Pertemuan- 1 (19 Maret 2014)
Sumber Daya
Alam Manusia Modal
( Natural Resarces) ( Human Resarces) ( Kapital Resarces)
Ilmu ekonomi : ilmu/ study tentang memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas
Sumber Daya Alam : 1. Non Renewable, cont: BBM,BBG,Emas, Perak,Batu bara
2. Renewable Resarces,cont: hasil-hasil hutan,hasil-hasil lautan
Sumber Daya Manusia : Melimpah dari segi kuantitas
> Di Amerika angjutan kerja 17 tahun
> Di Indonesia angkutan kerja 10-55 tahun
> Jumlah masyarakat di Indonesia 240 orang
> Jumlah angkatan kerja 100 orang
Sumber Daya Modal : Kekurangan sehingga harus meminjam " Hutang Luar Negeri" yang digunakan untuk melakukan proyek-proyek tertentu yang sifatnya infrastruktur ( ja;an raya, pelabuhan)
Ilmu ekonomi mikro : prilaku konsumen/produsen
Teori ekonomi makro (Price theory/Teori harga) hanya menganalisis prilaku konsumen dan perodusen
Ilmu ekonomi makro : study tentang prilaku ekonomi agregat ( keseluruhan
D-S
d= permintaan yang dilakukan untuk seorang individu atas suatu barang atau jasa
PPPPD= permintaan yang dilakukan untuk lebih dari ndividu atas suatu barang atau jasa
P
P
P
P
DDdd
D
D
d
d
ddDD
d
d
D
D
QDxQDxQdxQdx
QDx
QDx
Qdx
Qdx
s= penawaran yang dilakukan oleh seorang produsen atas barang/jasa
PPS= penawaran yang dilakukan oleh lebih dari produsen atas barang/jasa
P
P
PPSSss
P
P
S
S
s
s
QsxQsx
Qsx
Qsx
QSxQSx
QSx
QSx
Pendiri ilmu ekonomi adalah Adam Smith " the wealth of nations ( kemakmuran bangsa)(1776) pemerintah tidak boleh campur tangan dalam peembentukan harga dan berilah kebahasan seluas-luasnya. Akumulasi harus ada kelompok manusia yang bisa mengakumulasikan kapotal
Ekonomi mazhab klasik
David Ricardo
Thomas Robert
Malthus
John stuart mili
Pemilik ekonomi Mazab Neo Klasik
Perang dunia I 1914-1918 awal terjadi depresi ekonomi ( melanda amerika dan belanda)
Menurut ekonomi Jhon Maynard Keyned the general theory of employment interest dan money (1936) mewajibkan campur tangan pemerintah dalam campur tangan pemerintah kemudian diikuti ekonomi mazab keynesiam.
Pertemuan ke- 2 (26 maret 2014)
Organisasi Ekonomi
Organisasi Ekonomi Sub-Sistem Barter
Organisasi Ekonomi Perekonomian pasar Liberal, Kapitalis
Organisasi Ekonomi Perekonomian perencanaan Sosialis, komunis
Organisasi Ekonomi Perekonomian campuran
Keadaan yang diinginkan oleh setiap perekonomian :
Tingkat pertemuan ekonomi yang tinggi
Tingkat kesempatan kerja yang tinggi
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi
Neraca pembayaran yang tidak divisit
Laju pertumbuhan ekonomi = GNPn- GNPn-1GNPn-1 . 100%
Inflasi adalah Gejala kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus.
Pembahasan dalam Ekonomi Makro
Pasar barang / Komoditas (Fiskal)
Perekonomian tertutup sederhana atau perekonomian tertutup tanpa campur tangan pemerintah atau perekonomian 2 sektor
Y = C+I
AE = C+I
I = S
Arus Melingkar (Circlular Flow)
3.Arus pembelian barang/jasa3.Arus pembelian barang/jasa
3.Arus pembelian barang/jasa
3.Arus pembelian barang/jasa
6.Investasi (I)6.Investasi (I)5.Saving (S)5.Saving (S)Lembaga KeuanganLembaga Keuangan4.Arus Barang-barang /Jasa-jas4.Arus Barang-barang /Jasa-jas2.Arus Balas Jasa2.Arus Balas JasaRumah Tangga(Household)Rumah Tangga(Household)1.Arus Faktor Produksi1.Arus Faktor ProduksiPerusahaan(Bussiness)Perusahaan(Bussiness)
6.Investasi (I)
6.Investasi (I)
5.Saving (S)
5.Saving (S)
Lembaga Keuangan
Lembaga Keuangan
4.Arus Barang-barang /Jasa-jas
4.Arus Barang-barang /Jasa-jas
2.Arus Balas Jasa
2.Arus Balas Jasa
Rumah Tangga
(Household)
Rumah Tangga
(Household)
1.Arus Faktor Produksi
1.Arus Faktor Produksi
Perusahaan
(Bussiness)
Perusahaan
(Bussiness)
Faktor produksi Balas Jasa
Alam/Tanah - Sewa
Tenaga Kerja - Upah, Gaji
Modal - Bunga, bagi hasil
Kewirausahaan (Enterpreuner) - Laba/profit
Perekonomian tertutup dengan campur tangan pemerintah atau perekonomian tertutup dengan kebijkan fiskal atau perekonomian 3 sektor.
Y = C+I+G
AE = C+I+G
Perekonomian terbuka (4 sektor)
Y = C+I+G+(X-M)
AE = C+I+G+(X-M)
Konsumsi (C)
Fungsi konsumsi C = f(Y)
Jika Y maka C
Jika Y maka C
C = α + by atau C = α + cy atau C = Co + cY
α atau Co = autonomos consumtion
b atau c = marginal propensity to consumtion (MPC) C Y
MPC = angka yang menunjukkan perbandingan antara besarnya perubahan pengeluaran konsumsi ( C) dengan besarnya perubahan keseimbangan pendapatan nasional ( Y) yang mengakibatkan berubahnya pengeluaran konsumsi tersebut.
Pertemuan ke- 3 (28 Maret 2014)
Perekonomian Tertutup Tanpa Campur Tangan Pemerintah
Tabungan (Saving (S))
S = f (Y)
Jika Y maka S , Jika Y maka C
-α atau so = autonomos saving besarnya tabungan pada saat Y=0.(1-b) atau (1-c) = marginal propensity to save (MPS) = S Y-α atau so = autonomos saving besarnya tabungan pada saat Y=0.(1-b) atau (1-c) = marginal propensity to save (MPS) = S YY = C + S
-α atau so = autonomos saving besarnya tabungan pada saat Y=0.
(1-b) atau (1-c) = marginal propensity to save (MPS) = S Y
-α atau so = autonomos saving besarnya tabungan pada saat Y=0.
(1-b) atau (1-c) = marginal propensity to save (MPS) = S Y
Y = Y – C
= Y – (α + by)
= Y – α – by
S = -α + (1-b) y atau s = -α + (1-c) y atau S = So + sY
Contoh :
Tahun
Y
C
1995
Rp. 1000
Rp. 950
1996
Rp. 1200
Rp. 1100
Buatlah fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya.
MPC = 150200=0,75
S = Y – C = Y – (200T + 0,75) = -200T + 0,25 YS = Y – C = Y – (200T + 0,75) = -200T + 0,25 YC = α + by
S = Y – C
= Y – (200T + 0,75)
= -200T + 0,25 Y
S = Y – C
= Y – (200T + 0,75)
= -200T + 0,25 Y
950 = α + 0,75 (1.000)
α = 950 – 750
= 200
C = 200 T + 0,75Y
Gambarkan pada sepasang sumbu yang sama kurva/grafik ke-2 fungsi tersebut diatas.
Average Propensty to Consume (ApCn) = CnYnAverage Propensty to Save (ApSn) = SnYnAverage Propensty to Consume (ApCn) = CnYnAverage Propensty to Save (ApSn) = SnYnYBEP syarat Y = C
Average Propensty to Consume (ApCn) = CnYn
Average Propensty to Save (ApSn) = SnYn
Average Propensty to Consume (ApCn) = CnYn
Average Propensty to Save (ApSn) = SnYn
Y = 200T + 0,5Y
0,25Y = 200T
Y = 800 T
Hubungan antara y,s,c, mpc, mps, apc, aps
Dik : fungsi konsumsi (C) = Rp. 200 T + 0,75Y
Maka S = -200 + 0,25Y
Y
C
S
APC
APS
MPC
MPS
0
200
-200
200
350
-150
1,75
-0,75
0,75
0,25
400
500
-100
1,25
-0,25
0,75
0,25
600
650
-50
1,08
-0,08
0,75
0,25
800
800
0
1
0
0,75
0,25
1000
950
50
0,95
0,05
0,75
0,25
1200
1100
100
0,91
0,08
0,75
0,25
1400
1250
150
0,89
0,11
0,75
0,25
1600
1400
200
0,87
0,12
0,75
0,25
Kesimpulan
MPC + MPS = 1
APC + APS = 1
Saat YBEP APC = 1, APS = 0
APC dengan naiknya Y
APS dengan naiknya Y
Karena fungsi konsumsi berbentuk garis lurus maka fungsi tabungan juga berbentuk garis lurus, oleh karena itu nilai-nilai dari MPL dan nilai dari MPS pada berbagai tahap pendapatan Nasional adalah sama yaitu 0,75 MPC dan 0,25 MPS
Keseimbangan Pendapatan Nasional pada Pendapatan 2 Sektor
Y = C + I Sumber Investasi = variabel eksogen
Y = C + S manfaat
Y = C + I = α + by + IY = C + I = α + by + IS = I Syarat Equibrium Pendapatan Nasional
Y = C + I
= α + by + I
Y = C + I
= α + by + I
Y = C + I
C = α + by
Y – by = α + I
Y (1 – b) + α + I
Y Equi = α+I1-b
Contoh :
Dik : suatu perekonomian memiliki data sebagai berikut.
Fungsi konsumsi C = 200 T + 0,75 y
Penyaluran Investasi I = 400 T
Dit : Carilah nilai-nilai agregratif Y, C, S dan gambarkan grafik
atau Y = α+I1-b = 200+4001- 0,75 = 2400atau Y = α+I1-b = 200+4001- 0,75 = 2400Jawab :
atau Y = α+I1-b = 200+4001- 0,75 = 2400
atau Y = α+I1-b = 200+4001- 0,75 = 2400
Y = C + I
= 200 + 0,75y + 400
= 600 + 0,75y
b. Kurva grafikb. Kurva grafikY = 6000,25
b. Kurva grafik
b. Kurva grafik
C = Y – I
= 2400 – 400
= 2000
S = Y – C
= 2400 – 2000
= 400
Pertemuan ke– 4 (2 April 2014)
Angka 1 macam angka pengganda, yaityu angka pengganda pengeluaran investasi.
( KI = y I = 11-b )
Menurunkan rumus angka pengganda investasi
Jika pengeluaran investasi (I) berubah sebesar ( I) sebagai pengeluaran Investasi yang baru menjadi (I1 + I), Maka keseimbangan pendapatan nasional (y) berubah sebesar ( Y), sebagai keseimbangan pendapatan Nasional yang baru menjadi (Y + Y)
Y = a+I1-b yang sebelum adanya I
Y + Y = a+I+ I1-b yang setelah ada I
=a+I+ I1-b
= a+I1-b + I1-b
Y + Y = Y + I1-b
Y= I1-b = 11-b . I
Y = KI . I
KI = ΔyΔI = 11-b = 11-mpc =1mps
Contoh soal:
Jika pada soal hal sebelumnya, pengeluaran investasi berubah menjadi 500 T maka dengan menggunakan Konsep Multiplier carilah nilai – nilai yang baru dari Y, C & S?
Jawab :
Y= I1-b KI = 400100 = 4
= 1001-0,75
= 400 Y2 = YI + Y
=2400+400 = 2800
C2 = Y2 – I2 C. S2 = Y2 – C2
=2800 – 500 =2800 – 2500
=2300 = 500
Perekonomian tertutup dengan kebijakan fiskal (campur tangan pemerintah) atau perekonomian 3 sektor.
y=AE=C+I+G
Variabel – variabel ekonomi agregatif y,yd,c,s,i,g,Tx,Tr
Yd = Disposible income
= y – Tx +Tr *Jika ada Tr
= Y – Tx *Jika tidak ada Trnya
G = goverment expenditures
R atau Tr = goverment Transfer subsidi
T atau Tx = Pajak uang daya beli masyarakat yang di berikan kepada pemerintah dimana masyarakat tidak mendapatkan balas jasa secara langsung.
Pajak :
Langsung = pajak perorangan yang berwajib pajak (NPWP)
Tidak langsung = import, export.
Kebijakan fiskal adalah tindakan yang di ambil oleh pemerintah dengan tujuan untuk mempengaruhi jalan perekonomian melalui anggaran pendapatan dan belanja (APBN, Pajak dll)
Fungsi pokok kebijakan Fiskal :
Fungsi alokasi : mengalokasikan faktor – faktor produksi yang tersedia di masyarakat sedemikian rupa agar public goods
Fungsi distribusi : bertujuan untuk mendistribusikan atau mewujudkan distribusi pendapatan masyarakat dengan adil dan merata
Fungsi Stabilisasi : bertujuan untuk mewujudkan tingkat perekonomian yang tinggi dan neraca luar negeri yang tidak devisit.
Fungsi Konsumsi: Fungsi Saving:
C = F (yd) S = F (yd)
Jika yd naik maka C naik Jika Yd naik maka S naik
Jika yd turun maka C turun Jika Yd turun maka S turun
C = a + byd yd = C + S
S = Yd – C
= Yd – (a – byd)
= Yd – a – byd -a + (1-b)yd.
Pertemuan ke- 6 Pengganti (23 April 2014)
Investasi (I)
Faktor – Faktor penentu Investasi:
Tingkat pendapatan nasional
I = F (Y) I = I0 + y I0= autonomus Investmen
Jika Y naik maka I naik = marginal propencity to investmen
Jika Y turun maka I turun Investmen = ΔIΔY
Tingkat bunga (i) atau (r)
Jika i naik maka I turun
Jika i turun maka I naik
Perkembangan Teknologi
Ramalan atau perkiraan masa yang akan datang.
Contoh:
Fungsi Investasi I = Rp 20 T + 0,20 Y
Y I
500 T 120
1000 T 220
1500 T 320
Perekonomian 2 sektor Syarat S = I
I sebagai Variabel endogen S0 + sY = I0 + y
I = F (Y) sY - y = I0 + S0
Fungsi investasi I = I0 + y Y (s - ) = I0 + S0
Fungsi Saving S = S0 + SY y = I-ss-
Angka pengganda (Multiplier)
KI = IS- = ΔyΔI
Jika investasi autonom (I0) berubah sebesar ( I0) sebagai investasi outonom yang baru menjadi (I0 + I0), maka keseimbangan pendapatan nasional (Y) berubah sebesar ( Y) sebagai keseimbangan pendapatan Nasional yang baru menjadi ( y + Y )
Y = I-SS- Yeq sebelum I0
Y + y = I+ I- ss- Yeq setelah I
= I+ I-ss-
Y + y = I-ss- + Is-
Y + y=y+ Is-
y= 1s- . I
y=KI . I KI= ΔyΔI= 1s-
Contoh:
Data ekonomi Makro
Fungsi Konsumsi C = 200T + 0,75y
Fungsi Investasi I = 20T + 0,20y
Dit:
Carilah nilai – nilai eq dari Y,c, dan s
Jika investasi autonom berubah menjadi Rp 10T. Maka dengan memakai konsep multiplier carilah nilai eq yang baru pada y,c, dan s.
Jawab:
Y = C + I
Y = (200T + 0,75Y) + (20T + 0,20y)
Y = 280T + 0,95y
Y = 4400T
C = 200T + 0,75 (4400) S = Y – C
= 3500T = 4400 – 3500
=900
I berubah menjadi 10T
KI0 = 1s- y=KI . I
= 10,25-0,20 = 20 (-10)
= 20 = - 200
Y2 = y1 + y C = 10 + 0,20y
= 4400 + (-200) = 850
= 4200
S = Y2 – C2
= 4200 – 850
= 3300
Perekonomian 3 Sektor dengan Sistem Pajak Proposional
T =Tx pajak Tetap.
T = Ty pajak proporsional.
Rumus keseimbangan pendapatan nasional.
Y = C + I + G Y = C + I + G
C = a + byd = a + byd + I + G
Yd = Y – T = a + b (y – r) + I + G
=a + b (y – ty) + I + G
= a + b (1 – t) Y + I + G
= a + by – bty + I + G
y- by + bty = a + I + G
Yeq = a+I+G1-b+bt
= 11-b+bt (a+I+G)
Contoh :
Fungsi Konsumsi C = Rp 200T + 0,25yd
Fungsi pajak T = 0,20y
Pengeluaran pemerintah G = 500T
Investasi I = 400 T
Hitunglah nilai equilibrium dari Y,C,S?
JAWAB:
Yeq = a+I+G1-b+bt yd = y - T
= 200+400+5001-0,75+ (0,75 .0,20) = 2750 - 550
= 11000,90=2750 = 2200
T = 0,20Y
= 0,20 (2750)
= 550T
Ceq = 200T + 0,75yd
=200T + 0,75 (2200)
=1850
Seq = Yd - Ceq
=2200 – 1850
Syarat eq Y S + T = I + G
350 + 550 = 400 + 500
900 = 900
Y = C + I + G
2750 = 1850 + 400 + 500
2750 = 2750
C = 200 +0,75Yd
= 200 + 0,75 (2580)
= 1985 T
Pertemuan ke- 9 (23 Mai 2014)
Contoh :
Fungsi konsumsi C = a + byd yd = Y – Tx + Tr
Fungsi saving S = yd – c yd = c + s
= Yd – (a + byd)
= yd – a – byd
S = - a + (1-b) yd
S = S0 + sYd
Soal :
C : 200 T + 0,75 yd
I : 200 T + 0,20 y
G : 500 T
Tr : 300 T
X : 800 T
M: 650 T
Tx : 0,25 y
Jawab :
Y = C + I + G + (X-M)
= (200 T + 0,75 yd) + (200 + 0,20 y) + 500 + (800-650)
= (200 T + 0,75 (Y – 0, 25 Y + 300 ) + 200 + 0,20 y + 500 + 150
= 200 + 0,56 y + 225 + 850 + 0,20 y
=1275 + 0, 76 y
0,24y = 1275
Y = 5.312,5
I = 200 + 0,20 y yd = y – Tx + Tr
= 200 + 0,20 (5.312,5) = y – 0,25 y + Tr
= 1.262,5 = 0, 75 y – tr
C = 200 + 0,75 yd = 0,75 (5.312,5) + 300 = 4.284,4
= 200 + 0, 75 (4.284, 4)
= 3.413,3
S = yd – C
= 4.284,4 – 3.413,3
= 871,1
Pertemuan ke- 12 (6 Juni 2014)
Keseimbangan Umum Pasar Barang dan Pasar Uang
Keseimbangan umum dapat terjadi jika pasar barang berada dalam keseimbangan dan pada kondisi itu pula dipasar uang berada dalam keseimbangan, dalam keseimbangan umum ini besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional dan tingkat bunga keseimbangan baik dipasar barang maupun dipasar uang.
Untuk menentukan besarnya pendapatan nasional dan tingkat bunga yang mencerminkan adanya keseimbangan baik dipasar uang maupun dipasar barang dapat dilakukan dengan menentukan titik potong antara kurva IS dan LM, untuk mencari titik potong antara kurva IS dan LM yaitu dengan mensubtitusikan kedua persamaan tersebut.
Persamaan kurva IS Y= 640 – 800i
Persamaan kurva LM Y= 280 + 2000i
0= 280 – 2800i
2800i=280
i=0,1 10 %
Y = 640 – 8000(0,1)
Y =560
Untuk menjangkau model analisa IS LM, kita menggunakan ketentuan-ketentuan dan asumsi- asumsi sebagai berikut :
Yang dimaksud dengan penawaran uang ialah jumlah uang kartal dan uang giral yang beredar dimasyarakat.
Melalui kebijakan-kebijakan moneter pemerintah diasumsikan mampu mempengaruhi jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Terdapat 4 cara untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar yang bisa disebut penawaran uang (money supply), keempat cara tersebut dapat dipakai oleh suatu perekonomian tergantung kepada :
Perundang – undangan yang berlaku
Kebiasaan masyarakat dalam mengadaan transaksi perbankan dan surat-surat berharga.
4 cara tersebut adalah
Rediscount policy
Jika bank central menaikkan tingkat diskontonya maka jumlah uang nominal yang beredar cenderung berkurang, sebaliknya jika pemerintah mekhendaki jumlah uang yang beredar bertambah maka suku bunga diskontonya perlu diturunkan. Kebijakan ini disebut credit control policy
Open market operation
Jika pemerintah mekhendaki jumlah uang yang beredar menurun, maka pemerintah harus menjual surat-surat berharga yang dimiliki dipasar bebas, tindakan ini disebut open market selling. Sebaiknya jika pemerintah mekhendaki bertambah uang yang beredar maka pemerintah perlu melakukann pembelian surat-surat berharga, khusunya obligasi dipasar bebas tindakan ini disebut open market buying .
Manipulasi legal reserve ratio
Bank central pada umumnya menentukan angka banding minimum antara uang tunai dengan kewajiban-kewajiban giral bank , angka banding itu disebut dengan minimum legal reserve ratio .
Jika pemerintah menurunkan minimum legal ratio maka dengan uang tunai yang sama bank dapat menciptakan uang dengan jumlah yang lebih banyak daripada sebelumnya. Sebaliknya jika pemerintah menghendaki berkurangnya jumlah uang yang beredar yang disebut kebijakkan uang ketat dapat dicapai dengan jalan menaikkan minimum legal deserve ratio bank
Selective credit control
Salah satu pengawasan kredit secara selective yaitu menggunakan cara moral situation. Dimana bank central secara informal. Mempengaruhi kebijakan bank- bank umum khususnya mengenai kebijakkan pengkreditan. Kredit macet / kredit bermasalah disebut non performing loan.
Pada tahun 1958 pada dasawarsa mana para pemimpin ekonomi sedang rame-ramenya bertukar pikiran mengenai teori inflasi "cost push" dan "demand pull". A.w. Philips seorang akademi dari londong school of economics berhasil menemukan hubungan yang erat antara tingkat pengangguran dan perubahan tingkat upah minimal. Penemuannya tersebut diperoleh dari hasil pengolahan data empiric perekonomian Inggris untuk masa 1861-1957
Kurva Philips tersebut tergambar sebagai berikut. Setiap titik yang terdapat dalam gambar menunjukkan kombinasi persentase perubahan upah nominal dengan persentasi pengangguran yang terjadi pada tahun bersangkutan. Semua titik yang terdapat dalam kudrat dalam gambar membentuk yang disebut diagram pencar (scatter diagram), dari diagram pancar tersebut ditarik garis regresinya, garis regresi pada dasarnya merupakan garis yang mewakili titik titik yang membentuk scatter diagram. Garis regresi yang dihasilkan dari data persentasi perubahan upah nominal dengan persentasi tingkat pengangguran pula yang dalam gambar terlihat seperti kurva WB merupakan apa yang disebut sebagai kurva Philips. Digambar terlihat bahwa angka persentase kenaikkan angka upah dengan angka persentase pengangguran mempunyai hubungan yang negatif (-) yaitu meningkatnya tingkat upah nominal yang tinggi disertai tingkat rendah pengangguran. Sebaliknya tingkat upah nominal yang rendah cenderung disertai tingkat pengangguran
Pertemuan ke- 13 (13 juni 2014)
Dari gambar terlihat bahwa persentase kenalkan upah dengan angka persentase pengganguran mempunyai hubungan yang negative yaitu dengan meningkatkan tingkat upah nominal yang tinggi disertai rendahnya pengganguran sebaliknya persentase kenaikan tingkat upah nominal yang renddah cenderung disertai oleh tingginya tingkat pengganguran terhadap keyakinan ini Philips menduga bahwa hal tersebut timbul karena pada waktu tingkat pengganguran rendah dan permintaan tenaga kerja kuat mempuyai tendensi mengakibatkan meningkatnya tinggkat upah kejadian yang serupa yaitu meningkatnya upah nominal, kecil kemungkinannya untuk terjadi pada masa-masa dimana dalam perekonomian dijumpai banyak pengganguran yang disertai oleh lemanya permintaan akan tenga kerja .
Kurva Philips yang menghubungkan persentase perubahan terhadap upah nominal dengan tingkat pengganguran seperti diuraikan diatas, biasa disebut kurva Philips dalam bentuk asli dalam perlambangan terdapat juga kurva Philips dengan versi baru yang disebut sebagai kurva Philips dalam bentuk yang sudah di revisi
Kurva philips dalam bentuk yang baru terlihat sebagai kurva HP pada gambar diatas dimana sumbu vertical tidak lagi digunakan unuk menunjukan perubahan tingkat upah nominal akan tetepi akan digunakan untuk mengukur persentase perubahan tingkat harga-harga yang secarasingkat dapat disebut tingkat inflasi. Kurva Philips dalam bentuk yang sudah direvisi ada hubungannya dengan kurva Philips yang asli hal ini mudah dipahami, mengingat bahwa perubahan tingkat harga kecendrungan adalah setinggi tingkat kenaikan tingkah upah nominal dikurangi dengan tidak kenaikan produktifitas kerja. Selanjutnya dari gambar kurva Philips yang sudah direvisi dapat kecendrungan adanya trade-off antara tingkat pengganguran dengan tingkat inflasi
Dik : data perekonomian makro
Fungsi konsumsi : C =Rp100T + 0,80 Yd
Investasi : I = 150-600i
Pengeluaran pemerintah : G= Rp 10T
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga : M1 =Rp0,20 Y
Permintaan uang untuk spekulasi : M2= 50-400i
Jumlah uang beredar : Ms=200T
Dit :
buatlah IS &LM perekonomian tersebut
hitung besarnya tingkat pendapatan nasional dan tingkat bunga yang menunjukan keseimbangan dipasar barang maupul dipasar uang
Y= C+I+G=(100+0,80 Yd)+(150-600 i)+10=260+0,80 Yd-600 i0,20 Y = 260-600 i 1300-3000 iY= 750+2000(0,11) = 970 Y= C+I+G=(100+0,80 Yd)+(150-600 i)+10=260+0,80 Yd-600 i0,20 Y = 260-600 i 1300-3000 iY= 750+2000(0,11) = 970Jawab
Y= C+I+G
=(100+0,80 Yd)+(150-600 i)+10
=260+0,80 Yd-600 i
0,20 Y = 260-600 i
1300-3000 i
Y= 750+2000(0,11)
= 970
Y= C+I+G
=(100+0,80 Yd)+(150-600 i)+10
=260+0,80 Yd-600 i
0,20 Y = 260-600 i
1300-3000 i
Y= 750+2000(0,11)
= 970
Md =M1+M2
= (0,20Y)+(50-400i)
= 0,20Y + 50-400 i
Md=Ms
0,20Y+50-400i = 200T
0,20 Y= 150T+400i
Y= 750+ 2000i
LM => Y= 75+2000i
IS => Y= 1300-3000 -
0=-550-+5000
550= 5000i
11% = 0,11 = i
Model ISLM menjelaskan investasi antara 2 pasar yaitu uang& barang di kedua pasar ini peranan tingkat bunga sangat penting karena akan memenuhi komponen-komponen variable konsumsi dan investasi perubahan-perubahan indicator makto. Dikedua pasar yang terbentuk akan menjauhi komponen pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara
Asumsi model IS-LM ialah perekonomian diliat melalui sudut pandang terdiri dari :
Sector Rill ( sector produksi dianalisis melalui kurva IS 2 sektor keuangan (dianalisis melalui kurva LM))
Peranan tingkat suku bunga dipasar barang dan uang.
Pasar BarangGoods MarketPasar BarangGoods MarketPasar UangFinancial AssetPasar UangFinancial AssetFiscal PolicyFiscal PolicyMonetery PolicyMonetery Policy
Pasar Barang
Goods Market
Pasar Barang
Goods Market
Pasar Uang
Financial Asset
Pasar Uang
Financial Asset
Fiscal Policy
Fiscal Policy
Monetery Policy
Monetery Policy