BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Teori
KARAKTERISTIK ELEKTROKARDIOGRAM NORMAL
Ektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Gelombang P (gelombang P (gelombang depolarisasi) disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu sewaktu atrium atrium berdepolari berdepolarisasi sasi sebelum sebelum kontraksi. kontraksi. Kompleks QRS (gelombang depolarisasi) disebabkan oleh potensial listrik yang dibangkitkan sewaktu ventrikel berdepolarisasi sebelum kontraksi yaitu sewaktu gelombang depolarisasi menyebar melewati ventrikel. Gelombang T (gelombang repolarisasi) disebabkan oleh potensial listrik yang dicetuskan sewaktu ventrikel pulih dari keadaan depolarisasi (terjadi selama 0.25-0,35 detik sesudah depolarisasi). Jadi gambaran elektrokardiogram terdiri dari gelombang depolarisasi dan repolarisasi. Gelombang Depolarisasi Lawan Gelombang Repolarisasi
Gambar di atas menjelaskan 4 tahap proses depolarisasi dan repolarisasi yang terjadi pada sebuah serat otot. Pada gambar A : proses depolarisasi, muatan positif di sisi dalam berwarna merah dan muatan negatif di sisi luar juga berwarna merah, sedang berjalan ke kiri dan ke kanan dan separuh bagian pertama dari serat sudah terdepolarisasi, sedangkan separuh sisanya masih dalam keadaan repolarisasi. Oleh karena itu, elektroda kiri yang terletak di atas serat berada dalam daerah yang bermuatan negatif di mana elektroda menyentuh bagian luar dari serat dan elektroda kanan terletak dalam daerah yang bermuatan positif, keadaan ini akan membuat alat pengukur merekam muatan positif. Pada gambar B : proses depolarisasi telah menyebar ke seluruh serat otot dan rekaman di sebelah kanan sudah kembali ke garis dasar nol lagi karena kedua elektroda sekarang terletak pada daerah yang sama-sama bermuatan negatif. Pada Pada gambar gambar C : proses proses repolaris repolarisasi asi dalam serat serat otot, otot, di mana mana muatan muatan posit positif if telah telah kembali ke sisi luar dari serat, proses ini telah melampaui setengah panjang serat dari kiri ke kanan. Pada titik ini, elektroda kiri berada pada daerah bermuatan positif dan elektroda kanan berada pada daerah yang bermuatan negatif. Maka rekaman yang ditunjukkan di sebelah kanan akan menjadi negatif. Pada gambar D : serat otot telah seluruhnya mengalami repolarisasi dan kedua elektroda sekarang berada dalam daerah yang bermuatan positif sehingga tidak ada potensial listrik yang dapat direkam di antara kedua elektroda ini. Jadi, pada rekaman yang di sebelah kanan, sekali lagi potensial kembali menjadi nol. Hubungan antara potensial aksi monofasik pada otot ventrikel dengan kompleks QRS dan gelombang T.
Bagian puncak pada gambar menunjukkan sebuah rekaman potensial aksi monofasik yang berasal dari sebuah mikroelektroda yang disisipkan ke bagian dalam serat otot tunggal dari ventrikel. Bagian potensial aksi yang melengkung ke atas disebabkan oleh depolarisasi, dan kembalianya potensial aksi ke garis dasar disebabkan oleh repolarisasi. Pada Pada bagian bagian bawah bawah gambar gambar memper memperlih lihatka atkan n rekama rekaman n ganda ganda elektr elektrokar okardio diogra gram m dari dari ventrik ventrikel el yang yang sama, sama, yang yang menunj menunjukka ukkan n muncul munculnya nya gelomb gelombang ang QRS pada awal awal potens potensial ial monofasik dan munculnya gelombang T di bagian akhir. Sewakt Sewaktu u otot otot ventrik ventrikel el dalam dalam keadaan keadaan polari polarisas sasii lengkap lengkap atau atau depolar depolarisa isasi si lengkap lengkap ternyata sama sekali tidak ada potensial yang terekam pada elektrokardiogram. Potensial tersebut akan terekam hanya bila sebagian otot dalam keadaan polarisasi dan sebagian lagi terdepolarisasi. Hubunga Hub ungan n Antara Antara Kontrak Kontraksi si Atrium Atrium dan Kontrak Kontraksi si Ventrik Ventrikel el Ter Terhada hadap p Gelomb Gelombanganggelombang dalam Elektrokardiogram
Sebelu Sebelum m kontrak kontraksi si otot, otot, proses proses depola depolaris risasi asi harus harus menyeba menyebarr ke seluru seluruh h otot otot untuk untuk mengawali proses kimiawi dari kontraksi. Otot ventrikel mulai repolaris repolarisasi asi 0,20 detik sesudah permulaan permulaan gelombang gelombang depolarisas depolarisasi, i, namun kebanyakan berlangsung sampai 0,35 detik. Sehingga gelombang normal T sering berupa gelombang yang memanjang. Namun tegangan gelombang T itu sangant kecil dibandingkan dengan tegsngsn kompleks QRS, sebagian disebabkan oleh perpanjangan proses repolarisasi. Atrium Atrium berpol berpolari arisas sasii 0,15-0, 0,15-0,20 20 detik detik sesudah sesudah terjad terjadii gelomb gelombang ang P. Oleh Oleh karena karena itu, itu, gelombang T atrium biasanya tertutup oleh gelombang QRS yang lebih besar. Peneraan Voltase dan Waktu dari Elektrokardiogram
Reka Rekama man n dibu dibuat at di atas atas kert kertas as pada pada wakt waktu u yang yang bers bersam amaa aan n deng dengan an pere pereka kama man n elek elektr trok okar ardi diog ogra ram, m, yang yang meru merupa paka kan n keada keadaan an yang yang akan akan dite ditemu mukan kan bila bila meng menggun gunak akan an elektrokardiograf tipe fotografik. Garis peneraan horisontal : 10 kotak kecil ke atas atau ke bawah dalam elektrokardiogram menunjukkan tegangan 1 mV. Muatan positif dengan arah ke atas dan muatan negatif dengan arah ke bawah.
Garis vertikal pada elektrokardiogram menunjukkan peneraan waktu, setiap inchi sebesar 1 detik. Biasanya tiap inchi berikutnya akan dipecah menjadi 5 segmen dengan batas garis vertikal. vertikal. Interval antar garis ini menunjukkan menunjukkan waktu sebesar 0,20 detik. Lalu interval ini dibagi lagi menjadi 5 interval lebih kecil yang besarnya 0,04 detik. Tegangan Normal dalam Elektrokardiogram Besarnya tegangan gelombang-gelombang yang terdapat dalam elektrokardiogram normal bergantung pada cara pemasangan elektroda-elektroda pada permukaan tubuh dan jarak elektroda ke jantung. Interval P-Q / Interval P-R : interval waktu antara permulaan kontraksi atrium dan permulaan kontraksi ventrikel, kira-kira 0,16 detik (normal). Interval Q-T : kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q sampai akhir gelombang T, kira-kira 0,35 detik. Penetapan Besarnya Kecepatan Denyut Jantung dengan den gan Elektrokardiogram
Kecepatan denyut jantung dengan mudah ditentukan dengan bantuan elektrokardiogram, sebab frekuensi frekuensi denyut jantung berbanding berbanding terbalik dengan interval waktu antara 2 denyut yang berurutan. Bila interval antara dua denyut jantung seperti yang yan g ditentukan dengan garis peneraan waktu itu adalah satu detik, maka frekuensi denyut jantung adalah 60 kali per menit. METODE PEREKAMAN ELEKTROKARDIOGRAM Pena Perekam
Sebagian besar elektrokardiograf menggunakan perekam tulis yang langsung memakai pena. Kadang, pena merupakan pipa kecil yang satu ujungnya dihubungkan dengan penampungan tinta dan akhir bagian perekam dihubungkan dengan sistem elektromagnetik yang kuat yang mampu menggerakkan pena maju dan mundur pada kecepatan yang tinggi. Pena selanjutnya dikendalikan dengan bantuan amplifier elektronik yang sesuai, yang dihubungkan ke elektroda elektrografik pada penderita. Ada pula yang menggunakam menggunakam kertas kertas khusus yang tidak membutuhkan membutuhkan tinta pena. Kertas ini akan menjadi hitam bila terpapar oleh jarum, jarum itu sendiri akan dibuat panas oleh arus listrik yang mengalir melalui ujungnya. Jenis kertas lain, akan menjadi hitam waktu arus listrik mengalir dari ujung jarum melalui kertas menuju elektroda di balik kertas.
ALIRAN LISTRIK DI SEKELILING JANTUNG SELAMA SIKLUS JANTUNG Mere Mereka kam m Pote Potens nsia iall List Listri rik k dari dari Mass Massa a Sins Sinsis isiu ium m Ot Otot ot Jant Jantun ung g yang yang Meng Mengal alam amii Depolarisasi Sebagian
Sebelum terangsang, semua bagian luar bermuatan positif dan bagian dalam bermuatan negatif. Begitu daerah sinsisium jantung terdepolarisasi, muatan negatif akan bocor keluar dari serat otot yang mengalami depolarisasi, depolarisasi, sehingga daerah permukaan permukaan ini menjadi bermuatan elektronegatif, sedangkan sisa permukaan jantung yang masih tetap dalam keadaan polarisasi normal ditunjukkan dengan tanda positif. Pada gambar di atas juga digambarkan 2 tempat yang mungkin dapat dipakai untuk menempatkan elektroda dan pembacaan rekaman. Aliran Arus Listrik Mengelilingi Jantung pada Dada
Pada gambar di bawah ini menunjukkan massa otot ventrikel dalam dada. Bahkan paru paru, walaupun terisi penuh dengan udara, dapat menghantarkan arus listrik yang cukup besar dan cairan yang terdapat dalam jaringan lain di sekeliling jantung juga dapat menghantarkan aliran listrik dengan mudah. Oleh karena itu, sebenarnya jantung terendam dalam media yang konduktif.
Impuls jantung mula-mula sampai di bagian septum ventrikel dan mencapai permukaan endokar endokardiu dium m dari dari sisa sisa ventri ventrikel kel lainnya lainnya.. Keadaan Keadaan ini menyeb menyebabka abkan n bagian bagian dalam dalam ventri ventrikel kel
bermuatan elektronegatif, sedangkan di luar dinding ventrikel akan bermuatan positif dan arus mengalir mengalir melewati melewati cairan yang terdapat di sekeliling sekeliling ventrikel ventrikel menurut menurut jalur jalur elips, elips, seperti seperti yang diperlihatkan oleh anak panah melengkung. Jadi pada jantung yang normal, selama hampir seluruh siklus depolarisasi, arus mengalir terutama dari negatif ke positif terutama dari arah basis menuju ke apeks kecuali pada bagian paling akhir dari proses depolarisasi.
SADAPAN-SADAPAN ELEKTROKARDIOGRAFIK Ketiga Sadapan Anggota Badan Bipolar
Gambar Gambar di atas atas menggam menggambar barkan kan hubungan hubungan listr listrik ik antara antara anggot anggotaa badan badan dengan dengan alat alat elektrokardiograf yang dipakai untuk merekam elektrokardiogram dari apa yang disebut sebagai sadapan anggota badan bipolar standar. Sadap Sadapan an 1. Sewakt Sewaktu u mereka merekam m sadapa sadapan n anggota anggota badan badan 1, ujung ujung negatif negatif elektr elektroka okardi rdiogra ograf f dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positif pada lengan kiri. Sadap Sadapan an 2. Sewakt Sewaktu u mereka merekam m sadapa sadapan n anggota anggota badan badan 2, ujung ujung negatif negatif elektr elektroka okardi rdiogra ograf f dihubungkan dengan lengan kanan dan ujung positifnya dihubungkan dengan tungkai kiri. Sadap Sadapan an 3. Sewakt Sewaktu u mereka merekam m sadapa sadapan n anggota anggota badan badan 3, ujung ujung negatif negatif elektr elektroka okardi rdiogra ograf f dihubungkan dengan lengan kiri dan ujung positifnya dihubungkan pada tungkai kiri. Hubungan ketiga sandapan ekstremitas bipolar dari Einthoven secara matematis dapat dituliskan menjadi satu persamaan, yaitu:
Sandapan I
= LA – RA
Sandapan II
= LL – RA
Sandapan III = LL – LA Segitiga Einthoven
Pada gambar di atas tampak sebuah segitiga yang digambarkan mengelilingi jantung disebut segitiga Einthoven. Segitiga ini merupakan gambaran diagramatik yang menunjukkan kedua lengan dan tungkai kiri membentuk puncak dari segitiga yang mengelilingi jantung. Kedua puncak bagian bag ian atas segitiga itu menunjukkan titik-titik dimana kedua lengan dihubungkan secara elektrik dengan cairan yang terdapat disekeliling jantung dan puncak bawah merupakan titik di mana tungkai kiri berhubungan dengan cairan. Hukum Einthoven
Menyatakan bahwa bila setiap saat dapat dihitung besarnya potensial listrik yang terdapat pada tiap dua dari ketiga sadapan anggota badan bipolar, besarnya potensial pada sadapan ketiga dapat ditetapkan secara matematik hanya dengan menjumlahkan besar kedua potensial yang pertama (tapi sewaktu menjumlahkan hendaknya he ndaknya benar-benar diperhatikan letak tanda positif dan tanda negatif pada berbagai sadapan yang berbeda). Gambaran Elektrokardiogram Normal yang Direkam dari Ketiga Sadapan Anggota Badan Bipolar
Dari Dari gambar gambar di bawah bawah ini menunj menunjukk ukkan an gambar gambaran an elektr elektroka okardi rdiogr ogram am dalam dalam ketiga ketiga sadapan sadapan serupa serupa satu satu sama sama lain, lain, sebab sebab sadapa sadapan n itu itu merekam merekam gelomban gelombang g P yang yang positi positiff dan gelombang T yang positif dan bagian utama dari kompleks QRS juga direkam positif dalam setiap elektrokardiogram.
Pada Pada analis analisis is ketiga ketiga elektr elektroka okardi rdiogr ogram, am, dengan dengan cara cara penguku pengukuran ran yang yang teliti teliti dapat dapat ditunjukkan pada setiap saat, jumlah potensial dalam sadapan 1 dan 3 sesuai dengan besar potensial dalam sadapan 2, jadi menggambarkan keabsahan hukum Einthoven. Sadapan-sadapan Dada (Sadapan Prekordial)
Gambaran elektrokardiogram direkam dengan cara menempatkan elektroda di permukaan anterior dada di atas jantung. Elektroda ini dihubungkan dengan ujung positif elektrokardiograf, elektroda negatif dihubungkan melalui tahanan listrik ke lengan kanan, lengan kiri dan tungkai kiri secara bersamaan. Yang dikenal dengan sadapan V1, V2, V3, V4, V5 dan V6. Enam tempat yang umum dipakai untuk keenam sandapan prekordial adalah : V1 : pada sisi kanan sternum disela iga keempat V2 : pada sisi kiri sternum disela iga keempat V3 : antara V2 dan V4 V4 : pada garis midclavicular kiri disela iga ke lima V5 : pada garis axillaris anterior kiri setinggi V4 V6 : pada garis mid axillaris setinggi V4
Gambar di atas menunjukkan gambaran elektrokardiogram jantung normal yang direkam dengan enam sadapan dada standar ini. Pada sadapan V1 dan V2, rekaman QRS jantung normal terutama bernilai negatif karena elektroda dada pada sadapan ini letaknya lebih dekat dengan basis jantung. Pada sadapan V4, V5 dan V6 kompleks QRS terutana terlihat positif karena elektroda dada dalam sadapan ini terletak lebih dekat dengan bagian apeks. Sadapan Anggota Badan Unipolar yang Diperbesar
Pada Pada tipe tipe perekam perekaman an ini, ini, kedua kedua anggot anggotaa badan badan dihubu dihubungka ngkan n melalu melaluii tahanan tahanan listr listrik ik dengan ujung negatif alat elektrokardiograf, sedangkan anggota badan yang ketiga dihubungkan dengan ujung positif. Berhubu Berhubung ng sandap sandapan an ekstre ekstremit mitas as unipol unipolar ar menguku mengukurr voltas voltasee (V) (V) arus arus depolar depolarisa isasi si jantung, maka yang dari sentral terminal ke lengan kiri (left=L) dinamakan
sandapan VL,
yang ke lengan kanan ( right = R) dinamakan sandapan VR dan yang ke tungkai (foot = F) kiri dinamakan sandapan VF. Dengan demikian, terbentuk lagi sebuahfrontal plane baru yang juga terdiri dari tiga sandapan, yang mana arah arus bioelektrik jantung diukur dari sumbu yang berbentuk sudut :
-
30° un untuk sandap dapan VL VL
-
150° 150° untu untuk k sanda andapa pan n VR
+
90° untuk sandapan VF
Ternyata dalam prakteknya kompleks EKG yang dicatat melalui unipolar limb menurut sand sandapa apan n dari dari Wils Wilson on ini ini sang sangat at keci kecil. l. Pada Pada tahu tahun n 1942, 1942, Gold Goldbe berg rger er mene menemu muka kan n bahwa bahwa pemutusan hubungan elektroda-elektroda negative dengan sentral terminal akan memperbesar 50% voltase voltase pencatatan pencatatan dari elktroda positif. positif. Dengan demikian ketiga sandapan sandapan ekstremit ekstremitas as unipolar yang dimodifikasi ini diberi tambahan huruf “a” (augmented) yang saat ini dikenal sebagai sandapan aVL, sandapan aVR, dan sandapan aVF.
1.2
Permasalahan 1. Hitunglah Hitunglah frekuensi frekuensi jantung jantung dengan dengan menggunakan menggunakan RR interv interval. al. Tentukan Tentukan iramanya iramanya normal atau tidak. 2. Dari Dari hantar hantaran an II, II, hitungl hitunglah ah laman lamanya: ya: a. P-R interv interval al : awal gelombang gelombang P sampai sampai awal awal QRS kompleks. kompleks. b. QRS kompleks : awal timbulnya gelombang Q atau R sampai akhir gelombang S. c. Q-T interval interval : awal gelombang gelombang Q sampai sampai akhir akhir gelombang gelombang T. Apakah terdapat kelainan 3. Hitunglah Hitunglah beras beras voltage voltage puncak-pun puncak-puncak cak P,Q,R,S P,Q,R,S dan T pada hantarab hantarab I,II, I,II, dan III III apakah ada kelainan? Lakukan juga pada sadapan precordial. 4. Buktikan Buktikan kebenaran kebenaran persamaa persamaan n Einthoven Einthoven pada QRS QRS kompleks kompleks:: II=I+III II=I+III.. 5. Tentukan Tentukan axis dari dari QRS QRS kompleks kompleks (posisi (posisi jantung jantung pada bidang bidang frontal frontal)) 6. Lihatlah Lihatlah gambar gambar pada precordia precordiall leads (posisi (posisi jantung jantung pada bidang bidang horisotal) horisotal),, apakah ada counter clock wise rotation atau clock wise rotation?
7. Bagaimana Bagaimana konklusi konklusi elektrokar elektrokardiogra diogram m saudara? saudara? Apakah ada ada kelainan kelainan ataukah ataukah masih dalam batas normal?
1.3
Tujuan •
Untuk mengetahui irama jantung apakah normal atau tidak.
•
Untu Untuk k meng menget etahu ahuii apak apakah ah hant hantar aran an impul impulss pada pada jant jantung ung norm normal al atau atau ada hambatan.
•
Dapat Dapat pula pula untuk untuk menget mengetahu ahuii keadaa keadaan n otot otot jantun jantung, g, misaln misalnya ya iskemi iskemiaa atau atau terdapat infark.
BAB II METODE KERJA 2.1
2.2
Alat dan Bahan •
Elektrokardiograf Fukuda model FJC-7110
•
Alkohol
•
Kapas
•
Pasta elektrode
•
Orang coba
Tata Kerja
1. Persiapan Persiapan alat alat elektrok elektrokardiog ardiografi rafi dari dari Fukuda Fukuda model model FJC-711 FJC-7110. 0. Pada alat ini ada dua tombol untuk power. Sebelum percobaan dimulai, kedua tombol harus posisi off . Pada alat Fukuda, didapatkan tombol pengukur pilihan sadapan, digunakan untuk semua sadapan tersebut di atas dengan cara memutar pengatur sadapan sesuai dengan pencatat yang akan dikerjakan. Standardisasi dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan pencatatan EKG. Hubungan kabel penghubung antara EKG dan arus listrik umum (PLN). Pasang kabel arde (grounding) dan jepitkan pada kran logam. 2. Pers Persia iapa pan n pende penderi rita ta 1) Orang coba diharusk diharuskan an berbaring berbaring di atas dipan dipan periksa periksa dengan tenang. tenang. Aktifitas Aktifitas otot otot lainnya kan menyebabkan gangguan dari EKG (baju dan kaos dilepas). 2) Bersihkan Bersihkan dengan dengan kapas alkohol alkohol bagian bagian ventral ventral dari kedua kedua lengan lengan bawah di dekat dekat pergelangan tangan dan bagian antero lateral atau medial dari kedua tungkai bawah di
dekat pergelangan kaki. Berilah sedikit pasta elektrode diberbagai tempat tersebut, kemudian pasanglah elektrodenya. 3) Hubungkan Hubungkan kabel yang berasal berasal dari elektrok elektrokardio ardiografi grafi dengan dengan masing-mas masing-masing ing eleketrodenya, yaitu kabel : RA, LA, RF dan LF, masing-masing dengan elektrode di lengan kanan, lengan kiri, tungkai kanan, dan tungkai kiri. Hubungkan juga electrode pada rongga dada sesuai dengan petunjuk diatas. Pencatatan siap dimulai. 4) Kedua tombol tombol power pada pada EKG diletak diletakkan kan pada kedudukan kedudukan ON. Jarum Jarum penulis penulis akan akan bergerak kebawah, nantikan sampai jarum tersebut kembali ke tengah atau berhenti. Apabila berhentinya tidak ditengah, aturlah jarum penulis dengan penggerak jarum penulis supaya terletak ditengah. Kerjakan standarisasi dengan menjalankan kertas, tombol pengatur sadapan pada posisi C dan menekan tombol kepekaan sehingga tergambar besarnya voltage pada kertas EKG. Telah diatur, perangsangan dengan tombol standarisasi sebesar 1 mV. Pencatatan yang sesungguhnya siap dimulai.. 5) Putarlah Putarlah pencatat pencatat sadapan berturut berturut-turu -turutt mulai dari dari 1-2-3 dan seterusny seterusnyaa sampai kembali ke C. 6) Setiap Setiap kembali kehantaran kehantaran selanjutny selanjutnya, a, beristiraha beristirahatlah tlah beberapa beberapa detik agar penulis penulis kembali ke garis dasar. Setiap kali pencatatan, pen catatan, dikerjakan paling sedikit 3 siklus jantung, kecuali pada L2 dimana paling sedikit harus dikerjakan 6 siklus jantung. Sebelum mengiterpretasikan EKG perlu diketahui bahwa: 1. Pada absis absis dibaca dibaca skala skala waktu waktu yaitu: yaitu: 0,04 dtk/mm dtk/mm atau atau 0,2 dtk/5mm dtk/5mm,, apabila apabila kecepatan kertas 25mm/dtk 2. Pada ordinat ordinat dibaca dibaca skala skala voltage yaitu: yaitu: 0,1mV/m 0,1mV/mm m atau 1mV/cm 1mV/cm (tergant (tergantung ung letak letak tombol kepekaan)
BAB III PEMBAHASAN 3.1
Hasil Praktikum Nama
: Juddy
Usia
: 19 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki Waktu
: 10.45 WIB
Tempat
: Lab FAAL
Heart Rate :
1500 RR
= 1500/16,33 = 91.86
Pada lead II 1.
RR inte interv rval al rata rata-r -rat ataa = 49/3 49/3= = 16.33 16.33mm mm = 0,653 detik
2.
PR interval
= 4 mm = 0,16 detik
3.
PR segmen
= 5 mm = 0,2 detik
4.
QT interval
= 9 mm = 0,36 detik
5.
ST segmen
= 1 mm = 0,04 detik
6.
QRS kompleks
= 2 mm
= 0,08 detik
SANDAPAN BIPOLAR
LEAD I
P
Q
R
S
T
1 mm
-
7 mm
-
3 mm
0,1 mV LEAD II
3 mm
0,7 mV -
3 mm
0,3 mV LEAD III
1 mm
0,3 mV -
5 mm
0,3 mV -
0,5 mV
6 mm
0,1 mV
-
2 mm
0,6 mV
0, 2 mV
AUGMENTED UNIPOLAR LIMB LEADS
aVR
P
Q
R
S
T
2 mm
-
19 mm
-
4 mm
0,2 mV aVL
1 mm
0,19 mV -
0,1 mV aVF
0,4 mV
3 mm
1 mm
1 mm
0,3 mV
0,1 mV
0,1 mV
2 mm
1mm
10 mm
1 mm
4 mm
0,2 mV
0,1 mV
1,0 mV
0,1 mV
0,4 mV
SANDAPAN PRECORDIAL
V1
P
Q
R
S
T
1 mm
-
5 mm
15 mm
3 mm
0,5 mV
1,5 mV
0,3 mV
16 mm
13 mm
11 mm
1,6 mV
1,3 mV
1,1 mV
24 mm
10 mm
10 mm
2,4 mV
1,0 mV
1,0 mV
25 mm
4 mm
9 mm
2,5 mV
0,4 mV
0,9 mV
17mm
2 mm
6 mm
1,7 mV
0,2 mV
0,6 mV
11 mm
-
3 mm
0,1 mV V2
2 mm
-
0,2 mV V3
2 mm
-
0,2 mV V4
2 mm
-
0,2 mV V5
1 mm
-
0,1 mV V6
1 mm 0,1 mV
-
1,1 mV
0,3 mV
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 4.1
Disku iskusi si Hasi Hasill Prak raktik tikum
Dari hasil percobaan di atas, didapatkan analisa a nalisa data sebagai berikut: 1. RR interv interval al rata-rat rata-rataa = 16,33 16,33 mm Jadi, Heart Rate (HR) = 1500/16,33= 91,86menit Hal ini normal karena harga HR normal adalah 60-100 x/mnt 2. PR inte interva rvall = 4 mm = 0,16det 0,16detik ik Normal = 0,12 – 0,20 detik Hasil percobaan = normal 3. QRS komple kompleks ks = 2 mm = 0,08 0,08 detik detik Normal = 0,06 – 0,10 detik Hasil percobaan = normal 4. QT inte interva rvall = 9 mm mm = 0,36 0,36 deti detik k Normal = < 0,42 detik Hasil percobaan = normal
4.2 4.2
Disku iskusi si Jawa Jawab b Pert ertanya anyaan an 1. Hitungl Hitunglah ah frekue frekuensi nsi jantung jantung dengan dengan menggunaka menggunakan n RR interv interval. al. Tentukan Tentukan iramanya, iramanya, normal atau tidak. Jawab : RR interval rata-rata = 16,33 mm = 0,653 detik Frekuensi = 1 menit/T menit/T (waktu) = 60 / 0,653 = 91,8 x /menit
Normal = 60 - 100 x /menit Hasil percobaan = normal 2. Dari hantar hantaran an II, hitunglah hitunglah lamanya lamanya dan apakah apakah ada kelain kelainan? an? a) P-R interv interval al : awal awal gelomban gelombang g P sampai sampai awal awal QRS kompleks. kompleks. Jawab Jawab : PR inte interva rvall = 4 mm mm = 0,16 0,16 deti detik k Normal = 0,12 – 0,20 detik Hasil percobaan = normal b)
QRS komplek : awal timbulnya gelombang Q atau R sampai akhir gelombang S Jawab : QRS kompleks = 2 mm = 0,08 detik Normal = 0,06 – 0,10 detik Hasil percobaan = normal
c) Q-T interv interval: al: awal awal gelombang gelombang Q sampai sampai akhir akhir gelomban gelombang g T. Jawab : QT interval interval = 9 mm = 0,36 detik Normal = < 0,42 detik Hasil percobaan = normal
3. Hitungl Hitunglah ah besar voltag voltagee puncak-pun puncak-puncak cak P,Q,R,S P,Q,R,S dan T pada hantaran hantaran I, II, dan III. Apakah
ada
kelainan?
Lakukan
juga
pada
sandapan
prekordial.
Jawab: SANDAPAN BIPOLAR
P
Q
R
S
T
QRS kompleks
LEAD I
1 mm 0,1 mV
-
7 mm 0,7 mV
-
3 mm
1 mm
0,3 mV
0,1 mV
LEAD II
3 mm
-
3 mm
0,3 mV LEAD III
1 mm
-
0,3 mV -
6 mm
0,1 mV
5 mm
1 mm
0,5 mV
0,1 mV
2 mm
1 mm
0, 2 mV
0,1 mV
-
0,6 mV
SANDAPAN PRECORDIAL
V1
P
Q
R
S
T
1 mm
-
5 mm
15 mm
3 mm
0,5 mV
1,5 mV
0,3 mV
16 mm
13 mm
11 mm
1,6 mV
1,3 mV
1,1 mV
24 mm
10 mm
10 mm
2,4 mV
1,0 mV
1,0 mV
25 mm
4 mm
9 mm
2,5 mV
0,4 mV
0,9 mV
17mm
2 mm
6 mm
1,7 mV
0,2 mV
0,6 mV
11 mm
-
3 mm
0,1 mV V2
2 mm
-
0,2 mV V3
2 mm
-
0,2 mV V4
2 mm
-
0,2 mV V5
1 mm
-
0,1 mV V6
1 mm 0,1 mV
-
1,1 mV
0,3 mV
4. Buktikan kebenaran persamaan Einthoven pada QRS kompleks : II = I + III Jawab: II = I + III
1,3= 0,7 + 0,6 Hasil = Terbukti 5. Tentukan aksis dari QRS kompleks (posisi jantung pada bidang frontal). L1 : R = +7 S =0 Σ
= +7
aVF : R = +9 S=0
+7
Σ
I
= +9
+
+ +9
aVF
6. Lihatlah Lihatlah gambar gambar pada precordia precordiall lead (posisi (posisi jantung jantung pada pada bidang horizont horizontal), al), apakah apakah ada Counter Clock Wise Rotation atau Clock Wise Rotation? Jawab : terjadi terjadi counter counter clock wise wise rotation rotation (ccwr ) karena karena daerah transi transisi si berada berada pada V2 7. Bagaimana konklusi elektrokardiogram saudara? Apakah ada kelainan ataukah masih dalam batas normal? Jawab : Sumbu QRS kompleks kompleks pada bidang bidang frontal frontal berada berada di antara - 300 s/d + 900, dan pada bidang horisontal terjadi counter clock wise rotation (ccwr ) karena daerah transisi berada pada V2
BAB V PENUTUP 5.1 5.1
Kemu Ke mung ngki kina nan n Peny Penyeb ebab ab Kes Kesal alah ahan an Has Hasil il Per Perco coba baan an Hal-hal yang mempengaruhi hasil percobaan : 1. Peleta Peletakan kan elektr elektrodaoda-ele elektr ktroda oda pada pada unipol unipolar ar prekor prekordia diall yang kurang kurang tepat tepat akan akan menyebabkan kesalahan hasil pada lembaran EKG. 2. Pada orang orang coba diharapkan diharapkan tenang tenang agar tidak tidak mempengar mempengaruhi uhi hasil hasil pada lembara lembaran n EKG
5.2
Kesimpulan Didapatkan hasil percobaan adalah sebagai berikut : 1. RR interv interval al rata-r rata-rata ata = 16,33 16,33 mm Jadi, Heart Rate (HR) = 1500/16,33= 91,86menit Hal ini normal karena harga HR normal adalah 60-100 x/mnt 2.
PR inter nterva vall = 4 mm mm = 0,1 0,16d 6det etik ik Normal = 0,12 – 0,20 detik Hasil percobaan = normal
3.
QRS QRS kom kompl plek ekss = 2 mm mm = 0,08 0,08 det detik Normal = 0,06 – 0,10 detik
Hasil percobaan = normal 4.
QT inter nterva vall = 9 mm = 0,36 0,36 det detik Normal = < 0,42 detik Hasil percobaan = normal
Sumbu QRS kompleks pada bidang frontal berada di antara - 300 s/d + 900, dan dan pada pada bidang horisontal terjadi counter clock wise rotation (ccwr ) karena daerah transisi berada pada V2.
5.3
Saran
Perlunya ketelitian dalam meletakkan elektroda khususnya pada sadapan unipolar precordial.