PRODUK PASTA GIGI GITS (GIGI INDONESIA TIMUR SEHAT)
DENNAYA LISTYA DIAS TITTO NAUFAL AIRLANGGA SMAN 2 SURABAYA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
DATA PRIBADI:
1. Nama Lengkap
:
Titto Naudal Airlangga
2. Tempat, Tanggal Lahir
:
Surabaya, 19 Desember 1996
3. Domisili
:
Surabaya
4. Jenis Kelamin
:
Laki-laki
5. Agama
:
Islam
6. Status
:
Belum menikah
7. Tinggi / Berat Badan
:
170 / 55kg
8. Telepon
:
087882998084
9. e-mail
:
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN A. FORMAL 1.
(2003) Lulus TK Dharma Wanita – Sidoarjo
2.
(2009) SD Muhammadiyah 1 - Sidoarjo
3.
(2012) SMPN 1 - Sidoarjo
II.
DATA PRIBADI:
1. Nama Lengkap
:
Dennaya Listya Dias
2. Tempat, Tanggal Lahir
:
Surabaya, 1 Juni 1997
3. Domisili
:
Surabaya
4. Jenis Kelamin
:
Perempuan
5. Agama
:
Islam
6. Status
:
Belum menikah
7. Tinggi / Berat Badan
:
160 / 45kg
8. Telepon
:
087853338058
9. e-mail
:
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN A. FORMAL 1.
(2003) Lulus TK Al-Azhar Kelapa Gading – Surabaya
2.
(2009) SDN Kertajaya - Surabaya
3.
(2012) SMPN 19 - Surabaya
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN BAB II LATAR BELAKANG BAB III ISI A. PERMASALAHAN B. SOLUSI C. KETERANGAN PRODUK (i) KOMPONEN-KOMPONEN PENTING (ii) KADAR DAN PEMBAGIAN USIA (iii) METODE PEMBUATAN PRODUK D. BAHAN DAN PENJELASANNYA BAB IV PENUTUP
I. PENDAHULUAN Kesehatan gigi dan mulut terutama di Indonesia masih kurang disadari oleh masyarakat. Padahal, mulut merupakan jalan masuknya organisme dan banyak zat ke dalam tubuh kita. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi manusia, maka dari itu kami setuju bahwa tidak boleh ada kesehatan yang disepelekan, termasuk kesehatan gigi sekalipun. Maka dari itu kami menginginkan peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi sangat perlu untuk ditingkatkan dan didukung dengan fasilitas dan pelayanan yang memadai. Sebenarnya, upaya dari pemerintah dan instansi yang terkait dalam pelayanan gigi masyarakat, baik pemerintahan maupun swasta sudah bekerja sama dengan baik, dan usaha untuk meningkatkan kesehatan gigi masyarakat patut untuk diapresiasi. Akan tetapi, kondisi kesehatan gigi di Indonesia masih belum merata. Kegiatan masih berpusat di kota-kota besar terutama yang berada di pulau Jawa. Selama ini penyakit gigi sering dianggap sepele, terutama bagi orang yang belum mengalaminya. Namun, akibat yang ditimbulkan sakit gigi. jika dibiarkan, dapat merambah ke organ tubuh lainnya, dapat mengganggu kegiatan sehari-hari, dan bahkan berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah, seperti penyakit jantung misalnya, sehingga berujung kepada kematian. Untuk di Indonesia sendiri, penyakit gigi menunjukkan kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Hal ini dapat memperlihatkan bahwa kesadaran akan pencegahan penyakit gigi masih sangatlah kurang, terutama masyarakat bagian Indonesia Timur yang masih banyak ditemukan warganya yang belum mengenal pasta gigi maupun sikat gigi. Tak pelak kondisi kesehatan mulut dan gigi mereka mengkhawatirkan. Pada era modern seperti ini, karies gigi masih menjadi salah satu problematika penyakit gigi terutama di masyarakat Indonesia. Di Indonesia penyakit gigi dan mulut yang bersumber dari karies gigi menjadi salah satu faktor utama yaitu sebesar 45,68% dan termasuk dalam 10 besar penyakit yang diderita oleh masyarakat (Sugito,2000). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Tahun 2007, 72% rakyat Indonesia mempunyai pengalaman karies gigi dan 46,5% diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dengan adanya riset diatas, pada tanggal 12 September hingga 19 November 2014 Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyelenggarakan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN). Kegiatan ini diadakan dalam rangka membantu edukasi serta pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang difokuskan di bagian Indonesia Timur. Pada pembahasan karya tulis kali ini, kami akan memberikan solusi untuk mencegah timbulnya penyakit gigi dengan produk bahan alami yang mudah di
dapatkan di sekitar Indonesia Timur. Maka misi kami adalah menyediakan pasta gigi dengan harga terjangkau, dan dibuat dari bahan yang alami dari wilayah Indonesia Timur agar masyarakat Indonesia Timur terdorong untuk menggunakan pasta gigi. Gerakan ini tentu membutuhkan kampanye yang intens dan kerjasama yang solid, agar industri yang memproduksi pasta gigi dalam harga murah tetap hidup dan masyarakat juga bisa terus memakai. Kuncinya adalah harus ada sinergi antara produser dengan PDGI dalam mendorong perusahaan-perusahaan yang punya perhatian ke Indonesia Timur untuk ikut dalam kampanye gigi sehat di Indonesia Timur. II. LATAR BELAKANG Pada tahun 2008 Departemen Kesehatan menyatakan bahwa penyakit gigi merupakan 10 besar penyakit yang banyak di keluhkan oleh masyarakat Indonesia. Dari data yang kami peroleh, sebanyak 25,9% masyarakat Indonesia mengalami permasalahan pada gigi dan mulut (Riset Dasar Kesehatan). Minimnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi merupakan faktor utama masalah tersebut, sikap acuh tak acuh inilah yang menyebabkan mengapa sakit gigi sangat dikeluhkan. Maka dari itu kesadaran ini harus ditingkatkan, sehingga masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan gigi. Upaya sosialisasi terus digalakkan oleh pemerintah diikuti dengan edukasi-edukasi yang dilakukan dibanyak sekolah-sekolah, terutama sekolah dasar. Rangkaian tur yang dilaksanakan dari kerjasama lembaga kesehatan pemerintah dan swasta berhasil mendukung berbagai sosialisasi. Dari puskesmas ke puskesmas, bazaar, hingga di sela-sela acara car free day. Dari booth-booth inilah masyarakat diajarkan pentingnya menjaga kesehatan gigi, dan juga bagaimana cara merawat gigi dengan benar. Tidak kalah seru, tur-tur yang dilakukan di banyak sekolah dasar juga berhasil mengundang animo banyak siswa sekolah dasar, pembawaan acara yang menarik, meriah, dan menyenangkan berhasil mengajak adik-adik untuk merawat gigi dengan benar dengan cara yang mereka sukai, ditambah lagi dengan adanya game-game seru, maskot yang lucu, selogan-selogan yang mudah diingat, hingga memunculkan icon dari artis cilik yang digemari banyak adik-adik menjadikan kegiatan ini sangat populer. Pengedukasian sejak dini sangat diperlukan, kebiasaan menjaga gigi sejak kecil diharapkan akan terbawa hingga usianya telah dewasa, di televisi pun sering muncul ajakan untuk menyikat gigi dengan teratur dan dibawakan dengan cara
yang kreatif dan menyenangkan, tidak ketinggalan juga anjuran yang ditujukan kepada orang tua untuk mengajak anak-anaknya menjaga kesehatan gigi. Secara garis besar, walaupun kesadaran masyarakat masih rendah, akan tetapi upaya kerjasama berbagai lembaga untuk meningkatkan kesadaran masyarakan akan kesehatan gigi sudah berjalan dengan sangat baik, sangat patut untuk diacungi jempol dan diberi apresiasi. Akan tetapi, kondisi yang sedang berkembang dengan baik ini belum sepenuhnya dapat dilaksanankan di seluruh wilayah indonesia. Wajar, dengan luas hingga 1,919,440Km persegi, dan 17.508 pulau di sekelilingnya menjadikan program sosialisasi ini terkesan tidak mungkin untuk dilaksanakan di seluruh nusantara. Tetapi wilayah indonesia yang dibagi menjadi banyak wilayah-wilayah otonomi sebenarnya memudahkan program ini. Total terdapat 34 provinsi diikuti dengan 93 kota dan 415 kabupaten yang terpencar di seluruh wilayah Indonesia. Kondisi ini menyebabkan berbagai rangkaian tur yang telah dilakukan tidak dapat menggapai keseluruhan wilayah Indonesia. Dan juga sumber daya yang ada baik dari pendanaan, sumber daya manusia, hingga sarana-prasarana tidak dapat memenuhi kebutuhan yang sangat banyak ini. Ditambah lagi, media-media yang ada tidak sanggup untuk mencakup seluruh wilayah, dikarenakan kurangnya akses-akses listrik, siaran televisi dan internet di wilayah-wilayah tertentu. Berbagai fakta diatas menyebabkan wilayah seperti Indonesia bagian timur menjadi fokus dari topik pembicaraan karya tulis kami. Mengapa Indonesia Timur? Hal ini disebabkan oleh kurangnya sarana-prasarana yang ada di Indonesia Timur, dan lokasinya yang jauh dari pulau Jawa menyebabkan wilayah Indonesia Timur sulit untuk dijamah. Juga masih minimnya pelayanan dan kurangnya fasilitas serta dokter gigi di daerah tersebut. Ditambah lagi kami menemukan berbagai fakta yang menggugah kami untuk menjadikan Indonesia Timur sebagai fokus utama. Dilansir oleh National Geographic Indonesia, Ketua Umum PDGI Fachirah Hanum menyatakan wilayah Indonesia Timur mengalami kondisi yang memprihatinkan akan pendidikan dan pelananan kesehatan mulut. Dari beberapa sampel wilayah, seperi Provinsi Maluku Utara, didapatkan hanya 19,3% masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan gigi dan mulut, di sisi lain Provinsi Sulawesi Tengah bahkan lebih buruk, yaitu hanya 18% dari jumlah penduduk provinsi tersebut. Oleh karena itu Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) pada tahun 2014 memusatkan kegiatannya di Indonesia Timur. Dengan harapan, BKGN dapat terlaksana merata di tiap daerah, dan tidak berpusat hanya di kota-kota besar, akan tetapi juga dapat terlaksana dengan baik di pelosok-pelosok Indonesia. Kami dapat membantu kegiatan BKGN dengan cara memberikan sarana berupa produk
pasta gigi yang menggunakan bahan alami. Menurut kami pasta gigi dapat meningkatkan keefektifan program tersebut, karena untuk menjaga kesehatan gigi diperlukan peralatan merawat gigi yang dapat digunakan tiap hari, yaitu sikat gigi dan pasta gigi. Pada kegiatan BKGN kami akan membagikan produk pasta gigi kami kepada penduduk-penduduk di wilayah yang akan dituju, sebelum akan kami pasarkan di wilayah tersebut. Semua ini sesuai dengan visi kami yaitu untuk memeratakan kesehatan gigi di Indonesia, dengan fokus untuk meningkatkan kesehatan gigi masyarakat Indonesia Timur beserta pelosoknya. Dan dengan misi untuk menyediakan pasta gigi dengan harga terjangkau, dan dibuat dari bahan yang alami dari wilayah Indonesia Timur agar masyarakat Indonesia Timur terdorong untuk menggunakan pasta gigi. III. ISI A. Permasalahan Dari data yang kami peroleh, warga Indonesia Timur masih belum mengenal pasta gigi & sikat gigi seperti yang telah kami tuliskan diatas. Dan setelah kami telusuri lebih lanjut, sebagian masyarakat yang telah mendapatkan sosialisasi dari PDGI. Kebanyakan dari mereka hanya mengenal sikat gigi, sedangkan pasta gigi masih belum populer. Dikarenakan kurang populernya pasta gigi menyebabkan banyak dari masyarakat Indonesia Timur tidak menggunakan pasta gigi, sehingga masyarakat hanya menggunakan sikat gigi untuk menyikat gigi yang sebenarnya hal ini justru dapat meluruhkan enamel pada gigi dan ini menyebabkan gigi sangat rentan terhadap gigi berlubang/karies gigi. Fenomena ini tentunya harus dibenarkan dan masyarakat harus dibiasakan menggunakan pasta gigi. Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang paling sering ditemui. Penyakit ini ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi). Mula-mula, lokasi terjadinya karies seperti daerah berkapur namun lama-lama berkembang menjadi lubang coklat. Lubang pada gigi karies disebabkan oleh beberapa bakteri penghasil asam karena adanya reaksi seperti fermentasi, karbohidrat termasuk sukrosa, fuktrosa, dan glukosa. Akibat dari karies ini menjadikan bakteri dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh kita. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya karies gigi, diantaranya: bakteri-bakteri penyebab karies, kebiasaan menggosok gigi serta kurangnya asupan penting yang dibutuhkan oleh gigi.
B. Solusi
Fenomena ini tentunya harus dibenarkan dan masyarakat harus dibiasakan menggunakan pasta gigi. Kurang populernya pasta gigi disebabkan oleh beberapa faktor, susah didapatkan dan terlebih lagi, kalaupun tersedia kebanyakan dari pasta gigi tersebut harganya terlampau mahal. Dan dari referensi yang kami dapatkan mereka tidak terbiasa dengan rasa yang terdapat di pasta gigi, sehingga keinginan masyarakat Indonesia Timur untuk menggunakan pasta gigi masih sangat rendah. Maka dari itu, untuk mengatasi masalah tersebut kami memiliki solusi-solusi untuk tiap masalah. Untuk mengatasi masalah pertama, kami akan menciptakan pasta gigi dengan bahan herbal alami yang tumbuh di wilayah Indonesia Timur, dan membuat industri produk di wilayah tersebut. Hal ini kami lakukan agar sistem distribusi produk dapat lebih cepat serta tidak memakan banyak biaya. Hal ini tentu akan memudahkan kami untuk mencapai penduduk hingga ke pelosok sekalipun. Karena kami akan lebih dekat dengan masyarakat, dan pasar produk akan lebih mudah untuk kami kuasai. Jika pasar produk kami kuasai, kami berharap masyarakat akan lebih termudahkan untuk mencari pasta gigi, karena produk pasta gigi pada umumnya tidak sampai hingga ke pelosok, karena tidak memiliki jaringan distribusi yang lebih luas. Mengingat minimnya pengetahuan kami akan medan yang belum kami kuasai dan minimnya tenaga kerja dari kami, cara kami untuk mencapai keseluruhan penduduk yaitu bekerja sama dengan distributor consumer goods setempat yang sudah memahami medan, yang memiliki jaringan pasar yang sangat luas, sistem distribusi yang telah terintegrasi, serta memiliki fasilitas seperti gudang, tenaga sales, dll. Setelah kami berhasil memiliki kerja sama tersebut, pada saat sosialisasi BKGN, kami dan distributor akan datang ke desadesa dan menawarkan sistem agen. Hal ini bertujuan agar produk kami dapat lebih mudah untuk dipasarkan dan di konsumsi oleh penduduk bahkan yang di pelosok sekalipun. Target utama agen kami adalah pemilik toko kelontong sekitar, puskesmas-puskesmas setempat dan juga kepala-kepala desa, seta pemuka agama. Dan begitu kami mendapatkan agen-agen ini, distributor lokal akan melakukan pengarahan apa keunggulan produk kami dan cara menjual produk serta sistem distribusi kami. Kami akan menawarkan banyak sekali kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak bagi para agen. Selain untuk meningkatkan minat, kami juga bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Masalah kedua yang kami hadapi adalah begitu mahalnya kebutuhan pokok di Indonesia Timur. Dari data badan pusat statistik, terdapat 4 kota besar yang terdapat di Indonesia Timur sebagai kota yang memiliki biaya hidup paling tinggi. Diantaranya adalah Jayapura(2), Ternate(3), Manokwari(6), dan Makasar(10). Dengan tingkat kenaikan harga pokok mencapai tingkat 20%, kami juga sudah mensurvey harga pasta gigi pada umumnya. Dengan ukuran yang sama, harganya berkisar antara Rp8.000— Rp22.000. Hal ini mengakibatkan
harga pasta gigi di Indonesia Timur berkisar antara Rp9.600— Rp.26.400. Dengan kebutuhan hidup yang sangat tinggi, kami berusaha membantu penduduk dengan menciptakan pasta gigi dengan harga yang lebih terjangkau. Dari kalkulasi yang kami lakukan, meggunakan tanaman lokal sebagai bahan produk kami, akan berhasil menekan biaya produksi secara signifikan. Untuk mendapatkan bahan yang dibutuhkan, kami akan membeli bahan-bahan pasta gigi kami dari perkebunan lokal setempat. Pembelian bahan-bahan dari perkebunan lokal sekitar juga bertujuan untuk menyesuaikan rasa pasta gigi dengan kebiasaan dan budaya Indonesia Timur. Untuk penjelesan lebih rincinya, kami jelaskan dalam sub bab berikutnya. C. Keterangan Produk (i) Komponen-komponen Penting Pasta gigi memiliki bahan dasar/komponen penting yang harus dipenuhi. Beberapa komponen itu yang pertama adalah agen penggosok. Agen penggosok merupakan salah satu bahan terpenting pasta gigi yang berfungsi untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi. Lalu ada agen deterjen, fungsinya untuk membantu aksi agen penggosok dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi juga berfungsi untuk mengemulsikan mukus (lendir). Kedua komponen tersebut kami gunakan baking soda karena sifatnya yang lebih alami. Agen pelembab digunakan untuk menghindari terjadinya pengeringan pasta. Bahan yang cocok digunakan adalah minyak nabati yang nantinya menghasilkan gliserin. Agen pengikat juga merupakan komponen penting karena agen ini bertugas sebagai pencapur bahan-bahan agar tidak terpisah, kami pun sepakat menggunakan solgium alginat yang didapatkan dari ekstrak rumput laut coklat. Pemanis yang digunakan pada pasta kami adalah xylitol sebagai pengganti aspartam karena bahan ini lebih alami dan aman digunakan pada gigi manusia. Aspartam sediri mempunyai tingkat kemanisan 200 kali gula biasa. Xylitol sendiri mampu meningkatkan kepadatan tulang gigi. Gula ini juga cocok untuk orang penderita diabetes. Tak kalah pentingnya juga tugas pengawet pada pasta gigi, bahan pengawet yang kami pakai adalah pengawet alami yaitu kayu manis. Kayu manis kami gunakan karena bahan dasar untuk pengawet harus bersifat non-toksik dan menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta. Pasta gigi terasa tidak lengkap tanpa adanya kehadiran perasa pada pasta gigi kami. Mengingat mereka sudah memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu untuk merawat kesehatan gigi, dengan mempertimbangkan kondisi tersebut kami tetap menggunakan bahan yang biasa mereka gunakan seperti cengkeh dan kayu manis agar produk kami tidak terasa asing bagi mereka.
(ii) Kadar dan Pembagian Usia Pada pasta gigi ini, kami memberikan dua jenis pasta gigi yaitu pasta gigi untuk anak-anak dan orang dewasa. Hal ini kami lakukan karena dilatar belakangi oleh produk pasta gigi yang umumnya dijual di Indonesia. Kandungan fluor yang dijual dipasaran memiliki kadar yang sama antara anak-anak dan orang dewasa. Hal ini salah besar, kadar fluor yang berlebihan terutama pada anak kecil dapat menyebabkan anak kecil mudah terkena fluorosis. Fluorosis adalah terkumpulnya fluor dalam gigi terutama pada gigi tetap dan dalam tulang. Tanda-tanda fluorosis adalah pada permukaan gigi tampak bercak tidak beraturan berwarna putih kapur, yang akhirnya akan berubah menjadi kuning atau coklat sehingga ini menyebabkan email gigi terlihat seperti bintik-bintik. Selanjutya kami akan menjelaskan bahwa pasta gigi kami memiliki berat sebesar 350 gram. Komponen-komponen tersebut yaitu Sodium alginat Gliserin Baking soda Minyak cengkeh Kayu manis Xylitol Ketela Air
87,5gram 20gram 67,5gram 2cc 2cc secukupnya 175gram secukupnya
Bahan-bahan diatas kami gunakan dengan takaran sekitar 1/4-1/2 ons. Dengan menggunakan, fluor yang terdapat pada ketela sebesar 0,5%, minyak cengkeh dan kayu manis masing-masing sebesar 1,1%, baking soda 19%, sodium alginat 25%, gliserin 5,7% dan sisanya yaitu xylitol dan air secukupnya. (iii) Metode Pembuatan Produk Pembuatan pasta gigi kami menggunakan cara seperti pasta gigi biasa/konvensional tetapi yang membedakan adalah bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan produk pasta gigi ini. Pertama-tama, kami mencampurkan bahan sodium alginat dan gliserin yang diaduk hingga merata. Lalu kami melukakuan pencampuran air dengan kayu manis lalu aduk bahan-bahan tersebut dengan merata. Setelah semua bahan (sodium alginat dan gliserin)+(air+kayu manis) lalu kami mulai menambahkan ketela pohon sebagai fluornya, lalu kembali kami mengaduknya denga merata. Setelah itu kami tambahkan xylitol di dalamnya, dan juga menambahkan baking soda. Terakhir barulah kami memberikan perasa cengkeh setelah itu bahan-bahan tersebut diaduk kembali. Ini adalah proses terakhir dari pembuatan pasta gigi yaitu kami mengemas pasta gigi kami. Kami menggunakan kemasan yang pantas dan tertutup rapat agar pasta gigi kami tetap terjaga tingkat higenisnya.
D. Bahan dan Penjelasannya Ketela Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong sangat populer di Indonesia terutama daerah penghasil ketela seperti di Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Utara. Ketela pohon banyak ditanam di lahan kering dengan jenis tanah yang gembur dan dapat hidup di daerah-daerah dengan musim kering lunak hingga sangat kering yang sesuai dengan kondisi di daerah Indonesia Timur. Kita mengenal ketela atau singkong merupakan makanan sederhana, tetapi tanpa kita sadari ternyata ketela memiliki banyak kandungan yang berkhasiat untuk kita. Diantaranya: air, fosfor, kalsium, vitamin C, besi, vitamin B1, dan fluor. Vitamin C pada ketela pohon dapat menjaga kesehatan gigi dan gusi agar tetap kuat. Menurut penelitian Literature dari Dental Hygiene Handbook karangan William dan Wilkins, fluor sendiri memiliki kegunaan yang penting untuk gigi kita diataranya untuk mencegah enzim yang dapat memproduksi asam dan mengembangbiakkan bakteri pada mulut sehingga merusak email serta dapat memperkuat enamel gigi khususnya dalam usia pertumbuhan. Xylitol (C5H12O5) Xylitol merupakan bahan pengganti gula/pemanis yang alami. Xylitol ini dapat ditemukan diberbagai tanaman dan buah yang mengandung hemicellulose sepeerti raspberi, strawberi, selada, kembang kol, jamur, dan batang pohon birch tetapi jumlahnya hanya sedikit. Xylitol merupakan gula alkohol golongan pentito karena memiliki 5 atom karbon dan 5 gugus hidroksil. Penelitian Agustina et al. menunjukan bahwa pasta gigi yang mengandung xylitol dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans yang dapat merusak gigi dari ibu ke bayi. Menurut penelitian Su-Ji et al. juga menunjukkan bahwa xylitol mampu menekan pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis. Sebuah riset di Amerika menyatakan bahwa xylitol mampu menekan jumlah bakteri penyebab kerusakan gigi, menghambat pertumbuhan plak, menekan keasaman plak, dan mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi. Xylitol memacu produksi air liur yang mengandung banyak mineral penting bagi email gigi dan dapat memperbaiki lapisan gigi bagian luar. Di Indonesia sendiri, xylitol masih diimpor dari Cina. Ada juga yang sebagian besar mendapatkan kandungan xylitol dari jagung. Cengkeh Cengkeh sebagai bahan perawatan gigi. Cengkeh kaya akan mineral seperti kalsium, asam klorida, zat besi, fosfor, natrium, kalium, vitamin A, dan vitamin C. Tanaman cengkeh merupakan tanaman asli Indonesia dan tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara. Tumbuhan dari Kepulauan Maluku ini cocok dan dapat tumbuh di daerah tropis seperti di Indonesia. Minyak cengkeh yang berbahan dasar dari cengkeh sangat berguna untuk menghilamgkan bau mulut dan mengobati sakit gigi yang berlubang.
Kayu manis Disini, kayu manis digunakan untuk mengganti natrium benzoat yang berguna sebagai bahan pengawet alami yang cocok untuk produk pasta gigi kami. Menurut Daniel B. Mowrey, Ph.D., direktur American Phytotherapy Research Laboratory di Salt Lake City. Kayu manis merupakan antiseptik yang baik. Kayu manis dapat membunuh bakteri penyebab kerusakan gigi dan mencegah penyakit gusi. Meski kayu manis berbentuk kecil, tetapi untuk masalah tubuh ia memiliki banyak khasiat terutama untuk gigi. Kayu manis mengandung serat, kalsium, zat besi, dan mangan. Zat-zat ini dapat melengkapi mineral yang dibutuhkan oleh gigi kita. Kayu manis merupakan tanaman asli Indonesia. Kayu manis tumbuh baik di daerah tropis basah dan iklim ini hamppir sebagian besar tersebar di wilayan Indonesia. Kayu manis yang digunakan adalah jenis Cinnamomum burmannii/ Cinnamomum cullilawan karena jenis ini banyak ditemukan di Maluku. Minyak tumbuhan Minyak tumbuhan sebagai bahan dasar gliserin yang didapat dengan cara reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air yang menghasilkan asam lemak. Gliserin ini nantinya akan digunakan sebagai bahan pelembab agar menghindari terjadinya pengeringan dan pengerasan pasta. Baking soda Baking soda digunakan untuk membantu aksi polishing dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi. Baking soda yang di aplikasikan untuk membersihkan gigi terbukti dapat menghilangkan noda-noda kuning yang menempel. Sodium Alginat Alginat adalah salah satu kelompok polisakarida yang diekstrak dari rumput laut coklat. Sodium alginat sendiri memiliki rumus molekul C76H76O22(NH2). Sodium alginat sendiri berfungsi sebagai bahan pengikat yang berguna untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan pada pasta gigi. Rumput laut coklat mempunyai spesies yang banyak dibanding rumput laut lainnya. Di perairan Indonesia sendiri terdapat 28 spesies rumput laut coklat. Jenis alga yang kami pakai sebagai bahan dasar adalah Sargassum duplicatum, Tubinaria decurrens, dan Turbinaria ornata. Ketiga spesies ini kami pakai karena spesies ini dapat kami peroleh dengan mudah di perairan Ternate, Desa Tagalaya, kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
IV. PENUTUP Melihat permasalahan kesehatan gigi di Indonesia Timur, beserta rendahnya keinginan masyarakat untuk menyikat gigi menggunakan pasta gigi, kami berharap produk pasta gigi kami dapat bermanfaat bagi khalayak luas di sana. Semua penyesuaian telah kami lakukan dari segi bahan baku, harga jual, hingga untuk menghargai budaya dan kebiasaan masyarakat. Hal ini kami maksudkan agar masyarakat Indonesia Timur benar-benar sesuai, dan dapat terbantu dengan produk yang telah kami buat. Kami disini sebagai produsen akan sangat bangga jika dapat melakukan kerja sama dengan PDGI, sehingga mampu memikirkan lebih banyak hal yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia Timur. Pengenalan pasta gigi secara gratis kepada penduduk pada saat BKGN diharapkan dapat menyokong kegiatan yang akan berlangsung. Dengan pengenalan pasta gigi secara gratis, masyarakat di Indonesia Timur diharapkan mampu merasakan manfaat dari kondisi giginya yang lebih sehat setelah bersikat gigi. Jika manfaat sudah mulai dirasakan, maka secara otomatis masyarakat akan menemukan kebiasaan baru yang lebih sehat, dan akhirnya melakukan perawatan gigi yang benar secara teratur. Dengan produk yang kami pasarkan di daerah Indonesia Timur beserta pelosoknya, masyarakat juga diharapkan tidak kesusahan dalam mencari produk kami, dan dapat mendapatkan harga yang terjangkau pula. Kampanye ini merupakan awal yang sangat baik untuk memulai menggarap gerakan gigi sehat di daerah yang masih minim soasialisasi. Kegiatan yang baik seperti ini bisa dilakukan dengan menggandeng BUMN atau swasta yang selama ini punya perhatian di Indonesia Timur, misalnya PT Pelindo III, Freeport, Pertamina, Arta Graha, Medco, dll. Dengan adanya sumber dana yang besar seperti perusahaan-perusahaan tersebut, dapat digalakkan kegiatan yang lebih besar lagi, sehingga kegiatan kampanye dapat dilaksanakan lebih intens dan efektif. Kesehatan gigi di Indonesia Timur tentu akan membaik dengan adanya banyak kegiatan sosialisasi seperti ini. Akhir kata, sekali lagi kesehatan gigi tidak dapat disepelekan, dan juga Indonesia Timur juga merupakan bagian penting dari Indonesia. Semuanya merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan. Semoga dengan semakin membaiknya kondisi kesehatan gigi di Indonesia Timur akan menjadi tonggak penting dalam masa depan kesehatan di Indonesia. Semoga karya tulis kami bermanfaat. Gigi sehat, Indonesia sehat.