Efisiensi Kolom
Efisiensi kolom berkaitan dengan pelebaran puncak dari pita awal ketika melewati kolom. Melebarnya hasil dari disain kolom dan kondisi operasi, secara kuantitatif dapat dijelaskan oleh tinggi ekivalen plat teoritis (HETP). Konsep plat pada kromatografi sama dengan konsep plat pada destilasi, dimana kolom efisiensi pertama terdiri dari plat yang terpisah. Pada G.C. plat terpisah adalah suatu konsep tiruan yang digunakan untuk membandingkan kolom sejenis pada kondisi spesifik antara lain: 1. 2. 3. 4. 5.
Tipe Tipe pel pelar arut ut dan dan pem pemua uata tan. n. Baha Bahan n terl terlar arut ut / sol solut ut Kece Kecepa pata tan n alir aliran an Temperatur atur Ukur Ukuran an sam sampel pel
Effisiensi kolom diukur dengan angka plat teoritis n yang ditentukan dari kromatogram sebagai berikut: berikut:
umlah plat berhubungan dengan tinggi ekivalen plat teoritis (HETP) yang merupakan ukuran langsung dari effsiensi kolom, bisa dikatakan perbandingan antara kolom diberikan dari :
Efisiensi pelarut dan koefisien partisi
Efisiensi pelarut ( cairan fase diam pada GC ) sebagai hasil dari interaksi bahan terlarut dan pelarut menentukan posisi relatif pita-pita bahan terlarut (analitik) pada kromatogram. Efisiensi pelarut atau retensi relatif dinyatakan sebagai rasio dari retensi waktu yang diukur pada puncak maksimum masing-masing komponen. Hal ini ditentukan oleh koefisien partisi masing-masing (distribusi) K dari bahan terlarut (analitik) dalam pelarut (fase diam) pada temperatur tersebut. Koefisien partisi K didefinisikan sebagai berikut:
Rasio Partisi ( Rasio Kapasitas)
Rasio kapasitas/rasio partisi (k’) digunakan untuk mengekspresikan kondisi kesetimbangan dalam kolom, dan dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
Koefisien partisi adalah jumlah kekuatan interaksi diantara bahan terlarut dan pelarut. Keuntungan utama GC atas destilasi adalah jenis pelarut yang bisa digunakan. Retensi Relatif dan Efisiensi pelarut
Efisiensi pelarut diukur dengan a , retensi relatif. Hal ini adalah rasio dari retensi waktu yang disesuaikan atau koefisien partisi. Keduanya, a dan k’ adalah tergantung pada temperatur. Rasio partisi K menurun terhadap waktu. Efisiensi pelarut dirumuskan sebagai berikut :
Pada banyak kasus t’R1 sering digunakan sebagai acuan distribusi puncak-puncak lainnya, yang penting dalam analisis kuantitatif. Resolusi
Pemisahan yang sebenarnya dari dua puncak yang berurutan diukur dengan resolusi R. Resolusi dapat ditentukan dari kromatogram yang diukur dari pemisahan dua pucak maksimum dan faktor perfomansi diukur dari lebar puncak.
Waktu Retensi ( tR )
Waktu munculnya satu puncak adalah :
Ekspresi yang menghubungkan n, R, a, k’, dan L
Ekpresi penting yang menghubungkan Resolusi, R dengan angka plat teoritis, n adalah:
Istilah pada Kromatografi Gas Kapiler
Pada Kromatografi gas kapiler, gas yang ditangkap tidaklah penting dan tidak memberikan kontribusi pada efisiensi pemisahan. Dua istilah selanjutnya yang digunakan untuk menguraikan kinerja kromatografi gas kapiler : a.Jumlah plat efektif N
b. Tinggi Ekivalen Plat Effektif (HETP), H : H = L/N
Kata Pencarian Artikel ini:
rasio partisi, plat teoritis, pengertian koefisien partisi, penentuan efisiensi kolom pada kromatografi gas, keuntungan destilasi, efisiensi kolom distilasi HETP jumlah plat kondisi operasi, soal yang berhubungan dengan kromatografi, pelebaran kromatografi, pengertian GC, penentuan parameter klorida http://www.chem-istry.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/parameter-pemisahan-padakolom-kromatografi/ Teori Pelat
Teori ini dikemukakan oleh Martin dan Sygne. Menurut teori ini kolom kromatografi dibayangkan terdiri dari segmen-segmen identik yang disebut plat teori. Di dalam setiap plat teori dianggap terjadi kesetimbangan distribusi. Semakin banyak jumlah plat teori (N) suatu kolom kromatografi semakin baik kemampuan memisahkan atau efisiensi itu semakin baik. Jumlah plat teori suatu kolom dihitung berdasarkan rumus : w = lebar pita dicari dengan cara membuat garis singgung pada kromatogram hingga memotong garis dasar. w1/2 = lebarnya puncak pada separuh tinggi puncak http://restianarendi.wordpress.com/2009/12/05/pengenalan-kromatografi-sebagaimetode-pemisahan/ HETP (High Equivalent of aTheoritical Plate) HETP adalah panjang kolom kromatorafi yang diperlukan sampai terjadinya 1 kali keseimbangan molekul komponen dalam fase gerak dan fase diam. Dinyatakan sebagai: H=L N Keterangan : H = HETP = The Heigth Equivalen To a Theoretical Plate N = jumlah pelat teoritis dari suatu kolom L = panjang dari kolom tersebut Teori kelajuan/Kecepatan Teori ini dikembangkan oleh Van Deemter dan dijadikan suatu persamaan yang disebut persamaan Van Deemter : HETP = A+B/µ+C. µ Persamaan ini memberikan jawaban bagaimana untuk meningkatkan peranan kolom Kromatografi. µ adalah kecepatan linier gas (atau kelajuan aliran) melalui kolom , µ diukur dengan :
µ = panjang kolom (dalam cm) waktu penahanan udara (dalam detik) Aturan untuk meningkatkan efisiensi kolom: Padatan pendukung harus terbuat dari partikel – partikel yang kecil, ukurannya sama: biasanya dari tanah diatomea yang mempunyai ukuran 100-120 mesh. Kecepatan alir gas pengangkut adalah optimum pada HETP minimum. Gas pengangkut dengan berat molekul besar, biasanya N2, untuk analisa yang cepat dapat digunakan He atau H2 Fase diam yang digunakan harus mempunyai kekentalan rendah. Banyaknya / jumlah fase diam yang dipakai biasanya 1 – 10 % dari berat padatan pendukung. Perbandingan antara gas pengangkut yang masuk dan yang keluar harus rendah : tekanan yang masuk 1,5 – 2,5 atm. Pemisahan akan lebih baik pada suhu kolom yang rendah tetapi dengan demikian waktu analisa menjadi lama. Diameter kolom yang kecil memberikan pemisahan lebih baik (1/8’’ atau 1/16’’) http://rafaeljosephhimawan.blogspot.com/2010/04/kromatografi-gas.html