah.posyandu ) 2.Penyuluhan filariasis dimasukan dalam program promkes 3.Kegiatan pemberian obat cacing di tahun 2017 tinggal menunggu pelaksanaan 4.Menjamin ketersediaan obat DEC apabila ada kasus Filariasis
Pencapaian untuk program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular untuk program filariasis adalah 50% untuk kasus filariasis yang ditangani, dengan target sasaran pencapaian 100%. Masalah yang ditemukan adalah kurangnya penemuan dan penanganan kasus filariasis. Prioritas penyebab masalah yaitu masih kurangnya promosi kesehatan untuk penyakit filariasis, kurangnya tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit filariasis, pasien tidak mnyadari dan mengetahui lingkungan tinggal pasien endemis penularan filariasis, program pemberian obat cacing tidak selalu ada atau rutin di rencanakan oleh dinas kesehatan terkait dan masih tidak tersedia nya obat DEC Di Dinas kesehatan Kota. Pemecahan masalah yang dipilih yaitu memperbanyak leaflet untuk di bagikan ke masyarakat (sekolah.posyandu ), penyuluhan filariasis dimasukan dalam program promkes, kegiatan pemberian obat cacing di tahun 2017 tinggal menunggu pelaksanaan dan menjamin ketersediaan obat DEC apabila ada kasus Filariasis.
105
5. Program Pengobatan A. Loket
MANUSIA
METODE
Belum adanya DIII rekam medik Petugas loket masih kurang
penerapan SOP yang belum maksimal
Alur pelayanan yang belum sepenuhya sesuai sop
Tidak ada komputer dan printer
masih banyak masyarakat atau pasien yang
Mesin antrian masih manual
belum paham tentang alur pelayanan
SARANA
106
DANA
LINGKUNGAN
N o.
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Alur pelayanan yang belum sepenuhya sesuai sop
Petugas loket masih kurang
Permintaan penambahan tenaga kerja
Pemecahan Masalah Terpilih
-
Belum ada DIII rekam medic Penerapan SOP yang belum maksimal
Penerapan SOP / sosialisai SOP kepada petugas pelayanan
Antrian manual
Pengajuan permintaan alat dan sarana penunjang lainnya
Sarana penunjang seperti computer dan printer belum ada Pasien / masyarakat belum paham alur pelayanan
-
Keterangan
Penerapan dan sosialisasi SOP ke semua petugas Penyuluhan alur pelayanan Pengajuan permintaan sarana dan tenaga kerja
Sosialisasi / penyuluhan alur pelayanan Pemasangan poster tentang alur pelayanan
Pelayanan loket di puskesmas pekauman masih belum sepenuhnya sesuai standar operasional prosedur, yang menjadi pen yebab masalah adalah tenaga loket masih kurang disamping tidak adanya tenaga D3 rekam medic, penerapan SOP b elum maksimal, system antrian masih manual, kurangnya sarana penunjang dan ketidak pahaman masyarakat tentang alur pelayanan. Untuk mengatasi masalah diambil pemecahan masalah dengan penerapan dan sosialisasi SOP ke semua petugas, penyuluhan tentang alur pelayanan dan pengajuan permintaan sarana dan tambahan ketenagakerjaan.
107
B. Poli KIA
MANUSIA
Pengetahuan ibu yang masih rendah
Penyuluhan yang belum merata
Kurangnya pemahaman ibu terhadap informasi yang diberikan
Petugas tidak mampu melarang kehamilan seseorang
SARANA
MASIH BANYAKNYA IBU HAMIL DENGAN FAKTOR RESIKO
Tingginya angka kehamilan diluar nikah
Tidak semua ibu hamil resti datang ke fasilitas kesehatan karena akses yang jauh ( Transportasi)
108
METODE
Dana terbatas
Deteksi Resti ibu Hamil belum Menjadi program Prioritas dalam anggaran DANA
Anggapan masyarakat yang salah tentang penggunaan KB
LINGKUNGAN
Kurangnya penyuluhan/ pemberian informasi oleh kader tentang Faktor resiko dalam kehamilan
No.
1.
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Masih banyaknya ibu hamil 1. Kurangnya pengetahuan dan dengan faktor resiko pemahaman ibu hamil terhadap faktor resiko dalam kehamilan
2. Penyuluhan belum merata untuk semua ibu hamil di wilayah kerja 3. Tingginya angka kehamilan diluar nikah 4. Tidak semua ibu hamil yang memiliki faktor resiko datang ke fasilitas kesehatan (Keterbatasan Trasnportasi)
109
Pemecahan Masalah Terpilih 1. Edukasi dan penyuluhan tentang faktor Edukasi dan penyuluhan resiko kehamilan tentang faktor resiko 2. Kerjasama dengan lintas program kehamilan sekaligus kesehatan (Gizi dan PKPR) dan lintas koordinasi dengan lintas sector (Kelurahan dan KUA) program dan lintas sektor 3. Edukasi dan penyuluhan terhadap terkait remaja tentang kesehatan reproduksi sebagai bekal mempersiapkan kehamilan yang sehat Alternatif Pemecahan Masalah
Keterangan
Ibu Hamil Dengan Faktor Resiko Masih Tinggi Pengertian kehamilan resiko tinggi adalah sebuah kehamilan yang mempunyai resiko akan terjadinya sebuah komplikasi (seperti penyakit atau bahkan
kematian) pada ibu atau juga bayinya. Biasanya ini terjadi sebelum atau juga sesudah persalinan. Biasanya,untuk menentukan apakah kehamilan yang sedang dijalani mengalami kehamilan risti atau tidak, ada beberapa faktor yang dapat menentukan. Tidak semua kehamilan dapat digolongkan dengan kehamilan normal. Beberapa kehamilan memang memerlukan pengawasan dan konseling yang bersifat khusus. Apabila sejak awal kehamilan ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan, maka dokter maupun bidan tidak mampu melakukan deteksi dini kelainan ataupun komplikasi yang kemungkinan ditimbulkan dari kehamilan ini. Faktor resiko tinggi maupun kelainan yang terdapat baik pada ibu maupun janin akan memberikan dampak bagi proses persalinan maupun berlangsungnya kehamilan. Untuk diperlukan tambahan wawasan bagi ibu hamil untuk mengetahui apakah ibu tergolong resiko tinggi ataupun tidak. Ibu yang termasuk dalam kehamilan resiko tinggi: 1. Ibu hamil dengan umur kurang dari 20 tahun 2. Hamil dengan umur lebih dari 35 tahun 3. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145cm 4. Ibu dengan berat badan kurang dari 45 kg 5. Ibu dengan jarak umur anak terakhir dengan kehamilan ini kurang dari 2 tahun 6. Ibu dengan jumlah anak lebih dari 4
110
C. Poli PKPR
MANUSIA
METODE
Kurangnya kesadaran remaja untuk berobat
Kurangnya kerjasama lintas sector terutama dengan pihak kelurahan dan kepolisisan
Pengetahuan remaja tentang kesehatan masih kurang
Meningkatnya jumlah remaja ddengan penyalahgunaan narkoba
Meningkatnya jumlah kasus penyalahgunaan narkoba
Dukungan masyarakat terhadap remaja masih belum optimal SARANA
111
DANA
LINGKUNGAN
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Meningkatnya jumlah kasus penyalahgunaa n narkoba
Belum optimal pemberantasan narkoba di masyarakat
Alternatif Pemecahan Masalah
-
Kurangnya kesadaran remaja untuk berkonsultasi ke PKPR
-
Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan remaja masih kurang
-
Kurangnya koordinasi lintas program dan lintas sektor
-
Meningkatkan penyuluhan kesehatan pencegahan narkoba Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector Memberikan informasi mengenai adanya pelayan PKPR di puskesmas terutama di sekolah sekolah Koordinasi penyuluhan dengan promkes Penyuluhan mengenai kesehatan remaja Koordinasi penyuluhan dengan promkes Koordinasi penyuluhan dengan promkes Koordinasi dengan sekolah mengenai kesehatan remaja
Pemecahan Masalah Terpilih
Keterangan
Membuat target kegiatan untuk setiap tenaga PKPR
Memberikan informasi mengenai adanya pelayan PKPR di puskesmas terutama di sekolah sekolah
Penyuluhan mengenai kesehatan remaja
Koordinasi dengan sekolah mengenai kesehatan remaja
Peningkatan angka penyalah gunaan narkoba di wilayah kerja puskesmas pekauman dapat disebabkan oleh karena belum optimalnya pemberantasan narkoba di masyarakat, kurangnya kesadaran remaja untuk berkonsultasi ke PKPR, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan remaja masih kurang dan kerjasama LP/LS masih kurang . Untuk mengatasinya di ambil pemecahan masalah yaitu Membuat target kegiatan untuk setiap tenaga PKPR, Memberikan informasi mengenai adanya pelayan PKPR di puskesmas terutama di sekolah sekolah, Penyuluhan mengenai kesehatan remaja dan Koordinasi dengan sekolah mengenai kesehatan remaja.
112
D. Poliklinik Dewasa dan Anak
Poliklinik METODE
SARANA Ruangan sempit
Pengantaran rekam medis masih secara manual (menunggu petugas loket)
Peralatan kurang lengkap (sehingga pemakaian alat bergiliran)
Antrian pasien menumpuk pada hari / poli tertentu Petugas cukup tetapi jadwal petugas sering berbenturan (petugas memegang program lain lain
Masyarakat tidak mengerti tentang peraturan dan alur pelayanan puskesmas
Petugas merangkap dengan ruang tindakan MANUSIA
113
DANA
LINGKUNGAN
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Antrian MAsyarakat tidak mengerti tentang peraturan dan alur pelayanan pasien menumpuk pada hari / poli tertentu Petugas cukup tetapi jadwal petugas sering berbenturan (petugas memegang program lain)
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
Penyuluhan / pengarahan tentang alur pelayanan
Penyuluhan / pengarahan tentang alur pelayanan
Menempel poster alur pelayanan
Menempel poster alur pelayanan
Membuat matrik kegiatan
Pengajuan permintaan alat dan sarana penunjang lainnya
Petugas merangkap dengan ruang tindakan
Pengantaran rekam medis masih secara manual (menunggu petugas loket)
Pengajuan sistem komputerisasi
Ruangan sempit Peralatan kurang lengkap (sehingga pemakaian alat bergiliran)
114
Membuat matrik kegiatan
Pengajuan permintaan alat dan sarana penunjang lainnya
Keterangan
E. Poli Gigi
MANUSIA
METODE
Waktu yg terbatas dan tenaga yg kurang sedang kan pasien banyak
Petugas kurang mengetahui apakah pasien sdh/belum memahami dgn apa yg disampaikan (konseling)
Tidak semua pasien mengerti bahwa perawataA{n gigi dan mulut sangat penting
Luas wilayah ,jumlah pendduk dan tingkat
Keterbatasan alat,pasien dan tenaga tidak berimbang
penddikanWilayah kerja
yang luas dan masih ada daerahyang sulit di capai dengan roda dua.
SARANA
115
DAN
LINGKUNGAN
No.
1.
Prioritas Masalah
Tidak semua pasien mengerti bahwa Perawatan gigi sangat penting
Prioritas Penyebab Masalah
-Kurangnya pengetahuan tentang penyakit penyakit gigi dan mulut
Alternatif Pemecahan Masalah
Menggiatkan kembali Penyuluhan Dan kerja sama lintas sektor
Pemecahan Masalah Terpilih
Ketererangan
-Permohonan media penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
Menambah dan memperbaharui media Penyuluhan
Permasalahan pada pelayanan poli gigi di puskesmas pekauman adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan perawatan gigi, hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit gigi dan mulut. Untuk mengatasi masalah tersebut di dapatkan alternatif penyelesaian masalah dengan menggiatkan kembali penyuluhan dan kerja sama lintas sektor serta menambah dan memperbaharui media penyuluhan. Pemecahan masalah terpilih yaitu dengan menambah media penyuluhan tentang gigi dan mulut.
116
F. Apotik METODE
SARANA
Pada resep tidak ada penandaan khusus
Tidak menanyakan ulang nama pasien dengan
Tidak ada nomor pasien
Terjadi kesalahan Apote
penyerahan obat (pasien tertukar)
Pasien cukup banyak Ruang tunggu sempit (pasien lain menunggu di tempat yang cukup jauh
Petugas kurang teliti
MANUSIA
117
DANA
LINGKUNGAN
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Kesalahan penyerahan obat ke pasien dengan nama yang hampir sama
tidak menanyakan ulang dengan jelas nama pasien tersebut
Pada saat penyerahan obat dipanggil dan ditanyakan kembali siapa nama pasien tersebut
Pemecahan Masalah Terpilih
Keterangan
Setiap penyerahan obat ditanyakan kembali nama pasien dengan jelas
menanyakan alamat dan umur dengan jelas agar pasien tidak tertukar
Permasalahan utama dari pelayanan apotik adalah adanya resiko kesalahan penyerahan obat ke pasien dengan nama yang hamper sama. Pemecahan masalah yang mungkin adalah Pada saat penyerahan obat dipanggil dan ditanyakan kembali siapa nama pasien dan menanyakan alamat dan umur dengan jelas agar pasien tidak tertukar
118
G. Laboratorium
METODE
SARANA Peralatan dan bahan pemeriksaan belum lengkap / rusak
Pelaksanaan SOP belum optimal
Peralatan belum di kalibrasi
Kendala dalam Laboratorium
pelayanan
Persiapan pasien sebelum pemeriksaan belum tepat
laboratorium Jadwal kegiatan
Kesalahan pengambilan sampel
petugas bersamaan dengan kegiatan luar
Pasien banyak sedangkan petugas sedikit
Sampel hemolisis / beku
Petugas memegang program lain
MANUSIA
119
DANA
sampel
Prioritas Masalah Persiapan pasien sebelum pemeriksaan belum tepat (puasa/tidak, sedang / setelah pengobatan yang diberikan mempengaruhi hasil lab
Kesalahan pemeriksaan ( Salah antrian, Salah identitas , Salah pelabelan , Salah perbandingan (dengan atau tanpa antikoagulan), salah tabung ,Salah hemolisis) (jumlah specimen kurang, interpretasi hasil untuk hasil hasil / kesalahan yang tidak terduga)
Prioritas Penyebab Masalah Pasien tidak mengerti syarat syarat sebelum pemeriksaan agar mendapatkan hasil yang paling akurat
Petugas sedikit Fatique / penurunan konsentrasi petugas Pasien banyak Petugas masih ada jadwal kegiatan luar / memegang program lain Penerapan SOP masih belum optimal Peralatan belum lengkap / ada yang rusak / belum di kalibrasi
Alternatif Pemecahan Masalah Pemberian informasi yang jelas untuk pengambilan sampel pemeriksaan yang diperlukan
Penyuluhan tentang alur dan syarat pemeriksaan Pengajuan penambahan tenaga kerja Penjadwalan pemeriksaan pada hari hari tertentu
Pemecahan masalah terpilih Pemberian informasi yang jelas untuk pengambilan sampel pemeriksaan yang diperlukan Penyuluhan tentang alur dan syarat pemeriksaan Pengajuan penambahan tenaga kerja Pembuatan matrik kegiatan Pembuatan SOP pemeriksaan Penjadwalan kalibrasi alat secara berkala (rutin)
Pembuatan matrik kegiatan Pembuatan SOP pemeriksaan Pengajuan permintaan dan pemeliharaan alat
Penjadwalan kalibrasi alat secara berkala (rutin) Pelayanan puskesmas salah satunya adalah laboratorium sebagai sarana penunjang pemeriksaan. Pemeriksaan laboratorium terdiri dari -
Pra analitik Analitik Pasca analitik Kendala dalam pelaksanaan dapat dari unsur praanalitik yaitu dari segi persiapan pasien dimana pasien tidak mengetahui syarat dan persiapan sebelum pemeriksaan s eperti persiapan puasa, atau pengobatan sebelum dan setelah pemeriksaan yang dapat mempengaruhi hasil. Dari segi analitik, kesalahan yang dapat timbul adalah kesalahan dalam pemeriksaan baik kesalahan label, identitas, sampel, reagen dan sebagainya yang dapat disebabkan karena
human error .
Faktor lain yang mempengaruhi adalah kendala keterbatasan alat, kurangnya alat / rusak, atau alat yang belum dikalibrasi. Untuk pemecahan masalah dalam meminimalkan kendala yaitu dengan pemberian informasi yang jelas untuk pengambilan sampel pemeriksaan yang diperlukan, penyuluhan tentang alur dan syarat pemeriksaan, pengajuan penambahan tenaga kerja, pembuatan matrik kegiatan, pembuatan SOP pemeriksaan, penjadwalan kalibrasi alat secara berkala (rutin). 120
Usaha Kesehatan Pengembangan 1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
MANUSIA
METODE Penyuluhan kepada keluarga kurang
Kesibukan keluarga dan kurangnya peran serta
Ada beberapa teknis yang tidak terlaksana
Sistem 5 meja tidak berjalan
keluarga lansia untuk mengantar lansia ke fasilitas kesehatan
cuaca Peralatan Posyandu yang kurang
Letak rumah lansia yang jauh dengan fasilitas kesehatan SARANA
121
LINGKUNGAN
Cakupan pelayanan kesehatan Lansia masih rendah
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
1
Jumlah lansia yang hadir di posyandu tertentu sedikit
-
Kurangnya peran serta keluarga untuk lansia
-
Penyuluhan untuk memberikan motivasi pada keluarga
-
Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
-
Kunjungan rumah
-
Posyandu di tempat yang dekat dengan lansia
-
Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu
-
Lansia dengan hasil screening menderita penyakit tertentu tidak rutin berobat
Alternatif Pemecahan Masalah
-
Penyuluhan mengenai fungsi dan manfaat posyandu lansia
-
Pusling Rutin
2
Kurangnya pemantauan lansia risti
Lansia risti tidak terjangkau fasilitas kesehatan
Pemantauan lansia risti mulai dilaksanakan yaitu dengan kunjungan rumah
3
Screening lansia di puskesmas tidak terlaksana dengan optimal
Konseling lansia tidak efektif
Pengadaan poli lansia
Pemecahan Masalah Terpilih
-
Penyuluhan untuk memberikan motivasi pada keluarga
-
Kunjungan rumah
-
Penyuluhan mengenai fungsi dan manfaat posyandu lansia
-
Pusling Rutin
-
Pemantauan lansia risti mulai dilaksanakan yaitu dengan kunjungan rumah
Keterangan
Program upaya kesehatan pengembangan salah satunya adalah upaya kesehatan lanjut usia, Untuk pencapaian pembinaan kelompok usila sesuai standar adalah 100% dan Pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usila yang dibina sesuai standar adalah 93,93%. Yang menjadi masalah dalam pelaksanaan program adalah rendahnya jumlah lansia yang hadir di posyandu tertentu, kurangnya pemantauan lansia risti, dan screening lansia di puskesmas tidak terlaksana dengan optimal. Kemungkinan penyebab masalah adalah kurangnya peran serta keluarga untuk lansia, j arak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau, pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu dan Lansia dengan hasil screening menderita penyakit tertentu tidak rutin berobat.Dalam mengatasi masalah tersebut dirumuskan pemecahan masalah dengan penyuluhan untuk memberikan motivasi pada keluarga, kunjungan rumah, penyuluhan mengenai fungsi dan manfaat posyandu lansia, pusling rutin dan pemantauan lansia risti mulai dilaksanakan yaitu dengan kunjungan rumah. 122
2. Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan kebutaan
MANUSIA
METODE
Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang kelainan refraksi
Pemeriksaan di puskesmas hanya pemeriksaan refraksi secara subjektif
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam Pemeriksaan dini kelainan refraksi
Pemeriksaan skrining hanya dilaksanakan pada sekolah dasar
Masyarakat masih banyak yang mengetahui Adanya pelayanan kelainan refraksi di puskesmas
Alat optik di puskesmas Masih kurang lengkap
SARANA
123
Masyarakat masih banyak yang belum mampu membeli kacamata Pengklaiman penggantian biaya Kacamata oleh bjps hanya Di Rumah Sakit DANA
Kurangnya perhatian orang tua kepada anaknya yang menderita kelainan refraksi
LINGKUNGAN
Banyak penderita gangguan refraksi yang belum terdeteksi
No.
1.
Prioritas Masalah
Masih banyak penderita gangguan refraksi yang tidak terdeteksi
Prioritas Penyebab Masalah
-
-
Pengetahuan masyarakat tentang kelainan refraksi masih rendah Penyuluhan tentang kelainan refraksi masih belum merata Tidak semua anak sekolah yang menderita kelainan refraksi memeriksakan lebih lanjut di puskesmas Kurangnya daya beli masyarakat untuk membeli alat bantu penglihatan
Alternatif Pemecahan Masalah
1. Pelaksanaan penyuluhan dalam dan luar gedung 2. Kerjasama dengan Sekolah sekolah di wilayah Puskesmas Pekauman 3. Pengadaan bantuan alat penglihatan oleh pemerintah atau swasta
Pemecahan Masalah Terpilih 1. Pelaksanaan penyuluhan secara optimal pada masyarakat dan pemeriksaan kelainan refraksi baik di dalam atau luar gedung
Keterangan
Gangguan refraksi mata merupakan salah satu gangguan mata yang banyak terdapat pada masyarakat dari usia produktif sampai usia lanjut. Gangguan refraksi dapat mempengaruhi terhadap produktifitas dan aktivitas sehari hari. Banyak gangguan refraksi yang masih belum terdeteksi, khususnya di wilayah puskesmas pekauman. Salah satu pen yebabnya adalah pengetahuan masyarakat tentang kelainan refraksi masih rendah, penyuluhan tentang kelainan refraksi masih belum merata, tidak semua anak sekolah yang menderita kelainan refraksi memeriksakan lebih lanjut di puskesmas dan kurangnya daya beli masyarakat untuk membeli alat bantu penglihatan. Untuk itu di rumuskan pemecahan masalah yaitu dengan pelaksanaan penyuluhan dalam dan luar gedung, kerjasama dengan Sekolah s ekolah di wilayah Puskesmas Pekauman dan pengadaan bantuan alat penglihatan oleh pemerintah atau swasta. Pemecahan masalah yang terpilih adalah dengan pelaksanaan penyuluhan secara optimal pada masyarakat dan pemeriksaan kelainan refraksi baik di dalam atau luar gedung.
124
3. Kesehatan Jiwa METODE
-
SARANA
-
Teknik konseling petugas masih kurang Tidak sdemua data di dapatkan lengkap saat assesment Media KIE napza belum lengkap
Belum ada ruang khusus untuk poli Napza Stick pemeeriksaan narkoba masih belum lengkap ATK napza masih disediakan sendiri (spt lembar assesment)
Ketidakpatuhan pasien untuk melanjutkan
NAPZA
konseling / terapi (NAPZA)
-
MANUSIA 125
Bantuan dana masih dari kemenkes Belum ada anggaran APBD
DANA
Masih kurangnya pelatihan berkelanjutan untuk petugas Terjadi pergantian petugas pemegang program Napza Pasien / klien rehab datang secara bersamaan (waktu konseling pribadi menjadi konseling kelompok) Kurangnya tingkat pendidikan Pasien / Masyarakat Pengetahuan pasien/ keluarga minim tentang bahaya narkoba Pasien belum mau terbuka sepenuhnya dengan masalah yang di alami Kurangnya dukungan keluarga / orang terdekat untuk kesembuhan Saat konbseling pasien tidak fokus / acuh terhadap petugas
LINGKUNGAN
-
Suasana konseling kadang tidak kondusif Ruang konseling masih bergabung dengan poli IMS (terjadi pasien datang secara bersamaan) Lingkungan temnpat tinggal pasien sangat mendukung terjadinya kekambuhan pasien
No .
Prioritas Masalah
1
Ketidakpatuha n klien untuk melanjutkan konseling terapi
Prioritas Penyebab Masalah
1.
Belum adanya Ruang khusus untuk Poli Napza 2. Ruang Konseling masih bergabung dengan Poli IMS/HIV VCT,Sering terjadi pasien datang secara bersamaan,suasana konseling kadang tidak kondusif ) 3. Tehnik konseling petugas masih kurang 4. Lingkungan Tempat Tinggal pasien tidaK mendukung kesembuhan pasien (sangat mendukung terjadi nya Relaps )
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
Keterangan
1. Ruangan khusus untuk Ipwl Napza 1. Pelatihan Konseling untuk dan penjadwalan hari untuk konseling petugas IPWL 2. Ruangan khusus untuk Ipwl 2. Perlunya pelatihan berkelanjutan Napza dan penjadwalan hari untuk petugas pemegang program untuk konseling IPWL napza 3. Dukungan keluarga dan 3. Perlu nya di tentukan hari ntuk Lingkungan sangat penting konseling Napza untuk kesembuhan 4. Perlunya dukungan keluarga atau (mengurangi ketegantungan orang terdekat untuk kesembuhan pasien terhadap Narkoba) pasien 5. Motivasi keluarga untuk Mengkodisikan lingkungan tempat tinggal Pasien (meminimalkan terjadinya relaps )
Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku jiwa, psikosomatik dan masalah Nafza) yang datang ke puskesmas pekauman dengan pencapaian 1163 pasien (non-target). Masalah yang didapatkan dalam pelayanan kasus jiwa, khususnya untuk program nafza adalah ketidakpatuhan pasien untuk mendapatkan konseling terapi. Penyebab masalah diantaranya yaitu belum adanya Ruang khusus untuk Poli Napza, ruang Konseling masih bergabung dengan Poli IMS/HIV VCT,Sering terjadi pasien datang secara bersamaan,suasana konseling kadang tidak kondusif, teknik konseling petugas masih kurang, dan lingkungan tempat tinggal pasien tidak mendukung kesembuhan pasien (sangat mendukung terjadi nya Relaps ). Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dirumuskan pemecahan masalah yang mungkin dilaksanakan yaitu ruangan khusus untuk Ipwl Napza dan penjadwalan hari untuk konseling IPWL, perlunya pelatihan berkelanjutan untuk petugas pemegang program napza, perlu nya di tentukan hari untuk konseling Napza, perlunya dukungan keluarga atau orang terdekat untuk kesembuhan pasien dan memotivasi keluarga untuk Mengkodisikan lingkungan tempat tinggal Pasien (meminimalkan terjadinya relaps ). Pemecahan masalah terpilih yaitu pelatihan Konseling untuk petugas, ruangan khusus untuk Ipwl Napza dan penjadwalan hari untuk konseling IPWL dan memotifasi keluarga dan lingkungan untuk memberikan dukungan untuk kesembuhan (mengurangi ketegantungan pasien terhadap Narkoba).
126
MANUSIA
METODE
Masih ada stigma negative tentang penyakit jiwa
Kurangnya kerjasama lintas sektor
Pengetahuan masyarakat tentang penyakit jiwa masih kurang Kunjungan meningkat tetapi jam praktik dokter tetap
Meningkatnya kasus gangguan jiwa di masyarakat
SARANA
127
DANA
LINGKUNGAN
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerima pasien gangguan jiwa yang sudah membaik di masyarakat
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
Meningkatnya kasus gangguan jiwa di masyarakat
Masih banyak pasien gangguan jiwa yang tidak berobat ke puskesmas
Meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang kesehatan jiwa
Penyuluhan kesehatan jiwa
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa keluarganya berobat ke puskesmas
Koordinasi penyuluhan dengan program promkes Memberikan informasi mengenai adanya pelayanan poli kesehatan jiwa di masyarakat
Keterangan
Memberikan informasi menyenai adanya pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas
Koordinasi penyuluhan dengan program promkes Kurangnya koordinasi lintas sector dan program
Koordinasi penyuluhan dengan program promkes
Koordinasi LS dan LP
Kasus gangguan jiwa di wilayah puskesmas pekauman terus meningkat , dengan angka kunjungan yang meningkat tetapi tidak rutin dan ada yang tidak memeriksakan diri untuk mendapat pengobatan, penyebab yang mungkin adalah Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa keluarganya berobat ke puskesmas dan kurangnya kerjasama dan koordinasi lintas sector dan program. Sebagai pemecahan masalah yaitu dengan penyuluhan kesehatan jiwa, Memberikan informasi menyenai adanya pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas dan koordinasi LP / LS.
128
4. Kesehatan Gigi dan Mulut Usaha kesehatan Gigi Sekolah
MANUSIA
METODE
Terbatasnya petugas pelaksana Waktu yg dimiliki petugas kurang dan metode
Jumlah sekolah yang banyak
penyampaian kurang Status dan pendidikan orang
menarik
tua UKGS tidak bias maksimal dilaksanakan Keterbatasan alat,sarana transportasi Kerjasama lintas sector kurang
Luas wilayah , jarak tempuh
Pelatihan mengenai UKGS tdk pernah ada
SARANA
129
DANA
LINGKUNGAN
Usaha kesehatan Gigi Masyarakat MANUSIA
Terbatasnya petugas pelaksana
METODE
Waktu yg dimiliki petugas kurang,metode penyampaian
Jumlah Posyadu yang banyak
kurang menarik
Kesibukan ibu rumah tangga Pelaksanaan UKGM tidak bisa maksimal dilaksanakan Keterbatasan alat,sarana
Dana pembuatan
Luas wilayah , jarak
transportasi
media tidak ada
tempuh Sanitasi buruk
Kerjasama lintas sector kurang SARANA
130
DANA
LINGKUNGAN
KEGIATAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH No.
1.
Prioritas Masalah
UKGS tidak dapat maksimal dilaksanakan
Prioritas Penyebab Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
-Kurangnya tenaga perawat gigi
-Penambahan tenaga Perawat Gigi
-Membuat permohonan tambahan tenaga
-Tempat dan jarak tempuh yang jauh
-Penyesuaian target
-Kompirmasi ke Din Kes masalah target
-Jumlah sekolah yang banyak
-Target yang tinggi
131
Alternatif Pemecahan Masalah
-Pembatasan Jumlah Sekolah
Ketererangan
KEGIATAN USAHA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT No.
1.
Prioritas Masalah
Tidak semua Posyandu dan FAUD dapat terlayani
Prioritas Penyebab Masalah
-Kurangnya tenaga perawat gigi
Alternatif Pemecahan Masalah
-Penambahan tenaga Perawat Gigi
Pemecahan Masalah Terpilih
Ketererangan
-Membuat permohonan tambahan tenaga
-Tempat dan jarak tempuh yang jauh
-Jumlah Posyandu yang banyak Permasalahan pada pelayanan poli gigi di puskesmas pekauman adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan perawatan gigi, hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit gigi dan mulut. Untuk mengatasi masalah tersebut di dapatkan alternatif penyelesaian masalah dengan menggiatkan kembali penyuluhan dan kerja sama lintas sektor serta menambah dan memperbaharui media penyuluhan. Pemecahan masalah terpilih yaitu dengan menambah media penyuluhan tentang gigi dan mulut. Dalam pelaksanaan Usaha kesehatan gigi sekolah yang belum optimal dinilai dsebabkan beberapa penyebab masalah diantaranya kurangnya tenaga perawat gigi, tempat dan jarak tempuh yang jauh, jumlah sekolah yang banyak dan target yang tinggi. Alternatif pemecahan yang di rencanakan adalah dengan penambahan tenaga perawat gigi. Dalam pelaksanaan Usaha kesehatan gigi sekolah yang belum optimal dinilai dsebabkan beberapa penyebab masalah diantaranya kurangnya tenaga perawat gigi, tempat dan jarak tempuh yang jauh, jumlah sekolah yang banyak dan target yang tinggi. Alternatif pemecahan yang di rencanakan adalah dengan penambahan tenaga perawat gigi. Pelaksanaan Usaha kesehatan gigi masyarakat masih memiliki permasalahan yaitu tidak semua posyandu dan FAUD dapat terlayani, dengan permasalahan kurangnya tenaga perawat gigi, tempat dan jarak tempuh yang jauh dan jumlah Posyandu yang banyak. Alternatif pemecahan yang di rencanakan adalah dengan penambahan tenaga perawat gigi.
132
5. Bina Kesehatan Tradisional TOGA
METODE
SARANA
Keterbatasan halaman / lahan yang ada
Tidak ada acuan yang tetap dari diskes untuk metode pemantauan dan pembinaan toga
Jumlah toga banyak tapi
TOGA
jenisnya masih belum terlalu
Tenaga PSM tidak terlalu mengerti mengenai pemantauan dan pembinaan TOGA
MANUSIA
133
banyak
Pendanaan hanya dari APBD dinkes
Jumlah TOGA banyak
DANA
LINGKUNGAN
No .
Prioritas Masalah
Jumlah TOGA banyak tapi jenisnya belum terlalu banyak
Prioritas Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
-
Keterbatasan lahan
-
TOGA di tanam di pot – pot sehingga tidak perlu lahan yang luas
-
TOGA di tanam di pot – pot sehingga tidak perlu lahan yang luas
-
Tenaga PSM tidak terlalu mengerti mengenai pemantauan dan pembinaan TOGA
-
Memberikan pelatihan / pengetahuan bagi petugas PSM agar lebih mengerti mengenai TOGA
-
Memberikan pelatihan / pengetahuan bagi petugas PSM agar lebih mengerti mengenai TOGA
Keterangan
Berdasarkan jumlah BATRA yang di bina dan jumlah TOGA perkelurahan yang dibina telah mencapai target, namun yang menjadi masalah dalam pelaksanaan program adalah jumlah TOGA yang banyak tetapi jenisnya yang masih sedikit, penyebab masalah yang mungkin adalah adanya keterbatasan lahan dan tenaga PSM yang tidak terlalu mengerti mengenai pemantauan dan pembinaan TOGA. Untuk mengatasi keterbatasan lahan maka dapat disolusikan dengan penanaman TOGA pada pot pot sehingga tidak m emerlukan lahan yang luas sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan petugas PSM di perlukan upaya pelatihan dan pembinaan mengenai pemantauan dan pembinaan TOGA.
134
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Asi eksklusif
MANUSIA
METODE Kurangnya pengetahuan ibu menyusui tentang pentingnya ASI Eksklusif
Kurangnya rasa ingin tau ibu menyusui tentang pentingnya ASI Eksklusif
Tidak berjalannya program khusus selain (seperti KP-ASI) yg sudah ada utk melaksanakankegiatan en uluhan ASI Eksklusif
Ibu menyusui merasa tidak perlu memeriksakan dirinya
Penyuluhan ASI Eksklusif hanya dilakukan di KIA saja
135
Tidak berjalannya program yang dapat diberikan di lapangan untuk ibu menyusui CAKUPAN ASI EKSKLUSIF RENDAH
Pengalokasian anggaran ASI Eksklusif yang kurang
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif masih rendah Tidak meratanya pembagian dana untuk kegiatan ASI eksklusif
Kegiatan hanya diberikan kepada ibu menyusui yang datang ke Puskesmas saja SARANA
Kegiatan hanya diberikan kepada ibu menyusui yang datang ke Puskesmas saja
DANA
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif masih rendah
LINGKUNGAN
No .
Prioritas Masalah
1
Cakupan Asi Eksklusif rendah
Prioritas Penyebab Masalah
1.Kurangnya rasa ingin tau ibu menyusui tentang pentingnya ASI Eksklusif 2.Ibu menyusui merasa tidak perlu memeriksakan dirinya 3.Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif masih rendah 4.Tidak berjalannya program khusus selain (seperti KP-ASI) yg sudah ada utk melaksanakan kegiatan penyuluhan ASI Eksklusif 5.Kegiatan hanya diberikan kepada ibu menyusui yang datang ke Puskesmas saja 6.Anggaran ASI Eksklusif yang kurang
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
Keterangan
1. Memberikan bimbingan dan penyuluhan 1. Memberikan bimbingan kepada ibu hamil baik saat berkunjung dan penyuluhan kepada untuk melakukan pemeriksaan ataupun di ibu hamil baik saat kelas ibu hamil tentang ASI Eksklusif berkunjung untuk 2. Menyampaikan masing masing melakukan pemeriksaan kelurahan bahwa ASI Eksklusif di ataupun di kelas ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Pekauman tentang ASI Eksklusif masih rendah di lokakarya mini 2. Kerjasama dengan lintas triwulanan program dan lintas sektor 3. Kerjasama dengan lintas program dan untuk mendukung lintas sektor untuk mendukung pemberian pemberian ASI Eksklusif ASI Eksklusif 4. Memantau ASI Eksklusif dengan cara menempelkan stiker ASI Eksklusif kepada rumah yang mempunyai bayi dengan di bantu oleh kader 5. Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang mendukung ASI Eksklusif
Pencapaian program asi eksklusif di wilayah k erja puskesmas pekauman dinilai masih dibawah target yaitu dengan pencapaian sebesar ----------% dan target sebesar ----%. Adapun beberapa masalah yang dinilai berpengaruh terhadap rendahnya angka pencapaian antara lain kurangnya rasa ingin tau ibu menyusui tentang pentingnya ASI Eksklusif, Ibu menyusui merasa tidak perlu memeriksakan dirinya, tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI Eksklusif masih rendah, tidak berjalannya program khusus selain (seperti KP-ASI) yg sudah ada utk melaksanakan kegiatan penyuluhan ASI Eksklusif, kegiatan hanya diberikan kepada ibu menyusui yang datang ke Puskesmas saja dan anggaran pendukung ASI Eksklusif yang kurang. Berdasarkan masalah masalah tersebut di dapatkan alternative pemecahan masalah sebagaimana disebutkan dalam table di atas. Pemecahan masalah yang di ambil untuk meningkatkan pencapaian yaitu dengan, memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil baik saat berkunjung untuk melakukan pemeriksaan ataupun di kelas ibu hamil tentang ASI Eksklusif dan kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor untuk mendukung pemberian ASI Eksklusif. 136
Bumil KEK
MANUSIA
METODE 1. Pendidikan bumil yang rendah 2. Makanan yang dikonsumsi tidak bergizi
1. Kondisi status gizi bumil sebelum hamil kurus
1. 2. 3. 4.
Penimbangan BB Pengukuran Lila Konseling Penyuluhan di kelas bumil
2. Ibu hamil sakit
BUMIL KEK
1. Beragam media penyuluhan 1. Dana/Anggaran yang terbatas dari APBD dan BOK Kesehatan Kota
Ketersediaan Bahan makanan PMT untuk Bumil KEK
1. Pendidikan 2. Kebudayaan 3. Ekonomi
SARANA
137
DANA
LINGKUNGAN
4. Faktor kebiasaan
No.
Prioritas Masalah
Banyak ditemukan ibu hamil KEK
Prioritas Penyebab Masalah
1.Kondisi status gizi bumil sebelum hamil kurus 2.Ibu hamil sakit 3.Pendidikan bumil yang rendah 4.Makanan yang dikonsumsi tidak bergizi 5. Ketersediaan Bahan makanan PMT untuk Bumil KEK 6.Dana/Anggaran yang terbatas dari APBD dan BOK Kesehatan Kota
138
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih
1. Kerja sama lintas program di Puskesmas Kerjasama lintas program dan lintas dengan KIA khususnya dalam menjaring sektor dalam menjaring bumil KEK dan memantau bumil di wilayah kerja bumil KEK 2. Kerjasama dengan lintas sektor, kelurahan puskesmas Pekauman kemudian Mengusulkan atau melaporkan dan kader kesehatan untuk memantau Bumil KEK ke Dinas Kesehatan Kota bumil di wilayah kerja puskesmas Banjarmasin untuk ditindak lanjuti Pekuman 3. Memberikan konseling saat pemeriksaan mendapatkan PMT semuanya. ataupun penyuluhan kelompok di kelas ibu hamil 4. Mengusulkan atau melaporkan ibu hamil dengan KEK, ke Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin untuk ditindak lanjuti mendapatkan PMT semuanya.
Keterangan
Bumil KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 2 3,5 cm dan dengan salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut : a.Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg. b.Tinggi badan ibu < 145 cm. c. Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg. d.Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00 e.Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %) (Weni, 2010). Pencapaian program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Dan Anak tentang “Bumil Kurang Energi Kronik (KEK)” di wilayah kerja puskesmas pekauman telah memenuhi target yaitu sebesar 100%. Dalam pencapaian target terdapat beberapa masalah yang ditemui, yaitu Kondisi status gizi bumil sebelum hamil kurus, Ibu hamil sakit, Pendidikan bumil yang rendah, Makanan yang dikonsumsi tidak bergizi, Ketersediaan Bahan makanan PMT untuk Bumil KEK, Dana/Anggaran yang terbatas dari APBD dan BOK Kesehatan Kota. Berdasarkan masalah tersebut didapatkan alternative pemecahan masalah, yaitu Kerja sama lintas program di Puskesmas dengan KIA khususnya dalam menjaring bumil KEK, Kerjasama dengan lintas sektor, kelurahan dan kader kesehatan untuk memantau bumil di wilayah kerja puskesmas Pekuman, Memberikan konseling saat pemeriksaan ataupun penyuluhan kelompok di kelas ibu hamil, Mengusulkan atau melaporkan ibu hamil dengan KEK ke Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin untuk ditindak lanjuti mendapatkan PMT semuanya. Pemecahan masalah yang di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yaitu Kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam menjaring bumil KEK dan memantau bumil di wilayah kerja puskesmas Pekauman kemudian Mengusulkan atau melaporkan Bumil KEK ke Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin untuk ditindak lanjuti mendapatkan PMT semuanya.
139
IMD MANUSIA
METODE 1. Simulasi IMD 2. Langsung Pelaksanaan IMD
1. Kurangnya pengetahuan ibu menyusui tentang IMD 2. Keadaan yang tidak memungkinankan untuk IMD baik karena kondisi ibu Ataupun bayinya
1. Memberikan bimbingan untuk melakukan IMD jika kondisi ibu dan bayi memungkinkan 2. Jumlah konselor ditambah
IMD MASIH RENDAH 1. Diberikan kesempatan untuk IMD setelah proses kelahiran
1. Pendanaan IMD tidak secara langsung diberikan akan tetapi
Ruang IMD yang memungkinkan
melalui kelas ibu hamil diberikan materi mengenai IMD
1. Sosialisasi IMD kesemua Lintas sektor terkait 2. Pelatihan kusus IMD bagi untuk bidan dan dukun kampung serta tenaga
SARANA
140
DANA
LINGKUNGAN
kesehatan lainnya
No.
Prioritas Masalah
IMD MASIH RENDAH
141
Prioritas Penyebab Masalah
1. Kurangnya pengetahuan ibu menyusui tentang IMD 2. Keadaan yang tidak memungkinankan untuk IMD baik karena kondisi ibu ataupun bayinya
Pemecahan Masalah Keterangan Terpilih 1. Diberikan kesempatan untuk IMD setelah 1. Jika di rumah sakit atau proses kelahiran Klinik Persalinan 2. Ruang IMD yang memungkinkan tersebut memiliki 3. Sosialisasi IMD kesemua Lintas sektor kebijakan untuk terkait menempatkan ibu dan 4. Pelatihan kusus IMD bagi untuk bidan bayi dalam satu ruangan dan dukun kampung serta tenaga atau rooming-in pasca kesehatan lainnya persalinan, sebaiknya 5. Jika di rumah sakit , atau Klinik tidak menyarankan ibu, Persalinan tersebut memiliki kebijakan terutama yang belum untuk menempatkan ibu dan bayi dalam berhasil memproduksi satu ruangan atau rooming-in pasca ASI, untuk memberikan persalinan, sebaiknya tidak menyarankan susu formula kepada ibu, terutama yang belum berhasil bayi dan menyediakan memproduksi ASI, untuk memberikan tenaga kesehatan untuk susu formula kepada bayi dan membantu. menyediakan tenaga kesehatan untuk 2. Kepastian untuk membantu. memberikan waktu 6. Kepastian untuk memberikan waktu kepada ibu dan bayi kepada ibu dan bayi untuk melakukan untuk melakukan inisiasi inisiasi menyusui dini setelah persalinan menyusui dini setelah dan membiarkan bayi menyusu selama persalinan dan yang ia butuhkan. Keperluan lain seperti membiarkan bayi memandikan dan menimbang bayi dapat menyusu selama yang ia ditunda setelah proses IMD. butuhkan. Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda setelah proses IMD. Alternatif Pemecahan Masalah
Tanpa bantuan, bayi baru lahir yang ditempatkan pada dada atau perut sang ibu secara alami dapat mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan menyusu. Proses penting inilah yang disebut inisiasi menyusui dini (IMD). Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menjalankan proses IMD: Memberi kesempatan pada bayi untuk mendapatkan kolostrum, yaitu tetes ASI pertama ibu yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Cairan pertama dari ASI ini biasanya berwarna kuning, sangat padat, dan hanya sebanyak kira-kira satu sendok teh. Proses ini juga menunjang keberhasilan ASI eksklusif hingga setidaknya 4 bulan selanjutnya. ASI eksklusif mengandung arti bahwa makanan bayi hanyalah ASI, tanpa cairan atau makanan padat lain termasuk air mineral. ASI eksklusif ini umumnya diterapkan di usia bayi 0 sampai 6 bulan. Mengurangi angka kematian bayi baru lahir. Membantu ibu untuk pulih lebih cepat setelah proses persalinan. Pencapaian program dalam Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat tentang “Inisiasi Menyusui Dini” di wilayah kerja puskesmas pekauman belum memenuhi target yaitu sebesar 70%. Dalam pencapaian target terdapat beberapa masalah yang ditemui, seperti kurangnya pengetahuan ibu menyusui tentang IMD dan keadaan yang tidak memungkinankan untuk melakukan IMD baik karena kondisi ib u ataupun bayinya. Berdasarkan masalah tersebut didapatkan alternative pemecahan masalah, yaitu: 1. Diberikan kesempatan untuk IMD setelah proses kelahiran 2. Ruang IMD yang memungkinkan 3. Sosialisasi IMD kesemua Lintas sektor terkait 4. Pelatihan kusus IMD bagi untuk bidan dan dukun kampung serta tenaga kesehatan lainnya 5. Jika di rumah sakit atau Klinik Persalinan tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan atau rooming-in pasca persalinan, sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum berhasil memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula kepada bayi dan menyediakan tenaga kesehatan untuk membantu. 6. Kepastian untuk memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusui dini setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia butuhkan. Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda setelah proses IMD. Pemecahan masalah yang di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yaitu Jika di rumah sakit atau Klinik Persalinan tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan atau rooming-in pasca persalinan, sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum berhasil memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula kepada bayi dan menyediakan tenaga kesehatan untuk membantu dan Kepastian untuk memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusui dini setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia butuhkan. Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda setelah proses IMD.
142
TTD Mandiri MANUSIA
METODE 1.Keterbatasan Petugas dalam pengawasan minum obat
1. Ketidak tahuan 2. Ketidak patuhan dalam meminum obat tablet tambah darah
1. Penyuluhan 2. Pengambilan sampel darah sebelum dan sesudah di berikan tablet tambah darah
TTD Mandiri (tidak patuh memimum Fe)
Dana / Anggraran yang terbatas APBD Kota maupun BOK 1.Tablet tamabah darah 2. Reagen untuk menunjang pemeriksaan Hb 3.Alat untuk memeriksa Hb SARANA
143
DANA
1. Dukungan dr keluarga untuk mengkonsumsi sayuran dan buah 2. Dukungan LINGKUNGAN
No.
Prioritas Masalah
TTD Mandiri (tidak patuh memimum Fe)
Prioritas Penyebab Masalah
1. Ketidak tahuan 2. Ketidak patuhan dalam meminum obat tablet tambah darah 3. Keterbatasan Petugas dalam pengawasan minum obat 4. Dukungan dr keluarga untuk mengkonsumsi sayuran dan buah
Alternatif Pemecahan Masalah
1. Peningkatkan pengetahuan guru dan siswa tentang tablet Fe melalui penyuluhan 2. Kerjasama dengan fihak sekolah dan orang tua murid untuk menyediakan dan memantau meminum Tablet Tambah Darah secara mandiri
Pemecahan Masalah Terpilih
Keterangan
Kerjasama dengan pihak sekolah dan orang tua murid untuk menyediakan dan memantau meminum Tablet Tambah Darah (Fe) secara mandiri.
Saat ini program pemberian tablet tambah darah mandiri bagi remaja kembali di galakkan, target pemberiannya secara nasional adalah 10 % remaja putri mendapatkan tablet tambah darah dengan dosis pencegahan yaitu Remaja putrid (10-19 tahun) atau WUS (wanita usia subur) 15-45 tahun sehari 1 tablet selama 10 hari saat mentruasi dan 1 tablet tiap minggunya, jadi total tablet tambah darah (fe) yang akan diterima oleh remaja putri adalah 13 tablet selama 4 bulan. Pencapaian program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat tentang Pemberian Tablet Tambah Darah Mandiri bagi remaja di wilayah kerja puskesmas pekauman dinilai masih dibawah target yaitu sebesar 2,68%. Adapun beberapa masalah yang dinilai berpengaruh terhadap rendahnya angka pencapaian antara lain Ketidaktahuan dan Ketidak patuhan dalam meminum obat tablet tambah darah, Keterbatasan Petugas dalam pengawasan minum obat, Dukungan dari keluarga untuk mengkonsumsi
sayuran dan buah. Berdasarkan masalah tersebut didapatkan alternative pemecahan masalah, yaitu
Peningkatkan pengetahuan guru dan siswa tentang tablet Fe melalui penyuluhan, Kerjasama dengan pihak sekolah dan orang tua murid untuk menyediakan dan memantau meminum Tablet Tambah Darah secara mandiri. Pemecahan masalah yang di ambil untuk meningkatkan pencapaian yaitu dengan Kerjasama dengan pihak sekolah dan orang tua murid untuk menyediakan dan memantau meminum Tablet Tambah Darah secara mandiri.
144
Posyandu MANUSIA 1. Masih kurangnya pelatihan kader 2. Kurangnya kesadaran kader akan tugas dan kewajibannyakewajibanny a
1. Kunjungan posyandu sesuai jadwal 2. Kunjungan rumah 3. Penyuluhan 4. Konseling 5. Pembinaan Kader Posyandu 6. Pengukuran TB/BB
METODE Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya mengetahui tumbuh kembang anak
Ibu balita i merasa tidak perlu mengunjungi posyandu
Diharapkan semua balita dapat terkafer untuk mengetahui tumbuh kembang anaknya di posyandu khusunya daerah yang masih tidak terjangkau oleh puskesmas mengingat SARANA
145
POSYANDU BALITA
Dana / Anggaran semua kegiatan Posyandu Balita dibiayai oleh BOK
Partisipasi masyarakat rendah terhadap kunjungan balita D/S yang rendah
DANA
D/S DAN N/D YANG MASIH RENDAH
LINGKUNGA
1. Keterbatasan wilayah jangkauan posyandu 2. Jumlah Posyandu tidak sebanding dengan balita yang harus mendapatkan pelayanan di
No.
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
POSYANDU BALITA
1.Masih kurangnya pelatihan kader POSYANDU BALITA 2.Kurangnya kesadaran kader akan tugas dan kewajibannya 3. Ibu balita merasa tidak perlu mengunjungi posyandu 4. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya mengetahui tumbuh kembang anak 5. Partisipasi masyarakat rendah terhadap kunjungan balita 6. Keterbatasan wilayah jangkauan posyandu 7.Jumlah Posyandu tidak sebanding dengan balita yang harus mendapatkan pelayanan di posyandu
D/S DAN N/D YANG MASIH RENDAH
146
Alternatif Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
1. Diadakan kegaitan Pelatihan untuk Kerjasama lintas program dan kader posyandu yang baru atau lintas sektor dalam refresing kader posyandu untuk kader yang lama mensukseskan kegiatan 2. Kerjasama lintas program dan lintas posyandu balita di wilayah sektor dalam mensukseskan kegiatan posyandu balita kerja puskesmas Pekauman 3. Meningkatkan pengetahunan masyarakat khususnya ibu balita untuk mengetahui pertumbuhan anak balitanya 4. Dengan keterbatasan jumlah posyandu perlu diberitahukan kepada masyarakat untuk menimbangkan balitanya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya 5. Dibentuk Posyandu Balita lagi di wilayah kelurahan masing masing jika memungkinkan
Definisi Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006). Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267) Tujuan posyandu antara lain: Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas. Membudayakan NKBS Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. (Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007) Pencapaian program kemandirian posyandu untuk kegiatan posyandu yaitu sebesar 100% dimana telah memenuhi target sasaran. Ditemukan beberapa masalah yang menyebabkan kunjungan di posyandu masih rendah yaitu Masih kurangnya pelatihan kader POSYANDU BALITA, Kurangnya kesadaran kader akan tugas dan kewajibannya, Ibu balita merasa tidak perlu mengunjungi posyandu, Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya mengetahui tumbuh kembang anak, Partisipasi masyarakat rendah terhadap kunjungan balita, Keterbatasan wilayah jangkauan posyandu, Jumlah Posyandu tidak sebanding dengan balita yang harus mendapatkan pelayanan di posyandu. Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan alternative penyelesaian masalah diantaranya Diadakan kegiatan Pelatihan untuk kader posyandu yang baru atau refresing kader pos yandu untuk kader yang lama, Kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam mensukseskan kegiatan posyandu balita, Meningkatkan pengetahunan masyarakat khususnya ibu balita untuk mengetahui pertumbuhan anak balitanya, Dengan keterbatasan jumlah posyandu perlu diberitahukan kepada masyarakat untuk menimbangkan balitanya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya, Dibentuk Posyandu Balita lagi di wilayah kelurahan masing masing jika memungkinkan. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu Kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam mensukseskan kegiatan posyandu balita.
147
Penggunaan Garam Beryodium
MANUSIA
1. Pendidikan 2. Kurang informasi mengenai garam beryodium
METODE 1. Ketersediaan di Pasar/di warung 2. Distributor garam memasok garam yang tdak beryodium
1. Penyuluhan 2. Test Garam beryodium di masyarakat, sekolah
MASIH DITEMUKAN KELURAHAN YANG TIDAK BERYODIUM Ketersediaan garam di pasar/di warung
Tempat penyimpanan yang layak baik di warung an rumah tangga
Dana Anggaran Yang terbatas APBD Kota dan BOK
1. Masih dijual bebas/produsen langsung mengantar ke warung 2. Penyimpanan garam di rumah tangga dan warung yang tidak benar/kurang
SARANA
148
DANA
LINGKUNGAN
tepat
No .
Prioritas Masalah
Prioritas Penyebab Masalah
Masih 1.pendidikan ditemukan 2.kurang informasi mengenai garam kelurahan yang beryodium tidak 3.ketersediaan di pasar/di warung 4.distributor garam memasok garam beryodium yang tdak beryodium 1. Kel. Mantuil 5.ketersediaan garam di pasar/di warung 2.kel. 6.tempat penyimpanan yang layak baik Pekauman di warung dan rumah tangga 7.dana anggaran yang terbatas apbd kota dan bok 8.masih dijual bebas/produsen langsung mengantar ke warung
149
Alternatif Pemecahan Masalah
1. Koordinasi lintas sektor dari hasil tes garam beryodium yang kita laporkan ke dinas kesehatan kota kemudian dinas kesehatan kota menindak lanjuti untuk melaporkan ke bali pom 2. Memberikan penyuluhan mengenai garam beryodium dan cara mengujinya secara tradisional, dan cara penyimpanannya
Pemecahan Masalah Terpilih
1. Koordinasi lintas sektor dari hasil tes garam beryodium yang kita laporkan ke dinas kesehatan kota kemudian dinas kesehatan kota menindak lanjuti untuk melaporkan ke bali pom 2. Memberikan penyuluhan mengenai garam beryodium dan cara mengujinya secara tradisional, dan cara penyimpanannya
Keterangan
Kekerasan Terhadap Anak
METODE
SARANA
Persediaan pengobatan sudah tersedia sesuai keperluan (penanganan medis)
Kurangnya parsitipasi masyarakat dalam penemuan kasus
Kurangnya sarana rujukan di luar fasilitas kesehatan
Pelaporan KTA dari masyarakat
KTA
masih rendah
Faktor ekonomi yang sangat rendah dan tidak memadai
Anak yang putus sekolah Pendanaan dari APBD dinkes
Faktor pendidikan psikososial dan spiritual yang rendah MANUSIA
150
Kehamilan yang tidak di inginkan
Eksploitasi seks bebas DANA
LINGKUNGAN
Lingkungan keluarga yang tidak harmonis mendukung terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan
No .
Prioritas Masalah
Jumlah Pelaporan Kasus KTA yang masih rendah
Prioritas Penyebab Masalah
-
-
-
Masyarakat yang masih merasa malu melaporkan kejadian KTA dan KDRT Kurangnya bahan materi tentang penyuluhan KTA dan KDRT Pengetahuan petugas masih kurang Petugas yang menangani masih kurang
Alternatif Pemecahan Masalah
-
Penyuluhan di tingkatkan tentang KTA dan KDRT Pengadaan brosur atau leaflet Lembar balik untuk penyuluhan Penambahan jumlah tenaga
Pemecahan Masalah Terpilih
-
Keterangan
Penyuluhan di tingkatkan tentang KTA dan KDRT Pengadaan brosur atau leaflet Lembar balik untuk penyuluhan
Program KTA (Kekerasan terhadap anak) dan KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) pada wilayah kerja puskesmas pekauman masih rendah, dengan factor penyebab yang mungkin yaitu masyarakat yang masih merasa malu melaporkan kejadian KTA dan KDRT, kurangnya bahan materi tentang penyuluhan KTA dan KDRT, pengetahuan petugas masih kurang, petugas yang menangani masih kurang. Untuk mengatasi masalah tersebut, diambil pemecahan masalah dengan, peningkatan penyuluhan tentang KTA dan KDRT, pengadaan brosur atau leaflet dan lembar balik untuk penyuluhan.
151
Program IVA / Kanker Payudara
METODE
SARANA
Tempat pemeriksaan sudah memadai / tersedia
Materi Penyuluhan Kurang dipahami
Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan
IVA
diri masih rendah
Sebagian masyarakat masih merasa malu periksa IVA Tingkat pndidikan / pengetahuan masyarakat masih kurang tentang penyakit kanker
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang penyakit kanker serviks dan payudara
MANUSIA
152
DANA
Pengetahuan masyarakat tentang penyakit kanker masih rendah
LINGKUNGAN